• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANCANGAN SISTEM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem.

Nix Catering adalah perusahaan skala kecil yang bergerak di bidang jasa boga

yang memiliki kapasitas produksi kurang lebih sekitar 10000 unit per bulan. Sistem

inventory

jika diterapkan untuk perusahaan jasa boga biasanya memiliki

kelemahan-kelemahan yang secara umum mempengaruhi efisiensi kerja, masalah-masalah

tersebut misalnya mekanisme transaksi yang masih menggunakan hubungan one to

one

, masalah portioning, spoil, retur, biaya produksi, desain basis data, dan back up

transaksi. Masalah lainnya adalah sering terjadi kesalahan pada sistem baik saat

melakukan proses pelaporan atau proses lainnya.

Untuk mengatasi permasalahan sistem inventory tersebut maka dibuat Sistem

Informasi Manajemen Inventory yang khusus dipergunakan pada sebuah perusahaan

jasa boga seperti Nix Catering, Nix Catering dalam transaksi bisnisnya masih

menggunakan cara manual seperti pencatatan order dari costumer, pemesanan bahan

bahan baku, perhitungan rencana produksi, sehingga produksi menjadi terbatas.

Berdasarkan hasil analisa dari sistem yang ada pada Nix Catering, dapat

diidentifikasi masalahnya antara lain seringnya terjadi kesulitan untuk menentukan prioritas

pengerjaan order karena belum adanya suatu sistem yang dapat membantu dalam

memperhitungkan kebutuhan setiap item yang akan diproduksi. Apabila hal ini sering

terjadi maka berdampak pada menurunnya kepercayaan konsumen karena terjadi

(2)

keterlambatan produksi. Aliran dokumen didapatkan di Nix Catering digambarkan

pada gambar 3.1

Konsumen melakukan pemesanan melalui bagian marketing, kemudian bagian

marketing mencatat data pesanan dan data pemesan, data pesanan kemudian disimpan

dan diberikan nota yang berisi data masakan dan jumlah pembayaran untuk masakan

yang dipesan, nota salinan disimpan sebagai bukti pemesanan.

Dokumen hasil pencatatan diserahkan pada ke pihak manager, kemudian

membuat rencana produksi diberikan ke bagian produksi untuk membuat order

costumer, seperti yang dijelaskan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Manual Proses Produksi di Nix Catering.

Rencana Produksi Mencatat Order dan Membuat Nota DP Perhitungan Rencana Proses Produksi Produksi Barang Rencana Menu Produksi

Order dan Nota

Barang

Costumer Marketing Pemilik Costumer

Order dan Nota

Order dan Nota

N

N Order dan Nota

(3)

3.2 Perancangan Sistem

Dalam pembuatan sistem ini, dibuat suatu perancangan dengan

menggunakan model-model dan tahap-tahap dalam membuat sistem seperti

pada umumnya. Model-model dan tahap-tahap tersebut adalah :

a) System Flow Penjualan Makanan.

b) System Flow Pembelian Bahan Baku.

c) System Flow Maintenance Data.

d) System Flow Material Requirement Planning.

e) Diagram sistem Material Requirement Planning.

f) Diagram Berjenjang.

g) Context Diagram.

h) Data Flow Diagram (DFD)

i) Entity Relationship Diagram (ERD)

j) Struktur Database.

k) Rancangan Input Output.

3.2.1 System Flow Penjualan Makanan

Pada tahapan ini diberikan gambaran mengenai proses dilakukannya

penjualan makanan. Gambar 3.2 menunjukkan bagaimana proses penjualan makanan

(4)

Gambar 3.2 System Flow Penjualan makanan

Pada gambar 3.2 Menunjukkan proses dimulai dari permintaan pembeli, yang

kemudian akan dilakukan pengecekan menu terhadap status persediaan bahan baku.

Setelah semua proses penjualan dilakukan akan dibuatkan nota penjualan untuk

meng-update data penjualan makanan dan persediaan bahan baku.

