• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas IV sebanyak 15 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Ngropoh berada di Wilayah kecamatan Kranggan kabupaten Temanggung. Dilihat dari letak geografisnya SD ini terletak di sebuah desa Ngropoh dusun Ngabeyan, tidak jauh dari pusat kecamatan. Karena letaknya di desa suasana sangat mendukung kegiatan belajar mengajar karena jauh dari kebisingan kendaraan. Ruang kelas yang dipakai sesuai dengan jumalah siswa pada setiap kelasnya. Dalam hal ini ruang kelas tidak terlalu kecil, leluasa untuk kegiatan pembelajaran.

1.1.2 Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Ngropoh, yang berjumlah 15 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki pada mata pelajaran IPA dengan materinya adalah “Energi”.

1.1.3 Kondisi Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SD Negeri 2 Ngropoh Semester 2 Tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 15 siswa pada pembelajaran IPA, terlihat bahwa kompetensi siswa masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 70). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1.

(2)

2 Tabel 4.1

Rekapitulasi Interval Nilai Pra Siklus

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

50-59 - - Tidak Tuntas 60-69 8 53 Tidak Tuntas 70-79 5 33 Tuntas ≥ 80 2 14 Tuntas Jumlah 15 100 Nilai Rata-rata 71,33 Nilai Tertinggi 82 Nilai Terendah 67

Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pelajaran IPA materi “Energi” siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngropoh pada pra siklus pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=70). Diketahui pada skor nilai 60-69 frekuensinya ada 8 siswa (53% dari jumlah keseluruhan siswa tindak tuntas), skor nilai antara 70- 79 frekuensinya ada 5 siswa (33% dari jumlah keseluruhan siswa tuntas), skor nilai ≥ 80 ada 2 siswa (14 % dari jumlah keseluruhan siswa tuntas)

Jumlah keseluruhan siswa 15 dengan nilai rata-rata 71,33 nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 67. Peneliti merasa perlu mengadakan tindakan pembelajaran untuk membantu peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam gambar grafik 4.1.

(3)

3

Gambar 4.1

Grafik Hasil Perolehan Nilai Sebelum Tindakan (Prasiklus)

Berdasarkan gambar 4.1 ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan adalah 53% dari jumlah keseluruhan siswa belum tuntas dan hanya 47% dari jumlah siswa yang sudah tuntas dalam pembelajaran IPA materi “Energi” pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Ngropoh.

Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama Guru dalam menyampaikan materi pelajaran masih dengan metode yang konvensional (ceramah) dan pemberian tugas tanpa adanya interaksi yang membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga menimbulkan kebosanan bagi siswa dan berakibat hasil belajar IPA juga tidak optimal. Selain itu siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan temannya sehingga tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang diajarkan. Dengan kondisi seperti hal tersebut peneliti merancang penelitian tindakan kelas sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

60-69 70-79 ≥ 80 Frekuensi - 8 5 2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ju m lah Si sw a

Frekuensi

(4)

4

Tournament (TGT). Pada penelitian ini, peneliti merancang dalam dua siklus,

siklus pertama terdiri dari tiga kali pertemuan dan siklus kedua empat kali pertemuan.

1.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan di SD Negeri 2 Badran, sebelum dilakukan soal dikerjakan oleh siswa SD 2 Ngropoh. Berikut hasil uji validitas yang dilakukan untuk soal evaluasi siklus I dan siklus II.

Table 4.2

Hasil Uji Validitas Soal evaluasi Koefisien corrected

item total correlation

Kevalidan Instrumen Jumlah Item Siklus I Siklus II <0,2 Tidak Valid 16 19 >0,2 Valid 14 11

Pada soal evalusi siklus I dibuat 30 soal pilihan ganda. Dari soal tersebut terdapat 14 soal valid, yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 22, 25, 26, 29, 30. Reliabilitas soal tersebut menujukkan cronbah’s Alpha, 806. Sedangkan untuk soal evaluasi siklus II soal pilihan ganda. Dari soal tersebut terdapat 11 soal valid, yaitu soal nomor 1, 4, 5, 7, 9, 10, 14, 22, 25, 26, 30. Pengujian valididas dan reliabilitas ini, menggunakan program SPSS 16,0.

.

