Analisis Eksistensial : Sebuah Pendekatan Kualitatif untuk Memahami Eksistensi dan Analisis Eksistensial : Sebuah Pendekatan Kualitatif untuk Memahami Eksistensi dan Pengalaman Manusia
Pengalaman Manusia
An
Analalisiisis s ekeksissistetensinsial al adadalalah ah memetotode de atatau au pependndekekataatan n yayang ng didigugunanakakan n ununtutuk k mengungkap gejala eksistensi dan pengalaman manusia. Analisis eksitensial juga digunakan mengungkap gejala eksistensi dan pengalaman manusia. Analisis eksitensial juga digunakan unt
untuk uk terterapi api psipsikiakiatris tris dan dan psipsikolkologiogis s terterhadhadap ap subsubjek jek atau atau kliklien en yayang ng memmembutbutuhkuhkanan penanganan. Pengertian
penanganan. Pengertian tersebut tersebut mengacu pada mengacu pada definisi definisi yang yang diungkapkan seorang diungkapkan seorang psikiater psikiater bernama Binswanger (1881-1!!".
bernama Binswanger (1881-1!!".
#ebelumnya$ ada seorang filsuf %erman bernama &eidegger (188-1'!" yang telah #ebelumnya$ ada seorang filsuf %erman bernama &eidegger (188-1'!" yang telah men
mengguggunaknakan an istiistilah lah anaanalislisis is ekseksisteistensinsial. al. &as&asil il dardari i anaanalisilisis s &ei&eidegdegger ger adaadalah lah berberupaupa pemahaman tentang makna A
pemahaman tentang makna Ada dan makna eksistensi manusia secara filosofis.da dan makna eksistensi manusia secara filosofis. Pen
Pendekdekatan atan anaanalisilisis s eksieksistestensinsial al adaadalah lah penpendekdekatan atan empempiriiris. s. eseskipkipun un empempirisiris$$ analisis eksistensial lebih menekankan pada kualitatif karena penekanannya pada pendekatan analisis eksistensial lebih menekankan pada kualitatif karena penekanannya pada pendekatan yang bersifat intersubjektif. Analisis eksistensial berasumsi ada unsur-unsur subjektif pada yang bersifat intersubjektif. Analisis eksistensial berasumsi ada unsur-unsur subjektif pada manusia yang harus didekati bukan secara )objektif*$ melainkan secara intersubjektif.
manusia yang harus didekati bukan secara )objektif*$ melainkan secara intersubjektif.
I.
I. Sejarah Sejarah Munculnya Munculnya Analisis EksistensialAnalisis Eksistensial +stilah analisis eksistensi
+stilah analisis eksistensial al pertampertama a kali dikemukkali dikemukakan oleh akan oleh seoranseorang g filsuf %ermanfilsuf %erman bernama
bernama artin artin &eidegger &eidegger (188-1'!". (188-1'!". Pendekatan Pendekatan ini ini bersifat bersifat filsafati filsafati dan dan akar-akar akar-akar metodologisnya berasal dari metode fenomenologi dari &usserl (1,-18". amun$ dalam metodologisnya berasal dari metode fenomenologi dari &usserl (1,-18". amun$ dalam perkembangannya analisis eksistensial menjadi kajian empiris.
perkembangannya analisis eksistensial menjadi kajian empiris.
