• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA. Dokumen UKL-UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I IDENTITAS PEMRAKARSA. Dokumen UKL-UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

1 BAB I

IDENTITAS PEMRAKARSA

Dokumen UKL-UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatandengan identitas pemrakarsa sebagai berikut:

1. Nama Perusahaan : PDAM Tirta Jeneberang Kab. Gowa

2. Nama Kegiatan Usaha : Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama

3. Jenis Badan Usaha : BUMD (Badan Usaha Milik Daerah)

4. Alamat Kegiatan Usaha : Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kab. Gowa

5. No Tlp/Fax : 0411-8220242/0411-8220363 6. Status Permodalan : BUMD (Badan Usaha Milik daerah) 7. Jenis Badan Usaha : Penyedia Air Minum

Penanggung Jawab : H. Hasanuddin Kamal, SH. MH Jabatan : DirekturUtama

10. Alamat : Jl. Tirta Jeneberang No. 17 Sungguhminasa 11. Luas Lahan : 2000 M2

(2)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

2 I. Latar Belakang

Air baku dari PDAM yang berasal dari sumber air tidak semerta-merta dapat langsung digunakan untuk kebutuhan air bersih di dalam bangunan. Air tersebut terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk menjaga kualitas dari air baku tersebut, biasanya air akan mengalami proses pengolahan. Pengolahan ini secara umum dapat dilakukan dengan 3 cara: fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika biasanya dilakukan dengan memanfaatkan sifat makanis dari air tanpa tambahan zat kimia

Air bersih atau air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dimana semua aktivitas baik domestic maupun non domestic memerlukan air bersih atau air minum. untuk aktivitas non domestic misalnya industry penyedia air minum akan diselenggarakan sendiri oleh yang bersangkutan, Sedangkan untuk aktivitas domestikpenyedia air bersih atau air minum menjadi kewajiban pemerintah, untuk melaksanakan hal tersebut System penyediaan air minum terbagi menjadi dua system yaitu :

1. System jaringan perpipaan 2. System bukan jaringan perpipaan

Khusus untuk spam dengan system jaringan perubahan pemerintah dalam hal ini wajib menyediakan semua komponen mulai dari sumber sampai dengan jaringan pipa persil. masyarakat sebagai pengguna air minum berkewajiban memberikan kontribusi untuk pemasangan dari pipa persil sampai dengan sambungan rumah Salah satu upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021 dalam rangka melaksanakan system penyediaan air minum di kabupaten Gowa adalah melaksanakan kegiatan

(3)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

3 pengembangan SPAM salah satu upaya sebagai salah satu system upaya pengentasan permasalahan penyediaan air minum di Kabupaten Gowa

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, sehingga pemenuhannya perlu mendapat prioritas utama.

Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Sampai dengan saat ini, jumlah penduduk di Kabupaten Gowa yang telah mendapatkan pelayanan air minum sampai bulan Desember tahun 2016 adalah:

- Untuk wilayah teknis pelayanan sebesar 219.240 jiwa atau 40,79% dari jumlah penduduk sebanyak 537.478 jiwa;

- Untuk wilayah Kabupaten sebesar 30,34% dari jumlah penduduk sebanyak 722.702.

Menyadari masih rendahnya prosentasi pelayanan air minum di Kabupaten Gowa, maka Pemerintah Kabupaten Gowa melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa berencana akan mengembangkan pelayanan air minum. Pengembangan pelayanan air minum tersebut dimaksudkan

(4)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

4 untuk menaikkan cakupan pelayanan, melayani daftar tunggu yang sudah antri, melayani daerah perumahan yang membutuhkan air minum dan adanya krisis air di daerah tertentu.

Salah satu upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021 dalam rangka melaksanakan system penyediaan air minum di kabupaten Gowa adalah melaksanakan kegiatan pengembangan SPAM salah satu upaya sebagai salah satu system upaya pengentasan permasalahan penyediaan air minum di Kabupaten Gowa

Kegiatan pengembangan air minum akan dimulai dengan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang direncanakan terletak di Kecamatan Barombong dengan kapasitas 30 l/dtk. Air baku akan diambil dari sungai Jeneberang, ke lokasi rencana IPA.

Untuk mengetahui kelayakan dari pembangunan Instalasi Pengolahan Air 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama ini, PDAM Tirta Jeneberang Kabupaten Gowa pada tahap awal akan membuat suatu kajian studi kelayakan yang akan meninjau tingkat kelayakan proyek dari aspek teknis teknologis, aspek keuangan, legal dan kelembagaan, maupun aspek lingkungan. Dengan adanya Studi Kelayakan diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah.

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan ketetapan undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang tentang isin lingkungan dimana didalamnya diuraikan terkait penyusunan Dokumen Amdal dan UKL UPL serta peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia

(5)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

5 nomor 38 tahun 2019 tentang jenis rencana usaha atau kegiatan yang wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup menyatakan bahwa pembangunan spam ≥250 liter per detik wajib memiliki AMDAL

kegiatan pengembangan spam direncanakan adalah kapasitas 20 liter per detik sehingga merupakan jenis kegiatan yang tidak wajib AMDAL melainkan dilengkapi dengan dokumen lingkungan berupa dokumen ukl-upl

secara teknis penyusunan dokumen ini didasarkan pada peraturan menteri Negara lingkungan hidup Nomor 16 tahun 2012 tentang penyusunan dokumen lingkungan

II. Maksud dan Tujuan

a. Maksud : Untuk mengkaji kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan lingkungan.

b. Tujuan : Untuk mendapat gambaran pengembangan SPAM dalam hal ini pembangunan IPA 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama yang sesuai dengan prinsip-prinsip kepengusahaan, namun tetap mementingkan kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa.

III. SASARAN KEGIATAN Sasaran kegiatan adalah:

(6)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

6 a. Teridentifikasinya kelayakan dari berbagai aspek terkait sepeti

kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan lingkungan. b. Terumuskannya rekomendasi dari berbagai alternatif rencana

pembangunan IPA yang bersifat teknis, ekonomis maupun lingkungan.

