• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dana Perimbangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Dana Perimbangan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

DANA PERIMBANGAN DANA PERIMBANGAN oleh oleh Kelompok 15 Kelompok 15  Nama

 Nama : Erinda Fristriani (1211021046): Erinda Fristriani (1211021046) M. Jefri Saputra (1211021077) M. Jefri Saputra (1211021077) Ulfa Puspita Sari (1211021120) Ulfa Puspita Sari (1211021120)

P.S

P.S : : Ilmu Ilmu Ekonomi Ekonomi Studi Studi PembangunanPembangunan Mata

Mata Kuliah Kuliah : : Ekonomi Ekonomi Publik Publik IIII Dosen

Dosen : : Dedy Dedy Yuliawan, Yuliawan, S.E., S.E., M.Si.M.Si.

Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

Bandar Lampung Bandar Lampung

2014 2014

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Laporan ini merupakan laporan tertulis dari kelompok 15 untuk memenuhi tugas mata Laporan ini merupakan laporan tertulis dari kelompok 15 untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik II.

kuliah Ekonomi Publik II.

Makalah ini ditujukan kepada Dedy Yuliawan, S.E., M.Si. sebagai Dosen Makalah ini ditujukan kepada Dedy Yuliawan, S.E., M.Si. sebagai Dosen Mata Kuliah Ekonomi Publik II. Makalah ini membahas mengenai Dana Mata Kuliah Ekonomi Publik II. Makalah ini membahas mengenai Dana Perimbangan serta berbagai persoalan mengenai Dana Alokasi Umum (DAU) dan Perimbangan serta berbagai persoalan mengenai Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dedy Yuliawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Ekonomi Publik kasih kepada Dedy Yuliawan, S.E., M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Ekonomi Publik II dan pihak lain yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan II dan pihak lain yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini.

makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan  jauh

 jauh dari dari sempurna, sempurna, sehingga sehingga penulis penulis sangat sangat mengharapkan mengharapkan kritik kritik dan dan saran saran yangyang membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis Penulis

Kelompok 15 Kelompok 15

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

JUDUL

JUDUL ... ... ... ii KATA

KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ... iiii DAFTAR

DAFTAR ISI ISI ... ... .... iiiiii I.

I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... ... ... 11 1.2

1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... ... 22 1.3

1.3 Maksud Maksud dan dan Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan ... ... ... 22 II.

II. PEMBAHASANPEMBAHASAN... ... 33 2.1

2.1 Pengertian Pengertian Dana Dana Perimbangan Perimbangan ... ... 33 2.2

2.2 Pembagian Pembagian Dana Dana Perimbangan...Perimbangan... ... ... 44 2.3

2.3 Prinsip Prinsip Dana Dana Perimbangan Perimbangan ... ... ... 1010 2.4

2.4 Analisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 TahunAnalisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

Pusat dan dan Pemerintah Pemerintah Daerah Daerah ... ... ... 1111 2.5

2.5 Dilema Dilema atau atau Permasalahan Permasalahan yang yang terjadi terjadi mengenai mengenai dana dana perimbangan perimbangan .... .... 2020 2.6

2.6 Isu Isu Terkait Terkait ... ... ... 2323 III.

III. PENUTUP PENUTUP ... ... 2525 3.1 3.1 Kesimpulan Kesimpulan ... ... ... 2525 3.2 3.2 Saran Saran ... ... .... 2626 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

(4)
(5)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Sebagai suatu bentuk integral yang dilakukan pemerintah dengan melakukan Sebagai suatu bentuk integral yang dilakukan pemerintah dengan melakukan  pembangunan

 pembangunan yang yang merata merata di di seluruh seluruh wilayah wilayah dengan dengan menyeratkan menyeratkan indikasiindikasi keseriusan dari para pemimpin negara kita untuk kehidupan yang lebih baik lagi keseriusan dari para pemimpin negara kita untuk kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya. Salah satunya dengan diberlakukannya UU No. 25 Tahun 1999 pada kedepannya. Salah satunya dengan diberlakukannya UU No. 25 Tahun 1999 pada  januari

 januari 2001, 2001, mengenai mengenai desentralisasi desentralisasi fiskal, fiskal, yaitu yaitu perimbangan perimbangan keuangan keuangan antaraantara  pemerintah

 pemerintah pusat pusat dan dan daerah. daerah. Sesuai Sesuai dengan dengan UUD UUD 1945 1945 pada pada pasal pasal 18A 18A ayat ayat 22 dimana termuat “

dimana termuat “Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber dayaHubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah alam dan sumber daya lainnya antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan

undang-diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang”.undang”.

Mengingat Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki banyak Mengingat Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki banyak  pulau yang terbentang

 pulau yang terbentang luas dari Sabang luas dari Sabang hingga Merauke. hingga Merauke. Dengan kedudukan Dengan kedudukan ibu kotaibu kota negara berada di Jakarta, permasalah yang telah lama muncul akibat dari begitu negara berada di Jakarta, permasalah yang telah lama muncul akibat dari begitu luasnya negara kita adalah, apakah pemerintahan pusat berlaku adil terhadap luasnya negara kita adalah, apakah pemerintahan pusat berlaku adil terhadap  pemerintahan

 pemerintahan yang yang ada ada di di daerah, daerah, baik baik sebelum sebelum dan dan setelah setelah adanya adanya kebijakankebijakan mengenai otonomi daerah (Desentralisasi).

mengenai otonomi daerah (Desentralisasi).

Desentralisasi memberikan implikasi yang bervariasi terhadap kegiatan Desentralisasi memberikan implikasi yang bervariasi terhadap kegiatan  pembangunan

 pembangunan antar antar daerah, daerah, tergantung tergantung pada pada pengaturan pengaturan kelembagaan, kelembagaan, dan dan desaindesain menyeluruh dari pembagian wewenang dan perimbangan keuangan antar pemerintah menyeluruh dari pembagian wewenang dan perimbangan keuangan antar pemerintah  pusat

 pusat dan dan daerah. daerah. Risiko Risiko paling paling besar besar adalah adalah ketika ketika sumber sumber utama utama penerimaanpenerimaan  pemerintah

 pemerintah diserahkan diserahkan kepada kepada pemerintah pemerintah daerah daerah tanpa tanpa diikuti diikuti langkah-langkahlangkah-langkah kebijaksanaan yang menjamin mobilisasi pendapatan daerah untuk membiayai kebijaksanaan yang menjamin mobilisasi pendapatan daerah untuk membiayai  berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

 berbagai pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Permasalahanaya sekarang adalah apakah pelaksanaan desentralisasi fiskal Permasalahanaya sekarang adalah apakah pelaksanaan desentralisasi fiskal tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap distribusi pendapatan tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap distribusi pendapatan

(6)

masyarakat melalui kebijakan pengeluaran sektor publik, serta kebijakan fiskal dan masyarakat melalui kebijakan pengeluaran sektor publik, serta kebijakan fiskal dan desain sumbangan pemerintah pusat kepada daerah yang tidak lain bersumber pada desain sumbangan pemerintah pusat kepada daerah yang tidak lain bersumber pada dana perimbangan.

dana perimbangan.

1.2

1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah

Permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini, meliputi beberapa hal : Permasalahan yang akan kita bahas dalam makalah ini, meliputi beberapa hal : 1.

1. Apakah yang dimaksud dengan dana perimbangan itu sendiri?Apakah yang dimaksud dengan dana perimbangan itu sendiri? 2.

2. Bagaimanakah pembagian dari dana perimbangan?Bagaimanakah pembagian dari dana perimbangan? 3.

3. Bagaimana prinsip - prinsip dari dana perimbangan?Bagaimana prinsip - prinsip dari dana perimbangan? 4.

4. Analisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 Tahun 2004 TentangAnalisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah? Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah?

