• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Audit 250

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Audit 250"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Audit

SA 250

Pertimbangan atas Peraturan

Perundang-Undangan dalam Audit atas

(2)
(3)

Standar Audit

STANDAR AUDIT 250

PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang

dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini

dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)

DAFTAR ISI

Paragraf Pendahuluan

Ruang Lingkup 1

Dampak Peraturan Perundang-Undangan 2 Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan

Perundang-Undangan 3–8 Tanggal Efektif 9

Tujuan 10 Definisi 11 Ketentuan

Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan

Terhadap Peraturan Perundang-Undangan 12–17 Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan

Teridentifikasi atau Diduga Terjadi 18–21 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi

atau Diduga Terjadi22–28 Dokumentasi. 29

Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Tanggung Jawab untuk Mematuhi

Peraturan Perundang-Undangan. A1–A6 Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan Terhadap

Peraturan Perundang-Undangan. A7–A12 Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan

Teridentifikasi atau Diduga Terjadi A13–A18 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi

atau Diduga TerjadiA19–A20 Dokumentasi. A21

Standar Audit (“SA”) 250 “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit Laporan Keuangan” harus dibaca bersama dengan SA 200 “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”

(4)

ii

(5)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan 1 Pendahuluan

2

3

Ruang Lingkup

4

1. Standar Audit (“SA”) ini mengatur tentang tanggung jawab

5

auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang-

6

undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak

7

berlaku bagi perikatan asurans lain yang di dalamnya auditor

8

secara spesifik ditugaskan untuk melakukan pengujian dan

9

pelaporan secara terpisah terhadap kepatuhan terhadap

10

peraturan perundang-undangan tertentu.

11

12

Dampak Peraturan Perundang-Undangan

13

2. Dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan

14

keuangan sangat bervariasi. Peraturan perundang-undangan

15

tersebut bersifat mengikat dan merupakan kerangka peraturan

16

perundangan-undangan bagi suatu entitas. Ketentuan dalam

17

beberapa peraturan perundang-undangan berdampak

18

langsung terhadap laporan keuangan yang menentukan

19

jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan

20

keuangan suatu entitas. Peraturan perundang-undangan lain

21

merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh manajemen

22

atau menetapkan ketentuan yang mengatur entitas dalam

23

menjalankan bisnisnya namun tidak berdampak langsung

24

terhadap laporan keuangan suatu entitas. Beberapa entitas

25

beroperasi dalam industri yang diatur secara ketat (seperti

26

bank dan perusahaan kimia). Sementara entitas lain hanya

27

diatur oleh peraturan perundang-undangan yang terkait

28

dengan aspek umum operasi bisnis (seperti aspek yang

29

terkait dengan keselamatan dan kesehatan, serta pemberian

30

kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan).

31

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

32

dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi

33

lain bagi entitas yang dapat menimbulkan dampak material

34

terhadap laporan keuangan.

35

36

Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-

37

Undangan (Ref: Para. A1–A6)

38

3. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan

39

pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas

(6)

40

tata kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas

41

dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

42

undangan, termasuk kepatuhan terhadap ketentuan dalam

SA 250.1

(7)

Standar Audit

1

peraturan perundang-undangan yang menentukan jumlah

2

dan pengungkapan yang harus dilaporkan dalam laporan

3

keuangan suatu entitas.

4

5

Tanggung Jawab Auditor

6

4. Ketentuan dalam SA ini dirancang untuk membantu auditor

7

dalam mengidentifikasi kesalahan penyajian material dalam

8

laporan keuangan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan

9

terhadap peraturan perundang-undangan. Namun, auditor

10

tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat

11

diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap

12

semua peraturan perundang-undangan.

13

14

5. Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan

15

memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas

16

dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh

17

kecurangan maupun kesalahan.1 Dalam melaksanakan audit

18

laporan keuangan, auditor juga harus mempertimbangkan

19

kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku.

20

Oleh karena keterbatasan bawaan yang melekat dalam audit,

21

terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa

22

kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan

23

mungkin tidak dapat dideteksi, walaupun audit telah

24

direncanakan secara tepat dan dilaksanakan berdasarkan

25

SA.2 Dalam konteks dengan peraturan perundang-undangan,

26

sebagai akibat keterbatasan bawaan ini, dampak potensial

27

pada kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan

28

penyajian material adalah lebih besar, yang disebabkan

29

beberapa alasan berikut:

30

• Ada banyak peraturan perundang-undangan, yang

31

secara prinsip berhubungan dengan aspek operasi

32

sebuah entitas, yang umumnya tidak berdampak

33

terhadap laporan keuangan dan tidak dicakup oleh

34

sistem informasi entitas yang terkait dengan pelaporan

35

keuangan.

36

• Ketidakpatuhan dapat melibatkan perilaku yang

37

secara sengaja dirancang untuk menyembunyikan 38

39

(8)

41

Berdasarkan Standar Audit,” paragraf 5.

