RADIOGRAFI
NEUTRON
REAL-TIME:
KEMUNGKINAN
REALISASINY A DI REAKTOR
KARTINI
P3TM - BATAN
Kusminarto
FMIPA - UGM,JI.Babarsari, Yogyakarta 55010
Abstrak
Prinsip dasar Radiografi Neutron Rea/-Time dibahas di makalah ini. Beberapa contoh penggunaannya dikemukakan. Hasil-hasil pengembangannya di beberapa laboratorium didiskusikan dan digunakan sebagai dasar pemikiran untuk merealisasikannya di Reaktor Kartini. Kata kunci: Radiografi Neutron, Rea/-Time.
1. Pendahuluan
Radiografi neutron adalah suatu teknik pencitraan tak merusak yang sangat
berdayaguna untuk evaluasi struktur internal objek. Hal ini melibatkan pelemahan
berkas neutron oleh objek dan perekaman proses pelemahan tersebut pada
detektor atau sensor (dapat berupa film atau video)
Radiografi neutron pad a dasamya serupa dengan radiografi sinar-x yang saling melengkapi. Mekanisme interaksi neutron dan sinar-x dengan bahan adalah berbeda. Sinar-x berinteraksi dengan awan elektron yang mengelilingi inti atom
sedangkan neutron berinteraksi dengan inti atom itu sendiri. Nilai tebal separo
bahan (half value thickness) terhadap pelemahan berkas neutron untuk berbagai
macam bahan ditunjukkan dalam Gambar 1 [I]. Gambar 2. menunjukkan
koefisien pelemahan bahan untuk sinar-x dan neutron termal sebagai fungsi
nomor atom [2]. Secara umum, koefisien pelemahan bahan untuk sinar-x
bertambah dengan bertambahnya nomor atom bahan atau kerapatan bahan dan
dengan berkurangnya energi sinar-x. Hal tersebut tidak berlaku untuk neutron
yaitu tidak adanya keteraturan perubahan koefisien pelemahan bahan terhadap
perubahan nomor atom. Oleh karena itu radiografi neutron sangat baik untuk
mengevaluasi struktur internal objek yang tersusun oleh bahan-bahan dengan
nomor atom yang berdekatan.
Radiografi neutron memerlukan sebuah sumber berkas neutron sebagai
komponen utamanya, dapat berupa sumber isotopik yang bersifat portable,
pembangkit neutron (neutron generator) yang semi-portable atau sebuah reaktor
sumber berkas neutron yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan sistem nadiografi, khususnya radiografi neutron real- time.
Gambar 1. Tebal separo bahan (half value thickness)
terhadap pelemahan berkas neutron untuk berbagai macam bahan [1]
_to .Po .U-%I!i .j T~eu o 10 :>0 j 30 4() 70 e U-T.J8 90 • 1.~":,,. h •. ~~~,1it • ;''S,'.~h 0;1 ,- ~.~" 1'\:>",_~~," X·;'b.Y' x·o:.;.1:~ X~£::·1'. &.').~ -- __ "'i":.J!~or~\Q02t,~ '5C:~~ - _ 'V~~ •• ,. ,,. ••
2. Sistem Radiografi Neutron REAL-TIME
Radiografi neutron konvensional telah banyak digunakan sebagai
komplemen terhadap radiografi sinar-x, khususnya penggunaannya di bidang
non-medis. Namun dengan berkembangnya kebutuhan akan instrumen evaluasi
terhadap objek yang dinamis, metode konvensional tersebut sudah tidak memadai. Oleh karena itu telah dikembangkan teknik radiografi neutron real-time.
