• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN UPN "VETERAN" JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN UPN "VETERAN" JAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I.1 Latar Belakang

Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis atau kebutuhan paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya (Tarihoran 2015, hlm. 1). Tidur juga merupakan proses yang sangat diperlukan bagi manusia untuk terjadinya Natural

healing mechanism (proses pembentukan sel tubuh yang rusak), memberi waktu

untuk beristirahat ataupun menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh (Prijokosaksono dan sembel 2002, hlm. 32). Tidur sangat penting bagi kesehatan, fungsi emosional, mental dan keselamatan (Rafknowledge 2004, hlm. 1). Memelihara dan meningkatkan kualitas tidur merupakan masalah klinis yang penting dalam kehidupan modern. Penelitian Lee (2007, hlm. 462) telah melaporkan bahwa prevalensi yang tinggi masalah tidur dan terkait gangguan tidur di antara dewasa muda.

Selama abad terakhir, jumlah rata-rata waktu tidur orang Amerika telah menurun sekitar 20%. Menurut panduan durasi tidur yang direkomendasikan oleh

National Sleep Foundation, kondisi kurang tidur yang diartikan sebagai kurang

dari 8 jam untuk anak-anak dan kurang dari 7 jam untuk orang dewasa, dialami oleh 45% dari anak usia 11-17 tahun dan 37% dari orang dewasa. Saat ini diperkirakan bahwa 50 sampai dengan 70 juta warga Amerika mengalami gangguan tidur yang mempengaruhi fungsi sehari-hari, kesehatan, dan usia yang panjang. Efek kumulatif dari kurang tidur yang berkepanjangan dan gangguan tidur telah dikaitkan dengan peningkatan mortalitas dan peningkatan resiko berbagai penyakit kronik termasuk hipertensi, stroke, diabetes tipe 2, dan obesitas (Lowry 2012, hlm. 1).

Penelitian Rohmaningsih (2013, hlm. 1) menunjukkan tingginya prevalensi kualitas tidur yang buruk di antara para mahasiswa yang nilainya bervariasi dari

(2)

19,17% sampai 57,5%, dan tertinggi pada mahasiswa kedokteran. Kualitas tidur yang buruk dapat menimbulkan pengaruh negatif yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental, prestasi belajar, dan kualitas hidup para mahasiswa. Salah satu bentuk dari kualitas tidur yang buruk dinamakan dengan istilah deprivasi tidur. Deprivasi tidur yaitu istilah untuk menggambarkan keadaan yang disebabkan oleh kuantitas atau kualitas tidur yang tidak adekuat, termasuk kurang tidur yang disadari ataupun tidak disadari serta gangguan irama sirkadian.

Mahasiswa kedokteran adalah golongan dewasa muda yang memiliki kepentingan akademik dan gaya hidup yang dapat berimbas pada kebiasaan tidur dan mengakibatkan deprivasi tidur. Tuntutan akademik yang berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun yang tidak teratur dan kualitas tidur yang buruk, yang selanjutnya akan berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya. Durasi dan kualitas tidur yang kurang baik akan lebih banyak memicu aktivitas sistem saraf simpatik dan menimbulkan stresor fisik dan psikologis (Kitamura 2002, hlm. 2).

Secara global angka penyakit kardiovaskular sekitar 17 juta kematian pertahun. Angka komplikasi hipertensi yaitu 9,4 juta kematian di seluruh dunia pertahun (WHO 2013). Hipertensi adalah kondisi tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Sebagian orang tidak terdapat gejala yang menunjukkan individu tersebut mengalami hipertensi, oleh sebab itu hipertensi sering disebut sillent killer. Smeltzer and Bare (2009, cit Noegroho 2014, hlm. 1). Hipertensi dapat terjadi karena beberapa faktor risiko yaitu riwayat keluarga, gaya hidup yang kurang baik, kebiasaan diet yang kurang baik, dan durasi atau kualitas tidur yang kurang baik (Bansil 2011, hlm, 2).

Kejadian hipertensi 45% dari kematian karena penyakit jantung, dan 51% kematian karena stroke. Hipertensi mempunyai prevalensi lebih besar pada negara berpenghasilan kecil dan menengah, sebab sistem kesehatan yang lemah, hipertensi yang tidak terdiagnosa dengan baik, hipertensi yang tidak terobati dan tidak terkontrol dengan baik. Peningkatan prevalensi hipertensi dikaitkan dengan penuaan, pertambahan penduduk, faktor risiko perilaku, seperti diet tidak sehat, alkohol, kurangnya aktivitas fisik, kelebihan berat badan dan paparan stres (WHO 2013).

