Standar Audit
SA 250
Pertimbangan atas Peraturan
Perundang-Undangan dalam Audit atas
Standar Audit
STANDAR AUDIT 250
PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)
DAFTAR ISI
Paragraf Pendahuluan
Ruang Lingkup 1
Dampak Peraturan Perundang-Undangan 2 Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan
Perundang-Undangan 3–8 Tanggal Efektif 9
Tujuan 10 Definisi 11 Ketentuan
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan
Terhadap Peraturan Perundang-Undangan 12–17 Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan
Teridentifikasi atau Diduga Terjadi 18–21 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga Terjadi22–28 Dokumentasi. 29
Materi Penerapan dan Penjelasan Lain Tanggung Jawab untuk Mematuhi
Peraturan Perundang-Undangan. A1–A6 Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan Terhadap
Peraturan Perundang-Undangan. A7–A12 Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan
Teridentifikasi atau Diduga Terjadi A13–A18 Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi
atau Diduga TerjadiA19–A20 Dokumentasi. A21
Standar Audit (“SA”) 250 “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit Laporan Keuangan” harus dibaca bersama dengan SA 200 “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”
ii
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan 1 Pendahuluan
2
3
Ruang Lingkup4
1. Standar Audit (“SA”) ini mengatur tentang tanggung jawab5
auditor untuk mempertimbangkan peraturan perundang-6
undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak7
berlaku bagi perikatan asurans lain yang di dalamnya auditor8
secara spesifik ditugaskan untuk melakukan pengujian dan9
pelaporan secara terpisah terhadap kepatuhan terhadap10
peraturan perundang-undangan tertentu.11
12
Dampak Peraturan Perundang-Undangan13
2. Dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan14
keuangan sangat bervariasi. Peraturan perundang-undangan15
tersebut bersifat mengikat dan merupakan kerangka peraturan16
perundangan-undangan bagi suatu entitas. Ketentuan dalam17
beberapa peraturan perundang-undangan berdampak18
langsung terhadap laporan keuangan yang menentukan19
jumlah dan pengungkapan yang dilaporkan dalam laporan20
keuangan suatu entitas. Peraturan perundang-undangan lain21
merupakan peraturan yang harus dipatuhi oleh manajemen22
atau menetapkan ketentuan yang mengatur entitas dalam23
menjalankan bisnisnya namun tidak berdampak langsung24
terhadap laporan keuangan suatu entitas. Beberapa entitas25
beroperasi dalam industri yang diatur secara ketat (seperti26
bank dan perusahaan kimia). Sementara entitas lain hanya27
diatur oleh peraturan perundang-undangan yang terkait28
dengan aspek umum operasi bisnis (seperti aspek yang29
terkait dengan keselamatan dan kesehatan, serta pemberian30
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan).31
Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan32
dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi33
lain bagi entitas yang dapat menimbulkan dampak material34
terhadap laporan keuangan.35
36
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-37
Undangan (Ref: Para. A1–A6)38
3. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan39
pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas40
tata kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas41
dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-42
undangan, termasuk kepatuhan terhadap ketentuan dalamSA 250.1
Standar Audit
1
peraturan perundang-undangan yang menentukan jumlah2
dan pengungkapan yang harus dilaporkan dalam laporan3
keuangan suatu entitas.4
5
Tanggung Jawab Auditor6
4. Ketentuan dalam SA ini dirancang untuk membantu auditor7
dalam mengidentifikasi kesalahan penyajian material dalam8
laporan keuangan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan9
terhadap peraturan perundang-undangan. Namun, auditor10
tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat11
diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap12
semua peraturan perundang-undangan.13
14
5. Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan15
memadai bahwa laporan keuangan, secara keseluruhan, bebas16
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh17
kecurangan maupun kesalahan.1 Dalam melaksanakan audit18
laporan keuangan, auditor juga harus mempertimbangkan19
kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku.20
Oleh karena keterbatasan bawaan yang melekat dalam audit,21
terdapat risiko yang tidak dapat dihindari bahwa beberapa22
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan23
mungkin tidak dapat dideteksi, walaupun audit telah24
