p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 579
PENGEMBANGAN E-LEARNING SCHOOLOGY PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PGSD FKIP UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
Heri Maria Zulfiati1, Elyas Djufri2, Trio Ardhian3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar1,2,3
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa1,2,3 Email: [email protected]
Abstract: Schoology learning is a learning process by utilizing technology because online
e-learning media uses computer networks to provide information and communication that if the lecturers use e-learning, there can be changes in learning activities between students and lecturers. This study aims to develop and describe the attractiveness, convenience and usefulness and effectiveness of e-learning which is used as an enrichment in terms of student activity and learning outcomes. It is a research & development research referring to development models that are Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluation (ADDIE). Schoology-based e-learning has similar features to Facebook and Schoology also combines social networking and LMS (Learning Management System). The development of schoology-based e-learning can easily obtain information on the learning materials provided by the lecturer even though the lecturer is unable to attend class because through schoology the lecturer can check student attendance, and between lecturers and students can interact socially and also learn together.
Keywords: activity, e-learning, schoology, learning outcomes. PENDAHULUAN
Wabah Covid-19 telah memunculkan beragam kepanikan, termasuk di ranah pendidikan tinggi. Terlebih setelah pemerintah pusat secara beruntun menyikapinya dengan bermacam tindakan seperti menetapkan status siaga, darurat bencana, bencana non-alam, perpanjangan status darurat bencana hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Semenjak saat itu diberlakukanlah upaya pencegahan Covid-19 berupa pengaturan jarak sosial dan fisik (social & physical distancing) di berbagai lini kehidupan. Kebijakan ini didasari dengan jumlah korban yang semakin hari terus bertambah dan sebaran virusnya semakin sulit dikendalikan di seluruh penjuru Indonesia. Pada abad ke-21, yang dipelukan orang untuk tetap hidup (survival skill) meliputi berpikir kritis dan pemecahan masalah, analitis, kolaborasi melalui jaringan dan memimpin berlandaskan pengaruh, ketangkasan, dan kemampuan beradaptasi, komunikasi yang efektif, mengakses dan menganalisis informasi, rasa ingin tahu dan imajinasi (R. N. Oktaviani & Kurnianingtyas, 2020). Banyak cara yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
siswa, contohnya adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran, sumber belajar yang bervariasi, serta penggunaan sumber dan media pembelajaran yang mendukung (Trisnani & Puji Utami, 2020).
Lembaga pendidikan pada dasarnya bagian dari sistem yang mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan peserta didik. Perlu diakui jika, implementasi pendidikan karakter adalah bagian dari satu kesatuan pendidikan yang memiliki ciri khas dan terstruktur dalam lembaga pendidikan, sehingga diharapkan mampu terkoneksi dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya (Mansir et al., 2020). Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada proses belajar mengajar di dalam kelas yaitu guru, serta guru perlu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya (Purwanti & Saputri, 2020). Ketercapaian tujuan pendidikan yang bermutu haruslah didukung dengan proses belajar mengajar yang bermutu pula, yaitu proses belajar yang terbentuk secara internal peserta didik dan tidak dapat dilihat secara nyata namun dapat dirasakan dampaknya dari perubahan sikap,
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 580 tingkah laku maupun pengetahuan (Rahman
& Mirati, 2019)
Segala aktivitas akademik yang biasa dilakukan di kampus, saat masa pandemi ini harus dilakukan dari rumah. Tidak hanya mahamahasiswa, dosen dan tendik (tenaga pendidikan) pun terpaksa harus bekerja dari rumah demi pencegahan dan percepatan penurunan wabah Covid-19. Kebijakan dan fenomena pandemi yang dampaknya luar biasa dan terjadi begitu cepat telah memaksa dunia pendidikan tinggi mengubah pola kerja pelayanan dari konvensional menjadi pelayanan berbasis daring (online).
Pengalihan proses belajar mengajar dari pembelajaran luring ke pembelajaran daring manuai tanggapan yang beragam dari masyarakat, baik itu tanggapan positif maupun tanggapan negatif. Tanggapan positif seperti keluwesan tempat dan waktu belajar, karena belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu bahkan taman dan juga waktu yang dapat disesuaikan misalnya siang, sore bahkan malam. (S. Oktaviani & Hairunnissa, 2020). Pengelolaan merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka untuk belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. (Wijayanti & Praheto, 2020).
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, perlu dilakukan inovasi pembelajaran jarak jauh agar dapat memfasilitasi pembelajaran mahamahasiswa secara optimal. Adapun inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan di saat ini adalah menggunakan e-learning berbasis LMS (learning management system). Schoology adalah suatu aplikasi yang dapat menunjung pada proses pembelajaran dimana aplikasi
schoology ini inspirasi dari facebook dimana
kelebihanya dapat diakses kapan saja terutama dalam pembelajaran jarak jauh (Hidayat & Andira, 2019).
Salah satu teknologi telekomunikasi dengan high class technology yang
mengalami perkembangan sangat pesat salah satunya adalah smartphone. Adanya
smartphone didorong oleh kebutuhan orang
yang menginginkan penyelesaian suatu permasalahan secara cepat tanpa perlu bertatap muka. Smartphone saat ini memiliki fitur yang tercanggih dan dimungkinkan bagi pengguna untuk melakukan pekerjaan yang tadinya memerlukan komputer maupun laptop untuk bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu smartphone menjadi alasan sebagai telepon yang pintar untuk membantu manusia. Pemilihan metode, strategi, dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran guna mencapai pembelajaran yang aktif dan menyenangkan adalah tuntutan yang harus dipenuhi (Wijanarko, 2017).
