11
BAB 2
REVIEW SSK DAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN SANITASI
Program, kegiatan dan penganggaran yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya (penyusunan SSK) adalah merupakan daftar program, kegiatan dan penganggaran yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan permasalahan sanitasi. Untuk memastikan bahwa prgram, kegiatan dan penganggaran dapat menjawab permasalahan sasaran maka harus dikaji kembali yang meliputi jenis kegiatan, lokasi kegiatan, volume dari masing-masing kegiatan, urutan waktu pelaksanaan, besaran biaya yang realistis.
Adanya perubahan kebijakan baru, adanya sumber pendanaan potensial baru yang mungkin terjadi setiap tahun, terselesainya master plan, studi dan desain yang mengharuskan pokja kabupaten melakukan evaluasi dan revisi daftar program, kegiatan dan penganggaran yang telah disusun dalam SSK. Review adalah melihat dan menelaan kembali dokumen Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten serta melakukan perbaikan/penyempurnaan atau penyesuaian seperlunya sebagai dasar untuk menyusun Memorandum Program.
2.1 PROFIL KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan kondisi wilayahnya yang banyak digenangi oleh rawa baik yang tergenang secara monoton ataupun secara periodik (pasang surut) memerlukan pengaturan kedalaman air untuk dapat dimanfaatkan, hal ini juga berdampak pada perencanaan pengembangan sektor sanitasi (air limbah, persampahan, drainase).
Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2013 berdasarkan data dari BPS adalah sebanyak 218.681 jiwa yang tersebar di 10 kecamatan. Dari sisi laju pertumbuhan penduduk yang relatif kecil, masih dibawah 1% per tahun, sedangkan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 245 jiwa/km².
Dalam uraian berikut, dijelaskan jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara dari tahun 2013 serta proyeksi dari tahun 2013 – tahun 2018. Secara keseluruhan jumlah permukiman perdesaan lebih besar dari permukiman perkotaan dengan persentase 63,23% sedangkan untuk permukiman perkotaan hanya 36,77% pada tahun 2012 dimana perkotaan didominasi oleh Kecamatan Amuntai Tengah sebagai pusat kegiatan sehingga perkembangan cenderung ke arah pusat kegiatan wilayah.
Bab ini secara keseluruhan memberikan penjelasan hasil review SSK, sasaran dan prioritas pembangunan sanitasi untuk 5 tahun mendatang, dilengkapi dengan penjabaran dan kesimpulan hasil review BPS dan SSK, khususnya kependudukan, area beresiko sanitasi dan potensi pendanaan sanitasi.
12
2.1.1 KEPENDUDUKAN
Tabel 2.1
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2013
No KECAMATAN Luas (Ha)
Penduduk Tahun 2013
Kategori Jumlah
(Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha)
1 Danau Panggang 22.449 20.247 0,90 Pedesaan
2 B a b i r i k 7.744 18.439 2,38 Pedesaan
3 Sungai Pandan 4.500 26.921 5,98 Perkotaan
4 Amuntai Selatan 18.315 27.850 1,52 Pedesaan
5 Amuntai Tengah 5.700 50.953 8,93 Perkotaan
6 B a n j a n g 4.100 16.911 4,12 Pedesaan
7 Amuntai Utara 4.500 20.570 4,57 Pedesaan
8 Haur Gading 3.415 14.831 4,34 Pedesaan
9 Sungai Tabukan 2.924 14.193 4,85 Pedesaan
10 Paminggir 15.613 7.766 0,49 Pedesaan
Jumlah 89.269 218.681 2,45
Sumber : Buku Putih Sanitasi Bab. 2
Tabel 2.2
Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Tahun 2013 - 2018
KECAMATAN Proyeksi Penduduk
2013 2014 2015 2016 2017 2018 Danau Panggang 20.247 20.395 20.540 20.679 20.816 20.948 B a b i r i k 18.439 18.579 18.714 18.845 18.973 19.097 Sungai Pandan 26.921 27.170 27.413 27.651 27.886 28.116 Amuntai Selatan 27.850 28.226 28.598 28.967 29.336 29.701 Amuntai Tengah 50.953 51.804 52.654 53.503 54.357 55.208 B a n j a n g 16.911 17.100 17.284 17.466 17.647 17.824 Amuntai Utara 20.570 20.703 20.832 20.955 21.077 21.192 Haur Gading 14.831 15.004 15.174 15.341 15.509 15.673 Sungai Tabukan 14.193 14.275 14.353 14.427 14.499 14.567 Paminggir 7.766 7.871 7.976 8.080 8.184 8.287 TOTAL 218.681 221.127 223.537 225.914 228.283 230.613 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Hulu Sungai Utara
13
2.1.2 AREA BERESIKO
Tabel 2.3. Area Beresiko Sanitasi dan Penyebab Utamanya
No Area Beresiko Wilayah Prioritas Kebutuhan Penanganan/Penyebab Utama Resiko 1. Resiko 4
(Sangat Tinggi) Kecamatan Sungai Pandan Rantau Karau Hilir Pondok Babaris Sampah, AL , genangan Sampah, AL , genangan Banyu Tajun Hulu Sampah, AL , genangan Pangkalan Sari Sampah, AL , genangan Banyu Tajun Hilir Sampah, AL , genangan Rantau Karau Hulu Sampah, AL , genangan Rantai Karau Tengah Sampah, AL , genangan Rantau Karau Raya Sampah, AL , genangan Teluk Sinar Sampah, AL , genangan Tambalang AL, Genangan, PHBS Tambalang Tengah Sampah, AL, genangan
Tambalang Kecil Sampah, Limbah domestik, genangan Putat Atas Genangan, Limbah domestik,
Sampah
Padang Bangkal Sampah, Limbah domestik, genangan Kecamatan Sungai
Tabukan Gelagah Nelayan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Pematang Benteng
Hilir Sampah, Limbah domestik, genangan Pasar Sabtu Sampah, Limbah domestik, genangan Hilir Mesjid Genangan, Limbah domestic,
sampah
Gampa Raya Limbah domestik, Genangan, PHBS Banua Hanyar Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Haji Sampah, Limbah domestik, genangan Rantau Bujur Darat Sampah, Limbah domestik, genangan Kecamatan Amuntai
