• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki potensi alam sebagai penghasil garam. Secara geografis, Indonesia kaya akan sumber daya mineral. Indonesia juga merupakan salah satu negara maritim terbesar dunia dengan luas laut 70 % dari total luas wilayah Indonesia dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia yaitu sepanjang 95.181 km. Berdasarkan Balitbang KKP (2012) hanya 34.000 hektar lahan pesisir di Indonesia yang memenuhi kriteria teknis untuk digunakan sebagai lahan tambak garam. Dari luasan tersebut, hingga saat ini baru sekitar 60 % yang telah dimanfaatkan sebagai lahan tambak garam produktif.

Pengolahan tambak garam di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sejak jaman Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, garam pada saat itu menjadi produk andalan yang dapat dipasarkan ke beberapa negara Asia dan Eropa. Keadaan yang terjadi dahulu sangan bertolak belakang pada kondisi saat ini. Pada saat ini kebutuhan garam cukup besar dan terus bertambah setiap tahunnya, sementara produksi garam dalam negeri terbatas dan tidak dapat mencukupi kebutuhan garam nasional. Pada tabel 1.1 dapat diketahui rata-rata kebutuhan dan produksi garam nasional dalam lima tahun terakhir. Tabel 1.1 dibawah ini merupakan data rekapitulasi kebutuhan garam bahan baku nasional dengan rekapitulasi produksi garam bahan baku nasional

(2)

2 yang terus meningkat setiap tahunnya.

Tabel 1.1. Rata-Rata Kebutuhan dan Produksi Garam bahan Baku Nasional (per tahun) dalam ton

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 Target 676.244 1.235.706 1.711.100 1.894.428 2.120.447 Kebutuhan 1.600.000 1.648.000 1.697.440 1.748.363 1.800.814 Stok Awal Tahun 9.577 549.039 1.003.833 1.165.943 1.370.108 Impor 923.756 412.294 -13.660 -146.065 -319.633 Produksi 1.225.000 1.690.500 1.859.550 1.952.528 1.991.578 Jumlah 2.158.333 2.651.833 2.863.383 3.118.471 3.361.686 Stok Akhir Tahun 558.333 1.003.833 1.165.943 1.370.108 1.560.872 Pamekasan 51494,76 91.508,32 48.703,47 89.255,50 123.534 Sumber: KKP,2016

Produksi garam yang terbatas didalam negeri menyebabkan perlu dilakukannya impor garam untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Beberapa tahun mendatang hingga saat ini kebutuhan garam industri hampir sepenuhnya dipenuhi melalui garam impor. Pada tabel 1.2 dibawah ini merupakan rekapan negara yang setiap tahunnya mensuplai garam di Indonesia dalam memenuhi garam nasional.

Tabel 1.2. Rekapitulasi Impor Garam Nasional (ton) No Negara Asal 2011 2012 2013 2014 2015 1 Australia 1.788.140 1.648.541 1.588.514 2.004.025 1.489.582 2 India 1.021.513,8 565.731 330.750 235.736,2 333.731,2 3 Tiongkok 180 5.980,9 496 24.471,8 37.404,1 4 Selandia Baru 1.128 1.574 1.728 2.188 2.248 5 Singapura 24.000 23,5 16 18,1 30,4 6 Jerman 565,7 429,4 292 340,6 237 7 Denmark 0,2 44 352 379,5 343 8 Lainnya 343,1 682 781,7 1.001,5 473,6 Jumlah 2.835.870,8 2.223.005,8 1.922.929,7 2.268.160,7 1.864.049,3 Sumber: BPS, 2016

(3)

