• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Dasar Teori

Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energ iatau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat

(2)

diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Di gedung – gedung perkantoran umumnya peralatan listrik yang paling banyak memakai beban energi listrik adalah lighting/pencahayaan dan AC (Air Conditioner).

3.2 Lighting

Lighting / pencahayaan adalah suatu penerangan yang dibuat / disain oleh manusia. Seperti lilin, lampu, obor, senter dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.

Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh benyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.

3.2.1 Jenis lampu yang sering digunakan antara lain: 1. Lampu Incandescent (Lampu Pijar)

Lampu incandescent (lampu pijar) adalah suatu sumber cahaya buatan yang bekerja dengan berpijar, yaitu dengan mengalirkan arus elektrik melalui suatu kawat pijar tipis (filamen), sehingga filamen akan mengalami pemanasan hingga mencapai 3000°C (5400°F). Dengan demikian lampu pijar akan memancarkan panas dan cahaya secara bersamaan. Belakangan ini, lampu pijar

(3)

mulai jarang digunakan karena selain intensitas cahaya rendah jika dibandingkan dengan lampu jenis lain. Selian itu lampu pijar hanya memilki masa operasional 1.000 jam. Warna sinar lampu pijar menurut derajat Kelvin adalah 2.500°K-2.700°K.

2. Lampu Fluorescent (lampu TL)

Warna sinar lampu TL menurut derajat Kelvin adalah 2.700°K-6.500°K. dengan masa operasional 5.000-8.000 jam.

3. Lampu Compact Fluorescent

Lampu compact fluorescent dibuat dengan bentuk menyerupai lampu pijar, namun dapat menghasilkan intensitas cahaya yang lebih tinggi, dengan hanya menggunakan sepertiga energi yang dibutuhkan oleh lampu pijar. Selain itu, lampu ini juga hemat dalam material dan biaya perawatan karena masa operasionalnya yang sepuluh kali lebih panjang jika dibandingkan dengan lampu pijar, yaitu 10.000 jam, sedangkan warna sinar lampunya sama dengan warna sinar lapu TL, yaitu 2.700°K-6.500°K. Dengan masa operasional lampu lebih panjang, berarti akan semakin pendek payback period-nya.

4. Metal Halide

Lampu metal halide termasuk dalam jenis lampu dengan high intensity discharge (HID), yang dapat memancarkan cahaya yang sangat terang (powerful) dengan ukuran yang ringkas dan efisien energi yang tinggi. Lampu ini memiliki masa operasional lebih dari 6.000 jam, dengan warna sinar lampu diatas 2.100°K. Dalam pengoprasiannya, lampu ini bekerja pada tekanan dan temaperatur yang tinggi, sehingga membutuhkan fixture khusus agar dapat

(4)

beroperasi dengan aman. Lampu ini biasanya digunakan pada bagian yang membutuhkan itensitas penerangan yang tinggi. Selain itu lampu metal halide juga sering digunakan dalam dunia olahraga, misalnya pada lapangan olahraga. 3.2.2 Perhitungan Titik Lampu Suatu Ruangan

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2. (tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

Jumlah lampu pada suatu ruang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: N = E x L x W

Q x LLF x CU x n Keterangan :

N = Jumlah titik lampu

E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux - 250lux L = Panjang ruangan

W = Lebar ruangan

Q = Total lumen lampu (w x L/w: daya lampu x luminous efficacy lamp dapat dilihat pada box lampu yg dibeli)

LLF (Light Loss Factor) = Faktor cahaya hilang rumah / kantor standardnya (0,7-0,8) ………...………3.1

(5)

CU (Coeffesien of utilization) = Faktor pemanfaatan rumah atau kantor (50% - 65%) n = Jumlah lampu dalam 1 titik lampu (jumlahnya 1).

Tabel 3.1 Kuat Penerangan (E)

Perkantoran = 200 - 500 Lux

Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux

Hotel = 200 - 400 Lux

Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux Basement / Toilet / Coridor /

Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux Ø = W x L/w

3.3 Air Conditioner (AC)

Air Conditioner Merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain, AC Berfungsi Sebagai Penyejuk Udara yang diinginkan (sejuk atau dingin) dan nyaman bagi tubuh. Ac Lebih Banyak digunakan di wilayah yang beriklim tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi (panas).