42

2 SA 200, paragraf A51–A52.

SA 250.2

(9)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

ketidakpatuhan tersebut, seperti kolusi, pemalsuan,

2

kesengajaan untuk tidak mencatat transaksi, kesengajaan

3

manajemen untuk mengabaikan pengendalian yang ada

4

atau pernyataan salah yang secara sengaja dibuat untuk

5

auditor.

6 • Keputusan apakah suatu tindakan merupakan

7

ketidakpatuhan pada akhirnya merupakan sebuah hal

8

yang harus diputuskan secara hukum oleh pengadilan.

9

Biasanya, makin jauh hubungan antara ketidakpatuhan

10

dengan peristiwa dan transaksi yang tercermin dalam

11

laporan keuangan, makin kecil pula kemungkinan auditor

12

untuk menyadari atau mengetahui terjadinya ketidakpatuhan

13

tersebut.

14

15

6. SA ini membedakan tanggung jawab auditor dalam kaitannya

16

dengan kepatuhan terhadap dua kategori peraturan

17

perundang-undangan yang berbeda di bawah ini:

18

(a) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara

19

umum berdampak langsung dalam menentukan jumlah

20

dan pengungkapan material dalam laporan keuangan,

21

seperti peraturan perundang-undangan pajak dan dana

22

pensiun (lihat paragraf 13); dan

23 (b) Peraturan perundang-undangan lain yang tidak

24

mempunyai dampak langsung terhadap penentuan

25

jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan,

26

namun kepatuhannya merupakan bagian penting bagi

27

aspek kegiatan operasi bisnis, bagi kemampuan entitas

28

untuk melanjutkan usahanya, atau untuk menghindari

29

terjadinya sanksi berat (sebagai contoh, kepatuhan

30

terhadap ketentuan dalam suatu izin usaha, kepatuhan

31

terhadap ketentuan solvabilitas yang diwajibkan oleh

32

regulator, atau kepatuhan terhadap undang-undang

33

lingkungan hidup); ketidakpatuhan terhadap peraturan

34

perundang-undangan seperti tersebut di atas dapat

35

mengakibatkan dampak material terhadap laporan

36

keuangan (lihat paragraf 14).

37

38

7. Dalam SA ini, ketentuan yang berbeda diterapkan untuk setiap

(10)

40

di atas. Untuk kategori yang dijelaskan dalam paragraf

41

6(a), tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh

42

bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhan

SA 250.3

(11)

Standar Audit

1

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang

2

bersangkutan. Untuk kategori yang dijelaskan dalam

3 paragraf 6(b), tanggung jawab auditor terbatas pada 4 pelaksanaan prosedur audit tertentu yang dapat membantu 5 mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan

6

perundang-undangan yang mungkin berdampak material

7

terhadap laporan keuangan.

8

9

8. Dalam SA ini, auditor diharuskan untuk selalu waspada

10

terhadap adanya kemungkinan bahwa prosedur audit lain

11

yang diterapkan untuk tujuan menyatakan opini atas laporan

12

keuangan dapat mengungkapkan kepada auditor adanya

13

contoh-contoh ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga

14

terjadi. Mempertahankan skeptisisme profesional selama

15

audit, seperti yang disyaratkan dalam SA 200,3 adalah penting

16

dalam konteks ini, dengan mempertimbangkan luasnya

17

peraturan perundang-undangan yang berdampak terhadap

18

entitas.

19

20

Tanggal Efektif

21

9. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk

22

periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

23

2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas

24

selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain

25

Emiten.

26 27

28 Tujuan 29

30

10. Tujuan auditor adalah:

31

(a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat

32

terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam

33

peraturan perundang-undangan yang pada umumnya

34

berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan

35

pengungkapan material dalam laporan keuangan;

36

(b) Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk

37

membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan

38

terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat

39

berdampak material terhadap laporan keuangan; dan 40

(12)

41

42 3 SA 200, paragraf 15.

SA 250.4

(13)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

(c) Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan

2

ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang

3

diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat. 4

5

6 Definisi 7

8

11. Untuk keperluan SA ini, istilah berikut memiliki arti seperti yang

9

tertera di bawah ini:

10

11

Ketidakpatuhan: Tindakan penghilangan atau tindakan

12

kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang

13

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

14

berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat

15

oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak

16

yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau

17

karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi

18

(yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh

19

pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen,

20

atau karyawan entitas.

21 22

23 Ketentuan 24

25

Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan Terhadap Peraturan

26

Perundang-Undangan

27 12. Berdasarkan SA 315,4 sebagai bagian dari usaha untuk

28

memahami entitas dan lingkungan bisnisnya, auditor harus

29

memperoleh suatu pemahaman umum mengenai:

30

(a) Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku

31

bagi entitas dan industri atau sektor yang di dalamnya

32

entitas beroperasi; dan

33

(b) Bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut. (Ref:

34

Para. A7)

35

36

13. Auditor harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat

37

terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan

38

perundang-undangan yang secara umum memiliki dampak 39

40

(14)

42 Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya,” paragraf 11.

