• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA TECHNOLOGY READINESS DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA TECHNOLOGY READINESS DENGAN PERFORMANSI KERJA KARYAWAN"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PERFORMANSI KERJA KARYAWAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Albert Adityas Nugraha Jatikusuma NIM : 099114101

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA TECCHNOLOGY READINESS DENGAN

PERFORMANSI KERJA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Albert Adityas Nugraha Jatikusuma

NIM : 099114101

Telah disetujui oleh: Pembimbing

(3)

iii

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA

TECHNOLOGY READINESS

DENGAN

PERFORMANSI KERJA KARYAWAN

Dipersiapkan dan Ditulis oleh: Albert Adityas Nugraha J.

NIM: 099114101

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 16 September 2014 Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan panitia

Tanda Tangan Penguji I : P. Henrietta PDADS. M.A.

Penguji II : R. Landung Eko P. M. Psi

Penguji III : TM. Raditya Hernawa, M. Psi

Yogyakarta, Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Dekan

(4)

iv

Impossible is Nothing

Tidak semua mimpi dan harapan akan terwujud sesuai keinginan kita…

” ~

Orochimaru – Masashi Kishimoto

I always like to look on the optimistic side of life, but I

am realistic enough to know that life is a complex

matter ~

All I need is a chance to do something great

. ~ Chicken Little

(5)

v

Karya Ilmiah ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kehidupan dan segala hal baik

dalam kehidupanku ini.

Kedua orang tuaku yang melahirkan dan membesarkan ku serta mengajari

banyak hal.

Saudaraku, keluarga besarku yang tak henti bertanya.

Kekasihku yang tersayang.

Alam semesta yang telah memberikan banyak pengalaman – pengalaman berharga untuk menghargai apa yang telah diciptakanNya.

Semua sahabat, teman, dan relasi yang memberi warna dalam perjalanan

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Agustus 2014

Penulis

(7)

vii

HUBUNGAN ANTARA TECHNOLOGY READINESS DENGAN

PERFORMANSI KERJA KARYAWAN

Albert Adityas Nugraha J

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara technology readiness dengan performansi kerja karyawan di Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara technology readiness dengan performansi kerja karyawan, semakin tinggi technology readiness seorang karyawan maka akan diikuti juga dengan peningkatan performansi kerjanya, begitu pula sebaliknya. Subjek penelitian adalah karyawan pada perusahaan atau kantor yang telah melewati masa training atau masa kerja minimal 1 tahun sebanyak 58 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling. Pengambilan data menggunakan metode menyebarkan skala. Penelitian ini menggunakan dua alat ukur, yaitu skala technology readiness index milik A. Parasuraman, dengan koefisien reliabilitas penelitian sebesar 0,794 dan skala performansi kerja, dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,922. Hipotesis dalam penelitian ini ditolak karena adanya ketidak linearan hubungan antar kedua variabel penelitian.

(8)

viii

CORRELATION BETWEEN TECHNOLOGY READINESS WITH

EMPLOYEE’S JOB PERFORMANCE

Albert Adityas Nugraha J

ABSTRACT

This research aimed to find out the correlation between technology readiness with employee’s job performance in Yogyakarta. The hypothesis in the research were there was a positive correlation between technology readiness with employee’s job performance, higher employee’s technology readiness will followed by increasing of his/ her job performance, conversely. Subjects in this research were employees in an industry or office which have passed training period or have passed one year work period as much as 58 employees. This was a quantitative correlational research. The sampling method was convenience sampling. Data collection was spreading the scales. This research used two measurements, which technology readiness index scale by A. Parasuraman with reliability coefficient 0.794 and job performance scale with reliability coefficient 0.922. The hypothesis in this research did not accepted because there was an un-linearity correlation between two variables.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Albert Adityas Nugraha Jatikusuma

NIM : 099114101

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

“Hubungan Antara Technology Readiness dengan

Performansi Kerja Karyawan”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan sama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal : 28 Oktober 2014

Yang menyatakan,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Bapa serta Yesus Kristus, PuteraNya yang telah memberikan kekuatan dan berkat yang melimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sajana Psikologi (S.Psi.) di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti sadar bahwa ada kekurangan dalam skripsi ini. Peneliti memohon maaf apabila terdapat hal – hal yang kurang berkenan selama proses penyelesaian skripsi ini.

Peneliti memiliki banyak keterbatasan dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga dengan bantuan berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti hendak mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak:

1. Professor Charles Colby, Presiden dari Rockbridge Associates, Inc. yang telah memberikan ijin untuk menggunakan skala penelitian TRI dalam penelitian. 2. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku Dosen Pembimbing Akademik saat peneliti menulis skripsi ini.

(11)

xi

6. Bapak Agung Santoso, M.A. yang juga pernah menjadi Dosen Pembimbing Akademik peneliti dan membuka kembali mata peneliti bahwa statistik itu juga merupakan hal yang penting.

7. Ibu Passchedonia Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati, S.Psi., M.A. (Mba’ Etta) selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing peneliti mulai dari awal proses penulisan skripsi sampai akhir.

8. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan segala pengajaran dan ilmu bagi peneliti selama menjalani proses perkuliahan.

9. Mas Muji dan Mas Doni untuk bantuan pada saat peneliti menjalani praktikum ataupun sebagai asisten mata kuliah praktek dan juga untuk candaan – candaan yang sering melepaskan penat dalam menjalani perkuliahan.

10. Mas Gandung, Ibu Nanik, Pak Gie, dan asisten Sekretariat atas bantuan dan kerjasamanya dalam tiap proses.

11. Bapak dan Ibu Sigit Sudaryanto atas ajarannya untuk menjalani hidup dalam kasih serta menerima tiap realita dan untuk tiap bimbingannya selama peneliti menghembuskan nafas kehidupan, terima kasih Ayah, Ibu untuk semua yang telah kalian diberikan.

(12)

xii

13. Bapak Yamtana, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Yogyakarta yang telah memberikan ijin pada peneliti untuk proses pengambilan data pada pegawai Kesling Poltekes.

14. Bapak A. Sigid Sudaryanto, SKM, M.Pd selaku Kaprodi DIII Jurusan Kesling Poltekes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama proses pengambilan data di Poltekes Kemenkes Yogyakarta. 15. Bapak Wisnu selaku Kepala HR Harian Bernas Yogyakarta yang memberikan

pengalaman serta ijin untuk melakukan penelitian pada karyawan Bernas Yogya. 16. Bapak Lanjar dan Bapak Gunawan yang memberikan ijin dan membimbing

selama proses pengambilan data di PT. Mega Andalan Kalasan, Yogyakarta. 17. Kedua adik peneliti Stepen dan Agnes serta kakak peneliti, Pandu, yang secara

tidak langsung telah mendesak peneliti untuk segera menyelesaikan semua proses ini.

18. Semua saudara peneliti yang sebelumnya tak lelah untuk menanyakan tentang wisuda tiap saat perjumpaan.

19. Suster Gitta yang memberikan rasa sayang dan dukungan sebagai seorang kekasih selama peneliti berkuliah dan menyelesaikan penelitian ini, terima kasih Say untuk waktu yang berharga.

(13)

xiii

21. Teman – teman, kakak senior dan junior dalam Fakultas Psikologi, terima kasih untuk waktu berbagi ilmu, kerja sama, dan canda gurau yang telah ditunjukkan selama di kampus ini.

