• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahaya penggundulan hutan, suatu peringatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahaya penggundulan hutan, suatu peringatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bahaya penggundulan hutan, suatu peringatan

Tahun 2020 dan penduduk kota Dili dalam dua dekade terakhir telah

meningkat tiga kali lipat. Peningkatan jumlah penduduk ini terutama dise-babkan oleh urbanisasi. Penduduk yang tadinya tinggal di daerah pedesaan kini tinggal di gubuk-gubuk darurat di daerah pinggiran kota yang kian meluas. Pelayanan kesehatan dan sosial kota tersebut yang terbatas tidak mampu melayani kebutuhan mereka yang menganggur itu. Kota Dili juga telah menjadi kota dengan tingkat polusi yang tinggi.

Ratusan ribu penduduk Timor Timur telah meninggalkan lahan per-tanian mereka karena erosi telah mengakibatkan degradasi tanah. Degradasi lahan tersebut juga telah menghilangkan potensi pertanian yang pada satu saat cukup menjanjikan di negara yang muda ini. Semuanya telah terjadi dengan begitu cepat. Hutan Timor Timur yang lebat telah ditebang, kayunya dijual atau dibakar. Banjir yang sering terjadi telah mengikis habis zat-zat dari tanah dan kemarau panjang telah membuat tanah menjadi keras dan kering kerontang. Setelah itu terjadi tanah longsor yang menewaskan ratu-san penduduk, menutup jalan-jalan dan hampir memacetkan perdagangan negeri ini. Bahkan endapan lumpur dari erosi tersebut juga telah menim-bulkan kerusakan. Endapan tersebut mengalir ke laut dan merusak terumbu karang yang selama ini menjadi daya tarik bagi wisatawan manca negara.

lanjut ke hal 3

Kaum ibu membuka

hotel di Viqueque

P

esan yang diterima itu ringkas dan

lang-sung ke permasalahan: “Enam orang dari Dili perlu menginap di Viqueque. Kita harus membuka hotel malam ini.”

Inilah saat yang telah direncanakan oleh delapan anggota organisasi wanita Organizacao Mulheres de Timor (OMT) sela-ma enam bulan. Tetapi mereka tiba-tiba gugup: rencana mereka untuk membuka hotel pertama di Viqueque itu kini sedang diuji.

“Kita bisa melakukannya,” kata Amelia Soares dengan tegas, dan ketujuh orang koleganya menyetujuinya. Dalam waktu beberapa jam, wanita-wanita terse-but telah membersihkan bangunan terseterse-but dan siap untuk menerima tamu-tamu dari AusAid tersebut.

“Kami belum siap untuk mengelola tempat ini,” kata Elda Ferreira yang juga memiliki toko kecil di rumahnya. “Bahwa kami tidak tahu tarif yang harus dike-nakan, maka kamipun berembuk dan sepa-kat untuk menentukan tarif tersebut sebe-sar Rp220.000 untuk tamu-tamu AusAid tersebut. Untunglah, semuanya berjalan dengan baik. Satu-satu keluhan dari tamu-tamu tersebut adalah kurangnya kawat nyamuk di jendela.”

Keenam tamu itu menggunakan semua sarana hotel yakni tiga kamar double

masing-masing dengan toilet. Mereka tidak bisa sarapan pagi di hotel tersebut karena dapurnya belum siap.

Salah seorang dari tamu itu, Alesio Da Cruz, mengomentari, “Setiap orang merasa sangat nyaman. Bahkan kami mengambil foto saat cek out pertama di hotel tersebut. Ada hal-hal kecil yang perlu diperbaiki. Tapi sejauh ini, hotel ini adalah contoh yang baik bagi sektor-sektor lainnya dalam masyarakat.”

Salah seorang tamu pertama lainnya adalah Omar Jallow, yang ketika itu menja-bat Administrator Distrik. “Saya nginap satu malam,” katanya. “Ini satu cara untuk bekerjasama dengan kelompok yang tang-guh ini. Kami sangat bangga pada mereka dan saya yakin mereka dapat mengelola hotel itu dengan baik.”

Perbaikan-perbaikan terakhir disele-saikan pada hari setelah tamu-tamu perta-ma tersebut meninggalkan hotel itu, semen-tara kedelapan wanita tersebut mulai menyelenggarakan lokakarya pelatihan tentang cara bagaimana mengelola hotel tersebut dan mengenai komunikasi dasar. Lokakarya itu diselenggarakan oleh lemba-ga swadaya masyarakat Belanda, Free East Timor Foundation.

“Kursus pelatihan tersebut sangat positif. Sikap kelompok tersebut penting. Mereka kuat dan sangat komit kepada hotel itu,” kata Endie van Binsbergen yang memimpin pelatihan tersebut. “Para wanita itu kini sudah siap. Selama pelatihan berlangsung mereka juga belajar bagaimana cara menangani tamu yang lanjut ke hal 3

A

pakah skenario seperti ini bisa terjadi?

Kemungkinan ini kini menjadi semakin nyata bagi beberapa pakar per-tanian dan lingkungan hidup yang men-gatakan bahwa jika kecenderungan yang ada sekarang ini terus berlanjut maka implikasinya bagi Timor Timur sangat parah. Dua insiden yang terjadi belum lama ini memberikan isyarat betapa parahnya kerusakan akibat penggundulan hutan dan erosi yang menyusul baik dili-hat dari segi kerusakan pada kehidupan manusia maupun kerusakan ekonomi. Pada bulan Mei lalu, 127 orang Timor tewas dan ribuan lainnya kehilangan tem-pat tinggal akibat banjir besar yang melanda daerah di seberang perbatasan di Timor Barat. Sebagian besar penduduk yang tewas itu adalah pengungsi dari Timor Timur. Pada bulan Juni tanah long-sor yang terjadi di bagian selatan Baucau merusak berkilo-kilometer lahan

pertan-ian yang subur dan tanaman serta merusak jalan-jalan penghubung yang sangat penting bagi penyaluran pro-duk pertanian ke pasar.

Estanislau Da Silva, manajer Proyek Rehabilitasi Infrastruktur Darurat Bank Pembangunan Asia yang kini mengalokasikan dana sekitar AS$21 juta untuk

pembangu-nan jalan di Timor Timur, adalah seorang warga Timor Timur yang masih mengingat dengan baik ketika daerah yang berbukit-bukit masih tertutup hutan yang lebat. Di jalan menuju Hera tidak jauh dari Becora, katanya, “bukit-bukit di daerah ini pada seki-tar tahun 1974 masih penuh dengan pohon gum.” Hari ini, seperti banyak bukit di ping-gir jalan di seluruh Timor Timur, bukit-bukit tersebut kini gersang dan hanya beberapa batang pohon kayu putih yang masih hidup di

situ.

Apakah para pakar itu agak terlalu pri-hatin? “Sementara kita tidak bisa mengukur proses erosi, namun semua indikator menun-jukkan kepada masalah-masalah serius yang ada di depan,” kata Peter Nuttall, kepala Unit Kehutanan dari Bagian Urusan Pertanian UNTAET. “Ini terdapat dalam laporan-lapo-ran masyarakat; lapolaporan-lapo-ran-lapolaporan-lapo-ran dari East Timor Foresters Group (ETFOG)”. Ironisnya, kata Nuttall, keberadaan ETFOG dengan 153

anggota Teknisi kehutanan Timor Timur yang terlatih adalah bukti bahwa “bebera-pa waktu yang lalu, Timor Timur mem-punyai hutan, budaya hutan.”

Ia merujuk kepada data pendahulu-an dari pihak Indonesia ypendahulu-ang memperli-hatkan hilangnya hutan-hutan tersebut dengan cepat. “Telah terjadi proses peng-gundulan hutan yang cepat dalam waktu 25 tahun,” katanya. Pada 1975, 50 persen

Kemajuan pendidikan ditandai

dengan dibukanya kembali universitas

H

anya 500 dari hampir 5000 siswa

yang mengikuti ujian masuk berhasil diterima untuk mengikuti studi di Universitas Nasional Timor Lorosa'e yang dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 7 Oktober. Selain itu, sebagian dari 4000 siswa yang mendaf-tar untuk mengikuti studi di berbagai universitas dan politeknik di Timor Timur sebelum terjadinya kekerasan tahun lalu, akan melanjutkan studi mereka di universitas tersebut. Jumlah mereka belum dapat dipastikan saat Tais Timor ini naik cetak.

Penerimaan siswa akan

dit-Universitas Nasional bebenah diri sebelum beroperasi.

ingkatkan tahun depan dengan bertambahnya jumlah gedung.

Setelah mengikuti ujian September lalu, calon-calon maha-siswa terpaksa menunggu pengumu-man melalui Radio UNTAET dan Radio Falintil awal Oktober untuk mengetahui apakah mereka berhasil diterima. Penerimaan siswa terpaksa dibatasi, kata Armindo Maia, kepala Departemen Pendidikan Tinggi CNRT karena terbatasnya buku teks, ruangan kuliah dan kendala lainnya. “Kami tidak ingin universitas ini lanjut ke hal 4 Lereng gunung yang semakin gersang: problema menanti

Foto arsip OCPI-UNT

AET

Foto arsip OCPI-UNT

(2)

KONSTITUSI DAN HAK-HAK DASAR

Bagian keenam seri tulisan Karol Soltan

D

emokrasi setidak-tidaknya dapat dili-hat dari dua sudut pandang. Menurut sudut pandang pertama, demokrasi lahir apabila hak untuk memerintah yang dipegang seorang raja atau diktator dicopot dari raja atau diktator tersebut dan dibagi secara merata antara anggota masyarakat. Menurut sudut pandang kedua, demokrasi lahir apabila pemerin-tah yang mengandalkan ancaman kekuasaan digantikan oleh pemerintah berdasarkan persetujuan bebas dari mereka yang diperintah. Menurut kedua pandangan ini, pemilihan umum yang bebas dan adil secara periodik penting bagi demokrasi tetapi pemilihan umum itu saja tidak cukup.

Sebuah pemerintahan dapat men-gandalkan kekuatan untuk memaksa rakyat melakukan apa yang diinginkan-nya. Atau sebuah pemerintahan dapat menyuruh rakyat melakukan sesuatu dengan cara membujuknya untuk menda-patkan persetujuan mereka. Sebuah pemerintahan yang telah dipilih secara bebas dan menghadapi pemilihan umum baru mengerti bahwa perlu diperoleh jus-tifikasi dari rakyat mengenai apa yang telah dilakukan oleh pemerintah terse-but. Pemerintah itu memahami bahwa tidak dapat diperoleh persetujuan dari setiap orang tapi akan berusaha untuk memperoleh persetujuan dari sebanyak mungkin orang. Tugas pemerintah yang demokratis kemudian adalah untuk meningkatkan sebanyak mungkin perse-tujuan bebas dari penduduk terhadap keputusan pemerintah. Tentu saja, tidak semua orang akan setuju tetapi jika upaya untuk memperoleh persetujuan yang luas itu jelas, maka sebuah kebi-jakan yang tidak disetujui akan lebih mudah diterima.