SA 250.5

(15)

Standar Audit

1

langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan

2

material dalam laporan keuangan. (Ref: Para. A8) 3

4

14. Auditor harus melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk

5

membantu dalam menemukan kejadian atas ketidakpatuhan

6

terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat

7

berdampak material terhadap laporan keuangan: (Ref: Para.

8

A9–A10)

9

(a) Meminta keterangan kepada manajemen dan, apabila

10

relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata

11

kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas terhadap

12

peraturan perundang-undangan tersebut; dan

13

(b) Menginspeksi korespondensi, jika ada, dengan pihak

14

berwenang yang menerbitkan izin atau peraturan.

15

16

15. Selama proses audit, auditor harus tetap waspada terhadap

17

adanya kemungkinan bahwa melalui penerapan prosedur

18

audit lain, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-

19

undangan yang terjadi atau diduga terjadi dapat menjadi

20

perhatian auditor. (Ref: Para. A11)

21

22

16. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan,

23

pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk

24

memberikan representasi tertulis bahwa mereka telah

25

mengungkapkan kepada auditor seluruh ketidakpatuhan

26

atau dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-

27

undangan yang mereka ketahui, yang dampaknya harus

28

dipertimbangkan pada saat penyusunan laporan keuangan.

29

(Ref: Para. A12)

30

31

17. Dalam kondisi tanpa adanya identifikasi atau dugaan

32

ketidakpatuhan, auditor tidak diharuskan untuk melaksanakan

33

prosedur audit terkait dengan kepatuhan entitas terhadap

34

peraturan perundang-undangan, selain yang disebutkan

35

dalam paragraf 12–16.

36

37

Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan Teridentifikasi atau

38

Diduga Terjadi

(16)

40

ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap

41

peraturan perundang-undangan, auditor harus memperoleh:

42

(Ref: Para. A13)

SA 250.6

(17)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

(a) Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi

2

terjadinya ketidakpatuhan; dan

3

(b) Informasi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak yang

4

mungkin terjadi terhadap laporan keuangan (Ref: Para.

5

A14)

6

7

19. Jika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan,

8

maka auditor harus membahas hal tersebut dengan

9

manajemen dan, jika relevan, dengan pihak-pihak yang

10

bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau,

11

jika relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata

12

kelola tidak dapat memberikan informasi memadai yang

13

mendukung kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-

14

undangan dan, dalam pertimbangan auditor, dampak dugaan

15

ketidakpatuhan tersebut material terhadap laporan keuangan,

16

maka auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk

17

memperoleh advis hukum. (Ref: Para. A15–A16)

18

19

20. Jika informasi tentang dugaan adanya ketidakpatuhan tidak

20

cukup diperoleh, auditor harus mengevaluasi dampak tidak

21

memadainya bukti audit yang cukup dan tepat tersebut

22

terhadap opini auditor.

23

24

21. Auditor harus melakukan evaluasi atas implikasi ketidakpatuhan

25

terhadap aspek-aspek lain dalam audit, termasuk penilaian

26

risiko yang dilakukan auditor dan keandalan representasi

27

tertulis, serta mengambil tindakan yang semestinya. (Ref:

28

Para. A17–A18)

29

30

Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga

31

Terjadi

32

Pelaporan Ketidakpatuhan Kepada Pihak-Pihak yang Bertanggung

33

Jawab atas Tata Kelola

34

22. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas

35

tata kelola ikut terlibat dalam manajemen entitas, dan oleh

36

karena itu mereka menyadari permasalahan yang terkait

37

dengan ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga terjadi

38

yang sudah dikomunikasikan oleh auditor,5 maka auditor

39

(18)

41 5 SA 260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola,”

42 paragraf 13.

SA 250.7

(19)

Standar Audit

1

harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung

2

jawab atas tata kelola permasalahan yang berkaitan dengan

3

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

4

yang ditemukan auditor selama pelaksanaan audit, kecuali

5

jika permasalahan tersebut secara jelas tidak penting. 6

7

23. Apabila berdasarkan pertimbangan auditor, ketidakpatuhan

8

seperti yang disebutkan dalam paragraf 22 dilakukan

9

secara sengaja dan bersifat material, maka auditor harus

10

mengomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada pihak

11

yang bertanggung jawab atas tata kelola.