Selatan Ilir Masjid Telaga Hanyar Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Harusan Telaga Limbah domestik, Genangan, PHBS Pulau Tambak Sampah, Limbah domestik, genangan Bajawit Limbah domestik, Genangan, PHBS Padang Tanggul Sampah, Limbah domestik, genangan Kecamatan
Paminggir Paminggir Ambahai Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sapala Limbah domestik, Genangan, PHBS Bararawa Limbah domestik, Genangan, PHBS Pal Batu Limbah domestik, Genangan, PHBS Tampakang Limbah domestik, Genangan, PHBS Kecamatan Haur Haur Gading Sampah, Limbah domestik, genangan
14 Gading
Kecamatan Amuntai
Tengah Danau Cermin Pinangkara Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Pinang Habang Sampah, Limbah domestik, genangan Mawar Sari Sampah, Limbah domestik, genangan Datu Kuning Sampah, Limbah domestik, genangan Rantawan Sampah, Limbah domestik, genangan Pasar Senin Limbah domestik, Genangan, PHBS Kecamatan Amuntai
Utara Panangkalaan Padang Basar Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Panangian Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Turak Dalam Sampah, Limbah domestik, genangan Muara baruh Sampah, Limbah domestik, genangan Air Tawar Sampah, Limbah domestik, genangan Tayur Sampah, Limbah domestik, genangan Kecamatan Banjang Banjang Sampah, Limbah domestik, genangan Baringin Sampah, Limbah domestik, genangan Kalintamui Limbah domestik, Genangan, PHBS Pandulangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Danau terati Sampah, Limbah domestik, genangan Teluk Serikat Limbah domestik, Genangan, PHBS Pulau Damar Sampah, Limbah domestik, genangan Kecamatan Babirik Sungai Durait Tengah Limbah domestik, Genangan, PHBS
Hambuku Baru Sampah, Limbah domestik, genangan Murung Panti Hulu Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Papuyu Limbah domestik, Genangan, PHBS Kalumpang Luar Sampah, Limbah domestik, genangan Kalumpang Dalam Limbah domestik, Genangan, PHBS Sungai Nyiur Sampah, Limbah domestik, genangan Sungai Dalam Limbah domestik, Genangan, PHBS Pajukungan Limbah domestik, Genangan, PHBS Pajukungan Hulu Limbah domestik, Genangan, PHBS Kecamatan Danau
Panggang Sungai Namang Sungai Panangah Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Sarang burung Limbah domestik, Genangan, PHBS Telaga Mas Limbah domestik, Genangan, PHBS Manarap Hulu Sampah, Limbah domestik, genangan Manarap Sampah, Limbah domestik, genangan Longkong Limbah domestik, Genangan, PHBS Bitin Sampah, Limbah domestik, genangan Baru Sampah, Limbah domestik, genangan Teluk Masjid Sampah, Limbah domestik, genangan Darussalam Sampah, Limbah domestik, genangan Pandamaan Sampah, Limbah domestik, genangan Danau Panggang Sampah, Limbah domestik, genangan
15
Rintisan Sampah, Limbah domestik, genangan
No Area Beresiko Wilayah Prioritas Penyebab Utama Resiko
1. Resiko 3
(Tinggi) Kecamatan Sungai Pandan Banyu tajun dalam Tapus dalam Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Teluk masjid Sampah, Limbah domestic, genangan Tatau Laban Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Tengah Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Pasar Genangan, Limbah domestic, sampah Hambuku Raya Limbah domestic, genangan, PHBS Hambuku Hulu Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Pandan Hulu Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Pandan Sampah, Limbah domestic, genangan Sungai Sandung Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Pinang Genangan, Limbah domestic, sampah Pandulangan Genangan, Limbah domestic, sampah Kecamatan Sungai
Tabukan Teluk Cati Gelagah Hulu Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Tabukan Limbah domestic, genangan, PHBS Pematang Benteng Sampah, Limbah domestic, genangan Kecamatan Amuntai
Selatan Keramat Panyiuran Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Cempaka Limbah domestic, genangan, PHBS Ujung Murung Sampah, limbah domestic, genangan Jarang Kuantang Limbah domestic, genangan, PHBS Kota Raja Genangan, sampah, limbah domestic Jumba Genangan, Limbah domestic, sampah Cangkering Limbah domestic, genangan, PHBS Simpang empat Genangan, Limbah domestic, sampah Rukam Hilir Genangan, Limbah domestic, sampah Mamar Sampah, Limbah domestic, genangan Teluk Sari Genangan, Limbah domestic, sampah Telaga Silaba Limbah domestic, genangan, PHBS Banyu Hirang Genangan, Limbah domestic, sampah Kayakah Limbah domestic, genangan, PHBS Murung Panggang Limbah domestic, genangan, PHBS Kecamatan
Paminggir Paminggir Seberang Limbah domestik, genangan, PHBS Kecamatan Amuntai
Tengah
Tapus Limbah domestik, genangan, PHBS Muara Tapus Sampah, limbah domestic, genangan Kandang Halang Gengangan, limbah domestic, sampah Kembang Kuning Limbah domestik, genangan, PHBS Kota Raden Gengangan, limbah domestic, sampah
16
Kota Raden Hilir Gengangan, limbah domestic, sampah Sungai Karias Sampah, limbah domestic, genangan Tangga Ulin Hulu Sampah, limbah domestic, genangan Tangga Ulin Hilir Sampah, limbah domestic, genangan Antasari Genangan, sampah, limbah domestic Murung Sari Sampah, limbah domestic, genangan Palampitan Hilir Genangan, sampah, limbah domestic Sungai Malang Genangan, sampah, limbah domestic Sungai Baring Gengangan, limbah domestic, sampah Harus Limbah domestik, genangan, PHBS Kecamatan Amuntai