3.2.2 System Flow Pembelian Bahan Baku

Pada tahap ini diberikan gambaran mengenai proses dilakukannya pembelian bahan baku. Dalam sistem flow ini melibatkan proses yang berjalan dengan bantuan komputer, gambar 3.3 menunjukkan bagaimana proses pembelian dilakukan.

Pada sistem flow ini dilakukan proses pengecekan status persediaan bahan baku oleh bagian produksi. Jika status persediaan bahan baku kurang, maka sistem akan mencetak

(5)

Purchase Order (PO) sebanyak 3 lembar untuk pemilik sebagai pihak manajemen dan 2 lembar untuk bagian gudang .

Gambar 3.3 Proses Pembelian Bahan Baku

3.2.3 System Flow Material Requirement Planning

Pada tahapan ini diberikan gambaran mengenai proses material requirement

planning

, yang meliputi proses analisa hasil penjualan, proses Jadwal Induk Produksi

(6)

Gambar 3.4. System Flow Material Requirement Planning

Pada gambar 3.4 menunjukkan proses data Penjualan yang akan menentukan

apakah produksi dapat dilakukan dengan persediaan yang ada digudang saat ini, jika

tidak maka sistem akan melakukan perhitungan berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk melakukan pemesanan bahan baku sehingga produksi dapat berjalan. Untuk

dapat melakukan hal ini maka dibutuhkan tabel penjualan. Proses pembuatan JIP

membutuhkan data item master, yang akan menghasilkan laporan persediaan untuk

pemilik usaha.

3.2.4. Diagram Sistem Material Requirement Planning

Pada tahap ini diberikan gambaran mengenai alur proses input dan output

dalam Material Requirements Planning (MRP). Program MRP memerlukan data

struktur produksi (Bill Of Material), status persediaan, dan jadwal induk produksi

(7)

(Master Production Shcedule). Hasilnya berupa rencana pembelian, dan laporan

aktivitas produksi jangka pendek, seperti yang digambarkan pada .

Daftar Material Perencanaan Kebutuhan Material Daftar Material Jadwal Induk Produksi Rencana Pembelian Rencana Produksi Jangka Pendek

Gambar 3.5 Diagram Sistem Material Requirement Planning

3.2.5 Context Diagram

Context diagram menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar, dari semua hubungan antara sistem informasi persediaan dengan lingkungan sekitarnya. Gambar context

diagram ditunjukkan pada gambar 3.6. Didalam pembuatan sistem informasi persediaan ini terdapat enam kesatuan yang terlibat dalam sistem tersebut, yaitu bagian pembelian, bagian produksi, gudang, accounting, Research and Development, penjualan,

(8)

Data Pelanggan

Data Supplier Data Supplier

Menu Masakan

Data Bahan Baku Menu Masakan

Data Pelanggan

Data Hasil Produksi

Menu Order

Data Bahan Baku

Data Order Bahan Baku

Data Order Bahan Baku Data Bahan Baku

Menu Order 0 Sistem Informasi Inventory

+

Marketing Pemilik Produksi Supplier

Gambar 3.6 Diagram Konteks Sistem Informasi Persediaan

Pada gambar 3.6 Proses yang terlibat didalam sistem informasi persediaan

antara lain proses pembelian yang dilakukan oleh bagian pembelian (berhubungan

dengan pihak luar yaitu supplier), proses Penjualan (berhubungan dengan pihak luar

yaitu

Customer

)

,

Gudang,

accounting

(pemilik) yang bertanggung jawab dalam

menentukan item apa saja dan jumlah yang dibutuhkan untuk membuat produk baru.

(9)

3.2.6 Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang ini dibuat agar dapat mempersiapkan penggambaran

data

Flow Diagram

(DFD) pada

level-level

bawah. Diagram berjenjang dari sistem

informasi persediaan bahan baku makanan dapat dilihat pada gambar 3.7.

