• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BANGKITAN AKTIVITAS BERSAMA BERDASARKAN TIPE RUMAH TANGGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL BANGKITAN AKTIVITAS BERSAMA BERDASARKAN TIPE RUMAH TANGGA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

11 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

MODEL BANGKITAN AKTIVITAS BERSAMA

BERDASARKAN TIPE RUMAH TANGGA

Dessy Amalia Farina1, Renni Anggraini 2, Sofyan M. Saleh 3,

1)

Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala email: dessyamalia_farina@yahoo.com

Abstract: The activity based approach allows for more detailed assessment to be made the

basis of a policy in transportation, especially in the context of household level decision making to determine the level of demand for transportation facilities and infrastructure required. The aims of this study to get a model with the demand of the movement activity by identifying the factors that influence the occurrence of movement and get the level of influence of these factors on seizure joint activity by household members. There are household types, which is household without children, households with less than two children and households that have more than two children. Type of households with children divided according to the age level of the child in households that have children under 12 years old and who have children over 12 years. Primary surveys conducted through questionnaires in 1650 families who resides in the city of Banda Aceh. The results of the questionnaire were then analyzed by CHAID and modeling by Decisions Tree. From the analysis obtained for the type of households without children with the greatest activity is the percentage of shopping activity by 45.4%. Type of households with 1-2 children and still have a child under 12 years old is the most dominant service-related activity at 54.0%, while for households who do not have children under 12 at 36.4%. For the type of households that have more than two children and still have a child under 12 years old service-related activity was also dominant at 60.2% and for households that do not have a 12-year-old children of 38.2%.

Keyword : Joint Activity Generations, Household types, Decisions Tree, CHAID

Abstrak: Pendekatan berbasis aktivitas lebih memungkinkan adanya penilaian yang lebih rinci untuk menjadi dasar membuat suatu kebijakan dalam bidang transportasi, khususnya dalam konteks pengambilan keputusan tingkat rumah tangga untuk mengetahui tingkat kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model kebutuhan pergerakan aktivitas bersama dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pergerakan tersebut serta mendapatkan tingkatan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap bangkitan aktivitas yang dilakukan secara bersama antara anggotakeluarga. Tipe rumah tangga tersebut yaitu rumah tangga tanpa anak, rumah tangga dengan kurang dari dua anak yang dan rumah tangga yang mempunyai anak lebih dari dua. Tipe rumah tangga yang mempunyai anak dibagi lagi menurut tingkat usia anak yaitu rumah tangga yang mempunyai anak dibawah 12 tahun dan yang mempunyai anak diatas 12 tahun. Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 1650 kepala keluarga (KK) yang bertempat tinggal di kota Banda Aceh yang kemudian dianalisis dengan metode Chi-Square

Automatic Interaction Detector (CHAID) dan dimodelkan menggunakan Decisions Tree. Dari analisis

yang diperoleh untuk tipe rumah tangga tanpa anak aktivitas bersama yang paling besar presentasenya adalah aktivitas berbelanja sebesar 45,4%. Tipe rumah tangga dengan 1-2 anak dan masih memiliki anak berumur dibawah 12 tahun aktivitas yang paling dominan adalah antar jemput sebesar 54,0% sedangkan untuk rumah tangga yang tidak memiliki anak berumur dibawah 12 sebesar 36,4%. Untuk tipe rumah tangga yang memiliki anak lebih dari dua orang dan masih memiliki anak berumur dibawah 12 tahun aktivitas antar jemput juga yang paling dominan sebesar 60,2% dan untuk rumah tangga yang tidak memiliki anak berumur 12 tahun sebesar 38,2%..

(2)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 12

PENDAHULUAN

Pendekatan berbasis aktivitas lebih memungkinkan adanya penilaian yang lebih rinci untuk menjadi dasar membuat suatu kebijakan dalam bidang transportasi, khususnya dalam konteks pengambilan keputusan tingkat rumah tangga.