1.3

1.3 Maksud dan Tujuan PenulisanMaksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut : Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Untuk memahami pengertian dari dana perimbanganUntuk memahami pengertian dari dana perimbangan 2.

2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian dari dan perimbangan itu sendiriUntuk mengetahui bagaimana pembagian dari dan perimbangan itu sendiri 3.

3. Untuk mengetahui prinsipUntuk mengetahui prinsip –  –  prinsip dana perimbangan prinsip dana perimbangan 4.

4. Untuk menganalisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 TahunUntuk menganalisis Dana Perimbangan Daerah Menurut UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah 5.

5. Untuk memahani berbagai dilema atau permasalahan yang terjadi mengenaiUntuk memahani berbagai dilema atau permasalahan yang terjadi mengenai dana perimbangan

(7)

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN

3.3

3.3 Pengertian Dana PerimbanganPengertian Dana Perimbangan

Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari dana APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam dana APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepala daerah, yaitu terutama peningkatan mencapai tujuan pemberian otonomi kepala daerah, yaitu terutama peningkatan  pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik (Widjaja, 2002).

 pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik (Widjaja, 2002).

Menurut Elmi (2002), secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan Menurut Elmi (2002), secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan transfer dana kepada pemerintah daerah adalah:

transfer dana kepada pemerintah daerah adalah: 1.

1. Sebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan pembagianSebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan pembagian "kue nasional", baik vertikal maupun horizontal.

"kue nasional", baik vertikal maupun horizontal. 2.

2. Suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintahSuatu upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah dengan menyerahkan sebagian kewenangan di bidang pengelolaan dengan menyerahkan sebagian kewenangan di bidang pengelolaan keuangan negara dan agar manfaat yang dihasilkan dapat dinikmati keuangan negara dan agar manfaat yang dihasilkan dapat dinikmati oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.

oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.

Secara umum Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah yang Secara umum Dana Perimbangan merupakan pendanaan Daerah yang  bersumber

 bersumber dari dari APBN APBN yang yang terdiri terdiri atas atas Dana Dana Bagi Bagi Hasil Hasil (DBH), (DBH), Dana Dana AlokasiAlokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga dimaksudkan untuk membantu Daerah dalam mendanai kewenangannya, juga  bertujuan

 bertujuan untuk untuk mengurangi mengurangi ketimpangan ketimpangan sumber sumber pendanaan pendanaan pemerintahan pemerintahan antaraantara Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan Pusat dan Daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar-Daerah. Dana Perimbangan juga adalah dana yang bersumber dari pendapatan antar-Daerah. Dana Perimbangan juga adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi

rangka pelaksanaan Desentralisasi  Namun

 Namun selama selama ini ini sumber sumber dana dana pembangunan pembangunan daerah daerah di di IndonesiaIndonesia mencerminkan ketergantungan terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah mencerminkan ketergantungan terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah  pusat (Sumiyarti dan Imamy, 2005). Sejalan dengan itu, Elmi (2002) juga

(8)

menyatakan bahwa ketidakseimbangan fiskal (

menyatakan bahwa ketidakseimbangan fiskal ( fiscal  fiscal inbalanceinbalance) yang terjadi antara) yang terjadi antara  pemerintah pusat dan daerah selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan  pemerintah pusat dan daerah selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan  pemerintah daerah kepada bantuan dari p

 pemerintah daerah kepada bantuan dari pemerintah pusat yang mencapai lebih dari 70emerintah pusat yang mencapai lebih dari 70  persen kecuali Propinsi DKI Jakarta.

 persen kecuali Propinsi DKI Jakarta.

Padahal sebenarnya bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut hanyalah Padahal sebenarnya bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut hanyalah untuk rangsangan bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan untuk rangsangan bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan  pendapatan

 pendapatan asli asli daerahnya, daerahnya, yang yang merupakan merupakan bagian bagian penting penting dari dari sumber sumber penerimaanpenerimaan daerah, bukan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah. daerah, bukan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah.

2.2

2.2 Pembagian Dana PerimbanganPembagian Dana Perimbangan

1.

1.  Dana Bagi Hasil (yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Bagi Hasil (yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Sumber-sumber penerimaanSumber-sumber penerimaan  perpajakan

 perpajakan yang dibayang dibagihasilkan meliputi gihasilkan meliputi Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Penghasilan (PPh) pasal 2pasal 21 1 dan pdan pasalasal 25/29 orang pribadi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta Bagian Perolehan Hak 25/29 orang pribadi, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), serta Bagian Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara itu, sumber-sumber penerimaan SDA atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara itu, sumber-sumber penerimaan SDA yang dibagihasilkan adalah minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, yang dibagihasilkan adalah minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan.

dan perikanan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2000, bagian daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2000, bagian daerah dari PPh, baik PPh pasal 21 maupun PPh pasal 25/29 orang pribadi, ditetapkan dari PPh, baik PPh pasal 21 maupun PPh pasal 25/29 orang pribadi, ditetapkan masing-masing sebesar 20 persen dari penerimaannya. Dua puluh persen bagian masing-masing sebesar 20 persen dari penerimaannya. Dua puluh persen bagian daerah tersebut terdiri dari 8 persen bagian Propinsi dan 12 persen bagian daerah tersebut terdiri dari 8 persen bagian Propinsi dan 12 persen bagian Kabupaten/Kota. Pengalokasian bagian penerimaan pemerintah daerah kepada Kabupaten/Kota. Pengalokasian bagian penerimaan pemerintah daerah kepada masing-masing daerah Kabupaten/Kota diatur berdasarkan usulan gubernur dengan masing-masing daerah Kabupaten/Kota diatur berdasarkan usulan gubernur dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah penduduk, luas wilayah, serta faktor mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah penduduk, luas wilayah, serta faktor lainnya yang relevan dalam rangka pemerataan.

lainnya yang relevan dalam rangka pemerataan.

Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000, Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000,  bagian

 bagian daerah daerah dari dari PBB PBB ditetapkan ditetapkan 90 90 persen, persen, sedangkan sedangkan sisanya sisanya sebesar sebesar 10 10 persenpersen yang merupakan bagian pemerintah pusat, juga seluruhnya sudah dikembalikan yang merupakan bagian pemerintah pusat, juga seluruhnya sudah dikembalikan kepada daerah. Dari bagian daerah sebesar 90 persen tersebut, 10 persennya kepada daerah. Dari bagian daerah sebesar 90 persen tersebut, 10 persennya merupakan upah pungut, yang sebagian merupakan bagian pemerintah pusat.

(9)

Sementara itu, bagian daerah dari penerimaan BPHTB berdasarkan UU No. 33 Tahun Sementara itu, bagian daerah dari penerimaan BPHTB berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 ditetapkan sebesar 80 persen, sedangkan sisanya 20 persen merupakan bagian 2004 ditetapkan sebesar 80 persen, sedangkan sisanya 20 persen merupakan bagian

 pemerintah

 pemerintah pusat. pusat. Dalam Dalam UU UU tersebut tersebut juga juga diatur diatur mengenai mengenai besarnya besarnya bagian bagian daerahdaerah dari penerimaan SDA minyak bumi dan gas alam (migas), yang masing-masing dari penerimaan SDA minyak bumi dan gas alam (migas), yang masing-masing ditetapkan 15 persen dan 30 persen. Sementara itu, penerimaan SDA pertambangan ditetapkan 15 persen dan 30 persen. Sementara itu, penerimaan SDA pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan, ditetapkan masing-masing sebesar 80 persen.

umum, kehutanan, dan perikanan, ditetapkan masing-masing sebesar 80 persen.

