• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

UJI F DAN UJI T

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.

Jika model signifikan maka model bisa digunakan untuk prediksi/peramalan, sebaliknya jika non/tidak signifikan maka model regresi tidak bisa digunakan untuk peramalan.

Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka model signifikan atau bisa dilihat dalam kolom signifikansi pada Anova (Olahan dengan SPSS, Gunakan Uji Regresi dengan Metode Enter/Full Model ). Model signifikan selama kolom signifikansi (%) < Alpha (kesiapan berbuat salah tipe 1, yang menentukan peneliti sendiri, ilmu sosial biasanya paling besar alpha 10%, atau 5% atau 1%). Dan sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka model tidak signifikan, hal ini juga ditandai nilai kolom signifikansi (%) akan lebih besar dari alpha.

Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan mambandingkan t hitung dengan t tabel atau dengan melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung, proses uji t identik dengan Uji F (lihat perhitungan SPSS pada Coefficient Regression Full Model/Enter). Atau bisa diganti dengan Uji metode Stepwise.

(2)

UJI NORMALITAS

Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.

Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. uji statistik normalitas yang dapat digunakan diantaranya Chi-Square, Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Shapiro Wilk.

1. METODE CHI SQUARE (UJI GOODNESS OF FIT DISTRIBUSI NORMAL)

Metode Chi-Square atau X2 untuk Uji Goodness of fit Distribusi Normal menggunakan pendekatan penjumlahan penyimpangan data observasi tiap kelas dengan nilai yang diharapkan.

  i i i E E O X2 Keterangan : X2 = Nilai X2 Oi = Nilai observasi

Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal

dikalikan N (total frekuensi) (pi x N)

N = Banyaknya angka pada data (total frekuensi)

Komponen penyusun rumus tersebut di atas didapatkan berdasarkan pada hasil transformasi data distribusi frekuensi yang akan diuji normalitasnya, sebagai berikut:

No Batas

Interval SD

X X

(3)

Kelas 1 2 3 dst Keterangan :

Xi = Batas tidak nyata interval kelas

Z = Transformasi dari angka batas interval kelas ke notasi pada distribusi normal pi = Luas proporsi kurva normal tiap interval kelas berdasar tabel normal

(lampiran) Oi = Nilai observasi

Ei = Nilai expected / harapan, luasan interval kelas berdasarkan tabel normal dikalikan N (total frekuensi) ( pi x N )

Persyaratan Metode Chi Square (Uji Goodness of fit Distribusi Normal)

a. Data tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribus frekuensi. b. Cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 )

c. Setiap sel harus terisi, yang kurang dari 5 digabungkan.

Signifikansi

Signifikansi uji, nilai X2 hitung dibandingkan dengan X2 tabel (Chi-Square). Jika nilai X2 hitung < nilai X2 tabel, maka Ho diterima ; Ha ditolak.

Jika nilai X2 hitung > nilai X2 tabel, maka maka Ho ditolak ; Ha diterima.

Contoh :

DIAMBIL TINGGI BADAN MAHASISWA DI SUATU PERGURUAN TINGGI TAHUN 1990

TINGGI BADAN JUMLAH

(4)

145 - 149 10 150 - 154 16 155 - 159 23 160 - 164 21 165 - 169 17 170 174 6 JUMLAH 100

Selidikilah dengan α = 5%, apakah data tersebut di atas berdistribusi normal ? (Mean = 157.8; Standar deviasi = 8.09)

Penyelesaian : 1. Hipotesis :

Ho : Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal

H1 : Populasi tinggi badan mahasiswa tidak berdistribusi normal

2. Nilai α

Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05

3. Rumus Statistik penguji

  i i i E E O X2

(5)

Batas Interval Kelas SD X X Zip i Oi Ei (pi x N) 139.5 - 144.5 -2.26 - -1.64 0.4881 - 0.4495 = 0.0386 7 3.86 144.5 - 149.5 -1.64 - -1.03 0.4495 - 0.3485 = 0.1010 10 10.1 149.5 - 154.5 -1.03 - -0.41 0.3485 - 0.1591 = 0.1894 16 18.94 154.5 - 159.5 -0.41 - 0.21 0.1591 - 0.0832 = 0.2423 23 24.23 159.5 - 164.5 0.21 - 0.83 0.0832 - 0.2967 = 0.2135 21 21.35 164.5 - 169.5 0.83 - 1.45 0.2967 - 0.4265 = 0.1298 17 12.98 169.5 174.5 1.45 - 2.06 0.4265 - 0.4803 = 0.0538 6 5.38 JUMLAH 100

Luasan pi dihitung dari batasan proporsi hasil tranformasi Z yang dikonfirmasikan dengan tabel distribusi normal (Lampiran).