direncanakan secara tepat dan dilaksanakan berdasarkan25
SA.2 Dalam konteks dengan peraturan perundang-undangan,26
sebagai akibat keterbatasan bawaan ini, dampak potensial27
pada kemampuan auditor untuk mendeteksi kesalahan28
penyajian material adalah lebih besar, yang disebabkan29
beberapa alasan berikut:30
• Ada banyak peraturan perundang-undangan, yang31
secara prinsip berhubungan dengan aspek operasi32
sebuah entitas, yang umumnya tidak berdampak33
terhadap laporan keuangan dan tidak dicakup oleh34
sistem informasi entitas yang terkait dengan pelaporan35
keuangan.36
• Ketidakpatuhan dapat melibatkan perilaku yang37
secara sengaja dirancang untuk menyembunyikan 3839
41
Berdasarkan Standar Audit,” paragraf 5.42
2 SA 200, paragraf A51–A52.SA 250.2
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
ketidakpatuhan tersebut, seperti kolusi, pemalsuan,2
kesengajaan untuk tidak mencatat transaksi, kesengajaan3
manajemen untuk mengabaikan pengendalian yang ada4
atau pernyataan salah yang secara sengaja dibuat untuk5
auditor.6 • Keputusan apakah suatu tindakan merupakan
7
ketidakpatuhan pada akhirnya merupakan sebuah hal8
yang harus diputuskan secara hukum oleh pengadilan.9
Biasanya, makin jauh hubungan antara ketidakpatuhan10
dengan peristiwa dan transaksi yang tercermin dalam11
laporan keuangan, makin kecil pula kemungkinan auditor12
untuk menyadari atau mengetahui terjadinya ketidakpatuhan13
tersebut.14
15
6. SA ini membedakan tanggung jawab auditor dalam kaitannya16
dengan kepatuhan terhadap dua kategori peraturan17
perundang-undangan yang berbeda di bawah ini:18
(a) Ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara19
umum berdampak langsung dalam menentukan jumlah20
dan pengungkapan material dalam laporan keuangan,21
seperti peraturan perundang-undangan pajak dan dana22
pensiun (lihat paragraf 13); dan23 (b) Peraturan perundang-undangan lain yang tidak
24
mempunyai dampak langsung terhadap penentuan25
jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan,26
namun kepatuhannya merupakan bagian penting bagi27
aspek kegiatan operasi bisnis, bagi kemampuan entitas28
untuk melanjutkan usahanya, atau untuk menghindari29
terjadinya sanksi berat (sebagai contoh, kepatuhan30
terhadap ketentuan dalam suatu izin usaha, kepatuhan31
terhadap ketentuan solvabilitas yang diwajibkan oleh32
regulator, atau kepatuhan terhadap undang-undang33
lingkungan hidup); ketidakpatuhan terhadap peraturan34
perundang-undangan seperti tersebut di atas dapat35
mengakibatkan dampak material terhadap laporan36
keuangan (lihat paragraf 14).37
38
7. Dalam SA ini, ketentuan yang berbeda diterapkan untuk setiap40
di atas. Untuk kategori yang dijelaskan dalam paragraf41
6(a), tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh42
bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhanSA 250.3
Standar Audit
1
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang2
bersangkutan. Untuk kategori yang dijelaskan dalam3 paragraf 6(b), tanggung jawab auditor terbatas pada 4 pelaksanaan prosedur audit tertentu yang dapat membantu 5 mengungkapkan ketidakpatuhan terhadap peraturan
6
perundang-undangan yang mungkin berdampak material7
terhadap laporan keuangan.8
9
8. Dalam SA ini, auditor diharuskan untuk selalu waspada10
terhadap adanya kemungkinan bahwa prosedur audit lain11
yang diterapkan untuk tujuan menyatakan opini atas laporan12
keuangan dapat mengungkapkan kepada auditor adanya13
contoh-contoh ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga14
terjadi. Mempertahankan skeptisisme profesional selama15
audit, seperti yang disyaratkan dalam SA 200,3 adalah penting16
dalam konteks ini, dengan mempertimbangkan luasnya17
peraturan perundang-undangan yang berdampak terhadap18
entitas.19
20
Tanggal Efektif21
9. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk22
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari23
2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas24
selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain25
Emiten.26 27
28 Tujuan 29
30
10. Tujuan auditor adalah:31
(a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat32
terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam33
peraturan perundang-undangan yang pada umumnya34
berdampak langsung dalam menentukan jumlah dan35
pengungkapan material dalam laporan keuangan;36
(b) Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk37
membantu mengungkapkan adanya ketidakpatuhan38
terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat39
berdampak material terhadap laporan keuangan; dan 4041
42 3 SA 200, paragraf 15.