Karena demokrasi mendorong adanya argumentasi dan perdebatan dalam upaya untuk menghasilkan kebi-jakan yang paling banyak didukung secara persuasif, maka demokrasi kadang-kadang disebut sebagai “pemerin-tahan melalui pembahasan.” Mengapakah diskusi atau pembicaraaan itu begitu penting? Diskusi atau

pem-bicaraan itu penting karena hal itu dapat memperbaiki keputusan-baik keputusan pribadi maupun keputusan pemerintah. Dalam membuat keputusan yang penting perlu dipertimbangkan argumentasi dari semua sisi. Adalah hal yang bijaksana untuk memperdebatkan dalam pikiran apa yang harus anda lakukan. Juga bijaksana bagi pemerintah untuk memikirkan dan berdebat sebelum membuat keputusan.

Sebagian dari hak-hak paling men-dasar yang dilindungi oleh konstitusi adalah hak-hak yang mendukung dan mempromosikan pertukaran argumentasi yang bebas seperti ini. Kebebasan mimbar dan kebebasan berekspresi adalah contoh-contoh penting. Kebebasan mimbar mem-promosikan pembicaraan dan kehati-hat-ian. Kebebasan mimbar melindungi apa yang kita pikir. Kebebasan mimbar memu-ngkinkan hal ini agar ada keputusan umum dan keputusan pribadi yang lebih baik.

Akan tetapi demokrasi juga dapat dil-ihat sebagai suatu sistem politik dimana semua orang dewasa secara merata dan seimbang menjadi penguasa tertinggi. Dan hal ini benar meskipun sebagian besar keputusan yang penting tidak dibuat oleh rakyat sendiri tetapi oleh wakil-wakil mereka yang terpilih. Bahkan dalam suatu sistem kediktatoran, penguasa tertinggi tidak membuat semua keputusan sendiri. Tidak ada diktator yang mempunyai waktu, dan pengetahuan maupun keter-ampilan untuk melakukan hal ini. Apa yang membuat mereka menjadi diktator adalah mereka membuat sebagian dari keputusan yang terpenting dan mempun-yai kekuatan untuk mempekerjakan dan memecat semua pejabat lainnya yang membuat keputusan-keputusan penting. Dalam sebuah demokrasi, peran penguasa tertinggi terbagi secara merata di antara warga yang dewasa dalam masyarakat. Dan seperti halnya kekuasaan diktator, kekuasaan mereka juga sebagian besar muncul dari kapasitas mereka untuk mem-pekerjakan dan memecat (dalam pemili-han umum) para pejabat yang membuat sebagian besar keputusan-keputusan pent-ing.

Jika kita membagi hak untuk memer-intah dan memberikan andil yang sama kepada setiap individu, maka kita harus

memilih semua pejabat yang penting dalam pemilihan umum dimana setiap suara mempunyai kedudukan yang sama. Tetapi kita juga bisa membuat setiap indi-vidu secara merata menjadi penguasa den-gan melindungi suatu ruang lingkup kepu-tusan yang mana dalam batas kepukepu-tusan tersebut tidak seorang pun yang dapat ikut campur dalam apa yang dilakukan oleh seseorang individu. Dalam ruang lingkup tersebut, masing-masing individu sepenuhnya memegang kendali: mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan. Sebagian besar hak paling men-dasar yang diakui dalam konstitusi mod-ern memberikan perlindungan seperti itu. Dan pertanyaan yang timbul adalah seluas apakah ruang lingkup tersebut? Kita mem-perlihatkan rasa hormat kepada semua individu dengan membuat ruang lingkup itu menjadi seluas mungkin.

Dengan demikian, kita membiarkan orang membuat keputusan mereka sendiri mengenai apa yang mereka percaya dan apa yang mereka katakan, apa yang mere-ka tulismere-kan, nyanyimere-kan atau lukismere-kan. Kita memberikan kepada mereka pilihan den-gan siapa mereka ingin menikah, peker-jaan apa yang diterimanya, organisasi mana yang ingin mereka bergabung dan dari siapa mereka membeli keperluan sehari-harinya. Dan kita tentu saja mem-berikan kepada mereka pilihan agama yang ingin dipeluknya atau tidak beraga-ma saberaga-ma sekali. Dalam ruang lingkup ini setiap individu adalah raja atau ratu. Jika kita menghormati mereka, kita menghar-gai keputusan mereka meskipun kita tidak menyetujuinya. Kita membiarkan mereka untuk membuat kesalahan, termasuk kasalahan yang serius.

Salah satu kebebasan paling men-dasar adalah kebebasan untuk berbuat kesalahan, melakukankan hal-hal yang bodoh dan tidak masuk akal. Dan dalam suatu masyarakat demokratik, hal ini adalah suatu kebebasan yang harus diberikan setiap orang kepada orang lain. Adalah hal yang mudah untuk mem-biarkan orang lain melakukan hal-hal yang kita setujui. Jauh lebih sulit untuk membiarkan mereka melakukan hal-hal yang kita yakini tidak benar. Mengapa kita harus membiarkan hal ini? Ini adalah per-tanyaan yang rumit dan saya tidak bisa

menjawabnya dengan lengkap dalam kesempatan ini. Tetapi saya kira ada dua alasan pokok.

Pertama, kita mengakui bahwa kita semua tidak sempurna. Dan dengan demikian kita tidak bisa sama seklai yakin bahwa apa yang dilakukan orang lain adalah hal yang bodoh dan tidak betul menurut apa yang kita yakini. Kedua, meskipun kita cukup yakin bahwa apa yang dilakukan orang itu bodong dan salah, namun memberikan kepada mereka untuk kebebasan untuk terus melakukan hal itu adalah cara memperlihatkan rasa hormat kepada mereka. Kita tidak berpikir bahwa mere-ka itu tidak ada gunanya lagi. Meremere-ka barangkali akan mencari cara yang benar dengan cara mereka sendiri dan itu lebih baik daripada dipaksakannya sesuatu atas diri mereka.. Inti dari rasa hormat ini adalah suatu harapan bahwa semua orang dapat memperbaiki peri-laku dan meningalkan setidaknya seba-gian dari cara-cara mereka yang bodoh.

Sayang sekali, ada batasan ter-hadap semua ini. Dan batas tersebut ditentukan oleh rasa takut kita yang sah bahwa orang lain akan menyakiti atau merusakkan kita. Oleh karena itu hara-pan terhadap orang lain perlu diimbangi dengan ketakutan terhadap mereka. Kita semua perlu dilindungi dari kerusakan yang dapat kita saling lakukan dan itu menetapkan batas ter-hadap sfir keputusan yang dapat diberikan kepada kita untuk dikenda-likan. Untuk menyeimbangi harapan dan rasa takut, kita memberikan sfir keputu-san kepada setiap individu yang mana dalam dalam sfir tersebut kita masing-masing dapat membuat kesalahan bodoh yang mencolok. Tetapi dengan ketat

Tindakan yang secara segera, lang-sung dan jelas merugikan orang lain. Sistem seperti ini pada dasarnya biasanya memerlukan perlindungan kon-stitusi karena batas-batas yang tepat sulit untuk ditetapkan, dan pemerintah (baiak pemerintah demokratik sekalipun) akan selalau tergoda untuk mengmabil jalan pintas dan mengurangi sfir perlindungan individu.

Kegiatan kebersihan di Timor Timur

bil menunggu diberikannya baju kaos dan karung sampah serta bis yang belum tiba. Sebagian peserta memperoleh krayon, cat minyak dan kertas untuk menampilkan ekspresi kesemarakan hari Clean Up The World dalam lukisan mereka.

Kemudian rombongan peserta terse-but bertolak menuju pantai Christo Rei. Pantai ini merupakan tempat rekreasi yang populer bagi warga Dili yang men-gunjunginya pada akhir pekan dan adalah salah satu dari 15 lokasi baru yang dilin-dungi di Timor Timur. “Dengan memusatkan kegiatan Clean Up the World Day di pantai Christo Rei, kami berupaya untuk mensosialisasikan bahwa tempat tersebut kini merupakan tempat yang ter-lindungi untuk dinikmati dan dilestarikan oleh warga Dili,” Kata Gilman dari Unit Lingkungan Hidup tersebut.

“Kegiatan seperti ini perlu dilan-jutkan pada masa depan karena lingkun-gan yang bersih akan membuat orang men-jadi sehat,” kata Remesio Vieira dari Haburas, suatu kelompok lingkungan hidup setempat yang membantu menye-lenggarakan berbagai kegiatan pada hari tersebut.

Dalam sambutannya untuk menyam-but hari Clean Up the World tersemenyam-but, Adminstrator Transisional Sergio Vieira de Mello mengatakan, “membersihkan dunia memberikan sumbangan kepada perdama-ian, suatu sumbangan kepada pembangu-nan.” Ia juga mencatat bahwa, “kami

selaku orang asing turut berperan dalam terjadinya perusakan lingkungan hidup Timr Timur.” Botol-botol plastik yang ter-dapat di tong-tong sampah dengan jelas memperlihatkan masalah ini dan dampaknya bahkan lebih besar bagi mere-ka yang sebenarnya mengumpulmere-kan sam-pah di pantai itu sendiri.

“Harus ada partisipasi yang lebih besar dari warga manca negara yang ada di Timor Timur yaitu mereka yang mem-buang semua kaleng minuman tersebut,” kata Andrade dari UNTAET. “Kegiatan Hari Clean Up the World tersebut adalah cara untuk menarik perhatian masyarakat mengenai masalah limbah seperti botol-botol plastik ini. Hal yang terbaik mengenai hari tersebut adalah setiap orang mulai sadar bahwa kita menghadapi suatu masalah,” katanya.

Fokus pada masalah lingkungan hidup tetap dipertahankan dengan adanya pengumuman bahwa seorang pejabat pemerintah asli Timor Timur akan dilantik untuk mengurus masalah lingkungan hidup. “Orang itu kelak akan menangani masalah perencanaan dan pembangunan. Pembangunan tidak boleh menganggu lingkungan hidup dan keprihatinan akan masalah lingkungan harus merupakan bagian dari pelatihan pembangunan,” kata Vieira de Mello.

Selain itu, UNTAET kini sedang mengadakan pembicaraan dengan sebuah perusahaan swasta bagi pengem-bangan program daur ulang di Dili. Seorang juru bicara mengungkapkan harapannya bahwa daur ulang kaleng aluminium dan botol plastik akan dimu-lai sebelum akhir tahun ini.