Utara Pamintangan Pakacangan Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Cakeru Limbah domestik, genangan, PHBS Panangkalaan Hulu Sampah, limbah domestic, genangan Padang Basar Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Murung Karangan Sampah, limbah domestic, genangan Kamayahan Limbah domestik, genangan, PHBS Kuangan Limbah domestik, genangan, PHBS Telaga Bemban Sampah, limbah domestic, genangan Tabalong Mati Genangan, limbah domestic, sampah Panyaungan Sampah, limbah domestic, genangan Pandawanan Genangan, limbah domestic, sampah Pimping Genangan, limbah domestic, sampah Padang Luar Sampah, limbah domestic, genangan Guntung Sampah, limbah domestic, genangan Kecamatan Banjang Pawalutan Genangan, limbah domestic, sampah Kalintamui Limbah domestik, genangan, PHBS Palanjungan Sari Limbah domestik, genangan, PHBS Kaludan Besar Limbah domestik, genangan, PHBS Kaludan Kecil Limbah domestik, genangan, PHBS Rantau Bujur Limbah domestik, genangan, PHBS Karias Dalam Limbah domestik, genangan, PHBS Lok Bangkai Limbah domestik, genangan, PHBS Patarikan Limbah domestik, genangan, PHBS Teluk Buluh Limbah domestik, genangan, PHBS Garunggang Limbah domestik, genangan, PHBS Baruh Tabing Limbah domestik, genangan, PHBS Pulau Damar Sampah, Limbah domestic, genangan Kecamatan Babirik Murung Kupang Limbah domestik, genangan, PHBS
Babirik Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Babirik Hulu Limbah domestik, genangan, PHBS Sungai Jamjam Sampah, Limbah domestic, genangan Sungai Durait Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Sungai Durait Hulu Limbah domestik, genangan, PHBS Hambuku Lima Limbah domestik, genangan, PHBS
17
Hambuku Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Murung Panti Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Teluk Limbung Limbah domestik, genangan, PHBS Sungai Luang Hilir Limbah domestik, genangan, PHBS Parupukan Limbah domestik, genangan, PHBS Sungai Luang Hulu Sampah, Limbah domestic, genangan Kecamatan Haur
Gading Palimbang Gusti Lok Soga Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Palimbang Sari Sampah, limbah domestic, genangan Jingah Bujur Limbah domestic, genangan, PHBS Tambak Sari Panji Limbah domestic, genangan, PHBS Polantani Limbah domestic, genangan, PHBS Sungai Limas Limbah domestic, genangan, PHBS Pihaung Limbah domestic, genangan, PHBS Teluk Haur Limbah domestic, genangan, PHBS Waringin Sampah, limbah domestic, genangan Panawakan Limbah domestic, genangan, PHBS Tangkawang Limbah domestic, genangan, PHBS Sumber : Buku Putih Sanitasi Bab. 5
2.1.3 KEUANGAN DAERAH
Tabel 2.4. Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan
Sumber : Strategi Sanitasi Kab. Bab. 2
No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp) Total Pendanaan
2013 2014 2015 2016 2017
1 Perkiraan Belanja Langsung 4.047.731.333.690 51.730.006.444.552 661.109.482.361.372 8.448.979.184.578.330 107.977.953.978.911.000 117.143.820.383.629.000 2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 174.650.153.282 7.415.645.508.354 314.868.308.284.699 13.369.308.369.768.300 567.660.833.380.363.000 581.352.600.354.077.000 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 4.750.858.373 4.822.121.248 4.893.384.124 4.964.647.000 5.035.909.875 24.466.920.620
Prosentase Komitmen terhadap Belanja
18
11
2.2 AIR LIMBAH
2.2.1 PERMASALAHAN AIR LIMBAH
A. Sistem Air Limbah Permukiman : 1. Aspek
Pengembangan Sarana dan Prasarana: User Interface:
Kepemilikan Jamban di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah 61,95%, dengan rincian 57,56% jamban pribadi dan MCK/WC Umum/MCK Komunal 4,42%, sedangkan sisanya 38,05% ke lain-lain (sungai/danau/rawa/kebun).
Keterangan:
- Jumlah Penduduk Kabupaten tahun 2013: 261.681 jiwa atau 42.344 KK - Jumlah Penduduk Perkotaan tahun 2013: 79.558 jiwa atau 15.912 KK Kesimpulan:
Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 61,94 % (131.140 KK) BABS = 38,05 % (232.980 jiwa atau 46.596 KK) yang meliputi: - BABS sungai/danau/rawa = 38,05 % (22.072 KK atau 110.359 jiwa) Pengumpulan &
Penampungan / Pengolahan Awal:
Prosentase tangki septik aman: 80%
Jamban Pribadi; 56,56 MCK Umum / WC umum; 4,42 Sungai/danau/ rawa; 38,05
12 Keterangan: Kepemilikan Akses Pribadi dan MCK = 26.229 KK
Kesimpulan:
Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 80 % ( 20.983 KK) Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 20 % ( 5.246 KK) Pengangkutan /
Pengaliran:
Belum ada truk penyedot tinja
Prosentase rumah tangga yang melakukan pengurasan tangki septik = 3,7% dan 96,3% tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik (data EHRA, 2013)
Prosentase rumah tangga yang membayar tukang untuk menguras tangki septik 17,6% sementara 35,3% yang mengosongkan sendiri.
Isi tangki septik yang sudah disedot dikubur ke halaman, dibuang ke tanah orang lain dan lain-lain.
Pengolahan Akhir Terpusat Belum ada tersedia Instalasi pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) maupun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Daur Ulang / Pembuangan Akhir:
Belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah.