1.1.5 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut : a. Perencanaan

1. Mempersiapkan media dan alat sesuai dengan materi yang diajarkan 2. Menyipakan perangkat (Silabus, RPP, lembar kegiatan siswa, soal

evaluasi SiklusI, rubik penilaian)

3. Mengatur siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa b. Tindakan dan Observasi

(5)

5 1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

1. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinannya 2. Memberikan motivasi kepada siswa

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (sumber energi panas)

Kegiatan Inti:

1. Guru mengali informasi siswa sesuai dengan materi pembelajaran 2. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen

3. Siswa mendengarkan penjelasan untuk melakukan kerja kelompok 4. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kegiatan

5. Secara bergantian menyampaikan hasil diskusi

6. Siswa melakukan games antar kelompok untuk memperoleh skor berupa bintang sebanyak- banyaknya

7. Mengerjakan tes formatif Kegiatan Akhir:

1. Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada Jumat, 21 Maret 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

1. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinannya 2. Memberikan motivasi kepada siswa

(6)

6

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (perambatan panas) Kegiatan Inti:

1. Guru mengali informasi siswa sesuai dengan materi pembelajaran 2. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen

3. Siswa mendengarkan penjelasan untuk melakukan kerja kelompok 4. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kegiatan

5. Secara bergantian menyampaikan hasil diskusi

6. Siswa melakukan games antar kelompok untuk memperoleh skor berupa bintang sebanyak- banyaknya

7. Mengerjakan tes formatif Kegiatan Akhir:

1. Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ketiga yang dilaksanakan Sabtu, 22 Maret 2014, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I

c. Hasil Observasi

Dari hasil tindakan diperoleh hasil kegiatan pembelajaran. Untuk mengukur keberhasilan penerapan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournament (TGT) dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar

observasi guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Pada pertemuan pertama siklus I cara guru mengajar tidak lagi secara konvesional melainkan melibatkan keaktifan siswa. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa tidak lagi berbicara sendiri melainkan aktif ikut berpastisipasi dalam kegiatan kelompok. Siswa secara aktif terlibat dalam segal kegiatan yang diberikan di dalam kelompok. Akan tetapi ketika mengikuti games

(7)

7

yang pertam antusias siswa masih belum ikut berpartisipasi hanya beberapa anak saja.

Pertemuan kedua siklus I suasana kelas sudah terlihat antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan melibatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa lebih baik, karena antusias siswa untuk melakukan percobaan dalam kelompok setiap anggota kelompok melakukan. Begitu juga dengan games yang dilakukan siswa mulai antusias mengikuti dan mengumpulkan point.

Pada pertemuan ketiga siswa mengerjakan soal evaluasi sikulsI. Antusias siswa pun dapat terlihat dari cara siswa mengerjakan soal dengan tersenyum.

1.1.6 Hasil Analisis Data 1.1.6.1 Siklus I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan model Teams

Games Tournament (TGT) yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus I dan

diperoleh hasil belajar pada akhir siklus I pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel 4.4 berikut.

Berdasarkan tabel 4. 3, dapat diketahui perbandingan selisih hasil belajar siswa pada pra siklus dan siklus I. Dilihat dari hasil kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) terdapat 12 siswa yang sudah memenuhi KKM dan 3 siswa yang masih berada di bawah nilai KKM yang ditetapkan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

(8)

8

Tabel 4. 3

Rekapitulasi Interval Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

50-59 - - Tidak 60-69 3 20 Tidak Tuntas 70-79 7 47 Tuntas ≥ 80 5 33 Tuntas Jumlah 15 100 Nilai Rata-rata 76,66 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 69

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan model Teams

Games Tournament (TGT) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai

yang diperoleh pada pra siklus, untuk skor nilai 60-69 terdapat 3 siswa dengan persentase 20%, skor nilai 70-79 terdapat 7 siswa dengan persentase 47%, skor nilai ≥ 80 terdapat 5 siswa dengan persentase 53%. Jadi dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 3 siswa dari jumlah keseluruhan 15 siswa dengan rata-rata 76,66 nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 69.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.4 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 4.2 berikut.

60-69 70-79 ≥ 80 Frekuensi - 3 7 5 0 2 4 6 8 Ju m lah Si swa

Frekuensi

(9)

9

Gambar 4.2

Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I

Dapat diketahui dari gambar diagram 4.2 , ketuntasan belajar siswa dari siklus I adalah 3 siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60). Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 12 siswa.

