• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Dasar Bisnis Ritel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Dasar Bisnis Ritel"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pemasaran Ritel

1 Pemasaran Ritel

Struktur Dasar Bisnis Ritel

Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang atau jasa secara umum kepada masyarakat dan secara khusus kepada pembeli potensial.

• Pedagang Besar dan Pedagang Eceran dalam proses penyaluran barang dan jasa.

• 2 (dua) Kepentingan, mengapa produk ditempatkan agar konsumen mudah memperoleh:

a) Kepentingan Produsen; kepentingan terhadap produknya agar ditempatkan di posisi yang layak dengan maksud agar konsumen terstimulasi untuk membeli.

b) Kepentingan Pengecer yang berkeinginan agar konsumen terstimulasi untuk membeli produk yang ditawarkan oleh berbagai produsen.

2 Pemasaran Ritel

Eceran atau Ritel(bahasa Inggris: RETAIL) adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi semua aktivitas yang melibatkan penjualan barang secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.(https://id.wikipedia.org/wiki/Eceran)

• Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran, dimana pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

Pengertian Pengecer, Perdagangan Eceren, Penjualan Eceran Atau Ritel Dari Beberapa Sumber Buku:

Menurut Hendri Ma’ruf (2005:71), Ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga. Sedangkan pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen, ritel perorang atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga lebih.

Menurut Tjiptono (2008:191), Pedagang Eceran (retailling) merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. • Menurut Kotler (2007:592),Usaha Eceran (retailing) adalah

semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis.

(2)

Pengertian Pengecer, Perdagangan Eceren, Penjualan Eceran Atau Ritel Dari Beberapa Sumber Buku:

Menurut Gilbert (2003:6), Ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi.

Menurut Berman dan Evan (2007:3),Penjualan Eceran adalah tingkat terakhir dari proses distribusi, yang di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen.

https://www.kajianpustaka.com/2017/10/pengertian-fungsi-dan-jenis-penjualan-eceran-ritel.html

5 Pemasaran Ritel

Tujuan Ritel

• Perdagangan eceran melakukan aktivitas pengemasan menjadi bagian yang lebih kecil, menyimpan persediaan, menyediakan jasa agar pelanggan dapat memperoleh barang dengan mudah.

• Tujuan penjualan eceran (ritel) antara lain adalah sebagai berikut (Weits dkk, 2007:4):

a. Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.

b. Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya.

c. Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of value).

d. Mengadakan transaksi dengan para konsumen-nya. 6 Pemasaran Ritel

• Menurut Sudjana (2005:117), terdapat empat tujuan perdagangan eceran atau retail, yaitu sebagai berikut:

a. Perantara antara distributor dengan konsumen akhir. b.Penghimpunan berbagai kategori jenis barang yang

menjadi kebutuhan konsumen.

c. Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan konsumen.

d.Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.

7 Pemasaran Ritel

Fungsi Perdagangan Eceran / Ritel

• Menurut Utami (2008:8-9) adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa. Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

b. Memecah (breaking bulk). Memecah (breaking bulk) di sini berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya menguntungkan produsen dan konsumen.

c. Penyimpan persediaan. Fungsi utama ritel adalah mempertahankan persediaan yang sudah ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya.

8 Pemasaran Ritel

(3)

Fungsi Perdagangan Eceran / Ritel

d. Penyedia jasa. Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapat kemudahan dalam mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan produsen.

e. Meningkatkan nilai produk dan jasa. Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari nilai yang diperoleh dari produk/jasa tersebut.

9 Pemasaran Ritel

Jenis Penjualan Eceran (Ritel)

• Pedangan eceran yang memiliki toko atau disebut pengecer toko (Store

Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:216):

Toko Barang Khusus (Specialty Store). Lini produk yang sempit dengan keragaman yang dalam. Toko pakaian adalah toko lini tunggal; toko pakaian pria adalah toko lini terbatas; dan toko kemeja pesanan pria adalah toko yang sangat khusus.

Toko Serba Ada (Departement Store). Beberapa lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan rumah dan barang kebutuhan keluarga dengan masing-masing lini yang ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang dikelola pembeli khusus atau pedagang khusus.

Pasar Swalayan (Supermarket). Usaha yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah, bervolume tinggi, swalayan yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan produk-produk keluarga.

Toko Kenyamanan (Convenience Store). Toko yang relatif kecil dan terletak dekat daerah pemukiman, menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan dengan tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi.

10 Pemasaran Ritel

Jenis Penjualan Eceran (Ritel)

Toko Diskon (Discount Store). Barang dagangan standar yang dijual

dengan harga yang lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi.

Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer). Barang dagangan

yang dibeli di bawah harga pedagang besar biasa dan dijual di bawah harga eceran.

Gerai Pabrik (Factory Outlet). Dimiliki dan dijalankan produsen

dan biasanya menjual barang-barang yang berlebihan, tidak diproduksi lagi, atau tidak biasa.

Pengecer potongan harga independen (Independent Off-Price

Retailer). Dimiliki dan dijalankan pengusaha atau divisi perusahaan

eceran yang lebih besar.

Klub gudang atau klub pedagang besar (Warehouse Clubs Atau

Wholesale Clubs). Menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan

pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan.