SA 250.4
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
(c) Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan2
ketidakpatuhan peraturan perundang-undangan yang3
diidentifikasi selama pelaksanaan audit secara tepat. 45
6 Definisi 7
8
11. Untuk keperluan SA ini, istilah berikut memiliki arti seperti yang9
tertera di bawah ini:10
11
Ketidakpatuhan: Tindakan penghilangan atau tindakan12
kejahatan oleh entitas, disengaja atau tidak disengaja, yang13
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang14
berlaku. Tindakan seperti itu mencakup transaksi yang dicatat15
oleh, atau dengan nama entitas, atau atas namanya, oleh pihak16
yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, atau17
karyawan. Ketidakpatuhan tidak termasuk kesalahan pribadi18
(yang tidak berkaitan dengan aktivitas bisnis entitas) oleh19
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen,20
atau karyawan entitas.21 22
23 Ketentuan 24
25
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan Terhadap Peraturan26
Perundang-Undangan27 12. Berdasarkan SA 315,4 sebagai bagian dari usaha untuk
28
memahami entitas dan lingkungan bisnisnya, auditor harus29
memperoleh suatu pemahaman umum mengenai:30
(a) Kerangka peraturan perundang-undangan yang berlaku31
bagi entitas dan industri atau sektor yang di dalamnya32
entitas beroperasi; dan33
(b) Bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut. (Ref:34
Para. A7)35
36
13. Auditor harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat37
terkait dengan kepatuhan terhadap ketentuan dalam peraturan38
perundang-undangan yang secara umum memiliki dampak 3940
42 Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya,” paragraf 11.
SA 250.5
Standar Audit
1
langsung dalam menentukan jumlah dan pengungkapan2
material dalam laporan keuangan. (Ref: Para. A8) 34
14. Auditor harus melaksanakan prosedur audit berikut ini untuk5
membantu dalam menemukan kejadian atas ketidakpatuhan6
terhadap peraturan perundang-undangan lain yang dapat7
berdampak material terhadap laporan keuangan: (Ref: Para.8
A9–A10)9
(a) Meminta keterangan kepada manajemen dan, apabila10
relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata11
kelola, mengenai tingkat kepatuhan entitas terhadap12
peraturan perundang-undangan tersebut; dan13
(b) Menginspeksi korespondensi, jika ada, dengan pihak14
berwenang yang menerbitkan izin atau peraturan.15
16
15. Selama proses audit, auditor harus tetap waspada terhadap17
adanya kemungkinan bahwa melalui penerapan prosedur18
audit lain, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-19
undangan yang terjadi atau diduga terjadi dapat menjadi20
perhatian auditor. (Ref: Para. A11)21
22
16. Auditor harus meminta kepada manajemen dan, jika relevan,23
pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk24
memberikan representasi tertulis bahwa mereka telah25
mengungkapkan kepada auditor seluruh ketidakpatuhan26
atau dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-27
undangan yang mereka ketahui, yang dampaknya harus28
dipertimbangkan pada saat penyusunan laporan keuangan.29
(Ref: Para. A12)30
31
17. Dalam kondisi tanpa adanya identifikasi atau dugaan32
ketidakpatuhan, auditor tidak diharuskan untuk melaksanakan33
prosedur audit terkait dengan kepatuhan entitas terhadap34
peraturan perundang-undangan, selain yang disebutkan35
dalam paragraf 12–16.36
37
Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan Teridentifikasi atau38
Diduga Terjadi40
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap41
peraturan perundang-undangan, auditor harus memperoleh:42
(Ref: Para. A13)SA 250.6
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
(a) Pemahaman atas sifat ketidakpatuhan dan kondisi2
terjadinya ketidakpatuhan; dan3
(b) Informasi lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak yang4
mungkin terjadi terhadap laporan keuangan (Ref: Para.5
A14)6
7
19. Jika auditor menduga kemungkinan terjadi ketidakpatuhan,8
maka auditor harus membahas hal tersebut dengan9
manajemen dan, jika relevan, dengan pihak-pihak yang10
bertanggung jawab atas tata kelola. Jika manajemen atau,11
jika relevan, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata12
kelola tidak dapat memberikan informasi memadai yang13
mendukung kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-14
undangan dan, dalam pertimbangan auditor, dampak dugaan15
ketidakpatuhan tersebut material terhadap laporan keuangan,16
maka auditor harus mempertimbangkan keputusan untuk17
memperoleh advis hukum. (Ref: Para. A15–A16)18
19
20. Jika informasi tentang dugaan adanya ketidakpatuhan tidak20
cukup diperoleh, auditor harus mengevaluasi dampak tidak21
memadainya bukti audit yang cukup dan tepat tersebut22
terhadap opini auditor.23
24
21. Auditor harus melakukan evaluasi atas implikasi ketidakpatuhan25
terhadap aspek-aspek lain dalam audit, termasuk penilaian26
risiko yang dilakukan auditor dan keandalan representasi27
tertulis, serta mengambil tindakan yang semestinya. (Ref:28
Para. A17–A18)29
30
Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga31
Terjadi32
Pelaporan Ketidakpatuhan Kepada Pihak-Pihak yang Bertanggung33
Jawab atas Tata Kelola34
22. Kecuali jika semua pihak yang bertanggung jawab atas35
tata kelola ikut terlibat dalam manajemen entitas, dan oleh36
karena itu mereka menyadari permasalahan yang terkait37
dengan ketidakpatuhan yang terjadi atau diduga terjadi38
yang sudah dikomunikasikan oleh auditor,5 maka auditor39
41 5 SA 260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola,”
42 paragraf 13.
