• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Success Story

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Success Story"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS

DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah

Kementerian Dalam Negeri

2013

PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS

DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah

Kementerian Dalam Negeri

2013

PROGRAM PENANGANAN LAHAN KRITIS

DAN SUMBER DAYA AIR BERBASIS MASYARAKAT

Direktorat Jenderal

Bina Pembangunan Daerah

Kementerian Dalam Negeri

(2)

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan ridhoNya buku pedoman penyusunan Success Story Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM bertujuan untuk memudahkan pengelola program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam hal :

1. Melakukan inventarisasi data dasar di lapangan dan kemudian mengkompilasikan dalam suatu dokumen success story yang menarik

2. Meningkatkan kapasitas atau kemampuan pemerintah daerah dalam menyusun suatu cerita keberhasilan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam tersusunnya pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM, mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2013

DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan ridhoNya buku pedoman penyusunan Success Story Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM bertujuan untuk memudahkan pengelola program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam hal :

1. Melakukan inventarisasi data dasar di lapangan dan kemudian mengkompilasikan dalam suatu dokumen success story yang menarik

2. Meningkatkan kapasitas atau kemampuan pemerintah daerah dalam menyusun suatu cerita keberhasilan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam tersusunnya pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM, mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2013

DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas perkenan dan ridhoNya buku pedoman penyusunan Success Story Program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) dapat diselesaikan dengan baik.

Buku pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM bertujuan untuk memudahkan pengelola program di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam hal :

1. Melakukan inventarisasi data dasar di lapangan dan kemudian mengkompilasikan dalam suatu dokumen success story yang menarik

2. Meningkatkan kapasitas atau kemampuan pemerintah daerah dalam menyusun suatu cerita keberhasilan.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam tersusunnya pedoman penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM, mudah-mudahan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Maret 2013

DIREKTUR JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN... 4

1.1. Latar Belakang ... 4

1.2. Maksud dan Tujuan... 5

1.3. Keluaran... 6

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN... 7

BAB III URAIAN SUCCESS STORY... 9

3.1. Ruang Lingkup ... 9

3.2. Best Practice ... 11

BAB IV SUMBER DATA PENYUSUNAN SUCCESS STORY ... 12

BAB V METODOLOGI PENYUSUNAN SUCCESS STORY ... 15

BAB VI OUTLINE SUCCESS STORY... 16

BAB VII PENJELASAN DAN FORMAT SUCCESS STORY ... 17

7.1. Penjelasan Outline... 17

7.2. Format ... 19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lahan kritis adalah lahan yang tidak berfungsi secara optimal untuk mendukung fungsi-fungsi lahan terutama dari sisi produktivitas. Oleh karena itu sebagian Ahli yang lain menyebut lahan kritis sebagai lahan yang tidak produktif. Lahan kritis juga disebut sebagai lahan marginal yaitu lahan yang memiliki beberapa faktor pembatas, sehingga hanya sedikit tanaman yang mampu tumbuh. Beberapa faktor pembatas yang menyebabkan tanaman sulit tumbuh pada lahan kritis adalah unsur hara, air, suhu, dan kelembaban lahan.

Upaya penanganan lahan kritis yang telah dilakukan selama ini telah membawa hasil, akan tetapi tampaknya hasil yang diperoleh tidak sebanding dengan kecepatan berkembangnya kerusakan lahan kritis yang terjadi. Untuk itu usaha yang perlu terus dilakukan yaitu mengembangkan kegiatan masyarakat (community based development). Selain itu usaha penanganan lahan kritis dan sumber daya air juga perlu dikaitkan dengan usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga partisipasi masyarakat dalam penanganan lahan kritis tersebut, selain untuk perbaikan kondisi lingkungan lahan juga akan membawa dampak positif pada peningkatan ekonomi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun masyarakat yang ada di lokasi kegiatan.