Cara memperoleh capaian hasil belajar yang baik dan menstimulus mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengembangan aspek kognitifnya dan menciptakan suasana akademik dalam kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya suatu kerjasama yang harmonis dan keilmuan khususnya pada mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan, maka langkah yang dilakukan adalah menggunakan Schoology sebagai basis pemberian tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan di Program Studi Pendidikan Dosen Sekolah Dasar (PGSD).
Selanjutnya kajian lain juga menyatakan bahwa dengan adanya penggunaan e-learning berbasis schoology mendapat respon yang baik dari mahamahasiswa disetiap aspek keseluruhan schoology karena schoology termasuk dalam kategori sangat menarik untuk pembelajaran (Yulianah et al., 2020). Kajian lain juga menyatakan bahwa dengan
schoology memberikan pengaruh nilai
mahamahasiswa meningkat, salah satu
e-learning yang bisa digunakan secara open
source yaitu berbasis Schoology
(Kusumantara et al., 2017). Adanya perubahan pada media pembelajaran menggunakan schoology bisa membuat hasil belajar mahamahasiswa dan dosen menjadi lebih menarik dan lebih meningkat karena fitur-fitur yang dimiliki.
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 581 Berdasarkan beberapa kutipan diatas
bahwa dengan media pembelajaran e-learning bisa meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Apalagi dengan penggunaan e-learning berbasis schoology ini selain mahamahasiswa bisa belajar kapanpun dan dimanapun, dengan
schoology juga membuat mahamahasiswa dan
dosen bisa berinteraksi sosial karena di fitur
schoology memiliki tautan untuk berbagai
sosial media dan dosen juga bisa melihat kehadiran mahamahasiswa serta mengontrol kegiatan yang dilakukan mahamahasiswa selama menggunakan schoology.
METODE
Penelitian ini merupakan metode research
& development mengacu pada model
pengembangan ADDIE (Analyze, Design,
Develop, Implement, Evaluation). Model ini
uraiannya lebih lengkap dan sistematis serta model pengembangan yang mengakomodasi tentang IT (Branch, 2009)
Gambar 1. Tahapan ADDIE
Berdasarkan pada gambar 1. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini diantaranya yaitu:
1) Tahap Analyze
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan dan identifikasi masalah. Peneliti melakukan observasi pada awal dan juga melakukan interview dengan pihak kampus yaitu dengan kaprodi PGSD tentang bagaimana pembelajaran selama ini dilakukan oleh pihak kampus dengan mahamahasiswa. 2) Tahap Design
Selanjutnya tahap design ini membuat rancangan dengan merumuskan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan. Setelah
dilakukannya analyze maka peneliti merancang untuk membuat perubahan pembelajaran menggunakan e-learning
berbasis schoology yang cocok untuk digunakan. Dengan schoology ini yang memiliki banyak fitur baik itu adanya media sosial didalamnya yang mana mahasiswa lebih menyukai untuk bisa menggunakan media sosial sehingga bisa berkomunikasi antara dosen dan mahasiswa serta juga melalui schoology bisa mengontrol kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan kehadiran mahasiswa. Pada schoology ini nantinya akan disesuaikan dengan mata pelajaran dan materi yang diadopsi dari sekolah sebagai panduan untuk membuat bahan ajar.
3) Tahap Development
Pengembangan merupakan proses untuk mewujudkan menjadi kenyataan dalam bentuk produk. Development ini untuk membuat dan memanfaatkan e-learning berbasis schoology di Prodi PGSD UST Yogyakarta. Pada tahap ini menganalisis pengguna sistem dan apa saja yang bisa dilakukan pengguna. Pengguna sistem pada
e-learning berbasis schoology yaitu dosen.
Pengguna bisa membuat kategori, mengorganisasi isi baik mengupload materi, memberikan tugas, menilai tugas, memantau perkembangan pembelajaran mahamahasiswa dengan berdiskusi di forum atau sosial media. Sedangkan sebagai mahamahasiswa bisa melihat materi, mengupload tugas, berdiskusi dalam forum ataupun bisa bersosial media. Perancangan untuk membuat diagram alir data untuk menggambarkan kerja sistem yang dilakukan menggunakan DFD (Data Flow
Diagram) yaitu refresentasi grafik yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengatur dari masukan 4) Tahap Implementation
Setelah tahap development di buat maka penggunaan e-learning berbasis schoology bisa dibuat bagaimana untuk menjadi login serta mendaftarkan nama kampus pada
schoology jika belum terdaftar dan login
mahamahasiswa serta bagaimana cara kerja
schoology sebagai mahamahasiswa. Untuk
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 582 5) Tahap Evaluasi
Tahap implementasi selesai maka peneliti melakukan evaluasi di kampus untuk mendemokan penggunaan schoology kepada dosen dan mahamahasiswa yang ada di kampus dan bisa mengevaluasi beberapa bulan kedepannya tentang bagaimana penggunaan schoology dilingkungan kampus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis ini didapatkan rekomendasi design pengembangan pembelajaran e-learning berbasis schoology pada mata kuliah pengantar pendidikan. Berikut adalah DFD berupa diagram konteks yang digambarkan untuk proses berjalannya sistem seperti pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Konteks
Pada Gambar 2. Menjelaskan bahwa adanya dua pengguna yaitu dosen dan mahamahasiswa, dimana dosen mengisi data dosen baik itu data sekolah dimana dosen mengajar, setelah berhasil mendapat login dosen. Dosen kemudian mengisi kelas dan mata kuliah yang diampuh dan terdapat kode kunci mata pelajaran untuk bisa diberikan ke mahamahasiswa agar mengikuti kelas tersebut. Setelah selesai maka, dosen bisa memberikan tugas, materi dan lain lain kepada mahamahasiswa. Selanjutnya untuk mahamahasiswa agar bisa mengikuti mata pelajaran sesuai dengan dosen yang diampuh maka harus memasukkan kode kunci mata kuliah. Selanjutnya mahamahasiswa mengisi data dan mengupload.
