BAB II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum 2.1 UmumSejak zaman sebelum masehi pewarnaan bahan tekstil telah dikenal di Sejak zaman sebelum masehi pewarnaan bahan tekstil telah dikenal di negeri-negeri tua misalnya Mesir, India dan China. Pada umumnya pewarnaan dalam negeri tua misalnya Mesir, India dan China. Pada umumnya pewarnaan dalam tek
tekstistil l dikdikerjaerjakan dengakan dengan n zat zat pewpewarnarna a yayang ng berberasal asal dardari i alamalam, , mimisalnsalnya ya dardarii tumb
tumbuh-tumuh-tumbuhabuhan, n, binatbinatang ang ataupataupun un minemineral. ral. PemakPemakaian aian pewarnpewarna a alam alam tersebtersebutut sangat sulit karena harus didahului dengan pengerjaan-pengerjaan pendahuluan sangat sulit karena harus didahului dengan pengerjaan-pengerjaan pendahuluan agar dapat menempel dengan baik. Saat ini pemakaian zat warna alam semakin agar dapat menempel dengan baik. Saat ini pemakaian zat warna alam semakin sedikit, sedangkan hampir semua zat warna terpenuhi dari produksi zat warna sedikit, sedangkan hampir semua zat warna terpenuhi dari produksi zat warna sintetik.
sintetik. (Isminingsih & Djufri 1982)(Isminingsih & Djufri 1982)
alam industri tekstil zat warna banyak digunakan terutama pada saat pen!elupan alam industri tekstil zat warna banyak digunakan terutama pada saat pen!elupan atau pen!apan. "at warna biru seperti
atau pen!apan. "at warna biru seperti CI#$ % banyak digunakan untuk pewarnaanCI#$ % banyak digunakan untuk pewarnaan jeans dan berbagai produk lainnya. &onsentrasi warna biru yang umum digunakan jeans dan berbagai produk lainnya. &onsentrasi warna biru yang umum digunakan untuk proses pewarnaan di industri tekstil berada pada rentang 1''-1(' ppm. untuk proses pewarnaan di industri tekstil berada pada rentang 1''-1(' ppm. )ilai
)ilai ini ini diperoleh diperoleh dari dari hasil hasil pengukuran konsentrasi pengukuran konsentrasi warna warna biru biru yang yang digunakandigunakan pada
pada P*. +rante P*. +rante andayani andayani (''1/. (''1/. Sekitar Sekitar %'0 %'0 zat zat warna warna akan akan diserap diserap bahanbahan dan sisanya akan di daur ulang atau dibuang sebagai limbah yang pada akhirnya dan sisanya akan di daur ulang atau dibuang sebagai limbah yang pada akhirnya ma
masusuk k dadalam lam lilingngkukungngan an seksekititar ar CCrerespspi i dadan n uuerertatas, s, 112323, , didikukutitip p dadariri Sudarjanto, 12/
Sudarjanto, 12/
4imbah !air dari industri tekstil pada umumnya berasal dari proses pengkanjian, 4imbah !air dari industri tekstil pada umumnya berasal dari proses pengkanjian, proses
proses penghilangan penghilangan kanji, kanji, pengelantangan, pengelantangan, pemasakan, pemasakan, pewarnaan, pewarnaan, pen!etakanpen!etakan dan proses penyempurnaan
dan proses penyempurnaan (Potter, 1994)(Potter, 1994)..
In
Induduststri ri pepen!n!elelupupan an dadan n pepenynyemempupurnrnaan aan tetekskstitil l memerurupakpakan an inindudustrstri i yayangng menghasilkan limbah !air yang mengandung bahan-bahan organik dan an organik menghasilkan limbah !air yang mengandung bahan-bahan organik dan an organik yang berupa partikel-partikel dengan ukuran yang ber5ariasi dan berada dalam yang berupa partikel-partikel dengan ukuran yang ber5ariasi dan berada dalam bentuk koloidal, padatan tersuspensi serta padatan terlarut.
Mak
Maka a untuntuk uk menmenangangani ani penpen!em!emaran aran yayang ng ditditimbimbulkulkan an dardari i indindustustri ri tektekstilstil,, te
terurutatamma a ppenen!e!emmararan an yyanang g didisesebbababkkan an ooleleh h zazat t wawarnrna a adadalalah ah dedenngagann men
mengolgolahnahnya ya se!ase!ara ra 6isi6isika, ka, kimkimia, ia, biobiologlogi i ataatau u gabgabungungan an dardari i ketketiga iga proprosesses pengolahan.
pengolahan.
Se!ara umum penyisihan zat warna yang terkandung dalam air buangan dapat Se!ara umum penyisihan zat warna yang terkandung dalam air buangan dapat dilakukan dengan 7 proses yaitu 8
dilakukan dengan 7 proses yaitu 8 1.
1. PePengngololahahan san se!e!ara ara 6is6isikik
Pengolahan se!ara 6isik bertujuan untuk menurunkan kandungan suspended Pengolahan se!ara 6isik bertujuan untuk menurunkan kandungan suspended solid atau memisahkan bahan pen!emar yang memiliki ukuran partikel yang solid atau memisahkan bahan pen!emar yang memiliki ukuran partikel yang relati6 besar. Contoh pengolah
relati6 besar. Contoh pengolahan an se!ara 6isik se!ara 6isik adalah adsorpsi, sedimentadalah adsorpsi, sedimentasi,asi, 6iltrasi, dan grit !hamber.
6iltrasi, dan grit !hamber. (.
(. PePengngololahahan an se!se!ara ara kikimimiaa Cara pengolah
Cara pengolahan an limbalimbah h !air yang saat !air yang saat ini telah ini telah dilakdilakukan oleh pabrik tekstilukan oleh pabrik tekstil yang paling banyak se!ara kimia, yaitu koagulasi menggunakan bahan kimia. yang paling banyak se!ara kimia, yaitu koagulasi menggunakan bahan kimia. &o
&oagagululasasi i mmererupupakakan an susuatatu u !a!ara ra kikimmia ia tetertrtuua a yyanang g didikkenenal al ununtutuk k membersihkan air, yaitu untuk menghilangkan padatan tersuspensi baik yang membersihkan air, yaitu untuk menghilangkan padatan tersuspensi baik yang kasar maupun halus atau koloid. Pada koagulasi dilakukan penambahan bahan kasar maupun halus atau koloid. Pada koagulasi dilakukan penambahan bahan kimia ke dalam air yang akan diolah sehingga partikel-partikel padat yang kimia ke dalam air yang akan diolah sehingga partikel-partikel padat yang halus akan digabungkan se!ara 6isika kimia menjadi gumpalan yang mudah halus akan digabungkan se!ara 6isika kimia menjadi gumpalan yang mudah untuk dipisahkan se!ara 6isika kimia menjadi gumpalan yang mudah untuk untuk dipisahkan se!ara 6isika kimia menjadi gumpalan yang mudah untuk dipisahkan dengan !ara diendapkan, disaring atau diapungkan. $ahan kimia dipisahkan dengan !ara diendapkan, disaring atau diapungkan. $ahan kimia koagulan/ yang banyak digunakan adalah 6erosul6at, kapur alum, P9C dan koagulan/ yang banyak digunakan adalah 6erosul6at, kapur alum, P9C dan polielektrolit :iniati dkk., 1
polielektrolit :iniati dkk., 1%/.%/.
