• Tidak ada hasil yang ditemukan

CHLOROPHYTA.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CHLOROPHYTA.docx"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

CHLOROPHYTA LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae yang diampu oleh Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd., Dr. Topik Hidayat, M.Si

oleh: Kelompok 6 Biologi A 2014 Emila Susheno 1401850 Karina Rachma 1401145 Nizhar Rismawan 1404283 Rima 1404937

Sulastri Eka Mardiah 1401949

Tri Indah Ramadina 1400049

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENDAHULUAN A. Judul

“Laporan Praktikum Chlorophyta”

B. Latar Belakang

Chlorophyceae (Ganggang hijau) adalah salah satu kelas dari ganggang yang sel-selnya bersifat eukariotin (materi inti dibungkus oleh membran inti), pigmen korofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga ganggang ini berwarna hijau. Pigmen lain yang dimiliki adalah Karoten dan Xantofil.

Ditinjau secara biologi, alga merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Sejauh ini pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain.

C. Landasan Teori 1. Ciri-Ciri Umum

Ciri-ciri umum Chlorophyta menurut Yudianto (23:1992), diantaranya : 1. Berwarna hijau, karena mengandung kloroplas (plastisida berpigmen

hijau) dengan butir-butir pirenoid di tengahnya. Pada beberapa genusnya memiliki bentuk kloroplas seperti bentuk spiral (Spirogyra), bentuk jala (Hydrodictyon), bentuk bintang (Zygnema), bentuk ladam (Ulothrix), dan nutiran klorofil yang tidak beraturan.

2. Memiliki butir-butir pirenoid yang berfungsi dalam fotosintesis untuk menghasilkan amilum (pati).

3. Bersifat eukarion atau memiliki dinding nukleus.

4. Tubuhnya ada yang bersel satu (Chlorella), berkoloni (volvox), dan bersel banyak membentuk benang (Spirogyra), berbentuk lembaran (Ulva), da nada yang serupa rumput (Chara)

(3)

2. Habitat

Chlorophyta banyak hidup diperairan tawar, laut, dan tempat-tempat lembab, bahkan banyak yang membentuk simbiosis dengan tumbuhan lain yaitu Lichenes. Yang hidup di perairan sebagai fitoplankton. (Yudianto, 1992).

3. Perkembang Biakan

Perkembangbiakan Chlorophyta menurut Yudianto (23:1992), diantaranya :

1. Golongan alga hijau bersel satu berkembangbiak secara vegetatif dengan membelah diri, sedangkan pada Chlorella dengan membentuk spora yang kemudian tumbuh menjadi alga baru. Perkembangbiakan generatifnya dengan konyugasi membentuk zigospora.

2. Golongan alga bersel banyak bentuk benang dan belum memiliki alat perkawinan, perkembangbiakan vegetatifnya dengan fragmentasi thallus. Perkembangbiakan generatifnya dengan konyugasi pula.

3. Golongan alga hijau tingkat tinggi, dalam satu thallus dihasilkan anterium (globul) dan oogonium (nukul), sehingga perkembangbiakan generatifnya adalah oogami. Perkembangbiakan generatifnya dengan fragmentasi thallus.

D. Tujuan

Tujuan diadakannya praktikum adalah sebagai berikut: 1. mengetahui ciri-ciri umum Chlorophyta;

2. dapat mengidentifikasi alga Chlorophyta; 3. dapat mengklasifikasi alga Chlorophyta;

(4)

METODE A. Pelaksanaan Praktikum

Hari/tanggal : Selasa, 15 September 2015 dan Selasa, 23 September 2015

Waktu : Pukul 08.40-11.20 WIB

Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA A UPI

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan untuk pengamatan divisi Chlorophyta adalah sebagai berikut.

1. Alat

Tabel E.1. Alat yang digunakan pada praktikum divisi Chlorophyta

No. Alat Jumlah

1. Mikroskop listrik 2 buah

2. Alat tulis 1 set

3. Kamera Handphone 1 buah 2. Bahan

Tabel E.2. Bahan yang diguanakan pada praktikum divisi Chlorophyta

No. Bahan Jumlah

1. Spesimen Awetan Cosmarium sp. 1 buah

2. Spesimen Awetan Euglena sp. 1 buah

3. Spesimen Awetan Chlamydomonas sp. 1 buah

4. Spesimen Awetan Chlorococcus sp. 1 buah

5. Spesimen Awetan Chlorella sp. 1 buah

6. Spesimen Awetan Volvox sp. 1 buah

7. Spesimen Awetan Hydrodictyon sp. 1 buah

8. Spesimen Awetan Closterium sp. 1 buah

9. Spesimen Awetan Chladophora sp. 1 buah

(5)

C. LangkahKerja

1. Spesimen pada preparat

11. Spesimen Awetan Zygnema sp. 1 buah

12. Spesimen Awetan Oedogonium sp. 1 buah

13. Spesimen Awetan Ulva lactuca 1 buah

14. Spesimen Awetan Bornetella nitida 1 buah

15. Spesimen Awetan Caulerpa taxifolia 1 buah

16. Spesimen Awetan Caulerpa cupressoides 1 buah 17. Spesimen Awetan Caulerpa racemosa var. globosa 1 buah

18. Spesimen Awetan Halimeda sp 1 buah

19. Spesimen Awetan Chaetomorpha sp 1 buah

20. Spesimen Awetan Codium fragile 1 buah

21. Spesimen Awetan Enteromorpha intestinalis 1 buah

22. Spesimen Awetan Enteromorpha linza 1 buah

23. Spesimen Awetan Udotea sp 1 buah

24. Spesimen Awetan Chara sp 1 buah

25. Spesimen Awetan Nitella sp 1 buah

26. Spesimen Awetan Valonia sp 1 buah

27. Spesimen Awetan Codium spongiosum 1 buah

Spesimen diletakkan pada meja objek mikroskop untuk diamati bagian-bagiannya Klasifikasi ordo ditentukan berdasarkan bagian-bagian yang dimiliki oleh spesimen. Informasi dicatat dalam buku catatan

dan didokumentasikan. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam tabel karakteristik dan Badan Dikotomi Konsep.

(6)

2. Spesimen awetan basah Awetan basah diamati oleh mata secara langsung tanpa mikroskop. Klasifikasi ordo ditentukan berdasarkan bagian-bagian yang dimiliki oleh spesimen. Informasi dicatat dalam buku catatan

dan didokumentasikan. Hasil pengamatan dituangkan ke dalam tabel karakteristik dan Badan Dikotomi Konsep.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tabel Pengamatan

Tabel A.1. Klasifikasi dan Perbandingan Spesimen Chlorophyta Mikroskopis

No. Klasifikasi Gambar Referensi Gambar Praktikum Gambar Sketsa

1. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Zygnematales Family : Zygnemataceae Genus : Zygnema

Gambar A.1. Zygnema sp. (Gunma, 2006)

Gambar A.2. Zygnema sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.3. Zygnema sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 2 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Zygnematales Family : Zygnemataceae Genus : Spirogyra

Gambar A.4. Spirogyra sp. (Tsukii, Y. 2004)

Gambar A.5. Spirogyra sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.6. Spirogyra sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(8)

3 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Zygnematales Family : Desmidiaceae Genus : Closterium

Gambar A.7. Closterium sp. (Fox, 2011)

Gambar A.8. Closterium sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.9. Closterium sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 4 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Cladophorales Family : Cladophoraceae Genus : Cladophora

Gambar A.10. Cladophora sp.

(Fisheries, 2011)

Gambar A.11. Cladophora sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.12. Cladophora sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(9)

5 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Chlorococcales Family : Chlorellaceae Genus : Chlorella

Gambar A.13. Chlorella sp. (RCL, 2013)

Gambar A.14. Chlorella sp.

(Dokumentasi kelompok 6, 2015) Gambar A.15. Chlorella sp.

Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 6 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Volovocales Family : Volvoceae Genus : Volvox

Gambar A.16. Volvox sp. (Batul, 2013)

Gambar A.17. Volvox sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.18. Volvox sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(10)

7. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Volovocales

Family : Chlamydomonadaceae Genus : Chlamydomonas

Gambar A.19. Chlamydomonas sp. (Kociolek, 2012)

Gambar A.20. Chlamydomonas sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.21. Chlamydomonas sp.

Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 8. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Zignematales Family : Desmidiaceae Genus : Cosmarium

Gambar A.22. Cosmarium sp. (Tsukii, 2005)

Gambar A.23. Cosmarium sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.24. Cosmarium sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(11)

9. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Euglenales Family : Euglenaceae Genus : Euglena

Gambar A.25. Euglena sp (Losi, 2008)

Gambar A.26. Euglena sp.

(Dokumentasi kelompok 6, 2015) Gambar A.27. Euglena sp

Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 10. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Chlorococcales Family : Hydrodictyaceae Genus : Hydrodictyon

Gambar A.28. Hydrodictyon sp. (Agua, 2009)

Gambar A.29. Hydrodictyon sp. (Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.30. Hydrodictyon sp. Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(12)

11. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Oedogoniales Family : Oedoniaceae Genus : Oedogonium

Gambar A.31. Oedogonium sp. (Tsukii, 2003)

Gambar A.32. Oedogonium sp.

(Dokumentasi kelompok 6, 2015) Gambar A.33. Oedogonium sp.

Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 12. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Chlorococcales Family : Hydrodictyaceae Genus : Chlorococcus

Gambar A.34. Chlorococcus sp. (Dioni, 2009)

Gambar A.35. Chlorococcus sp.

(Dokumentasi kelompok 6, 2015) Gambar A.36. Chlorococcus sp.

Perbesaran 400 (Gambar sketsa kelompok 6,

(13)

Tabel A.2. Hasil Identifikasi Chlorophyta Mikroskopis Berdasarkan Morfologi dan Anatominya No Spesies Habitus Bentuk sel / thallus Thallus bercabang Bentuk kloroplas Jumlah sel Alat gerak Bentuk

koloni Berkembang biak Ciri khas ada tidak

1 Cosmarium sp. Soliter Dua kali setengah lingkaran - √ Dua kali setengah lingkaran Uni-seluler - - Vegetatif (membelah diri)

Bentuk sel dua kali setengah

lingkaran

2 Euglena sp. Soliter Bulat

meman-jang

-

Bulat

Uni-seluler Flagel -

Membelah diri Memiliki satu flagel, bentuk sel

seperti sandal 3 Chlamydomonas sp. Soliter Oval - √ Bulat Uni-seluler 2 Flagel - Generatif (Konyugasi) Vegetatif (membelah diri) Sel thallusnya berbentuk oval dan memiliki 2 flagel 4 Chlorococcus sp. Soliter Bulat

- √ Tidak

beraturan

Uni-seluler - -

Membelah diri Selnya berbentuk bulat 5 Chlorella sp. Soliter Bola-bola

kecil -

Mang-kuk

Uni-seluler - -

Membelah diri dan membentuk spora

Kloroplasnya benbentuk

mangkuk

6 Volvox sp. Koloni Bola

- √ Bulat Uni-seluler 2 flagel Bola Generatif (Konyugasi) Vegetatif (membelah diri) Dapat membentuk koloni dan dapat bergerak memutar 7 Hydrodictyon sp. Koloni Persegi

panjang seperti balok - √ Jala Uni-seluler - Jala Vegetatif (Zoospora) Kloroplasnya bebentuk jala

(14)

8 Closterium sp. Soliter Seperti bulan sabit - √ Spiral Uni-seluler - -

Membelah diri Selnya Berbentuk bulan sabit 9 Chladophora sp. Koloni Seperti

benang √ - Jala Multi-seluler - - Vegetatif: Fragmentasi Generatif: Pembuahan sel (zigot) Memiliki percabanagan dikotom

10 Spirogyra sp. Koloni Berben-tuk pipih - √ Spiral Unisel-luler - benang Vegetatif: Fragmentasi Generatif: Konyugasi Kloroplas berbentuk spiral

11 Zygnema sp. Koloni Berben-tuk benang - √ Berben-tuk bintang 2 buah Unisel-luler -

benang Fragmentasi atau seksual (Konyugasi)

Kloroplas berbentuk bintang

12 Oedogonium sp. Koloni Berben-tuk benang - √ Jala Multi-seluler - benang Vegetatif membentuk zoospora (Fragmentasi) Generatif membentuk oospora (pembuahan sel telur) Oogonium yang mengembung

(15)

Tabel A.3. Klasifikasi dan Perbandingan Spesimen Chlorophyta Makroskopis

No Klasifikasi Gambar Referensi Gambar Praktikum Gambar Sketsa

1. Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Ulvales

Family : Ulvaceae Genus : Ulva

Species : Ulva lactuca Gambar A.37. Ulva lactuca (Krisp, 2011)

Gambar A.38. Ulva lactuca (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.39. Ulva lactuca (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 2 Division : Chlorophyta Class : Ulvophyceae Order : Dasycladales Family : Dasycladaceae Genus : Bornetella Species : Bornetella nitida

Gambar A.40. Bornetella nitida (Tseng, 1984)

Gambar A.41. Bornetella nitida (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.42. Bornetella nitida (Gambar sketsa kelompok 6,

(16)

3 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Siphonocladales Family : Valoniaceae Genus : Valonia Species : Valonia sp

Gambar A.43. Valonia sp. (Algas, 2013)

Gambar A.44. Valonia sp. (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.45. Valonia sp. (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 4 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Caulerpaceae Genus : Caulerpa

Species : Caulerpa taxifolia Gambar A.46. Caulerpa taxifolia (Meinesz, 1993)

Gambar A.47. Caulerpa taxifolia (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.48. Caulerpa taxifolia (Gambar sketsa kelompok 6,

(17)

5 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Caulerpaceae Genus : Caulerpa Species : Caulerpa

Cupressoides Gambar A.49. Caulerpa cupressoides (Prateph, 2009)

Gambar A.50. Caulerpa cupressoides (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.51. Caulerpa cupressoides (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 6 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Caulerpaceae Genus : Caulerpa Species : Caulerpa racemosa var. globosa

Gambar A.52. Caulerpa racemosa var. globosa

(Fernandez, 2009)

Gambar A.53. Caulerpa racemosa var. globosa (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.54. Caulerpa racemosa var. globosa (Gambar sketsa kelompok 6,

(18)

7 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Caulerpales Family : Udoteaceae Genus : Halimeda

Species : Halimeda sp Gambar A.55. Halimeda sp (Tan, 2009)

Gambar A.56. Halimeda sp (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.57. Halimeda sp (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 8 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Chaetophorales Family : Chaetophoraceae Genus : Chaetomorpha

Species : Chaetomorpha sp Gambar A.58. Chaetomorpha sp (Cai, 2007)

Gambar A.59. Chaetomorpha sp (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.60. Chaetomorpha sp (Gambar sketsa kelompok 6,

(19)

9 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Codiaceae Genus : Codium Species : Codium Spongiosum

Gambar A.61. Codium

spongiosum (Turnbull, 2013)

Gambar A.62. Codium spongiosum (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.63. Codium spongiosum

(Gambar sketsa kelompok 6, 2015) 10 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Codiaceae Genus : Codium

Species : Codium fragile

Gambar A.64. Codium fragile

(Olenin, 2005)

Gambar A.65. Codium fragile (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.66. Codium fragile (Gambar sketsa kelompok 6,

(20)

11 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Ulotrichales Family : Ulvaceae Genus : Enteromorpha Species : Enteromorpha Intestinalis

Gambar A.67. Enteromorpha

intestinalis (Anonim, 2008)

Gambar A.68. Enteromorpha intestinalis

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.69. Enteromorpha intestinalis

(Gambar sketsa kelompok 6, 2015) 12 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Ulotrichales Family : Ulvaceae Genus : Enteromorpha Species : Enteromorpha Linza

Gambar A.70. Enteromorpha

linza (Jones, 2008)

Gambar A.71. Enteromorpha linza

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.72. Enteromorpha linza

(Gambar sketsa kelompok 6, 2015) 13 Division : Chlorophyta Class : Bryopsidophyceae Order : Bryopsidales Family : Udoteaceae Genus : Udotea Species : Udotea sp

Gambar A.73. Udotea sp

(Anonim, 2010)

Gambar A.74. Udotea sp (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.75. Udotea sp (Gambar sketsa kelompok 6,

(21)

14 Division : Chlorophyta Class : Chlorophyceae Order : Charales Family : Characeae Genus : Chara

Species : Chara sp Gambar A.76. Chara sp. (Rsrvr, 2012)

Gambar A.77. Chara sp. (Dokumentasi kelompok 6,

2015)

Gambar A.78. Chara sp. (Gambar sketsa kelompok 6,

2015) 15 Division : Chlorophyta Class : Charophyceae Order : Charales Family : Characeae Genus : Nitella

Species : Nitella sp. Gambar A.79. Nitellasp.