Tugas yang diberi oleh Dosen. Setelah berhasil upload tugas maka bisa merespon dengan memberikan nilai kepada mahamahasiswa. Hasil dari penelitian ini
yaitu berupa pemanfaatan elearning berbasis
schoology yang bisa diakses pada
www.schoology.com. Pada schoology ini
memiliki login untuk dosen dan mahamahasiswa.
a. Rancangan Layanan Dosen
1) Halaman tampilan awal schoology.com
Gambar 3. Halaman tampilan awal schoology
Pada gambar 3. adalah halaman tampilan awal schoology dimana pada tampilan awal ini telah ada menu sign up sebagai dosen dan mahamahasiswa bagi mahamahasiswa dan dosen yang belum memiliki login schoology, dan menu login jika telah terdaftar sebagai mahamahasiswa dan dosen.
2) Halaman Sign Up Dosen
Gambar 4. Halaman Dosen
Pada gambar. 4 menjelaskan tentang dosen untuk memasukkan data dosen dengan
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 583 melakukan pendaftaran kemudian klik
register. Setelah register akan tampil untuk
mengisi data asal kampus dan klik select
school seperti pada gambar 4. Kemudian
dosen akan mendapatkan username dan
password untuk login.
3) Halaman Sign In Dosen
Gambar 5. Halaman Sign In Dosen Gambar 5. Menjelaskan untuk login dosen kemudian ada verify akun dengan nomor telepon dosen sebagai verifikasi.
4) Halaman Input Data Kelas dan Mata Kuliah
Gambar 6. Halaman Input Data Kelas dan Mata Kuliah
Pada gambar 6. Interface yang memungkinkan dosen kemudian mengisi data
kelas dan mata pelajaran untuk mahamahasiswa bisa mengikuti mata pelajaran yang diajarkan.
5) Halaman Input Materi/ Tugas/ Quis
Gambar 7. Halaman Input Materi/ Tugas/Quis Pada gambar 7. Halaman ini untuk memberi materi ataupun bisa untuk tugas/materi. Pada halaman ini juga terdapat
access code yang ada untuk mahamahasiswa
nantinya mengikuti kelas dan mata pelajaran. 6) Halaman memberikan Tugas
Gambar 8. Halaman memberikan Tugas Gambar 8. Menjelaskan tentang pemberian tugas oleh dosen untuk mahamahasiswa dengan mengisi nama tugasya apa. Bisa untuk tugas dimasukkan dalam file. Dan juga tugasnya bisa di atur apakah untuk homework atau tidak serta durasi berapa lama pengumpulan tugas tersebut.
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 584 b. Rancangan Layanan Mahamahasiswa
1) Masukkan access code
Gambar 9. Masukkan access code Pada gambar 9. diisi dengan access code mata pelajaran dan kelas dosen yang telah diberikan Dosen kepada mahamahasiswanya. 2) Halaman Sign Up Mahasiswa
Gambar 10. Halaman Sign Up Mahasiswa Pada gambar 10. Menjelaskan untuk sign
up masiswa berupa data-data mahasiswa baik
nama lengkap, foto profil serta alamat akun. 3) Halaman Info Tugas
Gambar 11. Halaman Info Tugas Pada gambar 11. Untuk melihat info tugas mahasiswa bisa melihat notifikasi sebelah kanan pada website schoology ini. Setelah itu bisa di klik kemudian akan tampil dan bisa di unduh mahasiswa apabila file dalam bentuk word ataupun pdf. Selanjutnya jika tugas/quiz selesai maka mahamahasiswa
bisa mengirim file kembali dengan klik
submit assignment seperti pada gambar 12.
Gambar 12. Tugas Quis
Pengembangan desain e-learning berbasis LMS Schoology dengan peneliti sebagai
instructor atau sebagai dosen, dimulai dari
mendesain dengan memanfaatkan fitur
courses untuk memasukan materi pengantar
pendidikan yang dikembangkan. Membuat sebuah folder dengan menggunakan fitur add folder yang terdiri dari petunjuk penggunaan
Schoology, handout materi, latihan soal dan
uji keefektifan. Handout materi terdiri dari materi pokok dan materi pengayaan yang dilengkapi dengan video pembelajaran dan simulasi, pada handout materi pokok maupun pengayaan dilengkapi dengan contoh soal dengan penyelesaiannya dan juga diskusi.