Berdasarkan pada gambar 4.2 dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT), siswa yang belum tuntas atau di bawah KKM=70 sebanyak 3

siswa dengan persentase 20%, sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa 80%. Untuk lebih meningkatkan dan memaksimalkan hasil belajar siswa agar hasil belajar siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) maka diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa di kelas IV SD Negeri 2 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

1.1.6.2 Refleksi Siklus I

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran, peneliti melakukan diskusi dengan observer dan guru kelas IV yang telah melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dari awal sampai akhir dan juga telah mencatat semua temuan dalam perbaikan pembelajaran siklus I, selanjutnya digunakan untuk menyusun perbaikan pembelajaran pada siklus II.

Untuk melihat seberapa hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), maka diperlukan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan Ketuntasan Belajar Minimal (KKM=70), maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 15 siswa dalam belajarnya sebanyak 12 siswa yang tuntas dengan mendapat nilai ≥70 dan 3 siswa

(10)

10

tidak tuntas dengan mendapat nilai di bawah KKM. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa peneliti memberikan patokan 100% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai di atas KKM berdasarkan hasil evaluasi siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, semula 47% menjadi 80% dengan jumlah keseluruhan siswa dengan nilai maksimal 95 dan minimal 69, rata-rata semula 71,33 menjadi 76,66.. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) dan meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SD

Negeri 2 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung.

Diketahui dari hasil pengamatan dari observer pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I sebagai berikut:

Hambatan:

Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dalam penerapannya masih banyak kekurangan yang terjadi. Pada saat siswa bermain dalam Games , ada beberapa siswa yang tidak membantu teman kelompoknya menyelesaikan games.

Penyelesaian :

Untuk mengatasi hambatan tersebut guru sudah menyiapkan beberapa cara penyelesaiannya di siklus II. Karena setiap kelompok yang bisa memenangkan games akan mendapatkn 1 point dan harus mengumpulkan point sebanyak-bayaknya. Maka bagi siswa yang tidak membantu kelompoknya tidak akan mendapatkan point untuk mengikuti games tournament.

1.1.7 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

(11)

11 a. Perencanaan

1. Mempersiapkan media dan alat sesuai dengan materi yang diajarkan 2. Menyipakan perangkat (Silabus, RPP, lembar kegiatan siswa, soal evaluasi

SiklusI, rubik penilaian)

3. Mengatur siswa menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa b. Tindakan dan Observasi

1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin 24 Maret 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

1. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinannya 2. Memberikan motivasi kepada siswa

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Kegiatan Inti:

1. Guru mengali informasi siswa sesuai dengan materi pembelajaran (sumber energi bunyi)

2. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen

3. Siswa mendengarkan penjelasan untuk melakukan kerja kelompok 4. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kegiatan

5. Secara bergantian menyampaikan hasil diskusi

6. Siswa melakukan games antar kelompok untuk memperoleh skor berupa bintang sebanyak- banyaknya

7. Mengerjakan tes formatif

Kegiatan Akhir:

1. Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

(12)

12

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan inin dilaksanakan pada Selasa, 25 Maret 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

1. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinannya 2. Memberikan motivasi kepada siswa

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Kegiatan Inti:

1. Guru mengali informasi siswa sesuai dengan materi pembelajaran(pemantulan dan penyerapan bunyi)

2. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen

3. Siswa mendengarkan penjelasan untuk melakukan kerja kelompok 4. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kegiatan

5. Secara bergantian menyampaikan hasil diskusi

6. Siswa melakukan games antar kelompok untuk memperoleh skor berupa bintang sebanyak- banyaknya

7. Mengerjakan tes formatif Kegiatan Akhir:

1. Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

3) Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada Kamis 27 Maret 2014, beberapa kegiatan sebagai berikut:

(13)

13 Kegiatan Awal:

1. Mengajak siswa berdoa sesuai keyakinannya 2. Memberikan motivasi kepada siswa

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Kegiatan Inti:

1. Guru mengali informasi siswa sesuai dengan materi pembelajaran (Perambatan bunyi)

2. Siswa dibagi kedalam kelompok secara heterogen

3. Siswa mendengarkan penjelasan untuk melakukan kerja kelompok 4. Siswa melakukan percobaan sesuai dengan lembar kegiatan