(Anonim, 2010) Gambar A.80. Nitella sp.

(Dokumentasi kelompok 6, 2015)

Gambar A.81. Nitella sp. (Gambar sketsa kelompok 6,

(22)

Tabel A.4. Hasil Identifikasi Chlorophyta Makroskopis Berdasarkan Morfologi dan Anatominya

No Spesies Bentuk

Thallus

Thallus

berongga Percabangan Arah

Tumbuh Kemiripan

Kandungan

zat kapur Habitat Ciri Khas Ya Tidak Dikotom Tidak

1. Ulva lactuca Lembaran

pipih - √ - √

Horizontal Selada bokor

- Air Laut Bentuk thallusnya lembaran tipis 2. Bornetella nitida Kantung √ - - √ Horizontal Seperti ketimun - Air Laut Thallusnya berbentuk lonjong menggelembung 3. Valonia sp Kantung √ - - √ Horizontal Seperti balon - Air Laut

Bentuk thallus bulat menggelembung 4. Caulerpa taxifolia Silindris - √ - √ Vertikal dan Horizontal Phylloid seperti bulu ayam - Air Laut Bentuk phylloid memanjang seperti

bulu ayam yang bersekat 5. Caulerpa Cupressoides Silindris - √ - √ Vertikal dan Horizontal Phylloid bersisik seperti cemara - Air Laut Bentuk phylloid bersisik seperti cemara 6. Caulerpa racemosa var. globosa Silindris - √ - √ Vertikal dan Horizontal Phylloid seperti anggur - Air Laut Bentuk phylloid bulat banyak seperti

anggur 7. Halimeda sp Pipih - √ √ - Horizontal Phylloid seperti bunga kipas √ Air Laut Mengandung zat kapur 8. Chaetomorpha sp Gilig dan beruas - √ - √ Horizontal Seperti rambut - Air Laut Thallusnya beruas

(23)

9. Codium spongiosum Bulat √ - - √ Horizontal Seperti spons - Air Laut Bentuknya seperti spons berongga 10. Codium fragile Gilig

√ - √ - Horizontal Seperti rumput - Air Laut Tekstur mudah rapuh 11. Enteromorpha intestinalis Pipih

- √ - √ Holizontal Seperti usus - Air

Laut Thallus berbentuk seperti usus 12. Enteromorpha linza Pipih

- √ - √ Horizontal Seperti pita - Air

Laut

Bentuk thallus seperti pita

13. Udotea sp Lembaran

tebal - √ - √

Horizontal Seperti kipas

- Air Laut Bentuk thallusnya lembaran tebal seperti kipas 14. Chara sp Benang beruas dan berbuku - √ - √ Vertikal Seperti rumput - Air Tawar Letak globul di bawah ketiak cabang dan beruas 15. Nitella sp Silindris

- √ - √ Vertikal Seperti

rumput -

Air Tawar

Letak globul di atas ketiak cabang

(24)

Bagan Dikotomi Konsep Chlolorophyta Mikroskopis (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12) Multiseluler (9, 11) Uniseluler (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12) Thallus bercabang ada

Cladophora Thallus bercabang Tidak ada Oedogonium Koloni (6, 7, 10, 12) Soliter (1, 2, 3, 4, 5, 8) Alat gerak 2 flagel Volvox Alat gerak Tidak 2 flagel (7, 10, 12) Bentuk kloroplas seperti bintang Zygnema Bentuk kloroplas

tidak seperti bintang (7, 10) Hydrodictyon Spirogyra s Bentuk koloni Jala Bentuk koloni Tidak jala

Bentuk sel oval Chlamydomonas Bentuk sel tidak oval

(1, 2, 4, 5, 8) Alat gerak flagel

Euglena

Alat gerak tidak flagel (1, 4, 5, 8)

Bentuk kloroplas dua Kali setengah lingkaran

Cosmarium Bentuk kloroplas tidak dua

Kali setengah lingkaran (4, 5, 8)

Bentuk kloroplas tidak spiral (4, 5)

Bentuk kloroplas spiral Closterium Bentuk kloroplas mangkuk

Chlorella

Bentuk kloroplas tidak mangkuk Chlorococcus 2b b 2a 4a 4b 5a 5b 8a 8b 9b 9a 13a 13b 17b 17a 18b 18a 14b 21b 14a 21a 24a 24b

(25)

Thallus berbentuk lembaran (13, 25)

Berongga (14, 15, 21, 22)

Thallus tidak bulat (21, 22)

Tidak berongga

(13, 16, 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27) Percabangan tidak dikotom

(13, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 26, 27) Percabangan dikotom Thallus bulat (14, 15) Seperti timun Seperti balon Bornetella sp Valonia sp

Memiliki zat kapur Halimeda sp Air tawar (26, 27) Air laut (13, 16, 17, 18, 20, 23, 24, 25) Globul di bawah ketiak cabang Globul di atas ketiak cabang Nitella sp Chara sp Arah tumbuh horizontal-vertikal (16, 17, 18) Arah tumbuh horizontal (13, 20, 23, 24, 25) Seperti spons Tekstur rapuh Codium spongiosum Codium fragile Phylloid seperti

anggur Phylloid tidak seperti anggur

(16, 17) Caulerpa racemosa var.globusa Phylloid seperti sisik Phylloid seperti bulu ayam Caulerpa cupressoide s Caulerpa taxifolia Thallus beruas Chaetomorpha sp Thallus tidak beruas

(13, 23, 24, 25)

Thallus tidak berbentuk lembaran (23, 24)

Seperti selada bokor

Seperti bunga kipas

Ulva lactuca Udotea sp

Seperti intestin Seperti pita

Enteromorpha intestinalis Enteromorpha linza Makroskopis (13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27) 15a b 20b 3a 3b 6a 6b 7a 7b 10a 10b 11a 11b 12b 12a 15b b 16a 16b 19a 19b b 20a 23b 23a 22a 22b 25a 25b 26a 26b

(26)
(27)

Kunci Determinasi Chlorophyta 1a Mikroskopis...2 1b Makroskopis...3 2a Multiseluler...4 2b Uniseluler...5 3a Berongga…...6 3b Tidak berongga...7 4a Thallus bercabang ada...Cladophora 4b Thallus bercabang tidak ada...Oedogonium 5a Koloni...8 5b Soliter...9 6a Thallus bulat...10 6b Thallus tidak bulat...11 7a Percabangan tidak dikotom...12 7b Percabangan dikotom...Halimeda sp. 8a Alat gerak tidak 2 flagel...13 8b Alat gerak 2 flagel...Volvox 9a Bentuk sel tidak oval...14 9b Bentuk sel oval...Chlamydomonas 10a Seperti timun...Bornetella sp. 10b Sepeti balon...Valonia sp. 11a Seperti spons...Cosium spongiosum 11b Tekstur rapuh...Codium fragile 12a Air laut...15 12b Air tawar...16 13a Bentuk kloroplas tidak seperti bintang...17 13b Bentuk kloroplas seperti bintang...Zygnema 14a Alat gerak flagel...Euglena 14b Alat gerak tidak flagel...18 15a Arah tumbuh horizontal...19 15b Arah tumbuh horizontal-vertikal...20

(28)

16a Globul diatas ketiak cabang...Nitella sp. 16b Globul dibawah ketiak cabang...Chara sp. 17a Bentuk koloni tidak jala...Spirogyra 17b Bentuk koloni jala...Hydrodictyon 18a Bentuk kloroplas tidak dua kali setengah lingkaran...21 18b Bentuk kloroplas dua kali setengah lingkaran...Cosmarium 19a Thallus tidak beruas...22 19b Thallus beruas...Chaeromorpha sp. 20a Phylloid seperti anggur...Caulerpa racemosa var. globusa 20b Phylloid tidak seperti anggur...23 21a Bentuk kloroplas tidak spiral...24 21b Bentuk kloroplas spiral...Closterium 22a Thallus berbentuk lembaran...25 22b Thallus tidak berbentuk lembaran...26 23a Phylloid seperti sisik...Caulerpa cupressoides 23b Phylloid seperti bulu ayam...Caulerpa taxifolia 24a Bentuk kloroplas mangkuk...Chlorella 24b Bentuk kloroplas tidak mangkuk...Chlorococcus 25a Seperti salada bokor...Ulva lactuca 25b Seperti bunga kipas...Udotea sp. 26a Seperti intestin...Enteromorpha intestinalis 26b Seperti pita...Enteromorpha linza

(29)

B. Pembahasan

1. Zygnema

Berdasarkan hasil pengamatan, Zygnema memiliki bentuk sel seperti benang, dan kloroplasnya berbentuk 2 buah bintang. Termasuk ke dalam organisme uniseluler. Habitusnya berkoloni. Berkembang biak secara fragmentasi atau seksual dengan konyugasi. Ciri khas dari genus ini adalah kloroplasnya berbentuk bintang. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Sudrajat (2013), bahwa Zygnema masuk pada genus Chlorophyceae bentuk benang. Zygnema merupakan alga hijau berbentuk benang bersekat yang mampu menghasilkan zygospora sebagai hasil dari plasmogami atau konyugasi. Zygnema termasuk uniseluler dan memiliki kloroplas berbentuk dua bintang. Hidup secara koloni dan belum memiliki alat kelamin. Spesies ini dapat berkembang biak dengan cara generatif atau seksual. Spesies ini hidup di air tawar atau payau.