Gambar 13. Tampilan Courses e-learning
schoology
Soal latihan dan uji kompetensi dikembangkan dalam bentuk pilihan jamak yang disertai umpan balik pada setiap jawaban. Statistik nilai hasil latihan dan uji kompetensi dapat dilihat pada fitur
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 585
Hasil Validasi
Tahap dari model pengembangan ADDIE adalah tahap develop atau pengembangan. Tahap ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kelayakan modul pembelajaran yang sudah dirancang.
a. Hasil Validasi
1) Penilaian e-learning Pembelajaran
schoology oleh dosen Ahli Materi
Berikut adalah hasil penilaian kuantitatif oleh dosen ahli materi :
Tabel 3. Data hasil validasi Dosen Ahli Media IT
No Aspek Presentase
(%) Keidealan
Kategori
1 Kualitas isi 72% Layak
2 Keterlaksanaan 77% Layak
3 Kebahasaan 80% Layak
Total Aspek 76% Layak
Hasil penilaian ahli materi dikategorikan sangat layak jika X>80%; layak jika 61,01%<X<80%; cukup layak jika 40,01%<X<60%; kurang layak jika 20,01%<X<40% dan sangat kurang layak jika X< 20%. Dari data perhitungan pada ketiga aspek pada validasi materi, dapat dinyatakan bahwa pada aspek kualitas isi mendapatkan presntase sebesar 72% dengan kategori layak, aspek keterlaksanaan 77% dengan kategori layak dan kebahasaan dengan presentase 80% dengan kategori layak, dengan demikian diperoleh jumlah total aspek sebesar 76% dengan kategori layak. Pada tahap validasi awal ahli materi ini peneliti memperoleh saran perbaikan dari ketiga validator.
Tabel 4. Saran Perbaikan Validasi Ahli Materi
No Nama Saran Perbaikan
1 R1 -
2 R2 -
3 R3 Keruntutan alur pikir
disesuaikan dengan KD dan Indikator
Total Aspek
Hasil tersebut adalah hasil penilaian
mobile learning dengan aplikasi schoology
sebagai suplemen pembelajaran pengantar pendidikan sebelum di revisi. Selanjutnya
melakukan validasi materi akhir atau penilaian tahap makhir guna mendapatkan hasil penilaian dan produk yang maksimal. b. Hasil Validasi Tahap Akhir
Setelah melakukan validasi ahli materi tahap pertama rekomendasi yang diberikan oleh validator ahli materi dijadikan sebagai acuan untuk memperbaiki materi pada bahan ajar pengantar pendidikan, setelah melakukan perbaikan sesuai rekomendasi dari validator, peneliti melanjutkan validasi akhir untuk mengetahui perubahan pada setiap aspek penilaian e-learning berbasis schoology selanjutnya dengan melakukan validasi ahli materi tahap akhir. Pada validasi ahli materi tahap akhir dilakukan dengan mengisi lembar angket penilaian pada masing-masing aspek penilaian terdiri dari 3 aspek dan dari masing-masing aspek terapat beberapa pernyataan dan 7 pernyataan keseluruhan, yang diisi oleh 3 orang ahli materi.
Tabel 5. Data Hasil Validasi Ahli Materi
No Aspek Presentase
(%) Keidealan
Kategori
1 Kualitas isi 78% Layak
2 Keterlaksanaan 83% Sangat Layak
3 Kebahasaan 87% Sangat Layak
Total Aspek 83% Sangat Layak
Setelah semua nilai dari ketiga ahli materi terkumpul, kemudian peneliti menghitung persentase skor kualitas dari setiap aspek pada aspek media mobile learning dengan aplikasi schoology dengan menggunakan skala likert. Diperoleh hasil penelitian skor 78% untuk aspek kualitas isi dengan kategori layak, skor 83% aspek keterlaksanaan dengan kategori sangat layak, dan skor 87% untuk kebahasaan dengan kategori sangat layak. Sehingga diperoleh rata-rata penilaian seluruh aspek pada media mobile learning dengan aplikasi schooology sebagai suplemen pembelajaran pengantar pendidikan 83% Dengan kategori sangat layak.
c. Validasi Ahli Media/IT
Validasi ahli teknologi dilakukan dengan mengisi lembar angket penilaian yang teridri dari 2 aspek yaitu aspek media (komunikasi
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 586 visual) dan aspek teknologi. Dari
masing-masing aspek tersebut terdapat beberapa pernyataan dari 16 dan 10 pertanyaan. Penilaian ini diberikan oleh 3 orang ahli media/teknologi. Adapun data dari hasil validasi awal ahli media/teknologi disajikan dalam tabel 6.
Tabel 6. Hasil Validasi Ahli Media/Teknoloogi No Aspek Presentase (%) Keidealan Kategori 1 Komunikasi
Visual 85% Sangat Layak
2 Teknologi 87% Sangat Layak
Total Aspek 86% Sangat Layak
Hasil penilaian ahli desain dikategorikan sangat layak jika X>80%; layak jika 61,01%<X<80%; cukup layak jika 40,01%<X<60%; kurang layak jika 20,01%<X<40% dan sangat kurang layak jika X<20%, dari keenam aspek penilaian yaitu aspek penggunaan dan aspek tampilan e-learning schoology. Berdasarkan tabel hasil validasi ahli teknologi di atas masing-masing aspek memiliki skor berbeda-beda, skor 85% untuk aspek komunikasi visual dengan kategori sangat layak dan skor 87% untuk aspek teknologi dengan kategori sangat layak. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk semua aspek yaitu 86% dengan kategori sangat layak.