Tidak seperti sinar-x, neutron tidak dapat menghitamkan plat film. Oleh
karena itu diperlukan sebuah converter untuk mengubah radiasi neutron menjadi radiasi foton dan selanjutnya radiasi sekunder inilah yang akan menghitamkan
plat film dalam radiografi neutron konvensional. Di dalam radiografi neutron
real-time plat film ini harus diganti dengan detektor atau sensor yang dapat merekam citra yang dinamis terhadap waktu. Beberapa jenis layar pendar seperti
Zn S(Ag) dapat digunakan dengan menambahkan Li sebagai converter dan
digandeng dengan perekam citra. Ada dua jenis sistem radiografi neutron
real-time ini yaitu yang pertama, sistem yang menggunakan penguat citra (intensifying screen) berupa tabung pengganda elektron yang memperkuat citra yang terbentuk
di layar pendar. Citra yang sudah diperkuat inilah kemudian direkam kamera video [1]. Jenis yang kedua, kamera video langsung merekam citra yang terbentuk
di layar pendar tanpa memperkuat citranya terlebih dahulu. Jenis yang kedua
tentunya jauh lebih murah. Peningkatan kualitas citra dapat dilakukan dengan
perangkat lunak pengolahan citra.
M~nl
~m
/
/'
~~"---~
object or procass sclntillator-/,0
screen , Intensifier,
.. /"light tight oox
video recorder
control -unit on PC
s clntillator-// screen /"", /
M~nl·
~m
.
/
/0 ~~'--_/
object or process Kamera video video recorderlight tight box ur\it on PCcontrol
-Gambar 4. Sistem radiografi neutron jenis kedua (2)
Peningkatan kualitas citra dengan me~umlahkan kemudian merata-ratakan
beberapa bingkai citra yang diperoleh dalam waktu yang singkat biasanya
dilakukan sebelum memanfaatkan perangkat lunak pengolah citra. Gambar 5
menunjukan citra yang diperoleh dengan sebuah bingkai dan rerata dari beberapa bingkai [3].
a.
b.
Gambar 5. a. Satu bingkai radiografneutron
3. Parameter Unjuk Kerja Sistem
Disamping sistem detektor yang digunakan, sifat-sifat sumber neutron
berkas yang terbentuk akan membatasi penggunaan sistem radiografi ini.
Parameter yang biasa digunakan sebagai indikator unjuk kerja sistem adalah :
fluks neutron, nisbah kolimasi, nisbah cadmium (cadmium ratio), nisbah
neutron/gamma (neutron/gamma ratio), ukuran berkas, kekuatan sumber, dan
kualitas sumber.
a. Fluks neutron.
Besaran fluks neutron secara eksperimen dilakukan dengan metode
aktivasi lempeng Au. b. Nisbah kolimasi.
Nisbah kolimasi digunakan untuk menggambarkan seberapa baik sifat
paralel berkas neutron yang dihasilkan. Besaran ini dinyatakan dengan nilai LID dengan L adalah panjang kolimator dan D adalah diameter apertur. Semakin besar nilai LID semakin paralel berkas neutron yang dihasilkan.
c. Nisbah neutron/gamma.
Seperti dijelaskan dimuka bahwa sensor/detektor neutron
mengkonversikan radiasi neutron menjadi radiasi foton yang selanjutnya radiasi
foton inilah yang akan menghasilkan citra pada sensor/detektor yang sensitive
terhadap radiasi gamma. Komponen radiasi gamma yang terdapat dalam berkas
neutron juga akan terekam oleh sensor/detektor tersebut. Dengan demikian
besaran nisbah neutron/gamma menjadi sangat penting karena akan
mempengaruhi kualitas citra yang dihasilkan. Komponen gamma dari berkas
neutron diukur menggunakan detektor tak-sensitif neutron atau dengan detektor
d. Ukuran berkas.
Ukuran berkas dinyatakan dengan diameter efektif untuk penampang
berkas berbentuk lingkaran atau dengan luas penampang berkas.
Ukuran berkas ini membatasi ukuran objek yang akan diperiksa. e. Kekuatan sumber.
Besaran ini mengambarkan cacah neutron yang akan melewati luasan di
posisi objek. Kekuatan sumber (Source Strength, SS) merupakan perkalian fluks
neutron dan luas penampang berkas dalam satuan neutron/so
f. Kualitas sumber.