2. Spirogyra

Berdasarkan hasil pengamatan, Spirogyra memiliki bentuk sel pipih, bentuk kloroplasnya spiral. Termasuk ke dalam organisme uniseluler. Habitusnya berkoloni. Berkembang biak secara vegetatif dengan cara membelah diri dan generatif dengan cara konyugasi. Ciri khas dari genus ini adalah kloroplasnya berbentuk seperti benang. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Yudianto (1992) bahwa Spirogyra berbentuk seperti benang bersekat dan tidak bercabang. Memiliki kloroplas terpilin seperti spiral dan lapisan lendir. Alga ini belum memiliki alat kelamin. Perkembang biakannya secara vegetatif dan Genereatif. Vegetatif dengan fragmentasi thallusnya dan Generatif dengan konyugasi yang menghasilkan zigospora. Zigospora dapat tumbuh menjadi benang baru. spesies ini dapat ditemukan di perairan yang jernih dan benangnya licin jika diraba. Spirogyra merupakan fitoplankton sebagai makanan ikan, merupakan produsen primer, dan sebagai penghasil enzin glikosidase.

(30)

3. Closterium

Berdasarkan hasil pengamatan, Closterium memiliki bentuk sel seperti bulan sabit, dan kloroplasnya berbentuk spiral. Habitusnya soliter. Termasuk ke dalam organisme uniseluler. Berkembang biak dengan membelah diri. Ciri khas dari genus ini adalah bentuk kloroplasnya menyerupai bentuk bulan sabit. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Sekimotoha (1990), bahwa Closterium berkembang biak dengan cara aseksual secara pembelahan biner dari sel induk dipartisi dan seksual secara konjugasi. Genus ini termasuk ke dalam organisme uniseluler. Alga ini mampu membentuk dua jenis zygospores diploid aktif. Beberapa populasi membentuk zygospores dalam klon tunggal sel (homothallic), sedangkan yang lain membentuk zygospores antara klon yang berbeda dari sel (heterothallic). Closterium bisa digunakan untuk membersihkan limbah nuklir yang terlarut dalam air.

4. Cladophora

Berdasarkan hasil pengamatan, Cladophora memiliki bentuk sel seperti benang, terdapat thallus bercabang, bentuk kloroplasnya jala, termasuk organisme multiseluler, habitusnya koloni, berkembang biak secara vegetatif dengan cara fragmentasi dan generatif dengan cara peleburan dua gamet menjadi zigot, dan ciri khas dari alga ini adalah memiliki percabangan dikotom. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Yudianto (1992) bahwa Cladophora sp. merupakan alga hijau berupa benang bersekat-sekat yang memiliki percabangan mirip menggarpu (dikotom). Struktur selnya mengandung kloroplas berbentuk jala. Perkembabiakan dengan cara seksual (menghasilkan zigot) dan aseksual (fragmentasi dan akinet).

5. Chlorella

Berdasarkan hasil pengamatan, Chlorella memiliki bentuk sel seperti bola-bola kecil. Termasuk organisme uniseluler. Habitusnya adalah soliter. Kloroplasnya berbentuk seperti mangkuk. Berkembang biak dengan cara membelah diri atau membentuk spora. Genus ini mempunyai

(31)

ciri khas kloroplas berbentuk menyerupai mangkuk. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Yudianto (1992), bahwa Chlorella merupakan spesies bersel satu seperti bola-bola kecil dengan kloroplas yang berbentuk seperti mangkuk dan berukuran mikroskopis. Berkembang biak secara vegetatif dengan membelah diri, dan juga dengan pembentukan spora. Spesies ini memiliki banyak pigmen hijau (klorofil) yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses fotosintesis. Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar tetapi. Chlorella digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.

6. Volvox

Berdasarkan hasil pengamatan, Volvox memiliki bentuk sel seperti bola. Termasuk organisme uniseluler. Habitusnya adalah koloni. Kloroplasnya berbentuk bulat. Memiliki alat gerak berupa 2 buah flagel. Perkembangbiakannya secara generatif dengan konyugasi dan vegetatif dengan membelah diri. Ciri khas dari genus ini adalah dapat membentuk koloni dan bergerak dengan cara memutar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yudianto (1992), bahwa Volvox merupakan spesies yang memiliki alat gerak berupa 2 flagel yang hidup berkoloni dan koloninya berbentuk bola. Setiap individu Volvox membentuk rangkaian benang sitoplasma antara satu dengan yang lainnya di permukaan koloni bola tersebut. Di bagian permukaan koloni dibentuk pula alat kelamin yang berupa: Antheredium, yang terbentuk dari dua individu yang akan menghasilkan spermatozoid dan oogonium yang terbentuk dari dua individu yang akan menghasilakn ovum. perkembangbiakan dilakukan dengan jalan membentuk koloni anak, yang terbentuk dari perkembangan zigot. Spesies ini dapat ditemukan di kolam, selokan dan bahkan genangan air dangkal.

7. Chlamydomonas

Berdasarkan hasil pengamatan, Chlamydomonas memiliki bentuk sel oval, dan bentuk kloroplasnya bulat. Termasuk organisme uniseluler.

(32)

Habitusnya adalah soliter. Memiliki alat gerak berupa 2 buah flagel. Perkembangbiakannya secara generatif dengan konyugasi atau vegetatif dengan membelah diri. Ciri khas pada genus ini adalah sel thallusnya berbentuk oval dan memiliki alat gerak berupa 2 buah flagel. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Kandly (2010), bahwa Chlamydomonas adalah chlorophyta bersel tunggal mikroskopik yang terdapat dalam air tawar yang tergenang. Sel tunggalnya berbentuk bulat telur atau kadang-kadang berbentuk buah pear dan dibungkus dengan selulosa tipis. Chlamydomonas memiliki cara perkembangbiakan aseksual dan seksual (Erga, 2010). Chlamydomonas digunakan sebagai model organisme untuk biologi molekular, terutama pembelajaran pergerakan flagellar dan dinamika kloroplas, biogenesis, dan genetika.

8. Cosmarium

Berdasarkan hasil pengamatan, Cosmarium memiliki bentuk sel dan bentuk kloroplas adalah dua kali setengah lingkaran. Termasuk organisme uniseluler. Habitusnya adalah soliter. Perkembangbiakannya secara vegetatif dengan cara membelah diri. Ciri khas dari genus ini adalah memiliki bentuk sel dua kali setengah lingkaran. Hal tersebut didukung dengan pernyataan Surakusumah (2015), bahwa Cosmarium selnya berbentuk dua kali setengah lingkaran. Ditengah-tengah sel terdapat satu inti. Kloroplas mengikuti bentuk sel. Hidup di air tawar.

9. Euglena

Berdasarkan hasil pengamatan, Euglena memiliki bentuk sel bulat memanjang, bentuk kloroplas bulat, termasuk organisme uniseluler, habitusnya adalah soliter, bergerak dengan menggunakan flagel, perkembangbiakannya dengan membelah diri, dan ciki khas yang dimiliki oleh Euglena adalah memiliki satu flagel dan bentuknya yang bulat memanjang seperti sendal. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Yudianto (1992) bahwa Euglenan sp. merupakan organisme yang dapat bergerak bebas dengan flagelnya. Organisme ini memiliki klorofil sehingga digolongkan ke dalam kelas Chlorophyta.