7.
7. PePengngololahahan sean se!a!ara bira biolologogii
Pengolahan se!ara biologi merupakan alternati6 yang sangat penting dalam Pengolahan se!ara biologi merupakan alternati6 yang sangat penting dalam stab
stabiliilisasi sasi air air limlimbah bah indindustustri. ri. PenPengolgolahaahan n ini ini umuumumnymnya a digdigunaunakan kan untuntuk uk m
menengghihilalannggkakan n bbahahanan-b-bahahan an ororggananik ik teterlrlararut ut ddan an kkololooididalal, , yyanangg me
membmbututuhuhkakan n bibiayaya a yyanang g !u!ukukup p mamahal hal ununtutuk k memengnghihilanlangkgkan an apapababililaa dilakukan se!ara 6isika-kimia biasa. Proses lumpur akti6 merupakan proses dilakukan se!ara 6isika-kimia biasa. Proses lumpur akti6 merupakan proses
II-II-77
aero
aerobik bik yayang ng berberlanlangsugsung ng daldalam am reareaktoktor r dendengan gan penpen!am!ampurpuran an semsempurpurnana dilengkapi dengan umpan balik resirkulasi/ lumpur dan !airannya :iniati dilengkapi dengan umpan balik resirkulasi/ lumpur dan !airannya :iniati dkk., 1%/.
dkk., 1%/.
2.2 Tekstil 2.2 Tekstil
2.2.1 Proses Produksi Industri Tekstil 2.2.1 Proses Produksi Industri Tekstil Pr
Prososes es prprododukuksi si yayang ng beberlrlanangsgsunung g dadalam lam ininduduststri ri tetekskstitil l sansangagat t beber5r5arariaiasisi tergantung pada bahan baku tekstil yang akan dipergunakan dan kualitas tekstil tergantung pada bahan baku tekstil yang akan dipergunakan dan kualitas tekstil yang diharapk
yang diharapkan. an. Serat diproses untuk Serat diproses untuk mengmenghasilkhasilkan an produproduk k akhirakhir. Proses . Proses iniini mel
melipuiputi ti penpengamgambilbilan an kotkotoraoran n dardari i wol wol dan dan kapkapas as dedebu, bu, pasipasir r dan dan minminyakyak/,/, pengambilan
pengambilan impurities impurities sizing, sizing, bahan-bahan bahan-bahan kimia kimia yang yang mengotori/, mengotori/, pewarnaanpewarnaan serat dengan zat warna dyeing/, dan 6inishing untuk mendapatkan hasil tertentu. serat dengan zat warna dyeing/, dan 6inishing untuk mendapatkan hasil tertentu.
Se!ara garis besar, proses pembuatan tekstil dibedakan menjadi dua, yaitu proses Se!ara garis besar, proses pembuatan tekstil dibedakan menjadi dua, yaitu proses ker
kering dan prosing dan proses basahes basah (Siregar, 2005)(Siregar, 2005). 9dapun yang dimaksud proses basah. 9dapun yang dimaksud proses basah adalah suatu proses yang banyak melibatkan air. Sedangkan proses kering adalah adalah suatu proses yang banyak melibatkan air. Sedangkan proses kering adalah suatu proses yang tidak melibatkan
suatu proses yang tidak melibatkan air.air.
Pada akhir proses produksi dalam indusri tekstil, zat warna, bahan kimia serta air Pada akhir proses produksi dalam indusri tekstil, zat warna, bahan kimia serta air yang digunakan tersebut hanya sebagian ke!il saja yang terserap kain. Sedangkan yang digunakan tersebut hanya sebagian ke!il saja yang terserap kain. Sedangkan sisa-sisa bahan kimia, zat warna, dan air berpotensi menjadi air buangan yang sisa-sisa bahan kimia, zat warna, dan air berpotensi menjadi air buangan yang dapat menimbulkan pen!emaran lingkungan khususnya perairan. ;leh karena itu, dapat menimbulkan pen!emaran lingkungan khususnya perairan. ;leh karena itu, perlu
perlu dilakukan dilakukan pengolahan pengolahan sebelum sebelum dibuang dibuang ke ke badan badan air air penerima.penerima. (Djufri et (Djufri et al, 19!")
al, 19!")
Proses Penghilangan kanji (desiing!" Proses Penghilangan kanji (desiing!" $er
$ertujtujuan uan untuntuk uk menmenghighilanlangkagkan n kankanji ji yayang ng menmenempempel el padpada a kaikain n gregrey y hashasilil penenunan.
penenunan. &anji &anji yang yang terdapat terdapat pada pada grey grey dapat dapat menghalangi menghalangi masuknya masuknya zat-zatzat-zat kim
kimia ia yayang ng dipdipakaakai i padpada a proproses-ses-proproses ses berberikuikutnytnya a sepseperti erti proproses ses pempemasakasakan,an, penggelantangan, pen!elupan, pen!apan dan p
Pemasakan (S#ouring!
Pemasakan ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat pada serat ke!uali selulosa. Proses ini menggunakan soda kaustik, detergen, sabun, dan lain-lain.
$erserisasi
Merupakan proses pen!elupan kain ke dalam larutan soda )a; ('0 - (%0/ dalam tekanan. Proses ini bertujuan untuk mengembangkan serat sehingga memperbaiki penampakan, kemampuan menyerap warna, dan kekuatan.
Proses Pe%arnaan
Proses ini bertujuan untuk pemberian warna pada bahan atau serat se!ara menyeluruh dan permanent, sehingga diperoleh bahan atau kain yang berwarna.
Proses Pen#etakan&Pen#a'an
Maksud dari proses ini adalah pemberian warna se!ara tidak merata pada bahan sehingga menimbulkan !orak-!orak atau moti6 tertentu pada bahan atau kain. alam proses ini menggunakan berbagai ma!am zat warna reakti6 dan pigmen.
Proses Akhir (Proses Penem'urnaan dan $aking u'!
Proses penyempurnaan bertujuan untuk memenuhi persyaratan dari penggunaan dan si6at-si6at tertentu dari bahan sesuai dengan yang dikehendaki, atau mendapatkan kualitas kain yang baik permukaan kain yang li!in, rata, dan berkilau/. Sedangkan proses making up meliputi beberapa proses yaitu inspe!ting
pemeriksaan !a!at kain/, 6olding melipat kain dalam bentuk lebar dengan ukuran 1 yard tiap lipatannya/, rolling penggulungan kain dengan panjang tertentu/, s!reen dyer pengeringan dan pen!apan merk perusahaan/, pa!king pengemasan kain dengan plastik dan kardus kemudian dikirim kepada pemesan/.
