• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TEORI PENUNJANG. 8 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. TEORI PENUNJANG. 8 Universitas Kristen Petra"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

8

Universitas Kristen Petra 2. TEORI PENUNJANG

2.1. Traveling (Bepergian)

Bepergian adalah proses dimana seseorang berpindah ke tempat lain yang bukan tempat yang biasanya orang tersebut tinggali, berinteraksi dengan orang dan objek di tempat tersebut, dan mendokumentasi proses dan persepsi tempat wisata tersebut (McCabe & Foster, 2006). Bepergian bisa dilakukan oleh sebagian orang untuk mengisi waktu luang pada saat libur kerja atau libur sekolah sehingga dapat menenangkan pikiran dari kesibukan.

Bepergian dapat meningkatkan pengetahuan para wisatawan mengenai tempat-tempat baru yang para wisatawan belum pernah kunjungi dan memperluas gambaran para wisatawan. Para wisatawan juga dapat mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat sekitar dan budaya-budaya di tempat destinasi yang para wisatawan kunjungi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para wisatawan tentang tempat destinasi yang dikunjungi. Bepergian juga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi para wisatawan pada saat para wisatawan berinteraksi dengan masyarakat sekitar sehingga dapat membentuk pribadi yang lebih mandiri dan percaya diri (“10 Manfaat Traveling yang Belum Kamu Tahu”, 2019). Selain itu, semakin banyak tempat wisata yang dikunjungi, maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari tempat wisata tersebut.

1.2. Media Sosial

Media sosial merupakan sarana efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial adalah sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan fondasi ideologis dan teknologi dari Web 2.0, dan hal tersebut memungkinkan pembuatan dan pertukaran konsep buatan pengguna.

Kaplan dan Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke dalam 6 jenis, yaitu:

(2)

9

Universitas Kristen Petra

1. Collaborative Projects

yaitu suatu media sosial yang dapat membuat konsep dan dalam pembuatannya dapat diakses khalayak secara global. Sebagai contoh, WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat populer di berbagai negara.

2. Blogs dan Microblogs

yaitu aplikasi yang dapat membantu penggunanya untuk menulis secara runtut dan rinci mengenai berita, opini, pengalaman, ataupun kegiatan sehari-hari, baik dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya. Aplikasi ini berperan penting dalam penyampaian informasi maupun pemasaran produk.

3. Content Communities

yaitu sebuah aplikasi dimana penggunanya dapat saling berbagi video, ataupun foto baik secara langsung maupun tidak langsung. Media sosial ini dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan suatu bentuk kegiatan yang positif dari suatu perusahaan, sehingga aplikasi ini dapat membantu untuk membangun citra positif bagi perusahaan.

4. Social Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial

yaitu merupakan situs yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet membuat sebuah profil dan menghubungkannya dengan pengguna lain. Situs ini memungkinkan penggunanya mengunggah hal-hal yang sifatnya pribadi seperti foto, video, koleksi tulisan, dan saling berhubungan secara pribadi dengan pengguna lainnya melalui pesan pribadi yang hanya bisa diakses dan diatur pemilik akun tersebut. Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal membangun dan membentuk brand image, karena sifatnya yang interaktif sehingga pengguna dapat dengan mudah mengirim dan menerima informasi.

5. Virtual Game Worlds

yaitu permainan multiplayer dimana media sosial ini sangat mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen untuk tahu lebih banyak. Hal tersebut didukung dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna yang menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.

(3)

10

Universitas Kristen Petra

6. Virtual Social Worlds

yaitu aplikasi yang mensimulasi kehidupan nyata dalam internet. Aplikasi ini sangat membantu dalam menerapkan suatu strategi pemasaran atau penyampaian informasi secara interaktif serta menarik. Sebagai contoh yaitu aplikasi Second Life.

2.3. Honeycomb Model

Pada penelitian Kietzmann et al., (2011), penulis menghubungkan Honeycomb Model terhadap media sosial. Honeycomb Model ini dapat membantu manajer memahami ekologi media sosial, dan untuk memahami target pasar dan kebutuhan perjanjian. Asal usul Honeycomb Model ini berasal dari Gene Smith tahun 2007 pada situsnya nForm.com, yang mengembangkan ide dari Matt Webb tahun 2004 pada situsnya interconnect.org. Penulis menyajikan dan menggambarkan tujuh dimensi media sosial, yaitu identity, conversation, sharing, presence, reputation, relationship dan group, dalam bentuk kerangka sarang lebah seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.1. Tujuh Dimensi Honeycomb Model

Saat memeriksa ekologi media sosial, tidak semua media sosial menggunakan tujuh dimensi Honeycomb Model. Ada beberapa lebih fokus pada dimensi identitas, beberapa lagi lebih fokus pada dimensi berbagi, dan sebagainya (Kietzmann et al., 2011). Tidak ada media sosial yang hanya fokus pada satu

(4)

11

Universitas Kristen Petra

dimensi saja. Menurut Smith (2007), salah satu blogger yang membantu revolusi kerangka kerja ini, berpendapat bahwa situs cenderung berkonsentrasi pada tiga atau empat dimensi Honeycomb Model. Contoh pada penelitian Kietzmann et al., (2011) yang mengemukakan bahwa media sosial Youtube yang fokus kepada dimensi sharing, conversations, group, dan reputation. Pada penelitian ini, penulis juga menghubungkan antara Instagram dan 6 dimensi yaitu dimensi identity, sharing, conversation, presence, relationship, dan reputation. Berikut adalah penjelasan dari 7 dimensi Honeycomb Model:

2.3.1. Identity (Identitas)

Identity menunjukkan identitas pengguna, seperti nama, umur, jenis kelamin, profesi, lokasi dan informasi yang menggambarkan pengguna (Kietzmann et al., 2011). Namun, identitas pada Instagram dapat dilihat dari nama/lokasi/informasi yang ditunjukkan oleh pengguna pada profilnya. Sebagai contoh pada akun travel di Instagram, seperti @pesonaid_travel, @explorebali, @exploremalang, @exploresurabaya, dan sebagainya. Apabila seseorang ingin mencari gambaran mengenai tempat wisata di Indonesia yang menarik, orang tersebut akan mencari foto-foto tempat wisata tersebut melalui akun travel di Instagram, misal @pesonaid_travel. Seseorang akan melihat identitas dari akun travel tersebut seperti nama tempat dan lokasi, misalkan nama dari akun @pesonaid_travel menunjukkan identitas karena akun tersebut membagikan pesona atau keindahan dari Indonesia. Pada profil akun @pesonaid_travel juga dituliskan bahwa akun tersebut adalah akun resmi dari pemerintah yang menunjukkan akun tersebut.

(5)

12

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.2. Profil Akun @pesonaid_travel

Tidak ada batasan untuk pengguna Instagram mengekspresikan diri melalui Instagram, termasuk melalui foto, video, hashtag, dan caption (“Instagram Mission and Vision Statement Analysis”, 2019). Bukan hanya dari profil akun saja, tetapi identitas juga dapat dilihat dari foto yang dibagikan dengan caption atau hashtag. Menurut Fokkema (2016), konsep foto yang dibagikan menunjukkan identitas dari suatu akun Instagram, misalkan pada akun travel @explorebali yang membagikan foto-foto keindahan alam di Bali yang merupakan identitas dari akun @explorebali yaitu keindahan tempat wisata di Bali.

(6)

13

Universitas Kristen Petra

Pada caption dan hashtag juga bisa termasuk dalam dimensi identity. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), menggambarkan identitas pengguna bisa terjadi melalui informasi subjektif seperti pikiran, perasaan, apa yang disukai maupun tidak disukai. Sebagai contoh, pengguna juga bisa menuliskan perasaan dan pikirannya melalui caption pada foto yang dibagikan. Contoh lainnya, pada salah satu foto yang dibagikan oleh seseorang pengguna akun Instagram dengan hashtag #Surabaya, #Yogyakarta, #PulauKomodo yang menunjukkan identitas dari foto tersebut.

Indikator identitas dapat menyelidiki sejauh mana suatu merek mengungkapkan identitas dan informasi di suatu akun Instagram (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi identitas adalah:

1. Menunjukkan informasi melalui profil di Instagram. 2. Konsep yang dibagikan dalam Instagram mengikuti tren.

(7)

14

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.5. Pengguna Mengekspresikan Dirinya pada Caption Suatu Foto

2.3.2. Conversation (Percakapan)

Dimensi conversation atau percakapan adalah dimensi dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan pengguna lain di media sosial (Kietzmann et al., 2011). Apabila diukur menggunakan media sosial Instagram, pengguna Instagram dapat menggunakan fitur comment, mention dan direct message (Babac, 2011). Pada direct message, pengguna Instagram dapat berkomunikasi dengan pengguna lain. Sedangkan pada fitur komentar, pengguna bisa menanyakan hal-hal mengenai foto yang dibagikan dan akun yang membagikan foto tersebut dapat memberi jawaban pada kolom komentar (Fokkema, 2016). Pengguna juga dapat memberikan komentar mengenai tanggapan atau perasaan terhadap foto mengenai tempat wisata yang dibagikan di Instagram. Contoh lainnya yaitu, pengguna Instagram dapat menyebutkan nama pengguna lain pada kolom komentar sehingga pengguna yang disebutkan melihat foto yang dikirimkan (Babac, 2011).

Indikator percakapan dapat menyelidiki sejauh mana suatu merek memiliki komunikasi dua arah dengan konsumen di Instagram (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi percakapan adalah:

1. Komentar di Instagram.

2. Menyebutkan nama pengguna lain di Instagram.

(8)

15

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.6. Comment dan Mention pada Salah Satu Foto @pesonaid_travel

2.3.3. Sharing (Berbagi)

Dimensi sharing atau berbagi menggambarkan pengguna media sosial dapat bertukar, membagikan dan menerima suatu konsep (Kietzmann et al., 2011). Konsep yang dimaksud adalah tulisan, link, gambar, suara dan video (Tresna & Wijaya, 2015). Pada Instagram, konsep yang dimaksud adalah foto dan video yang dibagikan melalui fitur feed dan story. Misalkan foto atau video yang dibagikan baik dari teman, artis maupun akun Instagram yang khusus untuk memasarkan tempat wisata di suatu daerah. Foto feed pada Instagram bertujuan untuk mengabadikan momen–momen yang memiliki kecantikan dan suasana yang bagus (Boy & Uitermark, 2017).