0 Sistem Informasi Persediaan 2.1 Pembelian 1 Maintenance Data 2.2 Transaksi Input Order 2.3 MRP 1.1 Maintenance Supplier 1.2 Maintenance MenuDan Bahan Baku 1.4 Maintenance Data Pelanggan 2 Transaksi 2.4 Produksi

Gambar 3.7 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Persediaan

Proses Sistem Informasi Persediaan sebagai proses utama didalam sistem,

Proses sistem Informasi Persediaan ini memiliki beberapa sub proses, yaitu:

1. Proses M

aintenance

data yang terdiri dari beberapa sub proses lagi yaitu:

a)

Maintenance

Supplier : berfungsi untuk mengorganisir data supplier

b)

Maintenance

Menu : berfungsi untuk mengatur menu masakan.

c)

Maintenance

Bahan Baku.

d)

Penyesuaian Komponen bahan baku : berfungsi untuk mengatur

konversi berat masing-masing bahan baku.

2. Proses Pembelian yang terbagi dalam 4 sub proses yaitu:

a)

Cek Persediaan

(10)

b)

Pemesanan: berfungsi untuk melakukan pemesanan kepada supplier.

Proses ini terbagi menjadi 2 sub proses lagi yaitu proses Cek Pesanan

ke supplier dan Retur Barang supplier.

3. Proses Penjualan yang terbagi menjadi 2 sub proses yaitu:

a)

Cek Pemesanan Menu

b)

Pemesanan Menu

4. Proses MRP yang terbagi menjadi 2 sub proses yaitu:

a)

Master Production Schedule

yang didalamnya juga terdapat proses

Lot

Sizing

b)

Laporan persediaan.

3.2.7 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan hasil turunan dari

context diagram

. DFD menggambarkan

proses - proses yang ada secara lebih detail. DFD dapat menjadi beberapa

level

tergantung seberapa banyak proses yang ada pada sistem.

(11)

A. DFD Level 0

Detail Bahan Menu

Data Bahan Baku Menu Masakan

Data Hasil Produksi

Menu Order

Data Bahan Baku Data Order Bahan Baku

Data Order Bahan Baku Menu Order

Data Pelanggan Data Supplier

Data Pelanggan

Menu Masakan

Data Bahan Baku Marketing Pemilik PemilikPemilik Supplier Supplier Produksi Produksi Marketing Marketing Produksi Pemilik 1 Maintainance Data + 2 Transaksi + PemilikPemilik

Gambar 3.8 DFD Level 0 Sistem Informasi Kebutuhan Bahan Baku

Pada gambar 3.8 menunjukkan bahwa data, hasil dari setiap proses menjadi

inputan

atau masukan untuk proses lainnya, secara garis besar proses dimulai dari

proses Penjualan, data dari proses hasil Penjualan digunakan proses MRP untuk

(12)

melakukan perhitungan MRP, dari proses MRP hasil perhitungan sebagai inputan

proses Pembelian, hasil proses pembelian menjadi masukan proses

Maintenance

.

B. DFD Level 1 Proses Maintenance Data.

Pada gambar 3.8.1 digambarkan ada empat sub proses dari proses

maintenance

data

, antara lain proses

maintenance supplier,

maintenance

menu dan

maintenance

data pelanggan. Kesatuan luar yang terlibat, yaitu Pemilik

dan bagian

Marketing.

Gambar 3.8.1 DFD Level 1 Proses Maintenance Data

Flow_1474

Input Detail Bahan Menu

Ambil Data menu Masakan Input Data Menu Masakan

[Detail Bahan Menu]

Ambil Data Pelanggan Update Data Pelanggan [Data Pelanggan]

[Data Pelanggan]

Ambil Detail Supplier Input Detail Supplier Ambil Data Supplier Update Data Supplier

[Data Supplier] Ambil Data Bahan Dasar

Update Db Bahan Dasar

[Menu Masakan] [Data Bahan Baku]

Pemilik Pemilik Marketing Pemilik Pemilik 1.1

Maintenance Menu Dan Bahan Baku 1 Db Bahan Dasar

1.2

Maintenance Data Supplier 2 Db Supplier 3 Db Detail Supplier 1.3 Maintenance Data Pelanggan 4 Db Pelanggan Pemilik 13 Menu Masakan 14 Detail Menu Masakan

(13)

C. DFD Level 1 Proses Transaksi.

Pada gambar 3.8.2 digambarkan ada 2 sub proses dari proses pembelian,

antara lain proses cek persediaan dan proses pemesanan. Kesatuan luar yang terlibat,

yaitu bagian Produksi, Pemilik (

accounting)

, bagian Marketing dan

Supplier.