2.2.2 Sum)er dan Karakterisrik Air Buangan Industri Tekstil
Pada kenyataannya di lapangan tidak ada pabrik tekstil yang memilki air limbah persis sama. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh 8 bahan kimia yang digunakan, jumlah zat yang dipakai, tingkat produksi, tingkat keahlian dan pengalaman operator.
>umlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat ber5ariasi tergantung dari jenis dan besar-ke!ilnya industri, pengawasan pada proses produksi, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada.Sugiharto, 123/.
#ata-rata penggunaan air untuk industri testil adalah pada proses penggelantangan (''-7'' m7 dan pada proses pen!elupan 7'-=' m7 Met!al6 dan ?ddy, 13 dikutip dari Sugiharto 123/.
Penggunaan zat kimia seperti alkali, asam, kanji, oksidator, reduktor, elektrolit, zat warna, polimer sintetik dan panas menyebabkan air limbah industri tekstil bersi6at alkali atau asam, C; dan $; tinggi, berwarna, berbusa, berbau dan panas. *ingkat pen!emaran yang ditimbulkan bergantung pada berma!am bahan
yang digunakan Pramilaksono., 12/.
• Padatan total total solid/
>umlah zat padat yang tertinggal apabila air buangan yang diuapkan pada suhu 1'7 oC - 1'% oC. Padatan ini dapat digolongkan menjadi padatan tersuspensi, koloid, dan terlarut. $aku mutu limbah !air tekstil menurut S$ %u 'aar #o $P*0"+$PD -$ I './+1999 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri, kandungan padatan tersuspensi dalam air limbah pabrik tekstil sebesar %' mg@4, sedangkan menurut $e*51+#6+10+1995
II-3
• Suhu
Pada umumnya suhu air buangan yang dihasilkan dari proses produksi tekstil lebih tinggi dari suhu badan air penerima, khususnya pada saat proses pen!elupan, suhu air bilasan bisa men!apai ' AC(#emro7, 199!)
• :arna
:arna air buangan industri tekstil terutama disebabkan oleh sisa-sisa zat warna yang tidak terpakai dan juga berasal dari kotoran-kotoran yang berasal dari serat alam. 9ir buangan tekstil yang berwarna dapat menyebabkan penurunan kandungan oksigen dalam air. Penurunan kandungan oksigen
dalam waktu yang lama membuat air berwarna hitam dan berbau.
• $au
$au yang ditimbulkan dari air buangan merupakan tanda adanya pelepasan gas yang berbau, misalnya senyawa hydrogen sul6ida (S/. gas ini timbul dari hasil penguraian zat organik yang mengandung belerang atau senyawa sul6at dalam kondisi kurang oksigen sehingga terjadi proses anaerob
• $; $io!hemi!hal ;ygen emand/
$; adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat-zat organik se!ara biokimia oleh mikroorganisme. $ahan organik dalam air buangan tersusun dari karbon, oksigen, dan sedikit unsur-unsur lainnya,
seperti belerang, nitrogen. Mikroorganisme mempunyai potensi untuk bereaksi dengan oksigen. ;ksigen tersebut dipergunakan oleh mikroorganisme untuk respirasi sehingga dapat menguraikan senyawa organik. ;leh karena itu, lama-kelamaan kadar oksigen dalam air buangan akan berkurang dan air buangan akan menjadi bertambah keruh dan berbau, karena terjadinya suasana anaerob pada lingkungan air. $aku mutu limbah !air tekstil menurut S$ %u 'aar #o $P*0"+$PD -$ I './+1999 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri, kandungan $; dalam air buangan dari industri
tekstil sebesar =' mg@4,sedangkan menurut $e*51+#6+10+1995 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri sebesar 2% mg@4.
• C; Chemi!al ;ygen emand/
C; merupakan banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat-zat organik dalam air, sehingga parameter C; men!erminkan banyaknya senyawa organik dalam air yang dapat dioksidasi se!ara kimia. ;ksidator yang umum digunakan adalah kalium dikromat. $aku mutu limbah !air tekstil menurut S$ %u 'aar S$ %u 'aar #o $P*0"+$PD -$ I './+1999 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri, kandungan C; dalam air buangan dari industri tekstil sebesar 1%' mg@4, sedangkan menurut $e*51+#6+10+1995 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri sebesar (%' mg@4
• p
Bluktuasi p yang sangat besar merupakan karakteristik negati6 dari air buangan industri tekstil. ariasi p ini terutama disebabkan oleh berbagai jenis warna yang digunakan pada proses pen!elupan. $aku mutu limbah !air
tekstil menurut S$ %u 'aar #o $P*0"+$PD -$ I './+1999 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri, p dalam air buangan dari industri tekstil sebesar = D , sama dengan $e*
51+#6+10+1995 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri sebesar = -
• 4emak dan minyak lemak
lemak dan minyak dalam air buangan industri biasanya ditemukan mengapung diatas permukaan air. 4emak dan minyak sering terdapat dalam industri tekstil yang berasal dari serat suatu zat-zat tambahan pada proses pengolahan. $erdasarkan $e 51+#6+10+1995 tentang baku mutu limbah !air untuk industri kadar maksimum minyak dan lemak sebesar %,' mg@4, sedangkan
II-
menurut S$ %u 'aar #o $P*0"+$PD -$ I './+1999 tentang .au utu imah 3air .agi $egiatan Inustri 7.' mg@4.
• $uih
9da sur6aktan yang terlarut dalam air akan menimbulkan buih pada air limbah. alam pemakaiannya senyawa-senyawa tersebut terkumpul pada permukaan membentuk gelembung-gelembung buih yang stabil. >enis sur6aktan sintetik dengan sebutan alkil benzena sul6onat 9$S/ yang sangat sukar dipe!ahkan oleh mikroorganisme. *etapi sur6aktan jenis linier alkil sul6onat 49S/ dapat terurai oleh mikroorganisme Pramilaksono, 12/.
2.* +at ,arna
"at warna merupakan hal terpenting dalam proses pewarnaan pada industri tekstil. Pada umumnya pewarnaan bahan tekstil berasal dari zat-zat warna yang berasal dari alam yang membutuhkan waktu lama dan tingkat kesulitan yang !ukup tinggi dalam pembuatannya. Selain itu si6at-si6at warna tersebut kurang baik, dimana kadarnya tidak tetap, warnanya sangat terbatas, sulit dalam pemakaiannya, dan si6at ketahanannya kurang baik. (Djufri et al, 19!")