 

 

 

427 . 0 38 . 5 38 . 5 6 23 . 24 23 . 24 23 94 . 18 94 . 18 16 1 . 10 1 . 10 10 86 . 3 86 . 3 7 2 2 2 2 2 2               

i i i E E O X 4. Derajat Bebas Df = ( k – 3 ) = ( 5 – 3 ) = 2 5. Nilai tabel

Nilai tabel X2 ; α = 0,05 ; df = 2 ; = 5,991. Tabel X2 (Chi-Square) pada lampiran.

6. Daerah penolakan - Menggunakan gambar

- Menggunakan rumus

Terima Tolak

(6)

|0,427 | < |5,991| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak

7. Kesimpulan

Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal α = 0,05.

2. METODE LILLIEFORS (N KECIL DAN N BESAR)

Metode Lilliefors menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas komulatif normal. Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas komultaif empiris. Beda terbesar dibanding dengan tabel Lilliefors pada lampiran 4 Tabel Harga Quantil Statistik Lilliefors Distribusi Normal.

No Xi SD X X ZiF(X) S(X) | F(X)-S(X) | 1 2 3 Dst Keterangan :

Xi = Angka pada data

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal

F(x) = Probabilitas komulatif normal S(x) = Probabilitas komulatif empiris

PERSYARATAN

a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil.

SIGNIFIKANSI

Signifikansi uji, nilai | F (x) - S (x) | terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Lilliefors.

(7)

Jika nilai | F (x) - S (x) | terbesar < nilai tabel Lilliefors, maka Ho diterima ; Ha ditolak.

Jika nilai | F(x) - S(x) | terbesar > dari nilai tabel Lilliefors, maka Ho ditolak ; Ha diterima. Tabel Lilliefors pada lampiran, Tabel Harga Quantil Statistik Lilliefors Distribusi Normal

Contoh :

Berdasarkan data ujian statistik dari 18 mahasiswa didapatkan data sebagai berikut ; 46, 57, 52, 63, 70, 48, 52, 52, 54, 46, 65, 45, 68, 71, 69, 61, 65, 68. Selidikilah dengan α = 5%, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi yang berdistribusi normal ? Penyelesaian :

1. Hipotesis

Ho : Populasi nilai ujian statistik berdistribusi normal H1 : Populasi nilai ujian statistik tidak berdistribusi normal

2. Nilai α

Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05 3. Statistik Penguji

(8)

No Xi SD X X Zi  F(X) S(X) | F(X) - S(X) | 1 45 -1.4577 0.0721 0.0556 0.0165 2 46 -1.3492 0.0885 0.1667 0.0782 3 46 -1.3492 4 48 -1.1323 0.1292 0.2222 0.0930 5 52 -0.6985 0.242 0.3889 0.1469 6 52 -0.6985 7 52 -0.6985 8 54 -0.4816 0.3156 0.4444 0.1288 9 57 -0.1562 0.4364 0.5000 0.0636 10 61 0.27766 0.6103 0.5556 0.0547 11 63 0.49458 0.6879 0.6111 0.0768 12 65 0.7115 0.7611 0.7222 0.0389 13 65 0.7115 14 68 1.03688 0.8508 0.8333 0.0175 15 68 1.03688 16 69 1.14534 0.8749 0.8889 0.0140 17 70 1.2538 0.8944 0.9444 0.0500 18 71 1.36226 0.9131 1.0000 0.0869

Nilai | F(x) - S(x) | tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,1469.

