• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM KEGIATAN EKONOMI DI DAERAH RAWAN LONGSOR (KASUS: JALUR POROS TAWAELI-TOBOLI) | Ani | GeoTadulako 9008 29529 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM KEGIATAN EKONOMI DI DAERAH RAWAN LONGSOR (KASUS: JALUR POROS TAWAELI-TOBOLI) | Ani | GeoTadulako 9008 29529 1 SM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS MASYARAKAT DALAM KEGIATAN

EKONOMI DI DAERAH RAWAN LONGSOR

(Kasus: Jalur Poros Tawaeli-Toboli)

Sahariani; Lilik Prihadi Utomo; Iwan Alim Saputra

(saharyanhy@yahoo.co.id, lilik56@ymail.com, IwanAsaputra@untad.ac.id)

JURNAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

PUBLIC ACTIVITIES IN ECONOMIC ACTIVITIES IN EROSION AREA

(CASE: HIGH WAY OF TAWAELI-TOBOLI)

Sahariani; Lilik Prihadi Utomo; Iwan Alim Saputra

(saharyanhy@yahoo.co.id, lilik56@ymail.com, IwanAsaputra@untad.ac.id)

JOURNAL

GEOGRAPHY EDUCATION STUDY PROGRAM

SOCIAL SCIENCE EDUCATION DEPARTEMENT

TEACHER TRAIING AND EDUCATION FACULTY

TADULAKO UNIVERSITY

(3)
(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pendapatan kegiatan ekonomi di daerah rawan longsor poros Tawaeli-Toboli. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan keruangan. Teknik pengambilan sampel secara acak bersyarat. Teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Informan berjumlah 16 orang dengan syarat lama tinggal. Lokasi penelitian wilayah poros Tawaeli-Toboli. Wilayah tersebut dibagi menjadi 2 wilayah pengamatan yaitu Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Tawaeli. Pembagian wilayah disebabkan poros Tawaeli-Toboli memiliki jarak yang panjang yaitu 48 km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekonomi di poros Tawaeli-Nupabomba terdiri dari kios sembako 34 (40%), warung makan 27 (32%), usaha bengkel 5 (6%), industri rumahan kripik pisang 1 (1%), kios sayur dan buah 18 (21%). Peningkatan pendapatan paling tinggi terjadi pada usaha warung makan dengan pendapatan awal Rp. 5.000.000 (4.16%) menjadi Rp. 12.000.000 (12.55%). Peningkatan pendapatan disebabkan karena kejadian longsor yang disertai dengan buka tutup jalan. Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli. Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli terdiri dari kios sembako 13 (32%), warung tradisional (lalampa) 21 (51%), bengkel 4 (10%), kios sayur dan buah 3 (7%). Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada warung tradisional (lalampa) dengan pendapatan awal Rp. 49.980.000 (66.04%) menjadi Rp. 20.000.000 (52.00%). Penurunan pendapatan disebabkan karena kejadian longsor yang diikuti sistem buka tutup jalan. Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan menggunakan mobil. Target konsumen pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.

(5)

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

ABSTRACT

This research intends to identify kinds and income of economic activity in erosion area high way of Tawaeli-Toboli. This is a descriptive qualitative research using spatial approach. Sample was taken randomly and the data was collected through interview and documentation. The informant is 16 people with their requirement of length of staying. The research was conducted in high way of Tawaeli-Toboli. The area was divided into 2 observation area, they are: Tawaeli-Nupabomba and Nupabomba-Toboli. The division is caused by long distance of Tawaeli-Toboli high way which is 48 km. The result of this research revealed that form of economic activity in high way of Tawaeli-Toboli consisted of groceries stall 34 (40%), food stall 27 (32%), machine shop 5 (6%), home industry of banana chips 1 (1%), and vegetable and fruits stall 18 (21%). This improvement of income is in the food stall where the previous income is Rp. 5.000.000 (4.16%) become Rp. 12.000.000 (12.55%). The increase of income is caused by erosion and open close road system. The circulation of goods comes from Parigi, Palu, Toboli and Tawaeli, the goods is taken through car and motorcycle. Economic activity in Nupabomba-Toboli consisted of groceries stall 13 (32%), food stall (lalampa) 21 (51%), machine shop 4 (10%) and vegetable and fruits stall 3 (7%). The decrease of income is caused of income is caused by the erosion and open close road system. The sirculation of goods comes from Parigi, Palu, Toboli and Tawaeli. The goods is taken through car and the target the users of high way of Tawaeli-Toboli.