3.3.1 Komponen – Komponen Pada AC

Komponen AC dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu komponen utama, komponen pendukung, kelistrikan, dan bahan pendingin (refrigeran).

1. Komponen Utama AC diantaranya :

a. Kompresor

Kompresor Adalah Sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan gas refrigeran ke seluruh sistem. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung di Tubuh Manusia. Kompresor Memiliki 2 Pipa,, Yaitu Pipa Hisap Dan

(6)

Pipa tekan. Dan Memiliki 2 daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi. Ada tiga jenis kompresor, Yaitu : Kompresor Torak ( Reciproacting ) Kompresor Sentrifugal, dan kompresor rotary.

b. Kondensor

Kondensor Berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, dan mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC biasanya di simpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan Oleh Kipas (FAN), Fan ini berfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan Kalor yang di serap Oleh gak refrigeran. Agar Proses Pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip.

c. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau diturunkan tekananya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler terletak antara saringan (filter) dan Evaporator.

(7)

d. Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya, Wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud menjadi gak. Secara sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Udara panas di sekitar reuangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip pipa sehingga suhu udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semua atau dingi. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh Blower indoor. Biasanya Evaporator ditempatkan pada dalam ruangan.

2. Komponen Pendukung AC Diantaranya :

a. Strainer Atau Saringan

Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di dalam sistem AC, Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggung. biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingn, seperti karat dan serpihan logam.

b. Accumulator

Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa

(8)

keluar-masuk melalui saluran isap kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak mengalir ke kompresor, accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas. Sebab, ketika wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke dalam kompresor dan tidak merusak bagian dalam kompresor.

c. Minyak Pelumas Kompresor

Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran serta komponen AC yang dilewatinya.

d. Kipas ( Fan atau Blower )

Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk membantu pelepasan panas pada kondensor

(9)

3. Komponen Kelistrikan Pada AC : a. Thermistor

Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor mampu mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya, termistor dipasang di bagian evaporator. Thermistor dibuat dari bahan semikonduktro yang dibuat dalam beberapa bentuk, seperti piringan, batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki diameter (kira-kira 3-5 mm). Kemudian, beberapa butir thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari bahan gelas (kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki terminal (pin). Karena ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu memberikan reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang agar memiliki tahanan yang nilainya semaking mengecil ketika temperatur bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis thermistor, yaitu thermistor temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor temperatur ruangan berfungsi menerima respon perubahan temperatur dan hembusan evaporator. Thermistor pipa berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.

b. PCB Kontrol

PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di analogika, fungsi PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol terdiri dari bermacam-macam alat elektronik, sperti thermistor, sensor, kapasitor, IC, trafo, fuse, saklar, relay, dan alat elektronik

(10)

lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan blower indoor, pergerakan swing, mengatur temperatur, lama pengoperasian (timer), sampai menyalakan atau menonaktifkan AC.

c. Kapasitor

Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan muatan listrik sementara. Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua muatan listrik yang terkandung secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Besarnya muatan yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor adalah Farad (F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai penggerak kompresor pertama kali atau starting kapasitor. Dengan bantuan starting kapasitor, hanya dibutuhkan waktu sepersekian detik atau sangat singkat untuk membuat motor kompresor berputar pada kecepatan penuh. Lama atau singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang tersimpan pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran penuh, secara otomatis hubungan listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan dengan hubungan langsung dari PLN. Kapasitor akan mengisi kembali muatan dan akan digunakan kembali sewaktu-waktu pada saat menyalakn kompresor lagi. Pada unit AC, biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu sebagai penggerak kompresor dan motor kipas (fan). pada kompresor AC bertenaga 0.5 – 2 PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50 nF. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor berukuran 1-4 nF.

