• Tidak ada hasil yang ditemukan

A D. Kata Pengantar. Pemerintah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A D. Kata Pengantar. Pemerintah."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

i

Kata Pengantar

lhamdulillah, puji syukur kehadiarat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2009 dapat diselesaikan dengan baik.

LAKIP Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009 merupakan laporan tahun

pertama dari implementasi Renstra Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013

dan juga sebagai konsekuensi yuridis dari amanat Instruksi Presiden Republik

Indonesia (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Inpres tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur

penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok,

fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu

Rencana Strategis (RENSTRA) yang telah ditetapkan

Metode dan teknik penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada Keputusan

Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003

tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2009 pada dasarnya merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan

Provinsi Sumatera Selatan dalam memenuhi kewajiban untuk

mempertanggung-jawabkan keberhasilan dan kegagalan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan

tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2013.

Keberhasilan yang dicapai merupakan hasil kerja keras semua pihak yang

terlibat di dalamnya, yaitu Aparatur Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Hendaknya hasil ini menjadi motivasi yang lebih inovatif dan kreatif untuk perbaikan

kinerja ke depan. Demikian pula kekurangan yang dialami hendaknya menjadi bahan

introspeksi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan, sehingga dapat menjadi

masukan yang berharga bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan di masa mendatang.

A

D

(3)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2009 ini akan disampaikan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Pusat.

Harapan kami, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2009 ini dijadikan media untuk membangun kebersamaan

dan sinergitas berdasarkan kesadaran dan komitmen bersama yang dilandasi sikap

kekeluargaan, kejujuran dan ketulusan untuk berbuat yang terbaik, bagi nusa dan

bangsa.

Akhirnya kepada Allah SWT mohon ridho, taufik dan hidayah-Nya.

Palembang, Maret 2010

GUBERNUR SUMATERA SELATAN

(4)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

iii

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR ………..………..……

i

DAFTAR ISI ………..………..……..

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ..………..…..

iv

I.

PENDAHULUAN .………..…...

A

.

Gambaran Umum………..

1. Demografi .………..………

2. Komoditi Unggulan Provinsi Sumatera Selatan……..……….

3. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya………...

B

.

Kewenangan Tugas Pokok dan Struktur Organisasi...

1. Administrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan ...

2. Sumber Daya Manusia ...

C

.

Isu Strategis...

D

.

Maksud dan Tujuan LAKIP...

E

.

Sistematika Pelaporan LAKIP ...

II.

RENCANA KINERJA ...

A

.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2008 – 2013 ...

1. Visi dan Misi...………...……...

2. Tujuan dan Sasaran Strategis...

3. Strategi, Arah Kebijakan dan Program...

4. Program Utama...

5. Program dan Kegiatan Pokok...

B

.

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2009 ...

C

.

Penetapan Kinerja Tahun 2009...

III. AKUNTABILITAS KINERJA ...

A

.

(5)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

iv

B

.

Metode Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2009 ………

C

.

Analisis Atas Pencapaian Sasaran Strategis 2009 ……….

D

.

Perbandingan Realisasi Pencapaian Kinerja Tahun 2009

dengan Tahun 2008………..

E

.

Perbandingan Data Kinerja Antara Realisasi Tahun 2009

Dengan Akumulasi Realisasi sampai dengan Tahun 2008…..

F.

Akuntabilitas Keuangan………

G

.

Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Sebelumnya………

IV.

PENUTUP ………..………...

Kesimpulan ...

(6)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

v

Ikhtisar Eksekutif

ertanggungjawaban suatu instansi pemerintah kepada publik pada

prinsipnya merupakan kewajiban pemerintah untuk menjelaskan

kinerja penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban ini

tidak semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan

pelaksanaan pemerintahan, melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas,

produktivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan serta fungsi

pengawasan publik terhadap jalannya pemerintahan.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

merupakan

kewajiban

Pemerintah

Provinsi

Sumatera

Selatan

untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan visi dan misi

organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam RPJMD

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008 – 2013 melalui sistem pertanggungjawaban

secara periodik.

Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2009 ini dapat disajikan beberapa pokok permasalahan

berupa keberhasilan maupun ketidakberhasilan kinerja organisasi

secara

menyeluruh, yaitu :

1. Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintahan telah dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Gubernur Sumatera Selatan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Selatan telah berupaya secara optimal

melaksanakan kewajibannya dalam meningkatkan kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat sebagaimana yang telah diamanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

3. Dari 21 (dua puluh satu) sasaran stratejik sebagaimana ditetapkan dalam

RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013, capaian keberhasilan

(7)

laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Setda Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009

vi

kinerja tahun 2009, terdiri dari 111 indikator sasaran dengan tingkat capaian

sebagai berikut :

a. Lebih dari 100% sebanyak

……

indikator atau

%;

b. Lebih dari 75% sampai dengan 100% sebanyak

…….

indikator atau

…….

%;

c. Lebih dari 50% sampai dengan 75% sebanyak

…….

indikator atau

…….

%;

d. Di bawah 50 % sebanyak

…….

indikator atau

…….

%.

Palembang, Maret 2010

GUBERNUR SUMATERA SELATAN

(8)

PENDAHULUAN

Provinsi Sumatera Selatan dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Provinsi Sumatera Selatan termasuk provinsi kaya dengan sumber daya alam yang sangat potensial. Kekayaan sumber daya alam di Provinsi Sumatera Selatan antara lain, potensi tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan hasil-hasilnya, hasil perikanan, pertambangan (minyak bumi, gas, batubara, dll) dan pariwisata. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada investor untuk mengelola potensi sumber daya alam yang tersedia sehingga diharapkan Provinsi Sumatera Selatan lebih dikenal secara luas, baik menjadi wilayah potensi investasi ataupun menjadi tempat tujuan wisata.

Provinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah 91.774.99 Km2 secara geografis terletak antara 10 sampai 40' Lintang Selatan dan 1020 sampai 1060' Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Jambi

 Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung

 Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu

Secara umum Sumatera Selatan beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 23,50C hingga 34,10C dimana dapat ditemui daerah berhawa panas, sedang dan dingin.

A.

Gambaran Umum

1.

Demografi

Jumlah Penduduk Tahun 2009 adalah 7.121,8 ribu jiwa atau meningkat 1,45 % dari tahun 2008. Topografi wilayah Sumatera Selatan memiliki bentangan wilayah Barat-Timur dengan ketinggian daerah antara 400 meter sampai 1.700 meter di atas permukaan laut (dpl). Daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 meter sampai 500 meter dpl mencakup wilayah daerah sekitar 37%, daerah yang mempunyai ketinggian antara 500 meter sampai 1.000 meter dpl mencakup wilayah sekitar 34%, dan daerah yang mempunyai ketinggian antara 1.000 meter sampai 1.700 meter dpl mencakup

BAB

I

(9)

sekitar 29% dari keseluruhan wilayah. Wilayah barat merupakan wilayah pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian rata-rata 900 sampai 1200 meter dpl yang mempunyai potensi daerah wisata. Makin ke arah timur kondisi topografinya berbukit, bergelombang, dan mendatar yang mempunyai potensi lahan agro industri, sedangkan pantai timur Sumatera Selatan merupakan lahan landai dan lahan rawa pantai yang berpotensi dijadikan lahan persawahan dan tambak.

Provinsi Sumatera Selatan, yang secara yuridis formal dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan semula terdiri dari 4 Kotamadya dan 11 Kabupaten.