C

lean Up the World Day (Hari Pembersihan Dunia) berlangsung dengan sukses di Timor Timur - tetapi event seperti ini hendaknya diseleng-garakan lebih dari sehari dalam setahun.

Ini adalah pendapat Aline Andrade dari unit evaluasi proyek UNTAET yang juga berharap bahwa pada waktu yang akan datang lebih banyak anggota staf internasional akan mengambil bagian dalam event seperti Clean Up the World Day ini.

Clean Up Day (22 September) telah dilukiskan sebagai proyek lingkungan hidup berbasis masyarakat yang terbesar di dunia. Hari Pembersihan ini bermula dari hari Pembersihan Pelabuhan Sydney 12 tahun yang lalu. Dan sejak itu telah meluas ke 120 negara.

Tahun ini untuk pertama kalinya Timor Timur turut berpartisipasi dalam hari pembersihan dunia ini. “Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mem-populerkan hari pembersihan ini kepada warga setempat untuk meningkatkan kesadaran mereka akan lingkungan hidupnya sendiri,” John Gilman dari unit perlindungan lingkungan hidup UNTAET menjelaskan.

Sekitar 200-300 orang terutama pra-muka turut berpartisipasi aktif dalam acara pada hari tersebut. Mereka berkumpul di depan Kediaman Gubernur di Dili sebelum pukul 09.00. Tidak lama kemudian mereka mulai bernyanyi

sam-Mempopulerkan hari kebersihan kepada penduduk lokal terutama anak-anak untuk menyadarkan mereka akan arti penting lingkungan hidup mereka sendiri

Foto arsip OCPI-UNT

(3)

dari luas negeri ini terdiri atas hutan primer dan hutan sekunder. Menjelang 1989, daerah berhutan itu berkurang men-jadi 41 persen dan menjelang 1999 hanya 1 persen dari hutan seperti itu yang tersisa. Pada 1992, menurut data Indonesia, seki-tar 49 persen dari lahan tersebut mengala-mi degradasi dan sekitar 17.800 hektar perlu ditanami kembali.

Sebagian besar penggundulan hutan terutama di zaman Indonesia adalah aki-bat dari eksploitasi hutan untuk memper-oleh kayu jati yang mahal, redwood, kayu cendana dan mahogani untuk ekspor. Dewan Konsultatif Nasional (National Consultative Council - NCC) yang menyadari masalah penebangan hutan seperti ini, mengadakan pembatasan ter-hadap kegiatan tersebut awal tahun ini. Selain itu, kata Serge Vernieau, Direktur Urusan Pertanian, pihak Indonesia mem-punyai kebijakan untuk memindahkan penduduk Timor Timur lebih dekat ke jalan atas alasan keamanan. Konsentrasi penduduk ini dengan praktek pertanian mereka, pembakaran dan penebangan pohon, menambah tekanan pada bukit-bukit yang berdekatan dan daerah resapan air (water catchment areas).

Memotong pohon untuk kayu bakar adalah tradisi di Timor Timur dan praktek ini menyerap konsumsi kayu domestik yang cukup besar. Tetapi praktek ini tam-paknya telah meningkat pesat tahun lalu. Ini sebagian besar disebabkan oleh peng-hancuran skala besar dari negeri ini oleh milisi pada 1999. Akibat dari itu banyak warga Timor Timur yang kini menganggur dan sekarang menunjang kehidupan mere-ka dengan memotong pohon dan menjual kayu api. Hal ini jelas terlihat di Dili dimana penduduk kota tersebut telah meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir.

Selain itu, banyak orang Timor Timur yang sebelumnya menggunakan

kompor minyak tanah kini tidak lagi mampu membeli kompor baru setelah kompor mereka dirusak atau dicuri dalam aksi kekerasan yang terjadi September lalu. Bahkan kini lebih sulit untuk membeli minyak tanah kare-na harganya tidak lagi di subsidi seperti hal-nya sewaktu Indonesia berkuasa. Marcelino Gomez ayah lima orang anak yang tinggal di luar kota Dili di jalan pantai menuju Hera adalah salah seorang penduduk Timor Timur yang secara tradisional menebang pohon dan menjual kayu api. Hal yang sama juga dilakukan oleh tetangga-tetangganya.

“Ini adalah pekerjaan keluarga, memo-tong pohon dan menjual kayu,” katanya. “Kakek saya telah melakukannya sejak zaman Portugal. Dan saya bisa sekolah kare-nanya,” katanya, “dan penghasilan dari pekerjaan saya ini akan membiayai pen-didikan anak-anak saya.”

Akan tetapi tahun ini ada perbedaan yang sangat besar. Dewasa ini, menebang pohon dan menjual kayu api adalah satu-sat-unya pekerjaan bagi dirinya dan tetangganya. “Sebelumnya kami bekerja sebagai nelayan,” katanya. “Dan pada waktu lampau kami bisa memperoleh penghasilan yang lebih besar. Tetapi milisi merusak perahu dan peralatan penangkap ikan kami dan kini kami harus menjual kayu api.” Dan bila sebelumnya ia akan menempuh jarak yang jauh dengan mengendarai sepeda motornya untuk menebang pohoh-pohon tertentu, kini ia menebang pohon yang terdapat di tempat yang berdekatan. Milisi telah mengambil sepeda motornya, katanya. Anda barangkali tidak akan dapat melihat Gomez menebang pohon. Biasanya, ia melakukan hal ini den-gan saudara laki-lakinya dalam udara yang sejuk pada malam hari. Ia mengatakan tidak seperti orang lainnya mereka hanya memo-tong cabang-cabang pohon. Ia bisa memper-oleh penghasilan sampai Rp70.000 dari hasil penjualan kepada orang yang lewat pada hari yang baik tetapi biasanya antara Rp20.000 hingga Rp50.000.

Gomez mengakui semakin banyak orang Timor Timur yang kini mulai beralih ke pro-fesi sebagai penjual kayu bakar agar dapat bertahan hidup, meskipun, “orang tidak mem-punyai banyak uang untuk membelinya”. Dan meskipun ia mengatakan tidak khawatir akan masalah erosi, namun bukit-bukit berdekatan yang semakin gundul dan jalan-jalan yang berulang kali mengalami longso-ran memperlihatkan betapa besarnya masalah ini.

Sejauh ini, Pemerintahan Peralihan Perserikatan Bangsa-Bangsa, CNRT dan sebagian besar lembaga swadaya masyarakat belum memberikan perhatian sepenuhnya kepada masalah ini. Mereka telah beroperasi dalam modus darurat - menyalurkan perhat-ian dan bantuan mereka yang terbatas ter-hadap keprihatinan kemanusiaan dan sosial yang lebih mendesak. “Masyarakat, dis-ayangkan, berpikir pendek,” kata Vernieu. “Anda tahu, 25 tahun yang lalu saya mem-perkirakan akan terjadi banjir di Bangladesh dan Nepal karena adanya penggundulan hutan dan erosi lahan. Jika dalam waktu 20 tahun kita tidak mengambil tindakan yang lebih banyak di Timor Timur maka lahannya tidak akan bermanfaat sama sekali. Kita akan memiliki gurun pasir dengan kerusakan menyeluruh dari lahan yang subur dan ter-batasnya air untuk mengairi sawah.”

Verieu dan koleganya mengatakan mereka sama sekali tidak memperoleh dukungan dari donor bantuan dan badan-badan yang prihatin terhadap masalah ini. “Tetapi kita perlu berbuat sesuatu agar setiap orang yakin akan parahnya masalah ini,” katanya. “Kita perlu bicara dengan lebih lan-tang.”

Ia dan koleganya kini jelas memahami sejumlah tindakan yang harus segera diam-bil.

Tindakan-tindakan tersebut meliputi: • Suatu kampanye pendidikan nasional yang melibatkan sekolah-sekolah dan gereja-gereja untuk meningkatkan kesadaran dari

efek-efek negatif dari pembakaran lereng-lereng bukit dan menebang pohon, juga kampanye kesadaran mengenai keuntungan untuk hanya menebang cabang-cabang dari pohon-pohon yang dapat tumbuh dengan cepat bukan seluruh pohon. (Unit Kehutanan kini bekerjasama dengan ETFOG untuk mendapatkan hibah Kanada senilai AS$18.000 untuk program kesadaran kebakaran).

• Sebuah program pengembangan bibit di seluruh Timor Timur untuk mengem-bangkan persemaian milik masyarakat dan untuk menanam kembali lereng-lereng bukit dan areal yang terkena erosi di selu-ruh Timor Timur dengan spesies yang tum-buh cepat dan pohon-pohon lainnya. (ETFOG dewasa ini terlibat dalam program AS$20.000 untuk menanam ribuan bibit yang akan ditanam dalam berbagai proyek percontohan di daerah resapan hujan dekat Dili).

• Program untuk mensubsidi harga minyak tanah nasional dan menyalurkan kompor kepada penduduk di daerah pedesaan, sama seperti yang dilaksanakan di Nepal, yang akan menggalakkan pemakaian bahan bakar non kayu.

• Upaya penciptaan lapangan kerja untuk memberikan opsi baru kepada orang miskin yang menebang pohon untuk kayu api seba-gai mata pencaharian mereka. Menurut Nuttal dari Unit Kehutanan, “kita tidak bisa menghukum penebang pohon tersebut kecuali bila kita dapat memberikan solusi atau opsi yang positif.”

• Upaya yang lebih giat untuk pember-dayaan masyarakat. Akhirnya, sumberdaya Timor Timur yang terbesar adalah rakyat-nya,” kata Nuttal. Sayang sekali, pihak Indonesia mentargetkan struktur lokal, menghancurkannya dan mengadu domba kepemimpinan satu sama lain. “Tidak ada lagi rasa kepemilikan masyarakat, tidak ada rasa tanggung jawab pribadi dan masyarakat. Sama sekali tidak ada tang-gung jawab pada tingkat masyarakat.” Ia mengatakan agar dapat mengatasi masalah penggundulan hutan dan masalah erosi dan memulai upaya penghijauan kembali, raky-at harus mempunyai rasa turut memiliki dan menjadi pelindung lahan itu sendiri. • Upaya tim kehutanan tersebut akan segera diperkuat. Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme - UNDP) belum lama ini meluncurkan Unit Perlindungan Lingkungan Hidup UNTAET untuk melaksanakan evaluasi keprihatinan dan prioritas lingkungan hidup empat bulan dengan biaya AS$200.000. Pada dere-tan teratas daftar keprihatinan tersebut adalah masalah penebangan hutan serta pembakaran hutan dan ladang yang luas. Evaluasi ini yang akan menyentuh pemiki-ran setiap opemiki-rang mulai dari CNRT hingga kelompok-kelompok masyarakat dan gereja akan mempelajari hubungan antara kemiskinan pengelolaan pemerintahan yang baik dan degradasi lingkungan hidup.