BAB II

(7)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

7 2.1. Nama Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan

Nama rencana usaha dan/atau kegiatan ini adalah UKL-UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

2.2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

UKL-UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.Secara geografis terletak pada titik koordinat 5°12'1.949"S - 119°25'22.811"E

2.3. Pemanfaatan Lahan

Lokasi Kegiatan Berdasarkan rekomendasi kesesuaian tata ruang adalah kegiatan perumahan kepadatan tinggi, kegiatan perumahan kepadatan sedang, dan kegiatan pembangunann prasarana dan sarana lingkungan perumahan. Lokas kegiatan merupakan lahan milik pemerintah Kabupaten Gowa dengan luas lahan adalah 2000 M2.

Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

(8)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

8 Sumber air baku yang digunakan PDAM Kabupaten Gowa adalah sumber mata air di kecamatan Malino, air permukaan sungai Jeneberang dengan tingkat pemanfaatan yang belum maksimal. Di sisi lain, belum terdapatnya sumber air yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air. Sampai dengan saat ini, sumber air baku yang berasal dari sungai Jeneberang cukup tesedia sebagai sumber air baku, sehingga PDAM Kabupaten Gowa belum perlu untuk mencari sumber air lainnya. Adapun sumber air yang digunakan oleh IKK Barombong yaitu dari sungai jeneberang.

2. Tahapan Instalasi

Untuk menghasilkan air bersih yang siap di salurkan ke pelangan, PDAM Tirta Jeneberang Kab. Gowa harus melalui tahap instalasi yang dilakukan oleh bagian produksi. Adapun tahap instalasi tersebut yaitu:

1. Instalasi Sumber Air merupakan instalasi atau tempat pengambilan air. Produksi air yang dihasilkan oleh perusahaan dengan sumber air yang berasal dari Bili-bili Kabupaten Gowa.

2. Instalasi Pengolahan Air merupakan instalasi atau tempat air diolah dari air baku yang di ambil dari sumber air menjadi air yang siap untuk di produksi. Lebih rinci diuraikan sebagai berikut.

 Sumber air yang diperoleh oleh IKK Barombong Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa berasal dari Sungai Jeneberang. Proses ini memanfaatkan system pompanisasi untuk mengalirkan air melalui pipa bawah tanah.

(9)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

9  Instalasi Pengolahan Air merupakan proses pekerjaan paling banyak, memproses air baku menjadi air siap untuk di produksi. Pada instalasi pengolahanair terdapat bangunan, alat-alat pengolahan air, reservoir/penampungan, mesin-mesin, meteran, dan dibutukan listrik 75 untuk mentransfer air ke bagian transmisi dan distribusi. Adapun proses pengolahan air di bagian pengolahan ini adalah sebagai berikut.

a) Masuknya air pada instalasi ini dimulai dengan mencampurkan air bahan baku yang telah di ambil dari instalasi sumber air dengan tawas dan kaporit, tujuannya agar air terpisah dari lumpur-lumpur. Dalam sistem pemberian tawas dibutuhkan 10 kg tiap 8 jam dengan 1 kali pelarutan, Sehingga dalam sehari di butuhkan 30 kg tiap 8 jam pelarutan. Adapun Kaporit diberikan setiap 8 jam dengan jumlah 10 kg 1 kali pelarutan, Maka dalam sehari dibutuhkan 30 kg dengan 3x pelarutan. Pencampuran dilakukan dengan caraMagma vlog yaitu proses pencampuran yang dilakukan secara bersamaan antara bahan tawas dan kaporit.

b) Setelah air tercampur tawas, air kemudian di pompa agar masuk ke mesin/ tabung pengolahan. Pada proses ini air akan di campur dengan bahan-bahan Alumunium Sulfat dan bahan kimia lainnya, tempat ini dinamakan cascada.

c) Air mengalir dari cascada menuju ke flokasi, tempat ini berfungsi sebagai penyaringan pertama, dan memisahkan air dari lumpur-lumpur dan segera masuk ke pipa pembuangan. Air yang telah terpisah dari

(10)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

10 lumpur kemudian akan masuk ke dalan bak filter.Filter ini berfungsi menjernihkan air dari kuman agar air yang dihasilkan lebih bersih.Setelah melalui filter, air hasil olahan akan di pompa ke dalam bak penampungan (reservior).Adapun alat ukur untuk mengetahui debit air telah penuh dalam bak penampungan yaitudengan menggunakan alat ukur beton dengan panjang sekitar ± 5 meter yang diberi tandatulisan serta menggunakan tali sebagai tanda petunjuk dimana air sudah penuh. 3. Proses distribusi dilakukan dengan mengalirkan air bersih dengan sistem pipa bawah tanah. Proses distribusi air bersih tersebut dilakukan selama 24 jam ke seluruh pelanggan yang dilayani oleh IKK Barombong.

2.4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 1. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang

Lokasi Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 15 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gowa Tahun 2012 – 2032 pada pasal 25 poin 5 dan 6, menyatakan bahwa.

(11)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

11 (5) SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di Kabupaten Gowa dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk menjamin ketersediaan air baku (6) SPAM jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

2. Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB)

Hasil tumpang susun dengan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Pemanfaatan Hutan, Penggunaan Kawasan Hutan dan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Areal Penggunaan Lain Tahun 2019 (Lampiran Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) diketahui bahwa lokasi rencana Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan berada di luar Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB).