(33)

Perkembangbiakannya dengan membelah diri dan biasanya ditemukan di air kolam yang tenang. Organisme ini digunakan sebagai indikator polusi air tawar/sungai.

10. Hydrodictyon

Berdasarkan hasil pengamatan, Hydrodictyon memiliki bentuk sel seperti balok persegi panjang, habitusnya adalah koloni, bentuk kloroplasnya jala, termasuk organisme uniseluler, perkembangbiakannya secara vegetatif dengan menghasilkan zoospora, dan ciri khas dari organisme ini adalah kloroplasnya berbentuk jala. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari Yudianto (1992) bahwa Hydrodictyon sp. merupakan alga hijau koloni seperti jaring, hidup di air tawar. Alga ini tergolong mikroskopik, koloni anaknya berupa gelembung panjang 1-2 cm dapat dilihat dari mata, sering terdapat disawah. Setiap sel nya mengandung kloroplas berbentuk jala juga. Perkembangbiakan seksualnya dengan peleburan (fusi) dua gamet menjadi zigot membentuk zoospora secara meiosis, lalu berkembang menjadi koloni anak.

11. Oedogonium

Berdasarkan hasil pengamatan, habitus Oedogonium sp. adalah koloni, bentuk selnya berbentuk benang, kloroplas berbentuk jala, termasuk alga multiseluler, koloninya berbentuk benang, perkembangbiakan secara vegetatif membentuk zoospora dan secara generatif membentuk oospora, serta ciri khas dari alga ini adalah oogonium yan menggembung. Hal tersebut didukung dengan adanyan pernyataan dari Yudianto (1992), bahwa Oedogonium sp adalah alga hijau berupa benang yang sudah memiliki alat kelamin (oogonium dan antheridium), oogonium berupa sel yang menggembung menghasilkan sel telur dan antheridium berupa sel-sel memipih kecil sebanyak 4 deretan sel, kloroplasnya berbentuk jala, perkembangbiakan secara vegetatif dengan cara membentuk zoospora, dan pembiakan generatif dengan cara pembuahan sel telur.

(34)

12. Chlorococcus

Berdasarkan hasil pengamatan, habitus Chlorococcus adalah soliter. Selnya berbentuk bulat dan kloroplasnya berbentuk tidak beraturan. Termasuk ke dalam organisme uniseluler. Berkembang biak dengan cara membelah diri. Ciri khas dari Chlorococcus adalah memiliki sel berbentuk bulat. Hal tersebut di dukung dengan adanya pernyataan dari Yudianto (1992), bahwa Chlorococcus tubuhnya bersel satu, memiliki membran inti, banyak mengandung klorofil. Berkembang biak dengan membelah diri, yang didahului oleh pembelahan inti secara mitosis, kemudian diikuti pembentukkan sekat dan akhirnya pemisahan sekat, dari satu sel membelah menjadi dua sel.

13. Ulva lactuca

Berdasarkan hasil pengamatan, Ulva lactuca memiliki bentuk thallus berupa lembaran pipih, arah pertumbuhannya horizontal, bentuk nya mirip dengan salada bokor atau kipas tipis, biasanya melekat pada batuan yang berda dipantai, dan ciri khasnya berupa bentuk thallusnya berupa lembaran tipis seperti salada bokor. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Yunandarandar (2012) bahwa Ulva lactuca terdapat di dasar pantai berbatu atau pasir. Bentuk thallus menyerupai kipas pipih, bentuk lembaran yang tipis, dan menempel pada batu atau tanah. Anatominya memiliki klorofil untuk berfotosintesis menghasilkan protein dan amilum. Ulva lactuca adalah sebagai sumber makanan yang sehat bagi manusia. Serta sering digunakan sebagai kosmetik tradisional untuk masker (Pradana, 2011).

14. Bornetella nitida

Berdasarkan hasil pengamatan, Bornetella nitida thallusnya berbentuk kantung dan berongga. Arah tumbuhnya horizontal. Tumbuhan ini menyerupai ketimun. Habitatnya di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah thallusnya berbentuk lonjong menggelembung. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan menurut Yudianto (1992), bahwa Bornetella nitida merupakan alga hijau yang makroskopik. Bornetella

(35)

memiliki bentuk thallus yang menggelembung seperti mentimun yang berisi cairan dan memiliki kulit pelindung yang tebal. Spesies ini memiliki thallus yang berongga. Arah tumbuhnya horizontal. Spesies ini biasa ditemukan di zona pasang surut, melekat pada batuan atau karang yang diselimuti pasir tipis.

15. Valonia sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Valonia sp. Memiliki thallus yang berbentuk kantung dan berongga. Arah tumbuhnya yaitu horizontal. Tumbuhan ini phylloidnya menyerupai balon. Habitat di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah bentuk thallusnya bulat menggelembung. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Susanto (2008), bahwa Valonia sp merupakan alga hijau yang makroskopik. memiliki bentuk thallus menyerupai balon yang bergelembung berisi cairan hampir sama dengan Bornetella sp, namun Valonia sp ini memiliki kulit pelindung yang tipis dan transparan, melekat pada substrat dengan holdfast berbentuk cakram pelekat, tidak bercabang. Memiliki thallus yang berongga dengan arah tumbuh horizontal. Habitatnya banyak ditemukan di zona pasang surut atau daerah interdal. Hidupnya menempel pada batu karang atau pecahan karang (Maulana, 2008)

16. Caulerpa taxifolia

Berdasarkan hasil pengamatan, Caulerpa taxifolia thallusnya berbentuk silindris. Arah tumbuhnya yaitu vertikal dan horizontal. Tumbuhan ini phylloidnya menyerupai bulu ayam. Habitat di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah bentuk pylloidnya berbentuk memanjang seperti bulu ayam yang bersekat. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Sridanti (2013), bahwa Caulerpa taxifolia merupakan alga hijau yang memiliki bentuk thallus silindris dan tidak berongga. Alga ini tidak bercabang. Memiliki phylloid yang menyerupai bulu ayam dan memiliki arah tumbuh horizontal dan vertikal. Alga ini juga melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoidnya. Spesies ini hidup di laut, ditemukan di zona pasang surut hingga zona subtidal, merupakan alga

(36)

yang mengisi ekosistem padang, tinggi mencapai sekitar 10-15 cm, dan bisa tumbuh pada substrat pasir maupun pada batu karang. Pada umumnya ikan tidak memakan alga ini karena mengandung racun.

17. Caulerpa cuppressoides

Berdasarkan hasil pengamatan, Caulerpa cupressoides bentuk thallusnya silindris. Arah tumbuhnya vertikal dan horizontal. Phylloidnya bersisik seperti daun cemara. Habitatnya di air laut. Ciri khas dari tumbuhan ini adalah phylloidnya bersisik seperti daun cemara. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan menrut Surakusumah (2015), bahwa Caulerpa cuppressoides merupakan alga hijau yang memiliki bagian tubuh tumbuh ke arah mendatar disebut thallus horizontal dank kea rah tegak disebut thallus vertikal. Alga ini melekat pada substrat menggunakan rhizoidnya. Tumbuhan ini memiliki banyak kandungan vitamin C (Nurfitri, 2015).

18. Caulerpa racemosa var. globosa

Berdasarkan hasil pengamatan, Caulerpa racemosa memiliki bentuk thallus silindris. Arah tumbuhnya vertikal dan horizontal. Phylloid tumbuhan ini menyerupai anggur. Habitatnya di air laut. Ciri khas dari tumbuhan ini adalah phylloidnya bulat banyak seperti anggur. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Agardh (2011), bahwa C. racemosa adalah tumbuhan yang terdiri dari sejumlah cabang yang dihubungkan dengan stolon yang bertumpu ke substrat berpasir dengan rhizoid. C. racemosa memiliki banyak sisi tunas bola atau bulat telur bercabang yang menjadikan tumbuhan ini sering disebut anggur laut. Tumbuhan ini memiliki kloroplas yang mengandung klorofil bebas yang dapat berpindah dari setiap bagian organisme ke yang lain dan ada hubungan dengan protein berserat yang membantu pergerakan organel (ASI, 1996).

