• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan Januari tahun 2016, tercatat sebesar 1,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 119,82. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, tujuh puluh lima kota tercatat inflasi dan tujuh kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Sibolga (Provinsi Sumatera Utara) 1,82 persen dan inflasi terendah tercatat di Kota Padang 0,02 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kota Gorontalo (Provinsi Gorontalo) 0,58 persen.

 Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan 6,35 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,10 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen; kesehatan 0,19 persen serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu, transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,83 persen serta sandang 0,07 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah telur ayam ras; kembung/gembung; cakalang; beras; bawang merah; tomat sayur; jantung pisang; tarip listrik; tomat buah serta cabai rawit.  Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah bensin; bahan bakar rumah tangga; minyak

goreng; solar; baju kaos berkerah; daun kacang panjang muda; kangkung; daging ayam kampung; apel serta celana dalam pria.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, tujuh kota tercatat inflasi dan empat kota tercatat deflasi. Inflasi tertingi tercatat di Kota Kendari (Provinsi Sulaweis Tenggara) 1,49 persen dengan IHK 119,82 dan inflasi terendah tercatat di Kota Bulukumba (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,46 persen dengan IHK 128,93.  Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari) 2016 tercatat 1,49 persen dan tingkat inflasi tahun ke

tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2016) 4,15 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari) 2015 -0,96 persen dan laju inflasi year on year (Januari 2015 terhadap Januari 2014) tercatat sebesar 6,04 persen.

 Inflasi Nasional Januari 2016 tercatat 0,51 persen, laju inflasi (Januari 2016) tercatat 0,51 dan laju inflasi year on year (Januari 2016 terhadap Januari 2015) tercatat 4,14 persen.

No. 01/2/Th. XIX, 1 Februari 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Januari 2016 tercatat inflasi sebesar 1,49 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,06 pada Desember 2016 menjadi 119,82 pada Januari 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari) 2016 1,49 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) masing-masing sebesar 4,15 persen.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan 6,35 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,10 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,20 persen; kesehatan 0,19 persen serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,07 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu, transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,83 persen serta sandang 0,07 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2016 antara lain: tomat sayur; kentang; bawang merah; tomat buah; jantung pisang; kol putih/kubis; wortel; bawang putih; telur ayam ras serta cabai rawit.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah daun kacang panjang muda; solar; baju kaos berkerah; daging ayam kampung; daun kelor; kerang; celana dalam pria; ketimun; tepung beras serta celana dalam wanita.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Januari 2016, yaitu: kelompok bahan makanan 1,50 persen; kelompok makanan jadi, minuman; rokok tembakau 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05 persen; kelompok kesehatan 0,009 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,004 persen. Sedangkan yang meberikan sumbangan negatif yaitu, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,18 persen serta kelompok sandang 0,005 persen.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari Januari 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan Januari 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) Januari 2015 Desember 2015 Januari 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 115,05 118,06 119,82 1,49 1,54 4,15 1 Bahan Makanan 114,09 121,01 128,70 6,35 6,35 12,81

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 112,06 119,95 121,27 1,10 1,10 8,22

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 120,94 122,93 123,17 0,20 0,20 1,84

4 Sandang 98,31 98,16 98,09 -0,07 -0,07 -0,22

5 Kesehatan 109,85 113,66 113,88 0,19 0,19 3,67

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 102,85 105,92 105,99 0,07 0,07 3,05

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 122,68 121,39 120,38 -0,83 -0,83 -1,87

1) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Januari 2016 terhadap IHK bulan Januari 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Januari 2015 – Januari 2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – Januari 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desemberi 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari Desember 2015 dan Januari 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) Desember Januari (1) (2) (3) U M U M 0,51 1,49 1. Bahan Makanan 0,30 1,50