unculnya analisis eksistensial bisa ditelusuri dari awal abad ke-1$ yakni mulai dari unculnya analisis eksistensial bisa ditelusuri dari awal abad ke-1$ yakni mulai dari filsafat /ierkegaard (181-18,," dan iet0sche (18-122". /edua filsuf ini sering ditunjuk filsafat /ierkegaard (181-18,," dan iet0sche (18-122". /edua filsuf ini sering ditunjuk seb
sebagaagai i penpencetcetus us mumuncunculnylnya a anaanalislisis is eksieksistestensinsial al dan dan ekseksisteistensinsialialismesme. . erereka eka jugjugaa memberikan landasan filsafati kepada para eksistensialis$ seperti &eidegger$ #artre$ %asper$ memberikan landasan filsafati kepada para eksistensialis$ seperti &eidegger$ #artre$ %asper$ a
arcercell ll dadan n lalainin-la-lainin. . AAnanalilisisis s ekeksisistestensnsiaial l mumuncncul ul didipepengngararuhuhi i ololeh eh peperkrkemembabangnganan ek
eksisiststenensisialalisismme. e. eetotode de yyanang g didigugunanakakan n papara ra ekeksisiststenensisialalisis$ $ yyanang g beberarasasal l dadariri fenomenologis &usserl dan konsep - konsep dasar eksistensialisme$ lalu para eksistensialis fenomenologis &usserl dan konsep - konsep dasar eksistensialisme$ lalu para eksistensialis m
menenggggununakakanannynya a ununtutuk k mmenenjejelalaskskan an ekeksisiststenensi si ddan an pepenngagalalamman an mmananuusisia a lalalulu mempraktekkannya di ruangan terapeutis mereka.
mempraktekkannya di ruangan terapeutis mereka.
Analisis eksistensialis dan psikologi fenomenologis sering dianggap saling mengisi Analisis eksistensialis dan psikologi fenomenologis sering dianggap saling mengisi satu
satu samsama a lailain. n. PerPerbedbedaan aan palpaling ing utautama ma terlterletaetak k padpada a penpeneraerapan pan metmetode ode dan dan kegkegunaunaanan praktisnya.
menerapkannya di ruang praktek berbanding terbail dengan analisis eksistensial yang bisa dipraktekkan dalam ruangan praktek dan tidak menggunakan reduksi transendental.
II. KIERKEGAAR A! !IE"#S$%E /ierkegaard (181-18,,"
/ierkegaard adalah filsuf 3enmark yang terkenal bukan hanya karena karya-karya filsafatnya$ namun juga karena pengalaman hidupnya yang tragis dan melankolis. 4ilsafat /ierkeaard memiliki ciri khasnya sendiri yaitu upaya untuk menempatkkan subjekti5itas atau pengalaman subjektif manusia sebagai faktor penting yang harus diberi tempat di dalam
setiap kajian tentang manusia.
/ierkegaard menentang keras penggunaan metode ilmu. +a berpendapat bahwa manusia adalah khas$ seperti yang bisa dilihat dari pengalaman sehari-hari yang kita alami. +lmu tidak bisa begitu saja mengabaikan kenyataan itu dan menjadikan manusia sebagai objek kajian
yang kedudukan dan tabiatnya disamakan dengan objek alam lainnya. Pengungkapan tidak bisa menggunakan metode ilmu yang positi5istik$ melainkan metode kualitatif$ yng
menghargai keberadaan manusia sebagai makhluk yang subjektif.
iet0sche (18-122"
iet0sche adalah filsuf besar %erman yang pemikiran-pemikiran filsafatnya sangat mendalam dan kontro5ersial. iet0sche berpendapat bahwa manusia bisa menjadi manusia unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan dirinya secara jujur dan berani. +a menemukan bahwa kejujuran dan keberanian manusia dalam mengekspresikan naluri-naluri dan potensi-potensinya akan menjadikan manusia sebagai manusia unggul. %ika hal-hal tersebut tidak terrealisasikan$ maka akan muncul interiorisasi atau represi. 6epresi akan menyebaban bad conscience yang menyebabkan manusia menjadi manusia lembek$ manusia budak$ atau manusia kelas dua.
III. &en'men'l'gi
4enomenologi adalah suatu metode atau pendekatan untuk mendeskripsikan gejala yang ditampakkan olehnya kepada pengamat. 7agasan ini dikemukakan oleh &usserl. 7ejala yang dimaksud adalah gejala yang secara langsung bisa diamati oleh pancaindera (gejala eksternal" dan gejala yang hanya bisa dialami$ dirasakan$ diimajinasikan$ atau dipikirkan oleh pengamat (gejala internal".
iri khas dari fenomenologi adalah gejala yang ingin diselidiki haruslah berupa gejala yang bersifat )murni* atau )asli*. Artinya gejala tersebut tidak boleh dicampur dengan gejala lain yang tidak berhubungan$ atau diinter5ensi oleh interpretasi-interpretasi lain yang berasal dari kebudayaan$ kepercayaan$ atau bahkan teri-teori dalam ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya.