19. Halimeda sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Halimeda sp. bentuk thallusnya pipih tidak berongga. Percabangannya dikotom. Arah tumbuhnya

(37)

horizontal. Tumbuhan ini adalah tumbuhan yang mengandung zat kapur. Phylloidnya seperti bunga kipas. Habitatnya di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah memiliki kandungan zat kapur. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Novita (2013), bahwa Halimeda sp merupakan alga hijau makroskopik yang memiliki bentuk thallus pipih dan tidak berongga. Memliki percabangan dikotomis dan juga memiliki kandungan zat kapur yang mempunyai manfaat ekologi sebagai penyaringan sedimen, penstabil siklus nutrient dan sebagai habitat dari beberapa jenis crustacea. Arah tumbuh speies ini horizontal dan memiliki phylloid menyerupai bunga kipas. Habitat dari spesies ini yaitu di laut. 20. Chaetomorpha sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Chaetomorpha sp. Bentuk thallusnya gilig beruas. Arah tumbuhnya horizontal. Tumbuhan ini terlihat seperti rambut. Habitatnya di air laut. Ciri khasnya adalah thallusnya beruas. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari NCBI (2007), bahwa Chaetomorpha dikenal sebagai spaghetti alga atau rambut alga hijau. Tumbuhan ini adalah alga makrokopis yang sangat baik dijadikan sebagai tempat perlindungan. Setiap selnya tumbuh dari ujung ke ujung, helaiannya kaku, tumbuh dalam rumpun berserabut. Manfaat tumbuhan ini adalah dapat menyerap nitrat dan fosfat keluar dari air untuk kelangsungan hidup.

21. Codium Spongiosum

Berdasarkan hasil pengamatan, Codium spongiosum memiliki bentuk thallus bulat dan berongga. Arah tumbuhnya horizontal. Terllihat sperti spons. Habitatnya di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah menyerupai spons yang berongga. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Burrows (1991), bahwa Codium spongiosum memiliki dua bentuk thallus yaitu tegak dan merunduk. Cabang membentuk struktur spons. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat yang menderita cacingan seperti anthelmintik dan vermifuges (Pradana, 2011).

(38)

22. Codium fragile

Berdasarkan hasil pengamatan, Codium fragile bentuk thallusnya gilig, berongga, serta percabangannya dikotom. Arah tumbuhnya horizontal. Tumbuhan ini terlihat seperti rumput. Habitatnya di air laut. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah teksturnya mudah rapuh. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Kam (2001), bahwa Codium fragile adalah alga yang berwarna hijau gelap bertubuh silindris dengan diameter 0,5 hingga1cm dan cabangnya dapat setebal pensil. Dan Tyson (1996) menyatakan bahwa spesies ini hidup di zona intertidal, spesies ini hanya berkembang biak dengan gametofit, sel telur dan sperma ditemukan di tempat terpisah yang disebut gametangia. Spesies ini dimanfaatkan oleh industri budaya laut sebagai fitoplankton bagi hewan invertebrata.

23. Enteromorpha intestinalis

Berdasarkan hasil pengamatan, Enteromorpha intestinalis memiliki bentuk thallus pipih, arah tumbuhnya horizontal, bentuknya terlihat seperti usus. Habitat di air laut. Ciri khas dari tumbuhan ini bentuknya seperti usus karena panjang tidak beraturan. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Guiry (2002), bahwa Enteromorpha intestinalis adalah rumput laut yang terang hijau mencolok. Daun biasanya bercabang dan berbentuk tabung yang tumbuh dari dasar cakram kecil. Gerusan Enteromorpha intestinalis dapat digunakan sebagai obat bisul, pendaharan dihidung (mimisan) dan pemeliharaan kulit (Pradana, 2011).

24. Enteromorpha linza

Berdasarkan hasil pengamatan, Enteromorpha linza memiliki bentuk thallus pipih, arah pertumbuhannya horizontal, betuknya seperti pita. Dapat kita temukan di air laut, dan memiliki ciri khasnya yaitu bentuk thallus nya seperti pita. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Marine (2013), bahwa Enteromorpha linza seperti pita. Thallusnya lancip, bercabang dan memiliki batas berjumbai. Lebar thallus lebih besar di tengah daripada di dasar dan dapat mencapai 5cm. Berwarna hijau gelap bercahaya.

(39)

25. Udotea sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Udotea sp. memiliki bentuk thallus berupa lembaran tebal. Arah tumbuhnya horizontal. Terlihat seperti kipas. Habitatnya di air laut. Ciri khas dari tumbuhan ini adalah memiliki thallus berupa lembaran tebal seperti kipas. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Ali (2010), bahwa Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar, mempunyai thallus berbentuk lembaran dan tidak membentuk segmen-segmen yang jelas. Bentuknya menyerupai kipas yang berlipat-lipat berwarna hijau pada bagian permukaan.

26. Chara sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Chara sp memiliki bentuk thallus benang beruas dan berbuku. Arah tumbuhnya vertikal. Tumbuhan ini menyerupai rumput. Habitatnya di air tawar. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah globul terletak di bawah ketiak percabangan dan cabangnya beruas. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Yudianto (1992) bahwa Chara sp. tubuhnya beruas-ruas dan berbuku-buku yang bercabang-cabang pula. Anteridium berbentuk bulat dan oogoniumnya berbentuk lonjong mirip buah nanas. Pada alga ini globulnya dibawah ketiak cabang dan nukul berada di atas cabang. alga ini juga berkembangbiak dengan menghasilkan zigospora.

27. Nitella sp.

Berdasarkan hasil pengamatan, Nitella sp memiliki bentuk thallusnya silindris. Arah tumbuhnya vertikal. Tumbuhan ini menyerupai rumput. Habitatnya di air tawar. Ciri khas pada tumbuhan ini adalah globul terletak di atas ketiak percabangan. Hal tersebut didukung dengan adanya pernyataan dari Yudianto (1992) bahwa Nitella sp. tubuhnya beruas-ruas dan berbuku-buku yang bercabang-cabang pula. Anteridium berbentuk bulat dan oogoniumnya berbentuk lonjong mirip buah nanas. Letak globul pada laga ini berda di atas ketiak cabang, sedangkan nukul

(40)

sebaliknya. Tumbuhan ini berkembangbiak dengan menghasilkan zigospora.

C. Nilai-nilai

1. Nilai Religi

Dengan mengamati Chlrophyta, membuat kita lebih dekat dengan Allah karena telah melihat ayat-ayat yang berupa ciptaan-Nya. Dengan ke-Maha Besarannya Ia ciptakan makhluk yang kecil sampai yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang namun bisa memproduksi makanannya sendiri seperti tumbuhan yang diciptakan besar.

2. Nilai Praktis

Enteromorpha intestinalis merupakan rumput laut yang digunakan sebagai kosmetika tradisional seperti untuk masker, lotion penyegar dan pengobatan sunstroke. Untuk bisul, pendarahan hidung (mimisan) dan pemeliharaan kulit digunakan gerusan Enteromorpha intestinalis. Air rebusan Enteromorpha intestinaies digunakan pula untuk penyakit gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) dan penyakit urinari.

3. Nilai sosial-politik

Pada Clorophyta telah kita temukan bahwa adanya alga yang soliter, berkoloni, dan yang lebih maju lagi adalah yang multi seluler. Itu menunjukkan bahwa kita sebagai makhluk haruslah bersosialisasi. Alga yang soliter lebih rendah disbanding yang koloni dan lebih rendah dari yang multiseluler. Alga yang berkoloni belum ada pengorganisasian tentang tanggung jawab kerja, sedangkan pada alga multiseluler sudah ada pengorganisasian yaitu bagian mana yang berfungsi sebagai alat reproduksi dan bagian lainnya yang bertugas lain.

4. Nilai intelektual

Kemungkinan Chlorophyta adalah makhluk perintis di muka bumi, karena dapat berfotosintesis dan menyediakan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk makhluk yang lainnya.

(41)

5. Nilai pendidikan

Chlorophyta yang berbentuk benang pipih dan bergerak melambai di perairan pantai menginspirasi para decorator untuk mendekor ruangan dengan pita yang tertiup angin.

6. Nilai sosial-budaya

Pada dasarnya manusia selain dilahirkan sebagai khalifah di muka bumi, juga sebagai makhluk sosial artinya, kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Hal ini tercermin pada cara hidup beberapa genus dari chlorophyta yang hidup berkoloni seingga dapat membentuk alat-alat kelamin untuk berkembang biak (Volvox) sehingga bisa bertahan hidup. Jika kita berkaca dari fenomena cara hidup chlorophyta diatas, sudah sepantasnyalah kita sebagai makhluk sosial tidak menutup diri dari lingkungan dan mau bekerjasama dengan orang lain agar kita dapat lebih mudah dalam menyelesaikan masalah, ataupun manfaat dari kita bekerja sama dapat menghasilkan sesuatu yg baru menurut inovasi-inovasi yang dimiliki.