4. Derajat Bebas Df tidak diperlukan

5. Nilai tabel

Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05 ; N = 18 yaitu 0,2000. Tabel Lilliefors pada lampiran

6. Daerah penolakan Menggunakan rumus

| 0,1469 | < | 0,2000| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak

7. Kesimpulan

: Populasi nilai ujian statistik berdistribusi normal.

(9)

Metode Kolmogorov-Smirnov tidak jauh beda dengan metode Lilliefors. Langkah-langkah penyelesaian dan penggunaan rumus sama, namun pada signifikansi yang berbeda. Signifikansi metode Kolmogorov-Smirnov menggunakan tabel pembanding Kolmogorov-Smirnov, sedangkan metode Lilliefors menggunakan tabel pembanding metode Lilliefors.

No Xi SD X X Zi  FT FS | FT - FS | 1 2 3 dst Keterangan :

Xi = Angka pada data

Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal FT = Probabilitas komulatif normal

FS = Probabilitas komulatif empiris

PERSYARATAN

a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Dapat untuk n besar maupun n kecil.

SIGINIFIKANSI

Signifikansi uji, nilai |FT – FS| terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov.

Jika nilai |FT – FS| terbesar <nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho diterima ; Ha ditolak.

Jika nilai |FT – FS| terbesar > nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ; Ha diterima.

Tabel Kolmogorov Smirnov pada lampiran 5, Harga Quantil Statistik Kolmogorov Distribusi Normal.

(10)

Contoh :

Suatu penelitian tentang berat badan mahasiswa yang mengijkuti pelatihan kebugaran fisik/jasmani dengan sampel sebanyak 27 orang diambil secara random, didapatkan data sebagai berikut ; 78, 78, 95, 90, 78, 80, 82, 77, 72, 84, 68, 67, 87, 78, 77, 88, 97, 89, 97, 98, 70, 72, 70, 69, 67, 90, 97 kg. Selidikilah dengan α = 5%, apakah data tersebut di atas diambil dari populasi yang berdistribusi normal ?

Penyelesaian : 1. Hipotesis

Ho : Populasi berat badan mahasiswa berdistribusi normal H1 : Populasi berat badan mahasiswa tidak berdistribusi normal

2. Nilai α

Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05

3. Statistik Penguji No Xi SD X X Zi  FT FS | FT - FS | 1 67 -1.3902 0.0823 0.0741 0.0082 2 67 -1.3902 3 68 -1.2929 0.0985 0.1111 0.0126 4 69 -1.1957 0.1151 0.1481 0.0330 5 70 -1.0985 0.1357 0.2222 0.0865 6 70 -1.0985 7 72 -0.904 0.1841 0.2963 0.1122 8 72 -0.904 9 77 -0.4178 0.3372 0.3704 0.0332 10 77 -0.4178 11 78 -0.3205 0.3745 0.5185 0.1440 12 78 -0.3205 13 78 -0.3205 14 78 -0.3205 15 80 -0.1261 0.4483 0.5556 0.1073 16 82 0.06843 0.5279 0.5926 0.0647 17 84 0.26291 0.6025 0.6296 0.0271 18 87 0.55463 0.7088 0.6667 0.0421 19 88 0.65188 0.7422 0.7037 0.0385 20 89 0.74912 0.7734 0.7407 0.0327

(11)

21 90 0.84636 0.8023 0.8148 0.0125 22 90 0.84636 23 95 1.33256 0.9082 0.5190 0.3892 24 97 1.52704 0.9370 0.9630 0.0260 25 97 1.52704 26 97 1.52704 27 98 1.62429 0.7474 1.0000 0.2526

Nilai |FT – FS| tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,1440

4. Derajat bebas Df tidak diperlukan

5. Nilai tabel

Nilai Kuantil Penguji Kolmogorov, α = 0,05 ; N = 27 ; yaitu 0,254. Tabel Kolmogorov Smirnov pada lampiran.

6. Daerah penolakan Menggunakan rumus

| 0,1440 | < | 0,2540| ; berarti Ho diterima, Ha ditolak

7. Kesimpulan

Populasi tinggi badan mahasiswa berdistribusi normal α = 0,05.

4. METODE SHAPIRO WILK

Metode Shapiro Wilk menggunakan data dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data diurut, kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dikonversi dalam Shapiro Wilk. Dapat juga dilanjutkan transformasi dalam nilai Z untuk dapat dihitung luasan kurva normal.

