ABSTRAK
Berawal ketika Sopian dan teman-temannya sedang berkumpul di warung demplot, melintaslah korban Asep Erik dan teman-temannya terdengar salah satu teman Asep Erik menyebut kata “anjing”. Mendengar kata tersebut, teman Sopian melempari Asep Erik dan teman-temannya menggunakan batu sehingga terjadi pertengkaran mulut namun dapat dileraikan. Karena masih tersinggung terdakwa Sopian mengejar Asep Erik. Setelah berhasil mengejar terdakwa Sopian menghampiri Asep Erik yang berada diatas motor dan langsung mendorongnya hingga terjatuh kemudian dipukuli oleh teman-temannya sehingga Asep Erik mengalami luka. Terdakwa Sopian didakwa dengan Pasal 170 ayat (1) KUHP dan Pasal 351 ayat (1) Jo. Pasal 55 ayat (1). Namun dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sumedang berpendapat bahwa tindakan terdakwa adalah untuk melerai dan menyuruh korban untuk pergi. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sumedang menjatuhkan putusan bebas dan putusan tersebut dikuatkan oleh putusan Mahkamah Agung Nomor 883 K/Pid/2009 yang menolak kasasi Jaksa Penuntut Umum. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbuatan Sopian alias Moncos memenuhi unsur Pasal 170 KUHP atau tidak dan Putusan Mahkamah Agung telah sesuai atau tidak dengan Pasal 197 ayat (1) KUHAP.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, dengan mengumpulkan fakta-fakta baik dari bahan-bahan hukum primer maupun sekunder yang berkaitan dengan penerapan pasal-pasal yang berkenaan dengan pasal yang didakwakan dan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah analitis normatif kualitatif.