Banyak kasus, tidak hanya individu yang berpengaruh dalam membuat keputusan melainkan keterkaitan antara anggota keluarga. Karena pada umumnya kegiatan selain bekerja dilakukan secara bersama antara anggota keluarga, seperti melakukan kegiatan sosial, rekreasi, dan lain sebagainya. Selain itu, tingkat usia anak dalam rumah tangga juga sangat mempengaruhi kegitan yang dilakukan secara bersama, karena semakin dewasa seorang anak maka kemungkinan melakukan aktivitas bersama orang tua akan semakin kecil.

Kajian ini dilakukan pada sebagian rumah di kecamatan Banda dengan cara menggunakan kuesioner dan wawancara pada sejumlah anggota keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model kebutuhan pergerakan dengan mengindentifikasi faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya pergerakan serta mendapatkan tingkatan pengaruh dari faktor-faktor tersebut terhadap bangkitan aktivitas yang dilakukan secara bersama antara anggota keluarga berdasarkan tipe rumah tangga.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Setiap suatu kegiatan pergerakan mempunyai zona asal dan tujuan, dimana asal

merupakan zona yang menghasilkan prilaku pergerakan, sedangkan tujuan adalah zona yang menarik pelaku melakukan kegiatan (Tamin, 2008).

Pendekatan Berbasis Aktivitas (Activity – Based Approach)

Pendekatan ini mencerminkan adanya interaksi yang kompleks antara aktivitas dan perilaku perjalanan. Daya tarik konseptual pendekatan ini berasal dari kesadaran bahwa kebutuhan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang lebih mendasar daripada berbasis perjalanan yang beberapa mungkin memerlukan partisipasi. Dengan menempatkan penekanan utama pada partisipasi dalam kegiatan dan fokus pada urutan atau pola perilaku aktivitas (menggunakan sepanjang hari atau waktu yang cukup lama sebagai unit analisis) (Mc.Nally, et. al, 2007).

Pendekatan berbasis aktivitas ini sangat besar pengaruh dan keuntungannya terhadap pencerminan individu dengan pembahasan yang signifikan yang tidak hanya bertumpu pada pendekatan aktivitas tapi juga keseluruhan aktivitas dengan pemahaman yang cukup dalam secara bahasa. Keraguan ini dikarenakan keragaman teori, metodologi dan pendekatan empiris yang digunakan. Kerangka konseptual holistic biasanya digunakan untuk mengurangi metodologi serta menambah sedikit tentang apa yang menjadi pertimbangan tentang sebuah teori permintaan aktivitas (Mc.Nally, et. al, 2007).

Partisipasi kegiatan bersama

(3)

13 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014 kegiatan mewakili dari sebagian besar aktivitas non berkerja, hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan perjalanan terutama dalam menentukan lama waktu yang diperlukan serta mempengaruhi jadwal kegiatan per indivudu. Partisipasi bersama dalam kegiatan rutin dan mengisi waktu luang serta tersedianya sarana transportasi menjadi batasan dalam pilihan keputusan per individu dan variasi kegiatan yang secara umum juga mempengaruhi kebutuhan biaya perjalanan rumah tangga. (Anggraini, 2009).

Konsep Metode CHAID

CHAID digunakan untuk membentuk

segmentasi yang membagi sebuah sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah kriteria tertentu. Hal ini kemudian diteruskan dengan membagi kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan variabel-variabel independen yang lain (Gallagher, 2000).

Prosesnya berlanjut sampai tidak ditemukan lagi variabel independen yang signifikan secara statistik. Segmen-segmen yang dihasilkan akan bersifat saling lepas yang secara statistik akan memenuhi kriteria pokok segmentasi dasar (Bagozzi, 1994).

Hasilnya juga akan memberikan peringkat pada variabel yang merupakan variabel independen paling signifikan sampai yang tidak signifikan.

Konsep metode Decision Tree

Hasil pembentukan segmen dalam

CHAID akan ditampilkan dalam sebuah

diagram pohon. Decision tree digunakan untuk data yang lebih banyak dan kompleks serta sangat sulit untuk di analisis.

Decision tree merupakan salah satu

metode klasifikasi yang menggunakan representasi struktur pohon (tree) dimana setiap node mempresentasikan atribut, cabangnya mempresentasikan nilai dari atribut, dan daun mempresentasikan kelas. Node yang paling atas dari decision tree disebut sebagai root.