D. Kesimpulan

 Chlorophyta memiliki ciri-ciri umum yaitu berwarna hijau karena mengandung kloroplas, selnya sudah eukariotik, bentuk kloroplasnya bermacam-macam ada yang berbentuk spiral, jala, bintang, ladam, dan butiran. Tubuhnya ada yang bersel satu, berkoloni, bersel banyak membentuk benang, berbentuk lembaran, dan ada yang serupa rumput. Berkembang biak secara vegetatif, aseksual, dan seksual. Chlorophyta banyak hidup diperairan tawar, laut, dan tempat-tempat lembap.

Berdasarkan pengamatan Euglena dan Chlamydomonas memiliki habitus soliter, bentuk kloroplas bulat, jumlah selnya uniseluler, pada Euglena bentuk sel atau thallusnya bulat memanjang sedangkan Chlamydomonas memiliki bentuk oval, alat gerak pada Euglena dan Chlamydomonas berupa flagel hanya saja pada Chlamydomonas memiliki dua flagel, serta pada Euglena berkembang biak dengan cara vegetatif, sedangkan pada

(42)

Chlamydomonas berkembang biak secara vegetatif/generatif dengan konyugasi. Chladopora dan Oedogonium memiliki habitus koloni, bentuk sel atau thallusnya seperti benang, kloroplas berbentuk jala, selnya multiseluler, berkembang biak secara vegetatif dengan fragmentasi atau generatif dengan konyugasi, Chladopora memiliki cabang pada thallus namun tidak memiliki bentuk koloni, sedangkan Oedogonium thallusnya tidak bercabang dan memiliki bentuk koloni serupa benang. Cosmarium, Chlorococcus, Chlorella, dan Closterium memiliki habitus soliter, uniseluler, bentuk thallus dan bentuk kloroplas pada Cosmarium dua kali setengah lingkaran, bentuk thallus Chlorococcus dan Chlorella bulat, sedangkan bentuk kloroplasnya tidak beraturan dan seperti mangkuk, bentuk thallus Closterium seperti bulan sabit sedangkan kloroplasnya berbentuk jala, serta ketigannya berkembang biak secara vegetatif atau generatif hanya saja pada Chlorella dapat dengan membentuk spora. Volvox, Spirogyra, dan Zygnema habitusnya koloni, thallusnya tidak bercabang, uniseluler, berkembang biak secara vegetatif/generatif, tidak mempunyai alat gerak kecuali pada Volvox dengan dua flagel, bentuk thallus dan koloni pada Volvox mirip bola, sedangkan pada Spirogyra dan Zygnema bentuk thallusnya pipih dan serupa benang, namun keduanya memiliki bentuk koloni seperti benang, bentuk kloroplas Volvox bulat, Spirogyra spiral, Zygnema dua buah bintang, ketiganya berkembang biak secara vegetatif/generatif. Sedangkan Hydrodictyon habitusnya koloni, betuk thallusnya seperti balok, thallusnya tidak bercabang, bentuk kloroplas dan koloninya berupa jala, uniseluler, serta berkembang biak secara vegetatif dengan zoospora.

 Tumbuhan-tumbuhan tersebut diklasifikasikan berdasarkan ordo nya yaitu ada yang termasuk kedalam ordo volvocales seperti Chlamydomonas dan Volvox. Zygnematales yaitu Spirogyra, Zygnema, Cosmarium, dan Closterium. Chlorococcales yaitu Chlorococcus, Hydrodictyon dan Chlorella. Ordo Euglenales yaitu Euglena. Chladophorales yaitu Chladophora. Serta Oedogonalis yaitu Oedogonium.

(43)

Dalam Chlorophyta makro terdapat ordo bryopsidales yaitu Caulerpa taxifolia, Caulerpa cupressoides, Caulerpa racemosa var. globosa, Codium spongiosum, Codium fragile, dan Udotea sp. Ulotrichales seperti Entemorpha intestinalis dan Entemorpha linza. Charales yaitu Chara sp dan Nitella sp. Ordo ulvales yaitu Ulva lactuca. Dasycladales yaitu Bornetella nitida. Siphonocladales yaitu Valonia sp. Caulerpales yaitu Halimeda sp. Serta chaetophorales yaitu Chaetomorpha sp.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Agardh. (2011). Caulerpa racemosa. [online]. Tersedia: http://species-identification.org/species.php?species_group=caribbean_diving_guide&m enuentry=soorten&id=489&tab=beschrijving [25 September 2015]

Ali, Ashgar. 2010. Constributionto the AlgaFlora (Chlorophyta)offresh waters of Distryc swat. N.W.F.P., Pakistan.Vol 42 no.5. Department of Botany, G.P.G. Jahanzeb College Saidu Sharif Swa.7 November 2011.

Aquarium Systems Inc. (1996). The Cell Biology of the Bryopsidales. [online[. Tersedia: http://www.angelfire.com/ri/skibizniz/bryopsidales.html [25 September 2015]

Erga, Kandly. (2010). About Chlamydomonas. [online]. Tersedia : http://www.ergakandly.com/2010/12/chlamidomonas.html. [17 September 2015]

E. M. Burrows (1991). Seaweeds of the British Isles. Volume 2. Chlorophyta. London: Natural History Museum. ISBN 0-565-00981-8.

F. Guiry. (2002). Enteromorpha intestinalis. [online]. Tersedia: http://eol.org/pages/966848/details [26 September 2015]

Kam Ph. 2001.Codium fragile the Race Rocks taxonomy. [online]. Tersedia: http://www.racerocks.com/racerock/eco/taxalab/philipk.htm [24 September 2015]

Maulana, Susanto. (2008). DESKRIPSI ALGA MAKRO DI TAMAN WISATA

ALAM BATUPUTIH, KOTA BITUNG. [online]. Tersedia:

ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JIS/article/view/210 [23 September 2015] Marine, L. (2013). Enteromorpha Linza. [online]. Tersedia:

http://eol.org/pages/966847/details [26 September 2015]

NCBI. (2007). Chaetomorpha. "NCBI taxonomy resources". National Center for Biotechnology Information. Retrieved 2007-03-19

Novita. (2013). Analisis Kepadatan Makroalga Halimeda sp. [online] tersedia : http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read

(45)

&id=--novanitadi8633&PHPSESSID=4c66fe2b86848161919da 36c3e320170 [23 September 2015]

Nurfitri. (2015). Spesies Alga Hijau. [online]. Tersedia: http://dokumen.tips/documents/spesies-alga-hijau.html [25 September 2015]

Pradana, Y.Y. (2011). RUMPUT LAUT SEBAGAI OBAT. [online]. Tersedia: http://www.iptek .net .id/ind/pd_alga/?mnu=2 [26 September 2015]

Sekimoto H. (1990). Biochemical and physiological properties of a protein inducing protoplast release during conjugation in theClosterium peracerosum-strigosum-littorale complex. Planta 182 (3): 348– 54. doi:10.1007/BF02411384. PMID 24197184

Sridianti. (2013). Ciri-ciri Chlorophyta Alga Hijau. [online] Tersedia : http://www.sridianti.com/ciri-ciri-chlorophyta-alga-hijau.html [23 September 2015]

Sudrajat. (2013). Charophyceae. [Online] Tersedia:

https://www.academia.edu/9122596/Jurnal_Chlorophyta (16 September 2015).

Surakusumah, W. Yudianto, S.A. (2015). PENUNTUN PRAKTIKUM BOTANI CRYPTOGAMAE. Bandung. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Tyson K. 1996. Codium fragile. [online]. Tersedia:

http://www.mbari.org/~conn/botany/greens/kathy/INDEX.HTM [24 September 2015]

Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae (Sistematik Tumbuhan Rendah). Bandung:Tarsito.

Yunandarandar. 2012. Ulva lavtuca.[online]. Tersedia:

https://www.scribd.com/doc/115933657/ULVA-LACTUCA. [22 September 2015].

(46)

DAFTAR GAMBAR

Gambar A.1. Zygnema sp.

Gunma, O. (2006). Zygnema. [online]. Tersedia:

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Chlorophyta/Zygnema/index. html [15 September 2015].

Gambar A.2. Zygnema sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.3. Zygnema sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.4 Spirogyra sp.