Untuk melaksanakan kegiatan penanganan lahan kritis dan sumber daya air yang berbasis masyarakat, sangat diperlukan adanya keserasian dukungan oleh pihak pemerintah, pemerintah daerah, dan kalangan organisasi non-pemerintah, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Universitas setempat. Inisiatif perencanaan kegiatan perlu diprakarsai oleh pemerintah daerah bersama masyarakat setempat. Sehingga rencana kegiatan yang disusun akan berdasarkan persoalan riil yang dihadapi masyarakat bersama dengan pemerintah daerah setempat. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelayanan pemerintah daerah terhadap masyarakat dalam menangani

(5)

tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih efektif. Dengan adanya kerjasama yang sinergis tersebut diharapkan program penanganan lahan kritis dan sumber daya air dapat dilaksanakan dengan lebih berdaya guna dan dapat berkelanjutan.

Gambaran tentang kisah-kisah keberhasilan yang dicapai dalam program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM) di daerah yang ditemukan perlu dituangkan kedalam sebuah tulisan Success Story Program PLKSDA-BM yang disusun dimasing-masing Provinsi/ Kabupaten yang mengikuti program tersebut. Dalam pelaksanaan program PLKSDA-BM, kisah-kisah keberhasilan pencapaian program belum di dokumentasikan dalam suatu format ringkas dan lengkap dalam suatu format

Success Story.

Selain itu, publikasi terkait keberhasilan program Penanganan Lahan Kritis dan Sumber Daya Air Berbasis Masyarakat yang telah dimulai dari Program Konservasi Lahan dan Pengentasan Kemiskinan di Semarang Atas di tingkat pusat maupun daerah juga masih minim. Untuk itu perlu kiranya disusun Panduan Penyusunan Success Story sehingga akan menjadi panduan bagi daerah baik provinsi maupun kabupaten/ kota untuk menyusun Success Story yang menarik sebagai bahan disseminasi dan experience sharing atas kerja-kerja penanganan lahan kritis yang berbasis masyarakat.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari dibuatnya Panduan Penyusunan Success Story PLKSDA-BM ini adalah untuk membantu pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/ kota dalam menyediakan informasi berkaitan dengan penyusunan keberhasilan kemajuan yang dicapai dalam program PLKSDA-BM.

Adapun tujuan dari Panduan Penyusunan Success Story ini adalah :

1. Memudahkan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dalam menyusun cerita keberhasilan atau Success Story.

2. Mengetahui cara inventarisasi data dasar yang baik di lapangan dan mengompilasikannya menjadi suatu dokumen Success Story yang menarik,

(6)

sehingga dari cerita tersebut tergambar manfaat dan dampak dari pelaksanaan program PLKSDA-BM di daerah.

3. Meningkatkan kapasitas atau kemampuan staff dalam menyusun suatu cerita keberhasilan.

1.3. Keluaran

Keluaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah tersedianya Panduan Penyusunan Success yang bisa memandu pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota dalam membuat cerita keberhasilan atau success story program PLKSDA-BM didaerah.

(7)

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

Success Story atau cerita keberhasilan merupakan salah satu alat atau media

yang cukup efektif untuk meyakinkan dan mempengaruhi pihak ketiga untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan maupun layanan yang kita lakukan.

Success Story disusun untuk menunjukan keberhasilan dan efek besar yang

ditimbulkan oleh kegiatan atau program yang sedang dan telah dilaksanakan.

Success Story memiliki dampak yang cukup besar dan bisa jadi menentukan

keberhasilan memobilisasi sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai visi dan menjalankan suatu kegiatan atau program.

Beberapa pengertian terkait dengan Success Story, antara lain :

1. Success Story merupakan bagian dari indikator keberhasilan suatu program. Indikator keberhasilan adalah suatu atribut kuantitatif dan atau kaulitatif dan atau diskriptik pada standar penilaian kerja yang diukur atau dipantau secara periodik menunjukan perubahan. Indikator keberhasilan mencakup indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (result/ outcomes) dan manfaat (benefits) serta dampak (impact). Dalam cerita keberhasilan/Success Story tidak harus memenuhi semua indikator tersebut.

2. Success Story merupakan pengembangan dari dampak positif (positive outcome) dari satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan dan dituangkan dalam suatu cerita / story, sehingga nampak jelas bahwa kegiatan yang dilaksanakan telah memberikan manfaat sesuai yang diharapkan.

3. Success Story merupakan suatu produk yang menjabarkan keberhasilan suatu kegiatan, Success Story dapat dimanfaatkan sebagai pendorong motivasi bagi daerah lain yang belum berkembang dengan baik.