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,05 0,11

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,19 0,05

4. Sandang -0,04 -0,005

5. Kesehatan 0,004 0,009

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0,002 0,004

(5)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) Januari 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Januari 2016 tercatat inflasi 6,35 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 121,01 pada Desember 2015 menjadi 128,70 pada Januari 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat sembilan subkelompok diantaranya inflasi dan dua subkelompok tercatat deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 12,85 persen; sayur-sayuran 10,51 persen; buah-buahan 9,07 persen; ikan segar 8,14 persen; daging dan hasil-hasilnya 6,43 persen; telur, susu dan hasil-hasilnya 5,41 persen; ikan diawetkan 3,37 persen; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 1,91 persen serta bahan makanan lainnya 1,55 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok lemak dan minyak 1,78 serta kacang-kacangan 0,82 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 1,50 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: telur ayam ras dan kembung/gembung masing-masing 0,12 persen; cakalang dan beras masing-masing 0,11 persen; bawang merah dan tomat sayur masing-masing 0,10

(6)

persen; jantung pisang 0,09 persen; tomat buah dan cabai rawit masing-masing 0,071 persen serta layang dan terong panjang masing-masing 0,06 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Januari 2016 tercatat inflasi 1,10 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 119,95 pada Desember 2015 menjadi 121,27 pada Januari 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Januari 2016 yaitu, subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,09 persen; minuman yang tidak beralkohol 1,03 persen serta makanan jadi 0,64 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu rokok kretek filter 0,04 persen; es; nasi dengan lauk ; mie; rokok putih; rokok kretek serta gula pasir masing-masing 0,01 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Januari 2016 mencatat inflasi sebesar 0,20 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,93 pada Desember 2015 menjadi 123,17 pada Januari 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat tiga subkelompok inflasi dan satu subkelompok deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi masing-masing, subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,60 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,45 persen serta penyelenggaraan rumahtangga 0,35 persen. Sedangkan subkelompok biaya tempat tinggal tercatat deflasi 0,10 persen.

Pada Januari 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu: tarip listrik 0,09 persen; kulkas/lemari es dan panci masing-masing 0,01 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Januari 2016 masih tercatat deflasi sebesar 0,07 persen, atau terjadi penurunan indeks dari 98,16 pada Desember 2015 menjadi 98,09 pada Januari 2016.

Subkelompok yang mencatat deflasi pada Januari 2016 yaitu, subkelompok sandang laki-laki 0,59 persen; sandang anak-anak; barang pribadi dan sandang lainnya masing-masing 0,01 persen. Sedangkan subkelompok sandang wanita tercatat inflasi 0,28 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,005 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan negatif yaitu baju kaos berkerah anak-anak dan celana dalam pria masing-masing 0,01 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Januari 2016 tercatat inflasi 0,19 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 113,66 Desember 2015 menjadi 113,88 pada Januari 2016.

(7)

Subkelompok yang tercatat inflasi pada Januari 2016 yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,46 persen. Sementara subkelompok obat-obatan tercatat deflasi 0,08 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,009 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu shampo 0,01 persen dan parfum 0,001 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Januari 2016 tercatat inflasi 0,07 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 105,92 pada Desember 2015 menjadi 105,99 pada Januari 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada Januari 2016, yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pedidikan 0,27 persen dan rekreasi 0,02 persen. Sementara subkelompok pendidikan; kursus-kursus/pelatihan serta olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,004 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu laptop/notebook 0,004 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Januari 2015 tercatat deflasi 0,83 persen atau terjadi penurunan indeks dari 121,39 pada Desember 2016 menjadi 120,38 pada Januari 2016.

Subkelompok yang tercatat deflasi, adalah subkelompok transpor 1,21 persen serta sarana dan penunjang transport 0,05 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan tercatat inflasi 1,95 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Januari 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,18 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil negatif, adalah bensin 0,17 persen serta solar 0,02 persen.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Januari 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 119,82 1,49