9ntuk mencapai gejala murni atau asli$ harus menggunakan suatu prosedur yang disebut reduksi atau einklamerung . Einklamerung adalah tidak mengikutsertakan hal-hal yang tidak esensial dalam pengamatan yang kita lakukan. :erdapat tiga langkah reduksi yaitu reduksi fenomenologis$ eidetic dan transendental.
• 3alam reduksi fenomenologis segala teori atau konsep dari gejala yang ingin
diselidiki disimpan (dalam tanda kurung". Pengamatan tertuju langsung pada gejala$ tanpa menggunakan perangkat konseptual dan teoretis tentang gejala yang diselidiki.
• 3alam reduksi eidetic$ gejala-gejala yang tidak berhubungan secara esensial
dengan gejala yang diselidiki disimpan (dalam tanda kurung"$ meski secara fisik terlihat seolah-olah berhubungan.
• 3alam reduksi transedental semua konsep dan teori$ serta gejala-gejala yang
diamati disimpan (dalam tanda kurung". Pengamat hanya mengamati kesadaran dan akti5itas-akti5itasnya.
&asil penyelidikan &usserl atas gejala kesadaran menunjukkan bahwa kesadaran pada dasarnya adalah suatu akti5itas mental (noetic" yang terarah pada suatu objek yang disadari (noematic". ;sensi kesadaran$ dengan kata lain$ adalah intensionalitas$ bergerak atau terarah pada sesuatu yang disadari. /esadaran selalu merupakan perpaduan antara tindakan
menyadari dan objek yang disadari.
/onsekuensi dari pemahaman tentang esensi kesadaran sebagai intensionalitas dan konstitusi adalah bahwa dunia manusia bukanlah dunia yang objektif$ melainkan dunia hasil pemaknaan (kesadaran" manusia. &usserl menyebut dunia manusia sebagai Lebenswelt $ dunia yang diciptakan (dimaknakan" dan dihidupi oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. 3engan kata lain$ berkat intensionalitas kesadaran$ manusia selalu berada Lebenswelt -nya sendiri$ hidup menurut perspektifnya yang khas.
;ksistensialisme adalah filsafat yang khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan menggunakan metode fenomenologi. Pemikiran eksistensialis sangat dekat dengan /iekergaard dan iet0sche$ karena sama-sama tertarik pada masalah eksistensi$ subjekti5itas$ keautentikan hidup$ dan pengalaman manusia. Perbedaan eksistensialis dengan /iekergaard dan iet0sche terletak pada metode$ dimana eksistensialis menggunakan metode fenomenologi.
A. %asil Analisis atas Eksistensi dan Pengalaman Manusia
1. ;ksistensi manusia adalah proses dinamis$ suatu )menjadi* atau )mengada*. ;ksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti$ tetapi lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau kemunduran.
<. ;ksistensi adalah pemberian makna. #esuai dengan hakikan kesadaran manusia sebagai intensionalitas yang selalu mengarah keluar dirinya dan melampaui diri (transendensi".
. ;ksistensi adalah ada-dalam-dunia (in-der-Welt-Sein". anusa tidak hidup sendiri dan berada dalam diri sendiri$ akan tetapi berada dalam dunianya. Ada-dalam-dunia adalah struktur dasar mengadanya manusia. /ata sambung dalam kalimat menunjukkan mengadanya manusia tidak lepas dari dunianya.
. anusia hidup dalam Mitwelt $ Eigenwelt $ dan Umwelt . Umwelt adalah dunia kebutuhan biologis$ dorongan hewani$ naluri tidak-sadar$ dan segala sesuatu yang biasanya dinamakan )lingkungan*. Mitwelt adalah dunia perhubungan antarmanusia$
yang khas manusia. 3alam perhubungan antarmanusia terdapat perasaan-perasaan$ seperti cinta dan benci. Eigenwelt adalah pusat dari perhubungan saya dengan benda atau orang lain. :anpa perspektif saya$ tanpa keberadaan saya sebagai referensi dunia$ tidak ada apapun dalam dunia saya.