Perencanaan Teknis Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan
Belum ada studi-studi terkait perencanaan IPLT maupun IPAL kawasan
B. Lain-lain:
1. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah
Belum ada sektor swasta untuk melakukan investasi sektor air limbah Belum ada penggalian potensi pendanaan dari masyarakat.
tidak aman aman 0,0% 20,0% 40,0% 60,0% 80,0% 100,0% claster 0 claster 1 claster 2 claster 3 claster 4 32,5% 41,2% 12,8% 14,7% 35% 67,5% 58,5% 87,2% 85,3% 65%
13
2. Aspek Kelembagaan: Terbatasnya SDM (kuantitas dan kualitas) yang terkait pengelolaan air limbah Rendahnya koordinasi antar instansi/SKPD dalam penetapan kebijakan air
limbah
Belum ada instansi yang khusus menangani pengelolaan air limbah domestik 3. Aspek Peraturan
Perundangan dan penegakan hukum:
Belum ada perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan air limbah Belum adanya Perda terkait Retribusi Air Limbah Permukiman
Belum adanya perda larangan BABS di sungai/danau/tempat terbuka lainnya 4. Aspek Peran serta
Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan air limbah Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah
yang berbasis masyarakat
Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan air limbah rumah tangga
Rendahnya inisiatif dan anggaran instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
5. Aspek Komunikasi, PMJK dll.
Belum optimalnya penggalian potensi media-media yang ada dimasyarakat (media lokal)
6. Aspek Teknis Masih kesulitan menentukan teknologi sanitasi yang sesuai dengan daerah rawa.
2.2.2 SASARAN PEMBANGUNAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Tabel 2.5
Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara
Tujuan : Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik Yang Layak, Aman dan Ramah Lingkungan
Sasaran :
1) Berkurangnya perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dari 38,05% menjadi 0% pada akhir tahun 2018.
2) Meningkatnya proporsi/jumlah rumah tangga yang memiliki akses air limbah domestik baik berupa jamban pribadi (16.581 KK), MCK++ (1.470 KK) maupun Tangki Septik Komunal (1000 KK) 3) Tersedianya lahan untuk pembangunan IPLT dan IPAL tahun 2015
4) Tersedianya perencanaan pengolahan lumpur tinja dan perencanaan pengelolaan air limbah domestik skala kawasan maupun skala kabupaten pada tahun 2015
5) Terbangunnya sarana pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun 2016 6) Tersedianya peraturan pengelolaan air limbah yang komprehensif pada tahun 2015 – 2018
14 Tabel 2.6
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara
No Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Sasaran Tahun Keteranga n 2014 2015 2016 2017 2018
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Sistem On Site
1 Individual (tangki septik) 57% 58% 60% 65% 75% 90% 16.581 KK
2 Komunal (MCK++) 3% 3% 3,5% 4% 4,5% 6% 1.470 KK
3 Tangki Septik Komunal 1,95% 2% 2,5% 3% 3,5% 4% 1000 KK B Sistem Off site
1 Skala Kota 0% 0% 0% 0% 0% 0%
2 Skala Wilayah 0% 0% 0% 0% 0% 0%
C BABS 38,05% 37% 34% 28% 17% 0%
D Lumpur Tinja ke IPLT
(m3/bln) 7.253 14.990
2.2.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN AIR LIMBAH
Tabel 2.7 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik
No. Program
Score (dan bobot)
Score total Urutan priorita s Penerima manfaat Permas alahan mendes ak Persep si Pokja Pro-poor Readdi ness Criteria Kesiapa n Pendan aan 9% 20% 12% 23% 14% 22% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Penyuluhan, kampanye dan
edukasi BABS 4 4 4 4 3 4 2,07 1
2
Penyusunan Master Plan Air Limbah skala kabupaten maupun skala kota
3 4 3 4 3 4 1,89 2
3 Pembangunan IPLT 4 4 4 1 4 3 1,80 2
4 Pemantauan Kualitas
Lingkungan 4 4 4 2 1 3 1,62 2
5 Pembangunan MCK++ 3 3 2 3 3 3 1,53 2
6 Penyusunan Perda Pengelolaan Air Limbah 4 4 4 3 2 3 1,39 2
7 Stimulan Jamban Keluarga 4 4 3 4 2 3 1,80 2
8 Pembangunan Tangki Septik
Komunal 2 2 1 3 1 1 0,9 3
15
Terpusat
10 Pembentukan Badan Pengelola
IPLT 1 1 1 1 1 1 0,54 3
2.3 PERSAMPAHAN
2.3.1 PERMASALAHAN PERSAMPAHAN
Tabel 2.9 Permasalahan Persampahan A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface
Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb:
Tingkat layanan penanganan sampah RT: 66% diangkut petugas setiap hari (klaster 2 dan 4) sementara klaster lainnya 17% diangkut beberapa kali seminggu dan 17% diangkut sekali dalam seminggu, sementara masyarakat yang tidak terlayani membuang sampah dengan cara dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb)
Pengelolaan Sampah pada RT:
Claster 0 Claster 1 Claster 2 Claster 3 Claster 4 Total Tidak tahu 0 0 0,3 0,7 0 0,4 lain-lain 0 3,8 0 0 0 0,6 dibuang lahan kosong
dibiarkan membusuk 2,5 10,6 3,6 3,5 7,5 4,8 dibiarkan membusuk 0 0,6 0,8 4,2 0 2,1 Ke Sungai /danau / rawa 35 20 32,8 47,1 37,5 36,8 di lubang tanah / tdk ditutup 0 1,9 2,2 1,7 0 1,8 di lubang tanah / ditutup dg
tanah 0 0 0 0,7 2,5 0,4 Dibakar 62,5 48,1 49,7 39,9 27,5 45,2 Dibuang Ke TPS 0 15 9,4 2 20 7,4 Dikumpulkan didaur ulang 0 0 1,1 0 5 0,6
0 20 40 60 80 100 120
16 Keterangan:
- Produksi Sampah Kab. per hari = 546,70 ton/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = 199 ton/hari
- Pelayanan Sampah per hari hanya wilayah perkotaan sementara 9 kecamatan lainnya diangkut sekali seminggu termasuk sampah pasar
Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:
Keterangan:
- Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT : 10,75 % Pengumpulan
setempat
Gerobak sampah saat ini didistribusikan ke sekolah-sekolah untuk mengangkut yang ada di lingkungan sekolah menuju TPS dengan jumlah 20 unit gerobak sampah, kapasitas angkut @ 1 m³/hari
Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan
Penampungan Sementara (TPS):
Sampai saat ini tersedia: 50 unit TPS
Sampai saat ini tersedia: 2 unit TPST, baru 1 unit difungsikan dengan kapasitas total: 18 m³/hari atau setara dengan 3,29% dari timbulan sampah Kabupaten.
