• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Kadar Minyak Mentah Kelapa Sawit Dengan Metode Topsis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Kadar Minyak Mentah Kelapa Sawit Dengan Metode Topsis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Kadar Minyak Mentah

Kelapa Sawit Dengan Metode Topsis

Dian Prayetno1, Mikha Dayan Sinaga2, Ria Eka Sari3

Universitas Potensi Utama, Jl.K.L Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Tanjung Mulia Medan

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Potensi Utama, Medan

e-mail: dianprayetno00@gmail.com, mikhadayan88@gmail.com, ria@potensi-utama.com

Abstrak

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah suatu sistem yang ditunjukan untuk mendukung manajemen pengambilan keputusan dan sistem yang berbasis komputer yang mampu memecahkan masalah-masalah yang tidak terstruktur. Proses pengambilan keputusan menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit pada PT. Bina Rahmad Madani saat ini masih dilakukan secara manual, dimana dalam proses perhitungan memerlukan waktu yang tidak efisien dan efektif. Maka perlu dibuat sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit. Metode yang digunakan dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit yaitu Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) yang merupakan suatu metode yang memiliki konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Hasil dari penelitian ini yaitu terciptanya suatu sistem pendukung keputusan yang mampu untuk menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, TOPSIS,

Kadar Minyak Mentah 1. Pendahuluan

Minyak kelapa sawit merupakan bahan makanan yang mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar air, kadar kotoran, asam lemak, dan warna. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk [1]. PT. Bina Rahmad Madani adalah perusahan yang bergerak dibidang produksi kelapa sawit berada di Jl. Petani Jaya Desa Pir Adb Kota Langkat Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mengelola minyak mentah kelapa sawit / CPO menjadi minyak kasar (minyak makan) dari nabati dan hewani.

Pemilihan kadar minyak mentah kelapa sawit yang dilakukan oleh PT. Bina Rahmad Madani saat ini dilakukan dengan menggunakan metode manual. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengerjaannya, dan tidak menutup kemungkinan akan

terjadi human error. Sedangkan minyak kelapa sawit mentah yang akan di uji terdiri dari beberapa tangki minyak mentah. Sehingga diperlukan sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi dengan baik yang nantinya dapat membantu dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit menjadi lebih efektif, lebih mudah dan lebih efisien yaitu dengan cara menggunakan metode Technique For Order Of Preference By

Similarity To Ideal Solution (TOPSIS).

Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System (Sprague, 1982). Konsep pendukung keputusan ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalahmasalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK diracang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam prosen pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif[5].

Metode TOPSIS merupakan singkatan dari

Tehnique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution. TOPSIS merupakan Metode yang menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami dan efisien serta memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan [2].

Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Calon Siswa Baru Di Sma Negri 3 Garut Menggunakan Metode

TOPSIS (Technique For Others Reference by Similary to Ideal Solution). Pada permasalahan di penelitian ini,

proses penyeleksian calon siswa baru yang sedang berjalan di SMA Negeri 3 Garut masih dilakukan secara manual serta dalam proses pembuatan laporan masih menggunakan perangkat lunak aplikasi yaitu microsoft

excel, sehingga pengolahan data dan penyeleksian calon

siswa baru memerlukan waktu yang relatif lama. Maka dari itu, penelitian diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman Visual Studio 2010. Dan hasil yang didapatkan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

(2)

dibuat untuk membantu, mempermudah pekerjaan dan meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh panitia penyeleksian calon siswa.[3]

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan pada Penderita Obesitas dengan Menggunakan Metode Topsis. Penelitian ini dilakukan untuk membuat suatu sistem pendukung keputusan bagi penderita obesitas khusunya dalam penentuan pemilihan menu makanan yang tepat saat dikonsumsi oleh penderita obesitas. Zaman yang semakin canggih dan serba instan mebuat masyarakatkurang memperhatikan kandungan-kandungan makanan yang akan dikonsumsi, sehingga ini menyebabkan banyaknya masyarakat baik tua maupun yang mudah terserang obesitas. Maka dari itu, penelitian diimplementasikan kedalam bahasa pemrograman Visual Studio 2008. Dan hasil yang didapatkan adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibuat untuk menentukan menu makanan yang baik untuk penderita obesitas.[2]