3 Berdasarkan penjelasan diatas terkait luasan lahan di Indonesia yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai tambak garam ± 34.000 hektar seharusnya Indonesia dapat memenuhi kebutuhan garam dalam negeri tanpa melakukan impor dari negara lain. Pengolahan garam secara tradisional menyebabkan peningkatan produksi garam yang tidak signifikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Proses produksi garam bahan baku di Indonesia sangat bergantung pada faktor cuaca karena bahan baku yang digunakan untuk membuat garam ialah air laut. Didunia ini hanya beberapa negara yang memproduksi garam dengan bahan baku air laut. Cuaca sebagai faktor utama dikarenakan proses produksi utama yang dilakukan dalam pembuatan garam ialah evaporasi. Energi utama yang digunakan dalam proses tersebut ialah sinar matahari dan faktor iklim lainnya seperti arah angin, curah hujan, dan suhu. Curah hujan merupakan indikator penentu panjangnya musim kemarau dalam satu tahun yang berdampak pada panjangnya musim produksi.

Di Indonesia, teknologi produksi yang diterapkan masih sangat dipengaruhi oleh iklim. Indonesia tergolong dalam iklim kemarau pendek. Dalam produksi garam luasan lahan sangat mempengaruhi seharusnya semakin luas akan semakin baik kualitas garam yang dihasilkan. Produksi garam merupakan proses yang membutuhkan banyak tenaga kerja sehingga sangat tepat jika diterapkan di Indonesia. Lahan garam di Indonesia semakin berkurang yang aktif digunakan. Hal ini dikarenakan harga garam yang murah sehingga lahan tambak garam rakyat telah beralih fungsi dan hal ini menyebabkan produksi garam menurun. Para petani garam di Indonesia juga belum memiliki

(4)

4 kemampuan pengolahan garam yang baik dan sesuai dengan standar internasional.

Pada proses produksi garam bahan baku pasti akan memberikan dampak lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari hamparan petakan kolam tambak garam tanpa adanya penghijauan. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui seberapa besar dampak lingkungan yang diberikan. Pada penelitian ini akan dilakukan evaluasi dampak lingkungan yang dihasilkan industri garam bahan baku dan penilaian dampak lingkungan ini akan menggunakan tiga objek dengan tipe produksi yang berbeda yaitu korporatisasi penuh, semi korporatisasi, dan non-korporatisasi.Dalam penelitian ini, untuk mengevaluasi daur hidup garam bahan baku dari segi teknologi maupun teknis proses produksi dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA merupakan suatu metode yang dapat memberikan gambaran secara keseluruhan terkait dampak lingkungan suatu produk.

Metode LCA telah banyak berkembang di luar negeri dan di Indonesia penelitian yang menerapakan metode LCA pada produk yang dihasilkan masih sangat jarang. Metode ini dapat diterapkan pada semua jenis produk baik produk dalam bidang perikanasn dan kelautan, pertanian, mauun produk lain. Penelitian ini terkhusus pada produk yang dihasilkan dalam bidang perikanan dan kelautan. Produk yang akan diteliti pada penelitian ini ialah garam. Penelitian LCA pada garam bahan baku belum pernah dilakukan di Indonesia sebelumnya. Penelitian pendahuluan yang telah dilakukan ialah pada bidang perikanan yaitu ”Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) Ikan Segar pada Beberapa Jenis Fasilitas Penagkapan Ikan”, (Fatehah, 2016) sedangkan dalam bidang kelautan yang

(5)

5 terkait dengan garam secara keseluruhan sudah dilakukan di luar negri yaitu “ Past the Salt Please ! From a review to theoretical framework for integrating Salinization impacts in Food LCA”, (Payen, 2015).

Sistem penelitian ini dilakukan dengan tahapan LCA. Dimulai dari tingkat konsumsi energi pada tiap tahapan proses yang digolongkan berdasarkan sumber energi yang digunakan, seperti halnya energi matahari, energi manusia, energi bahan bakar, dan energi listrik. Kemudian nilai yang diperoleh akan dikonversikan menjadi jumlah emisi yang dihasilkan, sehingga dapat diketahui tingkat pencemaran yang dihasilkan oleh kegiatan produksi garam dan berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan evaluasi serta kesimpulan akan dampak yang diberikan. Dengan adanya penelitian LCA ini, diharapkan dapat meminimalkan penggunaan energi dan dampak negatif yang ditimbulkan selama proses pembuatan garam bahan baku.

