• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN TES INTERAKTIF PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 PRO PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN TES INTERAKTIF PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 PRO PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TES INTERAKTIF PEMBELAJARAN

KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA

FLASH 8 PRO PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI

Muhammad Anwar, Ramdani, dan Ahmad Fudhail Majid

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan softwaretes interaktif pembelajaran kimia pada materi pokok laju reaksi.Subjek penelitian ini adalah tes interaktif pembelajaran kimia pada materi pokok laju reaksi. Langkah-langkah dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas lima tahap: (1) Tahap Pendefinisian, analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan identifikasi tujuan pembelajaran; (2) Tahap Perancangan, penyusunan tes, pemilihan media, penyusunan format, dan desain awal;(3) Tahap Pengembangan, penilaian para ahli, validitas tes, validasi akhir oleh tim ahli, pada tahap ini diperoleh penilaian dari validator bahwa software ini layak digunakan untuk pembelajaran kimia pada materi pokok laju reaksi.

Kata Kunci: Penelitian pengembangan, tes interaktif, software, laju reaksi, animasi. PENDAHULUAN

Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian dalam pendidikan merupakan salah satu rangkaian kegiatan pembelajaran yang memiliki peranan teramat penting. Untuk kepentingan penilaian dalam suatu pembelajaran biasa dilakukan proses evaluasi.

Perkembangan Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK) berbasis teknologi komputer menawarkan alternatif tersendiri dalam bentuk/format evaluasi.Salah satu keunggulan dari teknologi komputer adalah adanya kemampuan menganimasikan suatu obyek sehingga menghasilkan citra gerak. Dengan kemampuan ini memungkinkan gambar statik dalam format soal paperand penciltest dapat diubah menjadi gambar yang dinamis dalam format soal animasi.

Format soal paper and pencil test dapat dikemas dalam berbagai bentuk/format soal animasi yang menarik, seperti games, teka-teki, soal dengan waktu, sehingga menimbulkan kesan interaktif yang membuat siswa senang dalam mengerjakan soal tersebut, namun tidak menghilangkan tujuan dari penyelenggaraan tes itu sendiri. Karena tes yang berbasis komputer dapat didesain secara objektif dalam penskorannya serta disiplin, sehingga mencegah siswa dapat saling menyontek.Keuntungan lainnya adalah tes yang berbasis komputer bukan hanya sebagai alat untuk membantu siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia tetapi juga untuk membantu siswa dalam memahami konsep kimia, dimana penyelesaian soal tetap diserahkan kepada kemampuan siswa.

Laju reaksi merupakan salah satu materi pokok dalam mata pelajaran kimia.Laju reaksi menggambarkan jumlah perubahan konsentrasi antara reaktan/produk sebelum dan sesudah terjadinya reaksi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.Sehingga materi laju reaksi banyak menyajikan hubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Dalam format pencil

and paper test, perubahan hubungan konsep digambarkan berupa gambar atau grafik yang statis. Nampaknya akan lebih menguntungkan jika grafik atau gambar pada butir-butir soal laju reaksi dikemas dalam bentuk animasi. Dengan demikian dapat memperjelas maksud dari soal dan meminimalkan salah interpretasi.

Penelitian sebelumnya pada mata pelajaran yang lain, terdapat indikasi bahwa untuk persoalan-persoalan yang terkait dengan fenomena dinamik seperti fenomena gerak benda, maka butir-butir soal tes akan sangat menguntungkan jika dikemas dalam format animasi. Terdapat bukti-bukti kuat yang menunjukkan bahwa untuk memahami fenomena-fenomena yang terkait dengan gerak suatu obyek, para siswa membutuhkan bantuan animasi yang relevan (Suhandi dkk, 2008).

Salah satu software produk teknologi berbasis komputer yang sering digunakan dalam pembuatan multimedia interaktif pembelajaran di sekolah adalah macromedia flash.Software tersebut mudah digunakan dan banyak diminati, baik untuk tujuan penelitian pendidikan ataupun pembelajaran di kelas, karena sangat berdaya guna untuk membuat animasi dalam menjelaskan konsep abstrak suatu materi pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa, seperti mata pelajaran kimia.Sehingga, software ini juga cocok digunakan untuk pembuatan tes interaktif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan pendidikan dengan membuat tes interaktif pembelajaran kimia dengan menggunakan macromedia flash 8 pro pada materi pokok laju reaksi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) yang bertujuan untuk menghasilkan alat tes interaktif interaktif pada pembelajaran kimia yang valid, efektif, dan praktis. Model pengembangan yang akan digunakan adalah Model Pengembangan ADDIE. Model ADDIE terdiri

(2)

dari 5 tahap, yaitu analyze (analisis), design (desain), develop (pengembangan), implement (implementasi) dan evaluate (evaluasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada metode penelitian telah diuraikan bahwa ada 5 (lima) tahapan yang di laksanakan dalam penelitian ini berdasarkan Model Pengembangan ADDIE yaitu tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Berikut disajikan hasil dan pembahasan dari tiga tahapan awal (analisis, desain, dan pengembangan), sedangkan tahapan implementasi dan evaluasi masih dalam proses pelaksanaan penelitian.

