• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN PELALAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN PELALAWAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI – KERANGKA KELEMBAGAAN

DAN REGULASI KABUPATEN

PELALAWAN

6.1 Kerangka Kelembagaan

Bagian ini berisikan kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain mengenai organisasi, tata laksanana, dan sumber daya manusia.

6.1.1 Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 2 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pelalawan mencantumkan unit organisasi terkait dengan Keciptakaryaaan.

A. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang a) Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri dari :

a. Sub Bagian Program

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan

(2)

3. Bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan, terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan Teknis Bangunan Gedung dan Lingkungan b. Seksi Bangunan Gedung Perumahan Permukiman

c. Seksi Air Minum, Penyehatan Lingkungan dan Sanitasi 4. Bidang Tata Ruang, terdiri dari :

a. Seksi Tata Ruang

b. Seksi Tata Bangunan Perumahan dan Permukiman

c. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang, Pengawasan dan Pengendalian. 5. Bidang Kebersihan dan Pertamanan, terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan b. Seksi Pertamanan

c. Seksi Kebersihan

6. Bidang Bina Teknis Cipta Karya dan Tata Ruang, terdiri dari : a. Seksi Bina Kasa Konstruksi

b. Seksi Bina Teknik dan Penyusunan Program c. Seksi Monitoring dan Pelaporan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas 8. Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Tugas Pokok

Tugas pokok dan fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan Peraturan Daerah No. 2 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan No. 7 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pelalawan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Cipta Karya dan Tata Ruang.

6.1.2 Analisis Kelembagaan

Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya dan Tata Ruang ini perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan

(3)

kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No Instansi Peran Instansi dalam

Pembangunan Bidang CK

Unit/Bagian yang menangani Pembangunan Bidang CK

(1) (2) (3) (4)

1 Bappeda Perencanaan, Koordinator dan

fungsi Pengawasan bidang CK Bidang Fisik dan Prasarana

2

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Perencanaan, Pelaksana Bidang

CK Bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan serta Bidang Kebersihan dan Pertamanan. 3 Dinas Tata Kota, Pertanaman dan Kebersihan

Perencanaan, Pelaksana Bidang CK Bidang Tata Kota dan Bidang Kebersihan

Sumber : Analisis 2016

Secara garis besar fungsi oleh intansi terkait keciptakaryaan di Kabupaten Pelalawan dibagi atas 3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu

(4)

dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No Nama SOP Instansi yang terlibat

(1) (2) (3)

1 Bangkim • Bappeda

• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

2 PBL • Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

• Bapedda 3 PLP • Bapedda

•Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

•Dinas Kesehatan

• Dinas Tata Kota, Pertanaman dan Kebersihan

4 AM • Bapedda

• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

• Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air

5 SOP Non - Teknis

• Bapedda

• Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Sumber : Analisis 2016

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pelalawan antara lain:

a. Berkembangnya arus informasi, teknologi dan kehidupan masyarakat, sehingga struktur cipta karya yang ada sangat dinamis sesuai kebutuhan pembangunan infrastruktur.

b. Teknologi terapan berkembang dinamis, namun kurang diperkenalkan dengan baik.

c. Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam penelitian dan pengembangan (litbang), baik di lingkungan cipta karya

(5)

maupun diluar cipta karya yang dapat membantu mengembangkan teknologi yang embrionya sudah ditetapkan secara terbatas.

6.2 Kerangka Regulasi

Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk regulasi melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda 100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum, sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan serta sektor pengembangan permukiman.

Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain:

➢ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.

(6)

Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.

Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

➢ Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

➢ Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.

Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

(7)

Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.

➢ Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green building).

Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

➢ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.

Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

➢ Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.

(8)

Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.

Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 6. 3 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah

Kab/Kota

Permukiman a. Penetapan sistem pengembangan infrastruktur permukiman secara nasional. b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis Daerah Provinsi. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di Daerah kabupaten/kota Bangunan Gedung a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional b. Penyelenggaraan a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis Daerah provinsi Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah Daerah kabupaten/kota,

(9)

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus b.Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentigan strategis Daerah provinsi termasuk pemberian IMB dan sertifikat laik fungsi bangunan Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Penetapan pengembangan sistem penataan bangunan dan lingkungan secara nasional b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya di kawasan strategis nasional Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis Daerah provinsi dan penataan bangunan dan lingkungan lintas daerah Penyelenggaraan penataan banguanan dan lingkungan di daerah kabupaten/kota

