• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TELAAH PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 (UKM) Usaha Kecil Menengah

Secara sederhana, UKM adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha perorangan dengan teknologi dan pengelolaan yang masih sederhana bahkan tak jarang karyawan yang dimiliki adalah anggota keluarga sendiri (Hartoko, 2010:3). Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008 pasal 6, Usaha Kecil adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah); tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha Menengah adalah suatu usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Melihat kriteria diatas, Anugrah Timbers dapat dikategorikan sebagai usaha menengah.

2.2 Kapabilitas Pemasaran

Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Kauffman dan Roesch (2012), Ngo dan O’Cass (2012), serta Acikdili (2015), kapabilitas pemasaran berperan penting dalam proses internasionalisasi karena membuat perusahaan mampu untuk menghadirkan produk sesuai dengan permintaan pasar yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan

(2)

6

memberi nilai tambah dan membangun hubungan jangka panjang di pasar internasional. Moller dan Anttila (1987), Guenzi dan Troilo (2006), dan Santos-Vijande et al., (2012) mendefinisikan kapabilitas pemasaran sebagai proses kompleks yang menggabungkan pengetahuan pasar, keterampilan, dan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, memberikan nilai tambah, dan pencapaian keunggulan kompetitif perusahaan.

2.2.1 Pengetahuan Pasar

Pengetahuan pasar merupakan informasi tentang kondisi pasar yang harus digali secara terus menerus dan menerapkannya dalam bisnis (Suryanita, 2006). Suryanita (2006) dan Santos-Vijande et al., (2012) mengatakan bahwa dengan pengetahuan pasar yang kuat perusahaan dapat memajukan optimalisasi produk dalam melayani pasar. Ketika perusahaan menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan akan mendapatkan nilai tambah yang berdampak pada keunggulan kompetitif perusahaan. Pengetahuan pasar dapat diperoleh dari keikutsertaan dalam asosiasi regional maupun internasional (Lathifah, 2007).

2.2.2 Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu (Griffin dan Ebert, 2007:172). Dalam Mathis dan Jackson (2011:20), keterampilan dasar yang harus dimiliki perusahaan dalam melakukan proses internasionalisasi adalah keterampilan komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi (Hermawan, 2012:4). Melayani pasar internasional berarti perusahaan mampu berkomunikasi dengan mitra perusahaan baik secara lisan ataupun tertulis dalam

(3)

7

bahasa negara yang dituju (Mathis dan Jackson, 2011:20). Komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan pemahaman antara penyampai pesan dan yang menerima pesan (Hermawan, 2012:4). Selain itu perusahaan juga harus terampil dalam menguasai teknologi komunikasi yang kini didukung dengan internet. Teknologi komunikasi dengan internet dianggap potensial sebagai mekanisme koneksi jaringan yang efektif dan efisien. Dengan email atau telekonferensi baik waktu maupun jarak tidak lagi menghalangi perusahaan untuk bekerja lebih dekat dengan konsumen (Griffin dan Ebert, 2007:175). Mulyadi (2007:298) menambahkan bahwa penggunaan teknologi komunikasi menjadikan perusahaan lebih mudah menerima dan mencari informasi yang diperlukan untuk merespons tuntutan konsumen.

2.2.2 Sumber Daya Perusahaan

Sumber daya seluruh faktor produksi yang diperlukan untuk menghasilkan

output, meliputi sumber daya alam, manusia, dan modal. Jika sumber daya tidak

dikelola dengan baik, perusahaan akan menanggung pengeluaran yang berlebihan, contohnya mempekerjakan karyawan yang tidak memiliki cukup keahlian, meminjam terlalu banyak uang yang mengakibatkan timbulnya tingkat beban bunga yang tinggi, serta berinvestasi pada mesin lebih sedikit daripada yang dibutuhkan sehingga menghalangi perusahaan mencapai volume atau kualitas yang diinginkan (Madura, 2007:11).

2.2.2.1 Sumber Daya Alam

Sumber daya alam meliputi sumber daya apapun yang dapat digunakan dalam bentuk alamiahnya, namun tidak semuanya dapat langsung dipergunakan atau dikonsumsi. Beberapa sumber daya harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu

(4)

8

agar dapat dimanfaatkan manusia, namun persediannya menjadi relatif terbatas apabila dimanfaatkan secara terus menerus atau di eksploitasi (Ahman, 2007). Dalam memasarkan produk di pasar internasional, sertifikat akan legalitas bahan baku diperlukan mengingat di beberapa negara permasalahan lingkungan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Dalam penelitian ini, sertifikat SVLK harus dimiliki perusahaan agar konsumen yakin bahwa bahan baku yang digunakan (kayu) berasal dari hutan dengan tata kelola baik, memberi kepastian bahwa kayu dan produk kayu yang diproduksi oleh Indonesia merupakan produk yang legal dan berasal dari sumber yang legal. Kayu disebut legal jika kebenaran asal kayu, ijin penebangan, sistem dan prosedur penebangan, administrasi dan dokumentasi angkutan, pengelohan, dan perdagangan atau pemindahtangannya dapat dibuktikan memenuhi semua persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (http://silk.dephut.go.id).