2. Dana Alokasi Umum (DAU) 2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara  pemerintah

 pemerintah pusat pusat dan dan daerah, daerah, yang yang dimaksud dimaksud dengan dengan dana dana alokasi alokasi umum umum yaitu yaitu danadana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka  pelaksanaan desentralisasi.

 pelaksanaan desentralisasi.

Pada Pasal 7 UU No. 33 Tahun 2004, besarnya DAU ditetapkan Pada Pasal 7 UU No. 33 Tahun 2004, besarnya DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25 persen dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. kurangnya 25 persen dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN. DAU untuk daerah Propinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan DAU untuk daerah Propinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan masing-masing 10 persen dan 90 persen dari DAU.

masing 10 persen dan 90 persen dari DAU. Dana

Dana Alokasi Alokasi Umum Umum (DAU) (DAU) bersifatbersifat “Block “Block Grant”Grant” yang yang berartiberarti  penggunaannya

 penggunaannya diserahkan diserahkan kepada kepada daerah daerah sesuai sesuai dengan dengan prioritas prioritas dan dan kebutuhankebutuhan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan daerah untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.

otonomi daerah.

Dana Alokasi Umum terdiri dari: Dana Alokasi Umum terdiri dari:

a)

a) Dana Alokasi Umum untuk Daerah ProvinsiDana Alokasi Umum untuk Daerah Provinsi  b)

 b) Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota.Dana Alokasi Umum untuk Daerah Kabupaten/Kota.

Penerapan Pengalokasian Penerapan Pengalokasian

Besarnya Dana Alokasi Umum diterapkan sekurang - kurangnya 25% dari Besarnya Dana Alokasi Umum diterapkan sekurang - kurangnya 25% dari  penerimaan dalam

 penerimaan dalam negeri yannegeri yang dterapkan g dterapkan dalam dalam APBN. DAU APBN. DAU ini merupakan ini merupakan seluruhseluruh alokasi umum Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Kenaikan Dana Alokasi alokasi umum Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Kenaikan Dana Alokasi Umum akan sejalan dengan penyerahan dan pengalihan kewenangan Pemerintah Umum akan sejalan dengan penyerahan dan pengalihan kewenangan Pemerintah Pusat kepada Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

(10)

Jumlah Dana Alokasi Umum bagi semua Daerah Provinsi dan Jumlah dana Jumlah Dana Alokasi Umum bagi semua Daerah Provinsi dan Jumlah dana Alokasi Umum bagi semua Daerah Kabupaten/Kota masing-masing ditetapkan setiap Alokasi Umum bagi semua Daerah Kabupaten/Kota masing-masing ditetapkan setiap tahun dalam APBN. Dana Alokasi Umum untuk suatu Daerah Provinsi tertentu tahun dalam APBN. Dana Alokasi Umum untuk suatu Daerah Provinsi tertentu ditetapkan berdasarkan jumlah Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah provinsi ditetapkan berdasarkan jumlah Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah provinsi yang ditetapkan dalam APBN dikalikan dengan rasio bobot daerah provinsi yang yang ditetapkan dalam APBN dikalikan dengan rasio bobot daerah provinsi yang  bersangkutan,

 bersangkutan, terhadap terhadap jumlah jumlah bobot bobot seluruh seluruh provinsi. provinsi. Porsi Porsi Daerah Daerah Provinsi Provinsi iniini merupakan persentase bobot daerah provinsi yang bersangkutan terhadap jumlah merupakan persentase bobot daerah provinsi yang bersangkutan terhadap jumlah  bobot semua daerah provinsi di seluruh Indonesia.

 bobot semua daerah provinsi di seluruh Indonesia.

Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah Kabupaten/Kota tertentu ditetapkan Dana Alokasi Umum untuk suatu daerah Kabupaten/Kota tertentu ditetapkan  berdasarkan

 berdasarkan perkalian perkalian jumlah jumlah Dana Dana Alokasi Alokasi Umum Umum untuk untuk seluruh seluruh daerahdaerah Kabupaten/kota yang ditetapkan dalam APBN dengan porsi daerah Kabupaten/Kota Kabupaten/kota yang ditetapkan dalam APBN dengan porsi daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

yang bersangkutan.

Berdasarkan tentang dana perimbangan, maka kebutuhan wilayah otonomi Berdasarkan tentang dana perimbangan, maka kebutuhan wilayah otonomi daerah merupakan perkalian dari total pengeluaran daerah rata-rata dengan daerah merupakan perkalian dari total pengeluaran daerah rata-rata dengan  penjumlahan

 penjumlahan dari dari indeks: indeks: penduduk, penduduk, luas luas daerah, daerah, kemiskinan kemiskinan relatif relatif dan dan kenaikankenaikan harga setelah dikalikan dengan bobot masing-masing indeks.

harga setelah dikalikan dengan bobot masing-masing indeks. 1.

1. Indeks Penduduk +Indeks Penduduk + 2.

2. Indeks Luas Wilayah +Indeks Luas Wilayah + 3.

3. Indeks Kemiskinan Relatif +Indeks Kemiskinan Relatif + 4.

4. Indeks Harga.Indeks Harga.

Potensi ekonomi daerah dihitung berdasarkan perkiraan penjumlahan Potensi ekonomi daerah dihitung berdasarkan perkiraan penjumlahan  penerimaan daerah yang berasal dari PAD, Pajak

 penerimaan daerah yang berasal dari PAD, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea PerolehanBumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Sumber Daya Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam, yang dituliskan sebagai berikut:

Alam, yang dituliskan sebagai berikut:

PAD + PBB + BPHTB + BHSDA + PPH PAD + PBB + BPHTB + BHSDA + PPH

Bobot daerah adalah proporsi kebutuhan dana alokasi umum suatu daerah Bobot daerah adalah proporsi kebutuhan dana alokasi umum suatu daerah dengan total kebutuhan dana alokasi umum suatu daerah.

dengan total kebutuhan dana alokasi umum suatu daerah.

Hasil Perhitungan Dana Alokasi Umum untuk masing-masing Daerah ditetapkan Hasil Perhitungan Dana Alokasi Umum untuk masing-masing Daerah ditetapkan dengan Keputusan Presiden berdasarkan usulan Dewan Pertimbangan Otonomi dengan Keputusan Presiden berdasarkan usulan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

(11)

Hasil perhitungan Dana Alokasi Umum untuk masing-masing daerah Hasil perhitungan Dana Alokasi Umum untuk masing-masing daerah ditetapkan dengan keputusan Presiden berdasarkan usulan Dewan Pertimbangan ditetapkan dengan keputusan Presiden berdasarkan usulan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah.

Otonomi Daerah.

Usulan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah setelah mempertimbangkan Usulan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah setelah mempertimbangkan faktor penyeimbang. Faktor Penyeimbang adalah suatu mekanisme untuk faktor penyeimbang. Faktor Penyeimbang adalah suatu mekanisme untuk memperhitungkan dari kemungkinan penurunan kemampuan daerah dalam memperhitungkan dari kemungkinan penurunan kemampuan daerah dalam  pembiayaan

 pembiayaan beban beban pengeluaran pengeluaran yang yang akan akan menjadi menjadi tanggung tanggung jawab jawab daerah. daerah. UsulanUsulan Dewan Alokasi Umum untuk masing-masing daerah disampaikan oleh Dewan Dewan Alokasi Umum untuk masing-masing daerah disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Penyaluran Dana Alokasi Umum kepada Pertimbangan Otonomi Daerah. Penyaluran Dana Alokasi Umum kepada masing-masing kas daerah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan secara berkala.

masing kas daerah dilaksanakan oleh Menteri Keuangan secara berkala.