(9)

16

Universitas Kristen Petra

Caption dan hashtag yang terdapat pada suatu foto, dapat termasuk dalam dimensi ini. Seperti yang sudah dijelaskan pada fitur-fitur Instagram, Fitur hashtag yang dituliskan pada kolom caption suatu foto dapat membantu pengguna mencari foto yang terkait pada hashtag tersebut. Misalkan, pada akun @explorebali yang menggunakan #explorebali pada setiap foto yang dibagikan, kemudian pengguna akun Instagram lainnya juga mengikuti konsep tersebut dengan memberi #explorebali pada foto Bali yang dibagikan. Hal tersebut dilakukan agar foto yang dibagikan oleh pengguna tersebut dapat dilihat oleh lebih banyak orang yang mengakibatkan naiknya jumlah likes pada foto tersebut (Fokkema, 2016). Dengan membagikan konsep tersebut, pengguna lebih mudah mencari foto-foto mengenai tempat wisata yang ingin dicari dan mengarah ke minta mengunjungi.

Indikator berbagi dapat menyelidiki sejauh mana suatu merek berbagi, menerima, dan mendistribusikan konsep di Instagram (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi berbagi adalah:

1. Membagikan foto atau video yang menarik menggunakan hashtag pada akun Instagram.

2. Membagikan caption yang dapat menjadi sumber informasi dan dapat meyakinkan pengguna lain.

(10)

17

Universitas Kristen Petra 2.3.4. Presence (Keberadaan)

Pada dimensi presence atau keberadaan, pengguna dapat mengetahui apakah pengguna lain sedang aktif pada media sosial atau tidak (Kietzmann et al., 2011). Tidak hanya mengetahui aktif atau tidak, tetapi juga mengetahui dimana lokasi pengguna tersebut yang sedang aktif. Apabila pengguna Instagram ingin memberitahukan keberadaanya sekarang pada akun pengikutnya, pengguna tersebut dapat membagikan foto atau video keberadaan pengguna tersebut melalui fitur story karena fitur story digunakan untuk membagikan momen sehari-hari. Pada fitur story, dapat juga dilihat waktu foto atau video story tersebut dibagikan sehingga pengguna lain mengetahui pada jam berapa pengguna tersebut berada di tempat. Selain itu, pada fitur story dan feed juga dapat ditambahkan fitur location untuk menambahkan keterangan dimana pengguna tersebut berada.

Indikator keberadaan dapat menyelidiki ketersedian suatu merek di Instagram (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi keberadaan adalah:

1. Memperbarui keberadaan pengguna di suatu tempat.

2. Memberi tahu lokasi yang jelas saat membagikan foto atau gambar.

(11)

18

Universitas Kristen Petra 2.3.5. Relationship (Relasi)

Relationship atau relasi menggambarkan dimana pengguna media sosial bisa berelasi dengan pengguna lain. Relasi berarti bahwa terdapat dua atau lebih pengguna yang memiliki beberapa asosiasi untuk berkomunikasi, membagikan objek sosial, bertemu atau hanya saling mengikuti akun di media sosial sebagai teman atau penggemar (Kietzmann et al., 2011). Menurut Fokkema (2016), relasi adalah bagaimana pengguna media sosial terhubung dan saling bertukar informasi. Semakin banyak koneksi yang dimiliki pengguna, semakin besar kemungkinan terpengaruh atau berpengaruh di jaringan media sosial.

Pada Instagram, relasi dapat dibangun dengan saling mengikuti antar pengguna akun Instagram. Dengan mengikuti pengguna akun Instagram lainnya, pengguna dapat melihat sesuatu yang dibagikan oleh pengguna akun lainnya selama pengguna tersebut saling berhubungan (Tresna & Wijaya, 2015). Fitur Instagram yang menghubungkan antar pengguna Instagram adalah story, feed, dan juga direct message yang bisa dilihat jika kita mengikuti atau dikirim oleh akun teman, artis, maupun akun resmi tempat wisata.

Indikator relasi dapat menyelidiki sejauh mana suatu merek berkaitan dengan pengguna di Instagram (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi relasi adalah:

1. Hubungan mengikuti akun lain di Instagram. 2. Hubungan dengan pengikut di Instagram.

3. Mengatur akun Instagram untuk terbuka (tidak dikunci) agar akun lain dapat melihatnya.

(12)

19

Universitas Kristen Petra 2.3.6. Reputation (Reputasi)

Reputation atau reputasi menunjukkan sejauh mana pengguna dapat mengidentifikasi diri sendiri dan pengguna lain, seperti baik atau buruknya seseorang. Tetapi arti reputasi berbeda jika di dalam media sosial, karena reputasi di dalam media sosial yang dimaksud adalah sebuah kepercayaan (Kietzmann et al., 2011). Menurut Kietzmann et al., (2011), reputasi dibangun melalui electronic word of mouth (eWOM), jika menerima eWOM yang bagus maka reputasinya akan meningkat. E-WOM didapat dari komentar dan dukungan dari pengguna media sosial, pengikut suatu akun, dan opini. Reputasi yang baik dapat membuat para pengguna percaya dengan informasi yang diberikan mengenai suatu tempat wisata di Indonesia.