SA 250.7
Standar Audit
1
harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung2
jawab atas tata kelola permasalahan yang berkaitan dengan3
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan4
yang ditemukan auditor selama pelaksanaan audit, kecuali5
jika permasalahan tersebut secara jelas tidak penting. 67
23. Apabila berdasarkan pertimbangan auditor, ketidakpatuhan8
seperti yang disebutkan dalam paragraf 22 dilakukan9
secara sengaja dan bersifat material, maka auditor harus10
mengomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada pihak11
yang bertanggung jawab atas tata kelola.12
13
24. Jika auditor menduga bahwa manajemen atau pihak14
yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam15
ketidakpatuhan, maka auditor harus mengomunikasikan hal16
tersebut kepada pihak berwenang dalam entitas yang memiliki17
tingkat otoritas yang lebih tinggi, jika ada, seperti komite audit18
atau dewan pengawas. Apabila pihak dengan otoritas lebih19
tinggi tidak dimiliki oleh entitas, atau apabila auditor tidak20
yakin bahwa komunikasi yang dilakukannya akan ditanggapi21
atau auditor tidak yakin kepada siapa dia harus melapor,22
maka auditor harus mempertimbangkan kebutuhan untuk23
mendapatkan advis hukum.24
25
Pelaporan Ketidakpatuhan dalam Laporan Auditor atas Laporan26
Keuangan27
25. Sesuai dengan SA 705, jika auditor menyimpulkan bahwa28
ketidakpatuhan berdampak material terhadap laporan29
keuangan, dan belum tercermin secara memadai dalam30
laporan keuangan, maka auditor dapat menyatakan suatu31
opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar32
atas laporan keuangan tersebut.633
34
26. Jika auditor dihalangi oleh manajemen atau pihak yang35
bertanggung jawab atas tata kelola untuk memperoleh36
bukti audit cukup dan tepat untuk mengevaluasi apakah37
ketidakpatuhan yang mungkin berdampak material terhadap38
laporan keuangan telah atau kemungkinan telah terjadi, maka 3941 6 SA 705, “Modifikasi Terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen,”
42 paragraf 7–8.
SA 250.8
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian2
atau pernyataan tidak memberikan opini atas laporan3
keuangan atas basis pembatasan ruang lingkup audit, sesuai4
dengan SA 705.5
6
27. Jika auditor tidak dapat menentukan adanya ketidakpatuhan7
karena keterbatasan keadaan dan bukan karena pembatasan8
ruang lingkup oleh manajemen atau pihak yang bertanggung9
jawab atas tata kelola, maka auditor harus mengevaluasi10
dampak keterbatasan ini terhadap opini auditor, sesuai11
dengan SA 705.12
13
Pelaporan Ketidakpatuhan kepada Otoritas Badan Pengatur dan14
Penegak Hukum15 28. Jika auditor mengidentifikasi atau menduga adanya
16
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,17
auditor harus menentukan apakah ia mempunyai tanggung18
jawab untuk melaporkan ketidakpatuhan yang diidentifikasi19
atau diduga terjadi tersebut kepada pihak di luar entitas. (Ref:20
Para. A19–A20)21
22
Dokumentasi23
29. Auditor harus memasukkan ke dalam dokumentasi auditnya24
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan25
yang diidentifikasi atau diduga terjadi dan hasil diskusinya26
dengan manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung27
jawab atas tata kelola, serta pihak lain di luar entitas.7 (Ref:28
Para. A21) 2930 *** 31
32 Materi Penerapan dan Penjelasan Lain 33
34
Tanggung Jawab untuk Mematuhi Peraturan Perundang-35
Undangan (Ref: Para. 3–8)36
A1. Adalah merupakan tanggung jawab manajemen, dengan37
pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata38
kelola, untuk memastikan bahwa operasi entitas dijalankan39
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4041
42 7 SA 230,”Dokumentasi Audit,” paragraf 8–11, dan paragraf A6.