,. ;ksistensi adalah )milik pribadi*. ;ksistensi milik pribadi karena tidak ada dua indi5idu yang identi$ memiliki pengalaman persis sama tentang suatu peristiwa yang sama. /eberadaannya tidak bisa dipertukarkan atau digantikan yang lain. ilik pribadi menandakan indi5idualitas manusia. anusia pertama-tama adalah indi5idu$ baru kemudian masyarakat atau kelompok.
!. ;ksistensi mendahului esensi. Artinya nasib dan takdir manusia$ struktur hidup manusia$ dan juga konsepsi tentang manusia adalah ditentukan dan dipilih sendiri oleh manusia.
'. ;ksistensi adalah autentik atau tidak-autentik. ;ksistensi yang tidak-autentik artinya manusia mengada dalam keadaan lupa dengan dirinya$ dikuasai kekuatan massa$ atau oleh pesona benda$ sehingga manusia akhirnya mengabaikan tuntutan hati nuraninya. 8. Kematian. ;ksistensi manusia adalah )ada-menuju-kematian*. enurut &eidegger
kesadaran akan kematian akan mampu mewujudkan eksistensinya yang autentik. /arena manusia akan merasa terpanggil untuk melepaskan diri dari pengaruh kuasa untuk kontrol orang lain yang membuat eksistensinya menjadi dangkal.
Berikut adalah ragam respon terhadap kesadaran akan kematian menurut /oestenbaum (1!8"=
a. elarikan diri atau merepresi urgensi kematian dengan menyibukan diri dalam kerja$ pembicaraan yang dangkal$ atau menjerumuskan diri terhadap dunia khayalan.
b. enerima kematian sebagai fakta$ kemudian memperkaya kehidupan$ membuat hidup menyenangkan$ dan memuaskan diri sepuas mungkin
c. emberontak terhadap kematian dalam karya seni atau dalam ambisi untuk mendapatkan status$ kekayaan$ atau kekuasaan.
d. enghentikan eksintensi diri untuk hidup di dalam dunia ideal. e. +khlas menerima keterbatasannya.
f. Percaya pada kekuatan mistis untuk bersatu dalam tuhan$ dalam keabadian$ atau reinkarnasi.
. Kecemasan. enurut &eidegger (1!<"$ manusia tidak akan pernah lepas dari cengkraman kecemasan. /ecemasan adalah kondisi mencekam dimana manusia berhadaan dengan )ketiadaan*. :etapi meskipun tidak ada$ ketiadaan justru merupakan ancaman yang hebat. Berbeda dengan #artre (1!!"$ kecemasan berhubungan dengan kebebasan. /ita adalah satu-satunya makhluk yang bebas di dunia ini dan kita dihukum untuk bebas. >leh sebab itu$ kita cemas bukan karena ketiadaan$ melainkan karena kebebasan kita.
12. Kehendak Bebas. anusia adalah makhluk bebas. +a memiliki kebebasan untuk memiliki segala kemungkinan yang ada. Adanya kehendak bebas tidak bisa dibuktikan oleh penelitian ilmiah. /ebebasan hanya bisa dialami. :indakan-tindakan manusia pada dasarnya mensyaratkan adanya kehendak bebas.
a. Penentuan diri$ orang lain boleh memberikan masukan$ namun kita memiliki kebebasan untuk menentukan.
c. /onsekuensi$ konsekuensi dari tindakan bebas yang kadang bisa diprediksi kadang tidak. Pertanggungjawaban semua konsekuensi dari perbuatan kita adalah tanggung jawab kita.
d. /arakter$ setiap pilihan adalah pilhan karakter.
11. Waktu (temporalitas". ?aktu yang dimaksud berkaitan dengan pengalaman manusia sehingga bersifat subjektif. anusia memberi bobot berbeda pada setiap rangkaian waktu yaitu masa lalu$ saat ini$ dan masa depan. &al ini tampak secara ekstrem pada kasus-kasus gangguan psikologis seperti yang dikemukakan para terapis eksistensial. Para eksistensialis menempatkan masa depan sebagai faktor yang paling dominan dari waktu manusia$ yang bahkan dapat memahami kepribadian manusia ketika manusia dapat memahami dirinya setelah ia memproyeksikan dirinya ke masa yang akan datang.