Secara ideal sistem radiografi neutron yang baik memiliki nilai LID besar
dan SS besar. Namun besaran yang pertama mempengaruhi besaran kedua secara
berkebalikan. Oleh karena itu untuk dapat mencakup keduanya didifinisikan
besaran Kualitas Sumber (Source Quality, SQ) sebagai [4]
SQ = SSX (LID)2 1)
Berikut ini disajikan data parameter unjuk kerja sistem radiografi di
beberapa laboratorium di negara-negara Eropa dan sebagai pembanding adalah
fasilitas di pusat penelitian terkemuka JAERI Jepang [4].
Gambar 6. menggambarkan fluks neutron dalam skala logaritmik diberbagai
i
/)EtOS1 PEtOJ
i
pEfln./ i'./ /' "•./ / / /' "./: ' / /
.($/
r/ /~
.:f: ~~ /' /~ ~ /?
~ ~p~
~~ ~
Gambar 6. Fluks neutron di beberapa laboratorium di Eropa dibandingkan
dengan fasilitas di JAERI Jepang
Sebagian besar berkas neutron memiliki spektrum termal. Di laboratorium HMI
Jerman berkas neutron dingin dimonokromatiskan lebih lanjut sehingga fluksnya
menjadi sangat rendah.
Gambar 7. adalah nilai nisbah LID. Nilai ini digunakan untuk menghitung
nilai ketaktajaman citra (unsharpness) U yang berhubungan dengan jarak
objek-U=~
LID
bidang detektorlsensor d 2) 103 o#~
#,i' /-. /" /-.
./ /
<P~ /" / •• /~~,4'
,/
.(f ~ /' / ~.:f: ~ ~~ /' / /?
~~~,.
~ ~ ~Gambar 7. Nisbah LID di beberapa laboratorium di Eropa dibandingkan dengan fasilitas di JAERI Jepang.
Nilai Nisbah Kadmium disajikan dalam Gambar 8. Nilai ini untuk
melukiskan sumbangan neutron epitermal dalam spektrum neutron. Nilai mana
yang baik sangat tergantung dari tujuan penggunaan fasilitas radiografi neutron Inl.
Radiasi gamma latar dapat mempengaruhi kualitas citra. Radiasi ini dapat berasal dari proses pembangkitan neutron itu sendiri. Penggunaan moderator dan
shielding juga berakibat munculnya radiasi gamma latar ini. Gambar 9.
melukiskan besamya radiasi gamma latar sedang nilai nisbah neutron gamma
ditunjukkan dalam Gambar 10.
~
Ukuran penampang berkas neutron biasanya berbentuk lingkaran. Ukuran
berkas ini harus bersesuaian dengan ukuran detektor. Gambar 11 melukiskan
ukuran berkas neutron di berbagai laboratorium fasilitas radiografi neutron di
Eropa. Homoginitas berkas tidak terlalu penting karena dapat dikoreksi dengan
teknik normalisasi seperti yang dilakukan Kusminarto dkk. [5] untuk sistem
radiografi sinar-x.
neutr:mlgamltU1 ratioIcm~s~Sv·1hi
Gambar 10. Nisbah neutron gamma.
beam I.I'N[(m~
Gambar 11. Ukuran berkas neutron di berbagai fasilitas radiografi neutron di Eropa.
1,et12 1,e-1I t.ErlO
1.e.~
t ,Eta! 1,E+01Gambar 12. Nilai SS di berbagai fasilitas radiografi neutron di Eropa.
1,E-" ',EttS U·M
u·a
U'U i,l.1i t,EtU U'" U'" Ut01 .,t.1IS ~.Q5/
/'/"
" /~
/
/
{lP " •.
/'+ /
, /'./
' /
~{< •• /'/ ,/" / •• /;,I'
~
/
~
"to,
~~
~
'SGambar 13. Nilai SQ di berbagai fasilitas radiografi neutron di Eropa
Parameter-parameter di muka menunjukkan adanya variasi yang sangat
besar di antara fasilitas radiografi neutron yang ada. Namun hal itu belum dapat
menunjukkan perbandingan kinerjanya. Besaran yang lebih global adalah
juga harns dimasukkan di dalam parameter indikator global yang tercakup di
dalam besaran kualitas sumber SQ. Gambar 13. melukiskan SQ di beberapa
laboratorium di Eropa. Dapat dilihat bahwa kinerja sistem radiografi di berbagai fasilitas radiografi neutron di Eropa sudah begitu merata.