2 1 1 3 1      

  k i i i n i X X a D T Keterangan :

D = Berdasarkan rumus di bawah

ai = Koefisient test Shapiro Wilk (lampiran 8) X n-i+1 = Angka ke n – i + 1 pada data

(12)

2 1

   n i i X X D Keterangan :

Xi = Angka ke i pada data yang X = Rata-rata data            3 3 1 ln T d T c b G n n n Keterangan :

G = Identik dengan nilai Z distribusi normal T3 = Berdasarkan rumus di atas

bn, cn, dn = Konversi Statistik Shapiro-Wilk Pendekatan Distribusi Normal (lampiran)

PERSYARATAN

a. Data berskala interval atau ratio (kuantitatif)

b. Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi c. Data dari sampel random

(13)

SIGNIFIKANSI

Signifikansi dibandingkan dengan tabel Shapiro Wilk. Signifikansi uji nilai T3 dibandingkan dengan nilai tabel Shapiro Wilk, untuk dilihat posisi nilai probabilitasnya (p).

Jika nilai p > 5%, maka Ho diterima ; Ha ditolak. Jika nilai p < 5%, maka Ho ditolak ; Ha diterima.

Tabel Harga Quantil Statistik Shapiro-Wilk Distribusi Normal. Jika digunakan rumus G, maka digunakan tabel 2 distribusi normal.

Contoh :

Berdasarkan data usia sebagian balita yang diambil sampel secara random dari posyandu Mekar Sari Wetan sebanyak 24 balita, didapatkan data sebagai berikut : 58, 36, 24, 23, 19, 36, 58, 34, 33, 56, 33, 26, 46, 41, 40, 37, 36, 35, 18, 55, 48, 32, 30 27 bulan. Selidikilah data usia balita tersebut, apakah data tersebut diambil dari populasi yang berdistribusi normal pada α = 5% ?

Penyelesaian :

1. Hipotesis

Ho : Populasi usia balita berdistribusi normal

H1 : Populasi usia balita tidak berdistribusi normal

2. Nilai α

Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05

3. Rumus statistik penguji

Langkah pertama dihitung nilai D, yaitu :

No Xi XiX

2 X Xi  1 18 -18.7083 350.0005 2 19 -17.7083 313.5839 3 23 -13.7083 187.9175 4 24 -12.7083 161.5009 5 26 -10.7083 114.6677 6 27 -9.7083 94.25109 7 30 -6.7083 45.00129

(14)

8 32 -4.7083 22.16809 9 33 -3.7083 13.75149 10 33 -3.7083 13.75149 11 34 -2.7083 7.334889 12 35 -1.7083 2.918289 13 36 -0.7083 0.501689 14 36 -0.7083 0.501689 15 36 -0.7083 0.501689 16 37 0.2917 0.085089 17 40 3.2917 10.83529 18 41 4.2917 18.41869 19 46 9.2917 86.33569 20 48 11.2917 127.5025 21 55 18.2917 334.5863 22 56 19.2917 372.1697 23 58 21.2917 453.3365 24 58 21.2917 453.3365 JUMLAH 3184.958

Langkah berikutnya hitung nilai T, yaitu :

I ai X n-i+1 - Xi ai( X n-i+1 - Xi) 1 0.4493 58 - 18 = 40 17.972 2 0.3098 58 - 19 = 39 12.0822 3 0.2554 56 - 23 = 33 8.4282 4 0.2145 55 - 24 = 31 6.6495 5 0.1807 48 - 26 = 22 3.9754 6 0.1512 46 - 27 = 19 2.8728 7 0.1245 41 - 30 = 11 1.3695 8 0.0997 40 - 32 = 8 0.7976 9 0.0764 37 - 33 = 4 0.3056 10 0.0539 36 - 33 = 3 0.1617 11 0.0321 36 - 34 = 2 0.0642 12 0.0107 36 - 35 = 1 0.0107 JUMLAH 54.6894

54.6894

0.9391 958 . 3187 1 1 2 2 1 1 3          

  k i i i n i X X a D T 4. Derajat bebas Db = n 5. Nilai tabel

(15)