1<. Ruang (spasialitas". 6uang yang dimaksud adalah )ruang yang dihayati*. #ama seperti waktu$ penghayatan atas ruang akan berbeda antar indi5idu. ontoh$ indi5idu berusaha menaklukkan ruang (pengembara atau pendaki gunung"$ adapula indi5idu lain yang memelihara atau mempertahankan ruang (pecinta lingkungan"$ indi5idu lain mengorganisasikan atau menggunakan ruang (ahli tata kota$ arsitek"$ dan sebagainya. /ita memang )berakar* di satu tempat atau )mencabut akar* dan pindah ke tempat lain. /ita pun dapat melarikan diri$ baik kedalam ruang nyata melalui migrasi$ maupun ke dalam fantasi-fantasi yang disublimasikan atau yang tidak disublimasikan. 6uang dapat dirasakan sebagai suatu yang luas atau membatasi$ misalnya cinta merupakan )perluasan ruang* dimana meski jauh kita merasa dekat dengan orang yang dikasihi. #ebaliknya$ penderitaan mempersempit ruang$ dan putus asa membuat ruang seakan-akan kosong dan hampa.
1. Tubuh. anusia bukan hanya memiliki kesadaran$ tetapi juga memiliki tubuh. 3alam hal ini$ manusia memiliki makna terhadap tubuhnya$ bukan tubuh yang bersifat fisiologis. Penghayatan akan tubuh kita akan sangat subjektif. Bagi diri kita$ tubuh dianggap sebagai tubuh-subjek karena segala hal yang dilakukan terlaksana melalui tubuh kita. Pemahaman tentang tubuh seperti ini akan membantu dalam memahami kasus-kasus abnormalitas. 6ealitas luar pun dimaknakan atau berasal dari dalam diri sendiri. isalnya ada anak #3 dan mahasiswa yang melihat lukisan wanita berbikini membawa kuda. Perhatian si mahasiswa akan tertuju pada wanita berbikini tersebut. &al tersebut dikarenakan tubuh mahasiswa adalah tubuh seksual$ sehingga realitas luar pun diberi makna seksual. Berbeda dengan anak #3 yang belum memiliki isyarat
dari dalam diri tentang seks$ maka ia akan lebih memberi makna dan tertarik pada kuda
1. iri Sendiri. anusia memberi makna bukan hanya pada dunia luar$ tetapi juga pada diri sendiri. Apakah dirinya seorang yang kuat atau lemah$ berkuasa atau tak berdaya$ dsb. anusia normal akan lebih memaknakan dirinya secara realistik dibandingkan orang abnormal. Pada orang abnormal$ biasanya diri dimaknakan secara berlebihan atau secara delusional.
1,. Rasa Bersalah. anusia memiliki rasa bersalah ketika dia melakukan kesalahan-kesalahan yang akan merugikan diri sendiri$ orang lain$ maupun lingkungan sekitar. /egagalan dalam mengaktualisasikan potensi$ bakat$ dan kemampuan diri akan dapat menyebabkan rasa bersalah muncul. Putusnya keintiman$ komunikasi$ atau kurangnya perasaan cinta dari dan terhadap sesama dapat menimbulkan rasa bersalah juga.
(. Psik'l'gi &en'men'l'gis
Psikologi fenomenologis atau yang biasa disebut psikologi )murni* merupakan bagian dari filsafat yang menggunakan metode fenomenologis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan secara spesifik gejala-gejala psikologis. Psikologi murni ini bisa disebut dengan )meta-psikologi* karena tujuan dari psikologi ini adalah untuk mengungkap gejala dan pengalaman itu sendiri secara esensial serta psikologi ini menjadi dasar bagi penyelidikan-penyelidikan psikologi. 3alam psikologi fenomenologis gejala-gejala psikologis seperti persepsi$ imajinasi dan emosi menjadi lapangan penyelidikan bagi para peneliti. #alah satu contoh penyelidikan psikologi fenomenologis adalah gejala emosi yang yang diungkapkan oleh #artre. Penyelidikan #artre menunjukan bahwa emosi bersifat teleologis$ karena emosi merupakan suatu cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan$ bukan hanya merupakan gerak mekanis. enurut #atre$ bentuk perilaku emosional menunjuk pada posisi kita dalam dunia. 3ia menginterpretasikan perilaku tersebut sebagai usaha untuk
mengubah dunia dikarenakan frustasi yang terjadi dengan hubungan langsung dengan dunia. /ita mencoba untuk mengubah dunia secara tidak langsung dengan memberikan kualitas-kualitas yang kurang realistik dibandingkan dengan apa yang biasa kita hadapi dalam kehidupan nyata. /ualitas tersebut adalah bagian dari dunia )magis* kita$ dunia emosi. ara untuk membnagun dunia magis yang sesuai dengan keinginan atau harapan kita adalah dengan mengubaj perhubungan kita dengan dunia.