22. Sahabat – sahabat yang kudapat dan kukenal selama proses perkuliahan yang telah rela membagi ilmu dan pengalaman, terima kasih untuk kerja sama dan sharing dari kalian.

23. Semua pihak baik yang mendukung ataupun yang menentang penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh peneliti, terima kasih untuk kerja sama dan dukungan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat selesai.

Peneliti percaya bahwa tiap orang yang berbuat baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik, semoga karunia dan kasih Tuhan selalu menyertai semua orang dan memberikan jalan yang baik. Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti akan dengan tangan terbuka menerima tiap masukan, kritik bahkan komentar untuk penelitian ini. Pada akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

Yogyakarta, Agustus 2014 Penulis

(14)

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan ... 7

(15)

xv

1. Manfaat Teoretis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

BAB II DASAR TEORI ... 9

A. Performansi Kerja ... 9

1. Pengertian Performansi Kerja ... 9

2. Aspek Performansi Kerja ... 11

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja ... 13

B. Technology Readiness... 14

1. Pengertian Technology Readiness ... 13

2. Dimensi dalam TR ... 15

3. Dampak TR... 16

C. Hubungan Antara Technology Readiness dengan Performansi Kerja ... 17

D. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Variabel Penelitian ... 22

C. Definisi Operasional ... 23

1. Performansi Kerja ... 23

2. Technology Readiness ... 23

D. Subjek Penelitian ... 24

(16)

xvi

1. Skala Technology Readiness ... 25

2. Skala Performansi Kerja ... 26

F. Validitas dan Reliabilitas ... 27

1. Validitas ... 27

2. Seleksi Aitem ... 28

3. Reliabilitas ... 30

G. Metode Analisis Data... 32

1. Uji Asumsi ... 32

a. Uji Normalitas ... 32

b. Uji Linearitas ... 33

2. Uji Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Pelaksanaan Penelitian ... 34

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 34

C. Deskripsi Data Penelitian... 35

D. Hasil Penelitian ... 37

1. Uji Asumsi ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Linearitas ... 38

2. Uji Hipotesis ... 39

(17)

xvii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Keterbatasan Penelitian... 44

C. Saran ... 45

1. Untuk Subjek Penelitian ... 45

2. Untuk Supervisor ... 45

3. Untuk Penelitian Selanjutnya ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Distribusi Aitem Skala Technology Readiness ... 26

Tabel 2: Distribusi Aitem Skala Performansi Kerja ... 27

Tabel 3: Skala Technology Readiness Setelah Penelitian ... 29

Table 4: Skala Performansi Kerja Setelah Penelitian ... 30

Tabel 5: Data Usia Subjek Penelitian ... 35

Tabel 6: Masa Kerja Subjek Penelitian ... 35

Tabel 7: Data Mean Teoritis dan Mean Empiris ... 36

Tabel 8: Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov ... 37

(19)

xix

DAFTAR BAGAN

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Skala Penelitian ... 50

Lampiran 2: Reliabilitas dan Korelasi Aitem ... 65

Lampiran 3: Uji Nomalitas ... 71

Lampiran 4: Uji Linearitas ... 72

Lampiran 5: Hasil Statistik Deskriptif ... 73

Lampiran 6: Terms of Use of The Technology Readiness Index ... 74

Lampiran 7: Order Form for Academic Uses ... 76

Lampiran 8: Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ... 78

Lampiran 9: Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 79

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan ataupun organisasi yang memiliki tingkat kompetisi secara global memerlukan performansi yang tinggi dari karyawan atau anggotanya. Penilaian terhadap tingkat keberhasilan tersebut tergantung dari penilaian performansi kerja yang ditunjukkan oleh karyawan atau anggota didalamnya, terutama pada karyawan yang langsung berhubungan dengan klien maupun customer (Mulyani, 2010).

(22)

bahkan untuk perusahaan pribadi dapat mengalami pailit atau bangkrut (Spector, 2008).

Manajemen suatu perusahaan akan mengambil tindakan – tindakan yang dirasa perlu untuk menjaga eksistensi perusahaan serta menjaga performansi kerja karyawannya, seperti yang dilakukan oleh Yahoo corp. yang melakukan pemecatan sekitar 1000 karyawan sejak setahun yang lalu, hal tersebut dilakukan oleh CEO baru Yahoo corp., Marissa Mayer, demi menjaga performansi kerja perusahaan yang dipimpinnya dalam memberikan pelayanan publik ( http://jogja.tribunnews.com/2013/06/24/bos-cantik-yahoo-sudah-pecat-1.000-karyawan, 24 Juni 2013). Selain hal tersebut terjadi juga dimana tuntutan perbaikan performansi kerja berasal dari karyawan, seperti yang terjadi pada PT. Krakatau Steel pada April 2013, dikutip dari ketua SKKS, A. R. Rasyid, karyawan menuntut manajemen memperbaiki kinerja agar perusahaan mewujudkan cost competitiveness agar perusahaan mendapat profit sehingga

kesejahteraan karyawan terjaga

( http://www.antaranews.com/berita/367261/karyawan-krakatau-steel-tuntut-perbaikan-kinerja-perusahaan, 5 April 2013).

(23)

Performansi kerja merupakan suatu pola perilaku yang ditunjukkan seseorang untuk meneruskan tujuan dari perusahaan atau organisasi, didalamnya termasuk fungsi pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan motivasi (Campbell, McCloy, Oppler & Sager, 1993; dalam Zyphur, Chaturvedi & Arvey, 2008). Pernyataan tersebut kemudian dipertegas dalam penelitian yang telah dilakukan oleh June dan Mahmood (2011) yang mengatakan bahwa performansi kerja merupakan pola perilaku yang bertujuan untuk memenuhi tujuan atau ekspektasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Performansi kerja dapat diobservasi dan diukur berdasarkan tingkat efisiensi dan kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mengerjakan serta menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas (Campbell et al., 1993; dalam Halim, Zainal, Khairudin, Shahrazad, Nasir & Fatimah., 2011). Penilaian yang diukur dalam penilaian performansi kerja berdasarkan pola perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan pada suatu pekerjaan tertentu (Campbell et al, 1993; Zyphur et al, 2008). Performansi kerja bukanlah suatu kebiasaan, hal ini diperkuat dengan pernyataan yang mengatakan bahwa kinerja seseorang telah berkembang menjadi suatu hal yang dinamis (Humpreys, 1960; Hofmann, Jacobs & Baratta, 1993; dalam Zyphur et al, 2008).

(24)

mempengaruhi perubahan performansi kerja seseorang. Kemampuan dan motivasi merupakan hal yang membentuk, sedangkan kebijakan dapat berperan sebagai penghalang (Spector, 2008). Selain hal – hal tersebut, performansi kerja seseorang akan mengalami perubahan diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu: tingkat pekerjaan atau tanggung jawab yang dimiliki, jabatan, lingkungan kerja, keadaan sosial dalam perusahaan, dan sarana yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan (Spector, 2008).