Sementara 1 unit TPST lainnya masih menunggu penunjukan KSM
Pengangkutan: Jumlah dump truck 15 unit kapasitas @ 6m³/hari belum mencukupi untuk melayani seluruh kabupaten
Roda tiga 16 unit @ 1,5 m³/hari melayani di 9 kecamatan (ibukota kecamatan) Arm roll 5 unit @ 6m³/hari
(Semi) Pengolahan
Ada 13 desa yang mengikuti sosialisasi 3R tetapi belum ada keberlanjutan dalam hal pendampingan dan pembinaan karena kurangnya anggaran.
Claster 1 Claster 2 Claster 3 Claster 4 Total 7,1 5,3 37,5 20 10,7 92,9 94,7 62,5 80 89,3
PROSENTASI PEMILAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA
17 Akhir Terpusat Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Pengelolaan TPA sudah memakai sanitary landfill
Fasilitas penunjang TPA seperti tempat cuci mobil, ruang pencuci plastik belum ada Tanah urugan tidak cukup
Biaya operasional tidak mencukupi untuk bahan bakar alat berat
Perencanaan Belum tersedianya master plan persampahan skala kabupaten maupun perkotaan serta dokumen perencanaan persampahan lainnya
B. Lain-lain: 1. Aspek
Kelembagaan:
Dinas teknis masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Dukungan/komitmen politis semua stakeholder sangat kurang
Perlu penambahan UPT pada pengelolaan TPA Regional Tebing Liring 2. Aspek
Pendanaan:
Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal
Rendahnya dana penarikan retribusi
Kurangnya anggaran petugas angkutan sampah untuk menambah jam kerja 3. Aspek Peran
Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta
Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Kurangnya minat investasi dunia usaha / swasta
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap tatacara pembuangan sampah 4. Aspek Peraturan
Perundangan dan penegakan hukum:
Pemberlakukan perda dilarang buang sampah ke sungai belum optimal.
Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif dalam hal penarikan retribusi sampah
Belum optimalnya sosialisasi ketentuan penanganan/pengelolaan sampah terhadap masyarakat
5. Aspek Komunikasi
Kurangnya himbauan/sosialisasi terhadap masyarakat untuk mengubah pola hidup terhadap pengelolaan sampah
Kurangnya keterlibatan/peran serta media-media lokal (televisi, media cetak, radio) dalam pengelolaan persampahan.
6. Aspek Teknis Perlu adanya penambahan lokasi TPST 3R
Belum optimalnya peran bank sampah dalam mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPA
18
2.3.2 SASARAN PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
Tabel 2.8
Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Kabupaten Hulu Sungai Utara TUJUAN :
Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu.
SASARAN :
1) Meningkatnya cakupan layanan persampahan di perkotaan dari 62 % menjadi 75% dan cakupan layanan skala kabupaten dari 27 % menjadi 50 % pada akhir tahun 2018
2) Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah di TPA Regional Tebing Liring yang sudah beroperasi dengan sistem sanitary landfill pad akhir tahun 2018
3) Bertambahnya peraturan persampahan yang baru hingga akhir tahun 2018 berdasarkan UU RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Persampahan
4) Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan yang komprehensif tahun 2015
5) Meningkatnya kesadaran/peran serta masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan pada akhir tahun 2018
6) Pengurangan sampah dari sumbernya dari 3,29% - 16,46% di akhir tahun 2018 Tabel 2.9
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Utara
No Sistem Cakupan Layanan Eksistin g (%) Sasaran Tahun Ket. 2014 2015 2016 2017 2018
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
SKALA KOTA 100 100 100 100 100 100
A Penanganan Langsung 62% 63% 65% 68% 70% 75%
B Penanganan Tidak Langsung 0 0 0 0 0 0
C Lain-lain (tidak tertangani, ke
sungai, dll) 38% 37% 35% 32% 30% 25%
SKALA KABUPATEN 100 100 100 100 100 100
A Penanganan Langsung 27% 30% 35% 40% 45% 50%
B Penanganan Tidak Langsung 0 0 0 0 0 0
C Lain-lain (tidak tertangani, ke
sungai, dll) 73% 70% 65% 60% 55% 50%
PENANGANAN BERBASIS
MASYARAKAT 3,29% 3,29% 6,58% 9,88% 13,17% 16,46%
19
2.3.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN PERSAMPAHAN
Tabel 2.10
Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik
N
o. Program
Score (dan bobot)
Score total Uruta n priorit as Penerima manfaat Permasal ahan mendesa k Persep si Pokja Pro-poor Readi ness Criteri a Kesiapa n Pendan aan 20% 20% 15% 15% 10% 20% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 Penyusunan Masterplan Persampahan skala kabupaten dan skala kota serta dokumen perencanaan persampahan lainnya