Pada dimensi ini, reputasi lebih ke arah akun travel dan travel blogger yang mempunyai nama di masyarakat umum. Instagram memperkenalkan verified icons, yaitu tanda centang yang muncul di samping nama akun Instagram. Verified icons pada Instagram sudah mengkonfirmasi bahwa suatu akun merupakan keberadaan autentik dari tokoh publik, selebriti, atau merek global yang diwakilinya. (“Apa yang dimaksud dengan lencana terverifikasi?”, n.d.). Menurut Babac (2011), pada Instagram, reputasi dapat dilihat dari komentar yang positif, jumlah pengikut, dan jumlah pengguna yang menyukai foto yang dibagikan. Jumlah pengikut dan jumlah yang menyukai dapat menjadi ukuran kuantitatif sedangkan komentar dari pengguna dan pengikut dapat menjadi ukuran kualitatif (Babac, 2011).

Indikator reputasi dapat menyelidiki sejauh mana suatu akun lain dapat mengidentifikasi reputasi suatu merek di Instagram dari data yang telah ada (Tresna & Wijaya, 2015). Dari hasil penelitian dari Tresna dan Wijaya (2015), indikator pada dimensi reputasi adalah:

1. Jumlah pengikut di Instagram.

2. Jumlah yang menyukai suatu foto atau video. 3. Menerima banyak komentar yang positif.

(13)

20

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.11. Suatu Akun yang Memiliki Verified Icons

2.3.7. Group (Kelompok)

Group atau kelompok mewakili sejauh mana pengguna dapat membentuk komunitas. Semakin besar jejaring media sosial semakin besar peluang banyaknya kelompok dan pengikut (Kietzmann et al., 2011). Kelompok dapat dibedakan menjadi dua. Pertama adalah self-created, kelompok ini dibentuk oleh seseorang pengguna di media sosial yang beranggotakan keluarga, teman, dan juga penggemar di akunnya sendiri. Kedua adalah private group yang biasanya terkait dengan dunia nyata, hal ini diperlukan persetujuan atau ajakan untuk menjadi anggota dari suatu kelompok (Fokkema, 2016). Pada Instagram, dimensi group dapat dicerminkan pada fitur instameet yang dapat mempertemukan para pengguna Instagram.

2.4. Instagram

Instagram adalah salah satu dari media sosial yang merupakan aplikasi berbagi foto dan video gratis yang tersedia di perangkat iOS Apple, Android, dan Windows Phone. Menurut misi dari Instagram, Instagram digunakan untuk menangkap dan membagikan momen-momen dunia (“Instagram Mission and Vision Statement Analysis”, 2019). Pengguna bisa mengunggah foto atau video ke layanan Instagram dan membaginya dengan akun pengikut pengguna tersebut atau dengan grup teman. Pengguna juga bisa melihat, mengomentari, dan menyukai postingan yang dibagikan oleh akun pengikut pengguna tersebut di Instagram (“Apa itu Instagram?”, n. d.).

(14)

21

Universitas Kristen Petra

Semakin banyak pengguna Instagram, semakin banyak dan berkembang fitur-fitur pada Instagram yang diciptakan oleh pihak Instagram, agar pengguna Instagram tidak merasa bosan dengan fitur-fitur yang sudah ada dan juga menambah inovasi baru dengan adanya fitur-fitur Instagram.

2.4.1. Feed

Feed adalah salah satu fitur Instagram yang memungkinkan para pengguna Instagram dapat membagikan foto atau video di setiap akun pengguna Instagram, dan aktivitas tersebut dinamakan posting, tidak hanya pada feed tetapi juga pada story. Foto atau video tersebut bisa dibagikan untuk publik sehingga semua pengguna Instagram bisa melihat, atau hanya untuk privasi saja. Jadi hanya akun pengguna Instagram yang mengikuti saja yang bisa melihat. Hal tersebut tergantung suatu akun dikunci atau dibuka untuk publik.

Namun pada fitur feed ini cukup terbatas karena tidak semua akun Instagram dibuka untuk publik sehingga hanya akun yang mengikuti saja yang dapat melihat foto-foto di halaman berenda. Untuk akun Instagram yang dibuka untuk publik bisa dilihat untuk semua pengguna akun Instagram lainnya. Tetapi bagi akun Instagram yang tidak mengikuti akun tersebut, foto-fotonya tidak akan bisa dilihat di halaman berenda, sehingga harus mencari nama akun Instagram yang ingin dicari di kolom search pada explore (Terttunnen, 2017).

(15)

22

Universitas Kristen Petra 2.4.2. Caption & Hashtag

Pada saat suatu akun ingin membagikan foto di feed Instagram, pengguna bisa menambahkan caption dan hashtag. Caption adalah kata-kata atau kalimat yang dapat ditambahkan oleh pengguna pada gambar untuk mengekspresikan gambar tersebut. Hashtag merupakan suatu fitur yang memudahkan untuk mengkategorisasikan foto yang dibagikan dan memudahkan orang lain untuk mencari foto di kolom pencarian yang sesuai dengan topik yang ingin dicari sehingga dapat memperluas jangkauan foto (Terttunnen, 2017). Sebagai contoh, pengguna ingin mencari foto Sumba di Instagram, apabila orang tersebut mencari #Sumba, maka yang akan didapat adalah foto-foto dari akun Instagram lain yang mempunyai hashtag #Sumba (Kaplon, 2018).

Gambar 2.13. Hashtag di Instagram pada Salah Satu Akun @danissp_

2.4.3. Like & Comment

Setelah pengguna membagikan foto atau video pada feed di akun Instagram, pada bagian bawah foto terdapat lambang hati dan lambang komentar. Pengguna Instagram dapat like foto atau video dengan menekan lambang hati dan dapat berkomentar pada lambang komentar (Kaplon, 2018). Pengguna dapat berinteraksi dengan pengguna lain dengan like dan comment pada foto akun Instagram lainnya (Terttunnen, 2017).