4. Success Story juga dapat digunakan sebagai panduan pembelajaran dimana kondisi atau sistem yang sudah terbentuk dengan baik, dicirikan dengan manfaat positif yang nyata dapat dipelajari dan diimplementasikan oleh lembaga lainnya yang setara.

(8)

5. Alur Cerita dalam penulisan Success Story :

a. Kondisi sebelum adanya Program PLKSDA-BM

Menggambarkan kondisi sebelum adanya Program PLKSDA-BM yang dapat dilihat dari bagaimana kondisi saat itu seperrti mengenai tutupan vegetasi, ketersediaan air, keadaan kelompok tani, tingkat pendapatan dan lainnya di sekitar lokasi program.

b. Tantangan yang dihadapi masyarakat

Melalui tantangan ini kita akan menunjukan tentang kegiatan program PLKSDA-BM yang mampu dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Pihak lain akan mengetahui berbagai permasalahan terkait dengan penanganan lahan kritis yang bisa dipecahkan dalam cakupan kegiatan Program PLKSDA-BM.

c. Intervensi Program PLKSDA-BM

Dalam bagian ini, kita menunjukan bagaimana kegiatan program PLKSDA-BM bisa membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Kutipan-kutipan langsung dari pihak-pihak terlibat disajikan dalam bagian ini, bagaimana mereka benar-benar terbantu dengan adanya Program PLKSDA-BM.

d. Keberhasilan yang telah dicapai

Bagian keberhasilan menguaraikan bagaimana masyarakat mendapatkan keuntungan dan manfaat dari kegiatan program PLKSDA-BM. Hasil ini dikembangkan melalui informasi keberhasilan yang dicapai oleh para pihak setelah memanfaatkan kegiatan program PLKSDA-BM.

(9)

BAB III

URAIAN

SUCCESS STORY

3.1. Ruang Lingkup

Diambil dari lokasi (lokus) dimana telah dilakukan pelaksanaan program PLKSDA-BM. Materi dapat dikembangkan pada hal-hal yang bersifat subtantif program, entitas kelembagaan, individu atau kelompok, atau bentuk kerjasama dengan pihak. Materi yang akan disajikan dalam penyusunan Success Story berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria Teknis :

a.Penanganan Lahan Kritis Secara Vegetatif

Pendekatan vegetatif dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan penanganan lahan kritis dengan melakukan penanaman beberapa jenis tanaman. Tanaman yang ditanam untuk penanganan lahan kritis bisa berupa tanaman kayu-kayuan, maupun tanaman yang menghasilkan berbagai hasil lain selain kayu, misalnya buah, daun, kulit kayu dan lain-lain yang biasa disebut sebagai tanaman MPTS (Multi Purpose Tree

Species). Bentuk penanganan lahan kritis secara vegetatif adalah

sebagai berikut :

 Penanaman vegetasi dilokasi pilot project

 Sosial planting

 Pelestarian mata air

 Penyulaman tanaman

b.Penanganan Lahan Kritis secara Sipil Teknis

Pendekatan Sipil Teknis dimaksudkan sebagai pendekatan untuk menangani lahan kritis dengan cara membangun dan memperbaiki bangunan sipil yang berfungsi secara teknis untuk konservasi dan penanganan lahan kritis. Bentuk kegiatan diwujudkan dalam kegiatan:

 Sumur siraman

(10)

 Embung

 Perbaikan irigasi 2. Kriteria Ekologis

a. Prosentase Hidup Tanaman

Prosentase hidup tanaman untuk tanaman pokok pada penanganan lahan kritis secara vegetatif.

b. Penambahan Tingkat Penutupan Vegetasi

Membandingkan data tingkat penutupan pada masing-masing kondisi tersebut untuk diketahui penambahan tingkat penutupannya

c. Erosi

Berkurangnya tingkat erosi sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan.

d. Pelestarian Mata Air

Kegiatan pelestarian mata air dilakukan untuk menyelamatkan mata air yang semakin berkurang di beberapa daerah. Dengan adanya program PLKSDA-BM diharapkan dapat meningkatkan jumlah mata air yang diakibatkan oleh bertambahnya wilayah tangkapan air disekitar lokasi program.

e.Keanekaragaman Flora.