I BAHAN MAKANAN 128,70 6,35

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 122,99 1,91

Daging dan Hasil-hasilnya 120,36 6,43

Ikan Segar 125,87 8,14

Ikan Diawetkan 141,89 3,37

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 132,59 5,41

Sayur-sayuran 145,14 10,51

Kacang – kacangan 116,76 -0,82

Buah – buahan 118,21 9,07

Bumbu – bumbuan 147,53 12,85

Lemak dan Minyak 118,96 -1,78

Bahan Makanan Lainnya 117,62 1,55

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 121,27 1,10

Makanan Jadi 121,20 0,64

Minuman yang Tidak Beralkohol 113,61 1,03

Tembakau dan Minuman Beralkohol 128,57 2,09

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 123,17 0,20

Biaya Tempat Tinggal 111,99 -0,10

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 163,56 0,45

Perlengkapan Rumahtangga 108,63 0,60 Penyelenggaraan Rumahtangga 118,41 0,35 IV SANDANG 98,09 -0,07 Sandang Laki-laki 92,00 -0,59 Sandang Wanita 102,65 0,28 Sandang Anak-anak 110,16 -0,01

Barang Pribadi dan Sandang Lain 89,95 -0,01

V KESEHATAN 113,88 0,19

Jasa Kesehatan 104,66 0,00

Obat-obatan 106,61 -0,08

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 122,41 0,46

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 105,99 0,07

Pendidikan 99,40 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 128,45 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,64 0,27

Rekreasi 110,38 0,02

Olahraga 103,61 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,38 -0,83

Transpor 131,19 -1,21

Komunikasi Dan Pengiriman 96,09 0,00

Sarana dan Penunjang Transpor 116,34 -0,05

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari) 2016 tercatat 1,49 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) tercatat 4,15 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2015 tercatat -0,96 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Januari 2015 terhadap Januari 2014 tercatat 6, 04 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Januari 0,31 -0,96 1,49

2. (Januari) tahun kalender 0,31 -0,96 1,49

3. Januari terhadap Desember (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 6,97 6,04 4,15

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Januari 2016 di Kota Kendari tercatat inflasi sebesar 1,49 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 119,82. Dari 82 kota IHK, tujuh puluh lima kota tercatat inflasi dan tujuh kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Sibolga 1,82 persen dengan IHK 125,64 dan inflasi terendah tercatat di Kota Padang 0,02 persen dengan IHK 127,12. Sementara deflasi terbesar tercatat di Kota Gorontalo 0,58 persen dengan IHK 119,52.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Januari 2016, 22 kota tercatat inflasi dan satu kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercata di Kota Sibolga 1,82 persen dengan IHK 125,64 dan inflasi terendah tercatat di Kota Padang 0,02 persen dengan IHK 127,12. Sedangkan deflasi tercatat di Kota Tanjung Pandan 0,02 persen dengan IHK 127,91 (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi Januari 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A Januari IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Sibolga 125,64 1,82 2. Pangkal Pinang 124,92 0,93 3. Tanjung Pinang 123,41 0,93 4. Medan 125,83 0,91 5. Bungo 121,54 0,78 6. Padangsidempuan 121,09 0,72 7. Bengkulu 129,46 0,67 8. Dumai 123,55 0,65 9. Metro 131,12 0,64 10. Banda Aceh 117,01 0,61 11. Lubuklinggau 121,10 0,49 12. Batam 123,14 0,49 13. Tembilahan 127,21 0,47 14. Meulaboh 121,82 0,46 15. Pematang Siantar 126,63 0,44 16. Jambi 122,20 0,42 17. Palembang 120,91 0,32 18. Bukittinggi 121,88 0,30 19. Lhokseumae 118,65 0,29 20. Bandar Lampung 124,22 0,26 21. Pekanbaru 123,11 0,25 22. Padang 127,12 0,02 23. Tanjung Pandan 127,91 -0,02 NASIONAL 123,62 0,51