Salah satu yang dapat merubah performansi kerja seseorang adalah sarana yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, yaitu desain teknologi dan interaksi antara manusia dengan komputer (Spector, 2008). Penggunaan teknologi secara tepat oleh penggunanya akan mengakibatkan pekerjaan seseorang menjadi lebih efisien (Schultz, 2006). Sebuah penelitian juga menyatakan bahwa desain teknologi memiliki peranan cukup besar dalam mempengaruhi performansi kerja seseorang, karena dengan penerapan teknologi yang tepat dapat mengakibatkan seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan lebih aman dan lebih cepat terselesaikan (Spector, 2008). Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan juga mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi yang tepat akan mempersingkat waktu pengerjaan suatu hal (Taylor, 1898; Gilbreths, 1911; dalam Schultz, 2006).

(25)

adalah dengan melihat kebutuhan dan guna dari informasi tersebut. Informasi dapat dimunculkan dengan cara visual atau audio atau bahkan keduanya (Spector, 2008). Penerapan yang kedua adalah dengan pemanipulasian mesin, pemanipulasian dilakukan oleh seseorang dengan cara merespon informasi yang dimunculkan melalui panel kontrol, dan panel kontrol tersebut diletakkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya.

Interaksi antara manusia dengan teknologi sekarang ini tidak hanya dilakukan secara langsung dengan mesin, melainkan melalui piranti yang lebih memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan, yaitu komputer. Komputer telah memberikan perubahan besar pada suatu pekerjaan, mulai dari administrasi sampai yang melibatkan peralatan berat, kemudian otomatisasi serta komputerisasi telah menggantikan peran manusia dan merupakan suatu yang dibutuhkan (Spector, 2008).

(26)

menggunakan videoconference, sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Spector, 2008).

Penggunaan teknologi seharusnya dapat mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaan serta menjadikan pekerjaan lebih efisien (Spector, 2008). Tetapi selain pengembangan teknologi yang tinggi, kesiapan manusia dalam menerima serta mengaplikasikan teknologi tersebut dalam kehidupannya merupakan hal yang penting. A. Parasuraman (2000), mengungkapkan bahwa kesiapan seseorang dalam menerima teknologi baru mengacu pada bagaimana kemampuan seseorang untuk menciptakan dan menggunakan teknologi baru tersebut untuk mencapai tujuan ataupun melakukan berbagai pekerjaan agar terlihat lebih efisien dalam menunjang kehidupan sehari – hari dan pekerjaan. Pernyataan mengenai kesiapan teknologi oleh Parasuraman (2000) tersebut yang kemudian disebut dengan technology readiness.

(27)

2000), karyawan dalam suatu perusahaan diharapkan mampu untuk menguasai piranti teknologi yang dapat menunjang performa kerjanya, yang akan memiliki dampak pada perusahaan tempat kerjanya (Spector, 2008). Perusahaan juga diharapkan mampu untuk menginvestasikan peralatan modern yang menunjang pekerjaan dan memastikan bahwa peralatan tersebut mampu diaplikasikan, sehingga karyawannya mampu bekerja secara mudah dan efisien dan memiliki performansi kerja yang baik (Spector, 2008).

Penelitian yang dilakukan A. Parasuraman (2000), mengatakan bahwa kesiapan seseorang dalam menerima teknologi baru akan memiliki dampak pada kehidupannya. Terkait dengan temuan tersebut, peneliti ingin mengangkat sebuah topik penelitian untuk melihat hubungan antara kesiapan individu dalam menerima dan mengaplikasikan perkembangan teknologi dengan performansi kerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu: Apakah ada hubungan antara technology readiness dengan performansi kerja.

C. Tujuan

(28)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi, yang berkaitan dengan performansi kerja dan kesiapan penerimaan teknologi pada karyawan.

2. Manfaat Praktis

(29)

9

BAB II

DASAR TEORI

A. PERFORMANSI KERJA

1. Pengertian Performansi Kerja

Performansi kerja terkait dengan kuantitas dan kualitas yang telah diprediksikan sebelumnya dari tiap pekerja (kamus bisnis, dalam Ali et al., 2011). Senada dengan pernyataan tersebut, Cascio (1998, dalam Mulyani 2010) juga menitikberatkan performansi pada pencapaian prestasi, keberhasilan tugas dan penilaian terhadap kemajuan yang telah dicapai dalam menjalankan tugas secara periodik. Pendapat tersebut diperkuat oleh Schemerhom, Gardner, dan Martin. (2001, dalam Mulyani, 2010) yang menyatakan bahwa performansi adalah hasil dari kombinasi kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan.

(30)

karyawan dan menghasilkan sesuatu yang penting bagi perusahaan. Pendapat ini diperkuat oleh June & Mahmood (2011) yang menyatakan bahwa performansi kerja merupakan pola perilaku yang bertujuan untuk memenuhi tujuan atau ekspektasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

(31)

Berdasarkan beberapa pengertian dari performansi kerja yang telah diuraikan tersebut, performansi kerja adalah suatu pola perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dalam menghadapi suatu tugas sesuai dengan tanggungjawab dan tenggat waktu yang ditetapkan perusahaan. Perilaku ini dapat diukur dan diobservasi dengan kriteria tertentu.

2. Aspek Performansi Kerja

Aspek – aspek penting dalam performansi kerja, seperti yang dikemukakan oleh Campbell (1990; dalam Jex et al., 2008) terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Efektivitas, merupakan evaluasi hasil dari performansi kerja seorang karyawan.

b. Produktivitas, merupakan gabungan antara perfoma dan efektivitas kerja, tetapi dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk mencapai performa ataupun efektivitas.

(32)

Gomes (2001; dalam UPI, 2013) berpendapat bahwa aspek – aspek yang dapat digunakan dalam melihat performansi kerja sebagai berikut: a. Quantity of work, jumlah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu periode

waktu tertentu.

b. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat – syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Job knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.

d. Creativeness, keaslian gagasan untuk menyelesaikan persoalan. e. Cooperation, kemampuan untuk bekerja sama.

f. Dependability, dapat dipercaya dalam kehadiran dan penyelesaian tugas.

g. Initiative, semangat untuk melakukan tugas – tugas baru dalam memperbesar tanggungjawab.

h. Personal qualities, terkait dengan kepribadian, kepemimpinan, keramah

(33)

Penelitian ini akan lebih menggunakan 5 aspek performansi kerja yang diungkapkan oleh Gomes (2001). Aspek performansi kerja yang diungkapkan oleh Gomes digunakan dalam penelitian ini karena mengungkapkan aspek – aspek dalam penilaian performansi kerja secara spesifik (Gomes, 2001; dalam UPI, 2013). Aspek – aspek tersebut dapat dibagi dalam 3 kategori. Aspek – aspek yang akan digunakan adalah: Creativeness, Cooperation, Dependability, Initiative, Personal Qualities.

Adapun 3 aspek lain, yaitu: Quantity of Work serta Quality of Work tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak menilai perilaku kerja, melainkan lebih pada hasil (output) sedangkan penelitian ini lebih bertujuan untuk melihat perilaku yang mungkin ditunjukkan oleh karyawan pada saat berproses dalam menjalankan suatu tugas atau pekerjaan, dan Job Knowledge tidak digunakan karena lebih melihat pada seberapa besar

karyawan mengetahui mengenai pekerjaannya.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Performansi Kerja

(34)

hal yang sama, bahwa kemampuan, motivasi dan lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi performansi kerja seseorang, Jex et al. juga menjelaskan bahwa fator lingkungan diantaranya adalah pemimpin, fasilitas dan kondisi kerja tertentu. June (2010) dalam penelitiannya juga menjabarkan adanya beberapa faktor lain, yaitu: komitmen (Jaramilloa, Mulki & Marshal, 2005; AlAhmadi, 2009), kepuasan kerja (Gu & Chi, 2009), tingkat pendidikan (Ng & Feldman, 2009), dan kejelasan peraturan (Knight, Kim & Crutsinger, 2007).