Sistem Pendukung Keputusan Dosen Berprestasi Berdasarkan Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Penelitian ini membahas implementasi metode TOPSIS dapat menyelesaikan permasalahan pengambilan keputusan pada kondisi yang tidak terstruktur dan bersifat multikriteria. Proses pemilihan dosen berprestasi yang selama ini berjalan tidak berdasarkan pengamatan mendalam terhadap kinerja tridharma dosen. Sehingga banyak dosen-dosen yang berpotensi tidak ditunjuk mengikuti seleksi dosen berprestasi tingkat nasional. Proses pemilihan dosen berprestasi tingkat perguruan tinggi merupakan permasalahan yang melibatkan banyak kriteria yang dinilai (multikriteria), sehingga dalam penyelesaiannya diperlukan sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dalam memberikan rekomendasi keputusan dosen berprestasi yang tepat dan lebih obyektif [4].

Hasil yang di peroleh dari penellitian ini adalah terciptanya suatu sistem yang mampu digunakan untuk menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit pada PT. Bina Rahmad Madani agar dapat membantu karyawan lab untuk menentukan kadar minyak.

2. Pembahasan 2.1. Pembahasan

Adapun beberapa yang akan dibahas dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Data

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan untuk proses menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Kadar Minyak Mentah

Kode Kiteria

C1 Kadar Kotoran C2 Kadar Air

C3 Asam Lemak

C4 Warna

Berikut adalah tabel-tabel sub-sub kriteria yang harus dimiliki kadar minyak mentah :

a. Kadar Kotoran

Kadar kotoran adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam minyak, yang dapat disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut pada kepekatan 10 %.

Tabel 2. Kadar Kotoran

Kadar Kotoran (%) Bobot

>0.04 2

0.03 3

0.02 4

<0.02 5

b. Kadar Air

Kadar air dalah bahan menguap yang terdapat dalam minyak sawit.

Tabel 3. Kadar Air

Kadar Air (%) Bobot

>0.4 2

0.3 3

0.2 4

<0.2 5

c. Asam Lemak

Asam lemak adalah asam yang di bebaskan pada hidrolisa dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi untuk perhitungan, kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam Palmitat (berat molekul 256). ALB yang tinggi menimbulkan kerugian dalam Rafinasi dan korosi logamprooxidant seperti Besi dan Tembaga.

Tabel 4. Asam Lemak

Asam Lemak (%) Bobot

>4.1 2 3.1 – 4 3 2.1 – 3 4

<2 5

d. Warna

Warna dalam kadar minyak mentah kelapa sawit juga berpengaruh untuk melihat kejernihan yang ada di minyak mentah kelapa sawit.

Tabel 5. Warna Warna Bobot Kuning Kecoklatan 2 Kuning 3 Kehijau-Hijauan 4 Kemerah-merahan 5

(3)

Bobot preferensi yang diberikan untuk setiap kriteria yaitu :

Tabel 6. Kriteria

Kode Kriteria Bobot

C1 Kadar Kotoran 3 C2 Kadar Air 4 C3 Asam Lemak 5

C4 Warna 2

Berikut adalah contoh datar kadar minyak mentah kelapa sawit yang akan dilakukan penilaian :

Tabel 7. Data Kadar Minyak Mentah Kelapa Sawit Tangki Minyak Mentah Kadar Kotoran Kadar Air Asam Lemak Warna Tangki 1 0.01% 0.4% 1% Kuning Tangki 2 0.01% 0.2% 1% Kemer ah-meraha n Tangki 3 0.02% 0.3% 3% Kuning Tangki 4 0.02% 0.3% 2.5% Kuning Tangki 5 0.04% 0.5% 4% Kecokl atan

2. Pemberian Nilai Alternatif.

Pemberian nilai pada setiap alternatif ditentukan dengan bobot pada skala angka 2-5 berdasarkan tingkat kepentingan kriteria yang ada.