Gambar 3.8.2 DFD Level 1 Proses Transaksi

Detail Pembelian

Data Pembelian Bahan Baku

Data Pambelian

Detail Pembelian Data Pembelian Data Order Produksi

Data Bahan Dasar [Data Bahan Baku]

[Data Hasil Produksi]

[Menu Order]

Update Data Bahan Baku [Data Bahan Baku]

[Data Order Bahan Baku] Data Pembelian Bahan Baku

Detail Menu Order

Ambil Data Menu Order

[Data Order Bahan Baku] Ambil Detail Order Menu

Input Detail Order Menu

Ambil Data Order Menu Input Data Order Menu

[Menu Order] [Menu Masakan] Marketing Pemilik Pemilik Supplier Supplier ProduksiProduksi Marketing Produksi 2.1

Transaksi Input Order Menu

5 Db Order Menu

6 Detail Order Menu

2.2 Proses Lotsizing 2.3 Transaksi Pembelian Bahan Dasar 9 Db Bahan Dasar2 2.4 Proses Produksi 11 Pembelian 12 PembeliaDetail n Pemilik

(14)

3.2.8 Entity Relationship Diagram (ERD)

Merupakan proses yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antar

entity

dan relasinya. ERD memiliki 2(dua) Model yaitu

Conceptual Data Model

(CDM)

yang menjelaskan hubungan antara

entity

secara konseptual. CDM yang dimaksud

mengacu pada gambar 3.9 Sedangkan yang sedua adalah model

Physical Data Model

(PDM) yang menggambarkan hubungan antar

entity

secara fisik, seperti yang

digambarkan pada gambar 3.10.

A. Conceptual Data Model (CDM)

Berikut ini akan diberikan gambaran mengenai basis data yang digunakan

dalam pembuatan sistem informasi ini. CDM ini menggambarkan diagram basis data

secara konseptual. Rancangan CDM dapat dilihat pada gambar 3.9. dari CDM ini

kemudian akan dilakukan proses

generate

hingga menghasilkan

Physical Data Model

(PDM).

(15)

Gambar 3.9 Conceptual Data Model

B. Physical Data Model (PDM)

Berikut ini akann diberikan gambaran mengenai PDM. Dari gambar 3.10 Ini

akan dapat dilihat struktur dari tabel yang digunakan dalam pembuatan sistem

informasi persediaan bahan baku pada Nix Catering. PDM merupakan hasil

generate

dari

Conceptual Data Model

(CDM). Sama halnya dengan CDM, PDM juga

menggambarkan struktur basis data yang digambarkan dalam PDM ini, dapat

dilakukan proses

generate

skrip yang kemudian hasil skrip ini dapat digunakan untuk

membuat tabel beserta strukturnya kedalam

software database

yang diinginkan.

Relation_137 Relation_136 Relation_135 Relation_134 Relation_133 Relation_132 Relation_131 Relation_130 Relation_129 Relation_126 Db Bahan D asar Id Bahan Dasar Nama Bahan Dasar Satuan Bahan Dasar Stock Holding Cost Db Suppl ier Id Supplier Nama Supplier Alamat Supplier Keterangan Supplier Telp Supplier Db Detail Supplier Id Supplier Id Bahan Dasar Harga Bahan Dasar Lead Time Bahan Dasar Setup Cost Bahan Dasar Db Pelanggan ID Pel anggan Nama Alamat No Telp Contact Person Db Or der Menu Kd_Oder ID Pelanggan Tanggal Kirim Menu Tanggal Lotsizi ng Menu Tanggal Memasak Tanggal Pemesanan Menu Status

Total H ar ga

Detail Order Menu Id Menu

Kd_Oder Nama Menu Jumlah Order Kuanti tas Harga Per Porsi

Pembelian No Nota Nama Suppl ier Jumlah Pembelian Tanggal Pembelian Detail Pembelian No Nota Id Bahan Dasar Harga Pembelian Jumlah Pembelian Nama Bahan Dasar Menu Masakan Id Menu Keterangan Kuanti tas Nama Menu Satuan Menu Gambar

Detail Menu Masakan Id Bahan Dasar Id Menu

IsBahanHasilProses Jumlah Bahan Dasar Lama Proses Menit Level

Method Nama Bahan Dasar NamaHasilProses Harga Proses

(16)

Dalam sistem ini menggunakan

software Microsoft Access Database

sebagai sistem

basis datanya.