B. TECHNOLOGY READINESS

1. Pengertian Technology Readiness

(35)

tersebut digunakan dengan tepat dan efisien akan memiliki performansi kerja yang baik.

Pengertian lain mengatakan bahwa (i) TR tidak hanya proses dari kemampuan teknis seseorang, tetapi lebih pada kepercayaan dan perasaan seseorang terhadap teknologi, melainkan (ii) kepercayaan seseorang akan positif terhadap beberapa aspek dalam teknologi tetapi dapat negatif terhadap aspek lain, dan (iii) kekuatan relatif dari kepercayaan seseorang akan penerimaan positif dan negatif dari teknologi (Parasuraman, 2000; dalam Lee et al., 2009).

Berdasarkan pengertian tersebut, technology readiness adalah kemauan seseorang atau perusahaan untuk berinvestasi pada suatu teknologi dan kemampuan orang atau perusahaan tersebut untuk mengoperasikan teknologi terbaru untuk membantu dalam menyelesaikan tugas ataupun pekerjaan sehari – hari.

2. Dimensi dalam TR

Dimensi dalam TR menurut Parasuraman (2000) terbagi menjadi 4, yaitu:

(36)

b. Innovativeness, kemampuan untuk menjadi yang terdepan dalam penggunaan teknologi.

c. Discomfort, perasaan kurang menguasai teknologi dan menjadi kewalahan atasnya.

d. Insecurity, ketidakpercayaan atas teknologi dan keraguan akan kemampuannya untuk bekerja secara tepat.

Dimensi TR menurut Parasuraman (2000) tersebut telah digunakan dalam beberapa penelitian yang meniliti hal serupa, seperti yang dilakukan oleh Lai (2008), Lee et al. (2009), dan Rose et al. (2010). Optimism dan Innovativeness merupakan dimensi pendorong, sedangkan Discomfort dan Insecurity merupakan dimensi penghambat.

3. Dampak TR

Technology readiness pada dunia pekerjaan dapat memberikan

(37)

performansi yang baik sehingga memiliki kualitas output yang baik (Lee et al., 2009).

C. HUBUNGAN ANTARA TECHNOLOGY READINESS DENGAN

PERFORMANSI KERJA

Penggunaan teknologi secara tepat pada karyawan akan mengakibatkan pekerjaan seseorang menjadi lebih efisien (Schultz, 2006) dan akan mengakibatkan seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih aman dan cepat terselesaikan (Spector, 2008). Sebuah penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Taylor (1898; dalam Schultz, 2006) kemudian Gilbreths (1911; dalam Schultz, 2006) memperkuat pernyataan bahwa penggunaan teknologi yang tepat akan mempersingkat waktu pengerjaan suatu hal. Penggunaan teknologi yang tepat pada dunia pekerjaan dimaksudkan untuk mempermudah kontrol manusia agar pekerjaan menjadi lebih efisien (Spector, 2008).

Technology readiness mengacu pada kemampuan seseorang untuk

(38)

Perusahaan yang memiliki kompetensi secara global, sebagai penyedia fasilitas, diharapkan mampu untuk memberikan peralatan baru yang tepat dan memastikan agar karyawannya mampu untuk mengaplikasikannya, sehingga karyawannya mampu bekerja secara mudah dan efisien dan memiliki performansi kerja yang baik (Spector, 2008). Selain perusahaan yang diharapkan mampu untuk menyediakan peralatan baru, karyawan juga diharapkan untuk mampu menerima dan menguasai piranti teknologi baru tersebut agar dapat menunjang performansi kerjanya, yang pada akhirnya akan memiliki dampak pada perusahaan tempatnya bekerja (Spector, 2008).

(39)

Karyawan yang percayaan pada peralatan yang digunakan akan memiliki kontrol untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan efisien, maka karyawan ini akan memiliki tingkat kehadiran yang tinggi dalam mengerjakan sesuatu, dan dapat dipercaya untuk mengerjakan tugas – tugas yang ada. Selain itu, karyawan yang mampu menggunakan serta mengoptimalkan teknologi untuk memunculkan gagasan baru dalam pengerjaan suatu tugas diyakini juga akan memiliki ide – ide yang sifatnya orisinil dan bersemangat untuk memperbesar tanggungjawabnya sebagai karyawan.

(40)

20 Optimism tinggi, percaya perlatan

akan meningkatkan kontrol penyelesaian tugas.

Cooperation Innovativeness tinggi, mampu

menggunakan teknologi baru untuk memunculkan gagasan baru serta mengerjakan tugas baru

Discomfort rendah, menguasai teknologi dan mampu menjadi pioneer dan memberi contoh pada rekan dengan baik.

Insecure rendah, percaya teknologi dapat bekerja dengan teliti

Creativeness Dependability

Initiative

(41)

D. HIPOTESIS PENELITIAN

(42)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan analisis dengan menggunakan data – data numerik yang diolah dengan metoda statistika (Azwar, 2012). Penelitian korelasional adalah penelitian yang digunakan untuk mencari informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi antar variabel (Azwar, 2012). Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2012).

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel – variabel yang digunakan sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X) : Technology Readiness

(43)

C. Definisi Operasional

1. Performansi kerja

Performansi kerja adalah suatu pola perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dalam menghadapi suatu tugas sesuai dengan tanggungjawab dan tenggat waktu yang ditetapkan perusahaan. Perilaku ini dapat diukur dan diobservasi dengan kriteria tertentu. Performansi kerja karyawan diukur menggunakan skala performansi kerja. Skala tersebut terdiri dari 5 aspek, yaitu: Creativeness, Cooperation, Dependability, Initiative, Personal Qualities. Semakin tinggi skor total dari pengerjaan skala performansi kerja menunjukkan semakin tinggi pula performansi kerja karyawan, demikian pula sebaliknya.

2. Technology Readiness (Kesiapan Penerimaan Teknologi)

Technology readiness adalah kemauan seorang karyawan atau suatu

(44)

D. Subyek Penelitian

Subyek yang akan digunakan adalah karyawan yang berada pada usia produktif dalam suatu perusahaan multi nasional. Usia produktif kerja di Indonesia adalah pekerja pada tahap perkembangan dewasa. Rentang usia ini dipilih karena menurut Donald Super (1967, 1976; dalam Santrock, 2012) pada usia tersebut individu membuat keputusan akan pekerjaannya yang dipilih dan cocok dengan karir. Fase ini disebut fase stabilisasi (stabilization) (Super, 1967, 1976; dalam Santrock, 2012). Santrock dalam bukunya memperkuat pendapat tersebut dengan mengatakan bahwa individu pada rentan usia tersebut mungkin akan bekerja keras untuk meningkatkan karier dan memperbaiki keadaan finansial (Santrock, 2012). Subjek dipilih berdasarkan kriteria dan dalam kelompok tertentu, yaitu karyawan pria dan wanita yang telah menjadi karyawan tetap dengan masa kerja minimal satu tahun. Subjek dengan kriteria tersebut dianggap telah mengenal lingkungan kerja perusahaan.