Adanya penambahan tingkat keanekaragaman flora disekitar lokasi program PLKSDA-BM.

3. Kriteria Ekonomi

a.Pelaksanaan Kegiatan Ekonomi Produktif

Kegiatan ekonomi produktif dimaksudkan untuk mendukung peningkatan pendapatan anggota kelompok tani sebelum tanaman pokok menghasilkan, seperti budidaya tanaman sela, ternak, lebah madu dan kebun bibit rakyat.

b. Peningkatan Pendapatan Petani.

Peningkatan pendapatan petani dari hasil panen tanaman pokok melalui pemasaran yang baik dengan menjalin kemitraan dengan pihak ketiga.

(11)

4. Kriteria Sosial Budaya

a.Sosialisasi Program PLKSDA-BM

Meningkatnya pemahaman akan program PLKSDA-BM dari para pihak (stakeholder) yang terlibat.

b. Pemberdayaan Aparatur Pemerintah Daerah (Kabupaten/ Kota)

Adanya peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah (kabupaten/ kota) yang berkaitan dengan aspek pemberdayaan masyarakat.

c. Pemberdayaan Kelompok Tani

Meningkatkatnya kapasitas petani dan kelompok tani yang berkaitan dengan aspek pemberdayaan masyarakat.

3.2. Best Practice

Success story disusun berdasarkan pendekatan regional (Provinsi & Kabupaten)

yang berisi informasi success story di masing-masing Kabupaten dengan jumlah cerita keberhasilan sesuai dengan kondisi lapangan.

(12)

BAB IV

SUMBER DATA PENYUSUNAN

SUCCESS STORY

Bahan informasi yang akan dikembangkan menjadi success story dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain :

1. Informasi yang berkaitan dengan perencanaan dan catatan-catan yang menunjukan keberhasilan yang dicapai selama program PLKSDA-BM berjalan.

2. Para pihak yang terlibat, (baik Instansi Terkait, Kelompok Tani, TPM/KTPM) yang mengetahui secara pasti mengenai pelaksanaan program PLKSDA-BM dan kegiatan atau layanan yang diberikan.

3. Laporan-laporan dari para Tenaga Pendamping Masyarakat, Penyuluh Pertanian Lapangan dan Penyuluh Kehutanan Lapangan.

4. Informasi dari laporan profil PLKSDA-BM 5. Kondisi factual dilokasi Program PLKSDA-BM Langkah-langkah Penyusunan Success Story :

1. Kumpulkan seluruh informasi yang tersedia dalam dokumen pengelola kegiatan Program PLKSDA-BM, seperti proposal kegiatan dan laporan-laporan kegiatan. Informasi ini akan menjadi bahan dasar dalam membuat rancangan atau draft penyusunan Success Story

2. Membuat daftar orang-orang yang akan dilibatkan dalam penyusunan

Success Story. Pilihlah orang-orang yang memiliki pengalaman langsung

terlibat dalam kegiatan atau mereka yang memiliki pengaruh dalam kegiatan Program PLKSDA-BM.

3. Mulailah melakukan pembicaraan dengan mereka, bertemu secara langsung jauh lebih baik, Sampaikanlah apa yang hendak kita lakukan, jika mereka memiliki waktu, bisa langsung melakukan dialog. Tetapi jika mereka tidak memiliki waktu pada saat kita menghubungi pertama kali, buatlah janji pertemuan.

Lakukan pertemuan dengan santai dan tidak kaku. Bila diperlukan, uraikan kembali secara singkat kegiatan yang akan ditulis menjadi kisah suksesnya

(13)

(Success Story). Langkah ini penting, untuk menyegarkan kembali ingatan mereka.

Catatlah dengan lengkap atau merekam seluruh pembicaran. Pernyataan-pernyataan mereka akan sangat berguna dalam penyusunan atau penulisan success sory terutama pernyataan yang mendukung dan menunjukan keberhasilan kegiatan program PLKSDA-BM. Pernyataan seperti ini bisa disajikan dalam “kutipan langsung”. Jika melakukan pengutipan langsung sebelum diperbanyak, mintalah konfirmasi kembali, apakah mereka benar responden mengatakan persis sama dengan yang kita kutip. Konfirmasi penting dilakukan untuk menghindari penolakan dari responden pada saat

Success Story sudah disebarluaskan kepada publik.