5. Secara bergantian menyampaikan hasil diskusi

6. Siswa melakukan games dan games tournament antar kelompok untuk memperoleh skor berupa bintang sebanyak- banyaknya

7. Mengerjakan tes formatif Kegiatan Akhir:

1. Guru bersama dengan siswa menarik simpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

4) Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat ini dilaksanakan Jumat 28 Maret 2014. Dalam pertemuan ini siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II

c. Hasil Observasi

Dari hasil tindakan diperoleh hasil kegiatan pembelajaran. Berdasarkan lembar observasi guru dan siswa. Sudah tidak terlihat lagi pengjaran yang konvensional dan siswa yang pasif. Siswa cenderung antusias dan aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar mengajar melalui Team

(14)

14

Games Tournament (TGT) efektif untuk mengaktifkan siswa ketika pembelajaran

berlangsung.

1.1.8 Hasil Analisis Data 1.1.8.1 Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran berlangsung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) yang terdiri dari 3 pertemuan pada siklus II dan diperoleh hasil belajar pada akhir siklus II pada pertemuan ke-3 seperti pada tabel 4.4 yang merupakan gabungan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II berikut.

Dapat dilihat pada tabel 4.4, diketahui bahwa ada perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Untuk hasil belajar siswa yang berada pada kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) terdapat 15 siswa dari keseluruhan siswa kelas IV yang berjumlah 15 siswa yang berarti seluruh siswa telah tuntas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

50-59 - - - 60-69 - - - 70-79 4 26 Tuntas ≥ 80 11 74 Tuntas Jumlah 15 100 Nilai Rata-rata 86,26 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 76

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) ada peningkatan signifikan jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diperoleh pada

(15)

15

siklus I, untuk skor nilai 60-69 terdapat 0 siswa dengan persentase 0%, skor nilai 70-79 terdapat 4 siswa dengan persentase 26% dan dengan skor nilai ≥80 terdapat 11 siswa dengan persentase 74%. Jadi dilihat dari nilai KKM yaitu 70, maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa dari jumlah keseluruhan 15 siswa dengan rata-rata nilai 86,26, nilai tertinggi 100 dan terendah 76.

Untuk lebih jelasnya data hasil belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada data distribusi frekuensi diagram batang pada gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3

Grafik Perolehan Nilai Siklus II

Ketuntasan belajar siswa melalui perolehan hasil belajar siswa siklus II dapat diketahui bahwa yang memiliki nilai kurang dari KKM = 70 sebanyak 0 siswa (tidak ada), sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 15 siswa (semua sudah tuntas).

Berdasarkan pada gmbar 4.3, dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) siswa yang belum tuntas atau di bawah nilai KKM = 70

sebanyak 0 siswa (tidak ada) dengan persentase 0% sedangkan siswa yang tuntas

50-59 60-69 70-79 ≥ 80 Frekuensi 0 0 4 11 0 2 4 6 8 10 12 Ju m lah Si swa

Frekuensi

(16)

16

dalam belajarnya dan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 15 siswa dengan persentase 100% yang berarti indikator kinerja penelitian pada siklus II telah tercapai dengan baik.

1.1.8.2 Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, yang semula 80% pada siklus I meningkat menjadi 100% dengan keseluruhan siswa dengan nilai maksimal 100 dan minimal 76, rata-rata semula 76,66 menjadi 86,26. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Pada saat observer melakukan pengamatan pada siklus I, dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) masih ada kekurangan yang terjadi, saat siswa melakukan games masih ada siswa yang berbicara sendiri dan guru belum maksimal membimbing semua siswa dalam kegiatan games, terbukti dengan masih ada beberapa siswa yang asyik berbicara sendiri maupun mengganggu teman disebelahnya selama games berlangsung.

Pada siklus II ini telah dilakukan perbaikan yaitu saat siswa melaksanakan games tournament, guru membimbing dan mengingatkan sebelum turnamen berlangsung agar siswa fokus mengikuti turnamen. Dengan memberikan penegasan perolehan skor terbanyak akan mengikuti games tournament selama kelompok itu kompak akan mendaptkan hadiah dari guru. Hal tersebut dilakukan sebagai tambahan agar siswa bersemangat mengikuti pembelajaran.