Gambar 3.10 PDM (Physical data model)

ID_MENU = ID_MENU ID_PELANGGAN = ID_PELANGGAN KD_ODER = KD_ODER NO_NOTA = PEM_NO_NOTA ID_BAHAN_DASAR = ID_BAHAN_DASAR ID_MENU = ID_MENU NO_NOTA = NO_NOTA ID_SUPPLIER = ID_SUPPLIER ID_BAHAN_DASAR = ID_BAHAN_DASAR DB_BAHAN_DASAR ID_BAHAN_DASAR LongInteger NAMA_BAHAN_DASAR Memo SATUAN_BAHAN_DASAR Memo STOCK LongInteger HOLDING_COST Currency DB_SUPPLIER PEM_NO_NOTA Memo ID_SUPPLIER LongInteger NO_NOTA Memo NAMA_SUPPLIER Memo ALAMAT_SUPPLIER Memo KETERANGAN_SUPPLIER Memo TELP_SUPPLIER Memo DB_DETAIL_SUPPLIER ID_SUPPLIER LongInteger ID_BAHAN_DASAR LongInteger HARGA_BAHAN_DASAE Currency LEAD_TIME_BAHAN_DASAR Integer SETUP_COST_BAHAN_DASAR Currency DB_PELANGGAN ID_PELANGGAN LongInteger NAMA Memo ALAMAT Memo NO_TELP Memo CONTACT_PERSON Memo DB_ORDER_MENU KD_ODER Memo ID_PELANGGAN LongInteger TANGGAL_KIRIM_MENU DateTime TANGGAL_LOTSIZING_MENU DateTime TANGGAL_MEMASAK DateTime TANGGAL_PEMESANAN_MENU DateTime STATUS Text(8) TOTAL_HARGA Currency DETAIL_ORDER_MENU ID_MENU LongInteger KD_ODER Memo NAMA_MENU Memo JUMLAH_ORDER LongInteger KUANTITAS LongInteger HARGA_PER_PORSI Currency PEMBELIAN NO_NOTA Memo NAMA_SUPPLIER Memo JUMLAH_PEMBELIAN LongInteger TANGGAL_PEMBELIAN DateTime DETAIL_PEMBELIAN NO_NOTA Memo ID_BAHAN_DASAR LongInteger HARGA_PEMBELIAN Currency JUMLAH_PEMBELIAN LongInteger NAMA_BAHAN_DASAR Memo MENU_MASAKAN ID_MENU LongInteger KETERANGAN Memo KUANTITAS LongInteger NAMA_MENU Memo SATUAN_MENU Memo TXT Memo DETAIL_MENU_MASAKAN ID_BAHAN_DASAR LongInteger ID_MENU LongInteger ISBAHANHASILPROSES YesNo JUMLAH_BAHAN_DASAR LongInteger LAMA_PROSES_MENIT LongInteger LEVEL Memo METHOD Memo NAMA_BAHAN_DASAR Memo NAMAHASILPROSES Memo HARGA_PROSES Currency

(17)

3.2.9 Struktur Database

Pada tahap ini diberikan penjelasan mengenai tabel-tabel yang digunakan

dalam pembuatan sistem, yang dijelaskan yaitu nama tabel, nama atribut, dan tipe

data yang digunakan.

A. Tabel Master Supplier

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data

Supplier

. Struktur tabel ini

ditunjukkan pada tabel 3.1. dalam tabel ini terdapat enam atribut yaitu: Id_supplier,

Nama, Alamat, Kota, Telp, Keterangan. Yang berperan sebagai

primary key

dalam

tabel ini adalah attribut Id_supplier.