(I. Analisis Eksistensial
Berbeda dari eksistensialisme dan fenomenologis$ analisis eksistensial bersifat empiris. ;mpiris yang dimaksud adalah penyelidikan dan terapinya secara langsung mengarah pada indi5idu-indi5idu konkret ataupun yang membutuhkan bantuan terapeutis. ;ksistensi dan pengalaman manusia yang ditemukan oleh eksistensialisme menjadi acuan yang sangat berharga dan banyak digunakan untuk terapi psikologis dan psikiatri. 9ntuk bisa memahami analisis eksistensial$ kita harus memahami temuan-temuan para eksistensialis tentang eksistensi dan pengalaman dasar manusia. /arena metode eksistensialisme berasal dari fenomenologi$ maka kita harus memahami langkah-langkah fenomenologi dan temuan-temuannya.
A. Analisis eksistensial) beha*i'risme) dan +sik'analisis
Analisis eksistensial muncul dari tanggapan mengenai reaksi ketidakpuasan beberapa psikiater dan psikolog mengenai teori psikoanalisis dan beha5iorisme. /etidakpuasan tersebut berdasar pada filsafat 5italisme (naluri atau +d" dan materialisme (rangsangan atau stimulus". Artinya menurut kedua paham tersebut manusia tidak memiliki keunikan dan nilai kemanusiaan manusia seperti spiritualitas.
,. ,ebera+a asumsi tentang manusia yang terda+at dalam analisis eksistensi) beha*i'risme) dan +sik'analisis
Berikut ini tabel yang berisi asumsi tentang manusia dari tiga model$ paradigma$ atau grand theories
&akikat manusia Pusat kendali@ dorongan perilaku
:abiat manusia
Peran manusia dalam dunia Beha5iorisme >rganisme @ materi ;ksternal (respon
terhadap stimulus" etral (tabula rasa" :idak bebas (deterministik"
Psikoanalisis >rganisme ;ksternal (+d" %ahat (aluri %ahat" :idak bebas (deterministik" Analisis ;ksistensial /esadaran (erleau-Ponty = tubuh yang berkesadaran" +nternal (intensionalitas" Baik (suara hati" Bebas (indeterministik"
enurut analisis eksistensial$ hakikat manusia adalah kesadaran dengan segala akti5itasnya yang selalu terarah keluardirinya (intensionalitas". #esuai dengan yang
ditemukan oleh &usserl mengenai kesadaran$ bahwa manusia pada dasarnya adalah kesadaran dan makhluk spiritual. Berbeda dari beha5iorisme dan psikoanalisis$ analisis eksistensial meyakini bahwa pusat kendali atau sumber perilaku adalah internal$ yakni dari kesadaran yang bersifat intensional. Beha5iorisme memegang padangan dari %ohn ocke yang menjelaskan bahwa manusia dapat dianalogikan sebagai kertas kosong sehingga dapat dikatakan bahwa baik buruk manusia ditentukan oleh lingkungan. Analisis eksistensial secara berbeda dengan beha5iorisme dan psikoanalisis mengungkapkan bahwa pada dasarnya manusia adalah kesadaran dan kesadaran adalah intensionalitas. >leh karena itu perilaku manusia bersifat bebas$ didasari oleh kehenda dan tanggung jawabnya sendiri.
