• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

282

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Aminah

SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat

Abstract: The purpose of this study are: (1) To improve the ability of reading Al-Qur'an students on Islamic studies by using Contextual Teaching and Learning method in class IX SMP Negeri 1 Stabat discrit Langkat academic year 2016-2017; (2) To improve student learning outcomes in Islamic religious lessons by using Contextual Teaching and Learning method in class IX SMP Negeri 1 Stabat discrit Langkat TP. 2016-2017. The result of the improvement of learning is obtained as follows: (1) In the first cycle, only 20 people (58.8%) were categorized completely; (2) In Cycle II, only 29 people (85,7%) were categorized completely. Implementation of Contextual Teaching and Learning method can improve the reading ability of Al-Qur'an by applying the reading law of dead / tanwin and death mim in the reading of Qur'an letters significantly.

Keyword: education of Islam, Al Quran, dead nun, death mim

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pada pelajaran agama Islam dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning di kelas IX SMP Negeri 1 Stabat Kab. Langkat TP.2016-2017; (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran agama Islam dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning di kelas IX SMP Negeri 1 Stabat Kab. Langkat TP. 2016-2017. Hasil perbaikan pembelajaran diperoleh sebagai berikut: (1) Pada siklus I diperoleh hanya 20 orang (58,8%) yang dikategorikan tuntas; (2) Pada Siklus II diperoleh hanya 29 orang (85,7%) yang dikategorikan tuntas. Penerapan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an secara signifikan.

(2)

283 Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dalam membimbing anak yang beragama Islam, sehingga ajaran Islam benar-benar diketahui, dimiliki, dan diamalkan oleh peserta didik baik tercermin dalam sikap, tingkah laku maupun cara berfikirnya. Melalui pendidikan Islam terjadilah proses pengembangan aspek kepribadian anak, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Sehingga ajaran Islam diharapkan akan menjadi bagian integral dari pribadi anak yang bersangkutan. Dalam arti segala aktifitas anak akan mencerminkan sikap Islamiyah.

Sedangkan dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTS, Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP bertujuan untuk menumbuh-kan dan meningkatmenumbuh-kan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamal-an, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkem-bang dalam hal keimanan, ketakwaan-nya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjut-kan pada jenjang pendidimelanjut-kan yang lebih tinggi.

Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam dalam kurikulum 2004 Standar Kompetensi SMP dan MTs dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (2) Pengem-bangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam

lingkungan keluarga; (3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Pendidikan Agama Islam; (4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kele-mahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari; (5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-hari; (6) Penyalur-an siswa untuk mendalami pendidikPenyalur-an agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, pendidikan agama Islam memiliki kompetensi spesifik untuk menanamkan landasan Al-Quran dan Hadist Nabi agar siswa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur yang tercermin dalam prilaku sehari-hari dalam hubungan-nya dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan memahami Al-Quran, mampu beribadah dan bermuamalah dengan baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama

Pembelajaran PAI tidak dapat berhasil dengan baik sesuai dengan misinya bila hanya transfer atau pemberian ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya kepada anak didik, atau lebih menekankan pada aspek kognitif. Pembelajaran PAI justru harus dikembangkan pada internalisasi nilai afektif dan yang dibarengi dengan aspek kognitif sehingga timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan menaati ajaran dan nilai-nilai dasar agama yang telah diinternalisasikan dalam diri anak psikomotorik yang dapat

(3)

284 terbangun dari dalam diri siswa. Pembelajaran PAI selama ini yang

dilakukan di SMP Negeri I

Secanggang Kabupaten Langkat masih menekankan aspek kognitif sehingga siswa merasa Pembelajaran PAI seperti pembelajaran hapalan dan membosankan, membuat siswa juga tidak aktif dalam belajar, padahal salah satu tujuan pembelajaran PAI antara lain timbul dorongan yang sangat kuat untuk mengamalkan dan menaati ajaran.

Untuk itu diperlukan suatu strategi belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu alternatif yang bisa digunakan agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien adalah dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL), dikarenakan ada kecende-rungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan lebih baik jika lingkungannya diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya.

Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembela-jaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari. CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran

apabila mereka menangkap

makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam

tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan

pengetahuan dan pengalaman

yang sudah mereka miliki

sebelum-nya. belajar

mengeluarkan potensi penuh

seorang siswa secara alamiah. Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa

untuk mencapai tujuannya.

Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas agar kelas menjadi kondusif untuk belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus berperan aktif dan

menempatkan kedudukannya

sebagai tenaga pro-fesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkem-bang. Berkaitan dengan pentingnya peranan guru dalam keberhasilan pendidikan menumbuhkan anggapan bahwa tinggi rendahnya aktifitas dan hasil belajar siswa ditentukan oleh upaya guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

METODE

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri I Secanggang Kab: Langkat yang berjumlah 34 Orang, 13 orang laki-laki dan 21 orang perempuan Dengan alamat. Jl. Sicanggang No.124, Sicanggang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Data kemampuan siswa dalam siswa menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an, diolah dan dianalisis secara kualitatif dengan

(4)

285 mengacu pada model analisis interaktif yaitu interaksi dari ketiga komponen utama yiaitu reduksi data, paparan data, dan penarikan kesim-pulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

Hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Pembelajaran CTL di kelas VII-1 kompetensi dasar: Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dan Standar Kompetensi adalah Menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar dengan Kriteria Ketuntasan Minimum 70. Setelah melaksanakan pembelajaran dan dilakukan proses penilaian diperoleh data hasil belajar siswa tertuang dalam tabel 1.

Tabel 1. Hasil Siklus I

Uraian Ket.