(16)

23

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.14. Like dan Comment di Instagram

2.4.4. Tag & Location

Sebelum membagikan foto atau video pada feed, pengguna bisa menggunakan fitur tag dan location ini. Pengguna bisa menambahkan tag untuk menyambungkan ke akun orang lain. Kemudian, pengguna juga bisa menambahkan location pada fitur feed dan story. Location menunjukkan dimana tempat foto atau video tersebut diambil. Pengguna dapat menekan location pada foto atau video untuk memunculkan peta tempat tersebut diambil dan beberapa foto akun Instagram lainnya yang diambil di tempat yang sama (“New to Instagram Stories: Stickers, Holiday Fun and More”, 2016).

(17)

24

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.16. Location pada Feed di Instagram

2.4.5. Story

Fitur berikutnya yang dikeluarkan pada bulan Agustus 2016 oleh Instagram adalah story, yaitu fitur yang digunakan untuk membagikan momen sehari-hari (“Introducing Instagram Stories”, 2016). Tidak perlu khawatir karena pada Instagram story, para pengguna bisa membagikan foto maupun video tidak peduli seberapa banyak yang pengguna mau dibagikan. Tidak hanya itu, para pengguna bisa melihat story teman akun Instagram lainnya dalam satu baris di bagian atas halaman berenda dan story tersebut memperlihatkan aktivitas terbaru dari para pengguna yang membagikan story (Kaplon, 2018). Tetapi kelemahan dari story, foto atau video yang dibagikan pada story hanya bertahan 24 jam saja, setelah itu akan hilang dengan sendirinya (“Introducing Instagram Stories”, 2016).

(18)

25

Universitas Kristen Petra 2.4.6. Direct Message

Lambang pesawat kertas pada bagian bawah foto feed adalah direct message, suatu fitur yang memungkinkan pengguna Instagram mengirim pesan, foto atau video ke teman di akun Instagram (Kaplon, 2018). Selama 3 tahun belakangan ini, sudah lebih dari 150 juta pengguna Instagram menggunakan fitur ini untuk saling bertukar pesan, foto, maupun video yang dibagikan ke teman tertentu melalui direct message (“Introducing Instagram Direct”, 2013).

Gambar 2.18. Direct Message di Instagram

2.5. Minat Mengunjungi Tempat Wisata

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong konsumen untuk melakukan apa yang konsumen inginkan atas pilihannya (Munawwaroh, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, Suharyono & Kumadji (2015) mengatakan bahwa minat berkunjung pada dasarnya adalah dorongan dari dalam diri konsumen berupa keinginan untuk mengunjungi suatu tempat atau wilayah yang menarik perhatian seseorang tersebut. Belum ada teori terkait mengenai minat serta keputusan berkunjung. Namun, menurut Kotler (2006), dalam Marketing for Hospitality and Tourism mengasumsikan bahwa minat pembelian pada konsumen dapat disamakan dengan minat berkunjung pada wisatawan. Hal tersebut dapat dilihat pada perilaku yang sama.

(19)

26

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.19. Model dari Decision Making Process Sumber : Reid dan Bojanic (2001)

Pada gambar di atas, menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat adalah kebutuhan. Sebuah kebutuhan muncul karena kekurangan sesuatu dan keinginan seseorang. Motivasi berasal dari pikiran seseorang yang mengarahkan orang tersebut untuk memuaskan kebutuhannya (Reid & Bojanic, 2001). Misalkan, seorang konsumen yang sudah sangat lelah dan lapar, ingin pergi untuk mencari makan malam. Hal tersebut menyebabkan konsumen termotivasi untuk mencari restoran mana yang dapat memuaskannya. Ini sama halnya dengan minat mengunjungi tempat wisata. Konsumen pada saat liburan membutuhkan hal-hal yang menyegarkan pikirannya. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk pergi ke tempat wisata sebagai hiburan. Untuk menentukan tempat wisata yang akan dikunjungi, konsumen tersebut mencari informasi dan melihat foto-foto mengenai tempat wisata mana yang akan menarik bagi orang tersebut.

Pada penelitian Media Sosial Instagram sebagai Sarana Promosi untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen, Indika & Jovita (2017) meneliti pengaruh Instagram terhadap minat beli konsumen, yang menggunakan model AIDA sebagai indikator untuk minat beli konsumen. Model AIDA terdiri atas 4 tahapan yaitu Attention, Interest, Desire, Action. Attention merupakan tahap pertama dari hirarki AIDA yang menimbulkan kesadaran konsumen terhadap suatu produk. Kesadaran dan perhatian terhadap produk dapat diciptakan melalui warna, suara, gambar, artis, slogan, atau simbol-simbol lainnya. Ketika perhatian sudah tertuju terhadap suatu produk, maka muncul ketertarikan atau interest terhadap produk. Ketertarikan ini timbul pada saat konsumen mendapatkan sesuatu yang menurutnya unik. Desire adalah tahapan yang menimbulkan keinginan atau hasrat konsumen untuk membeli suatu produk. Tahap terakhir adalah action yaitu tahap

(20)

27

Universitas Kristen Petra

dimana konsumen sudah mengambil tindakan untuk mulai melakukan pembelian terhadap produk.