Dalam perkembangan selanjutnya terjadi beberapa perubahan status administrasi pemerintahan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2001 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kotamadya Pangkalpinang yang semula menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Selatan menjadi Provinsi tersendiri. Seiring dengan perkembangan otonomi daerah kembali terjadi pemekaran wilayah dengan peningkatan status 3 kota administratif menjadi Kota yaitu Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, dan Kota Pagar Alam. Dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 (Lembaran Negara No. 152 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara No. 4347) tentang Pembentukan Kabupaten OKU Timur, Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir, terjadi pula pemekaran Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu menjadi 3 Kabupaten serta Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi 2 Kabupaten, dan pemekaran Kabupaten Empat Lawang. Sehingga saat ini Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan menjadi 11 Kabupaten dan 4 Kota, sebagai berikut :

1. Kabupaten Musi Banyuasin; 2. Kabupaten Ogan Komering Ilir; 3. Kabupaten Ogan Komering Ulu; 4. Kabupaten Muara Enim;

5. Kabupaten Lahat; 6. Kabupaten Musi Rawas; 7. Kabupaten Banyuasin; 8. Kabupaten OKU Timur; 9. Kabupaten OKU Selatan; 10. Kabupaten Ogan Ilir; 11. Kabupaten Empat Lawang; 12. Kota Palembang;

(10)

13. Kota Prabumulih; 14. Kota Lubuk Linggau; 15. Kota Pagar Alam.

Secara umum wilayah administrasi pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari :

 11 Kabupaten, dan 4 Kota  217 Kecamatan

 2.747 Desa  371 Kelurahan

2. Komoditi Unggulan Provinsi Sumatera Selatan

Luas Provinsi Sumatera Selatan 8.701.742 Ha terdiri dari 15 Kabupaten dan Kota mempunyai potensi sumber daya alam yang masih dapat dikembangkan dan tersedia peluang untuk investasi baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Sumatera Selatan memiliki potensi komoditas tanaman pangan khususnya padi dengan produksi 3.080.366 ton gabah kering giling (angka sementara Tahun 2009). Ketersediaan komoditi pangan terutama beras sebagai bahan makan pokok bagi masyarakat telah melebihi kebutuhan konsumsi mayarakat di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dalam kontek nasional Sumatera Selatan merupakan lumbung pangan untuk memenuhi kebutuhan beras terutama di wilayah Sumatera. Selain itu, juga terdapat beberapa komoditi palawija, hortikultura yang cukup menguntungkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1.1

Produksi, Produktivitas dan Luas Panen Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2009

No Komoditi Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha) Luas Panen (Ha) 1. Padi 3.080.366 41,55 718.307 2. Jagung 112.231 34,46 31.699 3. Kedelai 14.938 14,93 5.352 4. K.Tanah 7.693 13,63 5.756 5. K.Hijau 3.158 13,65 2.995 6. Ubi kayu 170.139 154,31 13.005 7. Ubi Jalar 25.405 70,08 2.829 8. Buah-Buahan 597.474 274,96* 32.278* 9. Sayur-sayuran 171.316 70,44* 24.362*

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Sumsel

(11)

Program yang dijadikan prioritas utama Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan adalah program dan kegiatan yang dapat mengurangi angka pengangguran dan pembantu pengentasan kemiskinan yaitu dengan melakukan pengembangan perkebunan rakyat setiap tahunnya. Selama Tahun 2009 telah terjadi peningkatan luas areal perkebunan sebesar 2,76% per tahun, hal ini bisa dilihat dari angka pertumbuhan luas areal 2.093.549 hektar pada Tahun 2008 menjadi 2.151.288 hektar di Tahun 2009 (angka sementara) yang meliputi 19 jenis komoditi utama pekebunan. Peningkatan luas areal perkebunan tersebut terutama pada 2 komoditi utama karet pada 715.784 hektar Tahun 2008 seluas 1.023.902 hektar menjadi 1.058.402 hektar pada Tahun 2009 atau meningkat 3,37%. Kelapa Sawit pada Tahun 2008 seluas 690.384 hektar menjadi pada Tahun 2009 atau meningkat 3,70%.

Sejalan dengan peningkatan luas areal perkebunan diikuti pula peningkatan produksi perkebunan sebesar 1,83% yang semula di Tahun 2008 mencapai sebesar 2.898.133 ton meningkat menjadi 2.951.222 ton pada Tahun 2009 (angka sementara). Peningkatan produksi terutama pada 2 komoditi utama yang di Tahun 2008 karet 841.737 ton, kelapa sawit 1.750.967 ton meningkat menjadi karet 861.333 ton (2,32%) dalam bentuk kadar karet kering, kelapa sawit 1.779.348 ton (2,76%) dalam bentuk CPO dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1.2

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Tahun 2009

No. Komoditi Luas (Ha) Produksi (Ton) 1. Karet 1,058,420 861,333 2. Kelapa Sawit 715,784 1,779,348 3. Kopi 263,212 141,955 4. Kelapa 67,821 67,152 5. Lain-lain 46,051 81,425 Total 2,151,288 2,951,222

Sumber : Dinas Perkebunan Prov. Sumsel

Demikian juga pabrik pengolahan hasil komoditi perkebunan pada Tahun 2009 telah tercatat sebanyak 80 unit. Dengan rincian 54 unit pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 2.485 ton TBS/jam dari 26 pabrik Crumb Rubber dengan kapasitas 1.190.300 ton CR/Thn. Dengan makin bertambahnya pengolahan hasil perkebunan diharapkan penanganan pasca panen perkebunan semakin menjadi lebih baik lagi.

(12)

Potensi kehutanan 43,36% dari luas Sumatera Selatan 8.701.742 Ha dimana di dalamnya terdapat hasil-hasil hutan bukan hanya berupa kayu, tetapi juga hasil hutan non kayu seperti manau, rotan, bambu, sarang walet serta berbagai hasil hutan lainnya. Sebagian hutan lindung, suaka cagar alam yang perlu dijaga keseimbangan dan kelestarian, populasi tanaman dan hewan-hewan yang berada di dalamnya. Khusus mengenai pemanfaatan hasil hutan berupa kayu banyak persoalan muncul seperti adanya illegal logging yang sangat sulit untuk diatasi dan memerlukan penanganan lebih serius dari seluruh aparat terkait dan masyarakat sekitar hutan. Luas kawasan hutan berdasarkan fungsi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsi

No. Fungsi Hutan Luas (Ha)

1. Hutan Suaka Alam 711.778

2. Hutan Lindung 539.645

3. Hutan Produksi Terbatas 214.679

4. Hutan Produksi Tetap 1.810.023

5. Hutan Produksi Konversi 498.332

Jumlah 3.774.457

Sumber : Dinas Kehutanan Prov. Sumsel

Populasi ternak yang terdapat di Sumatera Selatan Tahun 2009 terdiri dari ternak besar 416,480 ekor, ternak kecil 455,440 ekor dan ternak unggas 27,377,700 ekor masing-masing dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1.4 Populasi, Jenis Ternak

No Jenis Ternak Tahun % 2008 2009 (+/_) 1. 2. 3. 4. TERNAK BESAR Sapi Perah Sapi Potong Kerbau K u d a 59 336,295 77,271 762 60 337,852 77,782 786 1.695 0.463 0.661 3.150 II 1. 2. 3. TERNAK KECIL Kambing Domba Babi 383,951 34,682 36,232 384,398 34,588 36,484 0.116 0.014 0.294 III 1. 2. 3. 4. TERNAK UNGGAS Ayam Pedaging Ayam Petelur Ayam Buras I t i k 13,747,390 5,051,050 7,240,000 1,282,030 13,768,000 5,063,000 7,263,100 1,283,600 0.150 0.238 0.319 0.125