(11)

d. Overload Motor Protector (OMP)

Overload Motor Protector(OMP) merupakan alat pengaman motor listrik kompresor (biasanya terdapat pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh sensor panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan bukan logam (bimetal). Batang bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik secara otomatis ke motor listrik. Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus menerus atau kondisi kompresor yang terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus listrik menuju kompresor akan putus. Begitu juga sebaliknya. Ketika suhu kompresor turun, bimetal akan menutup, arus listik akan mengalir menuju kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja. Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP (diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP (diletakan di dalam kompresor). Biasanya,External OMP digunakan untuk mesin compresor AC yang tidak terlalu besar(0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada mesin kompresor AC yang besar(1,5-2 PK).

Gambar 3.1

(12)

e. Motor Listrik

Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower (indoor). Bentuk dan ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu memaksimalkan putaran, baik pada motor listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya, fungsi start capasitor akan digantikan oleh arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik tersebut.

f. Motor Kompresor

Motor Kompresor berfungsi menggerakan mesin kompressor. Ketika Motor bekerja, kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke seluruh bagian sistem pendingin. Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi satu unti dengan kompresornya. Serupa dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga menggunakan bantuan start kapasitor.

4. Bahan Pendingin

Freon adalah suatu zat yang dipakai pada mesin pendingin seperti AC dan Kulkas agar dapat mendinginkan. Zat ini berbentuk gas dan biasanya berwarna putih. Bagi kita yang memiliki AC dirumah mungkin pernah melihatnya saat petugas AC menambahkan freon apabila AC anda kurang dingin.Freon disebut juga CFC (Cloro Fouro Carbon). Zat ini juga sering kita temukan dalam minyak wangi semprot, pilok, dan sebagainya. Dalam mesin pendingin zat Freon digunakan untuk memberi efek dingin. Diibaratkan dalam freon itu seperti bensin

(13)

pada kendaraan bermotor. Jenis – jenis Freon antara lain Freon R32, R22, R410A dan R290.

Seperti peraturan pemerintah melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan (41/M-IND/PER/5/2014) kemudian (40/M-DAG/PER/7/2014) dan (55/M-DAG/PER/9/2014) bahwa pada tahun 2015 akan mulai diberlakukan implementasi HPMP (HCFC atau Hidroklorofluorokarbon Phase-Out Management Plan). Pada peraturan tersebut juga dituliskan untuk penghapusan HCFC-22 atau lebih dikenal dengan Freon R22 pada sektor refrigerasi, Air Conditioner. Syarat dan ketentuan Impor BPO (Bahan Perusak Ozone) dan larangan impor produk yang mengandung Refrigerant R22.

Jadi menurut bahasa awam-nya, semua pabrikan AC di Indonesia dilarang memproduksi, meng-import ataupun menjual produk AC yang masih menggunakan Refrigerant atau Freon R22 mulai Januari 2015. Namun pihak dealer atau toko AC masih boleh menjual semua stok produk mereka sampai habis. Sedangkan untuk keperluan service dan spare part Freon R22 masih boleh digunakan sampai tahun 2030, dimana pada tahun tersebut pemerintah menetapkan penghapusan R22 dari Indonesia.

Sampai tahun 2014 kemarin, AC yang beredar di Indonesia menggunakan 2 macam Refrigerant. yaitu R22 dan R410A. Freon R22 biasanya digunakan di semua lini AC non-inverter sedangkan Freon R410A digunakan di tipe AC Inverter. Kecuali Daikin yang memiliki Inverter dengan 2 tipe Freon tersebut.

(14)

Mulai 2015 ini pabrikan AC akan menggunakan 3 jenis freon yaitu Freon R32, R410A dan R290. Freon R32 ditemukan oleh Daikin Jepang pada tahun 2012, dan mulai digunakan di line up AC mereka mulai tahun 2013. Jadi semua pabrikan AC Jepang lain yang menggunakan Freon R32 hanya me-lisensi dari Daikin. Teknologi Inverter pun sebenernya ditemukan oleh Daikin dan di-lisensi agar dapat digunakan ke semua merk AC di dunia.