Pelaporan Penggunaan DAU Pelaporan Penggunaan DAU

Gubernur melaporkan penggunaan DAU untuk Provinsi setiap triwulan kepada Gubernur melaporkan penggunaan DAU untuk Provinsi setiap triwulan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, paling lambat satu bulan setelah Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, paling lambat satu bulan setelah  berakhirnya

 berakhirnya triwulan triwulan yang yang bersangkutan. bersangkutan. Ketentuan Ketentuan ini ini juga juga berlaku berlaku kepadakepada Bupati/Walikota dengan tambahan berupa tembusan pada Gubernur selaku Wakil Bupati/Walikota dengan tambahan berupa tembusan pada Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat di daerah.

Pemerintah Pusat di daerah.

DAU Dalam Masa Peralihan DAU Dalam Masa Peralihan

Dalam masa peralihan dengan berlakunya PP No. 104 tahun 2000, Dalam masa peralihan dengan berlakunya PP No. 104 tahun 2000,  pelaksanaan

 pelaksanaan alokasi alokasi Dana Dana Alokasi Alokasi Umum Umum disesuaikan disesuaikan dengan dengan proses proses penataanpenataan organisasi pemerintahan daerah dan proses pengalihan pegawai ke daerah. Dana organisasi pemerintahan daerah dan proses pengalihan pegawai ke daerah. Dana Alokasi Umum ini dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan jumlah Alokasi Umum ini dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan jumlah  pegawai

 pegawai yang yang telah telah sepenuhnya sepenuhnya menjadi menjadi beban beban daerah, daerah, baik baik pegawai pegawai yang yang telahtelah  berstatus sebagai

 berstatus sebagai pegawai pegawai pemerintah pusat pemerintah pusat yang yang dialihkan dialihkan menjadi menjadi pegawai pegawai daerah.daerah. Dalam hal pegawai pemerintah pusat yang telah ditetapkan untuk dialihkan kepada Dalam hal pegawai pemerintah pusat yang telah ditetapkan untuk dialihkan kepada daerah belum sepenuhnya menjadi beban daerah, pembayaran gaji pegawai tersebut daerah belum sepenuhnya menjadi beban daerah, pembayaran gaji pegawai tersebut diperhitungkan dengan Dana Alokasi Umum bagi daerah yang bersangkutan. Jangka diperhitungkan dengan Dana Alokasi Umum bagi daerah yang bersangkutan. Jangka waktu masa peralihan adalah sampai dengan semua pegawai pemerintah pusat yang waktu masa peralihan adalah sampai dengan semua pegawai pemerintah pusat yang telah ditetapkan untuk dialihkan kepada daerah telah sepenuhnya menjadi beban telah ditetapkan untuk dialihkan kepada daerah telah sepenuhnya menjadi beban daerah yang bersangkutan.

(12)

3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Pengertian dana alokasi khusus menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah dana Pengertian dana alokasi khusus menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus, termasuklah yang berasal dari dana reboisasi. membiayai kebutuhan khusus, termasuklah yang berasal dari dana reboisasi. Kebutuhan khusus yang dimaksud yaitu:

Kebutuhan khusus yang dimaksud yaitu: 1.

1. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumusKebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum, dan/atau

alokasi umum, dan/atau 2.

2. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional. Penerimaan negara yang berasal dari dana reboisasi sebesar 40 persen disediakan Penerimaan negara yang berasal dari dana reboisasi sebesar 40 persen disediakan kepada daerah penghasil sebagai DAK.

kepada daerah penghasil sebagai DAK. Dana

Dana Alokasi Alokasi Khusus Khusus (DAK) (DAK) digunakan digunakan untuk untuk membiayai membiayai investasiinvestasi  pengadaan

 pengadaan dan dan atau atau peningkatan peningkatan prasarana prasarana dan dan sarana sarana fisik fisik secara secara ekonomis ekonomis untukuntuk  jangka

 jangka panjang. panjang. Dalam Dalam keadaan keadaan tertentu, tertentu, Dana Dana Alokasi Alokasi Khusus Khusus dapat dapat membantumembantu  biaya

 biaya pengoperasian pengoperasian dan dan pemeliharaan pemeliharaan prasarana prasarana dan dan sarana sarana tertentu tertentu untuk untuk periodeperiode terbatas, tidak melebihi 3 (tiga) tahun.

terbatas, tidak melebihi 3 (tiga) tahun.

Bentuk Dana Alokasi Khusus Bentuk Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus dialokasikan kepada daerah tertentu berdasarkan Dana Alokasi Khusus dialokasikan kepada daerah tertentu berdasarkan usulan daerah yang berisi usulan-usulan kegiatan dan sumber-sumber pembiayaannya usulan daerah yang berisi usulan-usulan kegiatan dan sumber-sumber pembiayaannya yang diajukan kepada Menteri Teknis oleh daerah tersebut. Bentuknya dapat berupa yang diajukan kepada Menteri Teknis oleh daerah tersebut. Bentuknya dapat berupa rencana suatu proyek atau kegiatan tertentu atau dapat berbentuk dokumen program rencana suatu proyek atau kegiatan tertentu atau dapat berbentuk dokumen program rencana pengeluaran tahunan dan multi tahunan untuk sektor-sektor serta rencana pengeluaran tahunan dan multi tahunan untuk sektor-sektor serta sumber-sumber pembiayaannya.

sumber pembiayaannya.

Bentuk usulan daerah tersebut berpedoman pada kebijakan instansi teknik Bentuk usulan daerah tersebut berpedoman pada kebijakan instansi teknik terkait. Kecuali usulan tentang proyek/kegiatan reboisasi yang dibiayai dari bagian terkait. Kecuali usulan tentang proyek/kegiatan reboisasi yang dibiayai dari bagian dana reboisasi. Dalam sektor/kegiatan yang disusulkan oleh daerah termasuk dalam dana reboisasi. Dalam sektor/kegiatan yang disusulkan oleh daerah termasuk dalam kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan (tidak dapat diperkirakan secara umum kebutuhan yang tidak dapat diperhitungkan (tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus alokasi umum) maka daerah perlu membuktikan bahwa dengan menggunakan rumus alokasi umum) maka daerah perlu membuktikan bahwa daerah kurang mampu membiayai seluruh pengeluaran usulan kegiatan tersebut dari daerah kurang mampu membiayai seluruh pengeluaran usulan kegiatan tersebut dari Pendapatan Asli Daerah, Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bagian Pendapatan Asli Daerah, Bagian Daerah dari Pajak Bumi dan Bangunan, Bagian Daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Bagian Daerah dari Daerah dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Bagian Daerah dari Penerimaan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Pinjaman Daerah, dan Penerimaan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Pinjaman Daerah, dan

(13)

lain-Daerah. Daerah.

Pengalokasian Dana Alokasi Khusus kepada Daerah ditetapkan oleh Menteri Pengalokasian Dana Alokasi Khusus kepada Daerah ditetapkan oleh Menteri Keuangan Setelah memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Keuangan Setelah memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Menteri Teknis terkait dan Instansi yang membidangi perencanaan Daerah, Menteri Teknis terkait dan Instansi yang membidangi perencanaan  pembangunan nasional.

 pembangunan nasional.

