• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 | 815

Dampak Perubahan Guna Lahan Akibat Pembangunan Kampus di

Wilayah Pinggiran Kota (Studi Kasus: Kampus Terpadu

Universitas Islam Indonesia di Kabupaten Sleman, Daerah

Istimewa Yogyakarta)

Amithya Irma Kurniawati

(1)

, Denny Zulkaidi

(2)

(1) Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

ITB.

(2) Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

(SAPPK), ITB.

Abstrak

Perubahan guna lahan merupakan perubahan yang terjadi pada suatu pemanfaatan lahan dengan tujuan tertentu. Perubahan guna lahan tentunya dapat membawa dampak baik positif maupun negatif bagi sekitarnya. Adanya pembangunan Kampus Terpadu UII di wilayah pinggiran Kota Yogyakarta telah memicu terjadinya peningkatan alih fungsi lahan dan perubahan guna lahan di sekitar kampus tersebut. Namun, belum diketahui secara pasti apakah perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII disebabkan oleh pembangunan kampus tersebut dan apa saja dampak perubahan guna lahan yang diakibatkan oleh pembangunan kampus tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII dan menstrukturkan dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan kampus tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 yang terbesar adalah perubahan guna lahan RTH menjadi campuran. Proses perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 digolongkan ke dalam tahapan dominasi. Dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII yang terbesar adalah dampak ekonomi yang positif, yaitu: penduduk setempat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya.

Kata-kunci: pembangunan kampus, perubahan guna lahan, dampak perubahan guna lahan,

struktur dampak perubahan guna lahan.

Pendahuluan

Perubahan guna lahan merupakan perubahan yang terjadi pada suatu pemanfaatan lahan dengan tujuan tertentu (Briassoulis, 2000). Perubahan guna lahan tentunya dapat membawa dampak baik positif maupun negatif bagi sekitarnya. Perubahan guna lahan di wilayah pinggiran kota, dalam beberapa hal dapat menyebabkan menurunnya nilai lahan di wilayah bersangkutan, misalnya: penggunaan yang tidak sesuai dengan nilai lokasi geografisnya, pemanfaatan infrastruktur yang tidak optimal, serta sulitnya menyediakan

sarana dan prasarana yang memadai (Akbar, 1993, hal. 57). Oleh karena itu, perlu identifikasi dampak perubahan guna lahan. Dengan mengetahui dampak negatif yang terjadi, dapat diberikan rekomendasi untuk mengatasi dampak tersebut.

Perkembangan wilayah Kabupaten Sleman di wilayah pinggiran Kota Yogyakarta yang sangat cepat ditandai dengan semakin meningkatnya lahan terbangun di sepanjang Jalan Kaliurang. Pada awalnya, wilayah Kaliurang berfungsi sebagai kawasan resapan air sehingga jarang ditemukan permukiman/perumahan dan

(2)

816 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3

kegiatan ekonomi di wilayah tersebut, terutama

di sepanjang Jalan Kaliurang. Adanya

pembangunan Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) di wilayah pinggiran Kota

Yogyakarta telah memicu terjadinya

peningkatan alih fungsi lahan dan perubahan guna lahan di sekitar kampus tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, maka belum diketahui secara pasti apakah perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII disebabkan oleh pembangunan kampus tersebut dan apa saja dampak perubahan guna lahan yang diakibatkan oleh pembangunan kampus tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan guna lahan di

sekitar Kampus Terpadu UII dan

menstrukturkan dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan kampus tersebut.

Pembahasan detil penelitian ini diuraikan dalam tulisan ini yang terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama menguraikan teori dampak perubahan guna lahan dan bagian kedua menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Bagian ketiga menguraikan gambaran studi kasus dari penelitian ini sedangkan bagian keempat menguraikan hasil analisis dan diskusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 yang terbesar adalah perubahan guna lahan RTH menjadi campuran. Proses perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 digolongkan ke dalam tahapan dominasi. Dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII yang terbesar adalah dampak ekonomi yang positif, yaitu: penduduk setempat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya.

Teori Dampak Perubahan Guna Lahan

a. Perubahan Guna Lahan

Perubahan guna lahan adalah suatu pemanfaatan baru atas lahan yang berbeda dengan pemanfaatan lahan sebelumnya. Hal

tersebut seperti yang dijelaskan oleh Kustiwan, dkk., (2000), perubahan guna lahan secara umum menyangkut transformasi dalam pengalokasian sumber daya lahan dari satu pemanfaatan ke pemanfaatan lainnya.