(17)

17

1.1.9 Rekapitulasi Nilai Siswa Sebelum Tindakan (Pra Siklus), Siklus I dan Siklus II

Berikut ini dapat dilihat tabel hasil belajar siswa sebelum tindakan (prasiklus), siklus I dan siklus II serta rekapitulasi pengelompokan nilai dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) Jumlah Siswa Persen (%) 1 Tuntas 7 47 12 80 15 100 2 Tidak Tuntas 8 53 3 20 0 0 Jumlah 15 100 15 100 15 100

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan hasil belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan tindakan (pra siklus) yang tuntas hanya 7 siswa sedangkan setelah siklus I jumlah siswa yang tuntas sudah menjadi 12 siswa dan mengalami peningkatan lagi pada siklus II menjadi 15 siswa yang tuntas. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Dapat dilihat

(18)

18 Gambar 4.4

Grafik Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.

Dari gambar 4.4, pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan (pra siklus) terdapat 8 siswa yang belum tuntas setelah siklus I hanya 3 siswa yang belum tuntas dan pada siklus II untuk kategori yang belum tuntas terdapat 0 siswa, dalam artian seluruh siswa tuntas.

1.1.10 Pembahasan Hasil Penelitian

Pada observasi pra siklus ditemukan bahwa hasil belajar awal kelas IV SD Negeri 2 Ngropoh belum memenuhi kritria ketuntasan minimum (KKM). Hal tersebut dikarenakan pemahaman siswa masih kurang tentang mata pelajaran IPA materi energi. Siswa masih kurang terlibat aktif dalam kegiatan belajar hanya berpusat kepada guru. Ketika siswa melakukan kerja kelompok masih secara individual belum bisa bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya. Oleh karena itu hasil belajar siswa dalam rata-rata sebelum tindakan71,33. Siswa yang mencapai ketuntasan minimal hanya 7 siswa, sedangkan siswa yang belum

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas 8 3 0 Tuntas 7 12 15 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Ju m lah Si swa

Frekuensi

(19)

19

mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 8 siswa. Nilai tertinggi yang berasil dicapai 82 dan yang terendah 69.

Nilai yang diperolah 7 siswa sebelum dilakukan tindakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Karena mereka sudah dapat menerima materi yang disajikan guru walaupun hanya dengan metode ceramah saja disbanding teman- teman yang lain. Sedangkan 8 siswa yang lainnya memilik kemampuan menghafal mata pelajaran yang kurang jika hanya menggunakan metode ceramah, cenderung senang berbicara dengan teman yang lain daripda memperhatikan guru yang sedang mengajar.

Berdasarkan hasil tersebut maka peneliti menggunakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menggunakan model kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) dalam meningkatkan ketuntasan hasil belajar IPA. Pada

siklusI dilakukan 3 pertemuan yang dilakukan setiap pertemuan terdapat alat ukur setiap kali pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari setiap proses belajar mengajar. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa. Lembar untuk siswa digunkan mengukur keaktifan dan ketuntasan hasil belajar siswa. Sedangkan Lembar observasi guru digunakan untuk mengukur pengajaran guru selama proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan 1, peneliti mengalami keslutin untuk mengaktifkan siswa. Hal ini bedasarkan hasil observasi guru yaitu, kurang rinci dalam menyampaikan proses pembelajaran menggunakan model TGT. Sehingga siswa masih merasa bingung dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Kemudian pengelolaan kelas, masih kurang dalam mengontrol kegiatan siswa dalam diskusi masih ada siswa yang bercerita sendiri tidak mengerjakan tugas kelompok. Dalam pengolalan waktu penyampaian materi, diskusi siswa, dan games masih belum maksimal, sehingga ketika games dilakukan waktu yang dibutuhkan masih kurang. Pengolalan waktu ini membuat

(20)

20

siswa yang tadinya sudah antusias untuk mengikuti games menjadi tidak semangat dan tidak mempedulikan hasil skor kelompoknya.