$. Asumsi met'de dalam analisis eksistensialisme) +sik'analisis) dan beha*i'rism
&ukum /edudukan :eori #ikap Peneliti /edudukan #ubjek /ajian Analisis ;ksistensial +ntensionalitas 6eduksi fenomenologis
+nterpersonal #ubjek >bjek
Psikoanalisis /ausalitas Asumsi atau hipotesis
etral >bjek
Beha5iorisme /ausalitas Asumsi atau hipotesis
etral >bjek
Perbedaan yang nyata mengenai aspek hukum antara analisis eksistensialisme dengan beha5iorisme maupun psikoanalisis yaitu analisis eksistensial memahami bahwa manusia dan
dunia saling memengaruhi satu sama lain. &al ini berbeda dengan hukum kausalitas yaitu hubungan sebab-akibat. enurut psikoanalisis dan beha5iorisme objek atau stimulus lebih dulu ada dan kemudian menentukkan keberadaan subjek atau respon. #ebaliknya$ menurut analisis eksistensial subjek (kesadaran" atau respon menentukan objek (dunia" atau stimulus$ namun diakui juga bahwa objek (dunia" stimulus pun menentukan subjek atau respon. 3alam beha5iorisme dan psikoanalisis$ teori menjadi landasan teoretis baik dalam penelitian maupun
dalam terapi. #ebaliknya analisis eksistensial menentang penggunaan teori atau teknik seperti itu. Penggunaan teori dalam praktik penelitian dan terapi dipandang mengaburkan gejala. 3alam penelitian-penelitian model beha5iorisme$ khususnya penelitian-penelitian eksperimentalnya$ peneliti dan eksperimenter harus betul-betul mengambil jarak dari objek
eksperimennya. #ebaliknya peneliti dan terapis yang menggunakan model analisis eksistensial tidak berposisi sebagai ahli yang harus )berkepala dingin* dan menjaga jarak dari subjek kajiannya$ melainkan berposisi sebagai rekan yang sejejar sehingga komunikasi mereka dengan klien-klien mereka bisa tampak akrab. Baik dalam beha!iorisme maupun dalam psikoanalisis kedudukan subjek adalah sebagai objek penelitian atau objek terapi. #ebagi objek$ mereka diasumsikan tidak memiliki subjekti5itas$ akan tetapi dalam analisis eksistensial subjek diberlakukan secara manusiawi$ baik dalam penelitian maupun dalam terapi.
. -angkah mum Met'de Analisis Eksistensial
#ampai saat ini$ tidak terdapat pola dan teknik yang sama digunakan oleh terapis dan peneliti model analisis eksistensial. amun setelah dipukul rata$ dapat digeneralisasikan bahwa mereka cenderung menggunakan reduksi fenomenologis dan reduksi eidetis dalam mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman subjek yang sedang diselidiki. erleau-Ponty (1<$ dalam Abidin$ ainal" menyatakan bahwa indi5idu tidak mungkin mengamati gejala dari titik nol. Pelajaran terpenting dari reduksi adalah ketidakmungkinan reduksi secara lengkap$ berangkat dari titik nol$ hanya berupa ideal yang tidak mungkin dilakukan dalam kenyataan yang sebenarnya. Analis eksistensial seperti Binswanger dan 3onald oss melakukan penelitian dan kemudian mengalami ketidakmungkinan yang telah dijelaskan sebelumnya. amun terdapat upaya dari mereka untuk menempatkan teori (dalam tanda kurung" ketika akan mengamati eksistensi dan pengalaamn subjek yang nyata. #ubjek harus diamati secara langsung tanpa kacamata teoritis (beha5iorisme dan psikoanalisis"$ yang dasarnya dari filsafat materialisme dan 5italisme. 3engan reduksi eidetis$ peneliti berusaha menangkap gejala yang sangat berhubungan secara esensial dengan gejala yang hendak diteliti dan menempatkan gejala yang tidak esensial ke dalam tanda kurung. :ujuan dari penelitian analisis eksistensial adalah memahami manusia lebih dalam$ maka harus
mengungkap pengalaman yang esensial pada indi5idu. #ejauh mana aspek yang ada berhubungan dengan diri subjek sangat tergantung pada subjek dan tidak menurut sudut pandang peneliti.