Tabel 3.1 Master Supplier

No

Nama Attribut

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Id_supplier

Autonumber

10

Primary key

2.

Nama

Varchar

100

Not Null

3.

Alamat

Varchar

150

Not Null

4.

Kota

Varchar

50

Not Null

5.

Telp

Varchar

50

Null

6.

Keterangan

Varchar

200

Null

B. Tabel Master Bahan Dasar

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data persediaan. Struktur tabel ini

ditunjukkan pada tabel 3.2. Dalam tabel ini terdapat lima attribut, yaitu

Id_BahanDasar, NamaBahanDasar,

Stock

, Satuan, Harga/Satuan. Didalam tabel ini

yang menjadi

primary key

adalah Id_BahanDasar.

(18)

Tabel 3.2 Master Bahan Dasar

No

Nama Atribut

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Id_BahanDasar

Autonumber 10

NotNull

2.

NamaBahanDasar Varchar

50

Null

3.

Stock

Number

100

Null

4.

Satuan

Varchar

10

Null

5.

Harga/Satuan

Currency

100

Null

C. Tabel Master Menu

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data menu. Struktur tabel ini

ditunjukkan pada tabel 3.3. Dalam tabel ini terdapat enam attribut yaitu: Id_Menu,

Nama Menu, Kuantitas, Satuan, Keterangan, Gambar. Attribut yang menjadi

primary

key

adalah, Id_Menu.

Tabel 3.3 Master Menu

No

Nama

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Id_Menu

AutoNumber

10

NotNull

2.

Nama_Menu

Text

100

Null

3.

Min Order

Number

100

Null

4.

Satuan

Text

10

Null

5.

Keterangan

Text

100

Null

(19)

D. Tabel Detail Bahan Menu

Tabel ini berfungsi untuk membuat resep atau formula atau

Bill Of Material

(BOM), tabel ini terdiri dari sepuluh attribut yaitu: Id_menu, IsBahanHasilProses,

Id_BahanDasar, NamaBahanDasar, NamaBahanHasilProses, Level,Harga Proses,

LamaProsesMenit, JumlahBahanDasar,Method. Struktur tabel ini sebagai lookup

terhadap tabel Master Bahan Dasar dan Master Menu.

Tabel 3.4 Detail Bahan Menu

No

Nama

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Id_Menu

Number

10

NotNull

2.

IsBahanHasilProses

Yes/No

3

Null

3.

Id_BahanDasar

Text

10

NotNull

4.

NamaBahanDasar

Text

100

Null

5.

NamaBahanHasilProses

Text

100

Null

6.

Level

Text

100

Null

7.

HargaProses

Currency

100

Null

8.

LamaProsesMenit

Number

100

Null

9.

JumlahBahanDasar

Number

100

Null

10.

Method

Text

150

Null

E. Tabel Master Pelanggan

Tabel ini berfungsi untuk menimpan data-data pelanggan yang memiliki lima

Attribut yaitu: Id_Pelanggan, Nama_pelanggan, Alamat, NoTelp, KontakPerson,

dengan Id_Pelanggan sebagai Primary Key nya seperti yang di gambarkan pada tabel

3.5

(20)

Tabel 3.5 Tabel Master Pelanggan

No

Nama

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Id_Pelanggan

AutoNumber

10

NotNull

2.

Nama

Text

100

Null

3.

Alamat

Text

100

Null

4.

NoTelp

Varchar

15

Null

5

KontakPerson

Text

60

Null

F. Tabel Order Katering

Tabel ini memiliki enam attribut yaitu: Kode_order, Tanggal_pesan, Tanggal

Kirim, Pelanggan, TotalHarga, Status. Struktur tabel dengan Kode_Order sebagai

Primary Key

dan Pelanggan sebagai

Foreign key

dari tabel Pelanggan seperti yang

digambarkan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Order Katering

No

Nama

Tipe

Panjang

Keterangan

1.

Kode_order

AutoNumber

10

Primary Key

2.

TanggalPesan

Date

10

Null

3.

TanggalKirim

Date

10

Null

4.

Pelanggan

Number

10

Foreign Key

5.