12

13

24. Jika auditor menduga bahwa manajemen atau pihak

14

yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam

15

ketidakpatuhan, maka auditor harus mengomunikasikan hal

16

tersebut kepada pihak berwenang dalam entitas yang memiliki

17

tingkat otoritas yang lebih tinggi, jika ada, seperti komite audit

18

atau dewan pengawas. Apabila pihak dengan otoritas lebih

19

tinggi tidak dimiliki oleh entitas, atau apabila auditor tidak

20

yakin bahwa komunikasi yang dilakukannya akan ditanggapi

21

atau auditor tidak yakin kepada siapa dia harus melapor,

22

maka auditor harus mempertimbangkan kebutuhan untuk

23

mendapatkan advis hukum.

24

25

Pelaporan Ketidakpatuhan dalam Laporan Auditor atas Laporan

26

Keuangan

27

25. Sesuai dengan SA 705, jika auditor menyimpulkan bahwa

28

ketidakpatuhan berdampak material terhadap laporan

29

keuangan, dan belum tercermin secara memadai dalam

30

laporan keuangan, maka auditor dapat menyatakan suatu

31

opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar

32

atas laporan keuangan tersebut.6

33

34

26. Jika auditor dihalangi oleh manajemen atau pihak yang

35

bertanggung jawab atas tata kelola untuk memperoleh

36

bukti audit cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah

37

ketidakpatuhan yang mungkin berdampak material terhadap

38

laporan keuangan telah atau kemungkinan telah terjadi, maka 39

(20)

41 6 SA 705, “Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen,”

42 paragraf 7–8.

SA 250.8

(21)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian

2

atau pernyataan tidak memberikan opini atas laporan

3

keuangan atas basis pembatasan ruang lingkup audit, sesuai

4

dengan SA 705.

5

6

27. Jika auditor tidak dapat menentukan adanya ketidakpatuhan

7

karena keterbatasan keadaan dan bukan karena pembatasan

8

ruang lingkup oleh manajemen atau pihak yang bertanggung

9

jawab atas tata kelola, maka auditor harus mengevaluasi

10

dampak keterbatasan ini terhadap opini auditor, sesuai

11

dengan SA 705.

12

13

Pelaporan Ketidakpatuhan kepada Otoritas Badan Pengatur dan

14

Penegak Hukum

15 28. Jika auditor mengidentifikasi atau menduga adanya

16

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,

17

auditor harus menentukan apakah ia mempunyai tanggung

18

jawab untuk melaporkan ketidakpatuhan yang diidentifikasi

19

atau diduga terjadi tersebut kepada pihak di luar entitas. (Ref:

20

Para. A19–A20)

21

22

Dokumentasi

23

29. Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi auditnya

24

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

25

yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan hasil diskusinya

26

dengan manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung

27

jawab atas tata kelola, serta pihak lain di luar entitas.7 (Ref:

28

Para. A21) 29

30 *** 31

32 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain 33

34

Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-

35

Undangan (Ref: Para. 3–8)

36

A1. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan

37

pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata

38

kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas dijalankan

39

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 40

(22)

41

42 7 SA 230,”Dokumentasi Audit,” paragraf 8–11, dan paragraf A6.

SA 250.9

(23)

Standar Audit

1

Peraturan perundang-undangan dapat memengaruhi laporan

2

keuangan entitas dalam berbagai cara: sebagai contoh, yang

3

sangat berdampak langsung, peraturan perundang-undangan

4

yang mengharuskan adanya pengungkapan tertentu dalam

5

laporan keuangan entitas atau penggunaan kerangka tertentu

6

untuk menyusun laporan keuangan. Peraturan perundang-

7

undangan juga dapat menentukan hak dan kewajiban hukum

8

tertentu entitas, yang beberapa di antaranya akan diakui dalam

9

laporan keuangan entitas tersebut. Di samping itu, peraturan

10

perundang-undangan dapat mengakibatkan dijatuhkannya

11

sanksi apabila terjadi ketidakpatuhan.

12

13

A2. Berikut ini adalah contoh jenis kebijakan dan prosedur

14

yang dapat diterapkan oleh suatu entitas untuk membantu

15

mencegah dan mendeteksi terjadinya ketidakpatuhan

16

terhadap peraturan perundang-undangan:

17

• Memantau ketentuan hukum dan memastikan bahwa

18

prosedur operasi telah dirancang untuk memenuhi

19

ketentuan tersebut.

20

• Merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian

21

internal yang memadai.

22

• Mengembangkan, memublikasikan, dan mematuhi suatu

23

kode etik.

24

• Memastikan bahwa semua karyawan telah mendapatkan 25 pelatihan memadai dan memahami kode etik

26

perusahaan.

27

• Memantau kepatuhan terhadap kode etik perusahaan

28

dan bertindak tepat untuk mendisiplinkan karyawan yang

29

tidak mematuhi kode etik perusahaan.

30

• Melibatkan penasihat hukum untuk membantu memantau

31

ketentuan hukum.

32

• Menyimpan catatan yang berisi peraturan perundang-

33

undangan signifikan yang harus dipatuhi oleh entitas

34

dalam industrinya dan suatu catatan yang berisi

35

keluhan.

