• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spo Identifikasi Bahaya b3 Dan Penanganan Insiden b3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spo Identifikasi Bahaya b3 Dan Penanganan Insiden b3"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit … Ditetapkan,

Direktur RS. Dedy Jaya Brebes

dr. Irma Yurita

PENGERTIAN

1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah kegiatan mengkategorikan/meringkas potensi bahaya yang penting berdasarkan kriteria bahan.

2. Penganan insiden B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah langkah-langkah penanggulangan keadaan darurat akibat kebakaran, tumpahan dan paparan B3. TUJUAN

1. Mengetahui potensi resiko bahaya akibat penggunaan B3 berdasarkan cirri-ciri karakteristiknya.

2. Menjamin keselamatan dan memelihara kesehatan petugas yang menangani B3.

KEBIJAKAN

1. Informasi identifikasi bahaya berdasarkan MSDS produk.

2. Penanganan tumpahan dan paparan hanya boleh dilakukan oleh yang terlatih atau berpengalaman dengan menggunakan peraltan yang memadai (chemicals spill kit) dan APD yang benar.

3. Penggunaan sarana, alat dan tempat kejadian insiden serta mencegah penyebaran kontaminan yang mungkin terjadi.

PROSEDUR

UNIT PENGGUNA B3

1. BAHAN MUDAH MELEDAK

a. Identifikasi bahaya

Bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya tabung silinder jika terkena panas yang tinggi.

1) Pernafasan : menyebabkan tercekik (asphhyxiant) dan lemas jika terhirup dalam jumlah besar.

(2)

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit … Ditetapkan,

Direktur RS. Dedy Jaya Brebes

dr. Irma Yurita

UNIT PENGGUNA B3

2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena pengaruh suhu.

3) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata.

b. Tindakan P3K

1)

Pernafasan : bawa ke udara segar dan istirahatkan, jika perlu beri bantuan O2 aparatus

dan bawa ke IGD.

2)

Kulit : siram dengan air hangat (30-40 oC) pada

bagian kulit yang terbakar atau luka beku, bawa ke IGD.

3) Mata : bilas dengan air bersih ± 15 menit, jika perlu bawa ke IGD.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran

Gunakan APAR gas CO2 dan siram air pada silinder

yang ada disekitarnya supaya dingin.

d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran 1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa

resiko, perhatikan arah angin dan jangan berlawanan dengan arah angin.

2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ke tempat yang terbuka, dijaga dan dijauhkan dari api atau sumber panas atau bahan mudah terbakar.

3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

2. BAHAN BERACUN

a. Identifikasi bahaya

1) Pernafasan : beracun bila terhirup dan dapat menyebabkan pingsan, sakit kepala dan pusing-pusing.

(3)

UNIT PENGGUNA B3

lendir.

3) Mata : menyebabkan iritasi pada mata.

4) Pencernaan :beracun atau fatal bila tertelan, menyebabkan pingsan dan muntah-muntah. b. Tindakan P3K

1) Pernafasan : pindahkan ke tempat berudara segar, bila belum sadar segera bawa ke IGD. 2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi.

Cuci kulit dengan air bersih dan mengalir. Bila iritasi terus-menerus, segera bawa ke IGD.

3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD.

4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan susu atau air atau karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut masih sadar. Segera bawa ke IGD.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran

1)

Gunakan spray air atau kabut CO2 untuk

mendinginkan permukaan dan menghilangkan uapnya.

2) Evakuasi daerah yang terjadi kebakaran.

3) Usahakan berdiri berlawanan arah angin untuk mencegah kontak dengan asap dan uap.

4) Jika kontak tidak dapat dihindari, pakailah baju pelindung penuh, kaca mata dan masker.

d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran 1) Pakai sarung tangan dan pakaian lengkap dengan

tutup kepala, sepatu boat setinggi lutu. Alat pernafasann yang lengkap.

2) Ventilasikan seluruh area yang tercemar, tutup tempat yang terjadi kebocoran.

3)

Untuk tumpahan kecil : gunakan pasir, tanah atau bahan peresap lain, kemudian angkat dan masukkan ke dalam kontainer yang berlabel dan bersegel agar dapat dibuang dengan aman.

4) Untuk tumpahan besar : netralkan dengan larutan amonia 5% natrium sulfat atau natrium bisulfat dan pindahkan. Siramkan area dengan air banyak.

(4)

UNIT PENGGUNA B3

3. BAHAN KOROSIF a. Identifikasi bahaya

Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan. Bahaya dekomposisi dibawah pengaruh panas. Resiko dekomposisi bila berhubungan dengan logam, alkali, zat pereduksi.

b. Tindakan P3K

1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara segar. Bila susah bernafas, berikan oksigen dan bawa ke IGD.

2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan air bersih, konsultasikan dengan dokter.

3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD

4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan. Berikan susu atau air atau karbon aktif melalui mulut jika pasien tersebut masih sadar bawa ke IGD.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran

1)

Padamkan dengan air, dry powder, CO2 atau

foam(bukan dari bahan organik)

2) Pakai SCBA self-contained breathing apparatus) dan pakaian pelindung dari bahan kimia.

3)

Pindahkan kemasan ke tempat yang aman atau dinginkan kemasan yang beresiko atau encerkan dengan air.

d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran 1) Tumpahan kecil : encerkan produk dengan

banyak air dan bilas/bersihkan tempat yang terkontaminasi atau serap dengan absorbent. 2) Tumpahan besar : tampung, bendung dengan

pasir atau tanah. Tempatkan kemasan yang rusak di wadah yang terbuat dari plastik. Jangan mengembalikan produk ke kemasan aslinya.