Berdasarkan tabel di atas masih terdapat kekurangan pada media e-learning dengan aplikasi schoology sebagai aspek suplemen pembelajaran pengantar pendidikan pada setiap aspeknya, peneliti melakukan perbaikan sesuai rekomendasi yang disampaikan validator ahli teknologi yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Saran perbaikan Validasi Ahli Teknologi
No Nama Saran Perbaikan
1 R1 Aspek Handphone harap
diperhatikan agar kelancaran dan kemudahan pengguna aplikasi berjalan lancar
2 R2 -
3 R3 -
Total Aspek
Berdasarkan saran validator diatas peneliti melakukan perbaikan agar dapat memperbaiki keefesienan penggunaan media e-learning dengan aplikasi schoology. Media seharusnya juga dapat mengatifkan mahasiswa dan menciptakan pemebelajaran menjadi lebih menyenangkan (Yuliana & Zulfiati, 2019) d. Respon Dosen
Validasi produk elearning dengan aplikasi schoology sebagai suplemen pembelajaran pengantar pendidikan dilakukan oleh Dosen sejawat dengan penilaian beberapa aspek yaitu aspek pembelajaran, aspek rekayasa media ajar dan aspek komunikasi visual. Adapun data dari hasil validasi awal ahli dosen di sajikan dalam tabel 8.
Tabel 8. Hasil validasi Ahli Dosen
No Aspek Persentase (%) Keidealan Kategori 1 Pembelajaran 82% Sangat Layak 2 Rekayasa Bahan Ajar 80% Layak 3 Komunikasi
Visual 82% Sangat Layak
Total Aspek 81% Sangat
Layak
Penilaian produk oleh Dosen yang masing-masing diberi angket yang berisi 3 aspek dengan 20 pertanyaan, hasil penilaian ahli dosen dikategorikan sangat layak jika X>80%; layak jika 61,01% <X<80%; cukup layak jika 40,01%<X<60%; kurang layak jika 20,01%<X<40% dan sangat kurang jika X<20%.
Berdasarkan tabel hasil respon dosen di atas masing-masing aspek memiliki sjor berbeda-beda, skor 82 % untuk aspek pembelajaran dengan kategori sangat layak, skor 80% untuk rekayasa media ajar
e-learning schoology denga kategori sangat
layak dan skor 82% untuk aspek komunikasi visual dengan kategori sangat layak. Sehingga diperoleh skor rata-rata untuk semua aspek yaitu 81% dengan kategori sangat layak.
Berdasarkan tabel di atas masih banyak kekurangan pada media e-learning schoology sebagai suplemen pembelajaran pengantar pendidikan pada setiap aspeknya, peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 587 rekomendasi yang disampaikan respon dosen
yang dapat dilihat.
Tabel 9. Saran perbaikan Respon dosen
No Nama Saran Perbaikan
1 R1 Tata letak tulisan
diperhatikan
2 R2 -
3 R3 -gunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar Total Aspek
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan respon dosen guna kesempurnaan e-learning pembelajaran berbasis schoology pada mata kuliah pengatar pendidikan.
e. Validasi instrumen soal post test
Penilaian instrumen soal post-test bertujuan agar soal post-test yang akan digunakan dinyatakan valid dan layak sebelum digunakan untuk mengukur keefektifan modul pembelajaran yang dikembangkan
Berikut adalah hasil dari validasi pakar soal post-test :
Tabel 10. Hasil dari validasi Soal Post-Test
No Pernyataan Validator Skor
Total 𝑋" Ket V1 V2 V3 1 Kisi-kisi soal yang dibuat sesuai denga nisi soal pada lembar soal 4 4 4 12 4 Baik 2 Kesesuaian soal dengan materi atau indikator 4 5 5 14 4,6 7 Sangat Baik 3 Ketetapan penggunaan kata/bahasa 4 4 5 13 4,3 3 Sangat Baik 4 Soal tidak menimbulkan penafsiran ganda 4 4 5 13 4,3 3 Sangat Baik 5 Kejelasan yang diketahui dan yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal 4 5 5 14 4,6 7 Sangat Baik 6 Bahasa yang digunakan pada soal sederhana dan mudah dipahami 4 4 4 12 4 Baik 7 Kunci jawaban dan pedoman penskoran yang digunakan benar, dan tepat, dan 4 4 3 11 3,6 7 Baik mudah dipahami pembaca Alokasi waktu pengerjaan soal cukup 4 5 5 14 4,7 Sangat Baik Jumlah 32 35 36 103 𝑋" 4 4,38 4,5 4,29
Berikut tanggapan, kritik, dan saran dari validator
Tabel 11. Tanggapan, Kritik, dan saran Validator
No Tanggapan, Kritik, dan saran 1 Perhatikan Tanda Baca
2 Gunakan Bahasa yang sederhana
BerdasarkanTabel 10. Diperoleh hasil 𝑋" =4,29 sehingga soal post-test dapat dikategorikan baik dan tidak perlu di revisi. Namun demikian tanggapan, kritik, dan saran dari validator juga perlu diperhatikan.