TotalHarga

Currency

100

Null

(21)

3.2.10 Rancangan Input Output.

Pada tahap ini dilakukan proses perancangan

input

dan

output

dari sistem

informasi persediaan yang dibuat. Perancangan

input

dan

output

sistem berguna

sebagai gambaran

visual

dari sistem yang akan dibuat.

A. Rancangan Input

Rancangan input merupakan gambaran

visual

dari aplikasi yang berupa

form

kerja. Rancangan input ini dapat menggambarkan aplikasi yang dibangun, berikut ini

penjelasan rancangan

input

yang ada.

a.

Form Input Data Supplier

Form input data supplier ini digunakan untuk menyimpan data supplier.

Bentuk form ini ditunjukkan dalam gambar 3.11. didalam form ini terdapat

beberapa

field

inputan, yaitu Nama, Alamat, No Telp, Keterangan,dan untuk

field ID_supplier dibuat otomatis, hasil inputan ini disimpan dalam tabel

Supplier.

(22)

b.

Form Input

Bahan Dasar

Form input data bahan dasar ini digunakan untuk menyimpan data bahan

baku. Bentuk form ini ditunjukkan dalam gambar 3.12. didalam form ini

terdapat beberapa inputan, yaitu kode, nama, stock, dan satuan bahan dasar,

dan harga per satuan. Untuk

field

kode bahan dasar dibuat otomatis, hasil

inputan ini disimpan dalam tabel bahan baku.

(23)

c.

Form Input Data

Menu Masakan (Formula /Resep / BOM)

Form input data

Bill Of Material

( BOM ) ini digunakan untuk

menyimpan data komposisi bahan baku untuk setiap masakan, bentuk form ini

ditunjukkan dalam gambar 3.13. didalam form ini terdapat beberapa inputan,

yaitu nama menu, minim order, satuan, dan harga per satuan,

field

Id_menu

dibuat otomatis. Gambar 3.14 merupakan

sub form

dari

form

input data menu

masakan.

Gambar 3.13. Form Master Menu Masakan

(24)

d.

Form Master

Pelanggan

Form ini digunakan untuk memasukkan data-data pelanggan, bentuk

form ini ditunjukkan pada gambar 3.15 didalam form ini terdapat

field-field

yang digunakan sebagai inputan yaitu: Nama, No Telp, Alamat, Contact

Person, sedangkan

field

ID dibuat otomatis menghasilkan nomor yang bersifat

unik. Data yang sudah dimasukkan akan disimpan dalam tabel Master

Pelanggan.

Gambar 3.15. Form Inputan Master Pelanggan

e.

Form Input

Order

Form ini digunakan untuk memasukkan data Pesanan dari Pelanggan,

bentuk form seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.16 dengan

field-field

nya

adalah Tanggal Pemesanan, Tanggal Kirim, Nama Pelanggan, Alamat. Data

dari form ini akan disimpan dalam tabel Order

(25)

Gambar 3.16. Form Input Order

f.

Form Lot Sizing

Form ini digunakan untuk menampilkan keseluruhan kebutuhan bahan dasar,

yang diperlukan dalam proses produksi berdasarkan periode tanggal seperti

pada gambar 3.17.

(26)

g.

Form Pembatalan Order

Form ini digunakan untuk membatalkan order dari pelanggan, hal yang

menyangkut pemotongan uang muka berdasarkan keputusan pemilik. Seperti

yang digambarkan pada gambar 3.18.

Gambar 3.18. Form Pembatalan Order

h.

Form Pembelian

Form ini digunakan untuk mencatat pembelian bahan dasar dari

pembelian secara manual, setelah data bahan dasar diinputkan dan disimpan

maka stock akan bertambah. Bentuk form ini digambarkan pada gambar 3.19.

(27)

i.

Form Data View Order

Form ini merupakan fasilitas untuk melihat order yang sudah tercatat

dalam database beserta statusnya, Filter berisi pilihan

ALL

untuk melihat semua

record

,

PENDING

untuk menampilkan semua order yang sedang atau akan

dikerjakan,

FINISH

untuk menampilkan order yang telah selesai dikerjakan dan

dikirim, dan BATAL untuk menampilkan semua order yang dibatalkan. Bentuk

form ini digambarkan pada gambar 3.20.