(12)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

3. Persetujuan rekomendasi kesesuaian ruang Atas Rencana Kegiatan

Rencana Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama seluas 2000 m2 Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan secara prinsip telah disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Gowa berdasarkan surat rekomendai kesesuaian ruang Dinas PU dan Penataan Ruang Nomor: 600/98/DPUPR-GW

4. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak Lingkungan

Komponen Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa yang diyakini akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup diuraikan berdasarkan kegiatan pada setiap tahap pelaksanaan proyek, yakni Tahap Pra Konstruksi, Tahap Konstruksi dan Operasional.

a. Tahap Pra Konstuksi

Penyiapan dan Pematokan Lahan

Kegiatan penyiapan dan pematangan lahan merupakan salah satu kegiatan awal tahap para konstruksi yang dilakukan menyesuaikan gambar rencana dengan lahan aktual. Lahan yang telah sesuai dilakukan penbersihan lokasi, galian dan perataan tanah kemudian dilakukan pemasangan bouwplang dan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan. Peil bangunan adalah pengaturan ketinggian minimal lantai bangunan yang ditentukan berdasarkan lokasi bangunan tersebut,

(13)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

13 yang bertujuan untuk mencegah air banjir meluap dan masuk ke dalam bangunan jika lantai terlalu rendah.

penyiapan dan pematangan lahanini akan menyebabkan dampak berupa perubahan sikap dan presepsi masyarakat.

b. Tahap Konstruksi

Komponen kegiatan pada tahap konstruksi yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup adalah:

Mobilisasi Tenaga Kerja

Estimasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat kegiatan konstruksi adalah sebanyak 38 orang dengan posisi sebagai mandor, kepala tukang, operator, pekerja. Sumber tenaga kerja yang digunakan saat kegiatanakan memprioritaskan penduduk lokal disekitar lokasi kegiatan khususnya penduduk yang bermukim di sekitar proyek.

Kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi IPA ini akan menimbulkan dampak berupa peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan.

Mobilisasi Peralatan dan Material

Mobilisasi peralatan dan material menimbulkan dampak kurang penting karena intensitasnya kecil dan proyek tidak membutuhkan peralatan besar. Kegiatan Pembangunan IPA membutuhkan peralatan berupa excavator, bulldozer dan dump truk untuk pengangkutan material dan peralatan pertukangan lainnya. Pengambilan dan pengangkutan material yang dibutuhkan, seperti: tanah, pasir, batu, semen, besi dan sebagainya akan dilaksanakan oleh pemasok material berdasarkan kesepakatan dengan

(14)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

14 pelaksana pekerjaan. Pengangkutan material untuk kebutuhan proyek akan dilakukan melalui prasarana jalan umum, dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas, keselamatan pemakai jalan lainnya serta tidak merusak/mengotori prasarana jalan tersebut.

Kegiatan mobilisasi material dan peralatan ini diprakirakan akan menyebakan terjadinya kerusakan badan jalan akibat aktivitas kendaraan pengangkut material, penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan sikap dan presepsi, serta gangguan kesehatan masyarakat.

Konstruksi Bangunan Utama IPA

Kegiatan konstruksi bangunan utama terdiri dari bangunan IPA baja kapasitas 30 l/dtk dengan sistem backwash lengkap dengan accessories, flow indicator dan atap penutup. Konstruksi bangunan IPA dimulai dengan pembuatan pondasi sumuran dengan buis beton, lantai kerja t = 5 cm, beton bertulang termasuk bekisting serta saluran beton bertulang.Selanjutnya bangunan Reservoir 300 M3 yang dengan beton dan pasangan berupa beton bertulang termasuk beckisting expose rangka kayu, tulangan besi, mix disain dan kubus beton, kemudian dinding berupa pasangan bata merah, plesteran dan acian serta lantai bangunan reservoir. Reservoir direncanakan menggunakan water stop dari plat besi 3/200 mm, ventilasi udara, tutup manhole dari plat baja t = 3 mm dengan rangka besi siku, tangga dinding dari pipa GI, pintu aluminium powder coating, pipa dinding termasuk pudle flange.Pada reservoir akan dilengkapi dengan pipa inlet yang menghubungkan dari IPA, pipa outlet menuju pipa distribusi.

(15)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

15 Selain pipa inlet dan outlet reservoir dilengkapi pula pipa overflow serta pipa under drain.

Bangunan utama IPA yang lain seperti Sludge Drying Bed (SDB) yang meliputi pekerjaan beton dan pasangan, termasuk beckisting expose rangka kayu, pembesian dan mix desain dan kubus beton untuk lantai, dinding dan plat dak inlet. Selain itu SDB dilengkapi dengan perpipaan yang menghubungkan IPA, Underdrain dan Overflow. Pemasangan mekanikal dan elektrikal terutama jaringan listrik sebagai sumber pembangkit, guna sumber listrik bagi pompa atau sumber listrik ruang dosing. Pada dasarnya ruang dosing dibuat sama halnya bangunan lain yang dimulai dengan pekerjaan beton, dinding, lantai, kusen dan pintu, plafond serta atap.

Kegiatan konstruksi bangunan utama IPA ini diprakirakan akan menyebakan terjadinya timbulan sampah, penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan sikap dan presepsi, serta gangguan kesehatan masyarakat.

Pemasangan Pipa Air Baku dan Pipa Distribusi

Pemasangan pipa air baku yang menghubungkan Tapping dan bangunan IPA.

Kegiatan pemasangan pipa air baku dan pipa distribusi ini diprakirakan akan menyebakan terjadinya timbulan sampah, penurunan kualitas udara, kebisingan, perubahan sikap dan presepsi, serta gangguan kesehatan masyarakat.

(16)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

16 c. Tahap Operasional

Kegiatan pada tahap operasional yang akan dilakukan adalah:  Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air / IPA

Kegiatan pengoperasian Instalasi Pengolahan Air kapasitas 30 l/dtk akan dilaksanakan oleh PDAM Kabupaten Gowa. Kegiatan pengoperasian akan menimbulkan dampak positif terhadap ketersediaan air bersih di Kabupaten Gowa,khususnya pada Kecamatan Barombong dan Pallangga. Secara teknis operasional IPA dimulai dengan penyaluran air baku dari pengambilan menuju bak penampung melalui pipa air baku dengan sistem pompanisasi, pada bangunan instalasi akan terjadi pemisahan air dengan sedimen atau lumpur, lumpur tersebut akan teralirkan menuju bangunan bangunan Sludge Drying Bed (SDB). Selain itu, air yang sudah terpisah dengan lumpur dialirkan menuju reservoir lalu diberi perlakuan kimia sebagai berikut.

1. Pemberian Tawas, dalam sistem pemberian tawas dibutuhkan 10 kg tiap 8 jam dengan 1 kali pelarutan. Sehingga dalam sehari di butuhkan 30 kg tiap 8 jam pelarutan.

2. Pemberian Kaporit, Kaporit diberikan setiap 8 jam dengan jumlah 10 kg 1 kali pelarutan. Maka dalam sehari dibutuhkan 30 kg dengan 3x pelarutan.