Minat beli merupakan suatu tindakan yang dilakukan konsumen sebelum mengambil keputusan pembelian suatu produk. Pada model AIDA, indikator pada minat beli yaitu Attention, Interest, dan Desire. Minat beli merupakan tahapan ketertarikan konsumen terhadap suatu produk dan minat beli muncul setelah adanya kesadaran dan persepsi konsumen terhadap produk tertentu. Minat beli diukur melalui model AIDA dimana tahap action tidak digunakan sebagai indikator karena action merupakan tindakan nyata konsumen dalam keputusan pembelian (Indika & Jovita, 2017). Demikian juga pada penelitian ini, penulis menggunakan tahap attention, interest dan desire, serta tidak menggunakan tahap action.

2.6. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Judul Jurnal dan Pengarang Tujuan Penelitian Hasil Penelitian The influence of Instagram on

Consumers’ Travel Planning and Destination Choice. Terttunen (2017)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pengaruh Instagram dalam perencanaan perjalanan dan pilihan tujuan, juga untuk potensi pemasaran

Instagram di industri

perjalanan. Sampel dari penelitian ini berjumlah 152 responden melalui survei online. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil dari penelitian ini, Instagram dapat menjadi sumber inspirasi dan informasi perjalanan bagi pengguna Instagram terutama para wanita. Meskipun foto dan video adalah hal yang berperan penting dalam memilih tempat wisata, tetapi bukan hanya Instagram yang dapat menjadi sumber inspirasi.

Does Social Media Influence an Individual’s Decision to Visit Tourist Destinantions? Using a Case of Instagram. Parsons (2017)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah media sosial terutama

Instagram dapat

mempengaruhi seseorang untuk bepergian dan bagaimana media sosial dan

Instagram dapat

mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk bepergian. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

data ANOVA dan

mengambill 107 responden

Hasil dari penelitian ini menunjukkan media sosial dan Instagram berpengaruh positif terhadap minat dan keputusan seseorang untuk bepergian. Sebagian besar responden membagikan foto di media sosial dan pergi setelah melihat foto tempat wisata di media sosial. Begitu juga dengan hasil dari penelitian kualitatif, narasumber melihat gambar orang lain saat berwisata

(21)

28

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (Sambungan)

Judul Jurnal dan Pengarang Tujuan Penelitian Hasil Penelitian untuk penelitian kuantitatif.

Untuk penelitian kualitatif menggunakan 8 responden.

untuk menentukan tempat wisata mana yang ingin dituju dan juga terpengaruh karena orang lain juga pergi ke tempat tersebut.

The Impact of Social Media Towards Brand Equity: An Empirical Study of Mall X. Tresna dan Wijaya (2015)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan dan fungsi jejaring sosial terhadap brand equity dengan studi empiris Mal X. Instagram Mal X akan dianalisis melalui penelitian ini. Sampel dari penelitian ini berjumlah 111 responden melalui kuesioner online. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan berganda.

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa

penggunaan dan fungsi identity dan conversation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand awareness, penggunaan dan fungsi sharing dan presence memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand association, penggunaan dan fungsi reputation memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perceived quality, dan penggunaan dan fungsi

relationship memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap brand loyalty. Social media? Get serious!

Understanding the

functional building blocks of social media. Kietzmann Hermkens, McCarthy, dan Silvestre (2011)

Jurnal ini membahas tentang ekologi dari media sosial dan 7 dimensi kegunaan media sosial pada Honeycomb

Model, yaitu identity,

conversation, sharing,

presence, relationship,

reputation, dan group.

Penulis juga membahas pedoman yaitu 4 Cs: cognize, congruity, curate, dan chase yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan harus mengembangkan strategi

untuk memantau,

memahami, dan merespon terhadap berbagai aktivitas media sosial. Penelitian ini merupakan literature review dan menggunakan pendekatan kualitatif.

(22)

29

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu (Sambungan)

Judul Jurnal dan Pengarang Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Media Sosial Instagram

sebagai Sarana Promosi untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Indika dan Jovita (2017)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah Instagram Floating Market sebagai sarana promosi memiliki hubungan yang positif dalam meningkatkan minat beli konsumen Floating

Market. Penulis

menggunakan 4C, yaitu

context, communication,

collaboration, dan connection sebagai dimensi penyampaian komunikasi pemasaran melalui media sosial Instagram. Penulis juga menggunakan AIDA model, yaitu attention, interest, dan desire, sebagai indikator dari minat beli konsumen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah dengan pendekatan deskriptif dan verifikatif dengan metode kuantitatif. Ukuran yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana untuk mnegetahui koefisien korelasi antar 2 varibael yang diteliti.

Hasil dari penelitian ini adalah konsumen memiliki respon yang positif terhadap dimensi 4C pada Instagram Floating Market. Konsumen juga memiliki minat beli yang tinggi pada Floating Market apabila dilihat dari indikator AIDA model. Nilai korelasi antara media sosial Instagram dengan minat beli sebesar 70.9%. Nilai korelasi bertanda positif, yang berarti hubungan yang terjadi antara dua variabel adalah searah.