&arena si6at-si6at warna dari alam kurang baik, maka banyak industri tekstil beralih kepada bahan pewarna sintesis. Senyawa yang digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan warna sintesis adalah senyawa aromatik seperti hidrokarbon aromatik dan turunannya, 6enol dan turunannya serta senyawa yang mengandung nitrogen.(Isminingsih & Djufri, 1982)
"at warna sintesis diperoleh dengan !ara melakukan aromatisasi senyawa ali6atik yang berantai panjang, antara lain dengan penyusunan ulang, oksidasi dan pembentukan !in!in.(Isminingsih & Djufri, 1982)
2.*.1 Penggolongan +at ,arna
Pada saat ini zat warna yang umum digunakan adalah zat warna sintesis, dimana zat warna disusun dari senyawa organik yang tidak jenuh yaitu senyawa aromatik. Molekul zat warna merupakan ikatan dari senyawa organik yang tidak jenuh dengan gugus auksokrom yang mengakti6kan kerja kromo6or dan memberikan daya ikat pada serat yang diwarnai. (Isminingsih & Djufri, 1982)
&romo6or adalah gugus yang menyebabkan molekul menjadi berwarna. $erbagai jenis kromo6or yang sering digunakan adalah 8
+ugus azo - ) E ) D +ugus nitroso - ); +ugus nitro - );( +ugus karbonil C E ; +ugus 9ntrakinon O O
+ugus auksokrom adalah gugus yang mengakti6kan kerja kromo6or dan memberikan daya ikat terhadap serat yang diwarnainya, terbagi menjadi dua golongan yaitu 8 • +olongan kation 8 - )( - ) Me - ) Me( • +olongan anion 8 - S;7 -- ; -- C;;
-II-11
"at warna meliputi berbagai jenis satuan kimia dan sistem penggolongannya didasarkan pada Colour Inde C.I/ yang menggolongkan zat warna atas dua golongan, yaitu 8
1. $erdasarkan struktur molekul C.I Constitution )umber/, terdiri atas nitroso, nitro, azo, azoat dan lain-lain.
(. $erdasarkan !ara pewarnaan C.I +eneri! )ame/, maka zat warna tersebut dapat digolongkan sebagai berikut 8
"at warna asam
"at warna ini merupakan garam natrium dari asam-asam organik misalnya asam sul6onat atau asam karboksilat. "at warna ini dipergunakan dalam suasana asam dan memiliki daya serap langsung terhadap serat-serat protein atau poliamida.
"at warna basa
Sering juga disebut zat warna kation karena bagian yang berwarna mempunyai muatan positi6. :arna-warnanya !erah tetapi daya tahan lunturnya kurang baik. "at warna ini mempunyai daya serap langsung terhadap serat-serat protein.
"at warna direk
"at warna ini mempunyai zat warna asam yakni merupakan garam asam-asam organik dan dapat men!elup se!ara langsung serat-serat selulosa misalnya kapas dan rayun. +olongan zat warna ini memiliki ma!am warna yang !ukup banyak tetapi tahan luntur warnanya kurang baik.
"at warna mordan
"at warna ini tidak mempunyai daya serap terhadap serat-serat tekstil tetapi dapat bersenyawa dengan oksida-oksida logam yang dipergunakan sebagai mordan, membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. "at warna mordan asam dipergunakan untuk mewarnai serat wol seperti halnya zat warna asam, tetapi memiliki tahan luntur yang baik.
"at warna kompleks logam
"at warna kompleks logam merupakan perkembangan dari zat warna mordan. alam pen!elupan dengan zat warna mordan timbul kesukaran karena
terjadinya perubahan warna yang diakibatkan oleh senyawa-senyawa logam. Fntuk mengatasi kesulitan tersebut, zat warna kompleks logam dibuat dengan mereaksikan khrom dengan molekul-molekul zat warna.
"at warna belerang
"at warna ini merupakan senyawa organik kompleks yang mengandung belerang pada sistem kromo6ornya dengan gugusan sampingan yang berguna dalam pen!elupan. "at warna ini terutama digunakan pada serat-serat selulosa untuk mendapatkan tahan luntur warna terhadap pen!u!ian, tetapi dengan biaya yang rendah. :arna-warna yang dihasilkan oleh zat warna ini biasanya
suram.
"at warna bejana
"at warna bejana ini tidak larut dalam air tetapi dapat dirubah menjadi senyawa Gleu!oH yang larut dalam air dengan penambahan senyawa reduktor natrium dhidrosul6it dan natrium hidroksida/. Serat-serat selulosa mempunyai daya tahan terhadap senyawa leu!o tersebut yang setelah diserap oleh serat dapat dirubah menjadi bentuk pigmen yang tidak larut lagi dalam air dengan menggunakan senyawa oksidator.
"at warna dispersi
"at warna ini sedikit larut dalam air tetapi mudah didispersikan atau disuspensikan dalam air. "at warna ini dijual dalam bentuk bubuk ataupun pasta. "at warna dispersi digunakan untuk mewarnai serat-serat yang
hidro6ob.
"at warna reakti6
"at warna ini dapat bereaksi dengan selulosa atau protein sehingga memberikan tahan luntur yang baik. #eakti6itas zat warna ini berma!am-ma!am sehingga sebagian dapat digunakan pada suhu rendah sedangkan yang lain harus digunakan pada suhu tinggi.
"at warna pigmen
"at warna ini tidak larut dalam air dan tidak mempunyai daya serap terhadap serat tekstil. alam pemakaiannya zat warna ini di!ampur dengan resin
II-17
sebagai pengikat, sehingga zat warna tersebut menempel pada serat dengan pertolongan resin.
"at warna oksidasi
Pada prinsipnya suatu senyawa dengan berat molekul rendah di!elupkan dan kemudian dioksidasikan dalam serat dalam suasana asam untuk membentuk molekul berwarna yang lebih besar dan tidak larut. "at warna ini biasanya memiliki tahan gosok yang kurang baik.
"at warna na6tol
"at warna na6tol adalah zat warna yang terbentuk didalam serat pada saat pen!elupan, dan merupakan hasil reaksi komponen senyawa na6tol dengan senyawa garam-na6tol yang merupakan garam diazonium. "at tersebut mempunyai warna yang !erah, tetapi biasanya memiliki tahan gosok yang kurang baik.
2.*.2 +at ,arna -eakti
"at warna reakti6 pertama kali diperkenalkan pada tahun 1%= yaitu Pro!ion M ICI/ dan Ciba!ron CI$9/, yang selanjutnya diikuti oleh Pro!ion ICI/, #emazol ;?SCS*/, 4e5al6i! $9J?#/, Primazin $9SB/, rimarene S9);"/ dan lain-lain &aryana., 12/.
"at warna reakti6 pada dasarnya merupakan hasil rekayasa yang gemilang dalam desain struktur molekul zat warna sintetis, karena mampu memberikan kombinasi berbagai si6at unggul yang diinginkan ahli !elup seperti !orak warnanya luas dan
!erah, mudah rata dan ketahanan luntur warnanya yang tinggi &aryana.,12/.