(45)

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan cara menyebarkan skala. Peneliti menggunakan dua skala, yaitu:

1. Skala Technology readiness (Kesiapan Penerimaan Teknologi)

(46)

Tabel 1

Distribusi Item Skala Technology Readiness Dimensi

Skala performansi kerja digunakan untuk menilai perilaku kerja karyawan yang menjadi subyek penelitian dalam menjalankan suatu tugas untuk memenuhi tujuan perusahaan. Skala performansi kerja disusun berdasarkan 6 aspek yang dikemukakan oleh Gomes (2001; dalam UPI, 2013), yaitu: quantity of work, quality of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, dan personal qualities.

Setiap item pada skala performansi kerja menggunakan metode graphic rating scale (GRS), yang dapat mengukur performansi kerja dalam

beberapa aspek penting pekerjaan, seperti kualitas kerja, tingkat kepercayaan, dan kemampuan untuk bekerja sama (Riggio, 2008).

(47)

penilaian oleh atasan (supervisor appraisals) memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada yang dilakukan oleh rekan kerja maupun bawahan (Conway & Huffcutt, 1996; Viswesvaran, Ones & Schmidt, 1996; dalam Riggio, 2008).

Tabel 2

Distribusi Item Skala Performansi Kerja

Aspek Performansi Kerja Item Jumlah Item

Creativeness 1,8 2

Cooperation 2,6 2

Dependability 3,9 2

Initiative 4,7 2

Personal Qualities 5,10 2

Jumlah Item 10

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

(48)

Penelitian ini menggunakan validitas isi untuk memastikan ketepatan instrumen ukur. Validitas isi menyangkut tingkat kebenaran suatu instrumen mengukur area yang ingin diukur (Kountur, 2003). Untuk mengetahui suatu instrumen valid atau tidak dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat ahli atau professional judgement (Kountur, 2003; Azwar, 2004). Validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik, melainkan hanya analisis rasional (Azwar, 2004), dalam penelitian ini professional judgement dilakukan oleh dosen pembimbing.

2. Seleksi Aitem

Seleksi item dilakukan dalam proses penyusunan alat ukur untuk menguji karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan (Azwar, 2009). Parameter yang digunakan untuk pengujian karakteristik masing – masing aitem adalah daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009). Prosedur seleksi aitem mempertimbangkan koefisien korelasi aitem-total, indeks reliabilitas aitem, dan indeks validitas aitem. Aitem yang baik dan dapat digunakan apabila rix

≥ 0,3, sedangkan aitem yang buruk rix ≤ 0,3 (Azwar, 2009). Apabila dalam

(49)

yang diinginkan, maka batas kriteria dapat diturunkan menjadi 0,25 atau 0,20; tetapi penggunaan batas kriteria 0,20 tidak disarankan (Azwar, 2009).

Penelitian dilakukan mulai tanggal 2 Juni 2014 sampai 15 Juli 2014. Pada rentang tanggal tersebut peneliti mendapatkan data dari 4 instansi yang ada di kota Yogyakarta. Dari 107 skala yang disebarkan, peneliti mendapatkan ada 60 skala yang kembali dengan hanya 58 skala yang dapat digunakan, sedangkan 2 lainnya tidak dapat digunakan karena ketidaklengkapan subjek dalam mengisi skala.

Dari 36 aitem pada skala technology readiness, terdapat 19 aitem yang dinyatakan memiliki kualitas baik, 17 aitem lain harus dinyatakan gugur karena memiliki korelasi aitem total kurang dari 0,25 (rix < 0,25).

Tabel 3

Skala Technology Readiness Setelah Penelitian Dimensi

(50)

Pada skala performansi kerja tidak ada aitem yang gugur, karena tiap aitem dalam skala tersebut memenuhi syarat, yaitu memiliki korelasi aitem total lebih dari 0,25 (rix > 0,25).

Tabel 4

Distribusi Item Skala Performansi Kerja Setelah Penelitian

Aspek Performansi Kerja Item Jumlah Item

Creativeness 1,8 2

Cooperation 2,6 2

Dependability 3,9 2

Initiative 4,7 2

Personal Qualities 5,10 2

Jumlah Item 10

3. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur mengacu pada sejauhmana suatu hasil alat ukur dapat dipercaya (Azwar, 2004). Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel atau memiliki reliabilitas tinggi apabila alat ukur tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang dia ukur (Kountur, 2003). Pada penelitian ini, reliabilitas skala technology readiness diukur menggunakan metode equivalent form, yaitu dengan cara membandingkan hasil perhitungan skala penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Skala technology readiness pada penelitian ini setelah diketahui hasil reliabilitasnya kemudian akan diukur lagi dengan hasil penghitungan pada penelitian sebelumnya menggunakan korelasi Pearson product moment. Tingkat reliabilitas skala agar dapat dikatakan reliabel minimal

(51)

dikatakan rendah apabila koefisien kurang dari 0,60; R ≤ 0,60 (Kountur, 2003).

Bedasarkan hasil penghitungan stastistik menggunakan program SPSS versi 16.0, skala technology readiness memiliki nilai koefisien Alpha sebesar 0,794 (R = 0,794). Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa skala technology readiness reliabel, dapat dipercaya, karena memiliki nilai koefisien Alpha lebih dari 0,60 (R < 0,60).

Reliabilitas skala performansi kerja diukur menggunakan konsistensi Alpha milik Cronbach dan Reliabilitas inter-rater. Teknik pengujian skala

(52)

Reliabilitas skala peformansi kerja memiliki nilai koefisien Alpha sebesar 0,922 (R = 0,922), dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,489 (r = 0,489). Hasil penghitungan tersebut menunjukkan bahwa skala performansi kerja reliabel, dapat dipercaya, karena memiliki nilai koefisien Alpha lebih dari 0,60 (R < 0,60). Selain itu skala performansi kerja memiliki nilai koefisien reliabilitas yang tinggi, karena lebih dari 0,90 (R > 0,90).

G. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari sebaran normal atau tidak pada populasi. Penelitian ini akan menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov pada SPSS 16.0. Jika hasil perhitungan menunjukkan nilai p

(53)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah data hasil hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Jika data dari hubungan antar variabel mengikuti garis lurus, maka peningkatan atau penurunan satu variabel akan diikuti oleh variabel lain secara linear.