4. Penggunaan Radiografi Neutron REAL-TIME
Beberapa contoh penggunaan radiografi neutron real-time dapat
disebutkan di sini yang kebanyakan adalah untuk visualisasi gerakan fluida,
khususnya yang mengandung atom hidrogen, di dalam wadah metal atau bahan lain:
• Pelumasan minyak untuk mesin, gear box.
• Perilaku bahan bakar (carburettors, injector)
• Aliran dua fase (heat exchanger, condenser. tabung pembangkit uap)
• Perpindahan dan migrasi fluida dalam media berpori (pembasahan tanah,
migrasi polutan, pertumbuhan tanaman)
Gambar 14. Radiografneutron bijijagung yang bam tumbuh dengan hama uret di
Gambar 15. Gelembung udara di dalam minyak untuk mendemonstrasikan Resolusi waktu sistem radiografi neutron real-time. [1]
~tepJ3
_4-' "
Gambar 16. Migrasi air keatas melalui sampel tanah dari tandon di bawah.[4].
5. Fasilitas Radiografi Neutron Di Reaktor Kartini
Berkas neutron yang dapat dimanfaatkan untuk radiografi neutron adalah berkas neutron pada beam port radial. Beberapa macam konfigurasi telah dicoba
dan yang terbaik dengan nilai L/O=75, menghasilkan fluks neutron 8,7 x 105
6. Kesimpulan
Dari tinjauan di muka kiranya dapat diperkirakan posisi kualitas fasilitas
radiografi neutron yang ada di reaktor, Kartini P3TM-BA TAN Yogyakarta
dibandingkan dengan fasilitas radiografi yang ada di negara-negara Eropa.
Besar fluks neutron mendekati 106 neutron cm-2 S-l di reaktor Kartini
adalah modal awal yang baik untuk dikembangkannya sistem radiografi neutron.
Paparan gamma sebesar 1 R/h atau 0.00869 Sv/h sangat baik untuk kualitas
radiograf yang dihasilkan (Gambar 9). Rasio neutron gamma di reaktor Kartini
adalah sebesar IxI08 n cm2 S·l Sv-I h bahkan lebih baik daripada fasilitas di
JRR-3M Jepang (Gambar 10). Dengan diameter jendela berkas 20 em, maka besar
kekuatan sumber SS berorde 108 neutronls, suatu nilai yang visible untuk
penggunaannya di bidang radiografi neutron (Lihat Gambar 12). Kualitas sumber
yang tidak begitu sempurna yang dihitung melalui persamaan (1) sebesar 5,6 x
1010 n S·I masih dapat ditingkatkan kinerjanya karena tersedianya sistem detektor
yang baik saat ini serta tersedianya perangkat lunak pengolah citra.
Daftar Pustaka
[1] The Ward Center for Nuclear Science (WCNS) Cornell University, Neutron
Radiography, http://www.osp.comell.eduIVPR/W ardINrav .html, 2000.
[2] Kusminarto, Development oj techniques in Computerised Neutron
Tomography, PhD Thesis, University of Surrey, 1987.
[3] de Menezes M.O., Pugliesi R., Pereira M.A.S. dan Andrade M.L.G., Real-time
Neutron Radiography at the lEA-RIm Nuclear Research Reactor, Braz. 1.
Phys. Vol. 33 no.22, June 2003.
[4] Lehmann E.H., Facilities Jor Neutron Radiography in Europe :Pelformance,
Applications and Future Use, 15\hWCNDT, Rome 2000.
[5] Kusminarto, Waskito Nugroho, Bambang Supardiyono, Korehi Efek Heel
pada Citra Radiograji Digital, Prosiding Simposium Fisika Nasional XVI, Bandung, Desember 1996.
[6] Tri Wulan Tjiptono dan Widarto, Konstruksi dan Karakterisasi Fasilitas
Radiograji Neutron pada Beam Port Reaktor Kartini (FahapJ). Laporan