• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN DALAM MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SANTRI SDIT MIFTAHUL ULUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN DALAM MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SANTRI SDIT MIFTAHUL ULUM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Al Amar Vol.2 No.1, Januari 2021

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN MENJAGA KEBERSIHAN

DALAM MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN

PADA SANTRI SDIT MIFTAHUL’ULUM

Dena Riani Harlan1 , Dini Andini2, Reni Nuraeni3, Windi Yani Sholihat4

1SDIT Miftahul Ulum Subang, [email protected], 2SDIT Miftahul Ulum Subang,[email protected], 3SDIT Miftahul Ulum Subang, [email protected], ,

4SDIT Miftahul Ulum Subang, [email protected]

ABSTRAK

Abstrak: Kurangnya kesadaran santri dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah menjadi suatu masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari - hari. Dalam mengatasi permasalahan tersebut diperlukan adanya implementasi pendidikan karakter peduli lingkungan khususnya dilingkungan sekolah. Salah satu caranya yaitu dengan guru memberikan contoh dengan menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungannya, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan afektif santri dalam menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan dalam rangka penerapan karakter peduli lingkungan di sekolah, metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini santri sudah mampu menjaga kebersihan dilingkungan sekolah dengan tidak memakai sepatu ke dalam kelas, melaksanakan piket kelas sesuai jadwal, membuang sampah pada tempat sampah, membawa botol minum dan alat makan sendiri, mencuci alat makan sendiri, tidak mencorat-coret meja dan kursi di kelas serta tembok di sekitar sekolah.

Kata Kunci: peduli lingkungan; pendidikan karakter; pembiasaan; menjaga kebersihan;

Abstract: The lack of student’s awareness in maintaining cleanliness in the school’s environtment is a problem that often occurs in their daily activity. The problem solving on these problems, it is necessary to implement character education caring for the environment, especially in the school. The method is the teacher providing an example by maintaining the cleanliness of themselves and their environment. The purpose of this study is to increase the affective ability on students in fostering awareness to maintain environmental hygiene and to implement the character of caring for the environment in schools. The research method used is a qualitative approach. The results of the study, the students were able to maintain cleanliness in the school by not wearing shoes on the classroom, carrying out picket’s class according to the schedule, throwing trash on the dump, bringing their own drinking bottles and cutlery, washing their own cutlery, not scribbling on tables and chairs in the classroom and the walls on the school.

Keywords: environmental care; character building; habituation; maintain cleanliness;

PENDAHULUAN

Pembelajaran dalam satuan pendidikan tingkat Sekolah Dasar sangat penting dalam membangun karakter manusia untuk masa mendatang. Saat ini hampir semua aspek pendidikan hanya mengevaluasi pada satu aspek yaitu aspek kognitif. Dimana peserta didik diharuskan memiliki aspek pengetahuna berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk

(2)

memecahkan masalah tersebut. Sementara pada aspek afektif dan psikomotorik belum terevaluasi secara menyeluruh. Berkaitan dengan aspek afektif, yaitu ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, watak prilaku seperti minat, sikap, emosi cenderung terabaikan. Ciri - ciri hasil belajar afektif tersebut akan tampak pada tingkah laku peserta didik tersebut. Salah satunya dengan pendidikan karakter yang sering terabaikan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah dasar. Sedangkan dalam aspek psikomotorik yang mencakup ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu juga sering terabaikan.

Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang didalamnya memuat aspek afektif dan psikomotorik yang mana pendidikan ini sangat penting untuk diterapkan di sekolah Dasar yang melibatkan satuan pendidikan dalam bentuk pembiasaan dan role model dari guru. Dalam hal ini, pendidikan karakter yang disampaikan oleh guru adalah peduli terhadap lingkungan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menanamkan karakter peduli lingkungan adalah dengan menjaga kebersihan di lingkungan sekolah. Kebersihan lingkungan menjadi sesuatu yang penting dilakukan dalam lingkungan sekolah untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif.

Minimnya kesadaran santri akan pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya membuat pendidikan karakter yang menekankan pada sikap peduli lingkungan menjadi berkurang. Dengan adanya kurang kesadaran peduli terhadap lingkungan di sekolah maka perlu diterapkannya pembiasaan dan role model sebagai cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan pentingnya menjaga kebersihan.