2. Uji Hipotesis

(54)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 2 Juni hingga 15 Juli 2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara masuk ke beberapa instansi di Yogyakarta yang memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian ini. Pada beberapa instansi yang memberikan ijin penelitian kemudian akan diberi skala. Skala yang digunakan ada dua, yaitu: skala Technology Readiness untuk mengukur kesiapan penerimaan teknologi yang kemudian diisi oleh karyawan, dan skala performansi kerja yang diisi oleh supervisor pada divisi, bagian atau regu karyawan tersebut bekerja. Instansi yang memberikan ijin pada peneliti untuk melakukan penelitian ini ada 4, dari 11 instansi. Data yang terkumpul dan dapat digunakan sejumlah 58 subjek dari 107 skala yang diberikan. Beberapa skala yang kembali tidak dapat digunakan karena subjek penelitian tidak mengisi identitas dan jawaban dengan lengkap.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

(55)

Tabel 5

Data Usia Subjek Penelitian

Rentang Usia Jumlah

20 – 40 33

41 – 65 25

Ket: Berdasarkan tahap perkembangan dalam Papalia (2012)

Tabel 6

Masa Kerja Subjek Penelitian

Masa Kerja (tahun) Jumlah

1 – 11 21

12 – 22 23

23 – 33 14

C. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti melakukan analisis deskriptif untuk membandingkan nilai mean technology readiness dengan performansi kerja dari data penelitian. Jika mean

(56)

Tabel 7

Data Mean Teoritis dan Mean Empiris

Variabel N Sig. Mean Teoritis Mean Empiris Min. Maks. Mean Min. Maks. Mean

Technology

Readiness 58 0,000 36 180 108 97 153 119,00

Performansi

Kerja 58 0,000 10 50 30 23 47 38,76

Ket: Cetak tebal merupakan hasil perhitungan mean teorits dengan mean

empiris

Hasil uji t, menggunakan one sample t-test, menunjukkan bahwa nilai perhitungan mean empiris lebih besar daripada mean teoritis pada variabel technology readiness, dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut dapat

(57)

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional, dalam uji asumsi diperlukan uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya data dalam penelitian ini. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov Z dalam SPSS versi 16.0. Distribusi dapat

dikatakan normal apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05 (p > 0,05).

Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan menggunakan program SPSS versi 16.0, distribusi data tiap variabel dalam penelitian ini termasuk dalam kategori normal. Dari hasil penghitungan, nilai koefisien data technology readiness sebesar 0,803 (Z = 0,803) dengan taraf signifikansi sebesar 0,539 (p > 0,05), sedangkan hasil penghitungan performansi kerja memiliki nilai koefisien sebesar 0,997 (Z = 0,997) dengan taraf signifikansi 0,273 (p > 0,05).

Tabel 8

Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov

Z Signifikansi (p) Keterangan Technology

Readiness 0,803 0,539 Sebaran Normal Performansi

(58)

b. Uji Linearitas

Penelitian ini menggunakan Test for Linearty dalam SPSS versi 16.0 untuk pengujian linearitas. Setelah melakukan uji linearitas, didapatkan bahwa hubungan antara technology readiness dengan performansi kerja memiliki nilai F sebesar 0,674, dengan taraf signifikansi 0,418 (p > 0,05). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan data tidak linear, peningkatan atau penurunan pada satu variabel tidak diikuti peningkatan pada variabel lain.

Tabel 9

Hasil Uji Linearitas

F Sig.

Performansi Kerja * TR (Combined) 1,230 ,290

Linearity ,674 ,418

Deviation from

Linearity 1,251 ,276

Bagan 2

(59)

Pola yang terbentuk pada scatter plot menunjukkan bahwa data tidak mengikuti garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian tidak linear.

2. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini, uji hipotesis tidak dapat dilakukan karena hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data penelitian tidak linear. Maka, pengujian korelasi tidak dapat dilakukan. Hal tersebut dikarenakan dalam penghitungan uji korelasi data yang digunakan diasumsikan memiliki hubungan yang linear (Santoso, 2010). Oleh sebab itu, dapat dikatakan tidak ada hubungan antara technology readiness dengan performansi kerja karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini juga ditolak.

E. Pembahasan

Hasil perhitungan uji linearitas menunjukkan bahwa data penelitian tidak linear. Uji linearitas memberikan nilai signifikansi sebesar 0,418 (p > 0,05). Hasil tersebut memberikan arti bahwa tidak ada hubungan antara variabel technology readiness dengan performansi kerja pada karyawan usia produktif

(60)

Tidak adanya hubungan antara dua variabel dapat diperkirakan karena adanya ketidak seriusan subjek penelitian pada saat mengisi skala technology readiness. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu subjek penelitian, pada saat

pengisian skala hanya dilakukan saat sela – sela pekerjaan pokoknya, ada juga yang mengatakan mengisi skala saat merasa jenuh dengan pekerjaan (ND, wawancara, 21 Juli, 2014). Selain itu, tidak adanya hubungan antara dua variabel dalam penelitian ini dapat disebabkan oleh kurangnya observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam pemilihan tempat penelitian, sehingga tidak ada batasan yang jelas mengenai karakter subjek yang digunakan dalam penelitian ini. Subjek dalam penelitian ini tidak berasal dari posisi dan jabatan yang sama, hal tersebut juga dapat mengakibatkan tidak adanya hubungan antar kedua variabel dalam penelitian ini, meskipun hasil penghitungan antar variabel didapati bahwa nilai technology readiness dan performansi kerja cenderung tinggi.

(61)

1998; Ross, 2001; dalam Demirci & Ersoy 2008). Karena penggunaan teknologi yang lebih rendah, maka kesiapan individu dalam menerima teknologi baru tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerjanya. Hal tersebut tergambarkan dari hasil wawancara terhadap 2 subjek yang mengatakan bahwa masing – masing dari mereka masih lebih menyukai bertatap muka secara langsung dengan rekan kerja saat perlu mendiskusikan suatu pekerjaan, ketimbang melalui perantara media sosial yang ada (Wawancara, 24 September 2014).

Hal lain yang dapat memberikan pengaruh tidak linearnya hubungan adalah adanya faktor kedekatan antara supervisor dengan karyawan yang dinilai, atau bahkan adanya kemungkinan supervisor tidak terlalu mengetahui performansi kerja karyawan tersebut. Pada saat proses penelitian, ada salah seorang supervisor yang mengatakan kalau dirinya kurang begitu mengetahui performansi kerja dari beberapa karyawan karena kurangnya interaksi, dan tidak begitu mengenal karyawan tersebut. Hal ini diperkuat dari teori yang dikemukan oleh Riggio (2008) dalam bukunya yang menyatakan bahwa supervisor bisa saja memiliki keterbatasan perspektif dalam menilai performansi kerja karyawannya (Riggio, 2008).

(62)

mengalami kesulitan saat harus mengoperasikan teknologi yang baru. Sesuai dengan keterangan dari beberapa subjek penelitian. Beberapa subjek penelitian mengatakan bahwa saat ada teknologi baru yang mesti dipakai dalam kegiatan perkantoran, maka akan ada sosialisasi mengenai teknologi tersebut. Selain itu beberapa karyawan juga mengatakan untuk sebisa mungkin disela – sela pekerjaannya membaca buku manual agar segera lancar dalam pengoperasian teknologi baru tersebut. Hal itu sesuai dengan definisi dari technology readiness yaitu kemampuan seseorang dalam berinvestasi pada teknologi, dan kemampuan seseorang dalam mengoperasikan teknologi tersebut untuk membantu menjalankan kehidupan maupun tugas sehari – hari. Dapat juga dikatakan bahwa dalam hal ini instansi tempat karyawan bekerja memiliki kepedulian untuk memajukan kompetensi karyawannya dalam menghadapi persaingan global yang dinamis, Lee et al. (2009) mengemukakan bahwa perkembangan teknologi yang cepat mengakibatkan instansi menghadapi tantangan baru untuk melangsungkan performansi kerja dalam kondisi pasar yang dinamis (Lee et al., 2009).