Pada decision tree terdapat 3 jenis node, yaitu; a) Root Node

b) Internal Node

c) Leaf node atau terminal node

Secara umum diagram pohon dari

CHAID dapat dilihat pada gambar 1. dibawah

ini:

Gambar 1. Diagram Pohon dari CHAID (Lehmann

dan Eherler, 2001)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi bangkitan aktivitas yang

(4)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 14 dilakukan bersama dapat diketahui tingkatan

pengaruhnya terhadap masing-masing tipe rumah tangga. Tipe rumah tangga tersebut yaitu:

1. keluarga tanpa anak,

2. keluarga dengan 2 orang anak dan

 keluarga yang mempunyai anak di bawah usia 12 tahun

 keluarga yang tidak mempunyai anak di bawah usia 12 tahun

3. Keluarga yang mempunyai anak 3 orang atau lebih.

 keluarga yang mempunyai anak di bawah usia 12 tahun

 keluarga yang tidak mempunyai anak di bawah 12 tahun

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis aktivitas yang dilakukan bersama antar anggota keluarga. Variabel ini dibedakan menjadi lima kategori, yaitu:

1. Berbelanja

Selain berbelanja ke pasar, berbelanja yang dimaksudkan dalam studi kasus ini yaitu berbelanja di berbagai macam toko, seperti berbelanja di mall atau supermarket besar yang menyediakan berbagai macam kebutuhan seperti bahan pokok makanan, sandang dan kebutuhan tersier lainnya. Berbelanja ini membutuhkan waktu yang lama dan dilakukan tidak hanya di satu toko saja.

2. Layanan pengantar

Layanan pengantar yang dimaksudkan disini seperti ikut serta dalam pengurusan di suati instansi seperti bank, kantor pos, kantor

pajak dan lain sebagainya. Layanan ini melibatkan kedua pihak dari awal hingga akhir dari kegiatan tersebut.

3. Kegiatan Sosial

Kegiatan sosial dalam penelitian ini seperti mengunjungi orang sakit, meninggal, atau sekedar silahturahmi dengan keluarga. 4. Rekreasi

Melakukan perjalanan bersama menggunakan kendaraan, bersepeda, berjalan kaki atau melakukan kegiatan olahraga lainnya secara bersama dan lain-lain. Rekreasi seperti menonton, jalan ke museum, pustaka dan melakukan kegiatan di luar rumah untuk tujuan hiburan. Rekreasi ini merupakan aktivitas yang lebih singkat daripada wisata.

5. Wisata

Kegiatan untuk mengisi liburan yang dilakukan secara bersama diluar rumah. Seperti liburan ke pantai, melakukan touring ketempat-tempat wisata dan lain-lain. Pada umumnya kegiatan wisata ini dilakukan jauh dari rumah dengan waktu yang lebih panjang dan melibatkan lebih banyak anggota keluarga.

Teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah proportional sample atau sampel proporsi atau sampel imbangan. Untuk keseluruhan pengambilan sampel pada seluruh kecamatan dikota Banda aceh dapat dilihat pada Tabel 1. yaitu:

(5)

15 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

Tabel 1. Data Jumlah Pengambilan Sampel Kota

Banda Aceh

Jumlah Sampel Jumlah Sampel

Responden KK 1 Meuraxa 16,861 720.59 180.15 2 Jaya Baru 22,535 728.42 182.10 3 Banda Raya 21,369 727.14 181.78 4 Baiturrahman 31,073 734.94 183.73 5 Lueng Bata 24,132 729.98 182.49 6 Kuta Alam 43,184 739.84 184.96 7 Kuta Raja 10,672 703.19 175.80 8 Syiah Kuala 35,648 737.17 184.29 9 Ulee Kareng 23,088 728.98 182.25 228,562 6,550.25 1,637.56 No. Kecamatan Jumlah Populasi

JUMLAH

Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang didapat dari populasi kota Banda Aceh yaitu sebanyak 6550,25 orang dengan mengasumsikan jumlah dari setiap 4 responden = 1 kepala keluarga (KK) sehingga sampel dibulatkan menjadi 1650 kepala keluarga (KK).