4. Buatlah daftar informasi yang sudah kita dapatkan dan lakukan sekali lagi pengecekan data yang ada, sehingga terhindar dari kesalahan pengutipan. Pastikan dengan benar informasi yang ada berasal dari sumber pertama, bukan kutipan dari pihak lain, manakala mengambil informasi dari hasi riset. 5. Setelah informasi terkumpulkan, mulailah penyusun dan menulis Success

Story. Untuk itu sebuah tulisan harus memenuhi 5 W + 1H :

a. What (Apa) : Apa bentuk kegiatan tersebut, apakah termasuk ke dalam kegiatan pengembangan kapasitas pemerintah dan masyrakat (Capacity Building), partisipasi masyarakat dalam civil work, pelaksanaan vegetatif, peningkatan produksi dan pendapatan pertanian atau hal-hal lainnya. b. Where (Dimana) : Di mana tempat kegiatan program PLKSDA-BM

berlangsung. Nama tempat harus dijelaskan secara rinci. Mulai dari nama desa/dusun, Rt/RW-nya, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi. Jika perlu dilengkapi pula dengan karakteristik masyarakatnya (profesi atau mata pencahariannya, jumlah penduduknya, prosentase masyarakat/KK miskinnya). Akurasi data ini sangat penting agar informasi yang diterima secara lengkap oleh pembaca, sehingga memudahkan para pembaca tulisan ini untuk turut serta di wilayah yang bersangkutan. c. Why (Mengapa) : Ini juga penting diketahui agar pembaca mengerti

faktor-faktor apa yang menjadi alasan diadakan kegiatan program PLKSDA-BM tersebut.

(14)

d. Who (Siapa) : Siapa saja pelaku yang terlibat dalam kegiatan program PLKSDA-BM, apakah petani, kelompok tani, tokoh masyarakat, pemerintah daerah atau instansi terkait

e. When (Kapan) : Kapan periode pelaksanaan itu atau kegiatan program PLKSDA-BM diadakan. Ungkapkan pula mengenai proses dan periode proses pelaksanaan kegiatan tersebut.

f. How (Bagaimana) : Dalam penulisan dijelaskan bagaimana proses kegiatan tersebut berlangsung.

Dalam penulisan diperlukan juga kelugasan bahasa yang tidak kaku dengan mengunakan bahasa ilmiah popular. Kemudian deskripsi keadaan/ suasananya, apakah suasana kegiatan tersebut berlangsung, suasana keadaan lokasi kegiatan.

Hal penting lainnya adalah menyertakan foto kegiatan dan keterangannya dalam tulisan. Jangan lupa juga foto yang menjadi sumber dari tulisan tersebut. Gunanya agar pembaca lebih mengerti dan terlibat secara emosi dengan tulisan. Foto dapat berupa kegiatan program PLKSDA-BM berlangsung, foto narasumber dalam tulisan tersebut atau foto kegiatan yang menggambarkan sebelum, sedang dan sesudah kegiatan berlangsung.

Judul yang akan dijadikan Success Story diusahakan menggunakan kalimat yang dapat menarik perhatian dan kalau perlu menggunakan bahasa yang dramatis. Jabarkan reaksi masyarakat/ pelaku kegiatan terhadap kegiatan tersebut baik reaksi sebelum maupun sesudah pelaksanaan kegiatan. Sehingga hal ini akan membuat perhatian yang berlebih dari pembaca. Pastikan pesan yang hendak disampaikan yang paling kuat bagi pelaksanaan program PLKSDA-BM. Pesan yang kita pilih untuk disajikan dalam penyusunan Success Story diambil dari kegiatan program PLKSDA-BM memiliki dampak besar dan melibatkan banyak orang.

(15)

BAB V

METODOLOGI PENYUSUNAN

SUCCESS STORY

1. Penyusunan Success Story

Dokumen Success Story PLKSDA-BM disusun disetiap provinsi dan kabupaten/kota dengan volume laporan disesuaikan dengan kebutuhan, minimal 3 (tiga) buah dokumen Success Story PLKSDA-BM.