(13)

Potensi sumber daya kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor yang dapat menumbuhkan kegiatan perekonomian di Sumatera Selatan, antara lain melalui usaha penangkapan ikan baik di laut maupun perairan umum serta kegiatan budidaya yang terdiri dari budidaya ikan di Kolam Air Tawar (KAT), sawah, keramba, jaring apung dan pensistem, budidaya ikan air payau, meliputi komoditi udang windu, vaname dan bandeng dengan realisasi sebagai berikut :

Tabel 1.5

Produksi Kelautan dan Perikanan Tahun 2009

No Uraian Tahun 2009 Lokasi Kab/Kota Keterangan

1. Produksi (ton) : 238,643.37 a. Penangkapan di laut

39,117.13 Banyuasin, OKI Ikan laut, udang, rajungan

b. Penangkapan perairan umum

45,230.02 (Kecuali Lahat, Empat Lawang, dan Pagar Alam )

Ikan dan udang

c. Budidaya 154,296.22

 Tambak 43,548.82 Banyuasin, OKI dan Muba

Udang windu, udang galah, bandeng

 Kolam 68,206.88

- Kolam Air Deras 13,909.83 Mura, L.Linggau, OKU Timur, Pagar Alam, Empat Lawang dan Lahat

Ikan nila, ikan mas

- Kolam Air Tenang 54,297.05 Palembang, Banyu asin, MUBA, Prabumulih, OKI, OI, Muara Enim

Ikan gurame, patin, dan lele, baung

 Sawah 10,659.90 OKUT, Mura,

Muara Enim

Ikan nila, ikan mas

 Keramba 24,028.66 OKI, OI, Muba, Patin

 Keramba Jaring Apung

548,87 OKUS Ikan nila, ikan mas, ikan gurame

 PenSistem 7,303.09 Kab. OKI, OI, Patin, lele, dan baung

2. Produksi induk (ekor)

53,548.00 Provinsi Sumsel Patin, Nila, dll 3. Rumah Tangga

Perikanan (RTP) Unit

135,304.00 Provinsi Sumsel Pelaku usaha perikanan 4. Tenaga Kerja (org) 735,737.00 Provinsi Sumsel Pelaku usaha

perikanan 5. PDRB ( Rp.) 2,000,913,581.24 Provinsi Sumsel Nilai produksi,

biaya produksi dan biaya penyusutan 6. Ekspor perikanan

(ton)

3,030.21 Provinsi Sumsel Udang, kodok, labi –labi, ikan hias 7. Nilai ekspor ( x

1.000 US $)

21,593,637.20 Provinsi Sumsel Udang, kodok, labi –labi, ikan hias

(14)

tahun

9. Pendapatan/ RTP/ tahun (Rp)

17,032,303.00 Provinsi Sumsel Pembudidaya ikan dan nelayan 10. PAD Sektor kelautan

dan perikanan

370,199,483.00 Provinsi Sumsel Retribusi pengujian mutu dan penjualan benih ikan

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

Potensi bahan tambang dijumpai tersebar di berbagai wilayah Sumatera Selatan antara lain minyak bumi, gas bumi, batubara, panas bumi, gas methan serta bahan galian strategis (golongan A), vital (golongan B) hingga bahan galian industri (golongan C) lainnya.

Ketersediaan potensi sumber energi dan sumberdaya mineral di Sumatera Selatan merupakan potensi daerah yang perlu dikembangkan secara optimal.

Tabel 1.6

Potensi/Cadangan Sumber Daya Energi Provinsi Sumatera selatan Tahun 2009 Cadangan Bahan Galian Satuan Lokasi Kabupaten BA OKI OKU ME &

Prab

Lahat MURA MUBA

MIGAS DAN BATUBARA

Minyak Bumi MSTB 11.767 36.157 14.827 252.397 29.70 8 83.871 272.502 Gas Bumi BSCF 101,3 1 10,01 221,1 3 11.864,1 3 195,5 8 810,72 9.181,9 3 Batubara Milyar Ton 0,325 0,837 13,631 2,715 1.235 3,492

Sumber : Dinas Pertambangan dan Pengembangan Energi Prov. Sumsel

Selama tahun 2009, produksi minyak bumi terjual (lifting) 27.099.430 barel atau terjadi penurunan 2 % dibanding periode yang sama tahun 2008, sementara produksi gas bumi 553.900.000 MMBTU yang mengalami kenaikan 21% dibanding periode yang sama tahun 2008. Sedangkan produksi batubara 11.640.000 ton atau terjadi kenaikan produks105% dibanding tahun 2008, dengan rincian pada tabel 1.7:

Tabel 1.7

Produksi SDA Migas dan Batubara Provinsi sumatera Selatan Tahun 2009

(15)

Produksi Tahun 2008 Tahun 2009 SDA Migas dan

Batubara Target Realisasi Target Realisasi

Capaian target (%)% Capaian target (%)

Lifting Minyak Bumi ( Ribu Barrel)

29.403.780 27.933.070 95,08 29.914,33 27.099.430 69,25

Lifting Gas Bumi (MMBTU)

487.851.400 434.108.640 89,02 522.283.890 553.900.700 74,62

Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Selatan, diperoleh 500.161.938.963,- (78,21%) terjadi penurunan 5,58% dibanding tahun 2008. Kontribusi PNBP terbesar diperoleh dari Bagi Hasil SDA Migas yaitu 72,46%,- dimana penerimaan untuk Minyak Bumi sebesar Rp. 155.554.791.428,- (53,64 % ) dan Gas Bumi sebesar Rp.282.060.152.348,- (91,28 %). Sedangkan penerimaan Negara Bukan Pajak untuk SDA Batubara Secara keseluruhan naik 34% dibandingkan Tahun 2008, dengan Landrent sebesar Rp. 1.294.362.255 (258.87%) dan Royalty sebesar Rp. 61.252.632.932 (153,13%), dengan rincian terlihat pada tabel 1.8

Tabel 1.8

Realisasi Penerimaan Sektor Pertambangan dan Energi Prov. Sumsel Tahun 2009 Sektor Penerimaan Tahun 2008 Tahun 2009 Negara Bukan Pajak Target Rp Realisasi Rp Pencapaian target % Target Rp Realisasi Rp Pencapaian target % Bagi Hasil Minyak Bumi 216.311.000.000 209.873.297.602 97,02 290.000.000.000 155.554.791.428 53,64 Bagi Hasil Gas Bumi 443.000.000.000 331.782.121.562 74,89 309.000.000.000 282.060.152.348 91,28 Landren Pertambang-an 500.000.000 867,330.794 173 500.000.000 1.294.362.255 258,87 Royalty Pertambang-an 28.740.737.000 34.450,107.045 119 40.000.000.000 61.252.632.932 153,13 jumlah 688.551.737.000 576.972.857.003 83,79 639.500,000.000 500.161.938.963 78,21

Adanya penurunan realisasi penerimaan dana perimbangan Provinsi sumatera Selatan tahun 2009, dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :

1. Tahun 2009 harga minyak bumi dunia sempat turun dari US $ 80 menjadi US $ 45 per barrel.

2. Lifting (produksi terjual ), menurun secara alami

Selama tahun 2009, produksi energi listrik yang dihasilkan dari pembangkit yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 5.416,09 GWh dan energi listrik yang terjual pada pelanggan Sumatera Selatan sebesar 2.428,09 GWh atau meningkat 9,5%

(16)

dibanding tahun sebelumnya, sedangkan sisanya tersalur ke wilayah lain melalui Sistem Interkoneksi Sumatera (Sumbagsel yaitu Lampung, Bengkulu, Jambi).