Metode analisis data dalam pemodelan bangkitan pergerakan, menggunakan metode

Chi-Square Automatic Interaction Detector

(CHAID). Hasil dari analisis CHAID akan ditampilkan dalam diagram pohon. Dimana diagram ini sering digunakan untuk permodelan pergerakan berbasis aktivitas hasil dari model yang dibangun mudah dipahami.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh dari sembilan kecamatan menujukkan bahwa setiap anggota keluarga memiliki aktivitas yang berbeda-beda dan lebih dari satu aktivitas sehingga dalam menganalisa data kebutuhan pergerakan berdasarkan aktivitas dipilih aktivitas yang merupakan aktivitas prioritas yang dilakukan oleh masing-masing KK.

Pemodelan bangkitan aktivitas bersama

dibagi menjadi lima aktivitas yang biasanya dilakukan bersama yaitu aktivitas berbelanja, antar jemput, kegiatan sosial, rekreasi dan wisata.

Aktivitas ini menjadi variabel terikat terbentuk yaitu :

Y1= Pergerakan aktivitas berbelanja,

Y2= Pergerakan aktivitas antar jemput ,

Y3=Pergerakan aktivitas sosial,

Y4= Pergerakan aktivitas rekreasi,

Y5=Pergerakan aktivitas wisata,

Sedangkan untuk variabel bebas yaitu : X1=Jumlah anggota keluarga (orang)

X2=Umur orang tua (tahun)

X3=Jenis pekerjaan orang tua

X4=Jumlah pendapatan (rupiah)

X5=Tingkat pendidikan orang tua

X6=Jumlah kepemilikan mobil (unit)

X7=Jumlah kepemilikan sepeda motor (unit)

X8=Jarak tempuh ke lokasi (kegiatan)

Variable bebas dan variabel terikat dalam

Decision Tree diklasifikasikan dalam beberapa

kategori untuk memudahkan pengelompokan dan diberikan simbol-simbol untuk setiap klasifikasi.

Pergerakan aktivitas bersama untuk rumah tangga tanpa anak

Rumah tangga tanpa anak hanya terdiri dari suami dan istri dalam satu KK tanpa adanya anak. Dari hasil analisa data menggunakan Decisions Treediperoleh

bangkitan aktivitas bersama dalam rumah tangga tanpa anak didominasi dengan aktivitas

(6)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 16 berbelanja sebesar 45,4% selanjutnya aktivitas

sosial sebesar 29,8% dan aktivitas antar jemput atau pelayanan rumah tangga sebesar 18,8%. Aktivitas wisata memperoleh sebesar 5,5% sedangkan untuk aktivitas olahraga atau rekreasi sangat sedikit hanya sebesar 0,5%.

Gambar 2. Diagram Tree Untuk Rumah Tangga

Tanpa Anak

Klasifikasi tersebut mempunyai 2 kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1 dan variable tingkat penghasilan pada kedalaman ke-2.

Rumah Tangga Yang Memiliki 1-2 Anak

Untuk tipe rumah tangga yang memiliki 1-2 orang anak dibedakan menjadi tipe rumah tangga yang memiliki anak berusia dibawah 12 tahun dan yang tidak memiliki anak yang berusia dibawah12 tahun.

Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Dibawah 12 tahun

Untuk tipe rumah tangga yang memiliki 1-2 orang anak dan ada anak yang berumur dibawah 12 tahun aktivitas bersama yang lebih cenderung dilakukan yaitu antar jemput untuk parent node medapat hingga lebih dari 50% yaitu sebesar 54,6% lalu aktivitas berbelanja sebesar 23,9%. Untuk aktivitas sosial sebesar 11,1% dan aktivitas wisata sebesar 9,6%. Aktivitas yang paling sedikit yaitu rekreasi sebesar 0,8%.

Klasifikasi tersebut mempunyai 3 kedalaman, dimana variabel jarak tempuh membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1 dan variabel jumlah keluarga pada kedalaman ke-2 dan jenis pekerjaan pada kedalaman ke-3.