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Penggunaan Dana Alokasi Khusus

Pengalaman praktis penggunaan DAK sebagai instrumen kebijakan Pengalaman praktis penggunaan DAK sebagai instrumen kebijakan misalnya:

misalnya: a)

a) Pertama, Pertama, dipakai dipakai dalam dalam kebijakan kebijakan trasfer trasfer fiscal fiscal untuk untuk mendorong mendorong suatusuatu kegiatan agar sungguh-sungguh dilaksanakan oleh daerah.

kegiatan agar sungguh-sungguh dilaksanakan oleh daerah.  b)

 b) Kedua, Kedua, penyediaan penyediaan biaya biaya pelayanan pelayanan dasar dasar (basic (basic services) services) oleh oleh daerahdaerah cenderung minimal atau dibawah standar. Dalam alokasi DAK tersebut Pusat cenderung minimal atau dibawah standar. Dalam alokasi DAK tersebut Pusat menghendaki adanya benefit spillover effect sehingga meningkatkan standar menghendaki adanya benefit spillover effect sehingga meningkatkan standar umum.

umum. c)

c) Ketiga, alokasi dana melalui DAK biasanya memerlukan kontribusi dana dariKetiga, alokasi dana melalui DAK biasanya memerlukan kontribusi dana dari daerah yang bersangkutan, semacam matching grant.

daerah yang bersangkutan, semacam matching grant.

Penyaluran Dana Alokasi Khusus Penyaluran Dana Alokasi Khusus

Ketentuan tentang penyaluran Dana Alokasi Khusus kepada Daerah Ketentuan tentang penyaluran Dana Alokasi Khusus kepada Daerah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Ketentuan pelaksanaan penyaluran Dana Alokasi ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Ketentuan pelaksanaan penyaluran Dana Alokasi Khusus ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu Keputusan Khusus ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penyaluran Dana Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sebagaimana telah diubah dengan Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 655/KMK.02/2000 tanggal 27 Desember 2001 keputusan Menteri Keuangan Nomor 655/KMK.02/2000 tanggal 27 Desember 2001 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553/KMK.03/2000 tentang Tata Cara Penyaluran Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

(14)

2.3

2.3 Prinsip Dana PerimbanganPrinsip Dana Perimbangan

a.

a. Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan DaerahPerimbangan keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah mencakup pembagian keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan secara proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan  potensi, kondisi, dan kebutuhan Daerah.

 potensi, kondisi, dan kebutuhan Daerah.  b.

 b. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan DaerahPerimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah. c.

c. Pemberian sumber keuangan Negara kepada Pemerintahan Daerah dalamPemberian sumber keuangan Negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.

keseimbangan fiskal. d.

d. Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan DaerahPerimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan  penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.  penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

(15)

No

No Jenis DanaJenis Dana Perimbangan Perimbangan Alokasi Dana Alokasi Dana Keterangan Keterangan Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat Daerah Daerah Provinsi

Provinsi Kota/Kota/ Kabupaten Kabupaten

Lain Lain

1

1 Dana Bagi HasilDana Bagi Hasil Bersumber dari Pajak danBersumber dari Pajak dan

sumber Daya Alam sumber Daya Alam .. Bersumber dariBersumber dari

pajak  pajak 

.. Pajak Bumi danPajak Bumi dan Bangunan ( PBB) Bangunan ( PBB) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 2 huruf a) ayat 2 huruf a) 10% dengan imbangan : 10% dengan imbangan : 65% dibagikan merata ke 65% dibagikan merata ke kabupaten dan kota kabupaten dan kota

35% dibagikan sebagai 35% dibagikan sebagai insentif kepada daerah insentif kepada daerah kabupaten dan kota yang kabupaten dan kota yang realisasinya tahun realisasinya tahun sebelumnya mencapai sebelumnya mencapai rencana penerimaan sektor rencana penerimaan sektor tertentu

tertentu

16% disalurkan ke 16% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum Daerah Provinsi Daerah Provinsi (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 2004 dalam pasal 12 ayat 2 huruf a) ayat 2 huruf a) 64,8% disalurkan ke 64,8% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum daerah Kabupaten daerah Kabupaten Kota Kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 12 12 ayat ayat 22 huruf b) huruf b) 9% untuk biaya 9% untuk biaya  pemungutan  pemungutan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 12 12 ayat ayat 22 huruf c)

huruf c)

Dana PBB total 90% untuk Dana PBB total 90% untuk daerah dan Pemerintah daerah dan Pemerintah 10%

10%

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 2 dan dalam pasal 12 ayat 2 dan 3)

3)

12 12

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 2004 dalam pasal 12 ayat 3)

3) .. Bea Bea PerolehanPerolehan

Hak atas Tanah Hak atas Tanah dan bangunan dan bangunan (BPHTB) (BPHTB) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 2 huruf b) ayat 2 huruf b) 20% dibagikan dengan 20% dibagikan dengan  porsi

 porsi sama sama besar besar untukuntuk seluruh kabupaten dan seluruh kabupaten dan kota

kota

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 2004 dalam pasal 12 ayat 5)

5)

16% disalurkan ke 16% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum Daerah Provinsi Daerah Provinsi (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 2004 dalam pasal 12 ayat 4 huruf a) ayat 4 huruf a) 64% disalurkan ke 64% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum daerah Kabupaten daerah Kabupaten Kota Kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 12 12 ayat ayat 44 huruf b)

huruf b)

Dana total BPHTB untuk Dana total BPHTB untuk Daerah sebesar 80% dan Daerah sebesar 80% dan Pemerintah 20%

Pemerintah 20%

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 4 dan dalam pasal 12 ayat 4 dan 5) 5) .. PajakPajak Penghasilan Penghasilan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 2 huruf c) ayat 2 huruf c) 80%

80% Untuk Untuk Pemerintah Pemerintah 40% 40% dari dari jumlah jumlah totaltotal 20%

20%

Misal : Dana PPh total Misal : Dana PPh total Rp.200.000.000,00 Rp.200.000.000,00 maka bagian Provinsi maka bagian Provinsi adalah

adalah

Rp.80.000.000,00 Rp.80.000.000,00 (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun

60% dari jumlah 60% dari jumlah total 20% total 20% Misal : Dana PPh Misal : Dana PPh total total Rp.200.000.000,00 Rp.200.000.000,00 maka bagian maka bagian Provinsi adalah Provinsi adalah Rp.120.000.000,00 Rp.120.000.000,00

Dana PPh untuk Daerah Dana PPh untuk Daerah adalah 20%

adalah 20%

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 13 ayat 1) dalam pasal 13 ayat 1)

Penyaluran dana PPh Penyaluran dana PPh dilakukan secara Triwulan. dilakukan secara Triwulan. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 13 ayat 4) dalam pasal 13 ayat 4)

(16)

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 2004 dalam pasal 12 ayat 3)

3) .. Bea Bea PerolehanPerolehan

Hak atas Tanah Hak atas Tanah dan bangunan dan bangunan (BPHTB) (BPHTB) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 2 huruf b) ayat 2 huruf b) 20% dibagikan dengan 20% dibagikan dengan  porsi

 porsi sama sama besar besar untukuntuk seluruh kabupaten dan seluruh kabupaten dan kota

kota

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 2004 dalam pasal 12 ayat 5)

5)

16% disalurkan ke 16% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum Daerah Provinsi Daerah Provinsi (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 2004 dalam pasal 12 ayat 4 huruf a) ayat 4 huruf a) 64% disalurkan ke 64% disalurkan ke rekening Kas Umum rekening Kas Umum daerah Kabupaten daerah Kabupaten Kota Kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 12 12 ayat ayat 44 huruf b)

huruf b)

Dana total BPHTB untuk Dana total BPHTB untuk Daerah sebesar 80% dan Daerah sebesar 80% dan Pemerintah 20%

Pemerintah 20%

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 12 ayat 4 dan dalam pasal 12 ayat 4 dan 5) 5) .. PajakPajak Penghasilan Penghasilan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 2 huruf c) ayat 2 huruf c) 80%

80% Untuk Untuk Pemerintah Pemerintah 40% 40% dari dari jumlah jumlah totaltotal 20%