Kondisi ketenagalistrikan di Sumatera Selatan untuk tahun 2009 secara umum dalam keadaan cukup. Walau konsumsi listrik meningkat dari tahun sebelumnya namun belum menutup seluruh permintaan masyarakat yang berkisar 12% per tahun. Pada tahun 2009 ini tidak ada penambahan pembangkit baru, bahkan terjadi kerusakan beberapa unit pembangkit, baik yang berada di Sumatera Selatan maupun pembangkit yang saling terhubung dengan sistem di luar Sumatera Selatan. Hal ini membuat kondisi kelistrikan pada pertengahan tahun mengalami pemadaman bergilir. Bila dibandingkan tahun 2008 pertumbuhan konsumsi listrik di Sumatera Selatan mencapai 9,51%, jumlah pelanggan listrik PLN naik 4% menjadi 890.395 pelanggan, sehingga rasio elektrifikasi listrik PLN naik dari tahun lalu sebesar 2,11% menjadi 58,32%. Kapasitas terpasang sama dengan tahun 2008 karena tidak ada penambahan pembangkit baru yaitu 837,15MW dan kemampuan pembangkit 715,13MW.

Pengembangan listrik pedesaan yang dilaksanakan di daerah Sumatera Selatan melalui program pengadaan modul surya atau dikenal dengan PLTS, untuk tahun 2009 telah terpasang 920 unit PLTS untuk rumah tangga di 9 desa terpencil dan tidak terjangkau listrik PLN tersebar di 3 Kabupaten Lahat, MUBA dan Empat Lawang. Pengadaan dan Pemasangan PLTS ini mengalami kenaikan 19,6% dari pengadaan tahun 2008. Selain itu dilakukan juga pembangunan 1 unit PLTMH di Desa Tanjung Kecamatan Buay Pemaca Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) dengan kapasitas terpasang 80 Kva.

3. Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya

1)

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian Provinsi Sumatera Selatan menunjukan perkembangan yang positif selama periode Tahun 2004 – 2009. Perkembangan pertumbuhan perekonomian Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.9

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Tahun Migas Non Migas

2004 4,63 6,79

2005 4,84 6,92

2006 5,20 7,31

2007 5,84 8,04

2008 5,10 6,34

(17)

Dengan tingkat pertumbuhan tanpa migas dari 6,79% Tahun 2004 sampai saat ini telah mengalami percepatan menjadi 6,34% pada Tahun 2008 Pertumbuhan ekonomi tersebut, terutama didukung oleh pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 28,51%, Industri Pengolahan sebesar 21,91%, sektor pertanian sebesar 16,00% dan diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 22,48%.

Hal ini disebabkan karena potensi sumber daya alam yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan sangat banyak dan beragam jenisnya baik di sektor pertanian maupun di sektor pertambangan dan energi.

Beragamnya potensi sumber daya alam tersebut, telah mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat, yaitu dengan dicanangkannya “Sumsel sebagai lumbung energi Nasional” pada tanggal 9 November 2004 oleh Presiden Republik Indonesia Bapak H. Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan pencanangan “Sumsel sebagai lumbung pangan” pada tanggal 28 Januari 2005. selain itu, dengan diresmikannya Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Presiden RI pada tanggal 27 September 2005 semakin menarik minat investor, hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai investasi dari US $ 446.851,15 tahun 2007 menjadi US $ 3.728.742,29 tahun 2008.

2)

Tingkat Pendapatan Perkapita

Data Pendapatan Regional Perkapita Tahun 2008 Sumatera Selatan adalah ditunjukkan dalam tabel berikut :

Tabel 1.10 Pendapatan Perkapita

Tahun 2008

Atas Dasar Pendapatan Pertahun

Tanpa Migas Dengan Migas

a. Harga berlaku Rp 10.546.378 Rp 15.900.105

b. Harga konstan Rp 5.275.313 Rp 6.862.014

*) Sumber: BPS Sumatera Selatan Dalam Angka 2008

Berdasarkan data tersebut di atas, dapat terlihat bahwa pendapatan per kapita Provinsi Sumatera Selatan telah terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun yang lalu. Berdasarkan atas dasar harga berlaku dengan migas sebesar Rp 15.900.105,- atau telah terjadi peningkatan pendapatan sebesar 19,62% dari tahun 2007, dan tanpa migas sebesar Rp 10.546.378,-, atau telah terjadi peningkatan pendapatan sebesar 16,85%. dari tahun 2008 sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan tanpa migas sebesar Rp 5.275.313,- atau telah terjadi peningkatan pendapatan sebesar 4,82 %, dari

(18)

tahun 2007 dan dengan migas sebesar Rp 6.862.014,- atau telah terjadi peningkatan pendapatan sebesar 3,60 %,- dari tahun 2007. Selain itu perkembangan sektor industri dan perdagangan selama 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.11

Perkembangan Bidang Industri Tahun 2009

No Kelompok Industri Unit Usaha

2005 2006 2007 2008 2009

1. 2. 3.

Industri Menengah Besar Industri Kecil Formal Industri Kecil Non Formal

239 5.628 29.220 245 5.955 29.220 267 6.509 29.850 276 6.638 31.406 276 7.202 32.113

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sumsel

Tabel 1.12

Perkembangan Usaha Perdagangan

No Tahun Golongan Usaha Jumlah PB*) PM*) PK*) 1. 2. 3. 4. 5. 2005 2006 2007 2008 2009 2.429 2.617 2.735 3.018 3.527 8.341 8.949 9.215 9.870 10.657 22.172 24.302 25.420 27.553 30.433 32.942 35.868 37.370 40.441 44.617

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Sumsel *) : Perusahaan besar, menengah dan kecil

3)

Tingkat Pengangguran Kentara

Dari segi ekonomi pembangunan, persentase pengangguran kentara yang berkisar pada angka 8,08% masih di bawah tingkat pengangguran nasional sebesar 9,35%.

Tabel 1.13

Persentase Tingkat Pengangguran

Tahun Penganggur Jumlah Angkatan Kerja Tingkatan Penggangguran (org) (org) (%) 2004 2005 2006 2007 2008 282.255 297.847 310.851 314.814 291.467 3.373.995 3.318.868 3.332.789 3.372.332 3.472.019 8, 37 8,97 9,33 9,34 8,08

(19)

4)

Laju Kelangsungan Investasi

Kelangsungan investasi Provinsi Sumatera Selatan periode Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat dari daftar persetujuan investasi yang diberikan kepada perusahaan (investor) yang akan menanamkan modalnya di Sumatera Selatan sebagai berikut :

Tabel 1.14

Data Investasi / Penanaman Modal Asing

Sumber : Dinas Koperasi dan PKM PM Prov. Sumsel

Minat investor untuk menanamkan modal di Provinsi Sumatera Selatan menurun dari 29 investor tahun 2008 menjadi 18 investor Tahun 2009, dengan nilai investasi menurun dari US $ 3.616.058.742 Tahun 2008 menjadi US$70.387.450 Tahun 2009.