1. Tahap Analisis

Pada tahap ini diawali dengan memilih materi pokok yang akan dibuatkan LKM-nya. Berdasarkan hasil analisis dari tim peniliti, materi pokok yang awal untuk dikembangkan LKM-nya adalah laju reaksi. Sedangkan untuk materi yang lain akan dikembangkan setelah semua tahapan untuk LKM laju reaksi selesai. Selanjutnya, menganalisis kompetensi dasar yang terdapat pada materi lau reaksi. Kompetensi untuk materi pokok laju reaksi adalah:

a. Menganalisis data percobaan untuk menentukan laju reaksi.

b. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menyimpulkan hasilnya.

c. Menggunakan postulat dasar teori tumbukan untuk menjelaskan kebergantungan laju reaksi pada beberapa faktor yang mempengaruhi lajureaksi.

d. Menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-haridan industri.

Analisis mahasiswa bertujuan untuk mengetahui mahasiswa jurusan Kimia FMIPA UNM yang memprogramkan mata kuliah Kimia dasar, kecakapan mahasiswa mengenai komputer dan sejauh mana materi laju reaksi yang telah dipelajari ketika SMA. Analisis mahasiswa dilakukan melalui wawancara secara informal. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa para mahasiswa memiliki kecakapan komputer yang baik, materi pokok laju reaksi telah diajarkan di SMA, artinya mahasiswa telah memiliki kemampuan kognitif mengenai materi laju reaksi.

Pada tahap ini dilakukan analisis materi pokok laju reaksi untuk disesuaikan dengan kompetensi dasarnya. Analisis materi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui konsep-konsep yang harus dikuasai mahasiswa untuk mencapai kompetensi dasar sehingga mudah dalam indikator sebentar. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas maka secara terperinci, konsep pembelajaran dalam materi pokok laju reaksi adalah konsentrasi larutan (kemolaran), faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, teori tumbukan, orde reaksi serta peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.

Tujuan Pembelajaran adalah indikator yang diperoleh dari analisis konsep dan tugas. Keterampilan khusus pada analisis tugas akan direduksi lagi menjadi lebih sederhana, namun keterampilan khusus yang diperoleh mencakup keseluruhan keterampilan dalam kompetensi dasar. Keterampilan khusus inilah yang akan menjadi indikator yang digunakan dalam penyusunan tes pada tahap perancangan.

Tabel 1. Indikator pada materi laju reaksi

Konsep Kompetensi Dasar Indikator

1. Konsentrasi larutan (Kemolaran)

1. Menganalisis data percobaan untuk menentukan laju dan orde reaksi

1. Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan).

2. Faktor-faktor yang

mempengaruhi laju reaksi

2. Menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menyimpulkan hasilnya.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan , suhu, dan katalis) melalui percobaan.

3. Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

(3)

3. Teori Tumbukan 3. Menggunakan postulat dasar teori tumbukan untuk menjelaskan

kebergantungan laju reaksi pada beberapa faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

4. Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.

5. Membedakan diagram energi potensial dari reaksi kimia dengan menggunakan katalisator dan yang tidak menggunakan katalisator. 6. Menjelaskan pengertian, peranan

katalisator dan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram.

4. Orde reaksi 7. Menentukan orde dan waktu reaksi.

5. Peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri

4. Menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

8. Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.

2. Tahap Desain

Penyusunan tes ditinjau dari fungsi tes untuk kelas, artinya tes disajikan untuk kepentingan belajar mahasiswa. Tes dibuat dalam berbagai bentuk tes untuk menentukan tingkat pencapaian mahasiswa terhadap tujuan pembelajaran. Langkah-langkah penyusunan tes berdasarkan

penyusunan tes dalam (Arikunto, 2009) sehingga dapat diusahakan tercapainya validitas isi.

Pada tahap ini merupakan perancangan tes interaktif ke dalam komputer.Software yang digunakan dalam perancangan ini adalah software macromedia flash 8. Berikut hasil dari desain awal.