20%

Misal : Dana PPh total Misal : Dana PPh total Rp.200.000.000,00 Rp.200.000.000,00 maka bagian Provinsi maka bagian Provinsi adalah

adalah

Rp.80.000.000,00 Rp.80.000.000,00 (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 13 2004 dalam pasal 13 ayat 3) ayat 3) 60% dari jumlah 60% dari jumlah total 20% total 20% Misal : Dana PPh Misal : Dana PPh total total Rp.200.000.000,00 Rp.200.000.000,00 maka bagian maka bagian Provinsi adalah Provinsi adalah Rp.120.000.000,00 Rp.120.000.000,00 (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam

Dana PPh untuk Daerah Dana PPh untuk Daerah adalah 20%

adalah 20%

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 13 ayat 1) dalam pasal 13 ayat 1)

Penyaluran dana PPh Penyaluran dana PPh dilakukan secara Triwulan. dilakukan secara Triwulan. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 13 ayat 4) dalam pasal 13 ayat 4)

13 13

 pasal 13 ayat 3)  pasal 13 ayat 3)

.. Bersumber SDABersumber SDA .. PenerimaanPenerimaan Kehutanan Kehutanan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 3 huruf a) ayat 3 huruf a) .. Iuran Iuran HakHak

Pengusahaan Pengusahaan Hutan (IHPH) Hutan (IHPH) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf a) huruf a) 20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf a)

a)

16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 15 2004 dalam pasal 15 ayat 1 huruf a) ayat 1 huruf a) 64 % Untuk 64 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 15 ayat 1  pasal 15 ayat 1 huruf b) huruf b)

.. Provisi Provisi SumberSumber Daya Hutan Daya Hutan

20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun

16 % Untuk Provinsi 16 % Untuk Provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota 32 % Di bagikan 32 % Di bagikan dengan porsi yang dengan porsi yang

(17)

.. Bersumber SDABersumber SDA .. PenerimaanPenerimaan Kehutanan Kehutanan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 11 Tahun 2004 pasal 11 ayat 3 huruf a) ayat 3 huruf a) .. Iuran Iuran HakHak

Pengusahaan Pengusahaan Hutan (IHPH) Hutan (IHPH) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf a) huruf a) 20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf a)

a)

16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 15 2004 dalam pasal 15 ayat 1 huruf a) ayat 1 huruf a) 64 % Untuk 64 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 15 ayat 1  pasal 15 ayat 1 huruf b) huruf b)

.. Provisi Provisi SumberSumber Daya Hutan Daya Hutan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf a) a) 16 % Untuk Provinsi 16 % Untuk Provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 15 2004 dalam pasal 15 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 32 % Di bagikan 32 % Di bagikan dengan porsi yang dengan porsi yang sama besar untuk sama besar untuk Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

14 14

huruf a)

huruf a) ayat 2 huruf a)ayat 2 huruf a) Tahun 2004 dalamTahun 2004 dalam  pasal 15 ayat 2  pasal 15 ayat 2 huruf b) huruf b) lainnya dalam lainnya dalam  provinsi yang  provinsi yang  bersangkutan  bersangkutan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 15 15 ayat ayat 22 huruf c) huruf c) .. ReboisasiReboisasi (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf b) huruf b) 60 % 60 % Untuk Pemerintah Untuk Pemerintah

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf b) b) 40 % Untuk kegiatan 40 % Untuk kegiatan rehabilitasi hutan rehabilitasi hutan dan lahan di dan lahan di kabupaten; kota kabupaten; kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 16 huruf b)  pasal 16 huruf b) 40 % 40 % Untuk Daerah Untuk Daerah

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 16 huruf b) dalam pasal 16 huruf b) 60 % 60 % Bagian Pemerintah Bagian Pemerintah digunakan untuk digunakan untuk

rehabilitasi hutan dan lahan rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional

secara nasional

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 16 huruf a) dalam pasal 16 huruf a)

(18)

huruf a)

huruf a) ayat 2 huruf a)ayat 2 huruf a) Tahun 2004 dalamTahun 2004 dalam  pasal 15 ayat 2  pasal 15 ayat 2 huruf b) huruf b) lainnya dalam lainnya dalam  provinsi yang  provinsi yang  bersangkutan  bersangkutan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 15 15 ayat ayat 22 huruf c) huruf c) .. ReboisasiReboisasi (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf b) huruf b) 60 % 60 % Untuk Pemerintah Untuk Pemerintah

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf b) b) 40 % Untuk kegiatan 40 % Untuk kegiatan rehabilitasi hutan rehabilitasi hutan dan lahan di dan lahan di kabupaten; kota kabupaten; kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 16 huruf b)  pasal 16 huruf b) 40 % 40 % Untuk Daerah Untuk Daerah

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 16 huruf b) dalam pasal 16 huruf b) 60 % 60 % Bagian Pemerintah Bagian Pemerintah digunakan untuk digunakan untuk

rehabilitasi hutan dan lahan rehabilitasi hutan dan lahan secara nasional

secara nasional

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 16 huruf a) dalam pasal 16 huruf a)

.. PenerimaanPenerimaan Pertambangan Pertambangan

20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun

80 % Untuk Daerah 80 % Untuk Daerah

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004

15 15 Umum Umum (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf c) huruf c)

2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf c)

c)

dalam pasal 14 huruf c) dalam pasal 14 huruf c)

.. Penerimaan IuranPenerimaan Iuran Tetap (

Tetap ( Land-rent  Land-rent )) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 17 Tahun 2004 pasal 17 ayat 1 huruf a) ayat 1 huruf a) 16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17 2004 dalam pasal 17 ayat 2 huruf a) ayat 2 huruf a) 64 % Untuk 64 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 17 ayat 2  pasal 17 ayat 2 huruf b) huruf b) .. Penerimaan IuranPenerimaan Iuran

Eksplorasi dan Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi Iuran Eksploitasi (( Royalty Royalty)) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 17 Tahun 2004 pasal 17 ayat 1 huruf b) ayat 1 huruf b) 16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17 2004 dalam pasal 17 ayat 3 huruf a) ayat 3 huruf a) 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 17 17 ayat ayat 33 huruf b) huruf b) 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota lainnya kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang dalam provinsi yang  bersangkutan  bersangkutan

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17bayat 3 dalam pasal 17bayat 3 huruf c)

huruf c)

(19)

Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf c)

huruf c)

.. Penerimaan IuranPenerimaan Iuran Tetap (

Tetap ( Land-rent  Land-rent )) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 17 Tahun 2004 pasal 17 ayat 1 huruf a) ayat 1 huruf a) 16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17 2004 dalam pasal 17 ayat 2 huruf a) ayat 2 huruf a) 64 % Untuk 64 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 17 ayat 2  pasal 17 ayat 2 huruf b) huruf b) .. Penerimaan IuranPenerimaan Iuran

Eksplorasi dan Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi Iuran Eksploitasi (( Royalty Royalty)) (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 17 Tahun 2004 pasal 17 ayat 1 huruf b) ayat 1 huruf b) 16 % Untuk provinsi 16 % Untuk provinsi yang bersangkutan yang bersangkutan (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17 2004 dalam pasal 17 ayat 3 huruf a) ayat 3 huruf a) 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil  penghasil (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 17 17 ayat ayat 33 huruf b) huruf b) 32 % Untuk 32 % Untuk kabupaten/kota lainnya kabupaten/kota lainnya dalam provinsi yang dalam provinsi yang  bersangkutan  bersangkutan

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 17bayat 3 dalam pasal 17bayat 3 huruf c) huruf c) .. PenerimaanPenerimaan perikanan perikanan (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 20 % Untuk Pemerintah 20 % Untuk Pemerintah Pusat Pusat

(UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun

80 % Untuk 80 % Untuk kabupaten/kota kabupaten/kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Penerimaan Perikanan Penerimaan Perikanan dibagikan dengan porsi dibagikan dengan porsi yang sama besar kepada yang sama besar kepada

16 16 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf d) huruf d)

2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf d) d) Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 14 huruf d)  pasal 14 huruf d) kabupaten/kota di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia Indonesia

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 18 ayat 2) dalam pasal 18 ayat 2) .. PenerimaanPenerimaan Pertambangan Pertambangan minyak Bumi minyak Bumi (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 14huruf e) 14huruf e) 84,5% untuk pemerintah. 84,5% untuk pemerintah. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf e angka 1) e angka 1) 3% untuk provinsi 3% untuk provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 19 angka 2 2004 pasal 19 angka 2 huruf a) huruf a) 6% untuk kabupaten 6% untuk kabupaten kota.

kota. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 22 huruf b) huruf b) 6% untuk 6% untuk kabupaten/kota lain kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dalam satu provinsi tersebut dibagikan tersebut dibagikan dengan porsi yang dengan porsi yang sama besar. sama besar. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 TahunTahun 2004 dalam pasal 19 2004 dalam pasal 19 angka 2 huruf c) angka 2 huruf c)

Dana total bagi hasil dari Dana total bagi hasil dari  pertambangan

 pertambangan minyakminyak  bumi

 bumi sebesar sebesar 15,5% 15,5% untukuntuk daerah.

daerah. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 huruf Tahun 2004 pasal 14 huruf e angka 2)

e angka 2)

Anggaran Anggaran  pendidikan

 pendidikan dasardasar dari pertambangan dari pertambangan minyak bumi. minyak bumi. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 TahunTahun 2004 pasal 20) 2004 pasal 20)

0,1 % untuk provinsi. 0,1 % untuk provinsi. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004dalam

2004dalam pasal pasal 2020 angka 2 huruf a) angka 2 huruf a) 0,2 untuk 0,2 untuk kabupaten/kota kabupaten/kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 20 20 angka angka 22 huruf b) huruf b) 0,2 untuk 0,2 untuk kabupaten/kota lain kabupaten/kota lain dakam satu provinsi dakam satu provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nompor 33 (UU Nompor 33 Tahun 2004 pasal 20 Tahun 2004 pasal 20 0,5 % anggaran pendidikan 0,5 % anggaran pendidikan dasar.

dasar. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 20 Tahun 2004 pasal 20 angka 1)

(20)

Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf d)

huruf d)

2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf d) d) Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal 14 huruf d)  pasal 14 huruf d) kabupaten/kota di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia Indonesia

(UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 18 ayat 2) dalam pasal 18 ayat 2) .. PenerimaanPenerimaan Pertambangan Pertambangan minyak Bumi minyak Bumi (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 14huruf e) 14huruf e) 84,5% untuk pemerintah. 84,5% untuk pemerintah. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf e angka 1) e angka 1) 3% untuk provinsi 3% untuk provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 19 angka 2 2004 pasal 19 angka 2 huruf a) huruf a) 6% untuk kabupaten 6% untuk kabupaten kota.

kota. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 22 huruf b) huruf b) 6% untuk 6% untuk kabupaten/kota lain kabupaten/kota lain dalam satu provinsi dalam satu provinsi tersebut dibagikan tersebut dibagikan dengan porsi yang dengan porsi yang sama besar. sama besar. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 TahunTahun 2004 dalam pasal 19 2004 dalam pasal 19 angka 2 huruf c) angka 2 huruf c)

Dana total bagi hasil dari Dana total bagi hasil dari  pertambangan

 pertambangan minyakminyak  bumi

 bumi sebesar sebesar 15,5% 15,5% untukuntuk daerah.

daerah. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 huruf Tahun 2004 pasal 14 huruf e angka 2)

e angka 2)

Anggaran Anggaran  pendidikan

 pendidikan dasardasar dari pertambangan dari pertambangan minyak bumi. minyak bumi. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 TahunTahun 2004 pasal 20) 2004 pasal 20)

0,1 % untuk provinsi. 0,1 % untuk provinsi. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004dalam

2004dalam pasal pasal 2020 angka 2 huruf a) angka 2 huruf a) 0,2 untuk 0,2 untuk kabupaten/kota kabupaten/kota (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 20 20 angka angka 22 huruf b) huruf b) 0,2 untuk 0,2 untuk kabupaten/kota lain kabupaten/kota lain dakam satu provinsi dakam satu provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nompor 33 (UU Nompor 33 Tahun 2004 pasal 20 Tahun 2004 pasal 20 angka 2 huruf c) angka 2 huruf c) 0,5 % anggaran pendidikan 0,5 % anggaran pendidikan dasar.

dasar. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 20 Tahun 2004 pasal 20 angka 1) angka 1) 17 17 .. PenerimaanPenerimaan Pertambangan Pertambangan gas Bumi gas Bumi.. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf f) huruf f) 69,5% untuk pemerintah. 69,5% untuk pemerintah. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf  f angka 1)  f angka 1) 6% untuk provinsi 6% untuk provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 19 angka 3 2004 pasal 19 angka 3 huruf a) huruf a) 12% untuk 12% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil.  penghasil. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 33 huruf b) huruf b) 12% untuk 12% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota lainnya dalam lainnya dalam  provinsi

 provinsi yangyang  bersangkutan

 bersangkutan

dibagikan dengan dibagikan dengan  porsi

 porsi yang yang samasama  besar.  besar. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 33 huruf c)

huruf c)

Dana bagi hasil Dana bagi hasil  pertambangan

 pertambangan gas gas bumibumi sebesar 30,5 % untuk sebesar 30,5 % untuk daerah.

daerah. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf f angka 2)

14 huruf f angka 2)

.. PertambanganPertambangan Panas Bumi Panas Bumi ((UU UU Nomor Nomor 3333 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14

20% untuk pemerintah 20% untuk pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf  g)

 g)

16% untuk provinsi. 16% untuk provinsi. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 21 angka 2 2004 pasal 21 angka 2 huruf a) huruf a) 32% kabupaten/kota. 32% kabupaten/kota. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 21angka 2 huruf b) 21angka 2 huruf b) 32% untuk 32% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota lainnya dalam satu lainnya dalam satu  provinsi yang  provinsi yang

80% untuk daerah. 80% untuk daerah. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 Tahun Tahun 20042004  pasal 14 huruf g)

(21)

.. PenerimaanPenerimaan Pertambangan Pertambangan gas Bumi gas Bumi.. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf f) huruf f) 69,5% untuk pemerintah. 69,5% untuk pemerintah. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf  f angka 1)  f angka 1) 6% untuk provinsi 6% untuk provinsi yang bersangkutan. yang bersangkutan. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 19 angka 3 2004 pasal 19 angka 3 huruf a) huruf a) 12% untuk 12% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota  penghasil.  penghasil. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 33 huruf b) huruf b) 12% untuk 12% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota lainnya dalam lainnya dalam  provinsi

 provinsi yangyang  bersangkutan

 bersangkutan

dibagikan dengan dibagikan dengan  porsi

 porsi yang yang samasama  besar.  besar. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam Tahun 2004 dalam  pasal

 pasal 19 19 angka angka 33 huruf c)

huruf c)

Dana bagi hasil Dana bagi hasil  pertambangan

 pertambangan gas gas bumibumi sebesar 30,5 % untuk sebesar 30,5 % untuk daerah.

daerah. (UU Nomor 33(UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf f angka 2)

14 huruf f angka 2)

.. PertambanganPertambangan Panas Bumi Panas Bumi ((UU UU Nomor Nomor 3333 Tahun 2004 pasal 14 Tahun 2004 pasal 14 huruf g) huruf g) 20% untuk pemerintah 20% untuk pemerintah (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 14 huruf 2004 dalam pasal 14 huruf  g)

 g)