Selain pengujian terhadap technology readiness yang baik, hasil uji beda one sample t-test terhadap performansi kerja karyawan juga menunjukkan hasil

(63)
(64)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara technology readiness dengan performansi kerja karyawan tidak memiliki hubungan. Hal tersebut disebabkan pada uji asumsi linearitas, kedua variabel tidak memiliki hubungan yang linear sehingga uji korelasi tidak dapat dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara technology readiness dengan performansi kerja karyawan ditolak.

B. Keterbatasan Penelitian

(65)

memiliki karakteristik kerja spesifik yang sama meskipun berada di beberapa instansi yang berbeda.

C. Saran

1. Untuk Subjek Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, subjek penelitian digambarkan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menerima teknologi baru, hendaknya subjek mempertahankan dan meningkatkan hal tersebut untuk menghadapi persaingan secara global. Selain itu memiliki penerimaan teknologi yang baik, subjek penelitian juga memiliki performansi kerja yang tinggi. Maka subjek penelitian diharapkan mempertahankan performansi kerjanya agar kesejahteraan terjaga sejalan dengan meningkatnya performansi kerja dari instansi kerja.

2. Untuk Supervisor

(66)

3. Untuk Penelitian Selanjutnya

(67)

47

Ali, Fouzia. Monazza Karamat. Hafsa Noreen. Mehak Khurram. Asma Chuadary. Madiha Nadeem. Hina Jamshaid. and Saba Farman. 2011. The Effect of Job Stress and Job

Performance on Employee’s Commitment. European Journal of Scientific Research, Vol. 60, No. 2, p. 285 – 294. EuroJournals Publishing, Inc.

Azwar, Saifuddin. 2004. Reliablitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin, Dr. M.A. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bos Cantik Yahoo Sudah Pecat 1000 Karyawan. Dipungut pada 24 Juni 2013, dari http://jogja.tribunnews.com/2013/06/24/bos-cantik-yahoo-sudah-pecat-1.000-karyawan. Demirci, Dr. Ahmet Emre., and Dr. Nezihe Figen Ersoy. 2008. Technology Readiness for

Innovative High – Tech Products: How Consumers Perceive and Adopt New Technologies. Turkey: Anadolu University.

Halim, F. W., A. Zainal, R. Khairudin, W. S. Wan Shahrazad, R. Nasir, and O. Fatimah. 2011. Emotional Stability and Conscientiousness as Predictors toward Job Performance. Pertanika J. Soc. Sci & Hum., Vol. 19 (S), p. 139 – 145. Malaysia: Universiti Putra Malaysia Press.

Jex, Steve M., and Thomas W. Britt. 2008. Organizational Psychology: A Scientist Practitioner Approach, 2nd Edition. USA: John Wiley & Sons, Inc.

June, Sethela and Rosli Mahmood. 2011. The Relationship between Person – job Fit and Job Performance: A Study among the Employees of the Service Sector SME’s in Malaysia. International Journal of Business, Humanities, and Technology, Vol. 1, No. 2, p. 96 – 105. USA: Centre for Promoting Ideas.

Karyawan Krakatau Steel Tuntut Perbaikan Kinerja Perusahaan. Dipungut pada 5 April 2013, dari http://www.antaranews.com/berita/367261/karyawan-krakatau-steel-tuntut-perbaikan-kinerja-perusahaan.

Kerlinger, Fred N. 2006. Asas – Asas Penelitian Behavioral (terjemahan). Cetakan 11. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Kountur, Romy. 2003. Metode Penelitian. Cetakan 1. Jakarta Pusat: CV. Teruna Grafika. .

(68)

Perusahaan Alat Berat. Jurnal Humanitas, Vol. 7, No. 1, p. 76 – 88.

Papalia, Diane E., Duskin, Ruth dengan Martorell, Gabriella. 2014. Menyelami Perkembangan

Manusia, ”Experience Human Development”, Ed. 12 buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Parasuraman, A., 2000. Technology Readiness Index (TRI): A Multiple – Item Scale to Measure Readiness to Embrace New Technologies. Journal of Service Research, Vol. 2, No. 4, p. 307 – 320. USA: Sage Publication.

Riggio, Ronald E. 2008. Introduction to Industrial / Organizational Psychology, 5th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Rose, Janelle and Gerard Fogarty. 2010. Technology Readiness and Segmentation Profile of Mature Consumers. Academy of World Business, Marketing & Management Development, Vol. 4, No. 1, p. 57 – 65. Conference Proceedings.

Santoso, Agung. 2010. Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santrock, John W. 2012. Life – Span Development, Perkembangan Masa – Hidup, Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Schultz, Duane and Sydney Ellen Schultz. 2006. Psychology and Work Today, 9th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc

Spector, Paul E. industrial and Organizational Psychology, 5th ed. 2008. USA: John Wiley & Sons, Inc.

UPI, Makalah Kinerja. Dipungut pada 6 Desember 2013, dari file.upi.eduDirektoriFPEB.

VandenBos. Gary R. 2006. APA Dictionary of Psychology 1st Edition. Washington DC: American Psychology Association.

(69)

49

(70)

LAMPIRAN 1

(71)

Tanggal :

Jabatan : Kepala Divisi / Manager / Personalia (lingkari yang sesuai)

Tanda tangan :

Standar Penilaian

Setiap pernyataan di bawah ini diberi penilaian dengan angka 1 – 5. Angka 1 untuk nilai terendah dan angka 5 untuk nilai tertinggi.

No. Unsur Penilaian Nilai

1. Memiliki gagasan unik dalam memecahkan masalah. 2. Bekerjasama dengan anggota tim / divisi kerja. 3. Memiliki kedisplinan dalam bekerja.

4. Memiliki semangat dalam melakukan tugas – tugas baru.

5. Mampu memimpin rekan kerja dalam mengerjakan suatu tugas. 6. Mampu bekerja sama dengan baik dalam tim yang berbeda. 7. Berinisiatif mengajukan diri untuk mengerjakan tugas baru. 8. Memberikan gagasan baru yang inovatif.

9. Totalitas dalam melakukan suatu pekerjaan.

10. Mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan.

(72)

52 Disusun Oleh: Albert Adityas N

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

(73)

PIHAK I: PENELITI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Albert Adityas Nugraha J

Status : Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

NIM : 09 9114 101

(74)

Nama :

Pendapatan per Bulan : ฀ ≤ 1.000.000

Setelah memahami informasi yang disampaikan oleh peneliti mengenai hak, kewajiban, dan prosedur penelitian, maka saya menyatakan bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini. Saya juga menyatakan bahwa keterlibatan saya berdifat sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, Juni 2014

Pihak II Pihak I

(75)

alternatif jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang ( X ) pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda. Kelima alternatif jawaban yang disediakan antara lain:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Tidak ada jawaban benar ataupun salah. Jawaban yang Anda berikan adalah yang sesuai dengan kondisi diri Anda sendiri. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum memberikan jawaban dan pastikan semua pernyataan telah Anda isi tanpa ada yang terlewatkan.

Contoh:

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Orang lain sering mendatangi Saya untuk minta petunjuk tentang teknologi baru.

(76)

lebih mampu mengendalikan hidup sehari – hari.

2. Saya merasa peran serta manusia sangat penting saat melakukan bisnis dengan perusahaan lain. 3. Orang lain sering

mendatangi Saya untuk minta petunjuk tentang teknologi baru.