Penerapan E-learning Schoology
Tahap keempat dari model pengembangan ADDIE adalah tahap implementation atau penerapan. Setelah dinyatakan layak oleh validator, modul pembelajaran diterapkan dikelas. Pada pelaksanaan tahap ini diikuti oleh 46 Mahasiswa dan baru dilaksanakan 4 kali pertemuan dari 7 pertemuan yang di rencanakan di kelas schoology selama 2 jam pelajaran (2x45 menit). Berikut adalah jadwal pelaksanaan tahap implementation:
Tabel 12. Jadwal Tahap Implementation
No Tanggal Kegiatan Alokasi
Waktu 1 14/09/2020 Topik 1 2 x 45 menit 2 21/09/2020 Topik 2 2 x 45 menit 3 28/09/2020 Topik 3 2 x 45 menit 4 10/5/2020 Topik 4 2 x 45 menit 5 17/5/2020 Topik 5 2 x 45 menit 6 24/5/2020 Topik 6 2 x 45 menit
7 2/6/2020 Post test 90 menit
Pada tahap ini peneliti menerapkan semua kegiatan pada e-learning pembelajaran, baik dari topik 1 sampai topik 4. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan penyegaran berupa arahan dalam menggunakan e-learning schoology berupa cara login dan pemberian akses kode ke mahamahasiswa, setelah itu dilanjutkan dengan aktivitas perkenalan, apresepsi, memotivasi mahasiswa, dan memberti tahu
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 588 tujuan pembelajaran. Pada apersepsi,
mahamahasiswa melakukan kegiatan pada menu folder schoology yaitu mulai urutan aktivitas perkenalan melalui forum diskusi, kemudian mahamahasiswa melakukan presensi dan memulai webmeeting Setelah melakukan kegiatan tersebut mahamahasiswa membuat pertanyaan di pada kolom “Forum diskusi”. Pada kegitan ini terdapat tahapan Orientasi pada masalah dan memunculkan Pengalaman belajar mengamati dan menanya. Masing-masing kelompok mendiskusikan permasalah yang ada pada “Forum diskusi”. Untuk mempermudah pemecahan masalah tersebut, mahasiswa mencari informasi yang mendukung mengenai permasalahan yang ada dan di catat dalam “Mencari Informasi”. Selama diskusi mahasiswa diperbolehkan untuk bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen, Langkah selanjutya adalah perwakilan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. mahasiswa dari kelompok lain menanggapi hasil diskusi kelompok lain dan mencatatnya di “Forum Diskusi”. Kegiatan penutup dosen dan mahasiswa bersama-sama menyamakan persepsi tentang proses pembelajaran pada hari ini. mahasiswa hendaknya aktif dalam mencari pemahamannya sendiri seperti aktif bertanya, berdiskusi, dan menyimpulkan materi (Vitasari & Trisniawati, 2017).
Pada pertemuan pertama, mahasiswa masih bingung memahami petunjuk belajar yang ada pada e-learning schooology pembelajaran, namun peneliti juga menjelaskan kepada mahamahasiswa yang masih kebingungan. Pada kegiatan inti mahamahasiswa lebih aktif bertanya melalui chat, mau belajar mandiri hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Schoology et al., n.d.) bahwa e-learning berbasis Schoology menumbuhkan sikap mahasiswa lebih mandiri dan masing-masing mahasiswa tidak harus berinteraksi secara langsung dengan dosen. Pertemuan kedua, mahasiswa sudah mengerti petujuk belajar yang terdapat pada e-learning schoology, namun dosen perlu memberikan motivasi dan menjelaskan petunjuk agar mahasiswa lebih paham. Kendala yang dialami pada saat
pertemuan kedua adalah waktu pelajaran yang hanya 2 jam pelajaran sehingga pembelajaran pada topik 2 tidak terselesaikan pada hari itu. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran topik 2 dilanjutkan tambahan jam di rumah masing-masing.
Pertemuan ke-tiga mahasiswa sudah mengerti petujuk belajar yang terdapat pada
e-learning, namun dosen perlu memberikan
motivasi dan menjelaskan petunjuk agar mahasiswa lebih paham. Kendala yang dialami sudah tidak ada. Pembelajaran sudah baik dan sesuai dengan rencana.
Pertemuan ke-empat mahasiswa sudah mengerti petujuk belajar yang terdapat pada
e-learning namun dosen perlu memberikan
motivasi dan menjelaskan petunjuk agar mahasiswa lebih paham. Kendala yang dialami sudah tidak ada. Pembelajaran sudah baik dan sesuai dengan rencana.
Pertemuan ke-lima mahasiswa sudah mahir dan lancar menggunakan e-learning
schoology. Pembelajaran sudah baik dan
sesuai dengan rencana. Dengan adanya fitur
e-lerning peserta didik dapat memilih
bagaimana cara merekan untuk menilai diri sendiri, tentunya guru/dosen sudah lebih terlebih dahulu mempertimbangkan kesetaraan bentuk evaluasi. Dengan demikian hasil pembelajaran peserta didik dapat terukur dengan akurat.(Arief & Cahyandaru, 2018)
Pertemuan ke-enam mahasiswa aktif menggunakan forum diskusi dan chating dalam kegiatan belajar mengajar. Pertemuan ke tujuh mahasiswa melaksanakan post test terhadap materi yang dipelajari dengan menggunakan e-learning schoology. Berhasil tidaknya suatutujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan disajikan.(Kurniasih, 2018)
Aspek Kepraktisan E-learning Schoology
Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli isi, media e-learning berbasis Schoology
memperoleh presentase tingkat pencapaian 90%. Setelah dikonversikan dengan table konversi, presentase tingkat pencapaian 90% berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga
e-learning berbasis Schoology tidak perlu
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 589 menyatakan bahwa produk media
pembelajaran sudah bagus dan sudah dapat di terapkan pada mahamahasiswa PGSD UST Yogyakarta.