SA 250.9
Standar Audit
1
Peraturan perundang-undangan dapat memengaruhi laporan2
keuangan entitas dalam berbagai cara: sebagai contoh, yang3
sangat berdampak langsung, peraturan perundang-undangan4
yang mengharuskan adanya pengungkapan tertentu dalam5
laporan keuangan entitas atau penggunaan kerangka tertentu6
untuk menyusun laporan keuangan. Peraturan perundang-7
undangan juga dapat menentukan hak dan kewajiban hukum8
tertentu entitas, yang beberapa di antaranya akan diakui dalam9
laporan keuangan entitas tersebut. Di samping itu, peraturan10
perundang-undangan dapat mengakibatkan dijatuhkannya11
sanksi apabila terjadi ketidakpatuhan.12
13
A2. Berikut ini adalah contoh jenis kebijakan dan prosedur14
yang dapat diterapkan oleh suatu entitas untuk membantu15
mencegah dan mendeteksi terjadinya ketidakpatuhan16
terhadap peraturan perundang-undangan:17
• Memantau ketentuan hukum dan memastikan bahwa18
prosedur operasi telah dirancang untuk memenuhi19
ketentuan tersebut.20
• Merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian21
internal yang memadai.22
• Mengembangkan, memublikasikan, dan mematuhi suatu23
kode etik.24
• Memastikan bahwa semua karyawan telah mendapatkan 25 pelatihan memadai dan memahami kode etik26
perusahaan.27
• Memantau kepatuhan terhadap kode etik perusahaan28
dan bertindak tepat untuk mendisiplinkan karyawan yang29
tidak mematuhi kode etik perusahaan.30
• Melibatkan penasihat hukum untuk membantu memantau31
ketentuan hukum.32
• Menyimpan catatan yang berisi peraturan perundang-33
undangan signifikan yang harus dipatuhi oleh entitas34
dalam industrinya dan suatu catatan yang berisi35
keluhan.36
37
Dalam entitas yang lebih besar, kebijakan dan prosedur38
semacam ini dapat disertai dengan penetapan tanggung39
jawab yang tepat kepada pihak-pihak berikut:40
• Fungsi Audit Internal.41
• Komite Audit.42
• Fungsi Kepatuhan.SA 250.10
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
Tanggung Jawab Auditor2
A3. Ketidakpatuhan entitas terhadap peraturan perundang-3
undangan dapat mengakibatkan kesalahan penyajian material4
dalam laporan keuangan. Terdeteksinya ketidakpatuhan,5
tanpa memperhatikan materialitas, dapat berdampak terhadap6
aspek audit lain, termasuk, sebagai contoh, pertimbangan7
auditor tentang integritas manajemen atau karyawan. 89 A4. Apakah suatu tindakan merupakan ketidakpatuhan
10
terhadap peraturan perundang-undangan merupakan suatu11
keputusan hukum, dan penentuan ini biasanya berada di12
luar kompetensi profesional auditor. Namun, berdasarkan13
pelatihan, pengalaman, dan pemahaman auditor atas14
entitas dan industri atau sektornya, auditor dapat menyadari15
bahwa beberapa tindakan, yang menjadi perhatian auditor,16
merupakan ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan. 1718
A5. Sesuai dengan ketentuan statuta tertentu, auditor secara19
spesifik diharuskan untuk melaporkan, sebagai bagian dari20
audit atas laporan keuangan, apakah entitas mematuhi21
ketentuan tertentu dari peraturan perundang-undangan.22
Dalam hal ini, SA 7008 atau SA 8009 berkaitan dengan23
bagaimana tanggung jawab audit ini diungkapkan dalam24
laporan auditor. Lebih jauh lagi, jika ada ketentuan pelaporan25
statuta spesifik, maka perencanaan audit perlu memasukkan26
pengujian yang tepat atas kepatuhan terhadap ketentuan27
peraturan perundang-undangan.28
29
Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik30
A6. Dalam sektor publik, kemungkinan terdapat tanggung jawab31
audit tambahan yang berkaitan dengan pertimbangan atas32
peraturan perundang-undangan yang mungkin terkait dengan33
audit atas laporan keuangan atau yang dapat meluas ke aspek34
lain operasi entitas.35 36 37 38
39 8 SA 700,”Perumusan suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,”
40
41
9 SA 800,”Pertimbangan Khusus—Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun42
Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus,” paragraf 11.SA 250.11
Standar Audit
1
Pertimbangan Auditor atas Kepatuhan terhadap Peraturan2
Perundang-Undangan3
Pemerolehan Pemahaman tentang Kerangka Peraturan Perundang-4
Undangan (Ref: Para. 12)5
A7. Sebagai contoh, untuk mendapatkan pemahaman umum6
tentang kerangka peraturan perundang-undangan, dan7
bagaimana entitas mematuhi kerangka tersebut, auditor dapat8
melakukan:9
• Menggunakan pemahaman yang telah dimiliki auditor10
tentang industri, peraturan, dan faktor eksternal lain;11
• Memperbarui pemahaman atas peraturan perundang-12
undangan yang secara langsung menentukan jumlah13
yang dilaporkan dan pengungkapan dalam laporan14
keuangan;15
• Meminta keterangan kepada manajemen tentang16
peraturan perundang-undangan lain yang diperkirakan17
mempunyai dampak mendasar terhadap kegiatan18
operasi entitas;19
• Meminta keterangan kepada manajemen tentang20
kebijakan dan prosedur yang dilakukan oleh entitas21
untuk mematuhi peraturan perundang-undangan; dan22
• Meminta keterangan kepada manajemen tentang23
kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk24