3. Perlakukan Magma vlog adalah proses pencampuran yang dilakukan secara bersamaan antara kedua bahan diatas.

(17)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

17 Setelah melakukan perlakuan kimia tersebut maka air dipompa menuju water meter induk dan dialirkan melalui pipa distribusi menuju taping point air bersih sebelum didistribusi kepada para pelanggan.

Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air tersebut diharapkan dapat berfungsi beserta bangunan-bangunan pelengkapannya seperti yang diharapkan dan tahan lama, maka cara mengoperasikan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah disusun (Manual O&P).

pengoperasian Instalasi Air Bersih Barombong atau IKK Borong Loe yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Tirta Jeneberang PDAM Kabupaten Gowa

Kegiatan operasional InstalasiPengolahan Air / IPA ini dapat menimbulkan dampak terhadap perubahan sikap dan persepsi masyarakat.  Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan ini meliputi pemeliharan rutin dan pemeliharan berkala serta perbaikan bangunan utama IPA dan fasilitas pendukungnya. Kegiatan ini termasuk didalamnya adalah pemeliharaan seluruh bagian IPA yang ada di lokasi tersebut.Bangunan IPA serta bangunan-bangunan pelengkapnya diharapkan dapat berfungsi dengan baik dan tahan lama, sehingga diperlukan adanya pemeliharaan.

Kegiatan pemeliharaan dapat berupa kegiatan yang bersifat rutin yang pada umumnya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang ringan dan kegiatan-kegiatan yang bersifat memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul untuk dikembalikan pada kondisi semula (pekerjaan rehabilitasi).

(18)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

18  Lubang out let selalu diperiksa dari kotoran-kotoran penyumbat. Pintu-pintu selalu diperiksa dari karat dan bocoran.

Pasangan-pasangan batu yang lepas segera diperbaiki. Saluran-saluran dibersihkan dari sampah.

 Inspeksi teknis secara rutin (misalnya tiap dua tahun sekali) perlu dilakukan oleh petugas setempat, untuk melakukan evaluasi terhadap keadaan bangunan secara menyeluruh dan memberikan petunjuk-petunjuk pemeliharaan serta perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Kegiatan pemeliharaan bangunan IPA ini dapat menimbulkan dampak terhadap timbulan limbah.

(19)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

19 BAB III

DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN

UPAYAPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Identifikasi dampak kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) kegiatan UKL, UPL Kegiatan Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama Di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, digunakan metode matriks untuk melihat interaksi antara kegiatan yang dilakukan terhadap komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dan metode bagan alir untuk melihat aliran dampak turunan. Matriks identifikasi dampak disajikan pada Tabel 3.1 berikut dan bagan alir diajikan pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.3.

Tabel 2.1. Matriks Identifikasi Dampak Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA Kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa

(20)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

20 Gambar 3.1. Bagan Alir Dampak pada Tahap Prakonstruksi

Tahap Prakons truksi

Parameter 1 1 2 3 4 1 3

Bising Tingkat Bising (dBA) X X X

Transportasi Kerusakan Badan Jalan X

Kualitas Air Tanah Parameter Kualitas Air Tanah X

Kesempatan Kerja X

Pendapatan X

Sosial Budaya Persepsi Masyarakat X X X

Sanitasi Lingkungan Limbah Padat X X X

Kesehatan Masyarakat Insidensi dan Prevalensi Penyakit X X X

X P e n y ia p a n d a n P e m a to k a n L a h a n K o m p o n e n G e o fi s ik K im ia S o s ia l E k o n o m i-B u d a y a Sosial Ekonomi Kualitas Udara Komponen Lingkungan

Berpotensi Ada Dampak

Keterangan: K e s m a s Tahap Operasional P e n g o p e ra s ia n I n s ta la s i P e n g o la h a n A ir / I P A P e m e li h a ra a n S a ra n a d a n P ra s a ra n a K o n s tr u k s i B a n g u n a n U ta m a I P A P e m a s a n g a n P ip a A ir B a k u d a n P ip a D is tr ib u s i Tahap Konstruksi M o b il is a s i T e n a g a K e rj a M o b il is a s i P e ra la ta n d a n M a te ri a l X

CO, NO2, SO2, Partikel (TSP) dan Timbal (Pb) X X

Komponen Kegiatan Komponen Lingkungan

(21)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

21 Gambar 3.2. Bagan Alir Dampak pada Tahap Konstruksi

(22)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

22 2.5. Dampak lingkungan yang ditimbulkan Kegiatan Pembangunan Instalasi

Pengolahan Air / IPA Kapasitas 30 l/dtk

Uraian dampak dari kegiatan Pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA Kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa dapat dilihat sebagai berikut.

3. Tahap Prakonstruksi

d. Penyiapan dan Pematokan Lahan  Sumber Dampak

Sumber dampak bersumber dari kegiatan penyiapan dan pematokan lahan untuk kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA yang akan dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

 Jenis Dampak

Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat: Komponen lingkungan yang mengalami perubahan adalah sikap dan persepsi masyarakat. Dampak ini merupakan dampak langsung dari rencana kegiatan. Dampak bersifat negatif bilamana rencana kegiatan tidak disosialisasikan dengan baik terhadap warga masyarakat disekitar lokasi kegiatan.

 Besaran Dampak

Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat: Banyaknya masyarakat lokal terutama di Desa Tamannyeleng di sekitar lokasi IPA yang

(23)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

23 berpersepsi negatif terhadap kegiatan penyiapan dan pematokan lahan lokasi rencana pengembangan IPA kapasitas 30 l/dtk.

 Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya: Melakukan Koordinasi dan sosialisasi pada masyarakat dan pihak terkait yang diperkirakan akan terkena dampak sebelum melakukan kegiatan penyiapan dan pematokan lahan lokasi rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Kepala Lurah, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan yaitu pada Pemukiman masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan minimal satu kali selama tahap Pra Konstruksi atau persiapan kegiatan.

 Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Kegiatan Pemantauan:

a) Memantau terjadinya perubahan sikap pada masyarakat

b) Memantau banyaknya masyarakat yang berpersepsi negatif dari akibat adanya survey dan penetapan lokasi rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(24)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

24 a) Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan

menggunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi masyarakat b) Melakukan Pendekatan partisipatif dengan melakukan diskusi dan

curah pendapat dengan masyarakat sekitar, untuk menampung dan mengakomodasi pendapat, sikap dan aspirasi masyarakat yang diprakirakan akan terkena dampak.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Lokasi pemantauan yaitu pada Pemukiman masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan minimal satu kali selama tahap Pra Konstruksi atau persiapan kegiatan.

4. Tahap Konstruksi

a. Mobilisasi Tenaga Kerja  Sumber Dampak

Sumber dampak bersumber dari kegiatan mobilisasi tenaga kerja untuk kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA yang akan dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

 Jenis Dampak

Kesempatan Kerja: Komponen lingkungan yang mengalami dampak perubahan adalah kesempatan kerja untuk kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah bersifat positif karena tersedianya lapangan kerja bagi masyarakat di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(25)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

25 Peningkatan Pendapatan: Komponen lingkungan yang mengalami perubahan adalah pendapatan masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk terutama masyarakat yang diterima sebagai Tenaga Kerja konstruksi, dimana akan berdampak terhadap pendapatan karena adanya tambahan penghasilan dari upah yang diterima sebagai pekerja pada tahap konstruksi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.  Besaran Dampak

Kesempatan Kerja: Jumlah Tenaga Kerja yang dibutuhkan pada saat kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.sekitar 38 orang. Jika diasumsikan bahwa sebahagian besar (70-80 %) Tenaga Kerja yang akan bekerja pada saat kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk bersumber dari Desa Tamannyeleng dengan tingkat pendidikan mulai SMP sampai SMA, maka kegiatan ini akan memberikan kotribusi terhadap penyediaan lapangan kerja bagi penduduk setempat.

Peningkatan Pendapatan: Berdasarkan data sekunder yang diperoleh menunjukkan bahwa di sekitar lokasi kegiatan tingkat pendapatan penduduk bervariasi mulai di bawah Rp. 2000.000,-/bulan hingga diatas Rp. 2.000.000,-/bulan. Peningkatan pendapatan masyarakat yang direkrut sebagai Tenaga Kerja pada tahap kegiatan konstruksipembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berdasarkan informasi dari pihak pemrakarsa kegiatan menjelaskan bahwa upah kerja yang akan diberikan pada setiap Tenaga Kerja minimal Rp. 75.000,/ hari (tenaga buruh), dan sekitar Rp. 100.000,/ hari (tenaga tukang), maka setiap Tenaga Kerja akan memperoleh upah kerja sebesar Rp. 1.950.000,perbulan (tenaga buruh), dan Rp. 2.470.000,

(26)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

26 perbulan- (tenaga tukang). Bila Tenaga Kerja buruh berasal dari penduduk sekitar lokasi kegiatan yang memiliki tingkat pendapatan di bawah Rp. 2000.000,- maka besaran dampak dari kegiatan ini yaitu terjadinya peningkatan pendapatan diatas Rp. 950.000,-/bulan bagi masyarakat yang bekerja sebagai Tenaga Kerja untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk pada tahap konstruksi.

 Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Kesempatan Kerja

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya:

a) Memberi kesempatan yang luas kepada penduduk yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan yakni di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong di terima sebagai tenaga kerja untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

b) Penerimaan tenaga kerja konstruksi dilakukan secara terbuka dengan berkoordinasi dengan pemerintah setempat.

c) Tidak memberikan perbedaan perlakuan antara tenaga kerja lokal dan tenaga kerja dari luar daerah.

d) Pemberian asuransi kecelakaan kepada tenaga kerja (BPJS Ketanagakerjaan).

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Gowa c) Koordinasi dengan Kepala Kelurahan, Camat dan LSM

(27)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

27 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama tahap penerimaan tenaga kerja konstruksi untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung.

Peningkatan Pendapatan Pendekatan Sosial Ekonomi:

Memberikan upah tenaga kerja minimum sesuai Upah Minimum Propinsi (UMP) Provinsi Sulawesi Selatan atau UMR Kabupaten Gowa pada tahun berjalan.

Pendekatan Institusi:

Koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Gowa Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama tahapkonstruksi untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung.  Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Kesempatan Kerja: Kegiatan Pemantauan:

Memantau banyaknya anggota masyarakat setempat yang diterima sebagai tenaga kerja.

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30

(28)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

28 l/dtk, utamanya masyarakat yang diterima sebagai tenaga kerja konstruksi untuk mengetahui jumlah masyarakat sekitar yang diterima sebagai tenaga kerja konstruksi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Lokasi pemantauan dilakukan pada wilayah rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan minimal satu kali selama kegiatan penerimaan tenaga kerja Konstruksi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Peningkatan Pendapatan: Kegiatan Pemantauan:

Memantau upah yang diterima tenaga kerja minimal sama dengan besaran Upah Minimum Provinsi (UMP) Provinsi Sulawesi Selatan atau Upah Minimun Regional Kabupaten Gowa.

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk, utamanya masyarakat yang diterima sebagai tenaga kerja konstruksi untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diterima selama bekerja.

(29)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

29 Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Lokasi pemantauan dilakukan pada wilayah rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan minimal satu kali selama kegiatan penerimaan tenaga kerja Konstruksi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

b. Mobilisasi Peralatan dan Material  Sumber Dampak

Sumber dampak bersumber dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA yang akan dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

 Jenis Dampak

Penurunan Kualitas Udara: Dampak ini sebagai akibat adanya gas buang dari kendaraan yang digunakan serta resuspensi debu selama mobilisasi peralatan dan material ke lokasi kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Peningkatan Kebisingan: Kendaraan pengangkut peralatan dan material akan menimbulkan kebisingan pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan terutama pada jalan yang dilalui kegiatan pengangkutan peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(30)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