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter bahwa “ dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu …”

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik santri dalam menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan dalam rangka penerapan karakter peduli lingkungan di sekolah.

Pemerintah mengeluarkan Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 adalah “upaya sistematis yang terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum”.

Kepedulian terhadap lingkungan merupakan usaha yang harus dilakukan oleh semua elemen masyarakat baik dilingkungan keluarga maupun sekolah. Khususnya dilingkungan sekolah, hal ini dapat dilakukan secara bersama-sama mulai dari Kepala sekolah, guru - guru dan seluruh santri. Seluruh warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang sama untuk membantu tercapainya implementasi pembiasaan menjaga kebersihan.

Menurut Hamzah (2013 : 43) menjelaskan bahwa kepedulian lingkungan hidup merupakan wujud sikap mental individu yang direfleksikan dalam prilakunya. Prilaku peduli terhadap lingkungan akan menumbuhkan kesadaran santri untuk menjaga kebersihan dengan lebih baik

Dalam pelaksanaan penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan ini, dilaksanakan di SDIT Miftahul’Ulum sebanyak 467 santri. Salah satu cara dalam

(3)

menerapkan pendidikan karakter peduli lingkungan itu adalah semua guru memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya, dan santri mengikuti perilaku tersebut. Dalam kenyataannya 85% mengikuti perilaku membuang sampah pada tempatnya, dan 15% tidak mengikuti perilaku membuang sampah pada tempatnya.

Kesadaran pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan sekolah menjadi salah satu cara agar penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan menjadi lebih mudah dilakukan dengan pembiasaan dan role model yang dilakukan oleh guru. Guru sebagai pendidik diharuskan menjadi contoh yang baik dalam menerapkan pembiasaan dan role model tersebut. santri sebagai peserta didik yang menjadi objek dalam penelitian ini.

KAJIANTEORI

1. Pendidikan karakter

a. Pengertian Pendidikan karakter

Pendidikan merupakan bimbingan atau arahan yang diberikan kepada santri pada masa perkembangannya yang bertujuan untuk menambah ilmu dan membentuk karakter diri yang lebih baik. Sehingga aspek afektif dan psikomotorik yang diharapkan bisa tercapai dengan adanya pendidikan yang terarah.

(Tadzkiroatun, 2008) menyatakan bahwa karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behavior), motivasi (motivation) dan keterampilan (skill). serangkaian sikap tersebut sangat diperlukan demi menumbuhkan kesadaran santri.

(Dwi, 2017) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah semua usaha yang dilakukan oleh personil sekolah, orangtua, dan masyarakat kepada anak-anak untuk mendidik, menanamkan, dan mengembangkan karakter luhur sehingga mereka dapat mengambil keputusan dengan bijak untuk mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dari teori diatas dapat disimpilkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh berbagai personil baik dari orangtua maupun guru untuk menciptakan santri yang berakhlak mulia.

2. Pembiasaan (Habitution)

(Maswardi, 2015)menyebutkan indikator pembiasaan adalah sebagai berikut: (1) rutin, tujuannya untuk membiasakan anak melakukan sesuatu dengan baik; (2) spontan, tujuannya untuk memberikan pendidikan secara spontan terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun dan terpuji; (3) keteladanan, tujuannya untuk memberi contoh kepada anak.

Pembiasaan rutin merupakan salah satu pembiasaan yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian. Pembiasaan spontan merupakan pembiasaan yang dilakukan secara langsung ketika melihat objek. Pembiasaan keteladanan merupakan pembiasaan yang mengacu pada pemberian contoh yang baik kepada santri agar santri dapat meniru perbuatan baik tersebut.

3. Peduli Lingkungan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan. Lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebaginya) yang termasuk didalamnya.

Menurut (Widiastuti, 2008). “Penanaman sikap peduli lingkungan adalah upaya yang dilakukan dalam bentuk kegiatan - kegiatan maupun kebijakan - kebijakan intra

(4)

dan ekstra pembelajaran untuk menumbuhkan kesadaran sikap peduli lingkungan sebagai bagian dari pendidikan karakter pada siswa sesuai dengan kodrat sebagai manusia, yaitu sebagai khalifah.