(6)

PENDAHULUAN

Sulawesi Tengah merupakan daerah yang rawan bencana alam. Salah satu bencana alam yang sering terjadi adalah longsor yang memberikan dampak terhadap kerusakan infrastruktur seperti jalan, rumah-rumah dan ladang masyarakat menjadi rusak bahkan menimbulkan korban jiwa.

Kawasan rawan bencana longsor adalah kawasan lindung atau kawasan budi daya yang meliputi zona-zona berpotensi longsor. Umumnya kawasan rawan longsor memiliki curah hujan tinggi yang dapat mencapai 100 mm/hari atau 70 mm/jam dengan curah hujan tahunan lebih dari 2500 mm/tahun, serta kondisi kemiringan lereng yang curam yaitu ≤ 20˚ (Santoso, (1998) dalam Faizal (2012:12)).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 22/PRT/M/2007, kawasan yang memiliki kemiringan di atas 20˚ ditetapkan sebagai kawasan lindung. Kenyataan di lapangan kawasan ini beralih fungsi sebagai kawasan terbangun atau kawasan pemukiman untuk tempat tinggal dan tempat kegiatan ekonomi masyarakat sekitar. Salah satu faktor kawasan ini dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan kegiatan ekonomi masyarakat adalah tingginya mobilitas kendaraan yang melintas di poros Tawaeli-Toboli.

Poros Tawaeli-Toboli merupakan jalur penghubung antar kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah. Wilayah ini terdapat berbagai macam aktivitas ekonomi masyarakat yang padat pada wilayah-wilayah tertentu. Terdapat beberapa titik yang padat aktivitas ekonomi masyarakat yaitu: 1) wilayah Tawaeli, 2) Kebun Kopi, 3) Tanjung Angin, dan 4) Toboli. Kebun kopi dan Tanjung Angin terletak pada wilayah yang rawan longsor.

(7)

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui jenis kegiatan ekonomi dan mengetahui pendapatan masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi di daerah rawan longsor poros Tawaeli-Toboli.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Penelitian menggunakan pendekatan keruangan yakni poros Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Tawaeli, hal ini didasarkan pada jarak Tawaeli-Toboli yang panjang (48 km) sehingga dibagi menjadi 2 bagian wilayah penelitian. Jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Jumlah informan pada Tawaeli-Nupabomba adalah 10 orang informan dan jumlah informan pada poros Nupabomba-Toboli adalah 6 orang informan dengan status lama tinggal di wilayah tersebut sebagai syarat informan.Teknik pengumpulan data yaitu wawancara (jenis kegiatan ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah poros Tawaeli-Toboli) dengan menggunakan analisis data deskriptif kualitatif.

(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kegiatan ekonomi di daerah rawan longsor poros Tawaeli-Toboli terdiri dari:

Kegiatan Ekonomi pada Poros Tawaeli-Nupabomba

Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Tawaeli-Nupabomba terdiri dari 3 jenis kegiatan ekonomi yaitu: 1) Perdagangan yang terdiri dari usaha kios sembako yang berjumlah 34 (40%), usaha warung makan yang berjumlah 27 (32%), usaha kios sayur dan buah yang berjumlah 18 (21%). 2) Bidang Industri yang terdiri usaha industri rumahan kripik pisang yang berjumlah 1 (1%). 3) Bidang jasa yang terdiri dari usaha bengkel yang berjumlah 5 (6%).

Pemilik usaha pada wilayah poros Tawaeli-Nupabomba memiliki alasan yang bervariasi untuk memilih poros ini sebagai lokasi kegiatan ekonomi seperti wilayah ini merupakan tempat yang strategis untuk melakukan kegiatan ekonomi, alasan lain yaitu mengikuti suami atau orang tua untuk tinggal di wilayah ini, kondisi cuaca juga merupakan alasan pelaku kegiatan ekonomi khususnya pemilik usaha kios sayur dan buah untuk memilih wilayah ini sebagai lokasi kegiatan usahanya. Serta usaha yang menjadi warisan keluarga juga merupakan salah satu alasan mereka memilih wilayah ini sebagai tempat kegiatan ekonomi.