Tabel 1.15

Data Investasi / Penanaman Modal Dalam Negeri

No. Tahun Jumlah Investor (Perusahaan) Nilai Investasi ( Rp ) Keterangan 1. 2005 15 3.139.612.191.720 2. 2006 9 2.661.537.090.337 3. 2007 10 4.444.392.043.000 4. 2008 6 4.953.383.750.000 5. 2009 11 24.981.268.295 Jumlah 51 7.130.910.401.632

Sumber : BPMD Prov. Sumsel

5)

Indeks Perdagangan Luar Negeri

Tingkat kemajuan perkembangan ekspor Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 dapat dilihat dari tingkat perkembangan ekspor terhadap

No Tahun Investor (perusahaan) Nilai Investasi (US $ ) Keterangan 1. 2005 7 553.957.939 2. 2006 17 282.403.563 3. 2007 23 955.250.287 4. 2008 29 3.616.058.742 5. 2009 18 70.387.450 Jumlah 94 5.478.057.981

(20)

Tabel 1.16

Tingkat Perkembangan Ekspor

Tahun

Ekspor Jumlah Negara

Volume (000 Ton)

Nilai

(US $ Juta) Komoditi Tujuan

2005 4.920,18 1.457,85 74 62

2006 5.027,23 2.143,96 70 58

2007 6.899,94 2.714,07 59 61

2008 7.200,44 3.440,60 56 74

2009 6.581,20 2.150,80 62 61

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumsel

6)

Sosial Budaya

(1)

Pendidikan

Pembangunan Sektor Pendidikan tidak hanya pada perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan tetapi juga peningkatan mutu serta relevansinya dengan kebutuhan pasar kerja. Pada Tahun 2008 Angka Patisipasi Sekolah (APS) Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Tabel 1.17

Angka Partisipasi Sekolah (APS) Provinsi Sumatera Selatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2008

Kabupaten/Kota 07-12 ( Tahun) 13-15 (Tahun) 16-18 (Tahun)

1. Ogan Komering Ulu 94,87 85,70 54,30

2. Ogan Komering Ilir 97,53 69,80 31,57

3. Muara Enim 98,16 82,04 42,33 4. Lahat 98,59 87,06 57,94 5. Musi Rawas 98,71 85,51 43,81 6. Musi Banyuasin 96,83 76,97 39,62 7. Banyuasin 96,13 81,05 53,95 8. OKU Selatan 97,34 88,32 49,07 9. OKU Timur 99,06 78,93 59,14 10. Ogan Ilir 96,64 70,31 52,01 11. Empat Lawang 98,68 86,05 45,64 12. Palembang 98,93 93,98 71,79 13. Prabumulih 97,56 89,45 66,19 14. Pagaralam 99,29 96,05 52,16 15. Lubuklinggau 97,39 88,51 52,98 Sumatera Selatan 97,79 83,21 52,12 Sumber : BPS Susenas 2008

(21)

(2)

Kesehatan

Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia, mengatasi kemiskinan, dan membangun pondasi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Perkembangan kondisi kesehatan Provinsi Sumatera Selatan cenderung membaik yang ditunjukkan oleh beberapa Indikator Kesehatan. Angka kematian bayi dari 30,1 per 1000 kelahiran hidup menurun menjadi 27,5 pada tahun 2007, kemudian menurun lagi menjadi 25,18 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008. Angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2002/2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2003), menurun menjadi 230 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk terjadi

Penurunan dari 34,4% tahun 1999 menjadi 28% pada tahun 2005, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Daerah (Riskesdas) tahun 2007, secara umum prevalensi gizi buruk di Kabupaten/Kota Sumatera Selatan adalah 6,5% dan gizi kurang 11,7%, balita dengan gizi buruk menurun dari 1,3 persen pada tahun 2003 menjadi 1,1 persen pada tahun 2008, dan persentase kecamatan yang bebas rawan gizi meningkat dari 69,29 persen pada tahun 2004 menjadi 70,3 persen pada tahun 2008. Berbagai kemajuan tersebut mendorong peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) dari 67,9 pada tahun 2003 menjadi 69,9 tahun pada tahun 2008. Hal ini menunjukan perbaikan mutu sumber daya manusia di Provinsi Sumatera Selatan.

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan meningkatkan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir jumlah puskesmas meningkat 265, jumlah puskesmas pembantu menjadi 937 unit dan jumlah rumah sakit menjadi 45 unit pada tahun 2008.

Selain ketersediaan sarana dan prasarana, pembangunan kesehatan harus didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai dan berkualitas. Rasio dokter umum pada tahun 2007 baru mencapai 5,77 per 100.000 penduduk, sama dengan 1 orang dokter melayani 17.333 penduduk masih dibawah target yaitu 40 per 100.000 penduduk atau 1 per 2.500 penduduk. Sementara akses penduduk terhadap fasilitas kesehatan cenderung meningkat sebagai berikut:

(22)

Tabel 1.18

Kondisi Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Akses dan Mutu Pelayanan

Kesehatan 2005 2006 2007 2008 2009

Persentase Penduduk yang

Memanfaatkan Puskesmas 39,20 58,34 48,78 49.73 18,35 Penduduk yang Memanfaatkan

Rumah Sakit 3,60 7,36 8,41 10,14 28,13

Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis Dasar

30 40 56 70 40,43

Persentase Obat Generik

Berlogo dalam Persediaan Obat 93 90 80 90,55 90%

Sumber : Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Selatan2009

Keterangan : Tahun 2009 merupakan Target/Proyeksi

(3)

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk menilai kualitas hidup manusia. IPM Sumatera Selatan meningkat selama lima tahun terakhir. IPM Sumatera Selatan meningkat dari 70,20 pada tahun 2003 menjadi 71,40 pada tahun 2007, atau meningkat rata sebesar 1,7 persen per tahun. Kenaikan ini terjadi pada komponen pembentuk IPM, yaitu angka harapan hidup dan angka melek huruf yang meningkat masing-masing sebesar 0,58 persen dan 0,27 persen per tahun. Komponen pembentuk IPM lainnya adalah rata-rata lama sekolah yang meningkat sebesar 2,7 persen dan daya beli yang meningkat 2,3 persen selama periode 2003-2008. Walaupun terjadi peningkatan dalam IPM, namun secara nasional Provinsi Sumatera Selatan menempati ranking 13 dari seluruh provinsi. Hal ini menyiratkan perlunya upaya yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

B. Kewenangan Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

1. Administrasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Pelaksanaan otonomi daerah yang luas saat ini berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan jawaban yang lebih jelas dan tegas tentang kewenangan daerah untuk mengurus dan mengatur kepentingan daerah menurut prakarsa sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat, sehingga dalam penyelenggaraan pemerintahan,

(23)

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, daerah dapat melakukan inisiatif sendiri sesuai dengan batasan-batasan tertentu serta dalam kerangka ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, disusunlah perangkat daerah Provinsi Sumatera Selatan, terdiri dari :

1. Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD. 2. Dinas-dinas daerah berjumlah 19 Dinas.