Sebagaimana dalam firman Allah Surat Ar-rum : 41

َرَهَظ داَسَفْلٱ ىِف ِ رَبْلٱ ِرْحَبْلٱ َو اَمِب ْتَبَسَك ىِدْيَأ ِساَّنلٱ م هَقيِذ يِل َضْعَب ىِذَّلٱ او لِمَع ْم هَّلَعَل َنو ع ِج ْرَي

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan

mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

berdasarkan pernyataan-pernyatan diatas, bahwa pendidikan karakter peduli lingkungan sangat diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran santri demi menjaga lingkungan agar tidak menyebabkan kerusakan dibumi.

4. Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan berasal dari dua kata, menjaga dan kebersihan. Dalam kamus besar bahasa indonesia kata menjaga memiliki arti memelihara, merawat.

Sedangkan kebersihan dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti keadaan yang menurut kepercayaan atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.

Menurut Andi (2018:81) kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu, sampah dan bau.

Dari dua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menjaga kebersihan merupakan cara seseorang dalam memelihara atau merawat lingkungan dari debu, sampah dan bau.

METODEPENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2012) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivesme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah inistrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara pusposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Menurut (Sugiyono, 2012) objek penelitian adalah suatu atribut dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Objek dalam penelitian ini adalah lingkungan sekitar rumah dan sekolah.

Subjek penelitan merupakan tempat variabel melekat. Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda di mana data untuk variabel penelitian diperoleh (Arikunto, 2010). Subjek dalam penelitian ini adalah santri.

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data lazimnya menggunakan teknik dokumentasi, observasi dan wawancara. Dokumentasi merupakan bukti fisik yang dapat digunakan oleh peniliti bahwa telah berlangsungnya sebuah penelitian yang dilakukan oleh peniliti. Wawancara dapat dikatakan bahwa suatu kejadian atau suatu proses

(5)

interaksi anatara pewawancara dan sumber informasi melalui komunikasi langsung (Yusuf, 2014). selain dokumentasi dan wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang lazim digunakan. Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan (Semiawan, 2012).

Analisis data dilakukan ketika peneliti telah melakukan seluruh rangkaian aktifitas penelitian dengan tujuan memperoleh data yang diharapkan. Dalam kegiatan analisis ini, data diolah sesuai dengan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Namun sebelum data dianalisis menggunakan metode yang telah direncanakan sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan uji validitas.

HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil temuan - temuan yang telah di observasi terkait judul oleh peneliti di lingkungan SDIT Miftahul’Ulum diantaranya santri sudah mampu menjaga kebersihan dilingkungan sekolah dengan tidak memakai sepatu ke dalam kelas, melaksanakan piket kelas sesuai jadwal, membuang sampah pada tempat sampah, membawa botol minum dan alat makan sendiri, mencuci alat makan sendiri, tidak mencorat-coret meja dan kursi di kelas serta tembok di sekitar sekolah.

Dalam implementasi pembiasaan karakter peduli lingkungan dengan menggunakan role model santri sudah dapat :

1. Merubah kebiasaan menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dengan teknik rutinitas, spontanitas, dan keteladanan yang dicontohkan oleh guru.

2. Mengoptimalisasikan karakter peduli lingkungan dengan pembiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan di sekolah.

Berdasarkan penelitian implementasi pembiasaan menjaga kebersihan untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan pada santri SDIT Miftahul’ulum Alhamdulillah sudah tercapai sesuai dengan harapan. Hal ini sejalan dengan penelitian Noorrela Ariyunita dengan judul implementasi dan pembiasaan karakter kepedulian lingkungan dalam pembelajaran PAI di MAN Yogyakarta II. Hasil penelitian menunjukan: (1). nilai kepedulian lingkungan akan masuk pada diri santri dan akan menjadi nilai karakter apabila diajarkan secara terus menerus dan dikerjakan bersama-sama secara serentak dengan semua warga sekolah dan keluarga; (2). faktor penghambat implementasi nilai kepedulian lingkungan adalah (a) waktu yang relatif singkat, (b) perbedaan karakteristik santri, (c) kurangnya pengawasan di luar sekolah. Sedangkan faktor pendukungnya adalah (a) visi dan misi sekolah (b) reward dan punisment (c) dan kegiatan ekstrakurikuler.

SIMPULAN,SARANDANREKOMENDASI

A. Simpulan

Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan pembiasaan santri terhadap perilaku peduli lingkungan khususnya dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga penelitian dengan judul “Implementasi Pembiasaan Menjaga Kebersihan Dalam Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Pada Santri” mempunyai pengaruh terhadap peduli lingkungan.