Bahaya penggundulan hutan

lanjutan dari hal 1

DARI KIRIKayu yang baru dipotong dari pohon

di sebuah bukit dekat Dili; semakin banyak warga Timor Timur kini menebang pohon untuk mendapatkan kayu api; bibit untuk proyek percontohan

Kaum ibu hotel

lanjutan dari hal 1

buru-buru, bagaimana menangani keluhan dan bahkan cara untruk menangani tamu yang mabuk. Kami melakukan peragaan peran dan ini sangat lucu. Komunikasi dengan bahasa isyarat meru-pakan bagian yang penting karena gerak gerik mempunyai arti yang berbeda bagi tamu orang barat dan orang Timor.”

Ferreira tertawa bila ia mengenang hari keti-ka mereketi-ka belajar cara bagaimana berkomuniketi-kasi tanpa menggunakan bahasa:”Kita harus mengar-tikan benda-benda seperti “telur” atau “harga” den-gan gerak gerik, karena sebagian besar dari kami tidak mengerti bahasa Inggris. Ayam kami artikan seperti ini” sambil mengangkat kedua siku ke bahunya dan mulai meniru gaya ayam.

Terletak di jalanan sempit dua blok dari lapangan sepakbola, bangunan hotel tersebut dirusakkan dalam aksi kekerasan dan penghancu-ran tahun 1999 dan diserahkan kepada OMT oleh UNTAET. Kini bangunan tersebut terlihat indah dan tenang. Di bagian pintu depan terdapat pohon-pohon dan di sana sini masih tercium bau cat. “Selamat datang ke rumah kami” adalah sambutan pertama yang terucap kepada setiap tamu yang datang.

Seminggu setelah pembukaan pada

pertenga-han bulan September, wanita-wanita tersebut belum bisa menyepakati sebuah nama. “Namanya akan ada setelah kami menyelesaikan seluruh restoran ini,” Ferreira menjelaskan. Restoran tersebut akan dikelo-la oleh angota OMT dikelo-lainnya, Veronica Ximenes Belo.

Diharapkan penghasilan dari hotel tersebut dapat menutup gaji karyawan (setiap wanita memper-oleh sekitar Rp200.000 per bulan) dan biaya opera-sional.

Selain Ferreira dan Soares, anggota kelompok wanita tersebut lainnya adalah Aurelia Pinto, Angela Soares, Francisca Da Costa, Isabel de Concensao, Fatima Gomes, dan Brigida de Fatima Menezes.

Seorang pria juga turut terlibat dalam proyek ini - Meta Guterres: “Saya petugas keamanan. Biasanya saya tinggal di hotel pada malam hari dan saya baru keluar bila ada dua wanita yang bertugas di bagian reception.”

Ferreira yang dilahirkan di Viqueque mengikuti pendidikan sekolah menengah di Dili selama empat tahun dan menghabiskan empat tahun lainnya di pegunungan pada 1975-1979, mengatakan bahwa hotel tersebut “adalah bukti bahwa wanita bisa mem-bawa perbedaan besar dalam proses pembangunan kembali Timor Timur.

E

mpat orang atlet Olimpiade Timor Timur kembali dari Sydney dengan tidak memenangkan satu mendali pun, tetapi memperoleh banyak sim-pati. “Mereka membuat sejarah” demikian penilaian kantor berita inter-nasional Routers.

Petinju Victor Ramos menerima sebuah pukulan di atas ring tetapi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan menyam-but baik partisipasinya karena hal tersebut “mempertegas potensi bagi perdamaian di dunia.”

Atlet angkat berat Martinho de Araujo, yang terpaksa berlatih dengan beban buatannya sendiri yaitu beton pada kedua ujung pipa, menduduki peringkat terakhir tetapi mengomen-tari: “Dapatkah anda membayangkan apa yang dapat kami lakukan jika kami memiliki semua fasilitas seperti yang dimiliki negara-negara lain? Saya telah melewati banyak kesulitan di

kampung halaman sendiri,” ia berkata kemudian. “Hari ini saya tidak hanya mengangkat beban tetapi juga negara saya.”

Dua peserta Olimpiade lainnya yang keduanya adalah pelari maraton, Aguida Amaral dan Calisto da Costa.Amaral tiba di finish pada posisi ke tiga dari belakang dalam nomor lari wanita, tetapi penonton bergemuruh menyambutnya.“Itu membuat saya sangat senang meli-hat negara-negara dari seluruh dunia datang bersama-sama dan berteman di Sydney,” ia mengemukakan dalam jumpa pers.“Saya ingin membawa pesan ini kembali ke Timor Timur, kepada generasi muda dan mengatakan kepada mereka bahwa kita bisa bersatu dan bergembira.”

Foto arsip OCPI-UNT

AET (3)

Foto arsip OCPI-UNT

(4)

Timor Timur mengenang

kedatangan INTERFET

H

ari Interfet” berlalu tanpa banyak perhatian di Timor Timur meskipun berbagai acara di Taman Mini dan Lapangan Pramuka di Dili digelar untuk memperingati kedatangan pasukan internasional pimpinan Australia pada 20 September 1999 dua ming-gu setelah ter-jadinya kek-erasan milisi pasca jajak pendapat. Di Taman Mini, sekitar 600 penonton disuguhkan hiburan oleh sejumlah artis penyanyi dan penari spek-takuler dari distrik Ermera

dan Liquica yang diselenggarakan oleh Grupo Fraternal. Filipe dos Santos Arranhado, ketua penyelenggara, menyampaikan kepada penonton bahwa tujuan utama acara peringatan tersebut adalah untuk memperlihatkan rasa teri-ma kasih kepada Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa terutama INTERFET dan untuk mengembangkan kebudayaan Timor Timur.

Sebuah upacara Soru Mutu ba Dame juga diadakan diikuti tari-tarian. Seekor ayam jantan ditempatkan di atas atap sebuah rumah adat, suatu upacara yang, menurut Grupo Fraternal, melam-bangkan rasa kebersamaan dengan

pihak-pihak pendukung Timor Timur di luar negeri.

Di Lapangan Pramuka, suatu acara agama digelar oleh Suster Salesian dan Canossian, Dana Anak-Anak PBB dan Timor Aid. Acara ini berakhir dengan

penyalaan lilin. Salah seorang penonton, Domingos Sebastiao Freitas, yang tahun lalu bersembunyi di Dare untuk melarikan diri dari kekerasan pasca jajak pen-dapat, mengenang bunyi pesawat ter-bang pada pukul 06:00 pagi 20 September 1999 dan rasa gembira rakyat yang menyadari bahwa pasukan asing telah tiba di Timor Timur. Mereka berteriak, berangkulan satu sama lain, bernyanyi dan menarikan tarian tradisional tebe di kebun-kebun kopi dimana mereka berlin-dung.

Sebagian dari mereka yang hadir pada kedua acara peringatan tersebut agak kritis tentang kurangnya sambutan resmi terhadap Hari Interfet tersebut. “Inilah sebenarnya hari kebebasan kita,” komentar Zeto Feliz, wartawan Radio Falintil. “Jika kita tidak menghiraukan hari ini, mungkin kita sama sekali akan melupakannya pada waktu yang akan datang.”

Anak-anak memperingati kedatangan pasukan internasional pimpinan Australia pada 20 September 1999.

Universitas

lanjutan dari hal 1

menjadi seperti pasar dimana maha-siswa duduk berdesakan di ruang kuli-ah tanpa bisa belajar dan bergerak,” ujarnya.

Untuk tahun pertama, UNTAET telah mengalokasikan dana sebesar AS$1,3 juta untuk universitas tersebut. Untuk sementara waktu, para maha-siswa dibebaskan membayar uang kuli-ah. Ini akan berubah bila pihak berwe-nang memutuskan keadaan ekonomi Timor Timur telah memungkinkan untuk ditariknya uang kuliah. Fakultas-fakultas pertama yang akan dibuka meliputi fakultas pertanian, fakultas pendidikan dan pelatihan guru, fakultas ilmu politik, fakultas ekonomi dan fakultas teknologi.

Pada tahap awal, jumlah dosen tetap mencapai 120 orang, semuanya warga Timor Timur. Hanya 18 posisi yang belum terisi. Universitas ini akan mengusahakan perbandingan 1 dosen untuk setiap 30 orang mahasiswa. “Perbandingan satu dosen untuk 50 mahasiswa tidak produktif atau efektif,” kata Maia.

Bahasa Indonesia untuk “batas waktu tertentu” akan digunakan seba-gai bahasa pengantar di universitas ini sebelum diganti dengan bahasa Portugis “dalam waktu dua atau tiga tahun”, menurut Maia. “Sebagian besar pemuda Timor Timur bicara bahasa Indonesia dan ini adalah alasan menga-pa kami memutuskan untuk menggu-nakan bahasa Indonesia,” ia menje-laskan. Seluruh mahasiswa juga akan mengikuti pelajaran bahasa Portugis.

Maia menyampaikan pesan kepada mahasiswanya,”kini kita sudah merdeka dan penting bagi kita untuk merubah mental kita tentang cara bagaimana seorang yang merde-ka itu harus berprilaku. Kita harus sadar akan tindakan dan reaksi kita. Kita harus menerima tanggung jawab bagi diri kita sendiri dan bukan hanya memprotes orang lain.” Sebelum diumumkannya hasil ujian masuk, calon mahasiswa Feliciano Ximenes mengatakan jika berhasil,”saya akan bekerja untuk menunjang studi saya sendiri. Ibu saya meninggal ketika saya berusia 12 tahun. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada ayah saya karena milisi Tim Saka dari Baucau memaksanya pergi ke Timor Barat dan sekarang saya tidak tahu dimana ia berada.”

Maria Sofia de Oliveira lulus dari sekolah menengah atas Baucau pada 1998 tetapi tidak dapat melan-jutkan studinya karena harus menja-ga ayahnya. Kini ia ingin belajar per-tanian: kami tahu negeri kami mem-punyai potensi sumber alam, tetapi tanpa pengetahuan potensi ini tidak dapat direalisir?”

Ayahnya berharap puterinya itu akan diterima masuk karena ia menyadari pendidikan itu penting bagi masa depannya. “Sekarang saya hidup sendiri karena isteri saya telah meninggal,” katanya. “Saya akan berbuat apa yang mungkin untuk mencari uang bagi masa depan anak saya.”

Beberapa helikopter dari kapal-kapal Amerika Serikat mengir-im bahan bangunan dan peralatan tehnik dan peralatan per-awatan gigi ke Suai dan Oecussi saat pasukan Amerika terse-but mengunjungi Timor Timur pertengahan September lalu. Seorang juru bicara mengatakan bahwa kunjungan tersebut dilakukan untuk “membantu misi kemanusiaan yang sedang berjalan” di Timor Timur di samping memberikan dukungan Amerika untuk transisi Timor Timur ke arah demokrasi.