16% untuk provinsi. 16% untuk provinsi. (UU Nomor 33 Tahun (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 21 angka 2 2004 pasal 21 angka 2 huruf a) huruf a) 32% kabupaten/kota. 32% kabupaten/kota. (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 21angka 2 huruf b) 21angka 2 huruf b) 32% untuk 32% untuk kabupaten/kota kabupaten/kota lainnya dalam satu lainnya dalam satu  provinsi yang  provinsi yang  bersangkutan.  bersangkutan. (UU(UU  Nomor 33 Tahun  Nomor 33 Tahun

80% untuk daerah. 80% untuk daerah. (UU(UU  Nomor

 Nomor 33 33 Tahun Tahun 20042004  pasal 14 huruf g)  pasal 14 huruf g) 18 18 2004 pasal 21 angka 2004 pasal 21 angka 2 huruf c) 2 huruf c) 2

2 Dana AlokasiDana Alokasi Umum Umum (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 27-37) 27-37)

Jumlah keseluruhan DAU Jumlah keseluruhan DAU sekurang-kurangnya 26% sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam dari Pendapatan Dalam  Negeri

 Negeri Neto Neto yangyang ditetapkan dalam APBN. ditetapkan dalam APBN. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 27 angka 1) dalam pasal 27 angka 1) 3

3 Dana AlokasiDana Alokasi Khusus Khusus (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 38-42) 38-42)

Besaran DAK ditetapkan Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN setiap tahun dalam APBN dan dialokasikan kepada dan dialokasikan kepada daerah tertentu untuk daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus. mendanai kegiatan khusus. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 38 dan 39 dalam pasal 38 dan 39 angka 1)

(22)

2004 pasal 21 angka 2004 pasal 21 angka 2 huruf c)

2 huruf c)

2

2 Dana AlokasiDana Alokasi Umum Umum (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 27-37) 27-37)

Jumlah keseluruhan DAU Jumlah keseluruhan DAU sekurang-kurangnya 26% sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam dari Pendapatan Dalam  Negeri

 Negeri Neto Neto yangyang ditetapkan dalam APBN. ditetapkan dalam APBN. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 27 angka 1) dalam pasal 27 angka 1) 3

3 Dana AlokasiDana Alokasi Khusus Khusus (UU Nomor 33 (UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal Tahun 2004 pasal 38-42) 38-42)

Besaran DAK ditetapkan Besaran DAK ditetapkan setiap tahun dalam APBN setiap tahun dalam APBN dan dialokasikan kepada dan dialokasikan kepada daerah tertentu untuk daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus. mendanai kegiatan khusus. (UU Nomor 33 Tahun 2004 (UU Nomor 33 Tahun 2004 dalam pasal 38 dan 39 dalam pasal 38 dan 39 angka 1) angka 1) 19 19 Ket : Ket : 1.

1. PBB adalahPBB adalah pajak pajak yang dipungut atasyang dipungut atas tanah tanah dandan bangunan bangunan karena adanyakarena adanya keuntungan keuntungan dan/atau kedudukan

dan/atau kedudukan sosialsosial ekonomiekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yangyang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.

mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya. 2.

2. BPHTB atau bea perolehan hak atas taBPHTB atau bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak yang dikenakannah dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atas perolehan perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya atau dimilikinya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang diperolehnya atau dimilikinya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang  perseorangan pribadi atau badan.

 perseorangan pribadi atau badan. 3.

3. Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,  perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan

 perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan  progresif, progresif,  proporsional,

(23)

Ket : Ket :

1.

1. PBB adalahPBB adalah pajak pajak yang dipungut atasyang dipungut atas tanah tanah dandan bangunan bangunan karena adanyakarena adanya keuntungan keuntungan dan/atau kedudukan

dan/atau kedudukan sosialsosial ekonomiekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yangyang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya.

mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat dari padanya. 2.

2. BPHTB atau bea perolehan hak atas taBPHTB atau bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak yang dikenakannah dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atas perolehan perolehan hak atas tanah dan bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya atau dimilikinya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang diperolehnya atau dimilikinya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang  perseorangan pribadi atau badan.

 perseorangan pribadi atau badan. 3.

3. Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,Pajak penghasilan adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,  perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan

 perusahaan atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan bisa diberlakukan  progresif, progresif,  proporsional,

 proporsional, atau atau regresif. regresif. 4.

4. Penerimaan dari sektor Kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran HakPenerimaan dari sektor Kehutanan yang berasal dari penerimaan Iuran Hak Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yang dihasilkan Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20% untuk dari wilayah daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 60% untuk daerah. Sedangkan penerimaan yang berasal dari Dana Pemerintah dan 60% untuk daerah. Sedangkan penerimaan yang berasal dari Dana Reboisasi dibagi dengan imbangan sebesar 60% untuk Pemerintah dan 40% untuk Reboisasi dibagi dengan imbangan sebesar 60% untuk Pemerintah dan 40% untuk daerah.

daerah. 5.

5. Dana Bagi Hasil dari penerimaan Pertambangan Umum yang dihasilkan dari wilayahDana Bagi Hasil dari penerimaan Pertambangan Umum yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 80% daerah yang bersangkutan dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 80% untuk daerah.

untuk daerah. 6.

6. Dana Bagi Hasil dari penerimaan perikanan yang diterima secara nasional dibagiDana Bagi Hasil dari penerimaan perikanan yang diterima secara nasional dibagi dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 80% untuk seluruh Kabupaten dan dengan imbangan 20% untuk Pemerintah dan 80% untuk seluruh Kabupaten dan Kota.

Kota. 7.

7. Penerimaan pertambangan minyak bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaanPenerimaan pertambangan minyak bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya alam pertambangan minyak bumi dari wilayah daerah yang negara dari sumber daya alam pertambangan minyak bumi dari wilayah daerah yang  bersangkutan

 bersangkutan setelah setelah dikurangi dikurangi komponen komponen pajak pajak dan dan pungutan pungutan lainnya lainnya dengandengan imbangan 84,5% untu Pemerintah dan 15,5% untuk daerah.

imbangan 84,5% untu Pemerintah dan 15,5% untuk daerah. 8.

8. Penerimaan pertambangan minyak bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaanPenerimaan pertambangan minyak bumi yang dibagikan ke daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya alam pertambangan minyak bumi dari wilayah daerah yang negara dari sumber daya alam pertambangan minyak bumi dari wilayah daerah yang  bersangkutan setelah

 bersangkutan setelah dikurangi komponen dikurangi komponen pajak dan pajak dan pungutan lainnya pungutan lainnya dibagi dengandibagi dengan imbangan 69,5% untuk Pemerintah dan 30,5% untuk daerah.

Referensi

Dokumen terkait

2). Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam

Since the essence of the conspiracy was to convince government officials of something that was not true — that climate science, lacking consensus, did not

· Borang Penilaian Program Literasi Maklumat : Post Test 2 ((OPR/PSAS/BR06/PT2/atas talian) bagi kelas Strategi Pencarian Maklumat (pelajar pascasiswazah baharu) Pembatalan

Penjelasan Dokumen Pengadaan dimulai sesuai dengan jadwal pada Sistem Pengadaan Secara Elektronik untuk Pekerjaan Perencanaan Peningkatan Ruas Jalan Puri-Sibung-Tangkum

[r]

[r]

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik ( SPSE ) pada alamat website LPSE : http://lpse.ponorogo.go.id.

ini untuk memecahkan masalah tersebut adalah model Problem Based Learning (PBL) melibatkankeaktifan siswa dalam bentuk kerja dalam tim karena memberikan kesempatan siswa