36

37

Dalam entitas yang lebih besar, kebijakan dan prosedur

38

semacam ini dapat disertai dengan penetapan tanggung

39

jawab yang tepat kepada pihak-pihak berikut:

(24)

40

• Fungsi Audit Internal.

41

• Komite Audit.

42

• Fungsi Kepatuhan.

SA 250.10

(25)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

Tanggung Jawab Auditor

2

A3. Ketidakpatuhan entitas terhadap peraturan perundang-

3

undangan dapat mengakibatkan kesalahan penyajian material

4

dalam laporan keuangan. Terdeteksinya ketidakpatuhan,

5

tanpa memperhatikan materialitas, dapat berdampak terhadap

6

aspek audit lain, termasuk, sebagai contoh, pertimbangan

7

auditor tentang integritas manajemen atau karyawan. 8

9 A4. Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan

10

terhadap peraturan perundang-undangan merupakan suatu

11

keputusan hukum, dan penentuan ini biasanya berada di

12

luar kompetensi profesional auditor. Namun, berdasarkan

13

pelatihan, pengalaman, dan pemahaman auditor atas

14

entitas dan industri atau sektornya, auditor dapat menyadari

15

bahwa beberapa tindakan, yang menjadi perhatian auditor,

16

merupakan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan. 17

18

A5. Sesuai dengan ketentuan statuta tertentu, auditor secara

19

spesifik diharuskan untuk melaporkan, sebagai bagian dari

20

audit atas laporan keuangan, apakah entitas mematuhi

21

ketentuan tertentu dari peraturan perundang-undangan.

22

Dalam hal ini, SA 7008 atau SA 8009 berkaitan dengan

23

bagaimana tanggung jawab audit ini diungkapkan dalam

24

laporan auditor. Lebih jauh lagi, jika ada ketentuan pelaporan

25

statuta spesifik, maka perencanaan audit perlu memasukkan

26

pengujian yang tepat atas kepatuhan terhadap ketentuan

27

peraturan perundang-undangan.

28

29

Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik

30

A6. Dalam sektor publik, kemungkinan terdapat tanggung jawab

31

audit tambahan yang berkaitan dengan pertimbangan atas

32

peraturan perundang-undangan yang mungkin terkait dengan

33

audit atas laporan keuangan atau yang dapat meluas ke aspek

34

lain operasi entitas.

35 36 37 38

39 8 SA 700,”Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,”

40

(26)

41

9 SA 800,”Pertimbangan Khusus—Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun

42

Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus,” paragraf 11.

SA 250.11

(27)

Standar Audit

1

Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan

2

Perundang-Undangan

3

Pemerolehan Pemahaman tentang Kerangka Peraturan Perundang-

4

Undangan (Ref: Para. 12)

5

A7. Sebagai contoh, untuk mendapatkan pemahaman umum

6

tentang kerangka peraturan perundang-undangan, dan

7

bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut, auditor dapat

8

melakukan:

9

• Menggunakan pemahaman yang telah dimiliki auditor

10

tentang industri, peraturan, dan faktor eksternal lain;

11

• Memperbarui pemahaman atas peraturan perundang-

12

undangan yang secara langsung menentukan jumlah

13

yang dilaporkan dan pengungkapan dalam laporan

14

keuangan;

15

• Meminta keterangan kepada manajemen tentang

16

peraturan perundang-undangan lain yang diperkirakan

17

mempunyai dampak mendasar terhadap kegiatan

18

operasi entitas;

19

• Meminta keterangan kepada manajemen tentang

20

kebijakan dan prosedur yang dilakukan oleh entitas

21

untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan

22

• Meminta keterangan kepada manajemen tentang

23

kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk

24

mengidentifikasi, mengevaluasi dan mencatat tuntutan

25

litigasi tersebut berdasarkan standar akuntansi yang

26

berlaku.

27

28

Peraturan Perundang-Undangan yang Secara Umum Memiliki

29

Dampak Langsung dalam Menentukan Jumlah dan Pengungkapan

30

Material dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 13)

31

A8. Peraturan perundang-undangan tertentu telah ditegakkan

32

dengan baik, dan diketahui oleh entitas dalam industri atau

33

sektor yang di dalamnya entitas beroperasi, serta relevan

34

dengan laporan keuangan entitas (seperti yang diuraikan

35

dalam paragraf 6(a)). Sebagai contoh, ketentuan tersebut

36

dapat mencakup hal-hal yang berhubungan:

37

• Bentuk dan isi dari laporan keuangan;

(28)

39

bersangkutan;

40

• Akuntansi untuk transaksi yang dilaksanakan berdasarkan

41

kontrak dengan pemerintah; atau

42

SA 250.12

(29)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

• Akrual atau pengakuan atas beban pajak penghasilan

2

atau beban pensiun.

