ANALISIS SWOT KIA
ANALISA SWOT PROGRAM KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK) DI PUSKESMAS CILACAP SELATAN II STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGDidalam UU pokok Kesehatan Tanggal 15 – 10 -1960 BAb 1 pasal 1 telah di nyatakan bahwa ,” Tiap warga Negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi – tingginya dan perlu di ikut sertakan dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah “.Sehubungan dengan hal tersebut di atas ,para ibu dan keluarganya serta masyarakat lainya, di samping sebgai objek , juga harus di ikut sertakan sebagai subjek dalam usaha – usaha kesehatan pemerintah , mereka sebagai potensi dalam masyarakat harus di ikut sertakan dalam usaha – usaha BKIA yang bersangkutan .Dimana hal tersebut merupakan azas intergrasi dari pelayanaan dalam usaha KIA , sehingga secara optimal usaha – usaha BKIA yang bersangkutan akan mencapai tujuan seperti yang di harapkan dalam kegiatan BKIA tersebut .
Di dalam pasal 9 Jo.2 , juga telah di nyatakan bahwa , tujuan pokok UU yang di maksud adalag SSB : “ meningkatkan derajat kesehatan ibu ,bayi dan anak sampai usia 6 bulan ,menjaga dan mencegah jangan sampai ketiga subjek ini tergolong dalam “vulnerable group (golongan terrancam bahaya )”
Sehubungan dengan hal yang di kemukakan terakhir di atas , pemerintah mengadakan usaha – usaha khusus untuk kesehatan keturunan dan pertumbuhan anak yang sempurna , serta lingkungan masyarakat dank e olahragaan .
Di dalam pasal 3 telah di nyatakan pula bahwa ,Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi sehat dan bangsa yang kuat . BKIA adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak merupakan wadah untuk usaha – usaha KIA.BKIA berada di bawah koordinasi Dinas KIA Departemen kesehatan.
B. TUJUAN
Untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam manajemen keperawatan dan keperawatan komunitas.
C.Manfaat
1. Dapat menganalisis program-program di puskesmas
2. Dapat mengetahui mengenai masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat
3. Dapat lebih memahami mengenai keperawtan komunitas
D. GAMBARAN LOKASI PRAKTEK PUSKESMAS CILACAP SELATAN II
1. Letak Geografis
Puskesmas Selatan II terletak di RT 05/RW03 kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap. Puskesmas ini terletak di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau masyarakat. Jarak dari pusat pemeritahan kecamatan 1 km, jarak dari ibu kota kabupaten 2 km, jarak dari ibukota propinsi 246 km, dan jarak dari ibu kota Negara 428 km.
Wilayah kerja puskesmas Cilacap Selatan II memiliki daerah berupa daratan rendah yang dekat dengan pantai perbatasan dengan samudra hindia. Ketinggian tanah puskesmas Cilacap Selatan II dari permukaan laut 4 m dengan suhu udara rata-rata 30 c dengan banyaknya curah hujan 2.000-3.000 mm. wilayah kerja Puskesmas Cilacap Selatan II terbagi menjadi dua wilayah kerja yaitu wilayah kerja Kelurahan Cilacap dan wilayah kerja Kelurahan Tegalkamulyan dengan jumlah penduduk masing-masing kerja kelurahan Cilacap 18.000 jiwa dan wilayah kerja kelurahan Tegalkamulyan15.791 jiwa.
2. Batas wilayah kerja puskesmas Cilacap Selatan II yaitu:
b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan (dari utara ke selatan) Kelurahan Gumilir,
Kelurahan Kebonmanis, Kelurahan Gunung Sumping, Kelurahan Sidanegara, Kelurahan Sidakaya.
c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Cilacap
d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Samudra Hindia
3. Akses Transportasi
Semua kelurahan dapat di jangkau dengan roda 4maupun roda 2. Jarak ke ibukota Kabupaten Cilacap ± 5 Km. Letak Kecamatan Cilacap Selatan berdekatan dengan pantai (Teluk Penyu). Wilayah ini dilalui angkutan umum dari Banyumas ke Cilacap. Sarana transportasi yang bisa di gunakan warga antara lain becak, sepeda ontel, sepeda motor, angkudes, mini bus, dan mobil pribadi.
4. Tugas pokok dan Fungsi
a. Tugas pokok dan Fungsi Puskesmas
Melaksanakan sebagai tugas dinas kesehatan kabupaten dalam penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat di wilayah kerjanya., melalui upaya pembangunan berwawasan kesehatan, kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga dan masyarakat serta upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan strata pertama, kesehatan sehingga terwujud masyarakat yang memiliki derjat kesehatan yang setinggi tingginya.
b. Rincian tugas:
1) Menyusun rencana kerja tahuan dan bulanan, penyelenggaraan
upaya komprehensif di wilayah kerja puskesmas.