3. Lembaga Teknis Daerah terdiri dari 9 Badan dan 1 Kantor. 4. Badan Kepegawaian Daerah.

5. Inspektorat.

6. Satuan Polisi Pamong Praja. 7. Rumah Sakit Ernaldi Bahar.

8. 58 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

a.d.1) Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD

Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Selatan dan Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 7 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 1 Serie D) tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari :

(1) Sekretaris Daerah (2) Asisten Pemerintahan

(3) Asisten Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (4) Asisten Kesejahteraan Rakyat

(5) Asisten Administrasi dan Umum (6) Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik (7) Staf Ahli Bidang Pemerintahan (8) Staf Ahli Bidang Pembangunan

(9) Ataf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumaber Daya Manusia (10) Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan

(11) Biro Pemerintahan

(12) Biro Otonomi dan Kerjasama (13) Biro Hukum dan HAM

(14) Biro Perekonomian

(15) Biro Administrasi Pembangunan (16) Biro Keuangan

(24)

(17) Biro Kesejahteraan Rakyat (18) Biro Pemberdayaan Perempuan (19) Biro Penghubung

(20) Biro Organisasi dan Tatalaksana (21) Biro Umum dan Hubungan Masyarakat (22) Biro Perlengkapan dan Pengolahan Aset (23) Sekretariat DPRD Provinsi Sumsel

a.d.2) Dinas-Dinas

Dinas-Dinas dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 2 Serie D) tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari :

(1) Dinas Pendidikan (2) Dinas Kesehatan

(3) Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan (4) Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (5) Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya (6) Dinas Pemuda dan Olahraga

(7) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (8) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(9) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (10) Dinas Sosial

(11) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (12) Dinas Kelautan dan Perikanan

(13) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (14) Dinas Peternakan

(15) Dinas Perkebunan (16) Dinas Kehutanan

(17) Dinas Pertambangan dan Energi (18) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (19) Dinas Pendapatan Daerah

(25)

a.d.3) Lembaga Teknis Daerah

Lembaga Teknis Daerah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Serie D) tentang Susunan Organisasi Lembaga Teknis Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri dari : (1) Badan Lingkungan Hidup

(2) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (3) Badan Penanaman Modal Daerah

(4) Badan Ketahanan Pangan

(5) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (6) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (7) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

(8) Badan Perpustakaan

(9) Badan Pendidikan dan Pelatihan (10) Badan Kepegawaian Daerah (11) Inspektorat

(12) Rumah Sakit Ernaldi Bahar (13) Kantor Arsip Daerah

a.d.4) Lembaga Lain-lain

(1) Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2005 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 6 Seri D);

(2) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID);

(3) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Narkotika Provinsi Sumatera Selatan (lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 2 Seri D); (4) Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Sumatera Selatan (lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 3 Seri D);

(5) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 4 Seri D)

(26)

a.d.5) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Dasar pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah :

(1) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 13 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 3 Seri D Tabggal 22 Juli 2008);

(2) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 4 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(3) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 15 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 5 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(4) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 56 Tahun 2008 tanggal 22 Oktober 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD Penyelenggaraan Angkutan dan Pengoperasian Kereta Api Indralaya pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Infomatika;

(5) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(6) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 7 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(7) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 18 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(8) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(9) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 20 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah

(27)

Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 10 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(10) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 12 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(11) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 22 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 12 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(12) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 67 Tahun 2008 tanggal 4 November 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD Penyidikan Penyakit Veteriner dan Klinik Hewan pada Dinas Peternakan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 35 Seri D Tanggal 5 November 2008);

(13) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 23 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 13 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(14) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 24 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 14 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(15) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 25 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas PU Pengairan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 15 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(16) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 17 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(17) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 27 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPTD di lingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 17 Seri D Tanggal 22 Juli 2008);

(18) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 72 Tahun 2008 tanggal 25 November 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTB Penataan Ruang pada

(28)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 40 Seri D Tanggal 27 November 2008);

(19) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 14 Tahun 2009 tanggal 23 Februari 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 11 Seri D Tanggal 24 Februari 2009).

2. Sumber Daya Manusia

Untuk mengelola potensi sumber daya alam dengan organisasi yang memadai, serta sumber daya manusia yang cukup, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus meningkatkan kualitas SDM yang tersedia.

Jumlah pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan per 31 Desember 2009 berjumlah 7.373 orang yang terdiri dari : 4.817 orang PNS laki-laki dan 2.556 orang PNS perempuan. PNS tersebar pada unit kerja, yaitu Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Dinas-dinas dan UPTD, dan Badan dan Kantor.

Berdasarkan klasifikasi Golongan, Pendidikan dan Jabatan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Berdasarkan Golongan Instansi Golongan I II III IV Pemerintah Provinsi Sumsel 192 1.559 5.033 589 Jumlah 192 1.410 5.033 589

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah

2) Berdasarkan Pendidikan

Instansi Pendidikan Jumlah

SD SLTP SLTA Diploma S.1 S.2 S.3

Pemerintah Provinsi Sumsel

205 288 2.970 691 2.675 539 5 7.373

Jumlah 205 288 2.970 691 2.675 539 5 7.373

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah

3) Berdasarkan Eselon Instansi Eselon I II III IV Pemerintah Provinsi Sumsel 1 57 294 813 Jumlah 1 57 294 813

(29)

C. Isu Strategis

Isu Strategis Daerah Sumatera Selatan dilihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut:

a. Tingginya angka kemiskinan di perkotaan dan perdesaan yang disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap kegiatan ekonomi, sulitnya mendapat pekerjaan, dan buruknya lingkungan permukiman.

b. Rendahnya akses dan kualitas pendidikan akibat dari kurangnya sarana, prasarana, dan pendanaan pendidikan.

c. Kurangnya pelayanan kesehatan dan mahalnya biaya kesehatan sebagai akibat terbatasnya fasiitas kesehatan, belum meratanya persebaran tenaga kesehatan dan sulitnya prasarana di daerah perdesaan.

d. Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja yang besar dengan pertumbuhan kesempatan kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran. e. Tingginya tindak kejahatan.

f. Terbatasnya fasilitas dan sumber kesejahteraan sosial.

g. Rendahnya produktivitas pertanian sebagai akibat terbatasnya jaringan irigasi, sulitnya mendapat benih/bibit unggul, terbatasnya akses permodalan, kurangnya penyuluhan, tingginya fluktuasi harga pasar, terbatasnya prasana jalan usaha tani dan terbatasnya industri pengolahan hasil pertanian;

h. Sebagai lumbung energi, Sumatera Selatan belum mampu mencukupi kebutuhan energi bagi masyarakat dan industri;

i. Belum optimalnya fungsi pusat-pusat pertumbuhan dalam wilayah yang lebih luas terutama pusat-pusat permukiman yang berada di sekitar perbatasan dengan provinsi lain dan pusat-pusat permukiman yang berada di sekitar Kota Palembang, serta pusat-pusat permukiman hasil pemekaran.

j. Masih rendahnya keterkaitan spasial dan fungsional antara pusat-pusat permukiman dan pusat-pusat pertumbuhan wilayah.

k. Belum adanya keterpaduan sistem transportasi antara darat-laut-dan udara, yang membentuk satu kesatuan pola sistem transportasi untuk menghubungkan seluruh wilayah Sumatera Selatan.

l. Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.

(30)

m. Lemahnya kontrol dari pengelola kawasan lindung mengakibatkan kawasan hutan terus menjadi sasaran penebang kayu liar dan perambah hutan.

n. Terdapatnya wilayah rawan banjir di beberapa titik lokasi yaitu di sekitar Sungai Lematang, Sungai Musi, Sungai Lempuing, sehingga memerlukan pengendalian yang ketat terhadap pembangunan di sekitar sungai-sungai tersebut.

o. Belum optimalnya langkah antisipasi semua komponen pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan dalam mempersiapkan diri menghadapi terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.

p. Lemahnya koordinasi antar SKPD untuk mendukung keserasian pembangunan daerah.

D. Maksud dan tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahuintingkat keberhasilan/prestasi yang dicapai oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun Anggaran 2009.