Pada lampiran dapat dilihat, nilai α (0,10) = 0,930 ; nilai α (0,50) = 0,963

6. Daerah penolakan

Nilai T3 terletak diantara 0,930 dan 0,963, atau nilai p hitung terletak diantara 0,10 dan 0,50, yang diatas nilai α (0,05) berarti Ho diterima, Ha ditolak

7. Kesimpulan

Sampel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05. Cara lain setelah nilai T3 diketahui dapat menggunakan rumus G, yaitu :

2617 . 1 9391 . 0 1 2106 . 0 9391 . 0 ln 862 . 1 605 . 5 1 ln 1 ln 3 24 3 24 24 3 3                                     T d T c b T d T c b G n n n

Hasil nilai G merupakan nilai Z pada distribusi normal, yang selanjutnya dicari nilai proporsi (p) luasan pada tabel distribusi normal (lampiran). Berdasarkan nilai G = -1,2617, maka nilai proporsi luasan = 0,1038. Nilai p tersebut di atas nilai α = 0,05 berarti Ho diterima Ha ditolak. Data benar-benar diambil dari populasi normal.

(16)

UJI HOMOGENITAS

Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Uji Homogenitas Variansi dan Uji Burlett. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak.

1. UJI HOMOGENITAS VARIANSI Langkah-langkah menghitung uji homogenitas :

1. Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X danY, dengan rumus :

1

. 2 2 2   

n n X X n SX

 

1

. 2 2 2   

n n Y Y n SY

2. Mencari F hitung dengan dari varians X danY, dengan rumus :

kecil besar

S S F

3. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F, dengan - untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1

- untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1 JikaFhitung < Ftabel, berarti homogen

(17)

Contoh :

Data tentang hubungan antara Penguasaan kosakata(X) dan kemampuan membaca (Y) X Y XY 75 68 5625 4624 5100 78 72 6084 5184 5616 38 63 1444 3969 2394 94 74 8836 5476 6956 83 68 6889 4624 5644 91 81 8281 6561 7371 87 72 7569 5184 6264 91 74 8281 5476 6734 38 58 1444 3364 2204 68 58 4624 3364 3944 JUMLAH 743 688 59077 47826 52227

Kemudian dilakukan penghitungan, dengan rumus yang ada :

10 1

430.23 20.74 10 743 59077 . 10 2 2    X S

10 1

54.62 7.39 10 688 47826 10 2 2     Y S

Kemudian dicari Fhitung :

81 . 2 39 . 7 74 . 20   kecil besar S S F

Dari penghitungan diatas diperoleh Fhitung 2.81 dan dari grafik daftar distribusi F dengan dk pembilang = 10-1 = 9. Dk penyebut = 10-1 = 9. Dan α = 0.05 dan Ftabel = 3.18.

(18)

2. UJI BURLETT

Misalkan samoel berukuran n1,n2,…,nk dengan data Yij = (I = 1,2,…,k dan j = 1,2,…,nk) dan hasil pengamatan telah disusun seperti dalam Tabel dibawah ini. selanjutnya sampel-sampel dhitung variansnya masing-masing yaitu s12, s22, …, sk2

Data Polulasi ke 1 2 K Data hasil Pengamatan y11 y12  y1n1 y21 y21  y2n1    yk1 yk1  ykn1

Untuk mempermudah perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan uji bartlett lebih baik disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut :

Sampel ke

dk 1/dk si2 log si2 dk log (si2)

1 n1-1 1/( n1-1) s12 log s12 (n1-1) log s12 2 n2-1 1/( n2-1) s22 log s22 (n2-1) log s22

     

k nk-1 1/( nk-1) sk2 log sk2 (nk-1) log sk2

Dari tabel diatas hitung nilai-nilai yang dibutuhkan : 1. Varians gabungan dari semua sampel

   1 1 2 2 n s n s i i

2. Harga satuan B dengan rumus

 logs2 ni 1 B

Uji bartlett digunakan statistik chi-kuadrat yaitu :

2

2 log 1 10 ln B

nsi   Dengan ln 10 = 2.3026 SIDGIFIKANSI Jika 2  1 1 2     k  maka Ho ditolak

(19)