Tabel 8. Data Pemberian Nilai Kadar Minyak Mentah

Kelapa Sawit Kode C1 C2 C3 C4 A01 5 3 5 3 A02 5 4 5 5 A03 4 3 4 3 A04 4 3 4 3 A05 3 3 3 2 Keterangan :

A01 = Alternatif tangki minyak pertama A02 = Alternatif tangki minyak kedua A03 = Alternatif tangki minyak ketiga A04 = Alternatif tangki minyak keempat A05 = Alternatif tangki minyak kelima

C1 = Untuk kriteria pertama (Kadar Kotoran) C2 = Untuk kriteria kedua (Kadar Air) C3 = Untuk kriteria ketiga ((Asam Lemak) C4 = Untuk kriteria keempat (Warna)

3. Peroses Perhitungan TOPSIS Terhadap Penentuan Kadar Minyak Mentah Kelapa Sawit.

Berikut ini langkah-langkah proses penilaian untuk kelima alternatif pada penilaian kadar minyak mentah kelapa sawit :

a. Menentukan matriks keputusan normalisasi.

rij= ... (1) dengan i = 1,2,…,m; dan j = 1,2,…n X1 = = 9,54 r11 = r21 = r31 = r41 = r51 = X2 = = 7,21 r12 = r22 = r32 = r42 = r52 = X3 = = 9,54 r13 = 2 r23 = 2 r33 = 2 r43 = r53 = X4 = = 7,48 r14 = ,40 r24 = r34 = r44 = r54 =

(4)

r = =

b. Matriks keputusan ternormalisasi terbobot

yij= wᵢri j; ... (2)

y = x Bobot Kriteria (3 4 5

2)

Hasil dari pembobotan pada setiap kriteria.

y =

c. Menentukan solusi ideal positif (y max) dan solusi ideal negatif (y min).

a) Solusi ideal positif (y max) A+ = ( );... (3) MAX (1,56; 1,56; 1,26; 1,26; 0,93) = 1,56 MAX (1,68; 2,20; 1,68; 1,68; 1,68) = 2,20 MAX (2,60; 2,60; 2,10; 2,10; 1,55) = 2,60 MAX (0,80; 1,34; 0,80; 0,80; 0,54) = 1,34 = (1,56; 2,20; 2,60; 1,34)

b) Solusi ideal negatif (y min) A- = ( ); ... (4) MIN (1,56; 1,56; 1,26; 1,26; 0,93) = 0,93 MIN (1,68; 2,20; 1,68; 1,68; 1,68) = 1,68 MIN (2,60; 2,60; 2,10; 2,10; 1,55) = 1,55 MIN (0,80; 1,34; 0,80; 0,80; 0,54) = 0,54 = (0,93; 1,68; 1,55; 0,54)

d. Menghitung jarak dengan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif.

a) Jarak solusi ideal positif Di+= 2; ... (5) D1+ = = 0,75 D2+ = = 0 D3+ = = 0,95 D4+ = = 0,95 D5+ = = 1,55

b) Jarak solusi ideal negatif. Di-= 2; ... (6) D1- = = 1,25 D2- = = 1,55 D3- = = 0,69 D4- = = 0,69 D5- = = 0

e. Menentukan nilai preferensi pada setiap alternatif.

Vi = ; ... (7)

V1 = ; = 0,63

V2 = ; = 1

V3 = ; = 0,42

(5)

V5 = ; = 0

Tabel 9. Tabel Hasil Akhir

Kode C1 C2 C3 C4 V A01 5 3 5 3 0,63 A02 5 4 5 5 1 A03 4 3 4 3 0,42 A04 4 3 4 3 0,42 A05 3 3 3 2 0

Dari hasil perhitungan secara manual di atas, alternatif dengan kode A02 memiliki nilai preferensi tertinggi. Hasil tersebut sesuai dengan nilai preferensi yang dihitung menggunakan sistem perhitungan kadar minyak mentah kelapa sawit yang dibangun oleh PT. Bina Rahmad Madani.