(3)

Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan tantangan kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dengan prevalensi keseluruhan lebih dari 25% pada populasi orang dewasa. Selama beberapa tahun terakhir terbukti bahwa tekanan darah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas tidur. Epidemiologi dan bukti klinis menunjukkan bahwa individu dengan jangka waktu tidur yang lebih pendek memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Selain itu, studi eksperimental menunjukkan bahwa ketika kurang atau tidak tidur 1 hari atau lebih tekanan darah sistolik dan diastolik akan meningkat secara fisiologis (Haack 2013, hlm. 296).

Prevalensi pengidap hipertensi dunia pada tahun 2008 sekitar 40% atau sekitar 1 miliyar jiwa. Pengidap hipertensi tertinggi berada di Afrika dengan prevalensi 46% jika digabungkan antara responden laki-laki dan perempuan, sedangkan Amerika menjadi penderita terendah dengan prevalensi 35% (WHO 2012, cit Noegroho 2014, hlm. 2).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%, jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7%. Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (25,8% + 0,7 %) (Riset Kesehatan Dasar 2013, hlm. 88).

Tekanan darah secara normal menurun saat kita tidur normal (sekitar 10-20% masih dianggap normal) dibandingkan saat kita dalam kondisi sadar, dan kondisi ini dikaitkan karena penurunan aktifitas simpatis pada keadaan tidur. Apabila tidur mengalami gangguan, maka tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi yang berujung kepada penyakit kardiovaskular. Setiap 5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak dialami oleh seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu salah satu faktor dari kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi tidur yang pendek juga dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah terutama pada golongan remaja. Insomnia dengan

(4)

durasi tidur singkat yang objektif juga dikaitkan dengan resiko hipertensi. Selain itu masih banyak gangguan tidur yang dikaitkan dengan hipertensi, seperti

obstructive sleep apneu syndrome (OSAS), restless legs syndrome (RLS), dan

lain-lain (Calhoun dan Harding 2010, hlm. 434).

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan dan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa fakultas kedokteran mengenai hal ini masih sangat jarang, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta.

I.2 Perumusan Masalah

Hipertensi diketahui sebagai penyakit dengan angka kejadian paling tinggi dibandingkan penyakit lain. Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk mendalami faktor risiko terhadap kejadian hipertensi, tetapi penelitian tentang faktor risiko kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah yang terjadi pada mahasiswa fakultas kedokteran masih sangat jarang, padahal pengetahuan pada kelompok ini sangat penting untuk menjaga stamina dan aktifitas dalam proses pembelajaran di fakultas kedokteran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah berupa: “Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta angkatan 2015?”

I.3 Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta Angkatan 2015.

(5)

I.3.2 Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta angkatan 2015 dengan menggunakan Pittsburgh

Sleep Quality Index (PSQI)

b. Memberikan gambaran tekanan darah mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta angkatan 2015

c. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarata angkatan 2015

I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah tentang hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta angkatan 2015.

I.4.2 Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi responden

Memberikan informasi dan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan mengendalikan faktor risiko tersebut, jika terbukti bahwa kualitas tidur berhubungan dengan tekanan darah.

b. Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi dan sebagai usaha preventif agar dapat memodifikasi faktor risiko tersebut sehingga dapat dicegah dan dihindari sejak dini.

c. Manfaat bagi peneliti

Memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam usaha penelitian serta memberikan informasi dalam perkembangan penelitian selanjutnya.

d. Manfaat bagi instansi terkait

Memberikan informasi mengenai gambaran kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta angkatan 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan training program efikasi diri yang dibuat secara terstruktur pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialsis untuk meningkatkan

Although you may not be too interested in what the member’s profile page looks like, you also get details on the user’s time zone setting, the number of status messages that user

Penelitian ini memiliki titik temu yakni sama-sama meneliti dalam ruang lingkup sebagian Panti Asuhan di Ponorogo, Adapun perbedaannya penelitian ini adalah

Hasil penelitian tentang pengaruh self tapping terhadap intensitas nyeri dysmenorrhea primer pada mahasiswi PSIK FK UGM dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi

Adapun pada bulan Juli 2010, berdasarkan hasil yang didapatkan maka pada seluruh stasiun di Sungai Morosari maupun Sungai Gonjol telah tercemar logam Cr karena

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan metode proyek dapat meningkatkan kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun di TK Bhakti

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Aktivitas Olahraga Dalam Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Konsentrasi Belajar dan Prestasi

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI akan melaksanakan