"at warna reakti6 banyak digunakan oleh industri tekstil, karena dapat dipergunakan untuk men!elup serat selulosa, serat-serat wol, sutra dan poliamida buatan. "at warna reakti6 mempunyai berat molekul yang ke!il sehingga kilapnya
Menurut reaksi yang terjadi, zat warna reakti6 dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu 8
+olongan I adalah zat warna reakti6 yang mengadakan reaksi substitusi dengan serat dan membentuk ikatan pseudo eter, misalnya zat warna Pro!ion, Ciba!ron, rimaren dan 4e5a6i.
+olongan II adalah zat warna reakti6 yang mengadakan reaksi adisi dengan serat dan membentuk ikatan eter, misalnya zat warna #emazol, #emalan dan Primazan.
Menurut !ara pemakaiannya, zat warna reakti6 dapat di bagi menjadi dua !ara yaitu 8
Pemakaian se!ara dingin yaitu untuk zat warna reakti6 yang mempunyai kereakti6an tinggi, misalnya Pro!ion M dengan sistem reakti6 dikhloro triazin.
Pemakaian se!ara panas yaitu untuk zat warna reakti6 yang mempunyai kereakti6an rendah, misalnya #emazol dengan sistem reakti6 5inil sul6on.
Pada umumnya struktur zat warna reakti6 yang larut dalam air mempunayi bagian- bagian dengan 6ungsi-6ungsi tertentu dan dapat digambarkan sebagai berikut 8
#asjid, 13=/
S / K / P /- 0 &eterangan 8
S E +ugus pelarut, misalnya gugusan asam sul6anoat dan karboksil.
& E &romo6or, misalnya sistem-sistem yang mengandung gugus azo, antrakinon dan 6talosianin.
P E +ugus penghubung antara kromo6or dan sistem yang reakti6, misalnya gugus amina, sul6oamina dan amida.
# E Sistem yang reakti6, misalnya triazin, pirimidin dan 5inil.
E +ugus reakti6 yang mudah terlepas dari sistem yang reakti6, misalnya gugus khlor dan sul6at.
II-1%
&romo6or zat warna reakti6 biasanya merupakan sistem azo dan antrakinon dengan berat molekul yang ke!il agar daya serap terhadap molekul serat tidak besar sehingga zat-zat warna yang tidak bereaksi dengan serat mudah dihilangkan.
+ugus-gugus penghubung dapat mempengaruhi daya serap dan ketahanan zat warna terhadap asam dan basa. +ugus-gugus reakti6 merupakan bagian dari zat warna dan mudah lepas sehingga bagian zat yang berwarna mudah bereaksi dengan serat ju6ri., 13=/.
2.*.* +at %arna olour Inde3 -eakti Blue (I-B! 4
"at warna yang digunakan pada penelitian ini yaitu warna biru CI#$ %/ dengan nama dagang Ciba!ron. "at warna Colour Inde #ea!ti5e $lue CI#$/ % merupakan salah satu zat warna reakti6 yang banyak digunakan oleh industri tekstil sebagai pewarna jeans, kain katun, dan berbagai produk tekstil lainnya. 9dapun Struktur kimia CI#$ % dapat dilihat pada gambar berikut 8
CI#$ % berupa gugus antrakinon yang ditandai dengan ikatan ; E ; pada s truktur molekul zat warna tersebut. Sedangkan bagian-bagian dari 6ungsi susunan CI#$ % adalah sebagai berikut 8
+ugus asam sul6onat S;7 )a/ sebagai gugus pelarut. +ugus antrakinon sebagai kromo6or.
inil adalah sistem reakti6 yang ditandai dengan !in!in hidrokarbon aromatik berantai.
S;7 )a adalah gugus ausokrom yang menempel pada sistem yang reakti6 5inil/.
+ugus klor CI/ sebagai gugus reakti6 yang mudah terlepas dari sistem yang reakti6
2.*.5 6am'ak 7im)ah ,arna Tekstil Terhada' 7ingkungan
&eberadaan industri tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya, karena dampaknya yang men!emari lingkungan . alam upaya menarik perhatian konsumen, maka produk tekstil diberi moti6@!orak dan warna tertentu, sehingga sebagian besar industri penyempurnaan basah tekstil menggunakan zat warna untuk produknya. Industri tekstil biasanya menghasilkan limbah berwarna yang berasal dari proses pewarnaan, pembilasan@pen!u!ian kain@kapas. Selain warna,
kandungan lainnya yang terdapat dalam limbah tekstil antara lain adalah 6enol, minyak dan lemak, krom, Be, C; dan $; tinggi, dan sebagainya. i antara karakteristik-karakteristik tersebut, warna merupakan masalah yang masih mendapatkan perhatian !ukup besar. al ini disebabkan karena warna yang men!emari badan air dapat menganggu proses 6otosintesis. Selain itu, limbah berwarna juga mengganggu nilai estetika. 4imbah warna yang men!emari badan air dapat mengurangi intensitas !ahaya matahari ke dalam air, sehingga dapat menggangu proses 6otosintesis.
2.5 Adsor'si
9dsorpsi adalah akumulasi partikel-partikel terlarut dari suatu sol5en pelarut/ pada suatu permukaan adsorbent. &arena adsorpsi merupakan 6enomena 6isis yang menyangkut permukaan suatu material, maka adsorbent yang baik harus berupa struktur berpori yang memiliki permukaan !ukup luas Mohajit., (''1/.
II-13
1. Cair dan gas, !ontohnya adsorpsi !ampuran gas klor dalam air.
(. Cair dan !air, !ontohnya adsorpsi deterjen dalam air pada permukaan emulsi 7. Cair dan padat, !ontohnya adsorpsi zat warna dalam air dengan arang.
Fntuk selanjutnya digunakan istilah adsorbat untuk zat yang diadsorpsi dan adsorben untuk zat yang mengadsorpsi.
*erdapat dua metode adsorpsi, yaitu adsorpsi se!ara 6isika physisorption/ dan adsorpsi se!ara kimia !hemisorption/. &edua metode terjadi ketika molekul dalam 6ase !air melekat pada permukaan zat padat sebagai akibat gaya tarik pada permukaan zat padat adsorben/ untuk mengatasi energi kinetik molekul pen!emar pada 6ase !air adsorbat/.
9dsorpsi 6isika adalah proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang diakibatkan gaya tarik antar molekul atau gaya 5an der :aals. +aya 5an der waals adalah suatu gaya lemah yang timbul karena adanya gaya tarik menarik antara senyawa dipol yang memiliki muatan berlawanan. 9dsorpsi 6isika bersi6at re5ersibel artinya dapat balik. #e5ersibilitas tergantung pada kekuatan gaya tarik antara molekul adsorbat dan molekul adsorben.
Chemisorption tejadi ketika senyawa kimia dihasilkan oleh reaksi antara molekul adsorbat dan molekul adsorben. Proses ini membentuk suatu lapisan molekul yang tebal dan bersi6at irre5ersibel. Fntuk membentuk senyawa kimia diperlukan energi dan energi juga diperlukan untuk membalikan proses ini, sehingga proses Chemisorption bersi6at irre5ersibel Cheremisino66, 132/.