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 90

Nilai Rata-Rata 72,6

Persentase Ketuntasan 58,8% Dari tabel diperoleh bahwa nilai membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an Pada Siklus I mata pelajara PAI kelas VII-1 SMP Negeri 1 Secanggang dari 34 orang siswa diperoleh hanya 20 orang atau sekitar (58,8%) yang dikate-gorikan tuntas dan 14 tidak tuntas atau sekitar (41,1%). Dari 20 rang yang tuntas tersebut 6 orang memperoleh nilai 90 yang artinya masih “Melakukan 1 – 2 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta

makhrajnya” dan yang 14 orang memperoleh nilai 80 yang artinya “masih Melakukan 3 – 4 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya”. Dari 14 orang yang tidak tuntas tersebut 8 orang memperoleh nilai 70 yang artinya “Melakukan 5 – 6 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya” dan dan 6 orang memperoleh nilai 60 yang artinya “Melakukan 7 – 8 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya”. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal untuk itu perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Hasil dari refleksi yang dilakukan peneliti dengan rekan sejawat.

Siklus II

Setelah melakukan refleksi kekurangan yang terjadi disiklus I dan merancang pembelajaran kembali dengan memperbaiki kelemahan pada siklus I maka hasil temuan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Metode Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) di kelas VII-1 kompetensi dasar: menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dan standar kompetensi adalah menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar, pada siklus II diperoleh data hasil belajar siswa pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Siklus II

Uraian Ket.

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 100

(5)

286 Persentase Ketuntasan 85,3%

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an. Pada siklus II mata Pelajara PAI Kelas VII-1 SMP Negeri VII-1 Secanggang dari 34 orang siswa diperoleh hanya 29 orang

atau sekitar (85,7%) yang

dikategorikan tuntas dan 5 tidak tuntas atau sekitar (14,3%). Dari 29 rang yang tuntas tersebut 3 orang memperoleh nilai 100 yang artinya “Tidak melakukan kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya”. Ada 14 orang yang nilai 90 yang artinya “Melakukan 1 – 2 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya” dan yang 10 orang memperoleh nilai 80 yang artinya “masih Melakukan 3 – 4 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya”.

Dari 5 orang yang tidak tuntas tersebut ada 4 orang memperoleh nilai 70 yang artinya “Melakukan 5 – 6 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya” dan dan 1 orang memperoleh nilai 60 yang artinya “Melakukan 7 – 8 kesalahan bacaan Nun mati/tanwin dan Mim mati serta makhrajnya”. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II telah mencapai ketuntasan kelasikal 85% dengan begitu pembelajaran

dengan menggunakan metode

Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kemam-puan Membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an Pada

Siklus I Mata Pelajara PAI Kelas VII-1 SMP Negeri VII-1 Secanggang.

Setelah melaksanakan pene-litian tindakan kelas dengan menerapkan metode pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas VII-1 pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri I

Secanggang dapat diketahui

peningkatan hasil meningkatkan

kemampuan Membaca Al-Qur’an

dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an.

Dari data penelitian diketahui bahwa siklus I sebanyak 58,8% meningkat menjadi 85,7% pada siklus II ini menunjukkan bahwa penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan

kemampuan Membaca Al-Qur’an

dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an secara signifikan temuan penelitian ini sesuai dengan pendapat Yumani Ningsih (2012) Salah satu alternatif yang bisa digunakan agar proses pembelajaran lebih efektif dan efisien adalah dengan penerapan suatu paradigma baru dalam pembelajaran di kelas. metode Contextual Teaching and Learning

(CTL) cukup efektip dalam

pembelajaran PAI Hal ini apat dilihat dari tingkat peningkatan kemampuan siswa dalam Membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Penerapan Metode Contextual

(6)

287

Teaching and Learning dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sebagai Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Siswa di Kelas VII-1 SMP Negeri I

Secanggang Kab. Langkat TP

2016/2017, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada siklus I dari 34 orang siswa diperoleh hanya 20 orang atau sekitar (58,8%) yang dikate-gorikan tuntas dan 14 tidak tuntas atau sekitar (41,1%).

2. Pada Siklus II dari 34 orang siswa diperoleh hanya 29 orang atau

sekitar (85,7%) yang dikate-gorikan tuntas dan 5 tidak tuntas atau sekitar (14,3%).

3. Perbandingan siklus I sebanyak 58,8% meningkat menjadi 85,7% pada siklus II ini menunjukkan

bahwa penerapan metode

Contextual Teaching and

Learning (CTL) dapat mening-katkan kemampuan Membaca Al-Qur’an dengan menerapkan hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Supriono, A. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Sanjaya, W. 2006. Strategi

Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Sutardi & Sudiro. 2007. Pembahaharuan Dalam PBM Di SD. Bandung: UPI

(7)

288

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas hal-hal yang terjadi dalam siklus I yang dilakukan oleh peneliti. Bila terdapat kelemahan atau

Refleksi pada siklus dua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta

Pada pertemuan kedua siklus I, guru memulai pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan cara mengingatkan kembali pelajaran pada pertemuan sebelumnya mengenai

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada siklus I pembelajaran yang menggunakan metode kontekstual tipe modelling diperoleh data

Pembelajaran pada Siklus II ini berjalan lebih baik daripada Siklus I namun masih diperlukan perbaikan agar tercapai peningkatan yang diinginkan. Hasil refleksi yang

Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan siklus III (Suharsimi Arikunto. Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut,

Dari hail hasil tes dan hasil pengamatan pada siklus I terdapat kekurangan yang ada pada siklus I sebagai berikut: Siswa belum memiliki kemampuan untuk merespon pembelajaran

Hasil Belajar Hasil belajar peserta didik ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar klasikal peserta didik dari siklus I hingga siklus III selalu