Setelah selesai melaksanakan uji coba ahli isi serta merevisi produk sesuai dengan masukan dari ahli isi, validasi ahli kedua adalah uji coba ahli media pembelajaran. Uji coba produk kepada ahli media pembelajaran ditujukan untuk mengetahui kelayakan produk dilihat dari segi media pembelajaran. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 94% berada pada kualifikasi sangat baik.
Berdasarkan hasil evaluasi dari ahli desain, media e-learning berbasis Schoology memperoleh presentase tingkat pencapaian 94%. Setelah dikonversikan dengan table konversi, presentase tingkat pencapaian 94% berada pada kualifikasi sangat baik.
Nilai Hasil Uji efektifitas N-Gain Score pada Keaktifan Belajar mahasiswa
Berdasarkan hasil perhitungan uji N-gain Score pada Keaktifan Belajar diperoleh nilai rata-rata hasil observasi N-gain Score untuk kelas eksperimen (penggunaan sistem pembelajaran e-learning berbasis schoology) adalah sebesar 0,3539 termasuk dalam kategori sedang, dengan nilai N-gain skor minimal 0 dan skor maksimal 0,8.Sementara ratarata N-gain score untuk kelas kontrol (sistem pembelajaran konvensional) adalah sebesar 0,2258 termasuk dalam kategori tidak efektif. Dengan nilai Ngain score minimal -0,2dan score maksimal 0,71.
Tabel 13. Hasil hitung N-Gain Score aktivitas belajar mahasiswa
Dari analisis data di atas dengan menggunakan tabel kategori efektifitas dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem pembelajaran e-learning berbasis schoology berada pada kategori Sedang untuk meningkatkan keaktifan belajar pada mata kuliah pengantar pendidikan mahasiswa PGSD UST Yogyakarta. Sementara penggunaan pembelajaran sistem pembelajaran konvensional berada pada kategori rendah untuk meningkatkan keaktifan belajar. Hal ini ini dibuktikan dengan hasil penelitian (Zb et al., 2020) bahwa e-learning berbasis schoology
memberikan kesempatan untuk lebih berkreativitas sehingga lebih menambah motivasi dan semangat belajar. Rendahnya nilai hasil yang diperoleh peserta didik adalah karena proses pembelajaran yang dilakukan selama ini kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran (Endah Dewi Lestari, Trisakti Handayani, 2019). Selain itu, keberhasilan juga didukung oleh adanya rencana pelaksanaan perkuliahan yang tersusun dengan baik yang di terapkan di kelas eksperimen. Keberhasilan pendidikan salah satunya ditunjukkan dengan semakin meningkatnya hasil belajar peserta didik (Tobamba et al., 2019)
Nilai Hasil Uji Efektifitas N-Gain Score pada Hasil Belajar Mahasiswa
Uji analisis efektifitas menggunakan
N-Gain Score menunjukkan bahwa nilai
rata-rata N-gain Score untuk kelas eksperimen (penggunaan system. pembelajaran e-learning berbasis schoology) adalah sebesar 55,27416667 atau 55,3% termasuk dalam kategori kurang efektif. Dengan nilai N-gain
score minimal 2,94% dan maksimal 84,28%.
Sementara untuk rata-rata N-gain score untuk kelas kontrol (metode pembelajaran konvensional) adalah sebesar 35,91916667 atau 36% termasuk dalam kategori tidak efektif. Dengan nilai N-gain score minimal 0% dan maksimal 68,25%. Setelah dilakukan analisis uji efektifitas N-gain score dan uji independent sampel t-test untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara penggunaan sistem pembelajaran e-learning berbasis
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 590 konvensional dapat disimpulkan, bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa kelas eksperimen dengan hasil belajar mahasiswa kelas kontrol dan bisa dikatakan bahwa penggunaan sistem pembelajaran e-learning berbasis schoology lebih efektif untuk menigkatkan hasil belajar mahasiswa dari pada sistem pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor. (Irwanto & Marliah, 2019)
Tabel 14. Nilai N-Gain Hasil Belajar mahasiswa
Adanya perbedaan signifikan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas Kontrol hal ini dipegaruhi oleh cara mahasiswa dalam mengakses materi ajar yang mana lebih memudahkan mahasiswa disbanding kelas kontrol, selain itu penyajian bahan ajar dengan fitur schoology lebih praktis apalagi mahasiswa banyak yang menggunakan HP yang tentu bias di akses setiap saat. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh (Ramdhani et al., 2020) bahwa mahasiswa dibimbing dan dimotivasi agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung, baik dalam kegiatan
pembelajaran online mahasiswa diminta untuk lebih fokus lagi dan mulai membiasakan diri belajar melalui materi, kuis dan diskusi yang sudah di upload di
schoology serta pada pertemuan tatap muka
mahasiswa diminta untuk lebih aktif bekerja bersama kelompoknya dan berani untuk menyampaikan pendapat. Prestasi belajar dalam pendidikan ialah hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan (Nisrina et al., 2018)
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan e-learning schoology di masa pandemik Covid-19 dapat disimpulkan bahwa
e-learning schoology efektif dalam
meningkatkan aktivitas pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa, karena e-learning berbasis schoology memiliki banyak fitur yang akan disukai oleh mahasiswa.