Baktor-6aktor yang mempengaruhi aya 9dsorpsi dikutip dari BurKon., (''=/ 8 a/ Fkuran partikel 8 pada pemakaian 6asa !air, perpindahan adsorbat dari 6asa
larutan ke partikel adsorben melalui proses berikut 8
• Pindahnya adsorbat dari 6asa larutan permukaan partikel adsorben. Molekul adsorbat harus melalui 6ilm, lapisan pelarut yang mengelilingi adsorben, dikenal sebagi di6usi 6ilm.
• 9dsorbat harus dipindahkan ke suatu bagian yang bisa menyerap pada bagian
pori.
• Partikel adsorbat harus dapat terikat terserap/ oleh adsorben.
+ambar (.( &onsep molekul dalam pori-pori karbon Cheremisino66 132/.
b/ 4uas permukaan 8 umumnya makin luas permukaan makin banyak adsorpsi yang terjadi
!/ olume pori 8 menentukan kapasitas@banyaknya adsorpsi.
d/ p 8 p saat terjadinya adsorpsi mempunyai pengaruh yang kuat pada adsorpsi. al ini disebabkan p mempengaruhi terjadinya ionisasi ion hidrogen dan ion ini sangat kuat teradsorpsi.
e/ 9gitasi pengadukan/ 8 adsorpsi akan semakin baik dengan pengadukan yang semakin !epat karena menjadikan lapisan pelarut yang mengelilingi adsorben menjadi semakin tipis.
6/ Suhu 8 9dsorpsi merupakan proses endotermik, tingkat adsorpsi akan meningkat pada suhu tinggi dan menurun pada suhu rendah.
II-1
Pengaruh struktur molekul dan 6aktor lain terhadap kemampuan adsorpsi
(enfeler, 2000) antara lain 8
Peningkatan kelarutan zat terlarut suatu materi dalam !airan akan menurunkan kemampuan adsorpsi
#antai ber!abang lebih mudah diadsorp daripada rantai panjang. Peningkatan rantai panjang akan menurunkan adsorpsi
Fmumnya larutan ber-ion kuat lebih sulit diadsorpsi daripada larutan yang yang ber-ion lemah.
>umlah adsorpsi hidrolitik tergantung pada kemampuan hidrolisis untuk membentuk asam basa yang dapat diadsorpsi. idrolisis merupakan reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain menjadi zat baru dimana proses ini melibatkan pengion air (;/, khususnya pengaruh ion hidrogen
Molekul besar lebih mudah diadsorp daripada molekul yang ke!il dengan si6at kimia yang sama.
Molekul dengan polaritas rendah lebih mudah diadsorp daripada yang tinggi. &epolaran menimbulkan daya tarik kutub berlawanan antara satu molekul dengan molekul lain, yang disebut ikatan antara molekul. Contoh molekul yang polar adalah (;
Pada dasarnya proses adsorpsi akan melibatkan tahapan berikut (Inarti et al, 199")
• &ontak antara 6luida dengan padatan adsorban. Pada tahap ini terjadi adsorpsi 6luida ke permukaan padatan adsorben, dan 6luida yang diadsorpsi disebut sebagai adsorbat
Pemisahan 6luida yang tidak mengalami adsorpsi #egenerasi adsorben
Se!ara umum ke!epatan adsorpsi ditunjukan oleh ke!epatan di6usi zat terlarut kedalam pori-pori saluran kapiler partikel adsorban. &e!epatan di6usi akan
menurun dengan meningkatnya ukuran partikel dan meningkat dengan kenaikan konsentrasi zat terlarut dan temperatur Mohajit, (''1/.
-egenerasi
#egenerasi bertujuan untuk menyisihkan materi teradsorpsi dari pori-pori karbon. Cara-!ara regenerasi adalah ?!ken6elder.,('''/8
• Pemanasan drying, desorpsi, perlakuan suhu tinggi =%' s@d 2' ' C/ • Steam penguapan/
• Penambahan pelarut • Perlakuan asam atau basa • ;ksidasi &imia
#egenerasi akan menyebabkan berkurangnya berat adsorben sekitar % s@d 1' 0, namun tergantung dari tipe adsorben dan !ara regenerasi ?!ken6elder.,('''/
2.5.1 Adsor)en
9dsorben untuk adsorpsi 6isik/ adalah bahan padat dengan luas permukaan dalam yang sangat besar. Permukaan yang luas ini terbentuk karena banyaknya pori yang halus pada padatan tersebut. $iasanya luasnya berada dalam orde ('' D 1''' m(@g
adsorben. iameter pori sebesar ','''7 D ',''( Lm. 9dsorben yang sering digunakan adalah karbon akti6, silika gel, tanah kelantang, dan alumunium oksida.
(.ernasoni, et al, 1995 iuti ari elianti, 2005)
4uas permukaan mempunyai peranan yang penting dalam proses adsorpsi. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin ke!il pori-pori adsorben, menyebabkan luas permukaan semakin besar. engan demikian ke!epatan adsorpsi bertambah.
II-(1
Pada umumnya partikel adsorben tersebut berdiameter antara ',''% !m D 1,(3 !m. salah satu 6aktor yang paling penting dalam proses adsorpsi adalah luas permukaan adsorben per satuan berat adsorben. $ila dibandingkan terhadap ukuran partikel, luas permukaan internal pada pori-pori partikel lebih berpengaruh pada proses adsorpsi. (Inarti et al, 199")
*ergantung pada tujuan penggunaannya, adsorben dapat berupa granular dengan ukuran butir sebesar beberapa mm/ atau serbuk khusus untuk adsorpsi !ampuran !air/. 9dsorben yang sudah digunakan dapat diregenerasi kembali. #egenerasi adsorben dilakukan untuk memperbaiki kembali daya adsorpsi dari adsorben maupun untuk memperoleh kembali bahan yang telah teradsorpsi. (.ersaoni, 1995 iuti ari eliani, 2005)
2.5.2 Adsor'si 8isika
9dsorpsi 6isika terjadi bila molekul adsorbat terikat tanpa disertai reaksi pada permukaan adsorben.
9dsorpsi 6isika
$erbagai !iri adsopsi 6isika antara lain Inarti et al, 199")8
1. gas terkondensasi pada permukaan padatan pada tekanan relati6 rendah dan pada temperatur yang bersangkutan
(. panas kondensasi nilainya lebih besar bila dibandingkan terhadap panas penguapan latent/
7. proses padat berlangsung se!ara re5ersibel dapat balik/ <. temperatur adsorpsi relati6 rendah.
2.5.* Adsor'si kimia
9dsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul adsorbat dengan molekul adsorben.