Untuk produk AC Panasonic dan Daikin mulai tahun 2015 menggunakan produk Freon R32 dan R410A untuk line up produk mereka. Untuk brand Korea mereka akan menggunakan line up Full R410A. Sedangkan untuk merk pabrikan China kemungkinan besar mereka menggunakan Freon R290 atau Freon R410A (masih dalam tahap pengkajian). Berikut ini tabel perbandingan beberapa jenis Freon:

Tabel 3.2 Perbandingan Tipe Freon Di Indonesia

Jenis Freon ODP GWP Cooling Index Flammability

R22 0.05 1810 100 TIDAK

R410A 0 2090 92 TIDAK

R32 0 675 160 RENDAH

(15)

Keterangan :

 ODP = Ozone Depletion Potential alias Potensi Perusakan Ozone.

 GWP = Global Warming Potential alias Potensi Pemanasan Global

 Cooling Index = angka index dingin

 Flammability = Tingkat mudah terbakar Freonnya. Dari tabel diatas kita bisa melihat beberapa hal:

1. Freon R32 lebih ramah lingkungan dibandingkan R410A sekalipun karena memiliki GWP yang lebih rendah dibanding R22 dan R410A.

2. Freon R32 memiliki angka index dingin yang jauh lebih tinggi bahkan dari R22, jadi tidak akan ada lagi komplen bahwa pake AC Inverter jadi lebih tidak dingin.

3. Freon R32 memang memiliki potensi mudah terbakar yang lebih tinggi dari R22 dan R410A namun jangan takut karena tidak dapat membuat AC meledak bahkan ketika rumah anda kebakaran.

4. Freon R290 sebenarnya adalah yang paling hijau, namun karena angka index dingin yang cukup rendah dan tingkat mudah terbakar yang cukup tinggi, baik Daikin dan Panasonic memutuskan untuk tidak menggunakannya.

3.3.2 Jenis - jenis AC : 1. AC Cassette

(16)

AC Cassette ini terpasang di plafon atau atap ruangan, kapasitasnya lebih besar dari AC Split dengan jangkauan yang lebih luas karena outputnya ada 4 Terbagi di semua sisi.

Gambar 3.2 AC Cassette

2. AC Split

AC ini hampir sama dengan AC window, tetapi posisi kondensator dan evaporatornya terpisah, sehingga evaporator di dalam ruangan bisa diletakkan agak jauh dari posisi condenser dan kompresornya, sedangkan condenser dan kompresor tetap diletakkan di luar ruangan. Dengan menggunakan AC split, tidak perlu lagi menjebol dinding untuk meletakkan AC, tetapi cukup menghubungkan condenser dan evaporatornya dengan sebuah pipa saja. Kelemahan dari AC split adalah jika jendela dan pintunya sangat rapat dengan rangkanya dan tidak ada celah masuknya udar bebas, maka pengguna ruangan dalam jangka waktu lama akan kehabisan oksigen.

(17)

Gambar 3.3 AC Split

3. AC Split Duct

AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya menggunakan Sistem Ducting. AC Split Duct tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu titik.. Tipe AC ini biasanya digunakan di Mall atau gedung-gedung yang memiliki ruangan luas.

AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas ke ruang yang akan dikondisikan. Perkembangan desain ducting untuk AC hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan efisiensi, terutama efisiensi energi, material, pemakaian ruang, dan perawatan.

(18)

Kelebihan:

 Suara didalam ruangan tidak berisik sama sekali.

 Estetika ruangan terjaga, karena tidak ada unit indoor. Kekurangan:

 Perencanaan, instalasi, operasi dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang betul-betul terlatih.

 Apabila terjadi kerusakan pada waktu beroperasi, maka dampaknya dirasakan pada seluruh ruangan.

 Pengaturan temperatur udara hanya dapat dilakukan pada sentral cooling plant.

 Biaya investasi awal serta biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.