Tsukii, Y. (2004). Spirogyra. [online]. Tersedia: http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Chlorophyta/Spirogyra/group _D/sp_04.html [15 September 2015].

Gambar A.5 Spirogyra sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.6 Spirogyra sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.7. Closterium sp.

Fox, F. (2011). Closterium. [online]. Tersedia:

http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Chlorophyta/Spirogyra/group _D/sp_04.html [15 September 2015].

Gambar A.8. Closterium sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.9. Closterium sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.10. Cladophora sp.

Fisheries. (2011). World Register Of Marine Species. [online]. Tersedia: http://www.marinespecies.org/photogallery.php?album=770&pic= 40218 [15 September 2015].

(47)

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.12. Cladophora sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.13. Chlorella sp.

LCR. (2013). What Are Algae?. [online]. Tersedia: http://www.algae.info/Algaecomplete.aspx [15 September 2015]. Gambar A.14. Chlorella sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.15. Chlorella sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.16. Volvox sp.

Batul, A. (2013). Found A Volvox Fidgeting On My Slide. [online]. Tersedia: https://worldundermicroscope.wordpress.com/ [15 September 2015].

Gambar A.17. Volvox sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.18. Volvox sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A. 19. Chlamydomonas sp.

Kociolek. (2012). Chlamydomonas. [online]. Tersedia: http://dbmuseblade.colorado.edu/DiatomTwo/sbsac_site/species.ph p?g=Chlamydomonas&s=ambigua [15 September 2015].

Gambar A. 20. Chlamydomonas sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A. 21. Chlamydomonas sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.22. Cosmarium sp.

Tsukii, Y. (2005). Cosmarium. [online]. Tersedia: http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/Images/Chlorophyta/Cosmarium/Eud ysphinctium/sp_02.html [15 September 2015].

(48)

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.24. Cosmarium sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.25 Euglena sp.

Losi, M. (2008). Euglena. [online]. Tersedia:

https://sq.wikipedia.org/wiki/Skeda:Euglena.jpg [15 September 2015].

Gambar A.26 Euglena sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.27 Euglena sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.28. Hydrodictyon sp.

Agua, P. (2009). Magia En Hydrodictyon. [online]. Tersedia: https://www.flickr.com/photos/microagua/3654846926 [15 September 2015].

Gambar A.29. Hydrodictyon sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.30. Hydrodictyon sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [ 15 September 2015]. Gambar A.31. Oedogonium sp.

Tsukii, Y. (2003). Oedogonium. [online]. Tersedia: http://protist.i.hosei.ac.jp/pdb/images/Chlorophyta/Oedogonium/sp _4/sp_02.html [15 September 2015].

Gambar A.32. Oedogonium sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.33. Oedogonium sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [ 15 September 2015]. Gambar A.34. Chlorococcus sp.

Dioni, W. (2009). Thriving In The Rain. [online]. Tersedia: http://www.microscopyuk.org.uk/index.html?http://www.microsco py-uk.org.uk./mag/artjul09/wd-rain.html [15 September 2015].

(49)

Gambar A.35. Chlorococcus sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015 [15 September 2015]. Gambar A.36. Chlorococcus sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015 [ 15 September 2015]. Gambar A.37. Ulva lactuca

Krisp, H. 2011. File:Meersalat-Ulva-lactuca . [online]. Tersedia:

https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Meersalat-Ulva-lactuca.jpg. [23 September 2015]. Gambar A.38. Ulva lactuca

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.39. Ulva lactuca

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.40. Bornetella nitida

Tseng, C.K. 1984. Biota Taiwanica. [online]. Tersedia: http://taibif.tw/nbrpp/algae.php?select=Bornetella+nitida. [23 September 2015].

Gambar A.41. Bornetella nitida

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.42. Bornetella nitida

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.43. Valonia sp

Algas. 2013. Algas. [online]. Tersedia:

http://blog.reefstudio.es/category/algas/. [24 September 2015]. Gambar A.44. Valonia sp

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.45. Valonia sp

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.46. Caulerpa taxifolia

Meinesz, A. 1993. Caulerpa taxifolia. [online]. Tersedia: http://www.hawaii.edu/reefalgae/invasive_algae/chloro/caulerpa_ta xifolia.htm. [24 September 2015].

(50)

Gambar A.47. Caulerpa taxifolia

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.48. Caulerpa taxifolia

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.49. Caulerpa cupressoides

Prateph, Anchana. 2009. Caulerpa cupressoides in situ. [online]. Tersedia: http://biogeodb.stri.si.edu/bioinformatics/dfm/metas/view/31176. [23 September 2015].

Gambar A.50. Caulerpa cupressoides

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.51. Caulerpa cupressoides

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.52. Caulerpa racemosa var. globosa

Fernandez, Cindy. 2009. Caulerpa rasemosa in situ. [online]. Tersedia: http://biogeodb.stri.si.edu/bioinformatics/dfm/metas/view/31012. [23 September 2015].

Gambar A.53. Caulerpa racemosa var. globosa

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.54. Caulerpa racemosa var. globosa

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.55. Halimeda sp.

Tan, Ria. 2009. Halimeda sp. [online]. Tersedia: https://www.flickr.com/photos/wildsingapore/4000851714. [23 September 2015].

Gambar A.56. Halimeda sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.57. Halimeda sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.58. Chaetomorpha sp.

(51)

Cai, Yixiong. 2007. Chaetomorpha sp. [online]. Tersedia: https://www.flickr.com/photos/tiomanese/1293245669. [23 September 2015].

Gambar A.59. Chaetomorpha sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.60. Chaetomorpha sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.61. Codium spongiosum

Turnbull, John. 2013. Green spongeweed. [online]. Tersedia: https://www.flickr.com/photos/johnwturnbull/10751532145. [23 September 2015].

Gambar A.62. Codium spongiosum

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.63. Codium spongiosum

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.64. Codium fragile

Olenin, Sergej. 2005. Codium fragile (Suringar). [online]. Tersedia: http://www.corpi.ku.lt/nemo/codium.html. [23 September 2015]. Gambar A.65. Codium fragile

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.66. Codium fragile

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.67. Enteromorpha intestinalis

Anonim. 2008. Gymlan. [online]. Tersedia:

https://www.flickr.com/photos/gwylan/2231430550/in/photostream /. [23 September 2015].

Gambar A.68. Enteromorpha intestinalis

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.69. Enteromorpha intestinalis

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.70. Enteromorpha linza

(52)

Jones, David. 2008. Mybitoftheplanet. [online]. Tersedia: http://www.mybitoftheplanet.com/2008/big_pics/septhol/2009seaw eed2.html. [23 September 2015].

Gambar A.71. Enteromorpha linza

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.72. Enteromorpha linza

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.73. Udotea sp.

Anonim. 2010. Ruffled fan green seaweed. [online]. Tersedia: http://www.wildsingapore.com/wildfacts/plants/seaweed/chloroph yta/udotea.htm. [23 September 2015].

Gambar A.74. Udotea sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.75. Udotea sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.76. Chara sp.

Rsrvr, Veeh and Mill Creek. 2012. Freshwater Alga. [online]. Tersedia: http://nathistoc.bio.uci.edu/Algae/Chara/index.htm. [23 September 2015].

Gambar A.77. Chara sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.78. Chara sp.

Gambar sketsa kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.79. Nitella sp.

Anonim. 2010. Elacuarista. [online]. Tersedia:

http://foro.elacuarista.com/index.php?topic=1505.0. [24 September 2015].

Gambar A.80. Nitella sp.

Dokumentasi kelompok 6, 2015. [23 September 2015]. Gambar A.81. Nitella sp.

Gambar

Tabel E.1. Alat yang digunakan pada praktikum divisi Chlorophyta
Gambar A.7. Closterium sp.
Gambar A.13. Chlorella sp.
Gambar A.19. Chlamydomonas sp.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan dan pengukuran terhadap 50 sel dari jenis Cosmarium yang ditemukan di perairan Laboratorium Alam, jenis Cosmarium tersebut (Gambar 15c) memiliki bentuk semi

Empat jenis yang ditemukan memiliki bentuk daun yang berbeda-beda (Gambar 1) yaitu bentuk jorong dan perisai.Susunan anatomi daun terdapat perbedaan dalam jumlah sel

Jl. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang terdapat di wilayah pantai daerah tropis. Terumbu karang memiliki berbagai macam bentuk morfologi yaitu tipe