1.2.Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini berhubungan dengan aspek lingkungan. Bahan baku dan energi yang digunakan serta jumlah emisi yang dihasilkan merupakan hal dasar yang perlu diketahui dalam proses produksi garam bahan baku. Berdasarkan ketiga hal tersebut maka akan diketahui dampak lingkungan yang diberikan industri garam bahan baku, sehingga perlu dilakukannya evaluasi.

Penelitian Life Cycle Assessment (LCA) ini dilakukan unuk mengetahui energi yang dikonsumsi, emisi yang dihasilkan, dan pencemaran lingkungan yang diberikan selama kegiatan produksi garam bahan baku hulu sampai

(6)

6 dengan hilir dan distribusi produk. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbagan dalam perbaikan proses produksi.

1.3.Batasan Masalah

1. Obyek penelitian dibatasi pada industri garam bahan baku di Pamekasan, Madura.

2. Cakupan penelitan dari daur hidup garam bahan baku pada penelitian ini dimulai dari proses produksi air laut hingga menjadi garam bahan baku dan kegiatan distribusi produk.

3. Perhitungan dilakukan pada setiap satu musim produksi dalam industri tersebut.

4. Penelitian tidak mencakup uji mikrobiologis, uji organoleptik, dan dampak sosial-ekonomi produk.

5. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016– Juli 2016. 1.4.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sumber energi yang digunakan dan menghitung jumlah konsumsi energi, serta distribusi energi pada setiap sumber dari proses produksi garam bahan baku.

2. Mengetahui emisi yang dihasilkan dan menghitung jumlah emisi yang dihasilkan dari proses produksi garam bahan baku, serta distribusi emisi pada proses produksi garam bahan baku..

3. Mengetahui pencemaran lingkungan yang terjadi dengan adanya proses produksi garam bahan baku

4. Evaluasi proses pengolahan tambak garam yang diterapkan pada masing-masing objek berdasarkan 1 kg produk garam yang dihasilkan.

(7)

7 1.5.Manfaat Penelitian

1. Sebagai pertimbangan bagi pemilik industri garam bahan baku dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan proses produksi.

2. Sebagai pertimbangan bagi dinas pemerintah yang terkait pada pengolahan garam bahan baku untuk menentukan kebijakan memperbaiki proses produksi.

3. Memberikan informasi terkait alternatif peningkatan kualitas lingkungan dengan adanya upaya penghematan penggunaan bahan dan energi, serta berkurangnya jumlah emisi yang dihasilkan selama proses produksi garam bahan baku.

Gambar

Tabel 1.1. Rata-Rata Kebutuhan dan Produksi Garam bahan Baku  Nasional  (per tahun) dalam ton

Referensi

Dokumen terkait

Di satu sisi produk berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas dengan nilai seni yang relatif lebih indah dan di sisi lain adalah upaya pengendalian gulma eceng gondok di

Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan data atau keterangan serta informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :.. Mengetahui media permainan tradisional apa saja yang ada di

Selain itu penulisan ini juga dimaksudkan supaya pembaca bisa memahami bagaimanakah faktor yang melatarbelakangi dan juga dampak psikologis anak SD yang menonton

sebuah gagasan yang sangat efektif dalam penanganan gelandangan dan pengemis maka sebagai output dari camp assessment gelandangan dan pengemis yang dibina akan terjun ke

Ia berfungsi memberikan pengarahan atau landasan terhadap sistem sosial yang meliputi hubungan dari kegiatan sosial masyarakat, tidak hanya itu saja sebagai sistem

Gaya kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang

Kebijakan dan prosedur operasi standar diberlakukan untuk memastikan pekerja memiliki akses menuju mekanisme penyelesaian pengaduan yang kredibel dan untuk melakukan pemulihan