4. AC Floor Standing

AC Floor Standing AC Floor Standing sesuai namanya merupakan AC yang unit indoornya berdiri/duduk dan bisa dipindah-pindah sesuai dengan keinginan kita. Unit AC ini memiliki daya 3 pk – 5 pk, dan kebanyakan dipakai untuk acara-acara indoor yang memerlukan unit pendingin secara mendesak. Karena simple dan mudah dibawa kemana-mana, maka banyak orang yang menyewakan model AC jenis ini.

5. AC VRV

AC VRV memiliki satu outdoor dan beberapa unit indoor dengan berbagai tipe seperti split wall, cassete, floor standing, dll.

(19)

VRV = Variable Refrigerant Volume merupakan sistem kerja refrigerant yang berubah-ubah. VRV system adalah sebuah teknologi yang sudah dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter dan sudah terbukti menjadi handal, efisiensi energi, melampaui banyak aspek dari sistem AC lama seperti AC Sentral, AC Split, atau AC Split Duct. Jadi dengan VRV System, satu outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC serta dapat mengatur jadwal dan temperatur AC yang diinginkan secara terkomputerisasi, AC VRV hemat energi, hemat listrik, dan hemat tempat.

Gambar 3.4 Outdoor AC VRV

6. AC AHU

AHU singkatan dari air handling unit. Biasanya digunakan untuk ruangan yang lebih besar. Untuk Bandara, ruang rapat, mall dan perkantoran yang luas biasanya menggunakan jenis ini.

(20)

Gambar 3.5 Outdoor AC AHU 3.3.3 Cara Menghitung Kapasitas / Daya Ac

1. Konversi Sistem Daya AC

Konversi BTU/H dan PK Dalam menghitung kapasitas AC kita harus tahu dulu satuan daya pendinginan AC yang di sebut BTU/hours BTU per jam) atau disingkat BTU/hr. BTU/h singkatan dari British thermal unit per hour, satuan daya pendinginan AC yang berasal dari inggris. Sedang PK (Paard Krcht) atau HP (horse power) yang berarti satuan tenaga kuda, yang dipergunakan dalam sistem AC merujuk pada daya kompressor AC, bukan menunjukan kapasitas pendinginan AC. Untuk daya pendinginan AC satuannya adalah BTU/h.

Jadi untuk mempermudah mengetahui antara BTU/h dan PK maka berikut ini adalah konversi dari sistem daya AC tersebut:

(21)

Tabel 3.3 Konversi sistem daya AC dari PK ke Btu PK BTU ½ pk 5000 BTU/hr ¾ pk 7000 Btu/hr 1 pk 9000 btu/hr 1 ½ pk 12000 btu/hr 2 pk 18000 btu/hr 2 ½ pk 24000 btu/hr 3 pk 28000 btu/hr

Dan karena satuan BTU/h mengacu pada sistem pengukuran inggris (british) maka untuk perhitungan luas (dengan memakai rumus), digunakan ukuran feet (kaki) misal jika 3 m = 10 kaki —> 1 m = 3.33 feet/ kaki .

Rumus untuk menghitung kapasitas / daya AC, yaitu: (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU

Keterangan :

W = Panjang ruang (dalam feet) H = Tinggi ruang (dalam feet)

I = Nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas).

L = lebar ruang (dalam feet)

E = Nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara;

(22)

Nilai 17 jika menghadap timur; Nilai 18 jika menghadap selatan; Nilai 20 jika menghadap barat. 1 Meter = 3,28 Feet

BTU adalah singkatan dari British Thermal Unit merupakan satuan energi yang digunakan di Amerika Serikat yang biasanya di definisikan per jam, menjadi satuan BTU/hour. Satuan ini juga masih sering dijumpai di Britania Raya pada sistem pemanas dan pendingin lama. Sekarang ini satuan ini mulai digantikan dengan satuan energi dari unit SI, yaitu Joule (J).

1 BTU/hour adalah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau mendinginkan air sebanyak 1 galon air (1 pound – sekitar 454 gram) agar temperaturnya naik atau turun sebesar 1 derajat fahrenheit dalam 1 jam. Hubungannya dengan AC, BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu selama satu jam.