Ciri-!iri adsorpsi kimia antara lain(Inarti et al, 199") 8 • +aya adsorpsi dikenal sebagai a!ti5ated adsorption
• Panas reaksi yang dibebaskan, umumnya relati6 lebih besar bila
dibandingkan terhadap panas adsorpsi 6isika
• Proses yang berlangsung tidak re5ersibel dan berlaku untuk semua gas
• +aya adesi6 nilainya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan adsorpsi
6isik
• 4aju adsorpsi relati6 !epat dan digunakan untuk berbagai reaksi kimia
yang melibatkan katalis
2.5.5 IsothermAdsor'si
9dsorpsi isoterm adalah hubungan keseimbangan antara konsentrasi dalam 6ase 6luida dan konsentrasi di dalam partikel adsorben pada suhu tertentu. Fntuk zat !air, konsentrasi biasanya dinyatakan dalam satuan massa, seperti bagian per sejuta parts per millions, ppm/. &onsentrasi adsorbat pada zat padat dinyatakan sebagai massa yang teradsorpsi per satuan massa adsorben semula. ubungan ekuilibrium antara berat jenis, adsorpsi dan konsentrasi zat terlarut, adsorbat
dengan temperatur disebut adsorpsi isoterm (.enjamin, 2002).
$anyaknya adsorbat@zat yang diserap dapat ditentukan oleh karakteristik adsorben juga ditentukan oleh karakteristik dan temperatur dari adsorbat. &arakteristik penting dari adsorbat tersebut meliputi 8 kelarutan, struktur molekul, berat
molekul, kepolaran, kandungan hidrokarbon. (etalf & :, 2004)
2.5.5.1 Isotherm 8reundli#h
Persamaan Breundli!h Isoterm sering digunakan dalam penerapan praktis, karena umumnya memberikan korelasi yang memuaskan. Breundli!h Isoterm merupakan suatu hubungan yang dinyatakan sebagai berikut (etalf & :, 2004) 8
; + < $ f 3e1+n... (.1/
II-(7
@M E jumlah adsorbate / yang diadsorpsi per unit berat adsorben M/, mg@g/
Ce E konsentrasi adsorbat pada kondisi setimbang mg@4/
k 6 E @M, jumlah adsorbat yang terserap oleh adsorben pada log Ce E '
n E konstanta empiris
Persamaan Breundli!h dapat dilinierisasikan sehingga data per!obaan dapat diplot
untuk menemukan parameter & 6 dan n. Persamaan tersebut adalah (etalf &
:, 2004) 8
og (;+) < og $ f = 1+n og 3e...(.(/
9pabila data per!obaan log @M/ diplot terhadap log Ce, akan membentuk garis
lurus. Perpotongan dengan sumbu J menyatakan nilai log & 6 dan kemiringan dari
garis lurus menyatakan nilai 1@n.
)ilai @M/ se!ara teoritis dapat dihitung dengan rumus (.ro7n, et al, 2000
iuti ari #ela 200") 8
(>e >o) < ? (3o*3e)...(.7/
imana tipikal Ko E ' @>e < ? (3o 3e )...(.</ imana 8 M Ke E Maka 8 ; < ? (3o 3e)NNNNNNNNNN...(.%/ Sehingga 8
>e < A?(3o 3e)B + < ;+ NNNNN..(.=/
imana 8
Co E &onsentrasi awal adsorbat mg@4/
M E $erat adsorben g/
Ke E konsentrasi adsorbat pada media pada kondisi eKuilibrium mg@g/ Ko E &onsentrasi awal adsorbat pada media mg@g/
E >umlah adsorbat yang diikat oleh adsorben mg/ E olume kerja 4iter/
+aris persamaan Breundli!h Connel O Miller, 1% dikutip dari )elda (''=/ 8
og ;+ 1+n
og $ f
og 3e
Persamaan Breundli!h berasumsi bahwa adsorpsi terjadi se!ara multi-layer pada permukaan adsorben dan adsorpsi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi.
2.5.5.2 Isotherm 7angmuir
Isoterm 4angmuir dikembangkan dari teori adsorpsi berdasarkan konsep kesetimbangan dalam satu lapisan monolayer Mohajit.,(''1/
9dsorpsi 4angmuir Isoterm dapat digunakan untuk berma!am-ma!am bahan !ampuran adsorpsi yang dapat dipakai dalam pengolahan air. &euntungan dari adsorpsi 4angmuir Isoterm adalah bahwa persamaan ini sangat sederhana.
(ontgomer:, 1985)
Ciri-!iri adsorpsi 4angmuir Isoterm adalah (ontgomer:, 1985) 8 1. aya dari adsorpsi adalah independent
II-(%
7. anya untuk satu lapis monolayer/
Persamaan 4angmuir Isoterm merupakan suatu hubungan yang dinyatakan sebagai berikut 9lam, et al, (''' dikutip dari )elda (''3/ 8
1 ; E 3e & 3e & Cm M 1 M M + imana 8
@ M E >umlah adsorbat / yang diadsorpsi per unit berat adsorben M/, mg@g/ m E &apasitas maksimum adsorbent yang mengadsorp adsorbat mg@g/
b E &onstanta empiris
Ce E &onsentrasi adsorbat pada kondisi eKuilibrium
Persamaan 4angmuir dapat dilinierisasikan sehingga data per!obaan dapat diplot untuk menemukan parameter 1@mb dan 1@m. Persamaan tersebut adalah (lam, et al, 2000) 8 3e Cm & Cm 1 ; 3e M 1 M 1 / @ - = +
9pabila data per!obaan Ce @M/ diplot terhadap Ce, akan membentuk garis lurus. Perpotongan dengan sumbu J menyatakan nilai 1@mb/ dan kemiringan dari garis lurus menyatakan nilai 1@m.
+aris persamaan 4angmuir 8
3e+(;+)
1+(Cm@ ) 3e
2.4 Sum)er Batu)ara
$atubara terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami proses pembusukan, pemampatan dan proses perubahan sebagai akibat berma!am-ma!am pengaruh
6isika dan kimia. Proses pembentukan $atubara dari sisa tumbuh-tumbuhan menjadi gambut, kemudian $atubara muda sampai $atubara tua terjadi dalam dua tahap yaitu tahap biokimia dan geokimia )uroniah et all., 1%/
1. *ahap $iokimia
*ahap biokimia merupakan tahap awal dari proses pembatubaraan. Pada tahap ini terjadi proses pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh bekerjanya bakteri anaerobik. &arena produk utama proses ini adalah gambut, maka tahap awal pembatubaraan ini sering disebut juga penggambutan peati6i!ation/.
(. *ahap +eokimia
engan naiknya kedalaman timbunan sisa tanaman, maka akti5itas bakteri aerobik digantikan oleh akti5itas bakteri anaerobik. Sampai kedalaman lebih dari 1' m akti5itas akti5itas bakteri berkurang dan bahkan hilang sama sekali. Proses yang terjadi kemudian adalah proses geokimia, proses inilah yang disebut proses pembatubaraan !oali6i!ation/ dimana pada proses ini terjadi perubaan gambut menjadi lignit, sub bitumous, bituminous dan akhirnya
antrasit sampai meta antrasit.