Jenis guna lahan pada suatu persil lahan dapat dilihat dari jenis kegiatan yang berlangsung di dalamnya dan guna lahannya. Jika dilihat dari kegiatannya, guna lahan terdiri dari 3 jenis, yaitu: guna lahan utama, aksesoris, dan campuran. Jika guna lahan utama hanya memiliki satu kegiatan utama, maka guna lahan tersebut merupakan guna lahan tunggal. Namun, jika guna lahan utama memiliki lebih dari satu kegiatan, maka guna lahan tersebut merupakan guna lahan aksesoris atau campuran (Patterson, 1979). Pemerintah DKI Jakarta, misalnya, melalui Surat Keputusan Gubernur DKI tahun 1975 tentang Kegiatan Tambahan, mendefinisikan guna lahan aksesoris sebagai guna lahan yang memiliki kegiatan utama berupa rumah tinggal dan kegiatan tambahan berupa kegiatan usaha, dengan luas dari kegiatan tambahan kurang dari 25 % dari KDB (Koefisien Dasar Bangunan). Adapun guna lahan campuran sebagai guna lahan yang memiliki kegiatan berupa rumah tinggal dan kegiatan lain berupa kegiatan usaha, dengan luas dari kegiatan usaha sama atau lebih dari 25 % dari KDB. Selain itu, proporsi kegiatan pada guna lahan campuran relatif berimbang. Adapun berbagai jenis guna lahan, yaitu: guna lahan perumahan, komersil, industri, publik, ruang terbuka hijau, dan campuran (Patterson, 1979). Perubahan guna lahan pada dasarnya mencakup 2 bentuk, yaitu: konversi dan modifikasi (Briassoulis, 2000). Konversi adalah perubahan jenis penggunaan lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lain. Adapun modifikasi adalah terjadi perubahan intensitas peruntukan atau atribut pada jenis penggunaan lahan yang sama.

Beberapa tahapan di dalam proses perubahan guna lahan adalah penetrasi, invasi, dominasi, dan suksesi (Bourne, 1971). Penetrasi, yaitu: terjadinya penerobosan peruntukan baru ke dalam guna lahan yang homogen. Invasi, yaitu:

(3)

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 | 817

terjadinya serbuan peruntukan baru yang lebih besar daripada tahap penetrasi tapi belum mendominasi guna lahan utama. Dominasi, yaitu: terjadinya perubahan dominasi proporsi dari guna lahan lama ke guna lahan baru akibat besarnya perubahan ke guna lahan baru. Adapun suksesi, yaitu: terjadinya pergantian secara menyeluruh dari guna lahan lama ke guna lahan baru.

b. Dampak Perubahan Guna Lahan

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu kegiatan. Secara umum dalam AMDAL (Analisis mengenai Dampak Lingkungan), dampak pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan yang disebabkan oleh aktivitas pembangunan (Soemarwoto, 2005).

Sifat dampak dapat dibagi menjadi dampak positif dan negatif serta langsung dan tidak langsung. Dampak yang bersifat positif berupa manfaat sedangkan dampak yang bersifat negatif berupa risiko kepada lingkungan fisik dan nonfisik, termasuk sosial budaya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan apakah dampak itu baik (positif) atau buruk (negatif). Kadar baik dan buruk dari dampak tergantung pada sudut pandang seseorang dan sudut pandang tersebut menentukan tolok ukur yang dipakai untuk menilai dampak (Soemarwoto, 2005). Adapun dampak langsung adalah dampak yang diakibatkan oleh usaha atau kegiatan yang dapat langsung dirasakan oleh manusia sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang dapat dirasakan oleh manusia yang ditimbulkan dari dampak langsung (Wardhana, 2001).