3

4

Beberapa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

5

yang diuraikan di atas dapat secara langsung relevan dengan

6

asersi tertentu dalam laporan keuangan (sebagai contoh,

7

kelengkapan provisi atas pajak penghasilan), sementara

8

ketentuan lainnya mungkin secara langsung relevan dengan

9

laporan keuangan secara keseluruhan (sebagai contoh,

10

laporan-laporan yang diharuskan untuk menghasilkan

11

seperangkat laporan keuangan lengkap). Tujuan ketentuan

12

yang diuraikan dalam paragraf 13 adalah agar auditor

13

memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan

14

dengan penentuan jumlah dan pengungkapan dalam laporan

15

keuangan dalam mematuhi ketentuan yang relevan dalam

16

peraturan perundang-undangan tersebut.

17

18 Ketidakpatuhan terhadap ketentuan lainnya dari peraturan 19 perundang-undangan semacam itu dan peraturan

20

perundang-undangan lain dapat mengakibatkan denda,

21

litigasi atau konsekuensi lain bagi entitas, yang biayanya

22

perlu dicadangkan dalam laporan keuangan, namun tidak

23

dianggap berpengaruh langsung terhadap laporan keuangan

24

seperti yang diuraikan dalam paragraf 6(a).

25

26

Prosedur Audit untuk Membantu Menemukan Kejadian atas

27

Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Lainnya

28

(Ref: Para.14)

29

A9. Beberapa peraturan perundang-undangan lain mungkin

30

membutuhkan perhatian khusus dari auditor karena memiliki

31

dampak mendasar terhadap operasi entitas (seperti diuraikan

32

dalam paragraf 6(b)). Ketidakpatuhan terhadap peraturan

33

perundang-undangan yang memiliki dampak mendasar

34

terhadap operasi entitas dapat mengakibatkan terhentinya

35

operasi entitas atau menimbulkan keraguan terhadap

36

kelangsungan hidup entitas tersebut. Sebagai contoh,

37

ketidakpatuhan terhadap ketentuan perizinan entitas atau

38

izin lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi entitas

39

dapat mengakibatkan suatu dampak (sebagai contoh, bagi

(30)

40

bank, ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau

41

investasi). Terdapat banyak peraturan perundang-undangan 42

SA 250.13

(31)

Standar Audit

1

yang pada dasarnya berhubungan dengan aspek operasi

2

entitas, yang umumnya tidak berdampak terhadap laporan

3

keuangan dan tidak dicakup oleh sistem informasi entitas

4

yang terkait dengan pelaporan keuangan.

5

6

A10. Karena konsekuensi dari peraturan perundang-undangan

7

yang lain terhadap pelaporan keuangan dapat bervariasi,

8

tergantung pada operasi entitas, maka prosedur audit yang

9

disyaratkan dalam paragraf 14 diarahkan untuk memfokuskan

10

perhatian auditor ke kejadian-kejadian atas ketidakpatuhan

11

terhadap peraturan perundang-undangan yang mungkin

12

berdampak material terhadap laporan keuangan. 13

14

Ketidakpatuhan yang Dapat Menjadi Perhatian Auditor Oleh

15

Penerapan Prosedur Audit Lain (Ref: Para. 15)

16

A11. Prosedur audit yang diterapkan untuk membentuk opini atas

17

laporan keuangan dapat mengungkapkan kejadian-kejadian

18

ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap

19

peraturan perundang-undangan yang menjadi perhatian

20

auditor. Sebagai contoh, prosedur audit dapat mencakup:

21

• Membaca risalah rapat;

22

• Meminta keterangan kepada manajemen dan penasihat

23

hukum internal yang dimiliki entitas atau penasihat hukum

24

eksternal yang dikontrak oleh entitas mengenai litigasi,

25

tuntutan, dan penilaian; dan

26

• Melakukan pengujian substantif rinci terhadap golongan

27

transaksi, saldo akun atau pengungkapan.

28

29

Representasi Tertulis (Ref: Para. 16)

30

A12. Oleh karena dampak peraturan perundang-undangan sangat

31

bervariasi terhadap laporan keuangan, representasi tertulis

32

dapat menjadi bukti audit yang memadai tentang pengetahuan

33

manajemen mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan

34

perundang-undangan yang terjadi atau diduga terjadi, yang

35

mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan.

36

Namun, representasi tertulis saja tidak dengan sendirinya

37

menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat. Oleh karena

38

itu, representasi tertulis tidak memengaruhi sifat dan luasnya

39

bukti audit lain yang harus diperoleh oleh auditor.10

(32)

40 41

42 10 SA 580,”Representasi Tertulis,” paragraf 4.