3.2 Hasil

Adapun hasil dari penilitian dilakukan adalah sebuah perangkat lunak sistem pendukung keputusan menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit dengan menggunakan metode TOPSIS pada PT. Bina Rahmad Madani. Hasil tampilan program merupakan hasil penelitian dari perancangan antarmuka program. Hasil yang diperoleh dari perancangan perangkat lunak ini adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan

Proses perhitungan yang berfungsi untuk melakukan proses penilaian kadar minyak mentah menggunakan metode TOPSIS yang diterapkan didalam program yang akan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

Gambar 1. Perhitungan Metode TOPSIS

2. Laporan

Laporan hasil merupakan media untuk menampilkan data kadar minyak mentah kelapa sawit yang telah diproses melalui metode TOPSIS.

Gambar 2. Laporan

3. Perbandingan Hasil Manual Dan Sistem

Dari hasil perhitungan dengan metode TOPSIS yang dilakukan secara manual dan dengan menggunakan sistem / aplikasi dapat dinyatakan akurat 100% .

Tabel 10. Tabel Pengujian Menentukan Kadar Minyak

Mentah Kelapa Sawit

3. Kesimpulan

Berdasarkan rancangan dan implementasi program dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Perancangan sistem pendukung keputusan penentuan kadar minyak mentah kelapa sawit menggunakan software Microsoft Visual Studio 2010 dan database Microsoft SQL Server 2008 R2. Aplikasi dibangun secara terkomputerisasi yang mampu membantu mengambil keputusan dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit pada PT. Bina Rahmad Madani secara lebih cepat dan lebih mudah.

b. Penerapan menggunakan metode TOPSIS dalam menentukan kadar minyak mentah kelapa sawit dengan menginput nilai bobot kadar kotoran, air,

(6)

asam lemak dan warna. Kemudian nilai bobot akan diproses dan menghasilkan nilai akhir. Nilai preferensi tertinggi merupakan hasil yang memiliki kualitas baik.

Daftar Pustaka

[1]. Yustinah, R.R. Aisha, 2014. Pengaruh Lama Proses Adsorbsi Terhadap Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas (FFA) dan Bilangan Peroksida (PV) Pada Minyak Sawit Mentah (CPO) Menggunakan Bioadsorben Dari Enceng Gondok. Unuversitas Muhammadiyah Jakarta. Jurnal Teknologi volume 6 Nomor 2 Juli 2014..

[2]. Marsono, 2015. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Pada Penderita Obesitas Dengan Menggunakan Metode

TOPSIS. STMIK Triguna Dharma. Jurnal Ilmiah Saintikom Vol.14, No. 3, September 2015.

[3]. A.H. Rustiawan, 2012. Sistem Pendukung Keputusan Penyeleksian Calon Siswa Baru Di SMA Negeri 3 GARUT. Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Vol. 09 No. 20 2012.

[4]. M. Hamka, 2014. Sistem Pendukung Keputusan Dosen Berprestasi Berdasarkan Kinerja Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jurnal Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014.

[5]. R.E. Sari, "Pemilihan Kulit Ular Berkualitas Untuk Kerajinan Kulit Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process." Creative Information Technology Journal 1.4 (2014): 257-269.

Gambar

Tabel 2. Kadar Kotoran  Kadar Kotoran (%)  Bobot
Tabel 6. Kriteria
Tabel 9. Tabel Hasil Akhir

Referensi

Dokumen terkait

Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution(TOPSIS) merupakan suatu metode yang memiliki konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki

Pada sistem pendukung keputusan pemilihan indekos, penulis memilih metode TOPSIS (Technique Order Preference by Similarity To Ideal Solution) sebagai metode yang akan

SISTEM REKOMENDASI PEMELIHARAAN BUS DAMRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal

Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode MCDM ( Multi Criteria Decision Making ) yaitu TOPSIS ( Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution ), yang

Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode MCDM ( Multi Criteria Decision Making ) yaitu TOPSIS ( Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution ), yang

Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) merupakan suatu bentuk metode pendukung keputusan yang di dasarkan pada konsep bahwa

Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Metode TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarty to Ideal Solution) untuk Tender Proyek Pengadaan Barang, terdapat

Metode yang digunakan dalam menentukan keputusan ini menggunakan metode Technique For OrderPreference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) dengan