3 4 4 3 4 4 3,65 1
2
Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya dan tata cara serta gerakan pemilahan sampah dari sumbernya
3 3 3 3 2 3 3,55 1
3 Penyusunan perda terkait
pengelola persampahan 3 4 3 3 3 3 3,20 1 4 Pembangunan TPS 3 3 3 3 2 3 2,90 2 5 Pembangunan TPST 3R 3 3 3 3 2 3 2,90 2 6 Pengadaan sarana persampahan 3 3 3 3 1 3 2,80 2 7 Pengadaan alat angkut sampah 3 3 3 3 1 3 2,80 2 8
Pembentukan kelembagaan TPA, pemantauan dan pelatihan
3 3 4 3 3 1 2,75 2
9 Pembangunan komposting komunal 3 2 3 3 2 1 2,30 2 10 Pengadaan fasilitas TPA Regional Tebing Liring 2 2 2 2 1 3 2,10 2
11
Pelatihan pengelolaan sampah 3R bagi kader desa, RT/RW maupun aparat pengelola persampahan
20
2.4 DRAINASE
2.4.1 PERMASALAHAN DRAINASE
Tabel 2.13 Permasalahan Drainase A. Sistem Drainase
User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari : 93,3% Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin:
Terdapat 40,6% rumah tangga pernah mengalami banjir sekali dalam setahun Data Genangan:
No. Lokasi Genangan Genangan Luas (Ha) Lama Genangan (> atau <3 jam) tergantung curah hujan Tinggi Genangan (> atau <30 cm) 1. Kelurahan Antasari a. Jl. Abdul aziz b. Jl. P. Antasari c. Jl. Gusti Saputra d. Jl. Bihman Villa ± 6 ha > 3 jam < 30 cm
2. Kel. Murung Sari a. Jl. A. Yani b. Jl. Basuki Rahmat c. Jl. KH. Ahmad Dahlan
± 2 ha > 3 jam < 30 cm
3. Kel. Kebun Sari ±5 ha > 3 jam < 30 cm
Claster 0 Claster 1 Claster 2 Claster 3 Claster 4 Total TIDAK PERNAH 65 21,3 44,7 46,1 12,5 41,1 SEKALI SETAHUN 35 53,1 34,4 43,4 15 40,3 BEBERAPA KALI SETAHUN 0 25 19,4 10,2 72,5 18 SEKALI DALAM SEBULAN 0 0,6 0,3 0,2 0 0,3 TDK TAHU 0 0 1,1 0 0 0,4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pr o sen tasi
21
4. Sungai Malang 4 ha >3 jam > 30cm
5 Palampitan Hilir 1 ha >3 jam > 30cm
6 Tambalangan 3 ha >3 jam > 30cm
7 Hulu Pasar 3 ha >3 jam > 30cm
8 Palampitan Hulu 1 ha >3 jam > 30cm
9 Perum CPI 1, Perum CPI
2, Perum Jumba Lestari 3 ha >3 jam > 30cm
Jumlah 28 ha
Penampungan / Pengolahan Awal:
grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan
Pengaliran: Kondisi drainase berdasarkan hasil EHRA Mei 2013:
Data lain berdasarkan hasil EHRA Bulan Mei 2013:
Ditemukan bahwa sekitar 9,4 % rumah tangga memiliki lingkungan sekitar rumah yang terdapat genangan air
Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).
Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 71% (13.000 meter) Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 4,19 %
Luas area genangan di wilayah perkotaan 28 Ha Dokumen
Perencanaan
Belum tersedianya master plan drainase skala kabupaten/kecamatan Master Plan drainase skala kota belum di review
B. Lain-lain: 2. Aspek Kelembagaan:
Belum ada instansi yang khusus menangani drainase (tupoksi antar SKPD dalam penanganan drainase tidak jelas)
Tupoksi penanganan drainase dalam satu SKPD pun tidak jelas
Koordinasi antar SKPD kurang menyebabkan pola penanganan drainase dalam kota pun tidak tertintegrasi claster 0 claster 1 claster 2 claster 3 claster 4 45,0 83,8 61,1 58,4 90,0 55,0 16,3 38,9 41,6 10,0 ada genangan tidak ada genangan
22 SDM kurang memadai dari sisi kuantitas
3. Aspek Pendanaan:
Pengelolaan drainase masih minim
Belum dilakukan penarikan retribusi terkait dengan drainase Masih minimnya biaya operasional yang dianggarkan pemerintah 4. Aspek Peran
Serta
Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis
Belum ada investasi dunia usaha / swasta pada pembangunan drainase
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pemeliharaan drainase sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik
Masyarakat dalam mendirikan sebuah bangunan baik bangunan masyarakat maupun pemerintah, sering menutup saluran drainase yang telah ada..
5. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum:
Belum ada perda terkait dengan pengelolaan drainase Belum ada perda penarikan retribusi drainase
Belum ada perda/perbup yang mengatur tentang larangan/sanksi penutupan saluran drainase
6. Karakteristik Wilayah
Kondisi wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan daerah rawa dan kawasan dataran rendah sangat berpotensi untuk menimbulkan genangan
7. Aspek Teknis & Konstruksi
Belum adanya database elevasi daerah-daerah rawan genangan di perkotaan yang akurat
Pembuangan akhir yang terbangun tidak mampu mengalirkan air hujan dan banjir kiriman (khusus daerah perkotaan/ Jl. Basuki rahmat dan Jl. A. Yani)
Banjir kiriman mengakibatkan pendangkalan sungai karena bercampur dengan lumpur Belum ada dinding penguat pada saluran primer.