Foto arsip OCPI-UNT

AET

Foto arsip OCPI-UNT

(5)

EMPAT TENTARA PASUKAN PEMELIHARA

PERDAMAIAN PERSERIKATAN BANGSA

-BANGSA TEWAS DALAM KECELAKAAN Empat Tentara Pasukan Pemelihara Perdamaian tewas dalam dua kecelakaan di awal bulan Oktober. Dua orang Filipina meninggal ketika truk militer yang mereka tumpangi terbalik sekitar tiga kilometer sebelah timur kota Dili di ruas jalan menuju Manatuto pada 1 Oktober. Korban yang meninggal adalah Sersan Antonio Bagano dari Angkatan Darat Filipina dan Sersan Emmanuel Villanueva dari Angkatan Udara Filipina. Pengemudi dan empat tentara lainnya menderita luka ringan. Pada 3 Oktober, dua Tentara Pemelihara Perdamaian Portugal - Sersan Vitorino Fernades dan prajurit Jose Lopes tewas dalam kece-lakaan helikopter dekat Alas di distrik Same. Tiga tentara Portugal lainnya sela-mat dengan luka ringan dan dibawa ke Rumah Sakit Militer Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk perawatan.

MENINGKATNYA JUMLAH PENGUNGSI Sejumlah 332 pengungsi kembali ke Timor Timur pada bulan September, meningkat dari jumlah 190 pengungsi pada bulan sebelumnya.

SWORDGUSMAOPresiden CNRT Xanana Gusmao dan isterinya, Kirsty, menyam-but kelahiran anak laki-laki mereka 30 September lalu. Alexander Sword-Gusmao adalah anak pertama pasangan tersebut.

PELATIHAN ANGGOTA DEWAN NASIONAL Dua konsultan Australia tiba di Dili untuk membantu UNTAET dalam pelati-han 33 anggota Dewan Nasional dan 13 staf sekretariatnya. Pelatihan tersebut dipusatkan pada prosedur parlementer dasar, hak-hak anggota Dewan, perumu-san prosedur-pengajuan dan amandemen peraturan dan pengembangan sistem komite. Australia, Brazil, Jepang, Portugal, Inggris dan Amerika Serikat membiayai proyek ini.

ADMINISTRATOR DISTRIK DAN WAKIL DILANTIK Tiga warga Timor Timur telah dipilih sebagai Administrator Distrik: Marito Reis, 53, di Baucau; Maria Paixao de Jesus da Costa, 40, di Aileu; dan Abel dos Santos Fatima, 54, di Manatuto. Wakil Administrator Distrik juga telah dilantik untuk Oecussi, Manufahi, Covalima, Ainaro, Bobonaro dan Viqueque. Bila dilantik secara resmi, mereka akan menjadi warga Timor Timur pertama yang menduduki posisi penting pada tingkat distrik.

KEMBALI KE SEKOLAH Sekitar 200.000 pelajar dan 5.000 guru memulai kegiatan belajar/mengajar 2 Oktober lalu. Lebih dari 70 persen bangunan sekolah rusak dalam kekerasan yang terjadi tahun lalu dan sebanyak 300 sekolah telah direha-bilitasi. Kegiatan-kegiatan dalam minggu pertama ini terpusat pada kegiatan untuk membersihkan sekolah dan mengatur kelas-kelas. Kegiatan belajar/mengajar akan dimulai pada 9 Oktober. Kurikulum tidak berubah dan tetap seperti kuriku-lum tahun lalu dengan beberapa keke-cualian seperti tidak tercantumnya pela-jaran bahasa dan sejarah Indonesia. Berbagai negara telah menyumbang buku

teks dan 150 guru Portugal telah tiba di Timor Timur untuk mengajar bahasa Portugis di sekolah-sekolah menengah.

KABINET MENYETUJUI PENINGKATAN PAJAK Peningkatan cukai terhadap barang impor tertentu seperti minuman anggur dan minuman keras lainnya telah disetujui Kabinet Transisional 28 September lalu. Proposal tersebut akan diajukan ke Dewan Konsultatif Nasional sebagai ran-cangan amandemen terhadap peraturan yang ada. Selain itu, juga telah diusulkan bahwa cukai atas mobil dan kendaraan penumpang harus ditingkatkan menjadi 30 persen dan tambahan pajak 30 persen untuk mobil mewah. Pesawat terbang pribadi dan perahu layar pesiar (yacht) juga akan dikenakan pajak yang sama.

PEMBICARAAN CELAH TIMOR DIMULAI Australia dan Timor Timur bertemu pada 28 September untuk mengadakan pem-bicaraan mengenai pembagian pendap-atan dari cadangan gas alam di Laut Timor. Sejauh ini belum ada eksplorasi di perairan yang berada dibawah kekuasaan Timor Timur. Persetujuan mengenai pem-bagian royalti dan penghasilan pajak dari produksi minyak di satu zona telah diram-pungkan.

MILISI TERTEMBAK MATI OLEH PASUKAN

SELANDIA BARU Seorang anggota milisi terbunuh oleh tentara Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Selandia Baru dela-pan kilometer dari perbatasan Timor Barat pada 26 September lalu. Bentrokan yang terjadi tiga kilometer di sebelah teng-gara Tilomar di distrik Suai, berawal den-gan terlihatnya sebuah kelompok yang terdiri atas sekitar 15 anggota milisi. Ketika itu mereka mengenakan seragam tentara Indonesia dan dilengkapi senjata otomatis.

DELEGASI PBB DIANCAM DI ATAMBUA Sebuah delegasi Perserikatan Bangsa-Bangsa telah diancam pihak milisi ketika delegasi tersebut berkunjung ke Atambua, Timor Barat pada 24 September untuk menyaksikan acara perlucutan senjata. Wakil Preseden RI, Megawati Soekarnoputri, Menko urusan Politik Sosial dan Keamanan, Susilo Bambang Yudhoyono dan pejabat-pejabat senior Indonesia lainnya turut hadir dalam acara tersebut.

Ratusan senjata, sebagian besar sen-jata rakitan, telah dipamerkan di markas besar kepolisian di Atambua. Setelah sele-sainya acara tersebut dan kepulangan para pejabat Indonesia tersebut yang terkesan mendadak, sejumlah orang berkumpul dan mengambil kembali senja-ta yang telah diserahkan dan mulai mene-riakkan dukungan untuk Eurico Guteres, pimpinan milisi Aitarak yang juga hadir pada acara perlucutan senjata tersebut.

Delegasi PBB itu diancam dan baru dapat meninggalkan tempat itu setelah kerumu-nan orang tersebut bubar satu jam kemu-dian.

Administrator Transisional Sergio Vieira de Mello kemudian mengungkap-kan frustrasinya terhadap proses perlucu-tan senjata milisi di Timor Barat tersebut dan melukiskannya sebagai hal yang “menyedihkan”. Pihak berwenang Indonesia menggelar upaya perlucutan senjata itu pada 22 September setelah ter-jadinya pembunuhan tiga pekerja UNHCR di Timor Barat pada 6 September dan dikeluarkannya Resolusi PBB nomor 1319. Para pejabat Indonesia mengatakan mere-ka amere-kan menggunamere-kan kekuatan setelah berakhirnya periode awal penyerahan sen-jata secara sukarela bila mereka percaya bahwa pihak milisi masih menyembun-yikan senjata.

ANGGOTA BARUKOMISIDINASUMUM DIAM -BIL SUMPAHNYATiga anggota baru Komisi Dinas Umum (Public Service Commission) diambil sumpahnya 28 September lalu. Mereka adalah Alandina Caeiro, seorang aktivis wanita; Eugenio Pires, seorang penyair dan mantan pegawai negeri; dan Pedro Braga, seorang insinyur dan Direktur Dinas Pos dan Telekomunikasi UNTAET. Ketiga orang tersebut menggan-tikan Andrew Whitley, Mariano Lopes dan Guilhermina Saldanha. Komisi tersebut terdiri dari tujuh anggota (dua dari UNTAET dan lima warga Timor Timur). Tugas komisi itu adalah untuk mengem-bangkan kerangka bagi Dinas Sipil Timor Timur termasuk seleksi karyawan, menentukan skala gaji dan libur umum.

FALINTIL, PENGINTAI MELEPASKAN TEM -BAKAN TERHADAP ORANG YANG DICURIGAI MILISIUntuk pertama kalinya, gerilyawan Falintil yang bertindak sebagai pengintai Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa asal Portugal telah melepaskan tembakan ter-hadap orang-orang yang diperkirakan adalah anggota milisi yang melakukan serangan lintas batas dari Timor Barat. Juru bicara militer Portugal Kapten Pedro Dias memastikan bahwa pengintai Falintil yang mendampingi patroli pasukan Portugal dalam suatu penyisiran kea-manan dekat bagian selatan dusun kecil melepaskan tembakan pada 24 September setelah seorang angota milisi terlihat men-gangkat senapannya.

PERDANA MENTERI SELANDIA BARU Selandia Baru akan membuka perwaki-lannya di Timor Timur pada bulan November. Hal tersebut telah diumumkan setelah kunjungan dua hari oleh Perdana Menteri Helen Clarke pada 29-30 September. Pada suatu briefing oleh Kabinet Transisional, Pastur Filomeo Jacob, anggota Kabinet untuk Urusan

Ringkasan BBerita

Ringkasan BBerita

Ringkasan BBerita

Sosial, meminta bantuan lanjutan bidang pendidikan dan kesehatan, terutama pelatihan medis dan penyedi-aan obat-obatan. Joao Carrascalao yang bertanggung jawab terhadap atas prasarana, meminta dukungan bagi pembangunan pemerintahan lokal dan olah raga. Mariano Lopes, Inspektur Jenderal Administrasi Transisi, mem-inta bantuan untuk melatih warga Timor Timur dalam bidang audit dan pengendalian pemerintahan. Clarke mengungkapkan komitmen kuat Selandia Baru terhadap Timor Timur dan dalam memberikan dukungan dan bantuan untuk “masa yang akan datang”.

RANCANGAN PERATURAN MENGENAI PAR -TAI POLITIKRancangan ketentuan men-genai Pendaftaran, Organisasi dan pros-es demokrasi Internal dari Partai Politik di Timor Timur telah diram-pungkan dan dikirim ke berbagai partai politik dan lembaga swadaya masyarakat untuk konsultasi dan pem-bahasan. Setelah disahkan dan ditan-datangani ketentuan tersebut akan menetapkan tugas dan tanggung jawab partai-partai politik. Rancangan keten-tuan tersebut meliputi berbagai masalah, mulai dari prinsip-prinsip dasar seperti kebebasan mimbar hingga prosedur bagi pembentukan badan eksekutif partai politik.