Gambar 3.20

Form Data view Order

j.

Form

Laporan

Data Order

Form ini berfungsi untuk memberikan laporan keseluruhan order yang

ada,

field

periode merupakan

field

dimana user menentukan tanggal data order

mana yang akan di cetak,

field

Status berfungsi sebagai Filter order apa saja

yang akan dicetak dengan pilihan ALL untuk menampilkan semua order

berdasarkan tanggal periode, status

PENDING

untuk menampilkan order yang

sedang atau akan dikerjakan atau belum selesai, status

FINISH

untuk

menampilkan order yang sudah selesai dan dikirim dan status BATAL untuk

(28)

menampilkan Order yang dibatalkan berdasarkan periode seperti yang

digambarkan pada gambar 3.21.

Gambar 3.21 Form Laporan Data Order

3.3. Prosedur Pengembangan

Tahap ini bertujuan untuk mempelajari kebutuhan sistem, baik spesifikasi,

data input yang diperlukan, maupun alur data sistem agar mendapatkan sistem yang

terstruktur. Berikut ini adalah prosedur penghitungan jumlah barang yang harus

dipesan dari pemasok, dan biaya inventory seperti yang digambarkan pada gambar

3.22.

(29)

Gambar 3.22 Prosedur Penghitungan

Berikut ini adalah algoritma penghitungan Daging berdasarkan periode:

Langkah 1 :

Sebelum melakukan proses perhitungan MRP (

Material Requirement

Planning).

Dilakukan pemilihan order berdasarkan periode bulan, untuk selanjutnya

dilakukan

Lot Sizing

seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.23.

Gambar 3.23

Form Order LotSizing

Input

Order

Pelanggan

MRP

Input

BOM

Input Data

Persediaan

Input Data Item

Master

(30)

Langkah 2 :

Untuk perhitungan MRP akan diberikan contoh menggunakan salah

satu metode yang digunakan, yaitu

Lot For Lot

Hasil dari perhitungan ini

diperlihatkan pada gambar 3.24.

Gambar 3.24.

Form Proses Lot Sizing

Selanjutnya menghitung total biaya

inventory

yang meliputi biaya

Setup

(biaya Pengadaan Stock) dan biaya

Hold

(biaya Penyimpanan Stock). Persamaan

yang digunakan sebagai berikut:

Biaya Setup = (jumlah rencana Pemesanan yang terjadi ) x Setup Cost

= 6 x Rp 200

= Rp 1200

Biaya Hold

= (jumlah persediaan akhir) x Holding Cost

= 0 x Rp 10

Gambar

Gambar 3.1. Manual Proses Produksi di Nix Catering.
Gambar 3.2 System Flow Penjualan makanan
Gambar 3.3 Proses Pembelian Bahan Baku
Gambar 3.4. System Flow Material Requirement Planning
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Steategi memilih komunikator, memilih pesan, dan mengajak khalayak untuk berpikir dalam kampanye Ahmad Heryawan-Deddy

Pada modulasi ini sudut fase dari gelombang pembawa berubah menurut pola perubahan gelombang modulasi.. disebut indeks

Yamaeka, F, 2017, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu yang Mempunyai Bayi Umur 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawang Padang

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus merupakan garda terdepan dalam pengembangan bidang penelitian yang

perkembangan anak ke depan. Janin usia 4 bulan telah dapat mendengarkan bunyi yaitu bunyi detak jantung sang ibu. Oleh karena itu, ibu sebagai lingkungan pertama si

Dengan kata lain, pendapatan dicatat ketika kas diterima, penangguhan pendapatan (unearned) tidak dimasukkan dalam laba fiskal, dan biaya diakui pada saat kas

Metode transportasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber ke tujuan dengan alokasi produk yang diatur sedemikian rupa sehingga

Para pelaku bisnis UMKM mempersepsikan kendala yang masih ada yaitu misalnya kesulitan dalam proses monitoring pembayaran transaksi, biaya akses internet yang masih cukup