Gambar 3. Diagram Tree Untuk Rumah Tangga

Dengan 1-2 Anak dan Masih Memiliki Anak Umur 12 tahun

(7)

17 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014

Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Diatas 12 tahun

Untuk tipe rumah tangga yang memiliki 1-2 orang anak dan tidak ada anak yang berumur dibawah 12 tahun aktivitas bersama yang lebih cenderung dilakukan yaitu antar jemput untuk parent node sebesar 36,4% selanjutnya aktivitas berbelanja sebesar 31,4%. Untuk aktivitas sosial sebesar 21,5% sedangkan untuk aktivitas rekreasi dan wisata sebesar 3,1% dan 7,6%.

Klasifikasi tersebut mempunyai 1 kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1.

Gambar 4. Diagram Tree Untuk Rumah Tangga

Dengan 1-2 Anak dan Tidak Memiliki Anak Umur 12 tahun

Pergerakan aktivitas bersama untuk rumah tangga yang memiliki lebih dari dua anak

Untuk tipe rumah tangga yang memiliki lebih dari dua orang anak juga dibedakan menjadi dua tipe rumah tangga dimana terdapat

anak yang berumur dibawah 12 tahun dan yang tidak memiliki anak berumur 12 tahun kebawah.

Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Dibawah 12 tahun

Untuk tipe rumah tangga dengan lebih dari dua orang anak dan tidak ada anak yang berumur dibawah 12 tahun pada rumah tangga tersebut aktivitas yang lebih banyak dilakukan bersama yaitu antar jemput yang mencapai 60,2% pada parent node lalu aktivitas berbelanja sebesar 14,3% dan aktivitas sosial sebesar 10,0%. Untuk aktivitas wisata sebesar 10,8% Sedangkan yang paling kecil pada aktivitas rekreasi sebesar 4,8%

Klasifikasi tersebut mempunyai 2 kedalaman, dimana variabel tingkat penghasilan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1. Dan jenis pekerjaan pada kedalaman ke-2.

Gambar 5. Diagram Tree Untuk Rumah Tangga

Dengan >2 Anak dan Masih Memiliki Anak Umur 12 tahun

(8)

Volume 3, No. 3, Agustus 2014 - 18

Rumah Tangga Yang Memiliki Anak Diatas 12 tahun

Untuk tipe rumah tangga dengan lebih dari dua orang anak dan tidak ada anak yang berumur dibawah 12 tahun pada rumah tangga tersebut aktivitas yang lebih banyak dilakukan bersama yaitu layanan pengantar yang mencapai 38,2% lalu aktivitas berbelanja sebesar 26,5%. Untuk aktivitas sosial sebesar20,6% dan aktivitas wisata 9,3% sedangkan aktivitas rekreasi yang paling kecil sebesar 5,4%.

Gambar 6. Diagram Tree Untuk Rumah Tangga

Dengan >2 Anak dan Tidak Memiliki Anak Umur 12 tahun

Klasifikasi tersebut mempunyai 1 kedalaman, dimana variabel jenis pekerjaan membagi jenis aktivitas pada kedalaman ke-1.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis data responden Kota Banda Aceh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari hasil 1650 kuesioner yang disebar di

sembilan kecamatan di kota Banda Aceh jenis rumah tangga yang paling dominan di kota Banda Aceh yaitu rumah tangga dengan 1-2 orang anak.

2. Untuk tiap tipe rumah tangga jenis aktivitas yang dominan yaitu:

a. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga tanpa anak aktivitas yang paling dominan yaitu berbelanja sebesar 45,4% yang dipengaruhi oleh faktor jenis pekerjaan kepala keluarga.

b. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan 1-2 orang anak dan masih memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 54,6% yang dipengaruhi oleh faktor jarak dan faktor jumlah keluarga.

c. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan 1-2 orang anak dan tidak memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 36,4% yang dipengaruhi oleh faktor jenis pekerjaan.

d. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan >2 orang anak dan masih memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 60,2% yang dipengaruhi

(9)

19 - Volume 3, No. 3, Agustus 2014 oleh faktor penghasilan dan faktor jenis pekerjaan.

e. Bangkitan aktivitas untuk tipe rumah tangga dengan >2 orang anak dan tidak memiliki anak dibawah 12 tahun maka aktivitas yang paling dominan yaitu antar jemput sebesar 38,2% yang dipengaruhi oleh faktor jenis pekerjaan.