Jika 2 21k1 maka Ho diterima

Dimana Jika 21k1 didapatkan dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1-α) dan dk = (k-1)

Contoh :

Diambil data pertumbuhan berat badan anak sapi karena 4 jenis makanan Data Populasi ke 1 2 3 4 Data hasil Pengamatan 12 20 23 10 17 14 15 10 19 22 6 16 16 20 9 14 18 19

Dengan varian setiap adalah sebagai berikut :

7 . 20 , 7 . 35 , 5 . 21 , 3 . 29 42 2 3 2 2 2 1  ssss 1. Hipotesis Ho = 2 4 2 3 2 2 2 1        H1 = 2 4 2 3 2 2 2 1        2. Nilai α

Nilai α = level signifikansi = 5% = 0,05

3. Rumus statistik penguji

Untuk mempermudah perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan uji bartlett lebih baik disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut :

(20)

Sampel ke dk 1/dk si2 log si2 dk log (si2) 1 4 0.25 29.3 1.4669 5.8675 2 4 0.25 21.5 1.3324 5.3298 3 3 0.33 35.7 1.5527 4.6580 4 3 0.33 20.7 1.3160 3.9479 JUMLAH 14 1.17 19.8031

Varians gabungan dari empat sampel diatas adalah :

 

 

 

6 . 26 3 3 4 4 7 . 20 4 7 . 35 3 5 . 21 4 3 . 29 4 2         s

Sehingga log s2 = log 26.6 =01.4249 Dan

log 2

1

 

 1.4249

 

14 19.9486  s

ni B Sehingga

ln10

1

log 2

2.3026



19.9486 198033

0.063 2  

    i s n B  4. Derajat bebas Dk = 3 5. Nilai tabel

Jika α = 5% dari tabel distribusi chi kuadrat dengan dk = 3 didapat 02.95(3) 7.81.

6. Daerah penolakan Menggunakan rumus

0,063 < 7.81 ; berarti Ho diterima, H1 ditolak

7. Kesimpulan 2 4 2 3 2 2 2 1        dengan α = 0,05.

Gambar

Tabel  Kolmogorov  Smirnov  pada  lampiran  5,  Harga  Quantil  Statistik  Kolmogorov  Distribusi Normal
Tabel Harga Quantil Statistik Shapiro-Wilk Distribusi Normal. Jika digunakan rumus  G, maka digunakan tabel 2 distribusi normal

Referensi

Dokumen terkait

BIMEP (Biscay Marine Energy Platform) Armintzatik 1.700 metrora olatuen eta korronteen energia nahiz offshore haize - energia aztertzeko ezarritako instalazio berri bat da

Bupati sebagai alat birokrasi negara modern dan di sisi lain juga sebagai ketua LAD yang menjalankan fungsi Sombayya dapat dengan mudah menguasai segala macam gaukang

Dari defenisi para ahli di atas maka bisa kita simpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan atau usaha memanggil orang muslim maupun non-muslim, dengan cara bijaksana, kepada

Kebiasaan membeli buku menjadi suatu kebiasaan yang mustahil dilakukan karena guru sudah merasa puas mengajar dengan menggunakan LKS (Lembar Kegiatan Siswa)

Tingkat paparan yang tinggi pada punggung disebabkan beberapa faktor, yaitu (1) posisi punggung pekerja yang agak/terlalu membungkuk, memutar atau menyamping saat

mengagungkan Allah Ta’ala, berdzikir memuji-Nya, dan membuktikan rasa cinta dan rasa syukurnya kepada Allah yang bergelora dalam dadanya. Kaum Muslimin erbaik sangka kepada

Fentieken kívül megvizsgáltuk CB-ben szenvedő betegekben az esetleges kapcsolatot az NFKB1 -94ins/delATTG, illetve az NFKBIA 3’UTR variánsok hordozása és a

SOP DOKTER KEPERAWATAN • SOP SOP APOTEKER OUT COME PELAYANAN MELALUI ASUHAN STANDARD PELAYANAN FARMASI RS LEADERSHIPDAN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI PROFESI DALAM