City Branding on Instagram: DMOs and their usage of affordances. Fokkema (2016)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Leeuwarden dan Amsterdam (kota di Belanda) memanfaatkan Instagram dengan menggunakan pendekatan honeycomb model dari Kietzmann et al. dan positive ICT dari Spector. Penelitian ini menggunakan

kualitatif dengan

menganalisis dan wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Leeuwarden dan Amsterdam sebagian besar menggunakan cara yang sama dalam memanfaatkan Affordances dari Kietzmann et al. dan Spector. Honeycomb Model oleh Kietzmann et al. menunjukkan bahwa kemampuan Instagram terutama berfokus pada berbagi, identitas, dan hubungan. Instagram secara terbatas fokus pada grup. positive ICT oleh Spector menunjukkan bahwa kolaborasi, interaksi, dan kreativitas adalah yang paling penting. Refleksi, dialog, organisasi, dan pertanyaan tidak penting.

(23)

30

Universitas Kristen Petra 2.7. Honeycomb Model terhadap Fitur di Instagram

Tabel 2.2. Honeycomb Model terhadap Fitur di Instagram

Honey-comb Model

Identity

Conversa-tion Sharing Presence Relationship Reputation

Fitur di Insta-gram - Profil - Caption - Hashtag - Feed - Comment - Direct Message - Feed - Caption - Location - Hashtag - Story - Location - Following Account - Private Account - Followers - Likers - Positives comments - Verifyed Icons

2.8. Hubungan Instagram dan Minat Mengunjungi Tempat Wisata

Internet mempunyai pengaruh yang bagus bagi pariwisata. Bisnis lokal, tempat yang menarik, layanan tradisional dapat mengakses ke orang di seluruh dunia melalui internet (Ross, 2018). Media sosial juga dapat diusulkan sebagai kekuatan pendorong pariwisata karena manfaat yang dapat diperoleh dari membagikan pengalaman pengguna pada saat bepergian (Parsons, 2017).

Seperti yang sudah dinyatakan pada bab sebelumnya, Instagram adalah salah satu media sosial yang digunakan untuk membagikan foto dan video (Parsons, 2017). Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna (2017), 96% dari responden pernah membagikan momen pada saat bepergian, dan sebagian besar sering melakukannya. Hanya 4% saja yang tidak pernah membagikan momen pada saat bepergian. Menurut hasil penelitian dari Parsons, (2017), dengan membagikan foto atau video pada Instagram mengenai travelling dapat menarik minat pengguna Instagram untuk mengunjungi tempat wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan melihat foto-foto suatu tempat wisata yang instagramable dapat menarik minat orang untuk berkunjung ke tempat tersebut (Parsons, 2017). Namun foto yang kurang menarik dapat menyebabkan perubahan pilihan tempat yang ingin dituju (Parsons, 2017). Pendapat atau ulasan dari selebriti, seperti Dion Wiyoko mengenai tempat wisata dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong para generasi muda untuk berkunjung. Selain selebriti, dari teman atau orang awam juga dapat menginspirasi para wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata terutama memilih tempat yang sedang tren pada kalangan masyarakat (Parsons, 2017).

(24)

31

Universitas Kristen Petra

Belum ada penelitian yang membahas mengenai Honeycomb Model terhadap minat mengunjungi tempat wisata. Oleh karena itu, penulis menggabungkan 2 model penelitian, yaitu Tresna dan Wijaya (2015) serta Indika dan Jovita (2017). Penulis mengambil model dari penelitian Tresna dan Wijaya (2015) yaitu mengaplikasikan Honeycomb Model terhadap fitur-fitur Instagram. Selain itu, penulis juga mengambil model dari penelitian Indika dan Jovita (2017) yaitu indikator pada minat mengunjungi tempat wisata.

(25)

32

Universitas Kristen Petra 2.8. Kerangka Pemikiran

(26)

33

Universitas Kristen Petra

Penulis menggunakan 6 dari 7 dimensi Honeycomb Model untuk menghubungkan Instagram terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia. Pada dimensi identity memiliki dua indikator yaitu identitas profil di akun Instagram dan foto atau video yang dibagikan pada suatu akun. Pada profil akun Instagram yang memperlihatkan nama/lokasi/informasi akun tersebut, pengguna akun Instagram lain yang melihat dapat mengetahui indentitas akun tersebut. Misalnya, nama pada akun Instagram @explorebali, dengan melihat nama akun @explorebali, pengguna Instagram lain langsung mengetahui bahwa akun tersebut membagikan konsep mengenai tempat wisata di Bali (Fokkema, 2016).

H1: Dimensi identity mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Pada dimensi conversation memiliki tiga indikator yaitu memberi komentar pada foto atau video akun lain, menyebutkan nama akun lain pada salah satu foto, dan membalas komentar dari akun lain. Pada fitur komentar dan direct message memungkinkan pengguna akun Instagram membahas mengenai tempat wisata (Fokkema, 2016). Pada kolom komentar, suatu akun Instagram dapat menyebutkan nama pengguna akun Instagram lainnya pada suatu foto/video tempat wisata di Indonesia (Babac, 2011). Oleh karena itu, pengguna Instagram yang disebutkan dapat melihat foto tersebut dan menimbulkan kesadaran atau ketertarikan terhadap tempat wisata tersebut.

H2: Dimensi conversation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Dimensi ketiga adalah sharing, dimana memiliki dua indikator yaitu membagikan foto atau video dengan hashtag di Instagram dan membagikan caption pada foto atau video yang menjadi sumber informasi. Suatu akun Instagram dapat melihat foto/video yang dibagikan oleh akun Instagram yang diikutinya atau akun Instagram yang dibuka untuk umum pada fitur feed dan story. Dengan melihat foto/video tempat wisata yang dibagikan oleh teman, travel

(27)

34

Universitas Kristen Petra

blogger, atau akun travel dapat meningkatkan minat untuk mengunjungi tempat wisata di Indonesia (Parsons, 2017).