2) Menyelenggarakan pelayanan upaya kesehatan meliputi kegiatan promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, pencegahan dan pemberantasan penyakit, peningkatan gizi masyarakat, pengobatan dasar
dan upaya program pengembanga sesuai dengan kebutuhan wilayah puskesmas.
3) Menyelenggarakan pembinaan terhadap puskesmas pembantu, bidan di
desa/poliklinik kesehatan desa dan berbagai upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) lain meliputi posyandu, pos upaya kesehatan kerja, poskestren, warung obat desa, dll.
4) Koordinasi penyelenggaraan upaya di wilayah kerja puskesmas serta
pelaksanaan rujukan medik dan non medik. c. Tugas Tambahan:
Melaksanakan kegiatan pelayanan medis dasar dan tindakan sesuai dengan keahlian dan kewenangan yang dimiliki serta ketersediaan sarana prasarana medism puskesmas.
5. Fasilitas
Puskesmas Cilacap Selatan II merupakan puskesmas dengan tempat perawatan yang memiliki fasilitas seperti ditunjukan Tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5. Fasilitas Puskesmas Cilacapo Selatan II
No Fasilitas Layanan Jumlah Frekuensi Pelayanan
1 2 3 4 5 6 7 Poliklinik Umum Poliklinik Gigi Poliklinik KIA Apotik Poliklinik Paru Poliklinik MTBS Ambulans 1 1 1 1 1 1 1 unit
Setiap hari, jam kerja Setiap hari, jam kerja Setiap hari, jam kerja Setiap hari, jam kerja Rabu, jam kerja Setiap hari, jam kerja Setiap hari, jam kerja
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN KIA
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas
utama pembangunan kesehatandan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Sasaran Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua Negara, diantaranya adalah : Meningkatkan kesehatan ibu dengan target untuk 2015 : Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup antara 1998–2001, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat laju penurunannya.
Menurut WHO (2005), angka kematian ibu di dunia sekitar 470/100.000 kelahiran hidup atau setengah juta wanita meminggal setiap tahunnya disebabkan karena
kehamilan. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang Asia dan Afrika dengan 480/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara maju (27/100.000). Sebagian besar juga terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah.
Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun persalinan, 42 hari pasca persalinan di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya, di Negara kita AKI masih menduduki urutan tertinggi di negara ASEAN. Departemen Kesehatan mengklaim pada tahun 2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran ini merupakan tingkatan yang tinggi setelah Laos, Kamboja dan Miyanmar, permasalahan itu merupakan permasalahan yang amat besar yang berdampak pada kualitas SDM di Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Berdasarkan kesepekatan internasional, tingkat kematian maternal (maternal Mortality Rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
B. ANALISIS SWOT
SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi.
Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan, kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
“Definisi analisa SWOT secara umum adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.”
Penjelasan dari masing-masing SWOT , sebagai berikut: 1. Strenghts (kekuatan)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang sudah ada.
3. Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan
kesempatan bagi organisasi atau program kita untuk
memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
STRENGTHS WEAKNESSES
Skills and abilities
Funding lines
Commitment to positions
Contacts and partners
Existing activities
OPPORTUNITIES THREATS
Other organizations relevant to issue
Resources : financial, technical, human
Political and policy space
Other groups or forces
C.PEMERIKSAAN DAN PELAYANAN ANTENATAL TERFOKUS
1. Tujuan focused antenatal care
a. Menjelaskan antenatal care (ANC )
b. Mendiskusikan frekuensi dari waktu kunjungan antenatal
c. Menjelaskan elemendasar rencana persalinan termasuk persiapan menghadapi
d. Menjelaskan keterampilan interpersonal interpersonal untuk melakukan ANC
yang efektif
e. Menjelaskan komponen pencataan untuk memeriksa ANC
2. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan ( surbival) ibun bayi baru lahir melalui
a. Deteksi dini dan pengobatan pada masalah dan komplikasi
b. Pencegahan komplikasi dan penyakit
c. Persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
d. Promosi kesehatan
3. Pelayanan antenatal trodisional
a. Penekanan
a) Bersifat ritual, pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi
terarah pada tujuan b) Kunjungan yang sering
Tujuan memberikan perhatian khusus pada kebutuhan klien Tidak lagi di anjurkan :
a. Kunjungan rutin berulang kali
Membebani perempuan dan system pelayanan kesehatan b. Pengukuran dan pemeriksaan urine
a) Berat badan dan tinggi badan ibu
b) Edema kali
c) Posisi janin sebelum 36 minggu
c. Pelayanan berdasarkan pada penelitian risiko
4. Pendekatan risiko bukan merupakan strategi ANC yang efektif, karena
a. Penekanan
a) Bersifat ritual,pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi
terarah pada tujuan b) Kunjungan yang sering
d) Pada umumnya ibu dengan risiko tinggi,menjalani persalinan tampa
komplikasi
e) Penggunaan secara tidak efisien sumber daya yang terbatas