PERSETUJUAN MENGENAI PROGRAM PEN -GENDALIAN TUBERKULOSE Sebuah Nota Kesepahaman (MOU) mengenai Program Pengendalian Tuberkulose Nasional Timor Timur telah ditandatan-gani pada 20 September oleh Divisi Dinas Kesehatan UNTAET, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Caritas East Timor, Caritas Norway dan Pemerintah Wilayah Utara (Northern Territory) Australia. Nota kesepahaman itu mendefinisikan peran pihak-pihak yang terlibat dalam program tersebut yang bertujuan untuk mengurangi kasus tuberkulose melalui diagnosa dini dan perawatan yang efektif. Sekitar 1.800 pasien TBC dewasa ini memperoleh per-awatan di 12 rumah sakit.

BANK MENGUMUMKAN PEMBUKAAN CABANG DI DILI ANZ Banking Group telah mengumumkan rencananya untuk membuka kantor cabang di Dili akhir tahun ini. Pimpinan kelompok per-bankan tersebut, Elmer Funke Kupper, mengatakan pembangunan kantor cabang tersebut telah dimulai dan man-tan eksekutif ANZ di Papua Nugini Chris Durman telah diangkat untuk menjadi general manager di Timor Timur.

Foto arsip OCPI-UNT

AET (3)

RADIO

UNTAET

99FM

Berita dalam bahasa Inggris pada pukul 6 pagi, 11 pagi, dan 5 pada malam.

Berita dalam bahasa Tetun pada pukul 7 pagi, 12 siang dan 6 pada malam.

Berita dalam bahasa Portuguese pada pukul 8 pagi dan 7 pada malam.

Berita dalam bahasa Indonesia pada pukul 8:30 pagi dan 7:30 pada malam.

Untuk berita terbaru

dan informasi

tentang Timor

Timur, dengarkan

(6)

PEMERINTAHAN TRANSISI TIMOR LOROSA’E

SEKSIUSAHAPEMBELIAN(PROCUREMENT)

UNDANGAN KEPADA PELANGAN(PERUSAHAN)

DENGAN NO1007B

UNTAET Pemerintahan Transisi Timor Loro-Sae, Seksi usaha pembelian mengundang perusahan yang memenuhi syarat untuk mengikuti seksi agar menjadi penyediaan bagi alat-alat kantor atau perlengkapan mengambar/membuat peta (misalnya Bulpen pengambar,kuas,papan/ meja untuk mengambar) telah diperlukan untuk mendirikan sebuah badan untuk menye-lidiki dan mengambar /membuat peta pada Pemerintahan Transisi Timor Loro-Sae/ Badan Pertanahan.

Perusahan yang lolos seleksi akan mendapat informasi lebih lanjut pada Kantor.

PEMERINTAHANTRANSISITIMORLORO-SAE, SAKSI

USAHAPEMBELIAN

DIGEDUN PEMERINTAHANTRANSISI

DILI.TIMORLORO-SAE

Tel: +61 8 8945 2203 ext. 5622 Fax: +670 390 322 024 or +61 8 8942 2198

E-mail: demetriuc@un.org www.gov.east-timor.org

Seleksi umum akan dibuka pada tanggal 27 Oktober 2000 pada pukul 10.00 waktu Timor Loro-Sae, di tempat Kantor Pemerintahan Transisi Timor Loro-Sae, Seksi Usaha Pembelian.

United Nations Nations Unies

Berita Daerah

LOKAKARYA SANITASISebuah lokakarya di Akademi Dinas Sipil, Dili, yang diseleng-garakan oleh tim militer Amerika Serikat yang sedang berkunjung di Timor Timur pada 12-14 September telah membahas masalah sanitasi, penanganan makanan dan pembuangan limbah medis. Para peserta meliputi karyawan sanitasi dari Distrik Dili, dan pekerja restoran dan kesehatan.

ALOKASI KIOS PASAR DITENTUKAN LEWAT UNDIANAlokasi kios-kios pasar di pasar Becora dan Comoro yang baru selesai direnovasi dilaksanakan melalui undian di Markas Besar Distrik Dili pada 3 Oktober 2000. Kios-kios tersebut diberikan kepada 180 pedagang di setiap pasar. Sekitar 2.600 pedagang lainnya akan ditempatkan di areal terbuka di samping gedung pasar. Para pedagang itu diharapkan akan pindah ke lokasi mere-ka yang baru pada akhir Oktober.

Prakarsa ini merupakan bagian dari fase pertama rencana untuk merelokasi pedagang-pedagang pasar dari Pasar Sentral Dili ke pasar di Becora dan Comoro. Renovasi kedua pasar tersebut telah memakan waktu tiga bulan dan mencakup renovasi atap dan pembangu-nan gedung pasar dan kios yang modern. Tujuan proyek ini yang didanai bantuan Jepang adalah agar situasi dan kondisi yang lebih baik di pasar Becora dan Comoro akan merupakan daya tarik yang dapat menggalakkan pedagang untuk pindah dari Pasar Sentral dan pasar ikan yang padat di pantai Dili.

HUBUNGAN KAPAL FERI ANTARA OECUSSI DAN DILI Kabinet Peralihan telah menyetujui untuk memberikan subsidi bahan bakar minyak sebesar AS$5.000 per bulan kepada perusahaan East Timor Shipping and Supply (ETSS) yang berke-dudukan di Australia untuk mengop-erasikan kapal feri antara Oecussi dan Dili. ETSS juga dibebaskan dari memikul tanggung jawab terhadap penumpang dalam pelayanan yang diberikan.

Masalah ini akan diinformasikan kepada penumpang saat mereka membeli tiket. Kapal feri ini diharapkan beroperasi mulai bulan ini. Feri ETSS tersebut digambarkan sebagai solusi sementara. Sebuah perusa-haan lain kemungkinan akan mengambil alih operasi kapal feri itu awal tahun depan.

PERKELAHIAN SABUNG AYAM Pertengkaran yang dimulai dengan sabung ayam di desa Buikarin di Viqueque telah memicu perke-lahian yang melibatkan lebih dari 80 warga dan dibakarnya 13 rumah. Keadaan kem-bali tenang setelah dilakukan penyelidikan oleh Polisi Sipil yang menemukan akar per-masalahan perseteruan itu yang bermula bertahun-tahun yang lalu. Akan tetapi kek-erasan kembali terjadi malam berikutnya. Dalam insiden ini dua rumah dirusak dan tiga lainnya dibakar.

RENCANA DIJELASKAN Anggota Kabinet untuk Urusan Dalam Negeri, Ana Pessoa, direktur Urusan Sosial, Cecilio Adornaa, dan Natascha Medent dari Bank Dunia mengunjungi Viqueque pada akhir September untuk menjelaskan rencana-ren-cana UNTAET dan pembentukan pemerin-tahan Timor Timur.

GEREJA BARU DI UAI MORI Uskup Nascimento melakukan perjalanan dari Baucau untuk meletakkan batu pertama pembangunan gereja baru di desa Uai Mori di daerah pegunungan Viqueque yang secara berangsur-angsur kembali normal setelah dilanda kekerasan tahun lalu. Uskup Nascimento menjanjikan bahwa Caritas, badan bantuan Katolik, akan menyediakan bahan-bahan untuk pemban-gunan sebuah sekolah baru. Sekolah yang terdekat dengan tempat itu berada di kota Viqueque dan bisa dicapai dengan berjalan kaki selama enam jam. Koordinator sub-dis-trik Elizabeth Deniga telah menyerahkan paket-paket untuk kegiatan anak-anak dari Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa.

PERAYAAN DI OSSU Sekitar 5.000 orang menghadiri perayaan Santa Teresinha di sub-distrik Ossu, Viqueque. Uskup Nascimento melaksanakan misa di luar gereja pada 1 Oktober dan kemudian bergabung dengan agamawan setempat Pastur Germano dan ratusan tamu lainnya untuk menikmati hidangan makan siang tradisional di salah satu gedung sekolah. Pada acara ini juga hadir kesembilan orang suco yang ada di Ossu. “Setiap orang mem-bantu mempersiapkan perayaan ini. Kami memerlukan waktu lebih dari sebulan untuk mempersiapkannya,” Francisco da Costa, ketua panitia penyelenggara menje-laskan. Ia mengatakan perayaan tersebut secara simbolis penting karena berbeda den-gan perayaan yang digelar pada zaman Indonesia “ketika semuanya dilaksanakan

dengan rasa takut.” Pada perayaan ini dige-lar tari-tarian tradisional, kegiatan anak-anak, pertandingan sepak bola dan bola voli antara Ossu dan tim Falintil.

KONSULTAN DI BOBONARO Sebuah tim kon-sultan AusAID telah mengunjungi Bobonaro untuk merancang program guna meningkatkan suplai air daerah pedesaan, sanitasi dan kesehatan lingkungan hidup di distrik tersebut.

DUKUNGAN KESEHATAN MENTALEnam orang warga Timor Timur dari Bobonaro terpilih untuk menghadiri pelatihan dukungan kese-hatan mental dan psiko-sosial yang diseleng-garakan oleh PRADET, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang dibiayai oleh AusAID di Dili.

SEKOLAH SWASTA DIRENCANAKAN Rencana pembangunan sekolah menengah pertama swasta di Osu-Huna, Baguia, Baucau kini sedang digarap. Sekolah tersebut dimaksud-kan untuk melayani tiga dari desa-desa pal-ing terpencil di daerah pegunungan Baguia.

KUBURAN MASSAL Sebuah kuburan massal dengan delapan jenazah ditemukan di daer-ah perumdaer-ahan di distrik Los Palos di samp-ing bekas markas besar batalion Indonesia. Jenazah tersebut diperkirakan adalah kor-ban kekerasan yang terjadi dalam periode waktu 1982-84.

RENCANA KESEHATAN DILUNCURKAN Rencana Kesehatan Distrik Baucau telah diluncurkan secara resmi pada 27 September. Baucau merupakan distrik keempat setelah Aileu, Liquica dan Bobonaro yang memiliki rencana kesehatan seperti itu yang menggambarkan pelayanan kesehatan dasar yang akan tersedia untuk lebih dari 100.000 warga hingga Agustus tahun depan. Tujuan menyeluruh rencana ini adalah untuk memberikan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada 90 persen warga yang tinggal dalam radius dua jam bila berjalan kaki. Rumah sakit rujukan di Baucau terus dibuka untuk semua sub-dis-trik dan akan menyediakan pelayanan dasar termasuk perawatan dan ruang medis, per-salinan dan bedah. Sasarannya juga untuk memberikan perawatan kepada pasien yang datang dari distrik Lautem dan Viqueque. Sebuah pusat kesehatan akan dibuka di masing-masing distrik dan dua dari sub-distrik tersebut akan terus dilayani oleh klinik keliling.