30 Kerusakan Badan Jalan: Kendaraan pengangkut peralatan dan material berpotensi merusak badan jalan disekitar lokasi kegiatan terutama pada jalan yang dilalui kegiatan pengangkutan peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Perubahan Sikap dan Persepsi: Komponen lingkungan yang mengalami perubahan adalah persepsi masyarakat karena adanya potensi kerusakan jalan pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan berlangsung pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Kesehatan Masyarakat: Salah satuKomponen lingkungan yang akanmengalami perubahan adalah kesehatan masyarakat sebagai dampak turunan dari menurunnya kualitas udara akibat munculnya debu yang diakibatkan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

 Besaran Dampak

Penurunan Kualitas Udara: Kadar debu di udara yang dinilai berdasarkan pada baku mutu Peraturan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010 Tentang baku mutu lingkungan. Hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan pada lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng menunjukkan semua parameter yang dianalisi belum ada yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Pada saat

(31)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

31 kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dilaksanakan diprakirakan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar debu diudara, sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan, khususnya pada jalur jalan yang dilewati pengangkutan peralatan dan material, sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar penurunan kualitas udara yang akan terjadi di sekitar lokasi kegiatan tidak akan melebihi ambang baku mutu yang diperbolehkan.

Peningkatan Kebisingan: Kebisingan didasarkan pada baku mutu Peraturan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010 Tentang baku mutu lingkungan. Berdasarkan hasil analisis tingkat kebisingan yang dilakukan menunjukkan nilai tingkat kebisingan di lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng adalah sebesar 61,7 dBA. Nilai tersebut masih di bawah ambang baku mutu yang dipersyaratkan (70 dBA). Tingkat kebisingan di prakirakan akan mengalami peningkatan pada saat mobilisasi peralatan dan material bangunan, karena adanya aktifitas kendaraan truk yang lalu lalang dijalan sekitar lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar peningkatan kebisingan yang akan terjadi tidak akan mengganggu masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

Kerusakan Badan Jalan: Kendaraan pengangkut peralatan dan material berpotensi merusak badan jalan disekitar lokasi kegiatan terutama kendaraan pengangkut peralatan berat pada jalan yang dilalui kegiatan

(32)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

32 pengangkutan peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Perubahan Sikap dan Persepsi: Penduduk yang berpotensi mengalami perubahan sikap dan persepsi akibat potensi terjadinya kerusakan badan jalan karena mobilisasi peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa berlangsung.

Kesehatan Masyarakat: Jumlah insiden dan prevalensi penyakit yang akan terjadi akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng diprakirakan tidak akan menimbulkan dampak secara signifikan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

 Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Penurunan Kualitas Udara

Pendekatan Teknologi:

a) Melakukan penyiraman pada jalan yang dilewati kendaraan pengangkut peralatan dan material bangunan untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng terutama pada jalur jalan di sekitar permukiman warga untuk mencegah debu yang dapat berterbangan kerumah warga.

(33)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

33 b) Ban kendaraan pengangkut material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng terlebih dahulu dibersihkan sebelum keluar dari lokasi kegiatan untuk mencegah adanya tanah yang melengket pada ban yang dapat tercecer dijalan yang dapat menimbulkan debu ke udara.

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya:

a) Memberikan pengarahan kepada pekerja dan pengemudi kendaraan agar tetap memperhatikan kebersihan ban kendaraan pada saat keluar dari lokasi proyek agar tidak membawa ceceran tanah di jalan raya yang dapat menyebabkan terjadinya partikel debu ke udara. b) Memberi arahan kepada kontraktor pelaksana untuk melakukan

penyiraman pada pada jalan jalur pengangkutan peralatan dan material bangunan, khususnya pada jalan di sekitar permukiman warga untuk mencegah debu yang dapat berterbangan kerumah warga minimal 2 kali sehari.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Gowa c) Koordinasi dengan Kepala Kelurahan, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan dilakukan pada jalan yang dilalui kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(34)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

34 Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.

Peningkatan Bising Pendekatan Teknologi:

a) Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan tidak mengeluarkan suara bising yang dapat mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng .

b) Mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng tidak dilakukan pada waktu-waktu istrahat dan waktu ibadah warga sekitar.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Gowa c) Koordinasi dengan Kepala Kelurahan, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan pada jalan yang dilalui kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.

Kerusakan Badan Jalan Pendekatan Teknologi:

(35)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

35 a) Melakukan pengangkutan peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada waktu kendaraan tidak padat pada jalan poros yang akan dilalui. b) Menggunakan kendaraan yang layak pakai dan sesuai dengan

kemampuan tekanan gandar jalan yang dilalui.

c) Kecepatan kendaraan pengangkut peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng disesuaikan dengan kondisi kepadatan jalan dengan muatan sesuai batas tonase kendaraan

d) Melakukan perbaikan terhadap badan jalan yang rusak akibat mobilisasi peralatan dan material.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Gowa

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan pada jalan yang dilalui kegiatan mobilisasi peralatan dan material serta di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.

Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya:

a) Memberikan penyampaian kepada masyarakat di sekitar lokasi kegiatan tentang rencana mobilisasi peralatan dan pengangkutan

(36)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

36 bahan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng serta segala dampak yang akan timbul secara transparan.

b) Mengadakan pertemuan atau koordinasi antara pihak pemrakarsa, Lurah, camat dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membangun kesepakatan tentang pengelolaan lingkungan sosial selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng berjalan.

c) Mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng tidak dilakukan pada waktu-waktu jam padat kendaraan pada jalan sekitar lokasi kegiatan yang dilalui agar tidak menimbulkan kemacetan yang akan menyebabkan terjadinya atau munculnya persepsi negative masyarakat sekitar.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Lurah, camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukandi sekitar pemukiman warga dan lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(37)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

37 Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung.

Kesehatan Masyarakat

Pendekatan Teknologi: Melakukan penyiraman pada jalan yang dilalui, khususnya yang berdekatan langsung dengan pemukiman penduduk sebelum melaksanakan kegiatan mobilisasi alat berat dan material untuk mengurangi debu kepermukiman masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit saluran pernapasan seperti flu dan influenza pada warga sekitar.

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya: Tidak melakukan kegiatan pengangkutan peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada saat penduduk sedang beristirahat, agar masyarakat bisa beristirahat dengan tenang

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa

c) Koordinasi dengan Kepala Kelurahan, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan di sekitar lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan dan materialpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng berlangsung.