mengidentifikasi, mengevaluasi dan mencatat tuntutan25
litigasi tersebut berdasarkan standar akuntansi yang26
berlaku.27
28
Peraturan Perundang-Undangan yang Secara Umum Memiliki29
Dampak Langsung dalam Menentukan Jumlah dan Pengungkapan30
Material dalam Laporan Keuangan (Ref: Para. 13)31
A8. Peraturan perundang-undangan tertentu telah ditegakkan32
dengan baik, dan diketahui oleh entitas dalam industri atau33
sektor yang di dalamnya entitas beroperasi, serta relevan34
dengan laporan keuangan entitas (seperti yang diuraikan35
dalam paragraf 6(a)). Sebagai contoh, ketentuan tersebut36
dapat mencakup hal-hal yang berhubungan:37
• Bentuk dan isi dari laporan keuangan;39
bersangkutan;40
• Akuntansi untuk transaksi yang dilaksanakan berdasarkan41
kontrak dengan pemerintah; atau42
SA 250.12
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
• Akrual atau pengakuan atas beban pajak penghasilan2
atau beban pensiun.3
4
Beberapa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan5
yang diuraikan di atas dapat secara langsung relevan dengan6
asersi tertentu dalam laporan keuangan (sebagai contoh,7
kelengkapan provisi atas pajak penghasilan), sementara8
ketentuan lainnya mungkin secara langsung relevan dengan9
laporan keuangan secara keseluruhan (sebagai contoh,10
laporan-laporan yang diharuskan untuk menghasilkan11
seperangkat laporan keuangan lengkap). Tujuan ketentuan12
yang diuraikan dalam paragraf 13 adalah agar auditor13
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat berkaitan14
dengan penentuan jumlah dan pengungkapan dalam laporan15
keuangan dalam mematuhi ketentuan yang relevan dalam16
peraturan perundang-undangan tersebut.17
18 Ketidakpatuhan terhadap ketentuan lainnya dari peraturan 19 perundang-undangan semacam itu dan peraturan
20
perundang-undangan lain dapat mengakibatkan denda,21
litigasi atau konsekuensi lain bagi entitas, yang biayanya22
perlu dicadangkan dalam laporan keuangan, namun tidak23
dianggap berpengaruh langsung terhadap laporan keuangan24
seperti yang diuraikan dalam paragraf 6(a).25
26
Prosedur Audit untuk Membantu Menemukan Kejadian atas27
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan Lainnya28
(Ref: Para.14)29
A9. Beberapa peraturan perundang-undangan lain mungkin30
membutuhkan perhatian khusus dari auditor karena memiliki31
dampak mendasar terhadap operasi entitas (seperti diuraikan32
dalam paragraf 6(b)). Ketidakpatuhan terhadap peraturan33
perundang-undangan yang memiliki dampak mendasar34
terhadap operasi entitas dapat mengakibatkan terhentinya35
operasi entitas atau menimbulkan keraguan terhadap36
kelangsungan hidup entitas tersebut. Sebagai contoh,37
ketidakpatuhan terhadap ketentuan perizinan entitas atau38
izin lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi entitas39
dapat mengakibatkan suatu dampak (sebagai contoh, bagi40
bank, ketidakpatuhan terhadap ketentuan permodalan atau41
investasi). Terdapat banyak peraturan perundang-undangan 42SA 250.13
Standar Audit
1
yang pada dasarnya berhubungan dengan aspek operasi2
entitas, yang umumnya tidak berdampak terhadap laporan3
keuangan dan tidak dicakup oleh sistem informasi entitas4
yang terkait dengan pelaporan keuangan.5
6
A10. Karena konsekuensi dari peraturan perundang-undangan7
yang lain terhadap pelaporan keuangan dapat bervariasi,8
tergantung pada operasi entitas, maka prosedur audit yang9
disyaratkan dalam paragraf 14 diarahkan untuk memfokuskan10
perhatian auditor ke kejadian-kejadian atas ketidakpatuhan11
terhadap peraturan perundang-undangan yang mungkin12
berdampak material terhadap laporan keuangan. 1314
Ketidakpatuhan yang Dapat Menjadi Perhatian Auditor Oleh15
Penerapan Prosedur Audit Lain (Ref: Para. 15)16
A11. Prosedur audit yang diterapkan untuk membentuk opini atas17
laporan keuangan dapat mengungkapkan kejadian-kejadian18
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap19
peraturan perundang-undangan yang menjadi perhatian20
auditor. Sebagai contoh, prosedur audit dapat mencakup:21
• Membaca risalah rapat;22
• Meminta keterangan kepada manajemen dan penasihat23
hukum internal yang dimiliki entitas atau penasihat hukum24
eksternal yang dikontrak oleh entitas mengenai litigasi,25
tuntutan, dan penilaian; dan26
• Melakukan pengujian substantif rinci terhadap golongan27
transaksi, saldo akun atau pengungkapan.28
29
Representasi Tertulis (Ref: Para. 16)30
A12. Oleh karena dampak peraturan perundang-undangan sangat31
bervariasi terhadap laporan keuangan, representasi tertulis32
dapat menjadi bukti audit yang memadai tentang pengetahuan33
manajemen mengenai ketidakpatuhan terhadap peraturan34
perundang-undangan yang terjadi atau diduga terjadi, yang35
mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan.36
Namun, representasi tertulis saja tidak dengan sendirinya37
menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat. Oleh karena38
itu, representasi tertulis tidak memengaruhi sifat dan luasnya39
bukti audit lain yang harus diperoleh oleh auditor.1040 41
42 10 SA 580,”Representasi Tertulis,” paragraf 4.