Jenis Penjualan Eceran (Ritel)

Toko Besar (Superstore). Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi yang ditujukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen untuk jenis produk makanan dan non-makanan yang dibeli rutin.

Toko Kombinasi (Combination Stores). Toko gabungan makanan dan obat yang memiliki ruang penjualan rata-rata 55.000 kaki persegi.

Hiperpasar (Hypermarkets). Berkisar antara 80.000 hingga 220.000 kaki persegi dan menggabungkan pasar swalayan, toko diskon, dan eceran gudang.

Ruang Pameran Katalog. Pilihan yang sangat banyak barang-barang berharga tinggi, mengalami perputaran cepat, dan bermerek dengan harga diskon.

(4)

Pedagang Eceran Tanpa Toko

• Pedagang eceran yang tidak memiliki toko atau disebut pengecer

tanpa toko (Non-Store Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:538):

Penjualan langsung (Direct Selling). Penjualan langsung disini tidak termasuk penjualan dari bisnis ke bisnis. Kegiatan ini dimulai dari pedagang keliling dan terus berkembang menjadi industry yang besar. Penjualan ini dilakukan oleh para wira-niaga langsung kepada pemakai akhir.

Penjual satu-satu (One to One Selling). Penjualan dilakukan oleh wira-niaga dengan cara mengunjungi tempat tinggal konsumen satu per satu serta berusaha mendapatkan pesanan pembelian.

Penjual satu ke banyak (One to Party Selling). Seorang wira-niaga akan datang ke rumah seorang konsumen dan mengundang teman atau tetangganya untuk melihat demonstrasi produk.

13 Pemasaran Ritel

Klasifikasi Bisnis Ritel

14 Pemasaran Ritel

Pedagang Eceran Tanpa Toko

Pemasaran Jaringan (Network Marketing-MLM). Perusahaan

memilih para usahawan untuk berperan sebagai distributor. Distributor lalu akan memilih beberapa anggota baru sebagai agen. Para agen kemudian akan memilih beberapa orang lain lagi untuk menjual produk perusahaan kepada para pembeli yang potensial.

Pemasaran Langsung (Direct Marketing). Pemasaran langsung

dimulai dari katalog dan surat pos, bahkan sekarang telah berkembang berbagai cara baru yang modern, seperti pemasaran melalui telepon (Telemarketing), pemasaran melalui TV (Home

Shopping), maupun informasi berbelanja melalui elektronik (infomercial).

Mesin Penjual Otomatis (Automatic Vending). Mesin penjual

otomatis ini memiliki beberapa keunggulan, seperti penjualan 24 jam sehari, serta mudah ditemukan di banyak tempat yang strategis.

15 Pemasaran Ritel

Pedagang Eceran Tanpa Toko

Jasa Pembelian (Buying Service). Suatu pengecer tanpa toko yang

melayani konsumen khusus, seperti sekolahan, rumah sakit, ataupun lembaga pemerintahan. Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota jasa pembelian dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga diskon.

16 Pemasaran Ritel

(5)

Daftar Pustaka

Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi 3. Yogyakarta: ANDI.Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Prenhalindo.Gilbert, David. 2003. Retail marketing management (2nd ed). England:

Prentice-Hall

Berman dan Evan. 2007. Manajemen Ritel. Jakarta: Erlangga.

Weitz, Barton dan Levy, Michael. 2007. Retailing Management.

Internasional Edition. New York: McGraw-Hill.

Sudjana, Asep. 2005. Manajemen Ritel Modern. Yogyakarta: Graha ilmu.Widya, Utami Christina. 2008. Manajemen Barang Dagang dalam Bisnis

Ritel. Malang: Bayu media Publishing.

Kotler dan Armstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid-1, Edisi ke-9. Jakarta: Indeks.

17 Pemasaran Ritel

Referensi

Dokumen terkait

7) pengusaha yang melakukan hubungan penyerahan barang, 8) pedagang eceran (peritel). Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

Begitu juga tentang teknologi-teknologi yabg terkait dengan penggunaan internet, sistem keamanan took, praktik-praktik sistem penyerahan barang ( delivery ), penggunaan mailing list

Disamping ke dua cara diatas, sebagian pengusaha ritel modern juga ada yang melakukan integritas usaha melalui penyediaan armada angkutan barang, cara ini dimaksudkan

Bisnis ritel adalah penjualan barang secara eceran pada berbagai tipe gerai seperti kios, pasar, department store, butik dan lain-lain (termasuk juga penjualan

antar peritel khusus dalam akses pasar dan serta kolaborasi pemasok dalam mensuplai, produk yang bermutu; b). Mempermudah akses pemberian bantuan pinjaman modal bagi

Peran Atmosfer ritel dalam gerai ritel dapat memberi perasaan nyaman kepada konsumen yang nantinya berdampak pada emosi yang dirasakan sehingga mampu memperpanjang waktu

Pada dasarnya bisnis ritel adalah bisnis yang melibatkan penjual dan konsumen dalam proses pembelian barang dalam jumlah satuan atau eceran. Konsumen yang

Pelaku Usaha Ritel, belum adanya aturan terutama secara teknis operasional dalam melakukan cara menjual yang seharusnya diterapkan oleh ritel dan pengawasan oleh aparat masih relatif