2. Unsur Pelaksana Kegiatan

Penyusunan Success Story dilaksanakan oleh setiap pengelola program di provinsi dan kabupaten/ kota dibawah koordinasi Bappeda, serta dibantu oleh Konsultan Bantuan Teknis PLKSDA-BM Regional. Sedangkan penulisan Success Story dapat dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan Program PLKSDA-BM.

3. Waktu Penyusunan

Penyusunan Success Story program PLKSDA-BM mulai dilaksanakan pada TA 2013 sampai dengan berakhirnya program.

4. Pembiayaan

Pembiayaan penyusunan Success Story program PLKSDA-BM menggunakan anggaran dana APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. 5. Legalitas

Success Story program PLKSDA-BM ditandatangani oleh kepala daerah

(provinsi/kabupaten/kota) 6. Metode Penyusunan

Dalam penyusunan Success Story menggunakan metode studi pustaka, wawancara, Focus Group Disscussion (FGD) dan observasi.

(16)

BAB VI

OUTLINE

SUCCESS STORY

COVER

KATA PENGANTAR DAN LEGALITAS DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR I. PENDAHULUAN

a.Latar Belakang b.Maksud dan tujuan

II. KISAH-KISAH KEBERHASILAN (bisa lebih dari satu kisah keberhasilan tiap kabupaten) minimal berisi tentang hal-hal sebagai berikut :

 Sub Judul Kisah Keberhasilan ke satu, ke dua dan seterusnya

 Nama Subyek dan Nama Lokasi (Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi)

 Gambaran Umum

 Kondisi Sebelum (fisik lahan, kelembagaan, sosial ekonomi, budaya/ perilaku, dll)

 Kondisi Sesudah (fisik lahan, kelembagaan, sosial ekonomi, budaya/ perilaku, dll)

 Keberhasilan Yang Dicapai

 Testimonial dari Subyek Pemanfaat

 Visualisasi Keberhasilan III. PENUTUP

(17)

BAB VII

PENJELASAN DAN FORMAT

SUCCESS STORY

7.1. Penjelasan Outline 1. Cover

Cover menggunakan logo Bappeda Kabupaten dan logo Ditjen Bina Bangda, Kemendagri dengan dasar cover putih untuk Success Story yang disusun oleh kabupaten. Sedangkan untuk Success Story yang disusun oleh provinsi menggunakan logo Bappeda Provinsi dan logo Ditjen Bina Bangda, Kemendagri dengan dasar cover putih.

2. Kata Pengantar

Memuat tentang pengantar pembuatan Success Story yang dibagian akhir (bawah) ditandatangani oleh kepala pemerintahan daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).

3. Daftar Isi

Memuat bab/sub bab yang menjadi bagian isi Success Story

4. Daftar Tabel

Memuat tentang nomor tabel dan judul tabel yang menjadi bagian isi

Success Story

5. Daftar Gambar

Memuat tentang nomor gambar dan judul gambar yang menjadi bagian isi

Success Story

6. Latar Belakang

Menjelaskan tentang latar belakang dalam penyusunan Success Story dalam program PLKSDA-BM yang dapat memberikan manfaat dan dampak terhadap masyarakat dan pengelola program.

(18)

7. Maksud dan Tujuan

Penjelasan ini berkaitan dengan maksud dan tujuan dari penyusunan

Success Story PLKSDA-BM sebagai hasil dari implementasi program

PLKSDA-BM di daerah. a. Maksud

Penjelasan tentang maksud dari disusunnya Success Story melalui suatu pernyataan dalam satu kalimat utuh yang berkaitan dengan niat/pengharapan (sesuatu yang diinginkan) dari pelaksanaan program PLKSDA-BM.

b. Tujuan

Penjelasan tentang tujuan program disusun melalui suatu pernyataan yang berkaitan dengan apa yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program kegiatan PLKSDA-BM. Deskripsikan satu per satu hal-hal apa saja yang ingin dicapai tersebut.

8. Sub Judul Kisah Keberhasilan ke satu, ke dua dan seterusnya

Memuat tentang judul yang akan dijadikan sebagai cerita keberhasilan atau Success Story dengan mengunakan kalimat yang menarik perhatian pembaca.