Gambar 1.Prototype I halaman pembukaan tes interaktif

Keterangan:

1. Deskripsi pembukaan dengan animasi motion dan tween

2. Tombol masuk ke biodata siswa 3. Logo UNM dengan

animasi berputar 4. Background dasar

papan tulis hijau 1

2 3

(4)

Gambar 5.11: Prototype Ihalaman soal no.1 pilihan ganda

Keterangan:

1. Nomor soal yang berupa

static text

2. Deskripsi soal

3. Tombol pilihan dan jika dipilih akan berubah warna menjadi merah 4. Tombol untuk melanjutkan ke soal berikutnya 1 2 3 4 Keterangan: 1. Deskripsi keterangan nilai yang diperoleh dalam bahasa inggris 2. Nilai yang diperoleh 3. Kata-kata jika:

a. Nilai dibawah 5 how pity you are !!! b. Nilai 5-6, kamu

harus belajar lagi !!! c. Nilia 7-10, You are

smart student ! 4. Tombol untuk

mengulangi soal dari awal 1 2 3 4 Gambar 3.Prototype I halaman soal benar salah

Keterangan:

1. Waktu animasi soal, dimana soal akan hilang jika waktunya habis 2. Animasi grafik untuk

mengurangi salah interpretasi soal dengan tombol play, pause dan

stop

3. Tombol pilihan benar salah 4. Tombol untuk mengoreksi jawaban 1 4 2 3 Gambar 2.Prototype I halaman skor pilihan ganda

(5)

Seluruh bentuk text pada prototype I dirancang agar mahasiswa dapat berinteraksi dan mendapatkan umpan balik segera dari komputer berupa nilai. Rancangan lalu dijadikan format executable (exe) dengan carapublish setting pada program macroromedia player 8 pro, sehingga menghasilkan software tes interaktif prototype I.

3. Tahap Pengembangan

Setelah tes interaktif dalam bentuk prototype I selesai, maka dilakukan uji validitas oleh tiga orang ahli untuk melihat kekurangan dari protype I, baik dari segi isi tes maupun tampilan keseluruhan (konstruksi) software tes interaktif.Berikut hasil uji validitas yang dilakukan oleh tiga orang ahli.

Tabel 4.7. Hasil uji validitas untuk prototype I

No Nama Pekerjaan Saran Fokus

1. Dr. H.

Thabrani Gani, M.pd

Dosen Jurusan Kimia UNM

 Bahasa soal masih perlu diperbaiki

 Seluruh soal pilihan ganda dimunculkan semuanya dalam satu slide

 Setiap animasi yang mendukung soal diberikan keterangan

 Waktu untuk setiap soal harus disesuaikan dengan jumlah soal

 Tambahkan petunjuk soal yang menjelaskan semua tampilan animasi seperti waktu, tombol dll.

Isi tes dan tampilan tes pada software 2. Drs. Muh. Jasri Djangi M.Si. Dosen Jurusan Kimia UNM

Background pada soal pilihan ganda diperindah

Font tulisan diperbesar

 Tambahkan petunjuk soal

layout dan konstruksi

software

Berdasarkan hasil uji validitas, maka dapat disimpulkan software media pembelajaran yang peneliti desain masih banyak kekurangan menurut para ahli sehingga akan mengakibatkan mahasiswa mengalami kesulitan untuk mengerjakan tes yang ditampilkan. Kekurangan-kekurangan pada prototype I menjadi acuan bagi peneliti untuk meperbaikinya menjadi software tes interaktif prototype II. Selanjutnya protype II akan diimplementasikan ke mahasiswa.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Keimpulan

Proses pengembangan tes interaktif pembelajaran pada materi pokok laju reaksi diawali dari tahap pendefinisian dengan melakukan analisis kurikulum untuk menentukan indikator. Pada tahap perancangan dibuat rancangan skenario program dan desain awal yang kemudian disebut prototype I. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi awal mengenai isi tes maupun tampilan konstruksi software melalui validator dan diperbaiki menjadi prototype II, hasil rancangan prototype II siap diimplementasikan. Selanjutnya, hasil implementasi kemudian dievaluasi dan media diperbaiki menjadi prototype III, kemudian di validasi akhir sebagai prototype akhir.

2. Saran

Penelitian ini masih berlangsung ke tahap implementasi dan evaluasi, selanjutnya hasil tahap

implementasi dan evaluasi akan dilaporkan pada laporan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 1996. Sumber Belajar.

http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.i d /PTP/Konten%20Materi/91%20Anas%20Sa bayasa/diklat%20113/modul%20218/Buku/ Materi%202_Media%20Pembelajaran%20d an%20Pengelolaan%20Bahan%20Belajar_J enis%20Klasifikasi%20Media.pdf.Diakses pada tanggal 27 Desember 2013.