H3: Dimensi sharing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Dalam dimensi presence memiliki dua indikator yaitu memperbarui aktivitas pengguna saat itu juga dan memberi lokasi saat membagikan foto atau video. Pengguna akun Instagram dapat memperbarui keberadaannya dengan memberikan lokasi foto melalui fitur story, kemudian pengguna akun Instagram lain dapat melihat foto/video tersebut. Dari foto/video tersebut, pengguna Instagram yang melihatnya dapat tertarik dan berminat untuk mengunjungi tempat tersebut karena temannya pernah berada di tempat wisata tersebut dan dapat menilai dari foto/videonya (Parsons, 2017).

H4: Dimensi presence mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Pada dimensi relationship, terdapat tiga indikator yaitu mengikuti akun Instagram lainnya, memiliki hubungan dengan pengikut di Instagram, dan membuka akunnya untuk umum agar dapat dilihat akun lain. Dengan adanya relasi antar pengguna Instagram, suatu pengguna dapat melihat foto/video tempat wisata yang dibagikan oleh pengguna akun Instagram lainnya. Maka dari itu, pengguna akun Instagram mendapatkan informasi mengenai tempat wisata yang dibagikan oleh akun lain, sehingga pengguna tersebut semakin sadar terhadap tempat wisata di Indonesia.

H5: Dimensi relationship mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Sedangkan pada dimensi reputation, memiliki tiga indikator yaitu memiliki banyak pengikut di Instagram, banyak yang menyukai foto atau video yang dibagikan dan menerima banyak komen positif. Suatu foto tempat wisata apabila banyak pengguna yang menyukai foto tersebut dan memiliki banyak komentar positif tentang tempat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa banyak

(28)

35

Universitas Kristen Petra

pengguna yang tertarik terhadap tempat wisata tersebut (Fokkema, 2016). Pengguna Instagram juga dapat mencari rekomendasi tempat wisata Indonesia dari travel blogger/artis yang memiliki banyak pengikut dan memiliki verified icons, yaitu tanda yang diberikan untuk tokoh publik/selebriti yang sudah dipercaya kredibilitasnya.

H6: Dimensi reputation mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Indikator-indikator pada setiap dimensi Instagram ini yang akan penulis uji terhadap indikator minat mengunjungi. Indikator minat mengunjungi meliputi kesadaran pengguna terhadap suatu produk (attention), pengguna tertarik terhadap suatu produk (interest), dan keinginan pengguna untuk membeli suatu produk (desire).

Menurut penulis, dari 6 dimensi yang akan diuji terhadap indikator pada minat megunjungi tempat wisata, dimensi yang memiliki pengaruh yang paling dominan adalah dimensi sharing. Foto-foto/video yang dibagikan dapat menunjukkan suatu tempat wisata secara visual dan dari keestetikan foto tempat wisata dapat menarik minat seseorang untuk mengunjungi tempat tersebut, apalagi video yang memperlihatkan tempat wisata dari segala sisi. Wisatawan cenderung untuk mengunjungi tujuan tempat wisata berbasis pada gambar yang wisatawan lihat di Instagram (Parson, 2017) karena untuk mempengaruhi minat seseorang untuk mengunjungi tempat wisata melalui Instagram, pengguna akun Instagram melihat dari foto atau video yang “Instagramable” yang dibagikan oleh teman, travel blogger, atau akun travel (Boy & Uitermark, 2017).

H7: Dimensi sharing mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap minat mengunjungi tempat wisata di Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1. Tujuh Dimensi Honeycomb Model
Gambar 2.2. Profil Akun @pesonaid_travel
Gambar 2.4. Pengguna Menggunakan #jogja Sebagai Identity dari Foto
Gambar 2.5. Pengguna Mengekspresikan Dirinya pada Caption Suatu Foto
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Faktor Sikap Terhadap Tingkah Laku Membeli Pemakaman Mewah Berdasarkan Tabel 4 (di lampiran) dapat dilihat bahwa R square untuk faktor sikap terhadap

Dalam rapat pleno tersebut kami sangat kaget ada ajuan dari peserta anggota kami maupun pengurus bahwa manjemen Perum Peruri telah melakukan investasi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh current ratio, return on asset, struktur aset, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan terhadap

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Hamid dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang pemakaian bahasa, khususnya alih kode dan campur kode, yang

Untuk itu maka perlu diterapkan teknik budidaya di lahan sawah yaitu : persiapan lahan/pengolahan tanah yang baik, jarak tanam dan waktu tanam yang tepat, penggunaan varietas

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Variabilitas Persediaan, Laba Sebelum Pajak, Financial Leverage, Variabilitas Harga Pokok Penjualan terhadap Pemilihan Metode Akuntansi

Pengembangan Model Persamaan Konsumsi Bahan Bakar Efisien Untuk Mobil Penumpang Berbahan Bakar Bensin Sistem Injeksi Elektronik (EFI), Prosiding, Seminar Nasional

Dalam netnografi ini, memanfaatkan beberapa analytical tools seperti Keyhole dan Social Blade untuk melakukan monitoring bentuk digital storytelling dan