Beberapa jenis dampak, antara lain: dampak fisik dan kimia, biologis, sosial-ekonomi, serta sosial-budaya. Dampak fisik dan kimia dapat berupa kebisingan serta perubahan kualitas udara dan kuantitas dan kualitas air. Dampak biologis dapat berupa gangguan di dalam siklus hidup flora dan fauna. Berbagai komponen yang dapat dilihat pada dampak sosial-ekonomi, antara lain: pola perkembangan penduduk, pola perpindahan musiman dan tetap, pola perkembangan ekonomi, penyerapan tenaga

kerja, berkembangnya struktur ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan lapangan pekerjaan, gangguan kesehatan masyarakat, kondisi tata guna lahan dan berbagai fasilitas yang ada, serta persepsi masyarakat. Adapun berbagai komponen yang dapat dilihat pada dampak sosial-budaya, antara lain: keadaan bentuk dan kualitas hidup masyarakat serta perilaku, persepsi, cita-cita, dan nilai-nilai dari masyarakat (Suratmo, 2004). Selain itu, beberapa jenis dampak dapat berupa dampak industri dan teknologi serta pencemaran lingkungan. Dampak industri dan teknologi ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Dampak langsung dapat berupa pencemaran udara, air, dan daratan. Dampak tidak langsung dapat berupa urbanisasi, perubahan perilaku, dan kriminalitas. Adapun dampak pencemaran lingkungan dapat dilihat dari 3 jenis pencemaran, yaitu: pencemaran udara, air, dan daratan. Dampak pencemaran udara dapat berupa gangguan kesehatan masyarakat, kebisingan, serta kerusakan ozon dan efek rumah kaca. Dampak pencemaran air dapat berupa air yang tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, industri, dan pertanian serta timbulnya penyakit. Adapun dampak pencemaran daratan ada yang bersifat langsung dan tidak langsung. Dampak langsung dapat berupa bau tidak sedap akibat penguraian limbah padat organik serta timbunan limbah padat yang menimbulkan pemandangan kumuh. Dampak tidak langsung dapat berupa tempat pembuangan limbah padat menjadi pusat berkembangnya serangga yang dapat menimbulkan penyakit (Wardhana, 2001).

Mitigasi adalah tindakan yang diambil selama persiapan rencana dan pelaksanaan atau peninjauan ulang proyek untuk mengurangi dampak dari pembangunan di masa depan atau ancaman dari bencana alam. Beberapa jenis mitigasi dampak perubahan guna lahan adalah mitigasi dampak lingkungan, fasilitas masyarakat, sosial, dan bahaya bencana (Kaiser, dkk., 1995). Mitigasi dampak lingkungan berupa perubahan guna lahan untuk penyangga kawasan alam dari dampak atau restorasi (penggantian) daerah yang terkena dampak. Mitigasi dampak fasilitas masyarakat berupa

(4)

818 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3

penyediaan infrastruktur baru atau pembayaran biaya dampak terhadap peningkatan kapasitas fasilitas. Mitigasi dampak sosial berupa perubahan mengenai kepadatan, tata letak, atau lokasi proyek. Adapun mitigasi dampak bahaya bencana berupa tindakan yang diambil sebelum bencana menyerang untuk mencegah atau mengurangi efek dari bencana tersebut.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengolah data primer yang diperoleh dari kuesioner dan metode kualitatif untuk merumuskan mitigasi dampak perubahan guna lahan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder dan primer. Pengumpulan data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen yang berasal dari dinas-dinas di Kabupaten Sleman serta Kantor Kecamatan Ngemplak dan Ngaglik. Adapun pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dan penyebaran kuesioner kepada responden yang sudah dipilih, yaitu: pemilik persil. Pemilihan responden pada kuesioner dilakukan dengan

gabungan cluster random sampling (penentuan

anggota sampel secara berkelompok) dan

proporsional random sampling (penentuan anggota sampel secara acak berimbang), dengan ukuran sampel yang digunakan sebanyak 203 sampel dari 412 sub-populasi dan batas toleransi kesalahan sebesar 0,05.

Berbagai variabel yang diidentifikasi sebagai dasar untuk analisis perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) dan dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan kampus tersebut adalah dampak obyektif. Dampak obyektif adalah dampak yang dapat diukur dari obyek penelitian (Kaiser, dkk., 1995). Variabel yang diidentifikasi dari dampak obyektif bersifat kuantitatif. Jadi informasi mengenai dampak obyektif pada penelitian ini diperoleh dari jawaban kuesioner oleh pemilik persil.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengolah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Adapun analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk merumuskan mitigasi dampak perubahan guna lahan yang digunakan dalam mengatasi dampak negatif perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII.