Air Minum a. Penetapan

pengembangan SPAM secara nasional

b. Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis nasional

Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas daerah kabupaten/kota

Pengelolaan dan pengembangan SPAM di daerah kabupaten/kota

Air Limbah a. Penetapan

pengembangan sistem pengelolaan air limbah

Pengelolaan dan pengembangan sistem airl limbah

Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah

(10)

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota domestik secara nasional b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk

kepentingan strategis nasional

domestik regional domestik dalam daerah kabupaten/kota Persampahan a. Penetapan pengembangan sistem pengelolaan persampahan secara nasional b. Pengembangan sistem pengelolaan persampahan lintas daerah provinsi dan sistem pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan regional Pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan dalam daerah kabupaten/ kota Drainase a. Penetapan pengembangan sistem drainase secara nasional Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase yang terhubung

(11)

Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

b. Pengelolaan dan pengembangan sistem drainase lintas daerah provinsi dan sistem drainase untuk kepentingan strategis nasional dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota

Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:

➢ PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);

➢ PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

➢ PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

➢ Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur;

➢ Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

➢ Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

➢ Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;

➢ Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda 100-0-100 di Kabupaten Pelalawan:

(12)

Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0-100 Bidang CIpta Karya

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN 1 Penerbitan Perda ttg Obligasi Daerah sbg Mekanisme Pembiayaan Infrastruktur *Implementasi UU 23/2014 DPPKAD 2 Peraturan Bupati tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

Sebagai landasan dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten/Kota Dinas CKTR 3 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Sebagai landasan dalam

Pencegahan Dan

Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten/Kota Dinas CKTR 4 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Rumah Tangga

Sebagai landasan dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis

Rumah Tangga di Kabupaten/Kota Dinas Tata Kota, Pertanaman dan Kebersihan 5 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga

Sebagai landasan dalam Pengelolaan Air Limbah

Rumah Tangga di Kabupaten/Kota Dinas Tata Kota, Pertanaman dan Kebersihan 6 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Induk Sistem

Sebagai landasan dalam Pembangunan Sistem Drainase di Kabupaten/Kota

(13)

NO ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSITING, KAJIAN, DAN

PENELITIAN UNIT TERKAIT/ SKPD TARGET PENYELESAIAN Drainase Kabupaten/Kota 7 Peraturan Bupati tentang Tenaga Ahli Bangunan Gedung, Izin Mendirikan Bangunan, Sertifikat Laik Fungsi dan Pendataan

Bangunan Gedung

Sebagai petunuk teknis dalam pelaksanaan Perda Bangunan Gedung

Dinas CKTR

(14)

6.1 Kerangka Kelembagaan ... 1

6.1.1 Struktur organisasi, tugas, dan fungsi unit yang terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya ... 1

6.1.2 Analisis Kelembagaan ... 2

6.2 Kerangka Regulasi ... 5

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ... 3

Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ... 4

Tabel 6. 3 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ... 8

Tabel 6.4 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0-100 Bidang CIpta Karya ... 12

Gambar

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
Tabel 6. 2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
Tabel 6. 3  Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan  Kabupaten/Kota
Tabel 6.4  Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda 100-0- 100-0-100 Bidang CIpta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata, yaitu bagian Tata Usaha yang telah membantu penulis mengurus segala keperluan administrasi

Karena nggak tau sih mas kayak sugesti sendiri, kan ada orang bilang air putih kalo kamu omongin masuk dalam tubuhmu juga bisa jadi obat gitu kan?. Kalo aku alkohol

Tindak kekerasan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya terkadang. bukan lagi sebagai suatu bentuk hukuman yang bertujuan untuk

Jenis tarian yang akan dikembangkan di dalam Yogyakarta Dance Academy adalah ballet, modern dance, hip-hop dance, tap dance, latin dance, ballroom, folk dance, dan traditional

Porang berbeda varian memiliki keragaman dalam karakter kualitatif dan kuantitaif berupa warna tangkai daun, bentuk corak daun, tekstur tangkai, lebar tajuk,

Dalam Pascal String dapat dianggap sebagai tipe data dasar, namun dalam kebanyakan bahasa String hanyalah tipe data array of character. String dapat menampung serangkaian huruf

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2016, yaitu: kelompok bahan makanan 1,50 persen; kelompok makanan jadi, minuman; rokok

d. pulau atol, dataran abisal, dasar horizon, punggung laut e. shelf, punggung laut, lubuk laut, zona litoral. Jika dalam keadaan cuaca cerah, volume uap air di kota Bogor pada