SA 250.14
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
Prosedur Audit Pada Saat Ketidakpatuhan Teridentifikasi atau2
Diduga Terjadi3
Indikasi Adanya Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang-4
Undangan (Ref: Para. 18)5
A13. Hal-hal di bawah ini dapat memberikan indikasi kepada6
auditor tentang adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan7
perundang-undangan:8
• Investigasi yang dilakukan oleh organisasi dan instansi9
pemerintah atau pembayaran denda atau sanksi.10
• Pembayaran untuk jasa yang tidak dapat dijelaskan atau11
pinjaman kepada konsultan, pihak berelasi, pegawai atau12
pegawai pemerintah.13
• Komisi penjualan atau biaya agen yang jumlahnya14
melebihi jumlah yang biasa dibayarkan oleh entitas15
atau industri yang sejenis dengan entitas atau jasa yang16
sesungguhnya diterima oleh entitas.17
• Pembelian pada harga yang secara signifikan berada di18
atas atau di bawah harga pasar.19
• Pembayaran tidak biasa secara tunai, pembelian dengan20
menggunakan cashiers’ cheques yang dibayarkan21
kepada pemegang cek atau transfer ke ke nomor rekening22
bank tanpa menyebutkan nama pemilik rekening.23
• Transaksi yang tidak biasa dengan perusahaan yang24
terdaftar di negara-negara bebas pajak.25
• Pembayaran barang atau jasa yang ditujukan ke negara26
yang bukan merupakan negara asal barang atau jasa27
tersebut.28
• Pembayaran tanpa adanya dokumentasi pengendalian29
pertukaran yang semestinya.30
• Adanya sistem informasi yang gagal, apakah karena31
desainnya atau karena ketidaksengajaan, untuk32
menyediakan suatu jejak audit (audit trail) yang cukup33
atau bukti yang cukup.34
• Transaksi yang tidak diotorisasi atau transaksi yang tidak35
dicatat secara tepat.36
• Komentar negatif di media. 3739 14. Hal yang relevan terhadap evaluasi auditor tentang
40
kemungkinan dampak atas laporan keuangan mencakup:41
• Konsekuensi keuangan yang potensial terhadap laporan42
keuangan karena adanya ketidakpatuhan terhadapSA 250.15
Standar Audit
1
peraturan perundang-undangan, termasuk, sebagai2
contoh, denda, sanksi, kerusakan, ancaman pengalihan3
aset, pemberhentian kegiatan operasi secara paksa, dan4
litigasi.5
• Apakah konsekuensi keuangan yang potensial tersebut6
memerlukan pengungkapan.7
• Apakah konsekuensi keuangan yang potensial adalah8
sangat serius sehingga mengakibatkan timbulnya9
pertanyaan tentang kewajaran penyajian laporan10
keuangan, atau kemungkinkan akan membuat laporan11
keuangan tersebut menyesatkan.12
13
Prosedur Audit (Ref: Para. 19)14
A15. Auditor dapat membahas hasil temuannya dengan pihak yang15
bertanggung jawab atas tata kelola yang kemungkinan dapat16
memberikan bukti audit tambahan. Sebagai contoh, auditor17
dapat mengonfirmasi bahwa pihak yang bertanggung jawab18
atas tata kelola memiliki pemahaman yang sama tentang fakta19
dan peristiwa yang relevan atas transaksi maupun peristiwa20
yang mengakibatkan terjadinya kemungkinan ketidakpatuhan21
terhadap peraturan perundang-undangan.22
23
A16. Jika manajemen atau, jika relevan, pihak yang bertanggung24
jawab atas tata kelola tidak dapat memberikan informasi yang25
cukup kepada auditor tentang kepatuhan entitas terhadap26
peraturan perundang-undangan, maka auditor dapat meminta27
pertimbangan dari penasihat hukum internal atau eksternal28
entitas tentang penerapan peraturan perundang-undangan29
ke situasi tersebut, termasuk kemungkinan kecurangan,30
dan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap laporan31
keuangan. Ketika dipandang tidak tepat untuk berkonsultasi32
dengan penasihat hukum entitas atau ketika auditor tidak33
puas dengan pendapat hukum dari penasihat hukum tersebut,34
auditor dapat mempertimbangkan untuk berkonsultasi35
dengan penasihat hukum yang dimilikinya atas kemungkinan36
terjadinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-37
undangan, konsekuensi hukum yang mungkin terjadi,38