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Perlu adanya peninjauan ulang dengan menambahkan faktor-faktor lain yang berpengaruh sehingga menghasilkan model yang lebih baik lagi dan memiliki alokasi keputusan yang tinggi terhadap kebutuhan pergerakan sebagai variabel yang ditinjau dari kota Banda Aceh seperti faktor hari dan lain-lain.

2. Untuk aktivitas refreshing sebaiknya dilakukan wawancara pada hari sabtu, minggu atau hari libur agar memperoleh hasil yang signifikan terhadap bangkitan aktivitas rekreasi atau wisata.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anggraini R, 2009. Household activity-travel

behavior (implementation of within-household interactions), PhD thesis, Eindhoven University of Technology. Bagozzi, R.P, 1994. Advanced methods of marketing

research. Blackwell Publishers Ltd, Oxford.

Gallagher, C.A, 2000. An iterative approach tp

classification analysis.

www.casact.org/pubs/dpp/dpp90/90dpp237. pdf. Tanggal akses : 18 Juli 2013.

Lehmann, T. dan Eherler, D. 2001. Responder

profiling with CHAID and dependency analysis.

www.informatik.uni-freiburg.de/-

ml/ecmlpkdd/WS-proceeding/w10/lehmann.pdf. Tanggal akses: 20 Juni 2013

McNally, M. G. and Craig R. Rindt (2007). The

activity-based approach, Department of

Civil and Environmental Engineering and Institute of Transportation Studies University of California.

Tamin. O.Z. 2008. Perencanaan dan pemodelan

Gambar

Gambar 1.  Diagram  Pohon  dari  CHAID  (Lehmann  dan Eherler, 2001)
Gambar 3.  Diagram  Tree  Untuk  Rumah  Tangga  Dengan  1-2  Anak  dan  Masih  Memiliki  Anak Umur 12 tahun
Gambar 4.  Diagram  Tree  Untuk  Rumah  Tangga  Dengan  1-2  Anak  dan  Tidak  Memiliki  Anak Umur 12 tahun
Gambar 6.  Diagram  Tree  Untuk  Rumah  Tangga  Dengan  >2  Anak  dan  Tidak  Memiliki  Anak Umur 12 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil deskripsi profil desa, deskripsi faktor-faktor pendorong munculnya gurandil, tingkat aktivitas gurandil, dan tingkat kesejahteraan rumah tangga, serta

Dari jenis lantai yang dimiliki rumah tangga miskin tiap desa di Kabupaten Jombang, jenis lantai tanah yang paling banyak digunakan dalam bangunan rumah tangga miskin

Dari uraian di atas pembelajaran koo-peratif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa, tercermin pada diskusi kelompok dimana aktivitas bertanya antar anggota

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat dinyatakan bahwa petani dengan kelompok umur >25 tahun, berpendidikan ≤SD, jumlah anggota rumah tangga >4 orang, buru/pekerja di

Dengan memperhatikan kondisi awal pangsa pengeluaran pangan yang paling kecil adalah pada rumah tangga padi, yaitu sekitar 50,1%, kemudian diikuti oleh tipe

Program Sakera Jempol (Sadari Kekerasan Perempuan dan Anak dengan Jemput Bola) Pemerintah Kabupaten Pasuruan dilakukan untuk menangani Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga

Dengan memperhatikan kondisi awal pangsa pengeluaran pangan yang paling kecil adalah pada rumah tangga padi, yaitu sekitar 50,1%, kemudian diikuti oleh tipe

Dimana sumber pendapatan yang paling banyak yaitu dari pekerjaan utama rumah tangga sebagai nelayan, sedangkan pendapatan sampingan dari aktivitas ekonomi di kawasan pariwisata bahari