SA 250.14

(33)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan Teridentifikasi atau

2

Diduga Terjadi

3

Indikasi Adanya Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-

4

Undangan (Ref: Para. 18)

5

A13. Hal-hal di bawah ini dapat memberikan indikasi kepada

6

auditor tentang adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan

7

perundang-undangan:

8

• Investigasi yang dilakukan oleh organisasi dan instansi

9

pemerintah atau pembayaran denda atau sanksi.

10

• Pembayaran untuk jasa yang tidak dapat dijelaskan atau

11

pinjaman kepada konsultan, pihak berelasi, pegawai atau

12

pegawai pemerintah.

13

• Komisi penjualan atau biaya agen yang jumlahnya

14

melebihi jumlah yang biasa dibayarkan oleh entitas

15

atau industri yang sejenis dengan entitas atau jasa yang

16

sesungguhnya diterima oleh entitas.

17

• Pembelian pada harga yang secara signifikan berada di

18

atas atau di bawah harga pasar.

19

• Pembayaran tidak biasa secara tunai, pembelian dengan

20

menggunakan cashiers’ cheques yang dibayarkan

21

kepada pemegang cek atau transfer ke ke nomor rekening

22

bank tanpa menyebutkan nama pemilik rekening.

23

• Transaksi yang tidak biasa dengan perusahaan yang

24

terdaftar di negara-negara bebas pajak.

25

• Pembayaran barang atau jasa yang ditujukan ke negara

26

yang bukan merupakan negara asal barang atau jasa

27

tersebut.

28

• Pembayaran tanpa adanya dokumentasi pengendalian

29

pertukaran yang semestinya.

30

• Adanya sistem informasi yang gagal, apakah karena

31

desainnya atau karena ketidaksengajaan, untuk

32

menyediakan suatu jejak audit (audit trail) yang cukup

33

atau bukti yang cukup.

34

• Transaksi yang tidak diotorisasi atau transaksi yang tidak

35

dicatat secara tepat.

36

• Komentar negatif di media. 37

(34)

39 14. Hal yang relevan terhadap evaluasi auditor tentang

40

kemungkinan dampak atas laporan keuangan mencakup:

41

• Konsekuensi keuangan yang potensial terhadap laporan

42

keuangan karena adanya ketidakpatuhan terhadap

SA 250.15

(35)

Standar Audit

1

peraturan perundang-undangan, termasuk, sebagai

2

contoh, denda, sanksi, kerusakan, ancaman pengalihan

3

aset, pemberhentian kegiatan operasi secara paksa, dan

4

litigasi.

5

• Apakah konsekuensi keuangan yang potensial tersebut

6

memerlukan pengungkapan.

7

• Apakah konsekuensi keuangan yang potensial adalah

8

sangat serius sehingga mengakibatkan timbulnya

9

pertanyaan tentang kewajaran penyajian laporan

10

keuangan, atau kemungkinkan akan membuat laporan

11

keuangan tersebut menyesatkan.

12

13

Prosedur Audit (Ref: Para. 19)

14

A15. Auditor dapat membahas hasil temuannya dengan pihak yang

15

bertanggung jawab atas tata kelola yang kemungkinan dapat

16

memberikan bukti audit tambahan. Sebagai contoh, auditor

17

dapat mengonfirmasi bahwa pihak yang bertanggung jawab

18

atas tata kelola memiliki pemahaman yang sama tentang fakta

19

dan peristiwa yang relevan atas transaksi maupun peristiwa

20

yang mengakibatkan terjadinya kemungkinan ketidakpatuhan

21

terhadap peraturan perundang-undangan.

22

23

A16. Jika manajemen atau, jika relevan, pihak yang bertanggung

24

jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan informasi yang

25

cukup kepada auditor tentang kepatuhan entitas terhadap

26

peraturan perundang-undangan, maka auditor dapat meminta

27

pertimbangan dari penasihat hukum internal atau eksternal

28

entitas tentang penerapan peraturan perundang-undangan

29

ke situasi tersebut, termasuk kemungkinan kecurangan,

30

dan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap laporan

31

keuangan. Ketika dipandang tidak tepat untuk berkonsultasi

32

dengan penasihat hukum entitas atau ketika auditor tidak

33

puas dengan pendapat hukum dari penasihat hukum tersebut,

34

auditor dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi

35

dengan penasihat hukum yang dimilikinya atas kemungkinan

36

terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-

37

undangan, konsekuensi hukum yang mungkin terjadi,

38

termasuk kemungkinan terjadinya kecurangan, dan tindakan

39

selanjutnya, bila ada, yang dapat dilakukan oleh auditor.