2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan/prestasi yang dicapai Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Periode Tahunan (2008 – 2009).

3. Sebagai bahan acuan dalam penyusunan rencana pembangunan pada masa yang akan dating di Provinsi Sumatera Selatan.

E. Sistematika Pelaporan

Sistematika Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF

Bab I : Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas Gambaran Umum demografi, komoditi unggulan Provinsi Sumatera Selatan, Kondisi Ekonomi dan Sosial Budaya, Kewenangan tugas pokok dan struktur organisasi, Administrasi Pemerintahan, Sumber Daya Manusia, Isu strategis, maksud dan tujuan LAKIP, Sistematika Pelaporan LAKIP.

Bab II : Rencana Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang RPJMD 2010-2013, visi dan misi, tujuan sasaran strategis, strategi , arah kebijakan dan program.

(31)

Program utama, program dan kegiatan pokok, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2009, Penetapan Kinerja Tahun 2009.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pengukuran Kinerja Tahun 2009, Metode pengukuran pencapaian kinerja tahun 2009, Analisis atas Pencapaian sasaran Strategis 2009, perbandingan realisasi pencapaian Kinerja Tahun 2009 dengan Tahun 2008, Perbandingan data Kinerja antara Realisasi Tahun 2009 dengan akumulasi Realisasi sampai dengan Tahun 2008, Akuntabilitas Keuangan, Tindak lanjut Hasil Evaluasi Sebelumnya.

Bab IV : Penutup, menjelaskan kesimpulan Kinerja Insatasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2009, Permasalahan yang dihadapi, Pemecahan Masalah. LAMPIRAN-LAMPIRAN - Formulir - RS - Formulir - RKT - Formulir - PKK - Formulir – PPS

(32)

RENCANA KINERJA

A. Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

(RPJMD)

2008 – 2013

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan yang memerlukan intergritas antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain agar mampu memenuhi keinginan stakeholder dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategi baik nasional maupun internasional. Analisa terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitung kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan kendala (Threat) yang ada. Analisis terhadap unsur – unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi strategis instansi pemerintah.

Dengan perkataan lain , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan yang realistis dan mengantisipasi dan mengarahkan anggota organisasi dalam mengambil keputusan tentang masa depan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bersama pengukuran, penilaian dan evaluasi kinerja serta Pelaporan Akuntabilitas Kinerja merupakan tolak ukur penting dari suatu sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan dalam peraturan daerah Nomor 13 Tahun 2009. Pada tahun 2009 merupakan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), tahun pertama karena pada tahun 2008 adalah masa transisi RPJMD periode sebelumnya.

BAB

II

(33)

1.

Visi dan Misi

1)

Visi Pembangunan Sumatera Selatan

Dengan mempertimbangkan keinginan luhur dari para pendiri bangsa dan cerminan hati sanubari rakyat Sumatera Selatan untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera lahir dan batin, memperhatikan isu strategis dalam lima tahun mendatang, mengacu pada arahan RPJPD Sumatera Selatan Tahun 2005-2025, serta memperhatikan amanat konstitusional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, maka Visi Pembangunan Sumatera Selatan Tahun 2008-2013 adalah:

“SUMATERA SELATAN SEJAHTERA DAN TERDEPAN

BERSAMA MASYARAKAT CERDAS YANG BERBUDAYA”

2)

Misi Pembangunan Sumatera Selatan

Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Sumatera Selatan Tahun 2008-2013 tersebut, misi pembangunan Sumatera Selatan adalah sebagai berikut:

(1) Mengembangkan dan membina, serta memfasilitasi pembentukan sumberdaya manusia (SDM) Sumatera Selatan yang kreatif, sehat, produktif, inovatif, dan peduli melalui semua jalur dan jenjang pendidikan, baik formal maupun informal;

(2) Membangun pertanian terutama pangan dan perkebunan berskala teknis dan ekonomis dengan infrastruktur yang cukup dan penerapan teknologi tepat guna; (3) Mendayagunakan sumberdaya pertambangan dan energi (fosil dan terbarukan)

dengan cerdas, arif, dan bijaksana demi kepentingan masyarakat luas;

(4) Membangun industri pengolahan dan manufaktur yang berdaya saing global dengan menciptakan nilai tambah potensial yang proporsional dengan memperkokoh kemitraan hulu-hilir, serta industri kecil, menengah, dan besar; (5) Membangun dan menumbuhkembangkan pusat-pusat inovasi yang berbasis pada

perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ekonomi berkelanjutan;

(6) Meningkatkan dan memeratakan pembangunan menuju kesejahteraan yang bermartabat; (7) Membangun dan memperkuat jejaring kerjasama regional, nasional dan

internasional di bidang ekonomi, industri, perdagangan dan kelembagaan;

(8) Membangun pemerintahan yang amanah berdasarkan prinsip demokratis, berkeadilan, jujur dan bertanggungjawab, serta akuntabel;

(34)

(9) Mengembangkan dan membina budaya daerah yang berakar pada nilai-nilai luhur "Simbur Cahaya";

(10) Membina toleransi dan keserasian dalam kehidupan beragama.

2

. Tujuan dan Sasaran Strategis

1) Tujuan

Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut:

(1) Mewujudkan daerah yang memiliki sumberdaya manusia handal dengan produktivitas tinggi yang bermartabat dan berkeadilan, yaitu:

a. Daerah dengan masyarakat sehat, berpendidikan tinggi dan berwawasan informasi terdepan.

b. Daerah yang masyarakatnya memiliki kemampuan daya saing tinggi, kreatif dan produktif.

(2) Mewujudkan daerah surplus pangan yang berkelanjutan dan komoditas perdagangan yang berdaya saing tinggi, yaitu:

a. Daerah penghasil pangan bagi masyarakat Sumatera Selatan sesuai dengan kelayakan baku gizi yang baik.

b. Daerah pemasok pangan yang handal yang memperkuat ketahanan pangan nasional. c. Daerah pengekspor komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi dan

memberikan kontribusi pendapatan daerah dan devisa. (3) Mewujudkan daerah lumbung energi nasional

a. Daerah pemasok sumber daya energi secara berkelanjutan, melalui pemanfaatan batubara, minyak bumi, gas alam, energi panas bumi, gas metan dan energi terbarukan.

b. Daerah yang bijak dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam energi, air, hutan dan lain-lain bagi kesejahteraan masyarakat.

(4) Mengembangkan daerah industri maju berbasis sumberdaya lokal dengan optimasi peningkatan nilai tambah dan modal.

(35)

a. Daerah yang mempunyai kompetensi dalam memanfaatkan sumber daya manusia, alam dan buatan dengan memperhitungkan nilai ekonomi, sosial dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat.

b. Kemitraan strategis yang mampu membangun dalam pengembangan industri pengolahan.

c. Daerah yang mampu mensejahterakan masyarakat dari nilai tambah industri, serta kompetisi yang sehat, adil, dan terbuka.

(5) Mengembangkan pusat-pusat inovasi yang berbasis pada perguruan tinggi dan lembaga penelitian.

a. Daerah yang memiliki pusat-pusat penelitian dan dan lembaga pendidikan dalam pengembangan teknologi yang maju dan modern untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ekonomi berkelanjutan.

(6) Mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.

a. Daerah dengan jaringan infrastruktur yang merata ke seluruh wilayah. b. Daerah dengan jaringan informasi dan komunikasi merata ke seluruh wilayah. (7) Mewujudkan jejaring kerjasama ekonomi dan kelembagaan.

a. Daerah yang memiliki jejaring kerjasama regional, nasional dan internasional di bidang ekonomi, industri, perdagangan dan kelembagaan.