KEGEMBIRAAN ANAK-ANAKSekitar 100 anak-anak termasuk anak-anak yatim, menghadiri lokakarya permainan kreatif di sub-distrik Venilale, Baucau. Kegiatan-kegiatan terse-but meliputi pembuatan layang-layang dan menggambar. Anak-anak itu digalakkan untuk melukis apa saja yang mereka inginkan pada lembaran kain putih panjang

di dinding. Banyak di antara mereka yang menulis kata-kata “Venilale”, “UNTAET” dan “CivPol” dengan warna-warna yang mencolok. Mereka juga berkesempatan untuk bermain dengan menggunakan per-alatan olahraga yang diserahkan oleh komandan Polisi Sipil (CivPol) setempat. Peralatan olahraga tersebut diperoleh melalui sumbangan dari Kepolisian Darwin. Tinju dan mendaki jaring di dind-ing ternyata sangat digemari anak-anak. Dan sebagian besar mereka juga kagum dengan sebuah sandiwara mengenai per-juangan kemerdekaan yang dipersem-bahkan oleh para siswa Sekolah Asrama Venilale. “Tujuan utama diselenggarakan-nya lokakarya ini adalah untuk meng-hadirkan kegembiraan bagi anak-anak,” kata Evonne Rademacher, koordinator sub-distrik UNTAET yang menyeleng-garakan acara tersebut dengan dukungan Proyek Pembangunan Anak dan Pemuda (Child and Youth Development Project).

TANDA-TANDA ZAMANKeselamatan lalu lin-tas telah ditingkatkan di sub-distrik Venilale, Baucau, sebagai hasil kerjasama antara CivPol dan masyarakat. Rambu-rambu jalan yang baru telah dipasang dan berbagai peraturan lalu lintas telah dis-osialisasikan. “Penumpang tidak lagi duduk di atas kap kendaraan atau berdiri di pintu yang terbuka. Dan warga tidak lagi duduk-duduk di jalan atau di pinggir jalan,” pejabat Venilale Manuel Castro mengatakan.

Komandan sub kantor CivPol Harry Wiltschut mengatakan perbaikan-per-baikan telah dicapai sebagai hasil dari upaya stafnya dan masyarakat. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepa-da Dewan Kota Darwin (Darwin City Council) atas sumbangan rambu-rambu lalu lintas.

Pelang nama tempat di seluruh dela-pan desa di Venilale juga diserahkan dalam upacara pada 30 September. Salah seorang wakil desa, Caitano Correia men-gatakan, “Rambu-rambu jalan ini sangat penting bagi kami. Rambu-rambu jalan membantu menunjukkan arah kepada mereka yang melakukan perjalanan, terutama bagi mereka yang baru datang ke daerah tersebut.”

Kampanye bahaya asbestos diluncurkan

K

iriman 30.000 masker pelindung untuk digunakan pekerja industri konstruksi dijadwalkan tiba di Timor Timur awal Oktober ini. Masker terse-but dibeli oleh Divisi Dinas Kesehatan sebagai bagian dari langkah UNTAET untuk mengurangi resiko dalam menan-gani bahan asbestos, terutama dalam upaya membersihkan puing-puing ban-gunan. Para pejabat mengatakan masker tersebut akan disalurkan kepa-da berbagai perusahaan setelah kiriman tersebut diterima.

Asbestos dipergunakan secara luas dalam bahan insulasi (bentuk paling berbahaya) dan sebagai pencegah kebakaran. Penanganan sembrono atau kerusakan lainnya mengelurkan serat asbestos yang jika dihirup, dalam waktu lama, dapat mengakibatkan penyakit mesothelioma dan berbagai bentuk kanker.

Bahaya ini diungkapkan untuk per-tama kalinya pada bulan Juli oleh La's Hamutuk, sebuah organisasi pemantau yang berkedudukan di Dili yang terlibat

dalam pemantauan kebijakan dan evalu-asi. Scot Cunliffe dari organisasi tersebut memperingatkan, “banyak orang yang tidak sadar akan bahaya bila berhadapan dengan bahan-bahan ini.” Dewan Serikat Buruh Australia (Australian Council of Trade Unions) juga telah mengeluarkan peringatan akan bahaya asbestos. Hal ini langsung ditanggapi oleh UNTAET.

Survei yang dilakukan oleh sebuah konsultan menemukan bahwa sekitar 10 persen dari bangunan rumah dan 40 persen bangunan umum di Timor Timur mengandung semen asbestos. Lebih dari 30 insinyur bangunan yang dipekerjakan untuk mensurvei gedung-gedung sekolah telah diberikan pelatihan mengenai penanganan asbestos. Petunjuk-petunjuk baru juga telah dikeluarkan oleh UNTAET untuk mereka yang bekerja dengan asbestos.

PETUNJUK-PETUNJUK INI ANTARA LAIN MENCATAT

• Basahkan puing-puing dengan air sebelum memindahkannya

• Tutuplah hidung dan mulut dengan

masker anti asbestos

• Jangan gunakan alat potong dan alat listrik bila memindahkan bahan asbestos: penanganan manual yang hati-hati lebih baik karena tidak banyak mengeluarkan debu

• Cegahlah anak-anak memasuki daerah dimana terdapat bahan asbestos

• Jangan makan atau merokok di daerah yang tertutup dengan semen asbestos karena kedua hal tersebut meningkatkan bahaya terhirupnya serat asbestos melalui saluran langsung ke dalam organ tubuh manusia.

Administrasi Transisi PBB di Timor Timur

Masker mengurangi resiko bahaya dalam menangani asbestos.

Foto arsip OCPI-UNT

AET (2)

Foto arsip OCPI-UNT

(7)

TTiiu

u b

beerrb

biicca

arra

a m

meen

ng

geen

na

aii...

PPeerrsseettu

ujju

ua

an

n K

Ko

on

nttrra

akk

H

alo teman-teman! Tempo hari ketika saya sedang berjalan pulang dari tempat kerja, saya bertemu dengan seorang teman yang menanyakan masalah kontrak. Tiga bulan yang lalu, teman saya Carlos menyewakan salah satu propertinya kepada sebuah lembaga swadaya masyarakat. Carlos kini dihadapkan pada suatu dilema. Ia merasa ia tidak mendapat uang sebanyak yang diharapkannya, dan staf lembaga swa-daya masyarakat tersebut terus mengatakan bahwa mereka mempunyai dokumen ini yang telah ditandatangani oleh Carlos yang mengikatnya untuk mematuhi klausa-klausa yang terdapat dalam dokumen perjanjian sewa tersebut. Saya men-gajak ia minum kopi dan inilah pembicaraan kami seputar masalah tersebut.

Carlos: Tiu, Tiu…..Pas benar, kamu yang sedang saya cari. Tiu: Oh Halo, Carlos, tapi pertama-tama bagaimana kabar anda? Dan bagaimana dengan anak isterimu?

Carlos: Kamu tahu Tiu. Keadaan kami sebaik yang dapat kami harapkan dalam situasi seperti ini.

Tiu: Saya tahu kita semua berupaya sekuat tenaga untuk hidup dengan sebaik-baiknya, tetapi ya….paling tidak kita bisa berjalan pulang larut malam tanpa perlu menoleh ke belakang. Carlos: Tiu, maafkan saya, saya menggangu anda, ada sesuatu yang mendesak yang perlu saya bicarakan dengan anda! Tiu: Kedengarannya serius sekali! Apakah masalah yang mendesak ini?

Carlos: Masalahnya serius, dan saya tidak tahu harus berbu-at apa.

Tiu: Baiklah, pertama beri tahu saya apa permasalahannya dan kemudian saya akan melihat apakah saya dapat memban-tumu.

Carlos: Saya tahu kamu bisa membantu saya. Masalahnya begini. Saya sekarang menyewakan rumah saya kepada sebuah lembaga swadaya masyarakat internasional dan mere-ka sangat menuntut dan mengharapmere-kan saya untuk memper-baiki segalanya di rumah itu. Mereka mengira saya akan melakukan semua itu. Bila saya ke kantor LSM yang bersangkutan, stafnya selalu menyodorkan dokumen ini dan mengatakan saya harus melakukannya. Tapi saya tidak akan melakukan perbaikan itu, dan lebih baik bagi mereka untuk tidak terus menggangu saya. Kalau tidak satu hari nanti saya akan ke sana dan mengusir mereka keluar.

Tiu: Tunggu, tunggu dulu, tidak perlu begitu. Waktu sudah berubah, ini bukan lagi zaman Indonesia. Kita tidak bisa meng-gunakan kekerasan untuk memaksa suatu pendapat. Itu bukan cara bagi kita untuk menyelesaikan masalah. Saya kita kita harus ngopi dulu dan bicara tentang hal ini. Anda keli-hatan stres sekali mengenai hal ini.

Carlos: Tentu saja saya stres Tiu. Baiklah biar saya yang men-traktirmu. Bagaimana kalau café latte, bisa?

Tiu: Kamu tahu saya biasanya tidak minum café latte, aro-manya tidak sama dengan kopi Timor, tapi biarlah saya akan mencobanya. Baiklah, ulangi semuanya lagi dan ceritakan kepada saya secara terperinci mengenai dokumen yang anda tandatangani.

Carlos: Tiu anda tahu keadaannya sekarang. Dewasa ini ter-dapat banyak warga asing di Dili dan mereka semua memer-lukan tempat tinggal. Karena penghasilan yang saya peroleh dari pekerjaan saya tidak mencukupi untuk kehidupan keluar-ga saya, saya pun memutuskan untuk menyewakan rumah saya kepada lembaga swadaya masyarakat internasional ini. Kini saya tinggal di Taibessi dengan orang tua saya.

Tiu: Kapan anda menyewakan rumah itu? Carlos: Sekitar empat bulan yang lalu.

Tiu: Dan bagaimana cara mereka membayar sewa?

Carlos: Diantara kami ada persetujuan bahwa karena banyak perbaikan yang harus dilakukan pada rumah itu, mereka akan membayar sewa tiga bulan di muka agar saya dapat memper-baiki rumah saya. Dan setelah mereka menempati rumah

tersebut, mereka tidak akan membayar sewa selama tiga bulan pertama.

Tiu: Itu masuk akal.