(5)

UNIT PENGGUNA B3

4. BAHAN OKSIDATOR a. Identifikasi bahaya

Membantu prose pembakaran atau memperbesar nyala api dan bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya tabung silinder jika terkena panas yang tinggi.

1) Pernafasan : menyebabkan iritasi, pusing jika terhirup dalam jumlah besar.

2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena pengaruh dingin.

3) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata. b. Tindakan P3K

1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara segar. Bila susah bernafas, berikan oksigen dan bawa ke IGD.

2)

Kulit : siram dengan air hangat (30-40oC) pada

bagian yang terbakar atau luka beku, ika perlu bawa ke IGD.

3) Mata : bilas mata dengan air bersih ± 15 menit. Bila terjadi iritasi bawa ke IGD.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran

Semprotkan APAR dry chemical, CO2. Siram air

pada silinder yang ada disekitarnya supaya dingin. d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran

1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa resiko, perhatikan arah angin dan jangan berlawanan dengan arah angin.

2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ketempat terbuka, dijaga dan dijauhkan dari api atau sumber panas atau bahan mudah terbakar.

3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.

5. BAHAN MUDAH TERBAKAR a. Identifikasi bahaya

Mudah meledak dan menguap, dapat menyebabkan depresi sistem syaraf pusat, menyebabkan iritasi mata, menyebabkan iritasi saluran pernafasan,

(6)

UNIT PENGGUNA B3 menyebabkan gangguan reproduksi janin.

1) Pernafasan : menghirup dalam konsentrasi tinggi menyebabkan gangguan sistem syaraf pusat dengan tanda-tanda mual, sakit kepala, mengantuk, ketidaksadaran dan koma. Iritasi saluran pernafasan. Dapat menyebabkan efek nekrotik dalam konsentrasi tinggi. Uap bisa menyebabkan pusing dan sesak nafas.

2) Kulit : iritasi ringan, dapat menyebabkan sianosis ekstrimitas.

3) Mata : iritasi parah pada mata, sakit bila terkena cahaya dan kerusakan kornea.

4) Pencernaan : iritasi gastrointestinal disertai mual, muntah dan diare. Dapat menyebabkan depresi syaraf pusat diikuti dengan sakit kepala, mengantuk dan mual.

b. Tindakan P3K

1)

Pernafasan : pindahkan segera ke tempat berudara segar. Jika tidak bernafas, berikan pernafasan buatan, jika perlu gunakanoksigen dan bawa ke IGD. Jangan gunakan pernafasan dari mulut ke mulut.

2)

Kulit : basuh kulit dengan air selama 15 menit, sementara itu lepaslah pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Basuh kulit dengan sabun dan air, bawa ke IGD.

3) Mata : segera basuh dengan air mengalir ± 15 menit, sesekali angkat kelopak mata bawah dan atas untuk membasuh bagian dalamnya, jika perlu bawa ke IGD.

4) Pencernaan : jangan dipaksa muntahkan. Jika korban dalam kondisi sadar, berikan 2-4 gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan sesuatu pada korbanyang tidak sadarkan diri. Bawa ke IGD.

c. Tindakan penanggulangan kebakaran

Untuk api kecil, gunakan dry chemical, CO2,

(7)

RUMAH SAKIT DEDY JAYA BREBES

No. Dokumen ……… No. Revisi ……… Halaman 7 dari 7 UNIT PENGGUNA B3

d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran 1) Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan

terjadinya penyalaan.

2) Serap tumpahan dengan menggunakan bahan penyerap, pasir, tanah dan bahan buang dalam wadah yang cocok.

3) Gunakan peralatan tahan percikan dan berikan ventilasi.

4) Busa penekan uap bisa dugunakan untuk mereduksi uap.

TIM K3RS

1. Menerima laporan kejadian insiden B3 dari kepala insatalasi sesuai form kecelakaan kerja yang tersedia.

2.

Melaporkan kepada manajemen/direksi.

Referensi

Dokumen terkait

Judul Kegiatan: Pengenalan Outbound bagi Siswa dan Guru Sekolah Luar Biasa di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Rangka Sosialisasi Taman Olahraga Masyarakat (TOM)

Pada diagram tersebut dapat dilihat efek antifatigue yang dihasilkan dari kombinasi nira aren dan air tebu dengan perbandingan (1:1) memiliki waktu ketahanan berenang

Pada umumnya tumor mulai tumbuh dr satu sel di satu tempat (unisentrik) tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ (multisentrik)atau dr beberapa

Berdasarkan model MSILRI, komunikasi HF di Indonesia pada tingkat propinsi (komunikasi HF NVIS) selama aktivitas matahari sedang menuju siklus minimum (2017-2019) dan pada saat

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber

………Psikologi sastra sebagai salah satu disiplin ilmu ditopang oleh tiga pendekatan studi, yaitu (1) pendekatan ekspresif, yang mengkaji asepek psikologis penulis dalam proses

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 16 genotipe padi lokal Riau yang ditanam bersama gulma padi-padian menunjukkan pengaruh nyata terhadap panjang tunas dan persentase penghambatan

2 Dusun Wage Desa Gewok Kec... Ekonomi Akuntansi