(9)

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

warung makan yang ada di Nupabomba mengambil bahan dari hasil kebun di wilayah ini. Target konsumen pada usaha ini yaitu masyarakat setempat dan pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli. Pengambilan bahan-bahan menggunakan motor dan terkadang menggunakan mobil jika bahan yang diambil banyak; 3) Usaha bengkel, pemilik usaha bengkel di Tawaeli mengambil barang dagangan dan alat-alat bengkel di Palu dengan alasan di Kota Palu harga barang dan alat lebih murah dibandingkan dengan di tempat lain. Pengambilan barang menggunakan motor terkadang barang dititip melalui mobil angkutan; 4) industri kripik, pemilik usaha ini mendatangkan bahan baku dari Bahan-bahan pembuatan kripik seperti pisang didatangkan dari wilayah Pantai Barat, Pantai Timur, serta desa Tolai, sedangkan untuk bahan minyak diperoleh dari kota Palu. Konsumen dari usaha ini tidak hanya sebatas Nupabomba tetapi juga wilayah Pantai Timur, Pantai Barat, Toboli, serta Kota Palu. Sistem pengambilan bahan utama pada usaha ini menggunakan sistem pemesanan, pemilik usaha memesan kepada pengepul pisang dan mengantarkannya di tempat usaha kripik pisang; 5) Usaha Kios Sayur dan Buah, pemilik usaha ini memperoleh barang dagangannya dari wilayah setempat dan luar pulau, untuk barang dagangan jenis sayur diperoleh dari petani setempat sedangkan untuk jenis buah-buahan berasal distributor buah yang ada di wilayah setempat. Pengambilan buah dan sayur menggunakan mobil angkutan barang terkadang juga menggunakan sepeda motor jika barang yang diambil sedikit.

(10)

Kegiatan Ekonomi pada Poros Nupabomba-Toboli

Kegiatan ekonomi masyarakat pada poros Nupabomba-Toboli terdiri dari 2 jenis yaitu: 1) perdagangan yang terdiri dari kios sembako yang berjumlah 13 (32%), warung tradisional (lalampa) yang berjumlah 21 (51%), kios sayur dan buah yang berjumlah 3 (7%). 2) Bidang Jasa yang terdiri dari usaha bengkel yang berjumlah 4 (10%).

Alasan pemilihan lokasi kegiatan ekonomi oleh para pemilik usaha pada poros ini yaitu lokasi ini merupakan poros utama yang menghubungkan beberapa kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah sehingga selalu ramai oleh pengguna jalan, wilayah ini dianggap cukup strategis untuk melakukan kegiatan ekonomi, serta kondisi cuaca yang sangat cocok untuk dijadikan tempat usaha khususnya untuk pemilik usaha kios sayur dan buah, selain itu lokasi yang sudah terkenal oleh masyarakat sebagai tempat penjualan lalampa juga menjadi salah satu alasan mereka melakukan kegiatan ekonomi di wilayah poros Nupabomba-Toboli.

(11)

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

menggunakan motor terkadang barang dititip melalui mobil angkutan.4) Usaha Kios Sembako, pemilik usaha ini yang berada pada wilayah Toboli mengambil barang dagangannya pada distributor yang ada diwilayah terdekat, sedangkan untuk wilayah Nupabomba mereka mengambil barang dagangan di wilayah Ampibabo, Toboli serta Palu yang kemudian dijual kepada masyarakat setempat dan pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli. Pengambilan barang menggunakan mobil angkutan barang mereka pribadi.

Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli memiliki pendapatan yang bervariasi hal ini dipengaruhi oleh kondisi wilayah tersebut yang sering terjadi longsor serta terdapat proyek perbaikan jalan yang mengakibatkan poros ini memiliki sistem buka tutup jalan. Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli yang diikuti adanya buka dan tutup jalan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada warung tradisional (lalampa) dengan pendapatan awal Rp. 49.980.000 (41.62%) menjadi Rp 20.000.000 (20.92%). Hal ini disebabkan karena pengguna jalan takut untuk terjebak macet sehingga lebih memilih untuk menunggu sambil istirahat di wilayah palang pintu.

Pengaruh Lokasi terhadap Perubahan Pendapatan

(12)

semakin berkurang diketahui potensi/karakter yang dimiliki pada lokasi tersebut (Tarigan, 2005: 122-123). Semakin jauh jarak yang ditempuh, maka semakin menurunkan minat seseorang untuk bepergian dari suatu lokasi kelokasi lain.