Gambaran Studi Kasus

Wilayah penelitian ini adalah dusun-dusun yang langsung bersebelahan dengan bagian utara, barat, selatan, dan timur dari lokasi Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), yaitu: Dusun Kimpulan, Lodadi, Tegalsari, Bonjotan, dan Nglanjaran. Dusun Kimpulan, Lodadi, dan Tegalsari termasuk ke dalam wilayah Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Adapun Dusun Bonjotan dan Nglanjaran termasuk ke dalam wilayah Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Penentuan dusun-dusun tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa persil yang terdapat di dalam wilayah dusun-dusun tersebut dianggap sebagai persil yang kegiatan di atasnya mendapatkan dampak dari pembangunan Kampus Terpadu UII. Adapun peta wilayah penelitian dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian

Sumber: Survei Primer dan Sekunder, 2013. Dusun Nglanjaran Dusun Kimpulan Dusun Lodadi Kampus Terpadu UII Dusun Bonjotan Dusun Tegalsari Batas Kecamatan Ngaglik Batas Kecamatan Ngemplak Jalan Kaliurang

(5)

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 | 819 Analisis dan Diskusi

Analisis ini dibagi menjadi 3 bagian. Analisis pertama menjelaskan mengenai perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII). Analisis kedua menjelaskan mengenai dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII. Adapun analisis ketiga menjelaskan mengenai mitigasi dampak perubahan guna lahan dalam mengatasi dampak negatif perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII.

a. Perubahan Guna Lahan di Sekitar Kampus Terpadu UII

Jenis perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 yang terbesar adalah perubahan guna lahan RTH (Ruang Terbuka Hijau) menjadi campuran (sebanyak 49). Jenis dan besar perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 dapat dilihat pada tabel 1.

Dengan mengidentifikasi jenis guna lahan pada persil tahun 1993 dengan guna lahan eksisting pada persil tahun 2013, dapat diketahui bahwa

jumlah guna lahan yang mengalami perubahan dan guna lahan yang tetap (tidak mengalami perubahan) pada persil. Setelah mengidentifikasi jumlah guna lahan yang mengalami perubahan pada persil, dapat diketahui bahwa jumlah guna lahan tersebut yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII. Adapun dengan mengidentifikasi jumlah guna lahan yang tetap pada persil, dapat diketahui bahwa jumlah guna lahan tersebut yang memiliki kegiatan tambahan pada persil. Setelah mengidentifikasi jumlah guna lahan yang tetap tapi memiliki kegiatan tambahan pada persil, dapat diketahui bahwa jumlah guna lahan tersebut yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII. Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat perubahan guna lahan (guna lahan berubah menjadi tunggal, aksesoris, dan campuran) yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII tergolong tinggi (sebesar 78,34 %) sedangkan tingkat tambahan guna lahan (guna lahan aksesoris) yang diakibatkan oleh pembangunan kampus tersebut tergolong sedang (sebesar 40 %). Proses analisis mengenai jenis dan besar perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu UII dapat dilihat pada gambar 2.

Tabel 1. Jenis dan Besar Perubahan Guna Lahan pada Persil di Sekitar Kampus Terpadu UII

Tahun 1993 – 2013 Jenis Guna Lahan

Tahun 1993 RTH Perumahan Jasa Perdagangan Jasa dan Perdagangan Aksesoris Campuran Jenis Guna Lahan Tahun 2013

RTH - 24 35 1 2 10 49 Perumahan - 31 1 - - 5 34 Jasa - - 2 - - - - Perdagangan - - - - Jasa dan Perdagangan - - - - Aksesoris - - - 1 Campuran - - - 8

Sumber: Hasil Analisis, 2013. Keterangan:

= Guna Lahan Berubah = Guna Lahan Tetap

(6)

820 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3

Ya Apakah terjadi perubahan guna lahan (konversi)?

Guna Lahan Tunggal

Guna Lahan Campuran

Langkah A2

Guna Lahan Eksisting (2013) Guna Lahan

(1993)

Guna Lahan Berubah

Guna Lahan Berubah menjadi Guna Lahan Aksesoris

Tidak

Guna Lahan Berubah menjadi Guna Lahan Campuran

Ya Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Campuran akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Campuran bukan akibat Pembangunan

Kampus Terpadu UII

Ya Apakah ada kegiatan tambahan?