Pelaksanaan pertemuan 2 untuk siklus I terjadi peningkatan dibandingkan pertemuan 1. Berdasarkan hasil observasi guru, proses kegiatan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik. Siswa sudah mulai terlibat aktif dalam kegiatan kelompok dan games. Keaktifan siswa terlihat dalam kelompok sudah mulai aktif bertanya pada guru dan bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok.

Pada pertemuan 3 guru melakukan tes evalusi dari hasil pembelajaran yang sudah dilakukan mulai dari pertemuan 1 dan pertemuan 2. Siswa antusias dalam mengerjakan soal ini. Terlihat dari ekspresi siswa ketika mengerjakan soal evaluasi tersebut.

Hasil dari siklus I diperoleh jumlah skor ketuntasan hasil belajar IPA diperoleh siswa yang mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM = 70) sebanyak 12 siswa atau 80%, yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 3 siswa atau 20% dengan nilai rata-rata 76,66, dan nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendahnya adalah 69. Berdasarkan hasil lembar observasi dan hasil belaja IPA pada siklus I yang telah diuraikan, hasil tersebut belum memenuhi indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan, untuk itu diadakan perbaikan pada siklus II.

Dalam pelaksanaan siklus II dilakukan 4 pertemuan. Guru memberikan penegasan kepada siswa mengenai proses pembelajaran. Siswa yang tidak melaikuak kerja kelompok maka skor kelompoknya dikurangi dan tidak dapat mengikuti games tournament. Upaya ini berhasil untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pertemuan pertama siklus II, berdasarkan lembar observasi guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model kooperatif TGT dan siswa sudah terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan pertemuan kedua guru sudah melakasankan proses pembelajaran dengan sangat baik. Begitu

(21)

21

juga dengan pelaksanaan pertemuan ketiga. Hasil dari lembar observasi guru dan siswa kegiatan belajar siswa berjalan dengan baik. Siswa secara keseluruhan sudah beperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam kelompok.

Pelaksanan pembelajaran pertemuan keempat pada siklus II ini, guru memberikan soal evaluasi untuk kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Antusias siswa dalam mengerjakan soal sangat baik. Secara keseluruhan ekspresi siswa ketika mengerjakan soal merasa mudah untuk dikerjakan.

Hasil ketuntasan belajar IPA dari siklus II ini siswa yang sudah tuntas sesuai dengan KKM 70 ada 15 siswa atau 100% dengan rata- rata kelas 86,26 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 76. Dari data hasil observasi guru dan siswa pada lembar observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus I dan siklus II yang telah diuraikan terjadi peningkatan dari kondisi awal kegiatan pembelajaran siklus I dan kegiatan pembelajaran siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa pencapaian hasil penelitian sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan.

Peningkatan hasil belajar yang terdapat pada siklus I dan siklus II, dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada siklus II terjadi ketutasan 100%, hal ini disebabkan selama kegiatan belajar mengajar siswa dilibatkan secara aktif. Keterlibatan siswa ini membuat semangat siswa dalam belajar. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, tetapi melalui pemahaman yang dibentuk oleh siswa itu sendiri. Selain ketuntasan hasil belajar yang didapatkan, sikap kerjasama, toleransi, dan mengutarakan pendapat dapat dikembangkan.

(22)

Gambar

Grafik Hasil Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.

Referensi

Dokumen terkait

 Repo SBSN OPT Syariah adalah transaksi penjualan SBSN oleh Bank kepada Bank Indonesia dengan janji pembelian kembali oleh Bank sesuai dengan harga dan jangka waktu

Sebagaimana kita ketahui, jika alih fungsi lahan hutan tersebut dilakukan sesuai dengan peruntukannya, yaitu sesuai dengan lingkungan yang mempunyai ekosistem

Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem, dan analisis pemecahan masalah dengan menggunakan metode K-Nearest Neighbor dengan

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Laki-laki dan perempuan adalah mitra yang sama dalam mewujudkan tatanan kehidupan sosial yang dinamis tersebut sebagai buah dari amal shaleh yang akan

[r]

Dengan dibuatkan formulir seperti ini akan menunjukkan data transaksi yang terjadi pada hari itu yang kemudian digunakan untuk mengelola dan memantau hasil transaksi setiap

Hal lain yang memeberikan motivasi bagi penulis untuk melakukan kegiatan penelitian ini adalah sejauh mana zat- zat alternatif dapat dioperasikan dengan baik di