termasuk kemungkinan terjadinya kecurangan, dan tindakan39
selanjutnya, bila ada, yang dapat dilakukan oleh auditor.40 41 42
SA 250.16
Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan
1
Mengevaluasi Implikasi Ketidakpatuhan (Ref: Para. 21)2
A17. Seperti disyaratkan dalam paragraf 21, auditor mengevaluasi3
implikasi ketidakpatuhan dalam hubungannya dengan aspek4
audit lainnya, termasuk penilaian risiko yang dilakukan5
oleh auditor dan keandalan representasi tertulis. Implikasi6
kejadian ketidakpatuhan tertentu yang diidentifikasi oleh7
auditor akan tergantung pada hubungan antara perbuatan8
dan penyembunyian perbuatan tersebut, jika ada, terhadap9
aktivitas pengendalian tertentu dan tingkat manajemen atau10
karyawan yang terlibat, terutama implikasi yang timbul dari11
keterlibatan pejabat berwenang tertinggi dalam entitas12
tersebut.13
14
A18. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, auditor dapat15
mempertimbangkan apakah penarikan diri dari perikatan,16
jika penarikan diri diperbolehkan oleh peraturan perundang-17
undangan yang berlaku, perlu dilakukan apabila manajemen18
atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola tidak19
melakukan tindakan perbaikan yang dianggap tepat oleh20
auditor untuk situasi tersebut, bahkan jika ketidakpatuhan21
tersebut tidak berdampak material terhadap laporan keuangan.22
Ketika memutuskan untuk menarik diri dari perikatan, auditor23
dapat mempertimbangkan untuk mencari advis hukum.24
Apabila penarikan diri dari perikatan tidak dimungkinkan,25
auditor dapat mempertimbangkan langkah-langkah alternatif,26
termasuk menjelaskan mengenai ketidakpatuhan tersebut di27
paragraf Hal Lain dalam laporan auditor.1128
29
Pelaporan atas Ketidakpatuhan yang Diidentifikasi atau Diduga30
Terjadi31
Pelaporan Ketidakpatuhan kepada Otoritas Badan Pengatur dan32
Penegak Hukum (Ref: Para. 28)33
A19. Tanggung jawab profesional seorang auditor untuk menjaga34
kerahasiaan informasi klien dapat mencegah pelaporan35
atas ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-36
undangan yang diidentifikasi atau diduga terjadi kepada37
pihak di luar entitas. Namun, tanggung jawab hukum auditor38
bervariasi sesuai dengan yurisdiksi dan, dalam kondisi 3940
41 11 SA 706, “Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan
42 Auditor Independen,” paragraf 8.
SA 250.17
Standar Audit
1
tertentu, tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan dapat2
dikesampingkan oleh peraturan yang berlaku, hukum, atau3
keputusan pengadilan. Di beberapa yurisdiksi, auditor suatu4
lembaga keuangan berkewajiban berdasarkan peraturan yang5
berlaku untuk melaporkan terjadinya atau dugaan terjadinya6
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan7
kepada otoritas pengawas. Dalam beberapa yurisdiksi, auditor8
juga berkewajiban untuk melaporkan kesalahan penyajian9
kepada otoritas bila manajemen dan, jika relevan, pihak yang10
bertanggung jawab atas tata kelola gagal untuk melakukan11
tindakan perbaikan. Auditor dapat mempertimbangkan untuk12
meminta advis hukum dalam menentukan tindakan tepat yang13
harus diambil.14
15
Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik16
A20. Seorang auditor sektor publik biasanya diwajibkan untuk17
melaporkan hal-hal tentang ketidakpatuhan kepada badan18
pembuat undang-undang atau instansi pemerintah lain atau19
melaporkan ketidakpatuhan tersebut dalam laporan auditor. 2021
Dokumentasi (Ref: Para. 29)22
A21. Sebagai contoh, dokumentasi atas temuan auditor tentang23
ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan terhadap24
peraturan perundang-undangan mencakup:25
• Fotokopi catatan atau dokumen.26
• Risalah pembahasan yang dilakukan dengan manajemen,27
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola atau pihak28
di luar entitas. 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 4142
SA 250.18