(36)

40 41 42

SA 250.16

(37)

Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

1

Mengevaluasi Implikasi Ketidakpatuhan (Ref: Para. 21)

2

A17. Seperti disyaratkan dalam paragraf 21, auditor mengevaluasi

3

implikasi ketidakpatuhan dalam hubungannya dengan aspek

4

audit lainnya, termasuk penilaian risiko yang dilakukan

5

oleh auditor dan keandalan representasi tertulis. Implikasi

6

kejadian ketidakpatuhan tertentu yang diidentifikasi oleh

7

auditor akan tergantung pada hubungan antara perbuatan

8

dan penyembunyian perbuatan tersebut, jika ada, terhadap

9

aktivitas pengendalian tertentu dan tingkat manajemen atau

10

karyawan yang terlibat, terutama implikasi yang timbul dari

11

keterlibatan pejabat berwenang tertinggi dalam entitas

12

tersebut.

13

14

A18. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, auditor dapat

15

mempertimbangkan apakah penarikan diri dari perikatan,

16

jika penarikan diri diperbolehkan oleh peraturan perundang-

17

undangan yang berlaku, perlu dilakukan apabila manajemen

18

atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tidak

19

melakukan tindakan perbaikan yang dianggap tepat oleh

20

auditor untuk situasi tersebut, bahkan jika ketidakpatuhan

21

tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan.

22

Ketika memutuskan untuk menarik diri dari perikatan, auditor

23

dapat mempertimbangkan untuk mencari advis hukum.

24

Apabila penarikan diri dari perikatan tidak dimungkinkan,

25

auditor dapat mempertimbangkan langkah-langkah alternatif,

26

termasuk menjelaskan mengenai ketidakpatuhan tersebut di

27

paragraf Hal Lain dalam laporan auditor.11

28

29

Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga

30

Terjadi

31

Pelaporan Ketidakpatuhan kepada Otoritas Badan Pengatur dan

32

Penegak Hukum (Ref: Para. 28)

33

A19. Tanggung jawab profesional seorang auditor untuk menjaga

34

kerahasiaan informasi klien dapat mencegah pelaporan

35

atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-

36

undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada

37

pihak di luar entitas. Namun, tanggung jawab hukum auditor

38

bervariasi sesuai dengan yurisdiksi dan, dalam kondisi 39

(38)

40

41 11 SA 706, “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan

42 Auditor Independen,” paragraf 8.

SA 250.17

(39)

Standar Audit

1

tertentu, tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan dapat

2

dikesampingkan oleh peraturan yang berlaku, hukum, atau

3

keputusan pengadilan. Di beberapa yurisdiksi, auditor suatu

4

lembaga keuangan berkewajiban berdasarkan peraturan yang

5

berlaku untuk melaporkan terjadinya atau dugaan terjadinya

6

ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

7

kepada otoritas pengawas. Dalam beberapa yurisdiksi, auditor

8

juga berkewajiban untuk melaporkan kesalahan penyajian

9

kepada otoritas bila manajemen dan, jika relevan, pihak yang

10

bertanggung jawab atas tata kelola gagal untuk melakukan

11

tindakan perbaikan. Auditor dapat mempertimbangkan untuk

12

meminta advis hukum dalam menentukan tindakan tepat yang

13

harus diambil.

14

15

Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik

16

A20. Seorang auditor sektor publik biasanya diwajibkan untuk

17

melaporkan hal-hal tentang ketidakpatuhan kepada badan

18

pembuat undang-undang atau instansi pemerintah lain atau

19

melaporkan ketidakpatuhan tersebut dalam laporan auditor. 20

21

Dokumentasi (Ref: Para. 29)

22

A21. Sebagai contoh, dokumentasi atas temuan auditor tentang

23

ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap

24

peraturan perundang-undangan mencakup:

25

• Fotokopi catatan atau dokumen.

26

• Risalah pembahasan yang dilakukan dengan manajemen,

27

pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atau pihak

28

di luar entitas. 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

(40)

42

SA 250.18

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggung-jawaban Bendahara serta Penyampaiannya, Kepala Daerah menetapkan

Karyawan harus sehat dan bebas dari penyakit menular, bebas dari luka, bisul, penyakit kulit dan luka lain yang dapat menjadi sumber pencemaran, dilakukan

Melihat bukti dari variabel pendukung yaitu bahwa pemberian teh kombucha dalam air minum dengan konsentrasi 40% mampu meningkatkan secara nyata konsumsi air minum dan

Rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta baginda Rasulullah SAW yang memberikan petunjuk ke jalan yang baik

Voltage Oriented Control merupakan metode MPPT yang digunakan dalam tugas akhir ini. Metode ini merupakan metode yang tersusun atas dua bagian loop pengaturan yang

Betapa hal ini semua sebenarnya mengingatkan pada kita bahwa Tuhan selalu hadir di sekitar kita dalam bentuk sederhana dan kecil yang sering kita anggap lalu, bahkan dalam

Pengetesan dilakukan untuk mengetahui letak dan bentuk kekurangan dari sistem yang telah dibuat dengan melakukan kegiatan study kelayakan, jika sistem yang baru dibuat telah memenuhi

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kondisi operasi pembuatan sol-gel yaitu konsentrasi silika dalam sol terhadap diameter pori lapisan sol gel silika