Tidak

Guna Lahan Tetap tapi ada Kegiatan Tambahan

Guna Lahan Tetap dan tidak ada Kegiatan Tambahan Tidak

Guna Lahan Tetap

Guna Lahan Aksesoris

Apakah kegiatan tambahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII? Apakah kegiatan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII? Tidak Ya Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Aksesoris akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Aksesoris bukan akibat Pembangunan

Kampus Terpadu UII

Apakah kegiatan akibat pembangunan

Kampus Terpadu UII? Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Tunggal

Tidak

Ya Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Tunggal akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII Guna Lahan Berubah menjadi

Guna Lahan Tunggal bukan akibat Pembangunan

Kampus Terpadu UII

Apakah kegiatan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII? Ya Guna Lahan Aksesoris (Kegiatan Tambahan) akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII

Guna Lahan Aksesoris (Kegiatan Tambahan) bukan akibat Pembangunan

Kampus Terpadu UII Tidak

Tingkat Tambahan Guna Lahan (Guna Lahan Aksesoris)

akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII Tergolong Sedang Langkah A1 Langkah A3 Langkah A4 Langkah B1 Langkah B2 Langkah B3 Tingkat Perubahan Guna Lahan

(Guna Lahan Berubah menjadi Guna Lahan Tunggal, Aksesoris, dan Campuran)

akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII Tergolong Tinggi

Gambar 2. Proses Analisis Jenis dan Besar Perubahan Guna Lahan pada Persil di Sekitar Kampus Terpadu UII

Sumber: Hasil Analisis, 2013.

157

203

46

38

25

7

3

78

6

33

8

5

41

2

3

63

10

84

5

(7)

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 | 821

Adapun proses perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 digolongkan ke dalam tahapan dominasi. Penambahan guna lahan pada persil di sekitar kampus tersebut antara tahun 1993 – 2013 yang terbesar adalah guna lahan campuran. Kondisi tersebut membuat guna lahan campuran sebagai jenis guna lahan utama pada tahun 2013 dan menggeser guna lahan RTH yang sebelumnya sebagai jenis guna lahan utama pada tahun 1993.

Jadi, terjadi perubahan dominasi proporsi dari guna lahan lama pada tahun 1993 (proporsi terbesar berupa guna lahan RTH) ke guna lahan baru pada tahun 2013 (proporsi terbesar berupa guna lahan campuran). Proses perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 dapat dilihat pada tabel 2.

b. Dampak Perubahan Guna Lahan akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII

Analisis ini menjelaskan mengenai jenis (dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan) serta sifat dampak (dampak positif, negatif, langsung, dan tidak langsung) akibat kegiatan ekonomi milik orang lain di sekitar di mana jenis kegiatan

tersebut berlangsung di dalam guna lahan eksisting yang mengalami perubahan dan kegiatan tersebut diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII. Dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII yang terbesar adalah dampak ekonomi yang positif, yaitu: penduduk setempat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya (sebanyak 160 persepsi atau 20,36 %). Jenis dan sifat dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII dapat dilihat pada tabel 3. Beberapa dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII ada yang dapat langsung dirasakan oleh penduduk (dampak langsung) dan ada juga beberapa dampak yang dapat dirasakan oleh penduduk yang ditimbulkan dari dampak langsung (dampak tidak langsung).

Keseluruhan dampak yang sudah dijelaskan di atas distrukturkan ke dalam gambar 3. Struktur dampak perubahan guna lahan yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII menggambarkan rangkaian keseluruhan dampak yang dilihat dari jenis dan sifatnya.

Tabel 2. Proses Perubahan Guna Lahan pada Persil di Sekitar Kampus Terpadu UII Tahun 1993 – 2013

Jenis Guna Lahan

Jumlah Guna Lahan pada Persil Penambahan Guna Lahan pada Persil Tahapan Perubahan Guna Lahan Tahun 1993 Tahun 2013 RTH 121 - -121 Dominasi Perumahan 71 55 -16 Jasa 2 38 36 Perdagangan - 1 1

Jasa dan Perdagangan - 2 2

Aksesoris 1 15 14

Campuran 8 92 84

Jumlah 203 203

Sumber: Hasil Analisis, 2013. Keterangan:

= Jumlah Guna Lahan pada Persil Terbesar = Penambahan Guna Lahan pada Persil Terbesar

(8)

822 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3

Tabel 3. Jenis dan Sifat Dampak Perubahan Guna Lahan akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII

No. Jenis Dampak Dampak Sifat Dampak yang Muncul Persepsi Jumlah 1. Dampak

Ekonomi Dampak Positif Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya. 160 Lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha

akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 127 Lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha

akibat lingkungan ramai. 27

Memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat. 133 Memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk luar (bukan

penduduk setempat). 31

Dampak Lain 4

Dampak

Negatif Kegiatan usaha milik sendiri menjadi menurun akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 23 2. Dampak Sosial Dampak