(38)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

38  Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup

Penurunan Kualitas Udara Kegiatan Pemantauan:

Memantau kondisi kualitas udara dengan melakukan pengukuran kualitas udara untuk mengetahui kondisi kualitas udara di lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dan jalan di sekitar lokasi kegiatan yang dilalui pengangukutan peralatan dan material bahan bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng .

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan dan pengukuran kualitas udara dengan menggunakan peralatan standar SNI di lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dan lokasi jalan yang dilalui di sekitar lokasi kegiatan untuk pengangkutan peralatan dan material bangunan untuk mengetahui kondisi kualitas udara yang ada akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada tahap konstruksi.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantauan dilakukan pada lokasi pembangunan dan jalan yang dilewati di sekitar lokasi kegiatan untuk pengangkutan peralatan dan Material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(39)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

39 Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Peningkatan Bising Kegiatan Pemantauan:

Memantau kondisi kebisingan di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada jalan di sekitar lokasi kegiatan yang dilewati mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng . Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan dan pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan peralatan standar SNI di lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dan lokasi jalan yang dilalui di sekitar lokasi kegiatan untuk pengangkutan peralatan dan material bangunan untuk mengetahui kondisi kualitas udara yang ada akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada tahap konstruksi.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantauan dilakukan pada lokasi pembangunan dan jalan yang dilewati di sekitar lokasi kegiatan untuk pengangkutan peralatan dan Material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa..

(40)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

40 Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Kerusakan Badan Jalan Kegiatan Pemantauan:

Memantau kondisi Lalu Lintas di sekitar lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk khususnya pada jalur jalan sekitar lokasi pada saat mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan di sekitar lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk dan jalan di sekitar lokasi kegiatan yang menjadi jalur pengangkutan peralatan dan IPA kapasitas 30 l/dtk untuk mengetahui kondisi jalan tersebut apakah mengalami perlambatan atau kerusakan akibat dari kegiatan pengangkutan peralatan dan material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantauan dilakukan di sekitar lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk khususnya pada jalan di sekitar lokasi kegiatan yang menjadi jalur pengangkutan peralatan dan Material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(41)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

41 Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Perubahan Sikap dan Persepsi Kegiatan Pemantauan:

a) Memantau terjadinya perubahan sikap dan persepsi pada masyarakat akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

b) Memantau adanya masyarakat yang berpersepsi negatif akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui jumlah masyarakat sekitar yang berpersepsi berpersepsi negatif akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Lokasi pemantauan dilakukan pada pemukiman masyarakat di sekitar lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung.

(42)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

42 Kesehatan Masyarakat

Kegiatan Pemantauan:

Memantau jumlah anggota masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan masyarakat sekitar untuk mengetahui jumlah masyarakat sekitar yang mengalami gangguan kesehatan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan materialakibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Lokasi pemantauan dilakukan pada pemukiman masyarakat di sekitar lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material bangunan untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk berlangsung.

c. Konstruksi Bangunan Utama IPA  Sumber Dampak

Sumber dampak bersumber dari kegiatan konstruksi bangunan utama pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA yang akan dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

(43)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

43 Penurunan Kualitas Udara: Dampak ini sebagai akibat adanya gas buang dari peralatan yang seperti mesin las dan gerinda digunakan serta resuspensi debu selama kegiatan konstruksi bangunan utama IPA pada kegiatan pembangunan Instalasi Pengolahan Air / IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Peningkatan Kebisingan: Peralatan yang digunakan seperti mesin las dan gerindaakan menimbulkan kebisingan pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan terutama pada kegiatan konstruksi bangunan utama IPA untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Limbah padat: Kegiatan konstruksi bangunan utamapada rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng diprakirakan akan menyebabkan terjadinya timbulan limbah padat yang bersumber dari sisa – sisa tanaman (semak belukar) yang dibersihkan dalam lokasi, potongan kayu, besi dan pipa serta sisa-sisa sampah yang ada dalam lokasi. Timbulan sampah tersebut akan di tampung pada Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang disiapkan sekitar lokasi kegiatan sebelum dibuang ketempat pembuangan sampah Akhir (TPA).

Kesehatan Masyarakat: Salah satuKomponen lingkungan yang akanmengalami perubahan adalah kesehatan masyarakat sebagai dampak turunan dari menurunnya kualitas udara akibat munculnya debu yang diakibatkan dari kegiatan konstruksi bangunan utama IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(44)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

44 Penurunan Kualitas Udara: Kadar debu di udara yang dinilai berdasarkan pada baku mutu Peraturan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010 Tentang baku mutu lingkungan. Hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan pada lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng menunjukkan semua parameter yang dianalisi belum ada yang melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Pada saat kegiatan konstruksi bangunan utama untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dilaksanakan diprakirakan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kadar debu diudara, sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan, sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar penurunan kualitas udara yang akan terjadi di sekitar lokasi kegiatan tidak akan melebihi ambang baku mutu yang diperbolehkan.

Peningkatan Kebisingan: Kebisingan didasarkan pada baku mutu Peraturan peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010 Tentang baku mutu lingkungan. Berdasarkan hasil analisis tingkat kebisingan yang dilakukan menunjukkan nilai tingkat kebisingan di lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng adalah sebesar 61,7 dBA. Nilai tersebut masih di bawah ambang baku mutu yang dipersyaratkan (70 dBA). Tingkat kebisingan di prakirakan akan mengalami peningkatan pada saat kegiatan konstruksi bangunan utama IPA, karena adanya penggunaan peralatan yang dapat meningkatkan konsentrasi debu diudara yaitu mesin las dan gerinda, sehingga perlu dilakukan pengelolaan agar peningkatan kebisingan yang akan terjadi tidak akan mengganggu masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.

(45)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

45 Limbah padat: Kegiatan konstruksi bangunan utamapada rencana pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng diprakirakan akan menyebabkan terjadinya timbulan limbah padat yang bersumber dari sisa – sisa tanaman (semak belukar) yang dibersihkan dalam lokasi, potongan kayu, besi dan pipa serta sisa-sisa sampah yang ada dalam lokasi. Timbulan sampah tersebut akan di tampung pada Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang disiapkan sekitar lokasi kegiatan sebelum dibuang ketempat pembuangan sampah Akhir (TPA).