2.4.2 SASARAN PEMBANGUNAN DRAINASE
Tabel 2.11
Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase Tujuan :
Terwujudnya pembangunan drainase yang partisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Sasaran :
1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan drainase kota maupun kabupaten yang komprehensif pada tahun 2016
2) Bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik dari 71% menjadi 100% pada akhir tahun 2018
3) Berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan dengan peningkatan akses drainase dari 4,19% menjadi 7,19% pada akhir tahun 2018
4) Tersedianya peraturan tentang pengelolan drainase lingkungan pada akhir tahun 2018 5) Meningkatnya peran serta masyarakat terhadap pemerliharaan drainase yang terbangun 6) Meningkatnya biaya Operasi dan Pemeliharaan drainase yang terbangun
23 Tabel 2.13
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase
No Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Sasaran Tahun Keteran gan 2014 2015 2016 2017 2018
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Cakupan Layanan 100 100 100 100 100 100
1 Akses Drainase 4,19 4,31 4,80 5,44 5,73 7,14
2 Fungsi Drainase 71 72 72 90 94 100
B PENANGANAN BERBASIS MASYARAKAT
2.4.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN DRAINASE
Tabel 2.12
Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase
No Program
Score (dan bobot)
Score total Urutan priorita s Penerima manfaat Permas alahan mendes ak Perseps i Pokja Pro-poor Readi ness criteri a Kesiapa n Pendana an (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1
Penyusunan database elevasi daera-daerah genangan di perkotaan
4 4 4 4 2 4 4,40 1
2 Review master plan drainase skala kota 4 4 3 3 4 4 4,40 1 3 Pembangunan saluran drainase sekunder 4 3 3 4 3 2 4,40 1 4 Rehab saluran drainase sekunder 4 3 3 4 2 4 4,40 1 5 Pembangunan saluran drainase tersier 4 4 3 2 2 4 3,80 2 6 Pembangunan saluran drainase
primer 4 3 3 4 3 2 3,80 2 7 Penyusunan master plan drainase skala kabupaten 4 2 3 4 3 1 3,40 2 8 Rehab saluran drainase tersier 4 4 3 2 2 4 2,60 3 9 Penyusunan perda pengelolaan drainase lingkungan 3 3 3 3 2 3 2,40 3
24
2.5 PHBS
2.5.1 PERMASALAHAN KESEHATAN (PHBS)
Tabel 2.17 Permasalahan mendesak PHBS terkait sanitasi Berdasarkan hasil Studi
EHRA Mei 2013, maka:
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat didukung kondisi lingkungan tempat tinggal.
Masyarakat yang buang sampah dan buang air besar ke sungai masih tinggi.
2.5.2 SASARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (PHBS)
Tabel 2.18 Tujuan dan Sasaran PHBS terkait sanitasi
Tujuan :
Meningkatnya intensitas masyarakat yang sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus terkait dengan sanitasi.
Sasaran :
1. Meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dari 41% menjadi 60 % pada tahun 2018 2. Meningkatnya jumlah desa STBM/SBS dari 1,8% menjadi 20% pada akhir tahun 2018.
3. Dioptimalkannya peran media-media pilihan dalam masyarakat untuk penyadaran hygiene pada akhir tahun 2018
4. Meningkatnya kesadaran anak sekolah dan pondok pesantrean dalam aspek PHBS pada akhir tahun 2018
2.5.3 PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN (PHBS)
Tabel 2.19 Prioritas implementasi program dan kegiatan PHBS terkait sanitasi
N
o Program
Score (dan bobot)
Scor e total Uruta n priorit as Penerima manfaat Permas alahan mendes ak Pers epsi Pokj a Pro-poor Readine ss Criteria Kesiapa n Pendan aan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1
Road show penyuluhan PHBS (CTPS, stop BABS, dan Membuang sampah pada tempatnya) di sekolah-sekolah, pondok pesantren, perkantoran, permukiman dan TTU
3 2 2 1 2 3 2,20 2
25 sehat (PHBS) meliputi CTPS,
stop BABS dan membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal
3 Tindakan Pemicuan BABS 4 3 3 3 3 4 3,35 1
4 Pelatihan Pembuatan Jamban
Sehat 4 3 3 3 2 4 3,20 1
5
Pembuatan Media-media promosi dan informasi sadar hidup sehat seperti spanduk, banner, stiker, dll
3 3 3 1 1 4 2,55 2
26
2.6 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL)
Tabel 2.20 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
1. Praktek Buang Air Besar
Sembarangan (BABS) masyarakat saat ini sebesar 38,05%
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana air limbah domestik yang layak, aman dan ramah lingkungan 1. Berkurangnya praktek BABS dari 38,05% menjadi 0% di tahun 2018 2. Meningkatnya proporsi/ jumlah rumah tangga yang memiliki akses air limbah domestik baik berupa jamban pribadi, MCK++ maupun tangki septik komunal 3. Terbangunnya sarana
pengolahan lumpur tinja yang ramah lingkungan pada tahun 2016
4. Tersedianya perencanaan
pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten tahun 2015 5. Tersedianya peraturan pengelolaan air limbah
1. Peningkatan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah baik sistem onsite di perkotaan maupun perdesaan 2. Melakukan tindakan-tindakan pemicuan BABS dan stimulan jamban bagi MBR di pedesaan 3. Dalam jangka menengah merencanakn pembangunan IPLT 4. Merubah perilaku dan 1. Program pengembangan kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2. Program Lingkungan Sehat Perumahan 3. Penguatan Kapasitas Pemerintah Daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan air limbah domestik 4. Program Pengendalian Pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 1. Kampanye, edukasi dan sosialisasi stop BABS 2. Stimulan jamban keluarga (JAGA) untuk MBR 3. Pembangunan MCK++ 4. Pembangunan Tangki septik komunal untuk 5 KK 5. Penyusunan master
plan air limbah 6. Penyusunan perda
27 yang komprehensif
pada akhir tahun 2016
meningkatkan pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap pentingnya pengelolaan air limbah permukiman lewat kampanye, edukasi dan sosialisasi 5. Menyusun perangkat peraturan baik dalam bentuk perda maupun perbup yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman 6. Memperkuat kelembagaan pengelolaan air limbah 7. Mendorong dan meningkatkan
28 komitmen para pemanngku kepentingan untuk memprioritaskan pembangunan sanitasi termasuk pengelolaan air limbah 8. Mendorong pembiayaan alternatif bagi pembangunan air limbah permukiman
29 Tabel 2.21 Kerangka Kerja Logis Persampahan
Permasalahan
mendesak
Tujuan
Sasaran
Strategi
Program
Kegiatan
1. Belum optimalnya layanan persampahan di wilayah perkotaan maupun perdesaan 2. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah ke sungai/danau/rawa dan kebiasaan membakar sampah masih tingi. Tercapainya sasaran pembangunan persampahan melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang efektif, efisien dan terpadu.
1. Meningkatnya cakupan layanan persampahan di perkotaan dari 62 % menjadi 75% dan cakupan layanan skala kabupaten dari 27 % menjadi 50 % pada akhir tahun 2018 2. Meningkatnya kinerja
pengelolaan sampah di TPA Regional Tebing Liring yang sudah beroperasi dengan sistem sanitary landfill pad akhir tahun 2018 3. Bertambahnya
peraturan
persampahan yang baru hingga akhir tahun 2018 berdasarkan UU RI Nomor 18 tahun 2008 tentang Persampahan 1. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana melalui penambahan sarana persampahan khususnya armada pengangkut sampah sesuai kebutuhan. 2. Meningkatkan kampanye/sosialisa si untuk tidak lagi membakar sampah melalui pemilahan sampah 3R 3. Meningkatkan kualitas/kinerja pengelolaan TPA Regional Tebing Liring 4. Menyusun 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2. Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 1. Penyusunan master plan persampahan skala kota maupun skala kota 2. Pembangunan TPST 3R 3. Pembangunan TPS 4. Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya dan pemilahan sampah 5. Penyusunan perda persampahan 6. Pengadaan alat angkut persampahan 7. Pengadaan sarana
dasar dan fasilitas penunjang TPA Regional Tebing Liring 8. Pengadaan sarana dan pasarasana persampahan
30 4. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan persampahan yang komprehensif tahun 2015 5. Meningkatnya kesadaran/peran serta masyarakat dalam sistem pengelolaan persampahan 6. Pengurangan sampah
dari sumbernya dari 3,29% - 16,46% di akhir tahun 2018 perangkat peraturan baik dalam peraturan daerah maupun peraturan bupati yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan persampahan
31 Tabel 2.22 Kerangka Kerja Logis Drainase
Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
1. Masih terdapat daerah-daerah rawan genangan di wilayah perkotaan seluas 24 ha Terwujudnya pembangunan drainase yang pastisipatif, berwawasan lingkungan dan tanggap kebutuhan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2018 1. Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan drainase kota maupun kabupaten yang komprehensif pada tahun 2016 2. Bertambah panjangnya saluran drainase yang berfungsi dengan baik pada akhir tahun 2018 3. Berkurangnya luas daerah genangan dengan memprioritaskan penanganan di wilayah perkotaan 4. Tersedianya peraturan pengelolaan drainase lingkungan 5. Meningkatnya peran serta masyarakat terhadap pemeliharaan 1. Meningkatkan akses layanan drainase di wilayah padat huni di perkotaan
2. Memastikan pengutamaan penerapan teknologi drainase lingkungan yang sesuai dengan daerah rawa 3. Pengembangan kampanye peningkatan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan drainase yang terbangun 4. Mengembangkan pembiayaan melalui penetapan reribusi 5. Penyusunan perda tentang kewajiban dan sanksi untuk masyarakat dan 1. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 1. Review master plan drainase skala kota 2. Pembangunan dan rehab saluran drainase sekunder 3. Pembangunan dan rehab saluran drainase tertier 4. Pembangunan drainase primer 5. Rehabilitasi saluran drainase primer 6. Penyusunan perda/perbup drainase lingkungan
32 drainase yang
terbangun bangunan pemerintah membuat drainase yang terhubung dengan drainase sekunder 6. Menyusun regulasi
mengenai rencana detail tata ruang kawasan permukiman
33 Tabel 2.23 Kerangka Kerja Logis PHBS
Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
1. Masih rendahnya kesadaran sebagian kecil masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat didukung kondisi lingkungan tempat tinggal. 2. Masyarakat yang
buang sampah dan buang air besar ke sungai masih tinggi.
Meningkatnya intensitas masyarakat yang sadar terhadap perilaku hidup bersih dan sehat secara terus menerus disektor sanitasi 5. Meningkatnya cakupan penduduk yang menerapkan PHBS dari 41% menjadi 60 % pada tahun 2018 6. Meningkatnya jumlah desa STBM/SBS dari 1,8% menjadi 20% pada akhir tahun 2018. 7. Dioptimalkannya peran media-media pilihan dalam masyarakat untuk penyadaran higiene pada akhir tahun 2018
8. Meningkatnya kesadaran anak sekolah dan pondok pesantren dalam aspek PHBS pada akhir tahun 2018 1. Mengembangkan kemitraan dengan kelompok UKBM, PKK, CSR, LSM dan kelompok masyarakat dalam penyadaran personal higiene/PHBS 2. Optimalisasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait kebijakan PHBS 3. Meningkatkan pemicuan BABS di tingkat desa dan dusun 4. Strategi advokasi dan penyusunan perda/perdes tentang PHBS 5. Optimalisasi sosialisasi dan 1. Program Pengembanga n Lingkungan Sehat 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaa n Masyarakat 1. Roadshow penyuluhan PHBS (CTPS, stop BABS dan membuang sampah pada tempatnya) 2. Penyuluhan dan kampanye PHBS melalui siaran radio maupun televisi lokal 3. Tindakan pemicuan BABS 4. Pelatihan pembuatan jamban sehat 5. Pembuatan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat
6. Lomba sekolah sehat se Kab. HSU 7. Pembinaan sekolah
34 promosi dengan mengembangkan sarana dan parsarana yang tepat sasaran 6. Meningkatkan alternatif pendanaan dari berbagi sumber (pusat, provinsi, daerah, swasta dan masyarakat) 7. Meningkatkan sarana dan prasarana CTPS di tatanan sekolah dan Tempat-tempat Umum 8. Meningkatkan sosialisasi PHSB pada tatanan institusi pendidikan secara berkelanjutan