Positif Dampak Lain 5

Dampak

Negatif Lingkungan menjadi tidak aman akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 8

Dampak Lain 2

3. Dampak

Lingkungan Dampak Negatif Lingkungan menjadi tidak nyaman akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 2 Lingkungan menjadi bising akibat konsumen dari kegiatan

usaha milik orang lain di sekitar. 49 Lingkungan menjadi semrawut akibat banyak kegiatan usaha

milik orang lain di sekitar. 6

Banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di

sekitar yang parkir di badan jalan. 82 Lingkungan menjadi berpolusi akibat banyak konsumen dari

kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang menggunakan kendaraan bermotor.

15

Lingkungan menjadi bising akibat banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang menggunakan kendaraan bermotor.

63

Sumber air mengalami kekeringan akibat sumur bor dari

kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 26 Banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di

sekitar yang membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan menjadi kotor.

18

Sering ada asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah

yang diproduksi dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. 5

Jumlah 786

Sumber: Hasil Analisis, 2013.

Dampak negatif perubahan guna lahan yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII, perlu diatasi dengan mitigasi dampak lingkungan dan sosial.

Mitigasi dampak lingkungan, terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama adalah penataan bangunan-bangunan penduduk, terutama bangunan yang digunakan untuk kegiatan usaha yang menyebabkan lingkungan menjadi semrawut, dengan cara penyediaan lahan parkir yang memadai. Hal tersebut perlu

dilakukan supaya lingkungan tidak menjadi semrawut dan konsumen dari kegiatan usaha tidak parkir sembarangan di badan jalan. Langkah kedua adalah menyediakan ruang terbuka untuk penghijauan pada bangunan-bangunan penduduk, terutama yang berada di pinggir Jalan Kaliurang (daerah tersebut cenderung terkena polusi udara). Namun, hal tersebut sulit dilakukan pada bangunan penduduk yang berada pada lahan yang sempit dan lahan tersebut sudah habis untuk bangunan. Oleh karena itu, alternatif lain adalah

(9)

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 | 823

Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman membangun taman-taman di daerah tersebut. Langkah ketiga adalah melarang penggunaan sumur bor pada bangunan-bangunan penduduk yang digunakan untuk kegiatan usaha karena akan mengurangi pasokan air di sekitarnya. Langkah keempat adalah melakukan program pengelolaan sampah disertai dengan partisipasi penduduk setempat untuk mendukung program

tersebut serta memberikan program tersebut bagi wilayah yang belum memilikinya (Dusun Bonjotan dan Nglanjaran). Hal tersebut perlu dilakukan supaya dapat mengurangi kebiasaan penduduk setempat yang membuang sampah sembarangan. Adapun mitigasi dampak sosial berupa menegur pemilik kegiatan usaha yang konsumennya membuat bising bagi sekitarnya dan konsumen tersebut.

Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya.

Lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Memperbaiki sarana dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang mengalami kerusakan.

Menitipkan barang dagangan pada kegiatan usaha milik orang lain di sekitar untuk dijual.

Pemasok kebutuhan untuk kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Dampak Langsung

Memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat dan penduduk luar (bukan penduduk setempat). Lingkungan menjadi strategis untuk dijadikan tempat usaha akibat lingkungan ramai.

Dampak Tidak Langsung

Kegiatan usaha milik sendiri menjadi menurun akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Dampak Langsung Dampak Positif

Dampak Negatif

Mendapatkan pengetahuan dari konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar. Dampak Langsung

Dampak Positif

Lingkungan menjadi tidak aman akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Kehidupan lingkungan dan konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar bersifat individual. Dampak Langsung

Dampak Negatif

Lingkungan menjadi tidak nyaman akibat adanya kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Lingkungan menjadi semrawut akibat banyak kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang parkir di badan jalan.

Lingkungan menjadi berpolusi akibat banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang menggunakan kendaraan bermotor.

Banyak konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar yang membuang sampah sembarangan sehingga lingkungan menjadi kotor.

Sering ada asap yang ditimbulkan dari pembakaran sampah yang diproduksi dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Lingkungan menjadi bising akibat konsumen dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar dan banyak konsumen tersebut yang menggunakan kendaraan bermotor. Dampak Langsung Dampak Negatif Dampak Lingkungan Dampak Ekonomi Dampak Sosial

Sumber air mengalami kekeringan akibat sumur bor dari kegiatan usaha milik orang lain di sekitar.