Anwar, M. dkk. 2012. Desain Lembaran Kerja Mahasiswa Berbasis Pembelajaran Aktif-Kooperatif untuk Meningkatkan Keterampilan Generik sains Mahasiswa (Penerapan pada Topik Mekanisme Reaksi), Jurnal Ilmiah CHEMICA Vol. 13 No.1 Anwar, M. & Danial, M. 2014. Kajian Pembelajaran

Aktif Kooperatif Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis dan Metakognisi Mahasiswa Dalam Perkuliahan Kimia Dasar (Studi pada Topik Larutan), Laporan Penelitian: Universitas Negeri Makassar

Anwar, M. 2014 Comparison of Chemical Kinetics Achievement on Active-Cooperative Learning and Conventional Learning for Prospective Teachers (Studi on Reaction

(6)

Mechanism Topic), Proceeding: International Conference on Reasearch Implementation, and Education of Mathematics and Science 2014 I (CRIEMS 2014), Mei 2014.

Arsyad, Azhar. 2012. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Darmodjo, H dan Kaligis, J. 1993.Pendidikan IPA II.Jakarta: Dirjen Dikti.

Hobri. 2009. Metodologi Penelitian dan Pengembangan (Dvelopmental Research) (Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember: FKIP Universitas Jember.

Ikhsan, J. 2014. The Use of ICT-Base Media in Web-Based Collaborative Assistance of Hybrid Learning on Chemical Kinetic to Improve Students’Academic Ferformance, Proceeding: International Conference on Reasearch Implementation, and Education of Mathematics and Science 2014 I (CRIEMS 2014), Mei 2014.

Muharram, Adnan & Anwar, M. 2016. Depelovement Of Interactive Student Worksheet Of Chemistry Learning In Senior High School (SMA). Proceeding: The 3rdInternational Conference on Reasearch Implementation, and Education of Mathematics and Science (3rd ICRIEMS) Yogyakarta, 16 – 17 May 2016

Parbuntari, H. Dan Ikhsan, J. 2014 The Use Hybrid Multimodal Learning on Chemistry at Senior High School to Improve Students’ Motivation, Proceeding: International Conference on Reasearch Implementation, and Education of Mathematics and Science 2014 I (CRIEMS 2014), Mei 2014.

Paristiowati, M. dan Franciska, A. 2014. Development of On-line Learning Using Moodle 2.5.3.: Case Study at Secondary School, Jakarta, Proceeding: International Conference on Reasearch Implementation, and Education of Mathematics and Science 2014 (ICRIEMS 2014), Mei 2014.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Rahmawati, Estiana. 2013. Pengembangan LKM Interaktif Berbasis Website Materi Jamur (Fungi) untuk Siswa SMA/MA Kelas X Semester 1. Diakses pada tanggal 3 Maret 2014.

Sanjaya, Wina 2012.Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suhadi, A.S., 2013. Pengembangan Media Pembelajaran M-Learning Berbasis Android pada Materi Pokok Asam-Basa, Skripsi: Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Makassar.

Sujadi, 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Alfabeta.

Trianto.2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas.Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.

Gambar

Tabel 1. Indikator pada materi laju reaksi
Gambar 1.Prototype I  halaman pembukaan tes interaktif
Gambar 5.11: Prototype Ihalaman soal  no.1 pilihan ganda
Tabel 4.7. Hasil uji validitas untuk prototype I

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hasil analisis data telah dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang sesuai dengan penelitian ini adalah Ho yaitu tidak terdapat pengaruh dari pemahaman

Pembinaan ini akan menentukan cetak biru kemajuan usahanya sebab bisnis tepung terigu yang ditangani Bogasari demikian pula Indofood dengan mie instannyasampai ke tangan konsumen

Kami berkomitmen untuk menciptakan produk berkualitas tinggi, memiliki skema kompensasi paling menguntungkan, dan menyediakan pondasi yang stabil bagi Associate kami untuk mencapai

Saya memahami bahwa saya dapat meminta pertolongan kepada peneliti jika tetjadi hal-hal yang kurang menyenangkan selama penelitian yang merupakan alobat dari

Refleksi dilakukan melalui diskusi peneliti dengan guru matematika dan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat. Refleksi dimaksudkan untuk mengetahui kualitas

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menarik kesimpulan bahwa peran fasilitator di Kelurahan Sukaramai Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru dapat di lihat

Kemudian angket tedapat 10 soal objektif (tertutup) dan 3 soal pada soal objektif disertai alasan sebagai angket terbuka (subjektif). Data kesalahan siswa yang diambil

Hasil ini menunjukkan bahwa prosedur penetapan holoselulosa standar tidak cocok untuk contoh biomassa non-kayu karena metode tersebut tidak mampu melakukan delignifikasi