2.2.2.2 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah manusia yang mampu melakukan pekerjaan bagi suatu bisnis (Madura, 2007:11). Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan lain, hal ini menjadikannya sebagai suatu keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Prabawa, 2012). Menjadi sumber daya yang unggul bisa didapat dari pendidikan, pengetahuan, wawasan, keahlian, dan penguasaan teknologi (Ahman, 2007). Dengan kemampuan yang dimiliki sumber daya manusia turut mendorong UKM mengembangkan usaha dan menembus pasar internasional (Sriyana, 2010).

(5)

9 2.2.2.3 Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dapat berbentuk uang (finansial) dan berbentuk modal barang, yaitu mesin-mesin atau teknologi (Ahman, 2007). Sumber utama modal finansial bagi kebanyakan bisnis kecil adalah investasi pribadi yang dilakukan oleh pemilik. Kemudian penerimaan dari penjualan produk merupakan sumber modal yang utama dan berkesinambungan sejak awal usaha (Griffin dan Ebert, 2007:9). Fristian (2013) juga menemukan bahwa modal pada UKM umumnya didapat dari modal perorangan yang jumlahnya sangat terbatas dan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya yang sulit diperoleh karena UKM tidak dapat memenuhi persyaratan administratif. Sumber daya modal berbentuk barang yaitu mesin-mesin atau teknologi pada UKM merupakan salah satu faktor penting didalam mengembangkan bisnis karena membantu UKM melakukan inovasi dan memenuhi desain produk sesuai dengan kebutuhan pasar (Sriyana, 2010). Menurut Kristiyanti (2012) dengan masuknya perusahaan ke pasar internasional, perusahaan harus mampu meningkatkan sumber dayanya agar siap menghadapi perubahan-perubahan yang cepat dalam perekonomian dunia seperti perubahan permintaan pasar dan tingginya tingkat persaingan produk. Teknologi dapat menjembatani hal tersebut, dengan teknologi modern berdampak positif pada inovasi, kualitas, pendapatan, dan bertahannya UKM melakukan ekspor (Muhyi et al., 2016:136).

2.3 Hambatan dalam Membangun Kapabilitas Pemasaran

Ekspor menjadi mode of entry yang paling banyak digunakan pelaku usaha khususnya bagi UKM (Dradjat et al., 2007; Wibowo, 2012; Sukmawati, 2014; Darmayani et al., 2014). Pilihan ini menarik bagi UKM untuk mendapatkan pengalaman

(6)

10

internasional dan beberapa peneliti menemukan bahwa kapabilitas pemasaran membantu perusahaan dalam memasarkan produk di pasar internasional (Kauffman dan Roesch, 2012; Ngo dan O’Cass, 2012; Acikdili, 2015). Menjadi penopang dalam sebuah perusahaan tidak membuat perusahaan luput dari hambatan yang dihadapi ketika membangun kapabilitas tersebut. Dewasa ini, pendekatan pemasaran terus berkembang menjadi pemasaran holistik dimana perusahaan perlu memperhitungkan pengaruh-pengaruh yang timbul dari semua departemen dalam perusahaan (Kotler, 2003:135). Perusahaan perlu melihat pemasaran dengan sudut pandang yang lebih luas agar tidak mengganggu jalannya rencana dan kemajuan perusahaan, sehingga kini pemasaran tidak hanya berbicara mengenai pemasar saja (Kotler, 2003:135). Dengan demikian, departemen lainnya seperti produksi turut menjadi perhatian dalam perusahaan membangun kapabilitas pemasarannya. Penelitian dari Shaferi dan Widiastuti (2013); Ivada et al. (2014) menemukan bahwa lemahnya pengetahuan tentang desain produk yang belum mengikuti keinginan pasar menghambat kapabilitas yang dimiliki perusahaan sehingga hal ini juga berdampak pada keberhasilan ekspor yang dilakukan UKM. Penelitian Sriyana (2010); Rahmana et al., (2012); Fristian (2013); dan Sumarmi (2015) menemukan bahwa kesulitan memenuhi tenaga kerja yang terampil dan minimnya kemampuan bahasa asing menghambat kapabilitas pemasaran yang dimiliki UKM dalam melakukan penetrasi pasar di luar negeri.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional, untuk mencari hubungan antara variabel kecerdasan emosional (x) dengan variabel strategi coping

Data-data yang diperoleh dari proses crawling tersebut akan disimpan di database yang kemudian dapat digunakan oleh user untuk melakukan kombinasi spesifikasi komputer sesuai

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan mengembangkan perangkat pembelajaran pada materi ajar sistem kelistrikan otomotif dengan

Penelitian ini menggunakan data yang berkaitan dengan pengalokasian Rencana Bisnis Anggaran (Studi Kasus pada Pemerintah Kabupaten Lamongan). Data yang digunakan untuk

Kerajaan diketuai oleh Perdana Menteri yang dipilih daripada parti yang mendapat majoriti dalam pilihan raya umum Perdana Menteri menjalankan kuasa eksekutif dengan dibantu

Dilihat dari rasio net profit margin (NPM) dari tahun 2007 hingga 2011 juga menunjukkan kinerja bank yang baik dimana NPM cenderung mengalami peningkatan dari tahun

Terdapat 328 pasien yang dirawat dengan diagnosis PE sampai eklampsi, terdiri dari 121 preeklampsi ringan (PER), 103 preeklampsi berat (PEB), 86 superimposed preeklampsi,

Perkembangan teknologi informasi yang semakin bersaing mendorong penggunaan dan pemanfaatan di berbagai aspek bidang, seperti pada perusahaan penyedia air bersih (PDAM)