4. Saya merasa layanan telepon untuk masalah teknis tidak membantu karena penjelasannya terlalu teknis.

(77)

jasa yang menggunakan teknologi terbaru lebih enak dipakai.

7. Saat Saya melakukan pekerjaan, Saya lebih memilih bercakap dengan manusia secara langsung daripada dengan mesin. 8. Saya senang dengan

gagasan bekerja lewat komputer karena Saya tidak dibatasi oleh jam kerja biasa.

(78)

yang paling maju sampai saat ini.

No. Pernyataan SS S N TS STS

11. Jika Saya mengirim pesan lewat mesin atau internet, Saya tidak yakin pesan itu sampai pada tempat yang tepat.

12. Terkadang saya merasa dimanfaatkan saat menanyakan tentang produk berteknologi tinggi.

13. Saya suka program

komputer yang

(79)

informasi pribadi melalui komputer

No. Pernyataan SS S N TS STS

15. Dibandingkan dengan Saya, teman – teman Saya tampaknya harus lebih banyak belajar tentang teknologi terbaru.

16. Saat membeli produk / jasa berteknologi tinggi, Saya lebih suka memilih fitur dasar saja dibandingkan dengan produk yang memiliki banyak fitur.

(80)

pekerjaan melalui jaringan internet.

No. Pernyataan SS S N TS STS

19. Pada umumnya Saya adalah yang pertama di kalangan teman Saya dalam memperoleh teknologi baru pada saat kemunculannya.

20. Saya merasa malu saat bermasalah dengan teknologi baru di depan banyak orang.

21. Saya merasa teknologi baru merangsang perkembangan saya

(81)

No. Pernyataan SS S N TS STS

23. Saya biasanya dapat memahami cara kerja produk dan layanan berteknologi tinggi yang baru tanpa bantuan orang lain.

24. Saya khawatir informasi yang Saya kirim melalui internet akan terlihat oleh pihak lain.

25. Teknologi meningkatkan mobilitas Saya.

(82)

paling mutakhir dalam area pekerjaan Saya.

No. Pernyataan SS S N TS STS

28. Saya merasa tak nyaman bekerja sama dengan biro usaha yang hanya bisa dihubungi melalui internet.

29. Saya percaya mempelajari

teknologi sama

bermanfaatnya dengan teknologi itu sendiri. 30. Saya merasa perlu ada

bukti tertulis saat melakukan pekerjaan melalui jaringan internet 31. Saya menikmati tantangan

(83)

pemerintah atau perusahaan lebih mudah memata - matai.

No. Pernyataan SS S N TS STS

33. Saya yakin bahwa mesin akan mengikuti apa yang Saya perintahkan.

34. Saya merasa perlu mengecek ulang apakah terjadi kesalahan atau tidak ketika suatu pekerjaan dilakukan otomatis dengan mesin / komputer.

(84)

sangat dibutuhkan.

(85)

LAMPIRAN 2

(86)

SKALA

TECHNOLOGY READINESS

a. Listwise deletion based on all variables in the

(87)
(88)

2. Setelah Seleksi Aitem

a. Listwise deletion based on all variables in the

(89)

TR24 59.16 56.344 .381 .784

TR25 58.02 60.824 .336 .788

TR27 58.79 55.606 .532 .774

TR30 58.47 58.043 .333 .787

TR32 59.00 56.877 .370 .784

TR33 58.50 59.202 .278 .790

(90)

SKALA PERFOMANSI KERJA

a. Listwise deletion based on all variables in the

(91)

UJI NORMALITAS

Normal Parametersa Mean 119.00 Std. Deviation 11.178 Most Extreme Differences Absolute .105

Positive .105

Negative -.059 Kolmogorov-Smirnov Z .803 Asymp. Sig. (2-tailed) .539 a. Test distribution is Normal.

2. Skala Performansi Kerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Performansi Kerja

N 58

Normal Parametersa Mean 38.76 Std. Deviation 5.488 Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .123

(92)

UJI LINEARITAS

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

X * Y1 Between Groups (Combined) 2185.933 16 136.621 1.135 .358

Linearity 75.917 1 75.917 .631 .432

Deviation from Linearity 2110.016 15 140.668 1.168 .333

Within Groups 4936.067 41 120.392

(93)

STATISTIK DESKRIPTIF

Skala Technology Readiness

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

X 58 119.00 11.178 97 153

Skala Performansi Kerja

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

(94)

TERMS OF USE OF THE TECHNOLOGY READINESS INDEX BY A. PARASURAMAN AND ROCKBRIDGE ASSOCIATES, INC.

(January 2, 2002)

Thank you for your interest in our Technology Readiness Index (TRI). The scale is available in three versions:

1) A full 36 item scale used for studies focusing primarily on technology readiness (TR); this scale provides measures on four TR dimensions, optimism, innovativeness, discomfort and insecurity;

2) A 10 item scale for studies where TR is one of the variables for the analysis, but not the main focus of the research; the 10 item scale allows you to create an overall measure of TR and classify respondents into one of five technology belief segments;

3) A 6 item scale for the most basic measure of TR where space on the survey is an issue.

To use the TRI, you need to do the following:

 Review the terms and conditions below;

 Fax, mail or courier the document with a signed order form;

 We will send back the scale questions and instructions for using the scale;  You collect the data and apply the analysis as indicated in our directions;

 We will provide you with normative data from our National Technology Readiness Survey and if you desire, will classify your respondents into technology belief segments for you.

If you have questions, contact:

Charles L. Colby

President

Rockbridge Associates, Inc.

703-757-5213, x12

10130 G Colvin Run Road

Great Falls, VA 22066

Gambar

Tabel 3: Skala Technology Readiness Setelah Penelitian ..........................................
Tabel 1 Distribusi Item Skala Technology Readiness
Tabel 2 Distribusi Item Skala Performansi Kerja
Tabel 3 Skala Technology Readiness Setelah Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa peran yang diharapkan dapat dimainkan oleh aparat pemerintah dalam menata dan memantapkan pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat menurut Sihombing (2001)

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif signifikan antara pola asuh permisif dengan prokastinasi akademik pada siswa kelas X SMA Xaverius Bandar Lampung

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh retailing mix yang meliputi product, price, place, promotion, physical evidence, service, dan people

Kegiatan observasi dilaksanakan sebelum kegiatan PPL bertujuan untuk mengetahui kondisi sekolah secara umum. Hal-hal yang diobservasi oleh mahasiswa meliputi,

Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Nupabomba-Toboli terdiri dari 2 jenis yaitu: 1) perdagangan yang terdiri dari kios sembako yang berjumlah 13 (32%), warung tradisional

Pengujian variabel tahap pertama dilakukan dengan kedua kipas menghembuskan udara ke arah heat sink sisi panas didapat hasil 24,6  C dan pengujian variabel tahap kedua

Sebuah sampel random suatu produk yang melalui uji bertahap diambil dari 6 laboran, untuk diselidiki hasil pengujian bertahap pada semester I dan II... • Sebuah pabrik kimia akan

Posisi pengelolaan sanitasi komponen air limbah domestik Kota Padang Panjang berada pada kuadran II, pada sumbu -12, 2 (-12 merupakan selisih skor kekuatan dan kelemahan