• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI MELALUI METODE PROBLEM SOLVING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI MELALUI METODE PROBLEM SOLVING"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG

ENERGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS III SDN NO. 01 ILANGATA

KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN GORONTALO UTARA

Dewi Mulianingsih Lengkoano Drs. Djotin Mokoginta, M.Pd. Irvin Novita Arifin,S.Pd., M.Pd. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ABSTRACT

This research problem is the problem solving method can improved student results through daily life energy? The purpose of this research is to improve student results through daily life energy by using problem solving method at the third grade students of SDN No. 01 Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. The method of this research is descriptive and qualitative methods. By the problem solving method in the first act, we know that the students who get score up to 75 is 15 from 31 students, or 48,38%, and for the absorption is 70,00%. The results of these research show that in the first act by using problem solving method, is not reach the performane indicator yet. Cause the indicator is not reach yet so the research is perform to the second rounded, and the data get significant upgrade result that is the student who get score up to 75 is 25 students or 80,64%. And for the absorption in this rounded is 85,48%. If we see the results of the first and second rounded is happen upgrading of the student results to 15,48%. According to the results of the act so it can inferred that the problem solving method can improve the student results in IPA learned especially in daily life energy.

Keyword: Student results, problem solving method Pendahuluan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan metode-metode yang berdasarkan observasi. IPA di Sekolah Dasar (SD) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, atau konsep-konsep saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPA di SD, dibutuhkan kemampuan guru dalam melakukan suatu kegiatan proses pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa. Menurut Uno

(2)

2 (2007; 18), proses belajar akan mampu berjalan dengan baik, kreatif, jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri aturan (konsep, teori, defenisi, dan sebagainya). Selanjutnya Semiawan (2002; 23). Mengemukakan bahwa anak seyogyanya belajar konsep dengan proses yang bermakna, sedapat mungkin melalui permainan.

Memperhatikan pendapat tersebut bahwa proses pembelajaran sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran itu sendiri. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru, dari pada mencari, dan menemukan sendiri pengetahuannya, keterampilan yang dibutuhkan

Kondisi seperti ini tidak akan menumbuh kembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru seharusnya lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran dimana siswa lebih berpartisipasi aktif sehingga kegiatan siswa dalam belajar jauh lebih dominan dari pada kegiatan guru dalam mengajar.

Berdasarkan hasil observasi awal di SDN No 01 Ilangata Kecamatan Angrek, Kabupaten Gorontalo Utara. khususnya di kelas III, pada materi Pengaruh Energi Dalam Kehidupan Sehari Hari, diperoleh data hasil belajar siswa TP. 2011/2012. Hasil belajaar tersebut menunjukkan bahwa yang memperoleh nilai 75 ke atas terdapat 8 orang atau 25,80%. Sedangkan 23 orang atau 74,19%. Belum tuntas dengan rata-rata nilai 56,25%. Dari hasil capaian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa SDN No 01 Ilangata Kecamatan Angrek khususnya kelas III (tiga) masih rendah, hal ini dapat dilihat pada pencapaian hasil belajar siswa pada saat evaluasi tidak begitu memuaskan sehingga standar ketuntasan belajar minimal (KKM) tidak dapat dicapai.

Dalam proses pembelajaran IPA, hasil belajar merupakan sasaran yang ingin dicapai setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tentunya, untuk mencapai hasil belajar IPA yang maksimal sangat diperlukan kesiapan mental

(3)

3 siswa dalam wujud kemampuan serta rasa ingin tahu terhadap materi yang diberikan. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi mata pelajaran IPA (Samatowa, 2006: 121) yaitu meningkatkan rasa ingin tahu dan kesadaran mengenai berbagai jenis lingkungan alam dan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatan pada kehidupan sehari-hari. Dengan keingintahuan yang besar, siswa akan selalu menjadi aktif mencari dan menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang ada pada dirinya.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung masih didominasi oleh metode ceramah dan pemberian tugas. Salah satu metode pembelajaran yang efektif adalah metode problem solving. Metode problem solving atau penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (Sukriyanto dalam Denbagus, 2011). Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa justru dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.

Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu (1) siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya, (2) kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa, (3) potensi intelektual siswa meningkat, dan (4) siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

(4)

4 Dengan penerapan metode ini diharapkan siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah. Hal ini merupakan bekal dalam menghadapi dan memecahkan masalah baik dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu, penggunaan metode ini dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya siswa banyak menggunakan mentalnya dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan pendekatan dalam rangka mencari pemecahannya.

Untuk mengatasi hal tersebut peneliti dan salah satu guru yang menjadi mitra, mengambil langkah untuk menyusun rencana penelitian dengan menggunakan metode problem solving. Melalui penerapan metode ini diharapkan dapat mengidentifikasi secara tepat masalah yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari penerapan metode ini diharapkan dapat menentukan sumber dan akar masalah sehingga dapat dengan mudah mengambil langkah untuk mengatasi masalah tersebut dengan menentukan masalah secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang Energi Dalam Kehidupan Sehari Hari di Kelas III SDN No 01 Ilangata Kecamatan Angrek, Kabupaten Gorontalo Utara?

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang energi dalam kehidupan sehari hari di SDN No 01 Ilangata Kecamatan Angrek Kabupaten Gorontalo Utara.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu jika dalam pembelajaran IPA tentang energi dalam kehidupan sehari hari, guru menggunakan metode problem solving maka hasil belajar siswa Kelas III SDN No 01 Ilangata Kecamatan Angrek Kabupaten Gorontalo Utara akan meningkat. Sedangkan indikator kinerja penelitian ini adalah: (a) untuk hasil belajar siswa minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas pada materi sajian, dan (b) hasil belajar seluruh siswa di kelas diperoleh daya serap mencapai 80 %.

(5)

5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN No.01 Ilangata Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama tiga bulan yaitu bulan April-Juni 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 31 orang, diaantaranya anak laki-laki berjumlah delapan belas (18) orang dan anak perempuan berjumlah tiga belas (13) orang.

Variabel-variabel pada penelitian meliputi variabel input, proses dan output. Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung, seperti, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, dan lingkungan belajar. Variabel prosesnya adalah proses selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode problem solving, dan variabel output yaitu hasil belajar siswa.

Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara bersiklus yang terdiri dari tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu: (1) tes, (2) observasi dan (3) dokumentasi. Analisis data untuk pengujian hipotesis tindakan kelas ini dilaksanakan cara kuantitatif dengan teknik persentase.

Hasil dan Pembahasan Observasi Awal

Observasi awal dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 4 April 2013. Dalam observasi awal ini, peneliti melaksanakan observasi langsung saat Ny. Selvi Mangare, S.Pd, selaku guru kelas III, melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. Hasil observasi awal menunjukkan bahwa hanya terdapat 8 siswa (25,80%) siswa kelas III SDN No 01 Ilangata Kecamatan Anggrek, bisa memperoleh nilai 75 ke atas (tuntas), dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan yang sisanya, sebanyak 23 siswa (74,19%) memiliki nilai di bawah 75 (tidak tuntas). Adapun hasil pengamatan dalam kegiatan observasi awal ditampilkan pada tabel 1 berikut .

(6)

6 Tabel 1. Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

No. Jumlah Perolehan Nilai Jumlah

1. 2 Orang 30 60 2. 9 Orang 40 360 3. 6 Orang 50 300 4. 6 Orang 60 360 5. 5 Orang 80 400 6. 3 Orang 90 270 Jumlah 31 Orang 1750 Daya Serap ( 1750 : 31 ) x 100% 56,45%

Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat terlihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajarnya berjumlah 8 orang (25,80%), sedangkan siswa yang tidak tuntas berjumlah 23 orang (74,19%), dengan daya serap siswa (56,45%).

Dalam pengambilan data pada observasi awal ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan yang menjadi pertimbangan oleh peneliti untuk melaksanakan tahap selanjutnya. Pada saat PBM suasana kelas dalam keadaan ribut/gaduh dan sebagaian siswa kurang serius dalam melakukan aktivitas. Pada waktu siswa diminta untuk mengajukan masalah atau kendala yang dihadapi pada saat KBM, siswa terlihat masih kurang paham. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru pada materi sajian tentang enegi dalam kehidupan sehari-hari. Hal lainnya adalah kurangnya pengelolaan kelas dari guru yang bersagkutan.

Dengan diperolehnya data dalam kegiatan observasi awal maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa tentang energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III SDN No 01 Ilangata Kecamatan Anggrek, sangat rendah. Sebagai tindak lanjut dari data yang diperoleh tersebut maka dipersiapakan segala sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan siklus I.

Siklus I

Pada pengamatan siklus I, hari kamis tanggal 11 April 2013 kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dijelaskan pada lampiran. Sebelum pelaksanaan siklu I, peneliti melakukan diskusi kecil dengan salah satu guru yang merupakan guru partisipan yang

(7)

7 bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Pada pelasanaan KBM peneliti sekaligus menjadi pemodel langsung menerapkan metode problem solving dalam membelajarkan materi energi dalam kehidupan sehari-hari, setelah para siswa sudah jelas tentang materi yang dipelajari, barulah siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Melalui kerja kelopok siswa akan menemukan masalah-masalah yang timbul, kemudian mendiskusikannya untuk mencari solusi pemecahan masalah yang ditemukan melalui kerja kelompok. Pada siklus I ini, peneliti melakukan beerapa pendekatan yang digunakan selamma proses KBM. Peneliti berusaha menghindari hal-hal yang terjadi pada saat guru kelas melaksanakan PBM, atau pada saat observasi awal berlangsung. hasil belajar siswa tentang materi energi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada tabel 2 berikut .

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Jumlah Perolehan Nilai Jumlah

1. 3 Orang 40 120 2. 3 Orang 50 150 3. 5 Orang 60 300 4. 5 Orang 70 350 5. 10 Orang 80 800 6. 5 Orang 90 450 Jumlah 31 Orang 2170 Daya Serap ( 2170 : 31 ) x 100% 70,00%

Berdasarkan tabel.2 tersebut dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas (tuntas) berjumlah 15 orang (48,38%), sedangkan yang memperoleh nilai 75 ke bawah (tidak tuntas) berjumlah 16 orang (51,61%), sedangkan daya serap siswa (70,00%). Hasil tersebut jika dihubungkan dengan indikator kinerja yang menjadi capaian dalam penelitian ini, maka dinyatakan siklus I belum berhasil.

Dari uraian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dicapai belum memenuhi kriteria ketuntasan, baik kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil belajar yang dicapai siswa belum sesuai dengan indikator kinerja. Hal ini didasarkan oleh kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I, dengan melihat hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sumber energi

(8)

8 dalam kehidupan sehari-hari, kalau dilihat belum memenuhi indikator kinerja, yaitu sebesar 75% dan daya serap mencapai 80% sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab II. Oleh karena itu peneliti bersama guru mitra mengadakan kegiatan refleksi dalam bentuk diskusi kecil untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I.

Sesuai dengan hasil refleksi, maka peneliti dan guru mitra menemukan beberapa kelemahan yang masih ditemui pada pelaksanaan pembelajaran, dalam peningkatan hasil belajar siswa tentang sumber energi dalam kehidupan sehari-hari melalui metode problem solving di kelas III SDN No. 01 Ilangata Kec. Anggrek adalah sebagai berikut: (1) lebih memperjelas kepada siswa kegiatan apa yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti pelajaran (2) penyajian materi sumber energi dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa belum maksimal, (3) Lebih melengkapi alat bantu/media pembelajaran dalam mambelajarkan materi tentang enegi dalam kehidupan sehari-hari (4) melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa masih kurang, (5) apersepsi dan motivasi belum maksimal dilaksanakan, (6) penerapan metode problem solving belum begitu maksimal dan (7) partisipasi siswa dalam pembelajaran masi kurang, (8) lebih mengefesienkan waktu.

Berdasarkan hasil refleksi bersama guru mitra bahwa untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I, maka peneliti bersama guru mitra menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber energi dalam kehidupan sehari-hari, akan disempurnakan pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya, yaitu siklus II. Siklus II

Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 18 April 2013. Pembelajaran ini dilaksanakan seperti pada siklus I yang sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, lebih memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh guru partisipan. Dalam hal kelengkapan media pembelajaran, dan penerapan metode problem solving, guru memanfaatkan lingkungan sekitar, yang diharapkan dapat menunjang dan meningkatkan kreativitas siswa dalam

(9)

9 menemukan masalah dalam proses KBM. Pada siklus yang kedua ini, selain guru memaksimalkan penggunaan metode problem solving, guru juga melakukan pendekatan baik yang dilakukan secara individual, kelompok ataupun secara klasikal. Pendekatan ini dilakukan untuk melihat secara dekat/langsung tingkat pemahaman siswa tentang materi sumber energi dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pengamatan terhadap hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Jumlah Perolehan Nilai Jumlah

1. 2 Orang 60 120 2. 4 Orang 70 280 3. 8 Orang 80 640 4. 9 Orang 90 810 5. 8 Orang 100 800 Jumlah 31 Orang 2650 Daya Serap ( 2650: 1) x 100% 85,48%

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah tuntas hasil belajarnya yaitu siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas yaitu sebanyak 25 orang siswa atau (80,64%). Sedangkan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yaitu (85,48%). Hasil ini jika dihubungkan dengan indikator kinerja, maka penelitian ini dianggap berhasil dan selesai serta tidak perlu diadakan tindakan lanjutan lagi.

Berdasarkan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II, terlihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dimana dari 31 siswa yang dikenai tindakan pada siklus I terdapat 15 orang atau 48,38% yang tuntas hasil belajarnya, pada siklus II terdapat 25 orang atau 80,64% yang tuntas hasil belajarnya. Dari siklus I, ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 32,26%. Sedangkan yang tidak tuntas dari 31 orang siswa pada siklus I terdapat 16 orang atau 51,61%, pada siklus II terjadi penurunan dari 31 orang siswa hanya terdapat 6 orang atau 19,35% yang belum tuntas hasil belajarnya.

Dengan demikian dari data di atas maka diambil kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena sudah

(10)

10 mencapai indikator kinerja dan hipotesis terterima. Hal ini terlihat dari hasil yang diperoleh pada siklus II yaitu dari 31 orang siswa, terdapat 25 orang siswa 80,64 yang tuntas dan 6 orang siswa 19,35% yang tidak tuntas hasil belajarnya. Dengan daya serapnya mencapai 85,48%.

Pembahasan

Dalam proses belajar mengajar, metode pelajaran merupakan hal penting dan harus diperhatikan oleh seorang guru. Dengan demikian pemahaman dan penanaman konsep terhadap meteri yang diajarkan akan sangat tergantung tuntas tidaknya materi ajar, dengan metode yang digunakan guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran sumber energi dalam kehidupan sehari-hari melalui metode problem solving, diharapkan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, sehingga hasil belajar yang dicapai menjadi meningkat dan dapat meningkatkan keterampilan dasar yang tertanam pada diri siswa.

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan ketelitian dan penanaman konsep yang benar kepada seorang siswa. Ruang lingkup materinya mulai dari yang terdekat (dalam diri kita), hingga yang terjau (system tata surya dan galaksi). Sasaran pokok penelitian tindakan kelas yang bertempat di kelas III SDN No. 01 Ilangata Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara, yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang sumber energi dalam kehidupan sehari-hari melalui metode problem solving.

Hasil yang didapatkan dalam penelitian tindakan ini yaitu peneliti mendapatkan data melalui 3 (tiga) tahap yaitu pada observasi awal, siklus I dan siklusII. Dari ketiga data tersebut menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar, pada observasi awal, jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas sebanyak 8 orang siswa dari 31 siswa atau sebanyak 25,80%. Untuk daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan yaitu rata-rata 56,45%. Pada siklus I, data yang diperoleh yaitu jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas meningkat menjadi 15 orang siswa atau sebanyak 48,38%. dan untuk daya serap siswa 70,00%. Selanjutnya pada siklus II, data yang diperoleh mengalami peningkatan yang siknifikan yaitu siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas berjumlah 25 orang

(11)

11 siswa atau 80,64%. Sedangkan untuk daya serap pada siklus II yaitu 85,48%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa meningkat Jika di kelompokkan maka akan dihasilkan grafik seperti pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Grafik persentase ketuntasan dan daya serap siswa kelas III SDN No. 01 Ilangata Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat dinyatakan bahwa penelitian ini telah berhasil. Berdasarkan indicator kinerja, dan daya serap yang diperoleh minimal 75% pada materi sajian, akan tetapi daya serap yang diperoleh melebihi indicator kinerja yaitu 85,48%. Walaupun daya serap belum mencapai 100%, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan ini telah tuntas. Dengan tercapainya indicator kinerja dan terterimanya hipotesi menunjukkan bahwa metode problem solving sangat cocok digunakan untuk membelajarkan materi tentang sumber energy dalam kehidupan sehari-hari pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN No. 01 Ilangata Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara. Dari hasil tersebut jika dikaitkan dengan hipotesis penelitian tindakan, yakni jika dalam pembelajaran IPA tentang energi dalam kehidupan sehari-hari, guru menggunakan metode problem solving maka hasil belajar siswa akan meningkat. Hal ini telah terbukti dan hipotesis terterima.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00

Observasi Siklus I Siklus II

25.80 48.38 80.64 56.45 70.00 85.48 per sent as e jum lah si sw a % Ketuntasan (%) Daya Serap (%)

(12)

12 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang energi dalam kehidupan sehari-hari di kelas III SDN No.01 Ilangata Kec. Anggrek Kab. Gorontalo Utara.

Berdasarkan simpulan maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai yaitu: (1) Penggunaan metode problem solving hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dalam pembelajaran IPA di SD; (2) Pembelajaran IPA khususnya di Sekolah Dasar perlu difasilitasi dengan pemanfatan media yang sesuai; dan (3) Perlu peningkatan kemampuan guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga setiap guru SD memiliki kemampuan yang tinggi dalam melatih dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri siswa.

Daftar Rujukan

Denbagus. (2013). Penerapan Metode Problem Solving. http://denbagoestop. wordpress.com/2011/11/07/penerapan-metode-problem-solving-untuk- meningkatkan-aktivitas-belajar-siswa-dalam-pembelajaran-ips-kelas-4-sdn-o6-seponti/.diakses tanggal 7 April 2013.

Hudojo, H. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: UPI, 2003

Semiawan, Conny R. 2002. Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi

Samatowa, U. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Pustaka Indonesia

Uno, H.B. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Gambar 1.  Grafik persentase ketuntasan dan daya serap siswa kelas III SDN No.

Referensi

Dokumen terkait

materi; (3) menambahkan metode belajar diskusi; (4) menyiapkan media pembelajaran audiovisual sebelum mulai pembelajaran; (5) menyusun lembar pemantau aktivitas guru dan siswa

Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang tinjauan pustaka, pengertian resep menu makanan sehat, multimedia, serta sekilas penjelasan perangkat lunak yang digunakan untuk

Författarna (Aronsson et al. 2012) skriver också att en insådd fånggröda kan konkurrera mot ogräs, men fånggrödan måste ändå vara så stark att den kan utveckla ett bra

Hasil penelitian dalam skripsi tentang Manajemen Pemasaran yang diterapkan Toko Online We Skincare Purwokerto adalah bauran pemasaran yaitu affordability yang

Dengan akustik yang efektif, maka bunyi maupun suara akan dapat diterima oleh telinga sesuai dengan batas ambang kebisingan yang telah direkomendasikan (NC) dalam

dari narasumber, nara sumber dalam penelitian ini adalah guru bahasa.. Indonesia kelas IX SMPN 2 Karangpawitan. Wawancara yang dilakukan bersifat tertutup,

Belum Diketahui Waktu Pengerjaan Tercepat, Terlama Terlayak Tepat Waktu, Sebab Dengan Penyingkatan Waktu Maka Biaya Proyek Turut Mengecil, Anak Panah Menunjukkan Tata Urutan

113 SIRKULASI RAM yang menghubungkan langsung zona parkir dengan site area Museum air, yang masuk kedalam tanah memotong jalan utama IRKULASI RAM sebagai entrance dari jalan