Berdasarkan teori lokasi, perubahan pendapatan yang berbeda pada lokasi Tawaeli-Nupabomba dan Nupabomba-Toboli saat terjadi longsor disebabkan karena kondisi lokasi. Lokasi poros Nupabomba-Toboli memiliki jarak yang cukup jauh dari lokasi yang padat penduduknya saat terjadi longsor sehingga menurunkan minat masyarakat untuk berbelanja di wilayah ini, hal ini akan menyebabkan penurunan pendapatan pada pedagang dan pengusaha jasa. Berbeda dengan lokasi poros Tawaeli-Nupabomba yang memiliki penduduk yang cukup padat saat terjadi longsor shingga usaha-usaha yang ada di wilayah ini akan mengalami peningkatan pendapatan.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kegiatan ekonomi di wilayah poros Tawaeli-Toboli terdiri 3 jenis yaitu perdagangan, industri, dan jasa. Ketiga jenis kegiatan tersebut meliputi: 1) Perdagangan (usaha warung makan, warung tradisional (lalampa), kios sembako, kios sayur dan buah; 2) Industri (industri rumahan kripik pisang; 3) Jasa (usaha bengkel).

Kegiatan Ekonomi pada Poros Tawaeli-Nupabomba

(13)

Program Studi Pend. Geografi P.IPS FKIP UNTAD

warung makan sambil menunggu jalan terbuka kembali. Berdasarkan data yang dikumpulkan di lapangan kegiatan ekonomi di wilayah poros Tawaeli-Nupabomba. Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen adalah sebagian besar pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.

Kegiatan Ekonomi pada Poros Nupabomba-Toboli

Kegiatan ekonomi di poros Nupabomba-Toboli terdiri dari: 1) kios sembako 13 (32%); 2) warung tradisional (lalampa) 21 (51%); 3) bengkel 4 (10%); 4) kios sayur dan buah 3 (7%). Kejadian longsor pada poros Tawaeli-Toboli yang diikuti adanya buka dan tutup jalan negatif terhadap pendapatan masyarakat di wilayah tersebut. Penurunan pendapatan paling rendah terjadi pada warung tradisional (lalampa) dengan persentase pendapatan awal 66.04% (Rp. 49.980.000)/bulannya menjadi 52.00% (Rp 20.000.000)/bulannya. Penurunan pendapatan disebabkan karena pengguna jalan takut untuk terjebak macet sehingga lebih memilih untuk menunggu sambil istirahat di wilayah palang pintu. Sirkulasi barang berasal dari wilayah Parigi, Palu, Toboli, dan Tawaeli, pengambilan barang dagangan menggunakan mobil dan sepeda motor. Target konsumen adalah sebagian besar pengguna jalan poros Tawaeli-Toboli.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi

revisi VI). Jakarta: PT Asdi Mahastya

Bagong dan Karnaji. (2010). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana

Baswori dan Suwandi.(2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Kalote, Irvan. (2012). Analisis Tingkat Bahaya Longsor di Sepanjang jalan Kebun

Kopi Kecamatan Donggala Sulawesi Tengah. Skripsi. Palu: Program studi

(14)

Masyuri dan Zainuddin. (2008). Metode Penelitian pendekatan praktis dan Aplikatif.

Bandung: PT Refika Aditama

Miles, B M & A. Michael H. (1999). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI PRESS.

Tarigan, Robinson. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT. Bumi Angkasa

Yunus, Hadi Sabari. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah

Gambar

Gambar 1. Peta Jalur Poros Tawaeli-Toboli

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan judul yang telah dipilih oleh peneliti, maka dapat diambil pengertian yang dimaksud dengan Analisis Sharia Compliance Pada Mekanisme Pembiayaan

dalam kategori kurang sekali sebanyak 15 siswa (75 %), siswa yang masuk dalam kategori kurang sebanyak 4 siswa (20 %), siswa yang masuk dalam kategori cukup sebanyal 1 siswa (5

Renja sebagai dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat kebijakan dan program / kegiatan dalam satu tahun dan sebagai acuan penyusunan Rencana

Metode yang dilakukan dalam perbaikan detektor JKT03 CX 821, mengukur untuk mengetahui besar paparan dengan menggunakan alat monitor radiasi gamma RADIAGEM

d) Menurut ulama Hanafiyah, apabila harta yang dihibahkan itu berbentuk rumah harus bersifat utuh, sekalipun rumah itu boleh dibagi. Akan tetapi ulama Malikiyah,

Selanjutnya yaitu perancangan. Tahap perancangan adalah tahap lanjut setelah peneliti menganalisis permasalahan yang dihadapai oleh siswa low vision dan guru pada saat

Kedisiplinan sebagai suatu sikap dan perilaku yang mencerminkan ketaatan dan ketepatan terhadap peraturan, tata tertib, norma-norma yang berlaku dalam pendidikan

Desa Kemiri, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu desa yang mempunyai usaha pengolahan tepung mocaf yang