f) Pelayanan antenatal terfokus
Berdasarkan bukti ilmiah ( evidence based ) intervensi mengarah pada tujuan
a. Membicarakan masalah kesehatan yang sering terjadi dan berpengaruh pada ibu
serta BBL
b. Disesuaikan uuntuk populasi / daerah tertentu
c. Sesuai dengan usia kehamilan
d. Berdasarkan pemikiran rasional yang kuat
e. Individual, tervokus pada pelayanan pada ibu berdasarkan :
a) Kebutuhan dan kecemasaan spesifik
b) Keadaan
c) Riwaya, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
d) Sumber daya yang tersedia
D.PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
1. K1
Diisi dengan jumlah ibu hamil yang kontak dengan petugas pertama kalidan diberi buku KIA
2. K2
a. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit
empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang di anjurkan adalah satu kali dalam triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan
b. Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal
:
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
c) Skrining status imunisasi tetanus ( danpemberian tetanus toksoid )
d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Pemberian tablet besi (90 tablet selama hamil )
f) Temu wicara ( pemberian komunikasi interpersonal dan konseling )
g) Test labortorium sederhana ( hb, protein urine ) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAG, Sifilis , HIV,Malaria,TBC ) 3. TT 1 (Pertama )
Ibu hamil yang mendapat kan suntikan tetanus toksoidpertama kali dari hasil penelusuran / riwayat mendpatkan iminisasi TT.
4. TT 2 ( Kedua )
Pemberian tetanus toksoid yang diberikan kedua kali dengan interval pemberian dengan TT yang pertama berjarak minimal 1 bulan
5. TT 5 (Long Life )
Pemberian TT dengan dosis ke 5 yang diberikan dengan interval suntikan ke empat minimal 1 tahun.
6. Fe 1
Pemberian tablet besi sebanyak 30 tablet dan diberikan pada
periode trimester kehamilan pertama 7. Fe 3
Pemberian tablet besi sebanyak 30 tablet dan diberikan dengan intervaldengan suntikantrimester pertama.
8. Deteksi resiko tenaga kesehatn
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat nifas yang ditemukan oleh tenaga kesehatanpada periode waktu yang ada dalam satu wilayah
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat nifas yang ditemukan oleh pada masyarakat ( kader, dukun, masyarakat ) pada periode waktu yan
Ada dalam satuan wilayah.
10. Rujukan kasus resiko tinggi
Jumlah kasus kedaruratan / penyakit / factor resiko yang dilakukan rujukan dipelayanan lanjut pad peride waktu yang ada dalam satuan wilayah teertentu.
a) Rujukan resiko tinggi maternal terdiri dari ibu hamil bersalin dan nifas )
b) Rujukan resiko tinggi neonatal.neonatus adalah bayi umur 1-28 hari yaitu
rujukan pada bayi karena penyakit atau kelainan yang dapat
menyebabkankesakitan,kecacatan,dan kematian.neonatus dengan komplikasi :
asfiksia, ikterik, hipotermi, tetanus neonatorum,infeksi/sepsis,trauma
lahir,BBLR, Sindrom gangguan pernafasaan, kelainan congenital.
BAB III ANALISIS SWOT 1. Strengths (kekuatan)
a. Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan
secara langsung melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita
b. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.
c. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu
(yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas). d. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke
e. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah
masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb
f. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian
informasi )
g. Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan
h. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
mengenai masalah kesehatan
2. Weakness (kelemahan)
a. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga
kesehatan.
3. Opportunities (peluang)
a. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke
seluruh daearah pedesaan
b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.
c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh
informasi tentang kesehatan.
d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi
oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.
f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui
g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan
bukan oleh dukun.
h. Adanya kebijakan Jamkesmas.
4. Threats (ancaman)
a. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan
resiko lebih tingginya angka kematian ibu.
b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.
c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi. d. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatandan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strenghts) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses). Suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.
B. Saran
Pertahankan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat mengenai kesehatan dan Ukuran keberhasilan layanan kesehatan dapat dilihat dari layanan yang diberikan. Oleh karena itu maka semua layanan kesehatan harus melaksanakan Gugus Kendali Mutu (GKM).
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dainur. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Kegiatan KIA di
Puskesmas dan Permasalahannya. Jakarta : EGC.
NirWana_My blog My ZoNe di 21:04 Sumber : Program Kesehatan di Puskesmas Mbah Yat ⋅ Januari 27, 2009.