Perubahan Guna Lahan

Gambar 3. Struktur Dampak Perubahan Guna Lahan akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII

(10)

824 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N3 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan diskusi, dapat disimpulkan bahwa jenis perubahan guna lahan pada persil di sekitar Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 1993 – 2013 yang terbesar adalah perubahan guna lahan RTH (Ruang Terbuka Hijau) menjadi campuran (sebesar 31,21 % dari keseluruhan jumlah guna lahan yang mengalami perubahan pada persil). Proses perubahan guna lahan di sekitar Kampus Terpadu UII pada tahun 1993 – 2013 digolongkan ke dalam tahapan dominasi. Dampak perubahan guna lahan akibat pembangunan Kampus Terpadu UII yang terbesar adalah dampak ekonomi yang positif, yaitu: penduduk setempat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari adanya layanan kegiatan usaha milik orang lain di sekitarnya (sebesar 20,36 % dari keseluruhan jumlah dampak yang muncul). Dampak negatif perubahan guna lahan yang diakibatkan oleh pembangunan Kampus Terpadu UII, perlu diatasi dengan mitigasi dampak lingkungan dan sosial.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Dr. Denny Zulkaidi selaku pembimbing atas bimbingan dan arahan selama penelitian.

Daftar Pustaka

Akbar, Roos. 1993. Aplikasi Sistem Informasi Geografis: Land Use Accounting System.

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, No. 9. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Bourne, Larry S. 1971. Internal Structure of The

City Readings on Space and Environment. New York: Oxford University Press.

Briassoulis, Helen. 2000. Analysis of Land Use

Change: Theoretical and Modeling Approaches. The Web Book of Regional Science, Scott Loveridge, ed. Regional Research Institute, West Virginia University, USA.

http://www.rri.wvu.edu/WebBook/Briassoulis/ contents.htm. Diakses pada tanggal 24 Desember 2012.

Briassoulis, Helen. 2000. Factors Influencing Land Use and Land Cover Change.

Encyclopedia of Life Support Systems (EOLSS), Vol. 1.

Kaiser, Erward John, David R. Godschalk, and F.

Stuart Chapin, Jr. 1995. Urban Land Use

Planning. Fourth Edition. Urbana and Chicago: University of Illinois Press.

Kustiwan, Iwan, dkk. 2000. Identifikasi

Perubahan Pemanfaatan Lahan pada Beberapa Koridor di Kota Bandung. Laporan Akhir Jurusan Planologi, Institut Teknologi Bandung. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Patterson, T. William, 1979. Land Use Planning.

Techniques of Implementation. Canada: Van Nostrand Reinhold Ltd.

Peraturan Gubernur DKI. 1975. Surat Keputusan

Gubernur DKI tentang Kegiatan Tambahan. Jakarta: _.

Soemarwoto, Otto. 2005. Analisis mengenai

Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suratmo, F. Gunarwan. 2004. Analisis mengenai

Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wardhana, Wisnu Arya. 2001. Dampak

Gambar

Gambar 1. Peta Wilayah Penelitian  Sumber: Survei Primer dan Sekunder, 2013.
Tabel 1.  Jenis dan Besar Perubahan Guna Lahan pada Persil di  Sekitar Kampus Terpadu  UII                              Tahun 1993 – 2013
Gambar 2. Proses Analisis Jenis dan Besar Perubahan Guna Lahan pada Persil di Sekitar Kampus Terpadu UII Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 3. Jenis dan Sifat Dampak Perubahan Guna Lahan akibat Pembangunan Kampus Terpadu UII  No
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan prestasi kemajuan pekerjaan mencapai : 19,07% (Seratus Persen) Rincian Kemajuan Pekerjaan dan Dokumentasi Lapangan

mengajukan tuntutan untuk: (i) pelanggaran terhadap paten atau hak milik intelektual atau hak milik lain yang timbul dari penggabungan atau penggunaan suatu alat (selain

terkemuka setaraf dengan kawasan-kawasan perindustrian lain di Eropah. Kedudukan Melaka yang strategik membuatkan ramai pedagang dari serata dunia berminat untuk

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?" Ladang timun itu memang benar-benar berantakan.. Banyak pohon timun yang rusak

Pengujian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa semua item pertanyaan mengenai tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap kualitas pelayanan di apotek instalasi