9. Nama Subyek dan Nama Lokasi (Desa, Kecamatan, Provinsi/Kabupaten/Kota)

Memuat tentang subyek dan nama lokasi yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan Success Story.

10. Gambaran Umum

Menjelaskan tentang deskripsi secara umum kondisi wilayah lokasi yang akan dijadikan sebagai bahan penyusunan Success Story Program PLKSDA-BM. Kondisi umum lokasi program tergambarkan potensi dan peluang dalam penanganan lahan kritis dengan melihat dari sisi geografis, kependudukan, mata pencaharian, pendidikan, tipe kekritisan lokasi, dan lain-lain.

(19)

11. Kondisi Sebelum

Menjelaskan tentang deskripsi kondisi wilayah lokasi sebelum adanya program PLKSDA-BM.

12. Kondisi Lembaga

Menjelaskan tentang deskripsi kondisi kelembagaan yang ada di lokasi program PLKSDA-BM yang akan dijadikan materi dalam penyusunan

Success Story.

13. Keberhasilan Yang Dicapai

Menceritakan tentang keberhasilan yang telah dicapai dalam program PLKSDA-BM yang mengacu kepada salah satu kriteria sebagaimana yang termuat dalam BAB III.

14. Testiomonial dari Subyek Pemanfaat

Memuat testimonial dari subyek pemanfaat program PLKSDA-BM berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan.

15. Visualisasi Keberhasilan

Memuat tentang foto dokumentasi keberhasilan dengan menyertakan keterangannya yang dapat menarik perhatian.

16. Tim Penyusun

Sebutkan siapa saja yang terlibat dalam penyusunan Success Story. 7.2. Format

• Cover dengan Desain menarik dengan 2 logo yaitu Kemendagri dan Bappeda Provinsi/ Kabupaten, dengan posisi Kemendagri sebelah kiri dan Bappeda Provinsi/Kabupaten sebelah kanan.

• Ukuran kertas: A5 dengan tulisan Portrait; berat minimal 70-80 gram, jenis kertas putih bebas disesuaikan dengan design tulisan,

• Jenis Font arial dengan ukuran = 11; spasi = 1,5 (atau disesuaikan) dan agar bisa lebih efisien bisa dibuat format bolak balik.

• Kemasan dalam tulisan diserahkan kepada penyusun dengan memunculkan ide kreatif tanpa menghilangkan kebutuhan subtansi Success

(20)

BAB V

PENUTUP

Demikian panduan penyusunan Success Story ini dibuat sebagai acuan bagi pemerintah daerah kabupaten/ kota dalam pembuatan Success Story agar terdapat keseragaman. Panduan ini dapat dikembangkan sesuai kondisi daerah setempat dan kebutuhan, kepentingan, serta asprirasi daerah.

Panduan Success Story ini diharapkan dapat membantu memperlancar penuangan informasi kegiatan program PLKSDA-BM secara konprehensif dari tahapan persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program.

Referensi

Dokumen terkait

Terbukti setelah kampung Malon dapat mengembangkan batik Semarang dengan ciri khas yang baru, yaitu menggunakan warna dari baham alam, kampung ini ditetapkan menjadi

Teori kepemimpinan transaksional menyatakan bahwa peran seorang pemimpin adalah menyediakan apa yang pengikut butuhkan untuk dapat berprestasi secara

On the other hand, the negative impacts are change in the ecosystem from natural forest to plantation type, carbon loss during the opening and land management

Bahan Baku Bahan baku secara dominan sesuai dengan tema yang ditentukan Bahan baku setengahnya sesuai dengan tema Bahan baku yang ditentukan tidak banyak digunakan

Kawasan aliran dan muara Sungai Reuleng sulit ditemukan larva Geloina erosa, akan tetapi banyak dijumpai kerang muda (spat) yang masih hidup dan telah mati serta induk kerang

Dari sejarah Trowulan sendiri dengan jelas dapat diketahui adanya dua hal pokok, yaitu: Bahwa penduduk daerah Trowulan adalah penduduk penda- tang baru dalam pengertian

PEMERINTAH (MENTERI KEHAKIMAN/ISMAIL SALEH, S.H.):: Mengatakan bahwa sejak semula Pemerintah telah mengemukakan dan menegaskan bahwa di dalam pembahasan