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Januari 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa tercatat inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tasikmalaya 0,93 persen dengan IHK 122,23 dan terendah tercatat di Kota DKI Jakarta 0,24 persen dengan IHK 123,65 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi Januari 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A Januari IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Tasikmalaya 122,23 0,93 2. Serang 129,98 0,90 3. Tangerang 131,32 0,89 4. Bogor 122,76 0,88 5. Cilacap 125,32 0,76 6. Cilegon 126,64 0,76 7. Surabaya 122,74 0,73 8. Depok 122,03 0,68 9. Sukabumi 122,78 0,67 10. Banyuwangi 121,01 0,67 11. Sumenep 121,15 0,65 12. Tegal 120,00 0,62 13. Malang 123,84 0,58 14. Purwokerto 121,00 0,57 15. Bandung 122,36 0,53 16. Yogyakarta 121,09 0,53 17. Surakarta 120,45 0,52 18. Cirebon 119,53 0,50 19. Madiun 120,63 0,49 20. Kediri 121,56 0,47 21. Kudus 128,80 0,44 22. Jember 120,76 0,43 23. Probolinggo 121,74 0,42 24. Semarang 122,25 0,39 25. Bekasi 120,54 0,37 26. DKI Jakarta 123,65 0,24 NASIONAL 123,62 0,51

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada Januari 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat dua puluh kota inflasi dan dua kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bima 1,29 persen dengan IHK 126,84 dan terendah tercatat di Kota Singkawang 0,13 persen dengan IHK 122,54 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi Januari 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A Januari IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Bima 126,84 1,29 2. Merauke 132,51 1,12 3. Mataram 122,64 1,11 4. Sorong 124,57 1,11 5. Singaraja 130,53 1,03 6. Tarakan 132,04 0,82 7. Kupang 127,14 0,78 8. Jayapura 124,49 0,76 9. Sampit 124,81 0,70 10. Ternate 128,50 0,52 11. Samarinda 125,92 0,50 12. Denpasar 120,16 0,49 13. Banjarmasin 122,40 0,49 14. Maumere 118,09 0,42 15. Pontianak 130,23 0,36 16. Manokwari 116,07 0,32 17. Tual 136,49 0,29 18. Ambon 122,19 0,28 19. Palangkaraya 121,24 0,17 20. Singkawang 122,54 0,13 21. Tanjung 124,51 -0,19 22. Balikpapan 126,09 -0,21 NASIONAL 123,62 0,51

(13)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada Januari 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi tujuh kota tercatat inflasi dan empat kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Kendari 1,49 persen dengan IHK 119,82 dan terendah di Kota Bulukumba 0,46 persen dengan IHK 128,93. Sedangkan Deflasi terbesar tercatat di Kota Gorontalo 0,58 persen (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi Januari 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) Januari IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Kendari 119,82 1,49 2. Makassar 124,21 1,36 3. Baubau 128,24 1,22 4. Pare-Pare 120,90 1,11 5. Palopo 121,22 0,61 6. Watampone 119,08 0,50 7. Bulukumba 128,93 0,46 8. Mamuju 122,71 -0,06 9. Manado 124,98 -0,18 10. Palu 124,71 -0,41 11. Gorontalo 119,52 -0,58 NASIONAL 123,62 0,51

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: Zalima@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Wa Zalima, S. Si

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan

Pengembangan kawasan Pulau Maitara dengan konsep ekowisata, sehingga masyarakat dituntut keterlibatan dan peran aktif pada pengelolahan destinasi, masyarakat harus

Hasil analisis kesesuaian lahan berdasarkan karakteristik jenis tanah, ketinggian tempat dan iklim dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) menunjukkan terdapat

Pada tahap ini data yang telah terkumpul dianalisis berdasarkan sistem sapaan dalam bahasa Dayak Iban yang berkenaan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti yaitu

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAITb. TOTAL LABA (RUGI)

Penyusunan laporan ini selain untuk menginformasikan mengenai proses dan hasil pencapaian tujuan serta sasaran, jua menjelaskan tingkat keberhasilan atau kegagalan

1) Modernisasi pesantren bagi Abdurrahman Wahid adalah proses dinamisasi: penggalakan nilai-nilai hidup positif tradisi-tradisi pesantren dan penggunaan nilai-nilai baru

Penelitian ini memberikan hasil bahwa perusahaan ITMG berada dalam kondisi undervalued yaitu kondisi dimana keputusan investasi yang dapat diambil yaitu dengan