(8) Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang demoktaris dan berkeadilan, jujur dan bertanggung jawab, serta akuntabel.

a. Daerah yang mempunyai pelayanan publik, sistem informasi terpadu dan penjamin mutu yang berkualitas.

b. Daerah dengan sistem pelayanan publik yang efektif dan efisien.

c. Daerah dengan pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh masyarakat.

(9) Mewujudkan daerah yang mempunyai budaya daerah yang kuat yang berakar pada nilai-nilai luhur.

a. Daerah yang mengembangkan dan melestarikan budaya daerah. (10) Mewujudkan toleransi dan keserasian dalam kehidupan beragama.

(36)

b. Daerah yang mempunyai kesadaran akan perbedaan, toleransi dan kerjasama antar umat beragama.

c.

Daerah maju yang berakar pada nilai-nilai keagamaan

.

2)

Sasaran Strategis

(1)

Tujuan 1 : Mewujudkan daerah yang memiliki sumberdaya manusia handal dengan

produktivitas tinggi yang bermartabat dan berkeadilan dengan sasaran :

 Terwujudnya masyarakat yang berpendidikan tinggi dan berwawasan informasi terdepan.

 Terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktif;

 Terwujudnya masyarakat yang kreatif dan memiliki kemampuan daya saing tinggi.

(2) Tujuan 2 : Mewujudkan daerah surplus pangan yang berkelanjutan dan komoditas perdagangan yang berdaya saing tinggi, dengan sasaran:

 Terpenuhinya pangan bagi masyarakat Sumatera Selatan sesuai dengan kelayakan baku gizi yang baik.

 Terwujudnya Sumatera Selatan sebagai pemasok pangan yang handal yang memperkuat ketahanan pangan nasional.

 Meningkatnya ekspor komoditas unggulan yang berdaya saing tinggi dan memberikan kontribusi pendapatan daerah dan devisa.

(3) Tujuan 3 : mewujudkan daerah lumbung energi nasional, dengan sasaran:

 Terwujudnya Sumatera Selatan sebagai pemasok sumber daya energi secara berkelanjutan, melalui pemanfaatan batubara, minyak bumi, gas alam, energi panas bumi, gas metan, dan energi terbarukan.

(4) Tujuan 4 : mewujudkan daerah industri maju berbasis sumberdaya lokal dengan

optimasi peningkatan nilai tambah dan modal, dengan sasaran:

 Terwujudnya kompetensi, peningkatan nilai tambah dalam pemanfaatan sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhitungkan nilai ekonomi, sosial dan lingkungan.

(37)

 Terwujudnya Sumatera Selatan sebagai daerah penerima terbesar dari sektor industri pengolahan manufaktur.

(5) Tujuan 5 : mewujudkan daerah yang dapat menopang kekuatan industri nasional yang berbasis kreativitas dan inovasi, dengan sasaran :

 Berkembangnya pusat-pusat penelitian dan dan lembaga pendidikan dalam pengembangan teknologi yang maju dan modern untuk meningkatkan nilai tambah dan produktivitas sektor ekonomi berkelanjutan.

(6) Tujuan 6: Mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah dengan sasaran :  Meningkatnya pemberdayaan masyarakat desa.

 Terwujudnya jaringan infrastruktur yang merata keseluruh wilayah.

 Terwujudnya jaringan informasi dan komunikasi yang merata keseluruh wilayah. (7) Tujuan 7 : Mewujudkan jejaring kerjasama ekonomi dan kelembagaan dengan

sasaran :

 Terwujudnya jejaring kerjasama regional, nasional dan internasional di bidang ekonomi, industri, perdagangan dan kelembagaan.

(8) Tujuan 8 : Mewujudkan daerah yang memiliki tata pemerintahan yang bersih dan

bertanggung jawab dan berjiwa melayani dan mengayomi masyarakat, dengan sasaran:

 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah yang akuntabel dan berbasis teknologi informasi.

 Terwujudnya pengelolaan akuntabilitas keuangan daerah yang berorientasi publik.  Terwujudnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah oleh seluruh

masyarakat.

(9) Tujuan 9 : mewujudkan daerah yang mempunyai jati diri sejati yang tidak luntur

dengan kemajuan ekonomi dan teknologi, serta pengaruh budaya baru, dengan sasaran :

 Terwujudnya daerah tujuan wisata berbasis warisan budaya luhur dan sumber daya daerah yang mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakatnya.

(10) Tujuan 10 : Mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang aman dan nyaman, dengan sasaran:

(38)

 Terwujudnya masyarakat maju yang berakar pada nilai-nilai keagamaan.

3.

Strategi, Arah Kebijakan dan Program

Strategi pembangunan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang bermutu melalui pengembangan fasilitas dan sarana pendidikan baku, pembiayaan pendidikan dan kesejahteraan guru.

b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui perluasan pusat pelayanan (Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit Umum), fasilitas kesehatan, dan pembiayaan.

c. Revitalisasi pendidikan kepelatihan, keahlian, dan keterampilan untuk secara mandiri dapat berpartisipasi dalam membangun dan mengembangkan usaha ekonomi produktif.

d. Meningkatkan partisipasi lembaga pendidikan non-formal untuk mencerdaskan dan memahirkan keterampilan masyarakat.

e. Menyediakan beasiswa daerah dan memfasilitasi perolehan beasiswa internasional bagi putra-putri terbaik Sumatera Selatan untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

f. Memperluas jaringan irigasi, jalan pertanian dan akses pada pembiayaan pertanian, serta meningkatkan kapasitas petani terhadap peningkatan produksi dan mutu hasil pertanian.

g. Memperluas akses petani terhadap teknologi dan pelayanan pertanian, dengan memperkuat pusat pendidikan, pelatihan, dan penelitian.

h. Memperbaiki penanganan pascapanen, serta pembangunan agroindustri dan mengembangkan jejaring pasar nasional dan internasional.

i. Mendayagunakan sumberdaya energi bagi kemakmuran rakyat, dengan perhatian khusus pada sumbedaya energi terbarukan.

j. Mendukung dan menggalakkan upaya penelitian dan pengembangan sumberdaya energi baru dan terbarukan.

Gambar

Tabel 1.4  Populasi, Jenis Ternak
Tabel 1.10  Pendapatan Perkapita

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa CP Spastik Diplegi adalah suatu gangguan tumbuh kembang motorik anak yang disebabkan karena adanya kerusakan pada otak yang terjadi

Berdasarkan data diatas disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Penggunaan pembersih genitalia dengan kejadian keputihan pada mahasiswi

a) Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, maupun bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga

Kami mengundang seluruh rekan-rekan pelaut untuk bersekutu bersama sebagai satu keluarga di dalam Tuhan, sebagaimana Firman Tuhan berkata, “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing

Peubah yang diamati adalah kadar asam fitat, laju degradasi asam fitat, kecernaan bahan kering, kecernaan nutrien (kecernaan protein kasar, kecernaan lemak kasar,

Dengan telah bertambahnya fasilitas di Laboratorium Kesehatan Daerah dalam rangka menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka pengaturan

(9) Dalam hal telaahan uraian pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) disetujui, maka segera memberikan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atau

Sistem transmisi yang digunakan untuk memindahkan daya dan kecepatan dari kincir ke generator terdiri dari poros, roda gigi, sabuk dan bantalan.. 3.3.1