*ingkat pembatubaraan pematangan/ bahan organik dipengaruhi oleh 8
• *emperatur
• 4amanya waktu pemanasan • *ekanan
II-(3
2.4.1 Kom'onen / kom'onen 6alam Batu)ara 1/ 9ir Moisture/
9ir yang terkandung dalam batubara terdiri dari 8
9ir bebas 6ree moisture/ adalah air yang terikat se!ara mekanik dengan
batubara pada permukaan, dalam retakan atau kapiler dan mempunyai tekanan uap normal. &adarnya dipengaruhioleh berma!am-ma!am kondisi pengeringan dan pembasahan selama penambangan, transportasi, penyimpanan, bene6ikasi dan lain-lain.
9ir lembab@kelengasan moisture in air dried sample/ adalah air yang terikat
se!ara 6isika dalam batubara pada struktur pori-pori sebelah dalam, dan mempunyai tekanan uap lebih rendah daripada tekanan normal. &adar air lembab bertambah besar dengan turunnya rank batubara.
(/ 9bu 9sh/
9bu di dalam batubara atau bisa juga disebut mineral matter terjadinya di dalam batubara dapat sebagai inherent atau juga etraneous mineral matter.
Inherent mineral matter adalah berhubungan dengan tumbuhan asal
pembentukan batubara, mineral matter ini tidak dapat dihilangkan atau di !u!i dari batubara.
?traneous mineral matter berasal dari tanah penutup atau lapisan-lapisan
yang terdapat diantara lapisan batubara, biasanya terdiri dari Slate, Shale, Sandstone, Clay atau 4imestone. Mineral matter ini dapat dikurangi sewaktu pen!u!ian batubara. Mineral matter atau abu dalam batubara terutama
dikomposisikan dari senyawa Si, 9l, Mg, )a, & dalam bentuk silikat, oksida, sul6ida, sul6at dan pospat. Sedangkan unsur seperti 9s, Cu, Pb, )i, "n dan Franium terdapat sangat sedikit sekali *ra!e element/.
7/ "at *erbang olatile matter/
"at terbang terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti (, C;, metan dan uap-uap yang mengembun seperti gas C;( dan (;.
</ &arbon Padat Bied Carbon/
&arbon padat adalah karbon yang terdapat pada batubara yang berupa zat padat. >umlahnya ditentukan oleh kadar air, abu dan zat terbang.
&adar karbon padat adalah 8 1'' 0 - 0 airQabuQM/.
%/ Fnsur-unsur yang ada dalam $atubara
Fnsur-unsur yang ada dalam batubara adalah terdiri dari karbon C/, hidrogen /, oksigen ;/, belerang S/, dan nitrogen )/.
2.4.2 Industri / industri ang menghasilkan 8l Ash Batu)ara
• Industri-industri tekstil • Industri pertambangan • P4*F, dll
2.4.* Pemanaatan 8l Ash Batu)ara $edia Adsor'si
Fly ash Batu)ara
Sisa hasil pembakaran dengan batubara menghasilkan abu yang disebut dengan fl: ash dan bottom ash %-1'0/. Persentase abu fl: ash dan ottom ash/ yang dihasilkan adalah fl: ash 2'-'0/ dan ottom ash 1'-('0 /. RSumer P'. Paiton ). $erdasarkan PP )o. 2% *ahun 1 tentang Perubahan 9tas Peraturan Pemerintah )o. 12 *ahun 1 *entang Pengelolaan 4imbah $ahan $erbahaya dan $era!un, abu terbang fl: ash/ dan abu dasar ottom ash/ dikategorikan sebagai limbah $7.
l: ash atau abu terbang adalah limbah dari hasil pembakaran dari P4*F atau industri yang menggunakan bahan bakar batubara. 9bu terbang ini berbentuk partikel halus, bulat, tidak porous dan mempunyai si6at pozolan yaitu si6at bahan
yang dalam keadaan halus dapat bereaksi dengan kapur akti6 dan pada suhu kamar (<o-(3o C/ dan tidak larut dalam air. &apur akti6 adalah hasil reaksi antara kapur
II-(
kimia banyak mengandung sili!a amor6 <'0/. Sampel l: ash $atubara didapatkan dari Pt Sud Chemi Indonesia yaitu perusahaan pertambangan $entonit. $atubara tersebut berasal dari daerah ;mbilin, Sumatera $arat dengan kadar karbon padat <=,((0 #ukmat et all.,1(/.
• Sumber
l: ash didapat dari pembakaran $atubara yang ditangkap dari 8 - ?le!trostati! Pre!ipitator
- Babri! Bilter $aghouse - Cy!lone
• 9bu terbang mempunyai mutu beragam tergantung pada 8
- Mutu dan e6isiensi batubara yang digunakan - &ehalusan $atubara • Si6at Material a. Si6at Bisik - alus - Partikel serbuk - $erbentuk bulat - Padat
- &ebanyakan bening amorphous/ di alam - 4uas permukaannya antara 13'-1''' m(@kg
- #ata Drata diameter partikel 8 '.'< mm
- :arna ber5ariasi mulai dari !oklat, abu, hitam, tergantung dari jumlah karbon yang tidak terbakar pada abu tersebut, makin terang warnanya kadar karbonnya rendah.
2.9 :asil Penelitian Terdahulu
• Penelitian yang dilakukan oleh #iyantiningsih *anzis (''(/, tentang
pen!emaran zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil, dimana dilakukan penyisihan zat warna asam, dispersi, direk dan reakti6 oleh fl: ash batubara, didapat kapasitas adsorpsi dengan konsentrasi zat warna %' ppm oleh fl: ash batubara terhadap zat warna asam dengan kapasitas adsorpsi sebesar ((.13 mg@g dan penurunan zat warna sebesar 32.210, zat warna dispersi dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1.(<-1'.=< mg@g dan penurunan zat warna sekitar 7-=.(20, zat warna direk dengan kapasitas adsorpsi sebesar 1.<%-1<.<3 mg@g dan penurunan zat warna sebesar ==-33.10, dan zat warna reakti6 dengan kapasitas adsorpsi sebesar 7.'%-1<.%1 mg@g dan penurunan zat warna sekitar =%-32.=30.
• Penelitian yang dilakukan oleh Jamada et all (''7/, tentang pen!emaran zat
warna yang dihasilkan dari industri tekstil, dimana dilakukan penyisihan zat warna se!ara langsung terhadap zat warna Methylene blue M$/ dan #hodamine blue M$/ oleh fl: ash batubara didapat kapasitas adsorpsi oleh fl: ash batubara terhadap Methylene blue adalah (.' 1'-% mol@g dan
terhadap #hodamine blue oleh fl: ash batubara adalah 1.= 1'-= mol@g.
• Penelitian yang dilakukan oleh &umar et all., (''</ tentang pen!emaran zat
warna yang dihasilkan dari industri tekstil, dimana dilakukan penyisihan zat warna se!ara langsung terhadap zat warna Methylene blue oleh fl: ash batubara di dapat kapasitas adsorpsi oleh fl: ash batubara terhadap Methylene