E-learning berbasis schoology memiliki
kekurangan yaitu untuk mengupload file bukan hanya word dan pdf agar lebih lengkap lagi dan bisa lebih bervariasi sehingga untuk peneliti selanjutnya bisa melakukan pengevaluasian terhadap penggunaan
schoology ini karena penelitian ini hanya
sebatas penggunaan schoology saja.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A., & Cahyandaru, P. 2018.
Implementasi Media E-Learning untuk Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD- . 02(01), 163–168.
Branch, R.M. 2009. Approach, Instructional Design: The ADDIE. In Department of
Educational Psychology and
Instructional Technology University of Georgia (Vol. 53, Issue 9).
Endah Dewi Lestari, Trisakti Handayani, S. 2019. Penggunaan Media Kantong
Bilangan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Materi Pengurangan Pada Siswa Kelas 1-A Sdn
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 591
Tlogomas 2 Kota Malang. 03(01), 283–
289.
Hidayat, M. Y., & Andira, A. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Hybrid Learning Berbantuan Media Schoology Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA MAN Pangkep. Jurnal Pendidikan
Fisika, 7(2), 140–148.
https://doi.org/10.24252/jpf.v7i2.9442. Irwanto, & Marliah. 2019. Penggunaan
Pendekatan Contextual Teaching Learning Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA,.
Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 3(2), 342–349.
Kurniasih, D. 2018. ( Increase Interest And
Science Learning Outcomes Through . 5(1), 7–11.
Kusumantara, K. S., Santyadiputra, G.S., Sugihartini, N., Ganesha, U.P., & Digital, S. 2017. Pengaruh E-Learning Schoology Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 14(2), 126–135.
Mansir, F., Parinduri, M.A., & Abas, S. 2020. Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembinaan Peserta Didik Dalam Membentuk Watak Kuat-Positif. Taman Cendekia: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-An, 4(1), 429.
https://doi.org/10.30738/tc.v4i1.6811 Nisrina, A.N., Rini, C.P., & Latifah, N. 2018.
Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Sd Negeri Kutabumi Iv Kabupaten Tangerang. Taman Cendekia:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 2(2), 198.
https://doi.org/10.30738/tc.v2i2.2950. Oktaviani, R.N., & Kurnianingtyas, P. 2020.
Pengembangan Buku Penunjang Tematik Terpadu Berbasis Keterampilan Proses Tema Indahnya Kebersamaan Untuk Kelas Iv Sd/Mi . Taman Cendekia:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 04(01),
404–412.
Oktaviani, S., & Hairunnissa, H. 2020. Analisis Penerapan Pembelajaran Daring Pada Siswa Kelas V Sdn 009 Samarinda Ulu. Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-An, 4(2), 452.
https://doi.org/10.30738/tc.v4i2.8360. Purwanti, S., & Saputri, N. D. 2020.
Efektivitas Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah Karangploso. Taman
Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An,
4(1), 445.
https://doi.org/10.30738/tc.v4i1.7286. Rahman, A.A., & Mirati, L. 2019. Pengaruh
Pendekatan Realistic Mathematics Education Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar Di Aceh Barat Arief. Taman Cendekia: Jurnal
Pendidikan Ke-SD-An, 03(02), 323–333.
Ramdhani, T., Suharta, I.G P., & Sudiarta, I.G.P. 2020. Pengaruh Model
Pembelajaran Hybrid Learning
Berbantuan Schoology Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa KELAS XI SMAN 2 SINGARAJA. 11(2), 2599–2600.
Schoology, E. B., Edmodo, D. A. N., Dari, D., Dan, M., Belajar, H., & Smk, S. (n.d.). E-learning berbasis schoology dan
edmodo : ditinjau dari motivasi dan hasil belajar siswa smk. 17.
Tobamba, E. K., Siswono, E., & Khaerudin, K. 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Ips Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar.
Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-An, 3(2), 372.
https://doi.org/10.30738/tc.v3i2.5210. Trisnani, N., & Puji Utami, W. T. 2020.
Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Media Visual Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Widoro.
Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan
Ke-SD-An, 4(1), 422.
https://doi.org/10.30738/tc.v4i1.6398. Vitasari, N., & Trisniawati, T. 2017.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Pgsd Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Melalui Problem Posing. 01(02), 78–86.
Wijanarko, Y. 2017. Model Pembelajaran
Make a Match. 01(01), 52–59.
p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 592 Eksplorasi Penerapan Sistem Among Ki
Hadjar Dewantara Melalui Pendekatan Pluralistik Dalam Pengelolaan Kelas Di Sd Negeri Timuran Yogyakarta Taman
Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 04(1), 389–396.
Yuliana, R., & Zulfiati, H.M. 2019. Risa Yuliana1, Heri Maria Zulfiati2. Taman
Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 3(2), 365–371.
Yulianah, L., Ni’mah, K., & Rahayu, D.V. 2020. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Berbantuan Media Schoology. Jurnal Derivat:
Jurnal Matematika Dan Pendidikan
Matematika, 7(1), 39–45.
https://doi.org/10.31316/j.derivat.v7i1.86 3.
Zb, A., Setiawan, M. E., & Sulman, F. 2020.