Kesehatan Masyarakat: Jumlah insiden dan prevalensi penyakit yang akan terjadi akibat kegiatan konstruksi bangunan utama IPA untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng diprakirakan tidak akan menimbulkan dampak secara signifikan terhadap terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

 Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Penurunan Kualitas Udara

Pendekatan Teknologi:

a) Menggunakan peralatan konstruksi untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk yang tidak menimbulkan adanya emisi gas buang yang berlebihan ke udara (genset).

b) Memberikan penutup pada tanah hasil galian pondasi untuk mencegah munculnya debu, sebelum tanah tersebut digunakan kembali.

(46)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

46 c) Melakukan penyiraman pada lokasi kegiatan pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk yang dapat menimbulkan kadar debu di udara meningkat

Pendekatan Institusi:

Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung.

Peningkatan Bising Pendekatan Teknologi:

a) Menggunakan peralatan konstruksi untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk yang tidak menimbulkan suara bising yang berlebihan (mesin las dan mesin molen).

b) Menggunakan peralatan untuk pemasangan rangka atap (Peralatan bor) dan lantai (alat pemotong tegel) IPA kapasitas 30 l/dtk yang tidak mengeluarkan suara terlalu keras atau suara berlebihan yang dapat menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

(47)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

47 Mengurangi intensitas kegiatan pekerjaan konstruksi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng yang menimbulkan suara bising terutama pada saat penduduk sedang beristirahat pada siang hari.

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Kepala Kelurahan, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan di lokasi Pembangunandi lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi bangunan utama IPA berlangsung.

Limbah Padat

Pendekatan Teknologi:

Menyiapkan tempat penampungan sampah sementara pada lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk untuk menampung sampah sisa-sisa penebangan pohon atau tanaman (semak belukar), potongan kayu, besi dan pipa serta semua sisa-sisa sampah yang masih ada pada lokasi sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya:

Memberikan arahan kepada kontraktor / pekerja agar sisa-sisa penebangan pohon atau tanaman (semak belukar), potongan kayu,

(48)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

48 besi dan pipa serta dikumpulkan pada tempat penampungan sampah sementara sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA).

Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Lurah, Camat dan LSM

Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi bangunan utama berlangsung.

Kesehatan Masyarakat

Pendekatan Teknologi: Melakukan penyiraman di lokasi kegiatan konstruksi bangunan utama IPA sebagai upaya mencegah timbulnya debu yang dapat menyebakkan terjadinya gangguan kesehatan seperti gangguan pernapasan (ISPA) pada masyarakat sekitar lokasi kegiatan.

Pendekatan Sosial Ekonomi / Budaya: Pendekatan Institusi:

a) Koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa b) Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa

(49)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

49 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup: Lokasi pengelolaan dilakukan di pemukiman sekitar lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup: Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi bangunan utama IPA pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng berlangsung.

 Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Penurunan Kualitas Udara

Kegiatan Pemantauan:

Memantau kondisi kualitas udara dengan melakukan pengukuran kualitas udara untuk mengetahui kondisi kualitas udara di lokasi Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng sebagai lokasi konstruksi bangunan utama IPA untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng .

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan dan pengukuran kualitas udara dengan menggunakan peralatan standar SNI di lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng untuk mengetahui kondisi kualitas udara yang ada akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada tahap konstruksi.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantauan dilakukan pada lokasi untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.

(50)

UKL-UPL Pembangunan IPA Kap. 30 L/dtk dan Jaringan Distribusi Utama PDAM Tirta Jeneberang

50 Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan konstruksi bangunan utama IPA untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Peningkatan Bising Kegiatan Pemantauan:

Memantau kondisi kebisingan di lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng untuk pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng .

Metode Pemantauan:

Melakukan pengamatan dan pengukuran tingkat kebisingan dengan menggunakan peralatan standar SNI di lokasi kegiatan Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng dan lokasi jalan yang dilalui di sekitar lokasi kegiatan untuk pengangkutan peralatan dan material bangunan untuk mengetahui kondisi kualitas udara yang ada akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material untuk Pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng pada tahap konstruksi.

Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantauan dilakukan pada lokasi pembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk di Desa Tamannyeleng , Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa..

Periode Pemantauan Lingkungan Hidup: Pemantuan dilakukan satu kali selama kegiatan konstruksi bangunan utama untukpembangunan IPA kapasitas 30 l/dtk.

Gambar

Gambar 3.3.  Bagan Alir Dampak pada Tahap Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melaksanakan tugasnya tanggung jawab seorang akuntan tidak hanya memenuhi kebutuhan klien, namun akuntan harus mengikuti standar profesi yang belandaskan pada

This thesis mainly focused to describe the students’ mastery in writing of the eighth year students of SMP N 1 Gantiwarno in the Academic Year 2018/2019.The problem

Evaluasi yang diterapkan dalam kemampuan psikomotorik siswa pada mata pelajaran fiqih materi praktek ibadah sholat kelas II MI NU Sabilul Khoirot Jojo Mejobo

Menurut Corsini (dalam tatiek 2001, hal 99) Role Playing adalah suatu alat belajar yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai

"at warna ini tidak mempunyai daya serap terhadap serat-serat tekstil tetapi dapat bersenyawa dengan oksida-oksida logam yang dipergunakan sebagai mordan, membentuk

Aspek teknologi produksi dapat diungkap melalui tiga unsur pokok, yakni: peralatan, bahan baku, dan metode kerja. Ketiga unsur itu dibuat dan dikendalikan oleh manusia sebagai

Penelitian yang dilakukan ini akan melihat pengelolaan sumberdaya rajungan di Perairan Teluk Jakarta dan dampak kebijakan minimum legal size dan pelarangan penangkapan

Dalam pasal 75 ayat 1 dan 2 ini menjelaskan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh Pejabat Bea Cukai adalah melakukan pemeriksaan terhadap kapal yang masuk dalam wilayah