B. Saran

Dari penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka ada beberapa hal yang disarankan yaitu:

Pertama, guru dapat menjadikan pembiasaan menjaga kebersihan agar dapat menumbuhkan karakter peduli lingkungan.

(6)

Kedua, pembiasaan dengan menggunakan role model disarankan dan dapat dilanjutkan pada penumbuhan karakter peduli lingkungan.

C. Rekomendasi

Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dengan mengupayakan beberapa cara diantaranya: membuat kebijakan di kelas-kelas untuk mencatat sampah setiap hari, membuat tim polisi lingkungan yang membantu dan mengawasi kebersihan sekolah, mengajarkan kepada santri untuk menjaga kebersihan melalui lagu dan senam.

I. UCAPANTERIMAKASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga jurnal ini dapat terselesaikan dengan baik. Tersusunnya karya tulis ilmiah berupa jurnal tidak lepas dari bantuan pihak lain. Terimakasih ditujukan kepada:

1. Terimakasih kepada Yayasan Tarbiyah Islamiyah Subang

2. Terimakasih kepada Bpk. Mulyana, S.Pd.I selaku kepala sekolah SDIT Miftahul’ Ulum Subang

3. Terimakasih kepada Segenap guru-guru SDIT Miftahul’ Ulum Subang 4. Terimakasih kepada Santriwan/ santriwati SDIT Miftahul’ Ulum Subang 5. Terimakasih kepada Orang tua santri SDIT Miftahul’ Ulum Subang

6. Terimakasih kepada Keluarga tercinta yang yang telah banyak memberikan dukungan

7. Terimakasih kepada para pembimbing Tim LP3M yang telah banyak membantu dalam penyusunan jurnal ini

8. Terimaksaih kepada rekan-rekan satu tim yang telah bekerjasama dengan sangat solid.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Maswardi. (2015). Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Yogjakarta; Hak Cipta.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta; Rieneka Cipta.

Nadia Widiastuti. (2018). Penanaman Sikap Peduli Lingkungan pada Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarnegara. Purwokerto; 34.

Purwanti dwi. (2017). Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan dan Implenmentasinya. 1(2).

Samiawan,C.R. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta; Grasinda.

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta.

Tadzkiroatun. (2008). Penguatan Pendidikan Karakter. Yogyakarta; Gava media. Yusuf, A.M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta;

Kencana.

Hamzah. (2013). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup; Semarang.

Iskandar, Andi Arifuddin. (2018). Pentingnya Memelihara Kebersihan dan Keamanan

Lingkungan secara Partisipatif demi Meningkatkan Gotong Royong dan Kualitas Hidup Warga. 1 (81).

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Pertamina Ubeb Adera dengan memfilter konten negatif berdasarkan daftar 773 ribu konten negatif yang diblokir di situs web trust + ™ Positif oleh Kementerian Komunikasi dan

Auksin dan sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh yang dibutuhkan dalam media budidaya jaringan dan diberikan dalam konsentrasi yang sesuai dengan pertumbuhan yang

Berbeda dengan Sartono yang melalui karya ilmiah, Umar Kayam memilih lewat jalan sastra dan kolom ringan menyigi wong desa di masa lampau yang dipasangkan

bangunan rumah besa’, rumah balai, maupun kopol memiliki orientasi yang mengarah pada mesjid Jami’ yang menjadi poin utama di permukiman ini sedangkan bangunan hunian

Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi perubahan struktur ekonomi di Kabupaten Jombang, dimana pada tahun 2003-2012 terdapat 2 sektor basis yaitu sektor pertanian dan

Dokter gigi layanan primer sebagai first professional degree yang peran dan fungsinya adalah di pelayanan tingkat primer ( primary health services ) berfungsi sebagai gate-keeper

Sehingga bila kemudian dalam prosesnya anda merasa ada sesuatu yang membuat anda tidak nyaman, coba “periksa“ kembali posisi settingan kondisi mental anda, ini bertujuan untuk selalu

Adapun fenomena (kejadian) diharuskan melaksanakan śalat sunnah isyraq adalah karena dahulu ada banyak santri yang setelah śalatŚubuh berjama’ah langsung tidur,