Orang awam sering menyebut kekuatan AC itu dengan PK, sebenarnya yang diperlukan adalah satuan input dan output : input nya berapa Watt dan outputnya berapa BTU/hour.

PK adalah singkatan dari bahasa Belanda “Paardekracht” yang artinya tenaga kuda, atau bahasa Inggrisnya adalah HP (horse power).

(23)

1 PK = 735.5 watt / jam = 0.986 hp.

Jika ada AC 1 PK, itu artinya adalah : tenaga listrik yang digunakan kompresor AC adalah sekitar 735,5 watt (ada juga yang bilang 750 watt) dalam 1 jam. Tapi itu belum ditambah rugi daya, kipas pendingin indoor maupun outdoor. Terkadang AC 1 PK bisa menyedot listrik sekitar 1 KWh bahkan lebih.

3.4 Mengenali kemungkinan Peluang Hemat Energi (PHE)

Apabila peluang hemat energi ini telah dikenali sebelumnya, maka perlu ditindak lanjuti dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni ataupun produktivitas di lingkungan kerja. Perlu dilakukan usaha-usah seperti: Mengurangi sekecil mungkin pemakaian energi (mengurangi kW dan jam operasi), Memperbaiki kinerja peralatan, Penggunaan sumber energi yang murah.

3.5 Rekomendasi

Setelah melakukan survey dan menganalisa data penggunaan energi pada suatu plant, auditor energi akan memberikan beberapa rekomendasi pada perusahan. Rekomendasi merupakan usulan-usulan yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperbaiki efisiensi penggunaan energi di perusahaan tersebut.

(24)

Secara umum, rekomendasi bisa berupa:

1. Rekomendasi untuk mengganti sistem, karena sistem yang lama dianggap sudah tidak efisien.

2. Rekomendasi untuk perbaikan sistem, karena sistem dianggap kurang efisien, sehingga dirasa perlu untuk melakukan sedikit perbaikan agar efisiensinya dapat ditingkatkan.

3. Rekomendasi untuk memasang peralatan baru.

Berdasarkan EMO (Energy Management Opportunity), rekomendasi dapat dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan capital cost-nya, yaitu:

1. Kategori 1 : meliputi no cost investment dan tidak mengubah operasional sistem. Biasanya hanya berupa rekomendasi untuk mematikan lampu atau AC ketika tidak digunakan, mengubah setingan suhu AC agar tidak terlalu rendah, dll

2. Kategori 2 : Meliputi low cost investment dengan sedikit perubahan atau perbaikan pada sistem. Misalnya memasang timer untuk mematikan peralatan, mengganti lampu T8 fluorescent tube dengan T5 fluerescent tubes.

3. Kategori 3 : meliputi hight cost investment dengan beberapa perubahan dan perbaikan pada sistem. Misalnya memasang perlatan power factor correction, memasang variable speed drive.

Gambar

Tabel 3.2 Perbandingan Tipe Freon Di Indonesia
Gambar 3.2 AC Cassette
Gambar 3.3   AC Split
Gambar 3.4   Outdoor AC VRV
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bahan pustaka atau koleksi yang di minati oleh seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat adalah mengandung manfaat, nilai, yang sesuai dengan apa yang

Adanya penambahan pupuk guano dengan dosis yang rendah maupun tinggi dapat meningkatkan produktivitas tanah terutama dalam penyediaan unsur hara N, P dan K

Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial yang meningkat kualitasnya Pendampingan PIP untuk operasional dan pengawasan 400,00 Pemberdayaan Masyarakat dalam

Penelitian ini juga tidak konsisten dengan penelitian Kiel dan Nicholson (2003) yang dimana pada penelitian Kiel dan Nicholson menyatakan bahwa dewan komisaris

Tenaga ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik (S2) Jurusan Teknik Jalan/ Transportasi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi

Pada hari kedua postpartum sejumlah kolostrum, cairan yang disekresi payudara selama lima hari pertama setelah kelahiran bayi, dapat diperas dari putting susu..

Analisis motivasi belajar siswa diukur dengan mengunakan analisis Uji T sedangkan pengaruh implementasi desain pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS SOLARIS dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali