• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Akuntansi ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2, No. 1, November 2012 - 142

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA

AUDITOR MELALUI MOTIVASI KERJA SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING STUDI PADA AUDITOR INTERN

DI PEMERINTAH PROVINSI ACEH

Zainuddinn Abdullah1, Darwanis2, Basri Zein2 1)

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: This study aims to look at factors that affect the performance of auditors. The factors

that affect are work stress variabel and work motivation variabel as an intervening variable in the Governing of Aceh province. The study was conducted using census techniques in data collection. Data was obtained from 42 respondents in the Government of Aceh, And data processing using multiple linear regression analysis using SPSS 11. From the results of data processing to simultaneously work stress and work motivation budget significantly influence auditor performance in the Provincial Government of Aceh

Keywords: Work Stress, Work Motivation and Auditor Performance

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi kinerja auditor. Faktor yang mempengaruhi yakni variabel stres kerja dan motivasi kerja sebagai variabel intervening di Pemerintahan Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sensus dalam pengambilan data. Data di peroleh dari 42 responden di Pemerintah Aceh. Pengolahan data menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS 11. Dari hasil pengolahan data secara simultan stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor yang ada di Pemerintah Aceh.

Kata Kunci: Stres kerja, Motivasi kerja dan Kinerja Auditor

PENDAHULUAN

Di era globalisasi, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh seorang auditor tidak dapat dielakkan lagi, justru menjadi suatu kebutuhan utama sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor internal pemerintahan menjadi profesi yang diharapkan banyak orang untuk meletakkan kepercayaan pada pemeriksaan dan pengawasan internal yang diberikan. Kinerja yang dihasilkan oleh auditor inspektorat daerah menjadi syarat utama

bagi ukuran keberhasilan suatu organisasi pemerintah.

Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi. Pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu (Goldwasser, 1993), yaitu: Pertama,

kualitas kerja yaitu mutu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja berdasar pada seluruh kemampuan dan keterampilan serta

(2)

143 - Volume 2, No. 1, November 2012 pengetahuan yang dimiliki oleh auditor.

Kedua, kuantitas kerja yaitu jumlah hasil

kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan. Ketiga, ketepatan waktu yaitu ketepatan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan.

Sebagai lembaga internal audit pemerintah yang menghasilkan berbagai produk pengawasan seperti General Audit,

Operational Audit dan Special Audit serta

mempunyai sumber daya manusia yang berstatus sebagai tenaga fungsional audit. Inspektorat seringkali menghadapi berbagai masalah diantaranya adalah tuntutan untuk selalu mengedepankan sikap profesionalisme bagi auditornya yang dalam hal ini banyak dipengaruhi oleh stress kerja dan motivasi kerja yang dimiliki dalam menjalankan tugas-tugasnya (BPKP, 2008).

Tingkat dan kualitas kinerja auditor ditentukan oleh beberapa faktor baik perseorangan maupun lingkungan. Menurut Gibson (Muchsin, 2003) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor individu yang berasal dari dalam diri seseorang, faktor organisasi, dan faktor psikologis. Faktor individu dapat berupa motivasi, kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, pengalaman dan sikap. Faktor organisasi dapat berupa sturktur organisasi, pemimpin, rekan sejawat, beban pekerjaan, rancangan kerja,

kondisi kerja. Faktor ini tidak dapat berdiri sendiri namun merupakan suatu kesatuan yang saling terkait satu dengan yang lain, sehingga dapat dikatakan kinerja seorang auditor tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Dalam penelitian ini akan memaparkan mengenai stres kerja dan motivasi kerja yang mempengaruhi akan kinerja auditor terutama di kinerja auditor di Inspektorat Aceh.

Sebagai kumpulan individu, setiap unit bisnis akan selalu berhadapan dengan permasalahan di bidang sumber daya manusia. Diantara permasalahan pada bidang ini adalah tentang stres kerja, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.

Stres kerja secara umum merupakan suatu fenomena yang dialami oleh seseorang pada saat apa yang diharapkan tidak menjadi suatu kenyataan dan kondisi ini membuat suatu tekanan dalam hidupnya (Newstrom dan Davis, 1997). Kondisi stres ini selalu memiliki pengaruh negatip, terutama pada kinerja individu yang menjalaninya. Pada sisi lain, stres yang berkelanjutan atau stres yang tidak ditangani secara serius cenderung melahirkan suatu bentuk traumatik yang relatif sukar untuk dikembalikan (Cordes dan Daugherty, 1993).

Kondisi stres kerja yang dapat mengurangi pencapaian kinerja karyawan dapat diantisipasi melalui variabel intervening (Suprihanto J. et. al., 2003). Hal ini bermakna bahwa pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan dapat

(3)

Volume 2, No.1, November 2012 - 144 tidak terjadi secara langsung tetapi melalui

motivasi kerja. Dengan demikian, apakah hadirnya motivasi kerja dapat sebagai penengah (intervening) antara stres kerja dan kinerja auditor, masih menjadi fenomena yang serius dari suatu unit bisnis.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai stres kerja mempengaruhi kinerja auditor yang dimediasi motivasi kerja sebagai variabel intervening pada auditor Pemerintah Aceh.

Pembahasan hasil penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa sub bab. Sub bab berikut akan membahas mengenai kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis, sub bab ketiga mengenai metodologi penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis. Sub bab keempat membahas mengenai hasil analisis dan pembahasan dan sub bab terakhir mengenai kesimpulan, keterbatasan dan saran.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Stres Kerja

Stres adalah keseimbangan antara bagaimana seseorang memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana seseorang berpikir bahwa seseorang itu dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah seseorang tidak merasakan stres, merasakan eustres (tanggapan positip) atau distress (tanggapan negatip) (Looker dan Olga, 2005:44).

Tuntutan-tuntutan atau faktor-faktor lingkungan yang menimbulkan stres disebut stressor. Dengan kata lain, stressor adalah suatu prasyarat untuk mengalami respons stres. Respons stres adalah satu langkah yang penting dan perlu dalam upaya untuk mengatasi stres secara efektif. Istilah respons stres menggambarkan serangkaian respons yang berbeda dan komplek yang dibuat oleh tubuh manusia terhadap tuntutan atau tekanan yang dihadapinya. Respon stres selalu aktif sampai pada suatu tingkatan, yang bekerja di dalam zona normal keseimbangan stres agar mampu mengatasi perubahan-perubahan harian dalam lingkungan. Ketika tekanan-tekanan tidaklah biasa, baru atau berlebihan, tantangan atau ancaman yang muncul, maka respons memastikan bahwa tubuh selalu berada dalam keadaan siaga untuk mengatasi stres. Oleh karena tekanan-tekanan dapat mengancam hidup, fisik, emosional, maka respons tubuh harus sesuai untuk mengatasi tipe situasi yang dihadapinya (Looker dan Olga, 2005:44).

Mengenali gejala-gejala dalam respons stres dan mengidentifikasi stres sangat penting dalam usaha untuk mengurangi distress, menghindari stres yang parah, serta membuat stres yang berguna (eustress). Sebagian besar gejala-gejala stres dijelaskan dengan melihat tanda-tanda fisiologis respons stres dalam tubuh.

(4)

145 - Volume 2, No. 1, November 2012 penulis menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kcmampuan penyesuaian dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan). Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.

Menurut Nimran (1999) stres kerja dapat diukur dengan beberapa komponen indikator, yaitu : a. Konflik peran, b. Kelebihan beban kerja, c. Waktu kerja, d. Ketidakjelasan peran, dan e. Pengaruh pimpinan.

Motivasi Kerja

Motivasi kerja (Robbins, 2006: 214) adalah proses yang berperan pada intensitas, arah, dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran. Tiga unsur kunci dalam motivasi adalah intensitas, arah, dan berlangsung lama. Intensitas terkait dengan seberapa keras seseorang berusaha. Akan tetapi, intensitas yang tinggi, kemungkinan tidak akan menghasilkan kinerja yang diinginkan jika upaya itu tidak disalurkan ke arah yang menguntungkan perusahaan. Pada akhirnya, motivasi memiliki dimensi berlangsung lama. Ini adalah ukuran

tentang berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.

Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Mangkunegara (2002:94) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Kinerja Auditor

Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Indikator kinerja auditor Menurut (Robinson,2006), dapat diukur dengan beberapa komponen indikator, yaitu kompetensi, kepuasan kerja, iklim organisasi, dan disiplin kerja.

Hipotesis Penelitian

Bertitik tolak dari permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian mengenai stres kerja, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1) Stres kerja mempengaruhi kinerja auditor Pemerintah Aceh.

2) Stres kerja mempengaruhi motivasi kerja auditor Pemerintah Aceh. 3) Motivasi kerja mempengaruhi kinerja

(5)

Volume 2, No.1, November 2012 - 146 auditor Pemerintah Aceh.

4) Stres kerja mempengaruhi kinerja auditor Pemerintah Aceh melalui motivasi kerja sebagai variabel

intervening.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sensus dimana populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor yang ada di Inspektorat Pemerintah Aceh sebesar 42 orang auditor

Operasional Variabel Penelitian Variabel Independen

1. Stres Kerja (X)

Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi-kondisi yang mempengaruhi dirinya. Indikator stres kerja yang menjadi variabel penelitian yakni konflik peran, kelebihan beban kerja, waktu kerja, ketidakjelasan peran, dan pengaruh kepemimpinan.

2. Motivasi Kerja(Z)

Motivasi menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang individu, yang menjadi penyebab timbulnya tingkat, arah dan persistensi upaya yang dilaksanakan dalam hal bekerja. Indikator motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini yakni prestasi kerja, kompensasi, pelatihan, komunikasi dan religiositas.

3. Kinerja Auditor (Y)

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Rancangan Pengujian Hipotesis

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier yaitu untuk mengetahui dimensi stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan penelitian. Pada bagian ini data diolah dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau rancangan yang digunakan.

Dalam analisis ini dapat digunakan pendekatan statisktik parametrik untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja dan kinerja auditor. Pengujian hipotesis pertama dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja auditor (variabel dependen), hipotesis kedua dimaksudkan untuk mengetahui apakah stres kerja mempengaruhi motivasi kerja, hipotesis ketiga dimaksudkan untuk mengetahui apakah motivasi kerja mempengaruhi kinerja auditor, hipotesis keempat untuk mengetahui apakah motivasi kerja (variabel intervening) dipengaruhi stres kerja (variabel independen) dan mempengaruhi kinerja auditor (variabel

(6)

147 - Volume 2, No. 1, November 2012 dependen). Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ketiga (H3) menggunakan analisis regresi sederhana (simple regression analysis), sedangkan hipotesis pertama (H1), hipotesis kedua (H2), hipotesis keempat (H4) menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis), dengan model penelitian sebagai berikut:

H4 : Y = α + β 1 X + β 2 Z + β 3 X.Z + e (4) dimana: Y = kinerja auditor Z = motivasi kerja X1 = stres kerja XZ = interaksi (intervening) Α = Konstanta β i = koefisien regresi. E = Error

Pengaruh antar variabel diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0.05. Kriteria pengujian hipotesis adalah:

H0: β 1 = β 2 = β 3 = 0;

Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha: Minimal satu β i ≠ 0;

Variabel independen berpengaruh terhadap i = 1, 2, 3, 4, 5, 6 variabel dependen.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, dengan menggunakan tingkat nilai β . Jika dalam pengujian p < 0,05, berarti H0 ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika p > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Pengujian-pengujian diatas dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences (SPSS) dengan versi 11.

HASIL PEMBAHASAN Pengujian Hipotesis

Tabel 1. Stress Kerja Berpengaruh terhadap Kinerja Auditor

Nama Variabel B Standar

Error thitung Sig

Konstanta 0.578 1.501 0.385 .702 Stres kerja 0.767 0.040 19.212 .000 Koefisien Korelasi (R) = 0,950a Koefisien Determinasi (R2) = 0,902 Adjusted R square = 0,900 Fhitung = 369,089 Sig.F = 0,000 ª

Keterkaitan stres kerja sebagai fungsi dari kinerja auditor dapat dituliskan dalam persamaan Y = 0,578 + 0, 767X.

Tabel 2. Stres Kerja Berpengaruh Terhadap Motivasi Kerja

Nama Variabel B Standar

Error thitung Sig

Konstanta 5.218 1.369 3.812 .000 Stres kerja 0.652 0.036 17.900 .000 Koefisien Korelasi (R) = 0,943a Koefisien Determinasi (R2) = 0,889 Adjusted R square = 0,886 Fhitung = 320,427 Sig.F = 0,000 ª

(7)

Volume 2, No.1, November 2012 - 148 Keterkaitan stres kerja, sebagai fungsi dari

motivasi kerja dapat dituliskan dalam persamaan Z = 5,218 + 0, 652X.

Tabel 3. Motivasi Kerja terhadap Kinerja Auditor

Nama Variabel B Standar

Error thitung Sig

Konstanta -3.400 1.809 -1.880 .067 Stres kerja 1.103 0.061 18.095 .000 Koefisien Korelasi (R) = 0,944a Koefisien Determinasi (R2) = 0,891 Adjusted R square = 0,888 Fhitung = 327,428 Sig.F = 0,000 ª

Keterkaitan Motivasi Kerja sebagai fungsi dari kinerja auditor dapat dituliskan dalam persamaan.Y = -3,400 + 1, 103Z.

Stress kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja Auditor. Sebaliknya Stres kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Tabel 4. Stress kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja Auditor

Nama Variabel B Standar

Error thitung Sig

Konstanta 6.139 3.584 1.713 .095 Stres kerja 0.221 0.132 1.679 .101 Motivasi Kerja 0.105 0.217 0.483 .632 X.Z 0.010 0.004 2.516 .016 Koefisien Korelasi (R) = 0,967a Koefisien Determinasi (R2) = 0,934 Adjusted R square = 0,929 Fhitung = 180,063 Sig.F = 0,000 ª

Keterkaitan stres kerja dan motivasi kerja sebagai fungsi dari kinerja auditor dapat dituliskan dalam persamaan dibawah ini.

Y = 6,139 + 0, 221X + 0,105Z + 0,010X.Z

Pembahasan Hasil Penelitian

Stres Kerja Mempengaruhi Kinerja

Auditor Pemerintah Aceh

Nilai P value yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan demikian hipotesis 1 Terdapat Pengaruh stres kerja mempengaruhi kinerja auditor Pemerintah Aceh diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan terdapat pengaruh Stres kerja terhadap kinerja auditor, hal ini bisa terjadi diakibatkan hasil stres kerja yang sedikit merupakan bagian dari kemampuan dan sikap pribadi auditor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. Dengan stres kerja yang sedikit akan meningkatkan kerja dari auditor dalam menjalankan tugasnya yang hal ini dapat meningkatkan kinerja auditor dalam pelaksanaan kerjanya.

Stres Kerja Mempengaruhi Motivasi Kerja Pemerintah Aceh

Nilai P value yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai P value sebesar 0.000 atau lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan demikian hipotesis 2 Terdapat Pengaruh

(8)

149 - Volume 2, No. 1, November 2012 stres kerja mempengaruhi motivasi kerja Pemerintah Aceh diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan terdapat hubungan stres kerja terhadap motivasi kerja, hal ini bisa terjadi diakibatkan terciptanya stres disebabkan iklim organisasi, keterbukaan, komunikasi dan partisipasi setiap individu dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dalam menjalankan tugas auditor. Dengan stres kerja yang sedikit memberikan semangat dan motivasi yang tinggi bagi auditor dalam menjalankan tugasnya dan bila stres kerja yang tinggi akan menurunkan motivasi kerja auditor dalam menjalankan tugasnya karena adanya rasa lelah dan jemu terhadap pekerjaan yang dilaksanakannya.

Motivasi Kerja Mempengaruhi Kinerja Auditor Pemerintah Aceh

Nilai P value yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan demikian hipotesis 3 Terdapat Pengaruh variabel motivasi kerja mempengaruhi kinerja auditor Pemerintah Provinsi Naggroe Aceh Darussalam diterima. Hal sesuai dengan teori yang menyatakan terdapat hubungan motivasi kerja terhadap kinerja auditor, hal ini bisa terjadi diakibatkan motivasi yang dimiliki oleh setiap pribadi sangat menentukan hasil yang dijalankan dalam proses audit. Dimana motivasi yang besar sangat

mempengaruhi hasil audit yang merupakan kinerja auditor tersebut. Dengan motivasi yang tinggi menyebabkan auditor dalam menjalankan tugasnya merasa nyaman dan bersemangat dalam menjalankan tugas yang memberikan pengaruh terhadap kinerja keseluruhan.

Stres Kerja Mempengaruhi Kinerja

Auditor Pemerintah Aceh Melalui

Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening

Nilai P value yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai P value sebesar 0.00 atau lebih besar dari 0.00 (β ≥ 0). Dengan demikian hipotesis 4 Terdapat Pengaruh stres kerja mempengaruhi kinerja auditor Pemerintah Aceh melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening diterima. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya yang menyatakan kedua variabel Stres kerja motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena peneliti menambahkan variabel Motivasi Kerja sebagai variabel intervening dalam penelitian maka penelitian ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Stres kerja mempengaruhi kinerja

(9)

Volume 2, No.1, November 2012 - 150 2. Stres kerja mempengaruhi motivasi

kerja auditor Pemerintah Aceh. 3. Motivasi kerja mempengaruhi

kinerja auditor Pemerintah Aceh. 4. Stres kerja mempengaruhi kinerja

auditor Pemerintah Aceh melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening.

Saran

Adapun saran yang diberikan penulis bagi penelitian selanjutnya adalah:

1. Sesuai dengan hasil penelitian ini, disarankan untuk penelitian yang akan dilakukan berikutnya perlu menambah variabel lain yaitu Prestasi Kerja, Kepuasan Kerja, Perilaku, Sikap dan Budaya Organisasi untuk menilai kinerja auditor sehingga hasil yang dicapai dapat lebih baik.

2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Diklat pembentukan auditor ahli.

Cordes A. dan Dougherty M., 1993. Human Resource Management, Concept and Practices. Canada: John Willy and Sons, Inc.

Goldwasser, 1993. The Plaintiffs’ Bar Discusses Auditor Performance. Journal of CPA.

Looker T., dan Olga G., 2005. Managing Stress. Terjemahan: Haris Setiawati. Yogyakarta : Baca.

Mangkunegara A.P., 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muchsin, 2003. Pengaruh Karakteristik Individu dan Organiasi terhadap Kinerja. Jurnal Program Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya.

Newstrom dan Davis S., 1997. The Essence of Personnel Management and Industrial Relations. Yogyakarta: Andi.

Nimran, U., 1999. Perilaku Organisasi. Surabaya : Citra Media.

Robinson, J.P., 2006. What Are Employability Skills?. Community Workforce Development Specialist. Alabama Cooperative Extension System.

Robbins, S.P., 2006. Perilaku Organisasi. Terjemahan: Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo.

Suprihanto, J. et al., 2003. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: BP STIE YKPN.

Gambar

Tabel  1.  Stress  Kerja  Berpengaruh  terhadap  Kinerja Auditor
Tabel  4. Stress  kerja  dan  motivasi  kerja  berpengaruh  terhadap  Kinerja  Auditor

Referensi

Dokumen terkait

Jenis rayap tanah yang dikelompokkan dalam genus Microtermes karena mempunyai ciri-ciri antara lain: Mandibula tipis; basis konkaf; antenna 12-15 ruas; spesies berukuran kecil;

Menjadi penanggung jawab dalam pembuatan tinjauan kepustakaan (review); 2. Melakukan penyuluhan tentang pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan Topik Kali 0,540

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasila Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang

Kelompok dosis 2 diketahui memiliki nilai klirens lebih tinggi dibanding dosis 1 dan 3, hal ini menunjukkan bahwa proses meta- bolisme parasetamol berlangsung

Ketika ada perbedaan harga dengan kompetitor tentu akan membuat persaingan yang tidak terelakkan. Adanya perbedaan yang cukup luas dapat menyebabkan konsumen berpindah dari

Email: lasia2010@yahoo.com, igustiokanegara@yahoo.co.id. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang pelaksanaanya menggunakan pendekatan siklus dengan terdiri

 Memproduksi konidia aseksual berbentuk globus dengan konidia tersusun seperti buah anggur dan pertumbuhannya cepat.  Hifa tumbuh menjalar dan berseptum. 

(B) Dinas Pendidikan Provinsi kemudian memproses proposal lomba, meliputi : 1) merekap, memilah, menilai (oleh tim sekretariat dan tim penilai yang dibentuk oleh Dinas