Carlos: Ya memang masuk akal. Tetapi saya mengira mereka akan membayar sewa tiga bulan sekaligus. Oleh karena itu saya merenovasi rumah itu dan dengan sisa uang yang ada, saya membeli mobil. Saya akan melunasi pembelian mobil itu dengan pembayaran sewa tiga bulan untuk tahap kedua. Ternyata bila saya pergi ke kantor Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut untuk mengambil sewa, saya diberitahu bahwa menurut perjan-jian saya akan dibayar sewa setiap bulan. Nah, ini menimbulkan masalah karena saya telah meminjam uang dari famili saya karena saya pikir saya dapat melunasi hutang saya dengan cepat. Melihat keadaannya sekarang, hal ini tidak mungkin lagi saya lakukan. Kini saya berhutang kepada famili saya dan saya harus melunasi pembelian mobil saya. Tapi itu baru permulaan dari masalah yang saya hadapi. Masalah yang lain adalah Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut menginginkan saya untuk memperbaiki pipa-pipa air, mengecat rumah dan men-geluarkan mobil-mobil tua saya dari perkarangan belakang rumah. Saya tidak bisa melakukan hal ini. Saya tidak punya uang. Kenapa mereka tidak bisa melakukan hal itu sendiri? Malais ini, mereka datang dengan uang dan tampaknya tidak memahami apa yang sedang kita alami saat sekarang. Tiu: Tidak sesederhana itu Carlos. Ini juga menyangkut per-soalan prinsip dan dana yang dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek tertentu yang telah disetujui yang tidak bisa dengan mudah dialihkan ke kegiatan dan proyek yang lain. Tetapi mari kita coba mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang anda hadapi. Jadi anda menyewakan rumah kepada sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat dan mere-ka memberimere-kan sewa tiga bulan dimumere-ka kepada anda untuk memperbaiki rumah tersebut. Dan kini mereka sudah pindah ke rumah itu dan beroperasi di sana. Ada kesalahpahaman karena anda mengira mereka akan membayar sewa tiga bulan sekaligus dimuka setiap kali pembayaran dilakukan. Menurut pihak LSM tersebut perjanjiannya bukan seperti itu. Mereka akan memba-yar sewa setiap bulan. Lembaga tersebut juga meminta anda untuk memperbaiki saluran pipa air dan mengecat rumah dan mengeluarkan mobil-mobil tua anda dari perkarangan belakang. Sejauh ini, apakah benar seperti yang saya katakan?

Carlos: Ya benar begitu Tiu.

Tiu: Anda menyebut tentang perjanjian, apakah anda punya salinan surat perjanjian tersebut?

Carlos: Ya Tiu, ini dia.

Tiu: Biar saya membacanya. Oh ya, dokumen ini sebenarnya adalah suatu kontrak antara anda sebagai pemilik rumah den-gan Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut sebagai penyewa. Bahkan anda punya salinan kontrak tersebut dalam bahasa Tetun. Rapih betul cara kerja LSM tersebut. Kasih saya waktu untuk membacanya. Apakah anda sudah membacanya Carlos? Carlos: Sedikit-sedikit, kamu tahu Tiu bahasanya cukup rumit. Tiu: Terlepas dari rumit atau tidaknya dokumen ini, dokumen ini sangat penting dan ketidaktahuan akan isinya bukan suatu alasan. Jika anda menghadapi kesulitan untuk memahaminya, maka anda harus minta untuk dijelaskan. Dalam dokumen ini terdapat informasi yang sangat penting bagi anda sebagai pemi-lik rumah dan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut sebagai penyewa. Ini adalah dokumen yang mengikat anda kepa-da klausa-klausa yang tertera pakepa-danya setelah ankepa-da menan-datangani dokumen ini.

Carlos: Tapi apakah arti mengikat dan klausa, Tiu?

Tiu: Sebuah dokumen yang mengikat adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa anda harus mematuhi instruksi-instruksi yang yang terdapat dalam dokumen tersebut. Suatu klausa adalah bagian dari dokumen tersebut dan dalam hal ini kontrak yang menjelaskan secara terperinci apa yang harus anda lakukan.

Carlos: Dan apakah yang tertuang dalam dokumen tersebut?

Tiu: Itulah yang saya maksudkan. Anda seharusnya tidak menandatangani sesuatu sebelum membacanya. Misalnya, dokumen yang sedang saya baca ini men-gatakan, dalam klausa 10 bahwa pihak penyewa akan membayar sewa setiap bulan dan bukan tiga bulan sekaligus. Juga dijelaskan dalam kontrak ini bahwa kedua pihak sepakat pada saat kontrak tersebut ditan-datangani bahwa sewa tiga bulan yang dibayar dimuka akan digunakan untuk perbaikan yang perlu dilakukan pada rumah tersebut sebelum pihak penyewa menem-patinya. Dari suatu segi LSM tersebut telah mempermu-dah anda karena menurut apa yang saya tahu, anda bertanggung jawab atas pemeliharaan rumah tersebut, dan tidak ada klausa dalam kontrak ini yang meny-atakan itu menjadi tanggung jawab pihak penyewa. Carlos: Dan hukum apakah yang berlaku di sini? Tiu: Baiklah, sekarang ini hukum yang relevan dengan masalah yang anda hadapi kini sedang dirumuskan oleh Departemen Hukum UNTAET. Ini berarti bahwa sebelum rancangan undang-undang tersebut diajukan dan disahkan oleh Kabinet, maka hukum yang berlaku adalah hukum Indonesia.

Carlos: Dan bagaimanakah persoalan ini menurut hukum Indonesia?

Tiu: Kamu tahu, Carlos, saya bukan notaris atau pen-gacara, jadi saya tidak bisa memberikan advis hukum. Untuk itu anda harus menghubungi Asosiasi Notaris/Pengacara Yayasan Hak. Tetapi menurut penge-tahuan hukum saya yang sederhana, pemeliharaan ban-gunan, yaitu rumah dan lingkungannya, menjadi tang-gung jawab anda kecuali, seperti saya bilang tadi, ada sesuatu dalam kontrak tersebut yang menyatakan bahwa pemeliharaan bangunan menjadi tanggung jawab mereka. Dan melihat kontrak ini, tanggung jawab atas pemeliharaan tesebut menjadi tanggung jawab anda, Carlos?

Carlos: Apa yang akan terjadi jika saya tidak melak-sanakan hal itu? Apakah saya akan dipenjara?

Tiu: Itu adalah keputusan yang harus diambil oleh pen-gadilan. Jika masalah ini dibawa ke muka penpen-gadilan. Menurut hukum Indonesia, meskipun anda tidak perlu masuk penjara, namun pihak LSM itu berhak untuk memperoleh kompensasi dari kerugian yang mungkin timbul karena anda tidak memenuhi tugas dan kewa-jiban anda sebagai pemilik rumah.

Carlos: Kompensasi! Dan bagaimana saya harus mem-bayar kompensasi itu? Dengan uang apa saya harus bayar?

Tiu: Tunggu dulu. Saya baru mulai menjelaskan tentang hukum tersebut. Saya tidak mengatakan itulah tindakan yang akan diambil oleh pihak LSM. Lembaga Swadaya Masyarakat dan UNTAET berada di sini untuk memban-tu. Saya yakin mereka tidak akan bergerak terlalu jauh. Sudahkah anda mencoba untuk berbicara dengan mere-ka dengan kepala dingin? Jelasmere-kan masalah anda. Mereka mungkin akan dapat membantu anda.

Carlos: Tapi saya akan kehilangan muka. Saya sangat malu untuk ke sana.

Tiu: Apakah kehilangan muka itu lebih penting daripa-da memiliki hubungan yang baik dengan pihak penyewa? Maksud saya pertimbangkanlah sisi baik dan buruknya. Kalau saya pribadi, saya akan ke sana dan bicara kepa-da mereka. Saya akan menjelaskan apa yang telah ankepa-da ceritakan kepada saya. Secara bersama, mungkin akan dapat tercapai persetujuan yang saling menguntungkan. Carlos: Saya tahu anda benar, Tiu. Saya begitu emosi. Saya harus belajar untuk menelan kesombongan saya lebih sering lagi dan berpikir untuk berbuat apa yang betul. Terima kasih banyak Tiu. Saya tahu anda bisa membantu saya.

Tiu: Jangan khawatir, tapi tolong lakukan ini untuk saya. Jika semuanya beres, tolong ajarkan kepada yang lain untuk mengikuti apa yang anda lakukan. Ingatlah ini: Selalu ada pilihan dan sebagian besar pilihan terse-but tidak seharusnya melibatkan kekerasan. Dan sampai ketemu lagi, jagalah dirimu Carlos!

CivPol PBB

24 J

AM

N

OMOR

D

ARURAT

DI

D

ILI

0408039978

D

i tengah-tengah kasus pembunuhan tiga

petugas kemanusiaan untuk pengungsi PBB di Atambua, Timor Barat, dan kasus pem-bunuhan lainnya di Guinea, sekitar 200 anggota staff Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berbagai lembaga swadaya masyarakat berbaris di Dili pada 22 September untuk membangkitkan kesadaran mengenai kekerasan yang menimpa para pekerja bantuan kemanusiaan. Mereka menyerahkan sebuah surat kepada Administrator Transisional Sergio Vieira de Mello yang mengungkapkan keprihatinan mere-ka tentang meningmere-katnya serangan, dan mem-inta diambilnya langkah-langkah untuk menjamin keamanan para staff PBB di Timor Timur dan menyeru kepada Pemerintahan mendatang untuk menandatangani dan mengesahkan Konvensi 1994 tentang Keamanan Personil PBB dan Personil Terkait.

Di New York, juru bicara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan mengatakan bahwa 5.000 orang di sedikitnya 28 kota besar dan kota-kota kecil di seluruh dunia telah berkumpul dalam “pawai, rapat-rapat akbar atau event-event peringatan lainnya.”

Gambar

Foto arsip OCPI-UNTAET Foto arsip OCPI-UNTAET (2)
Foto arsip OCPI-UNTAET
Foto arsip OCPI-UNTAET (3) Foto arsip OCPI-UNTAET
Foto arsip OCPI-UNTAET Foto arsip OCPI-UNTAET (3)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam praktik jual beli salam pada alat musik rebana yang dilakukan di desa Kaliwadas kecamatan Bumiayu kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan keterampilan proses sains kelas VIII pada penggunaan laboratorium riil dengan laboratorium virtual di SMP Negeri 1 Candi dapat disimpulkan

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung

Bentuk perubahan mata pencaharian masyarakat Sremo setelah adanya waduk yaitu ada yang berubah total/memiliki bentuk baru dan ada yang berubah pada bentuk yang sudah

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika, perlu menetapkan

Saat proses pembuatan keju Brevibacterium linens memproduksi enzim extra seluler proteolitik yang mengandung proteinase dan yang digunakan pada proses pemasakan

Pembelajaran Gamelan Pelog Salendro Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Siswa Sekolah Menengah Umum Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. 115 START APRESIASI

Pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang bersifat kemaritiman, yaitu merupakan suatu tempat bagi nelayan atau pemilik kapal, antara laut dan daratan untuk