DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H
VANESIA AMELIA SEBAYANG NIM : 060707019
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN
DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO
SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN O L E H
VANESIA AMELIA SEBAYANG NIM : 060707019
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Kumalo Tarigan, M.A Drs. Perikuten Tarigan, M.Si NIP. 195812131986011002 NIP. 195804021987031003
Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang Ilmu Etnomusikologi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI MEDAN
Disetujui
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI Ketua,
Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D NIP. 196512211991031001
PENGESAHAN Diterima oleh:
Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara untuk melepngkapi salah satu syarat ujian Sarjana Seni dalam bidang Etnomusikologi pada Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.
Medan
Hari :
Tanggal :
FAKULTAS SASTRA USU Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.Si NIP. 195110131976031001
PANITIA UJIAN
No. Nama Tanda Tangan
1. ( )
2. ( )
3. ( )
4. ( )
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul Dalan Gendang: Analisis Pola Ritem dalam Ansambel Gendang Lima Sendalanen oleh Tiga Musisi Karo. Alasan pemilihan judul adalah untuk meneliti dalan gendang dalam gendang lima sendalanen beserta pengembangan variasi pada setiap cak-cak yang dimainkan oleh ketiga musisi, serta mendalami gendang lima sendalanen beserta instrumen pendukungnya secara lebih jauh. Hal lainnya yaitu untuk mendapatkan dokumentasi pola ritem beserta pengembangan variasi serta menjadikannya sumber tertulis bagi generasi-generasi Karo yang akan datang.
Penelitian ini penulis fokuskan kepada tiga orang musisi Karo yang dianggap representatif dan paling ahli dalam memainkan berbagai macam pola dalan gendang beserta pengembangan variasinya. Ketiga musisi ini adalah Ismail Bangun yakni salah satu musisi senior Karo, Timbangen Perangin-angin, dan Kader Ginting.
Alasan memilih Ismail Bangun dikarenakan beliau merupakan musisi Karo yang tergolong senior dan juga tergolong ahli dalam memainkan pola ritem dalan gendang. Sementara Timbangen Perangin-angin merupakan mantan perkolong-kolong yang kemudian beralih menjadi (penggual) pemain gendang, dan Kader Ginting merupakan pemain kibord Karo yang kemudian beralih menjadi penggual (pemain gendang). Kader Ginting juga merupakan musisi yang juga berasal dari keluarga musisi. Sang ayah Seter Ginting dahulunya merupakan pemain sarune (panarune) yang sangat terkenal.
Beliau-beliau tersebut merupakan beberapa musisi Karo yang mengetahui dalan gendang. Dalan gendang yang dimaksud adalah keterkaitan pola ritem antar alat musik pembawa ritmik dalam sebuah komposisi di ansambel gendang lima sendalenen. Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan terhadap Ismail Bangun, jika saat ini dalan gendang tersebut tidak diabadikan dan juga ditransmisikan ke generasi berikutnya maka dalan gendang bisa saja hilang. Beliau juga berucap mengenai pengharapannya kepada teman-teman akademisi agar mendokumentasikan permainannya ke dalam bentuk transkripsi visual.
Kata Kunci: Dalan gendang, pola ritem, gendang lima sendalanen, variasi, analisa, Ismail Bangun, Timbangen Perangin-angin, dan Kader Ginting.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt., dan junjungan Nabi
Besar Muhammad Saw, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul Dalan Gendang: Analisis Pola
Ritem Dalam Ansambel Gendang Lima Sendalanen oleh Tiga Musisi Karo.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang S-1 dan
memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn) pada Departemen Etnomusikologi,
Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini berisikan hasil penelitian mengenai transkripsi dan analisa pola
ritem dalan gendang dalam ansambel gendang lima sendalanen yang dimainkan
oleh tiga orang musisi Karo yang penulis anggap representatif dalam
menggambarkan variasi pola ritem dalan gendang. Selain transkripsi dan analisa
pola ritem dalan gendang, skripsi ini juga menjabarkan biografi ketiga musisi
yang menjadi informan, dan membahas fungsi dalan gendang dalam ansambel
gendang lima sendalanen, serta menjabarkan gendang lima sendalanen mulai dari etimologi nama, hingga deskripsi organologis alat musik-alat musik
pendukungnya.
Selama proses penyusunan skripsi, penulis memperoleh bantuan yang luar
biasa banyak dari Bapak Drs. Kumalo Tarigan, M.A., selaku pembimbing I dan
Bapak Drs. Perikuten Tarigan, M.Si., selaku pembimbing II. Kedua beliau ini
sungguh banyak membantu penulis selama penyusunan skripsi. Mereka juga
dalam penulisan skripsi ini. Arahan-arahan mereka tersebut membuat penulis
semakin termotivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapakan terima kasih kepada Rektor Universitas
Sumatera Utara, Dekan Fakultas Sastra, Ketua dan Sekretaris Departemen
Etnomusikologi, FS-USU, serta seluruh dosen-dosen dan pegawai di lingkungan
Departemen Etnomusikologi FS-USU, yang telah memberikan peluang,
kemudahan dan bantuan moril kepada penulis sejak awal duduk di bangku
perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
Kepada Bapak Drs. Yoe Anto Ginting, M.A, penulis mengucapkan banyak
terima kasih karena telah bersedia menjadi informan pangkal di saat penulis
melakukan proses penelitian lapangan. Terima kasih telah menjembatani penulis
saat berkomunikasi dengan informan pokok. Beliau juga menyempatkan diri
menemani penulis selama proses wawancara dengan informan pokok
berlangsung.
Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada kedua orang tua, papa
tercinta Drs. Humaidy Sebayang, mama tersayang Dr. Asmyta Surbakti, M.Si.,
Keluarga besar Sebayang Kuala, Keluarga besar Surbakti, dan pihak-pihak yang
tidak dapat penulis ucapakan satu per satu. Terima kasih sebesar-besarnya karena
telah memberikan banyak perhatian dan telah begitu sabar mendukung dan tak
pernah bosan mendorong penulis agar tetap semangat dalam menyelesaikan
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ika Pratiwi
S.E., yang merupakan penyemangat, sekaligus sahabat karib penulis sejak duduk
di bangku Playgroup/TK hingga sekarang, teman-teman sesama mahasiswa/i
Etnomusikologi, terutama teman-teman sesama angkatan 2006; Heidy, Sansri,
Eva, Evi, Nova, Tety, Yunika, Rina, Inta, Rebekka, Jery, Destri, Diah, Amran,
Ananda, Chical, Jefri, Daniel, Jonedy, Ucok, Arnold, dan Boby. Terima kasih
telah berbagi susah maupun senang dan juga menjadi bagian dari hidup penulis
selama duduk dibangku perkuliahan dan mudah-mudahan sampai seterusnya.
Mereka bahkan lebih dari sekedar teman, mereka sudah penulis anggap sebagai
keluarga, hidup ETNOLSIX!!!.
Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang
berkenan, mohon jangan disimpan di dalam hati. Akhir kata, penulis berterima
kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu penyusuan skripsi ini, dan maaf
bila ada nama yang tidak/lupa penulis cantumkan. Semoga hasil penelitian dari
skripsi ini dapat berguna bagi kebudayaan musikal masyarakat Karo.
Mejuah-juah.
Medan, Januari 2011
Vanesia Amelia Sebayang
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
DAFTAR WEBSITE ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
DAFTAR ISTILAH ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Pokok Permasalahan ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep ... 7
1.4.2 Teori ... 10
1.5 Metode Penelitian ... 13
1.5.1 Studi Kepustakaan ... 14
1.5.2 Pengumpulan Data di Lapangan 1.5.2.1 Observasi ... 15
1.5.2.2 Wawancara ... 16
1.5.2.3 Rekaman ... 17
1.5.3 Analisis Data di Laboratorium ... 18
BAB II KEBERADAAN GENDANG LIMA SENDALANEN PADA MASYARAKAT KARO
2.1 Pengertian dan Istilah Gendang Lima Sendalanen ... 20
2.2 Latar Belakang Sejarah dan Fungsi Gendang Lima Sendalanen ... 23
2.3 Instrumen Musik pada Ansambel Gendang Lima Sendalanen 2.3.1 Deskripsi Gendang Singanaki dan Gendang Singindungi 2.3.1.1 Pendekatan Etimologi Nama ... 29
2.3.1.2 Bentuk/Konstruksi ... 30
2.3.1.3 Pelarasan (Tuning) ... 36
2.3.1.4 Posisi Memainkan ... 37
2.3.2 Deskripsi Sarune ... 39
2.3.3 Deskripsi Gung dan Penganak ... 40
2.4 Gambaran Umum Kehidupan Pemain Musik Karo (Penggual)... 41
2.4.1 Gambaran Umum Riwayat Ismail Bangun (Pa’Girik) 2.4.1.1 Riwayat Diri ... 43
2.4.1.2 Riwayat Karir ... 47
2.4.2 Gambaran Umum Riwayat Timbangen Perangin-angin 2.4.2.1 Riwayat Diri ... 54
2.4.2.2 Riwayat Karir ... 55
2.4.3 Gambaran Umum Riwayat Kader Ginting 2.4.3.1 Riwayat Diri ... 56
2.4.3.2 Riwayat Karir ... 58
BAB III DALAN GENDANG DAN TRANSKRIPSI BERBAGAI PENGEMBANGAN VARIASINYA 3.1 Dalan Gendang ... 61
3.2 Transkripsi 3.2.1 Metode Pentranskripsian ... 62
3.3 Dalan Gendang Simalungen Rayat ... 67
3.4 Dalan Gendang Odak-Odak ... 78
3.5 Dalan Gendang Patam-Patam ... 81
BAB IV DISKUSI DAN ANALISIS POLA RITEM DALAN GENDANG OLEH KETIGA MUSISI KARO 4.1 Analisa Jenis Bunyi Yang Dihasilkan Instrumen Ritmis dalam Gendang Lima Sendalanen 4.1.1 Gendang Singanaki ... 83
4.1.2 Gendang Singindungi ... 84
4.1.3 Gung dan Penganak ... 86
4.2 Analisa Pola Ritem Dalan Gendang Dalam Gendang Lima sendalanen oleh tiga Musisi ... 87
4.2.1 Analisa Pola Ritem Simalungen Rayat ... 89
4.2.2 Analisa Pola Ritem Odak-Odak ... 93
4.2.3 Analisa Pola Ritem Patam-Patam ... 96
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 102
DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN I
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Para Penggual Gendang Lima Sendalanen ... 21
Gambar 2.2 Konstruksi Gendang Singanaki ... 33
Gambar 2.3 Gendang Singanaki (tampak muka) ... 34
Gambar 2.4 Konstruksi gendang singindungi ... 34
Gambar 2.5 Gendang Singindungi (tampak muka) ... 35
Gambar 2.6 Penampang Tutup Gendang ... 35
Gambar 2.7 Pelarasan gendang singanaki ... 37
Gambar 2.8 Pelarasan gendang Singindungi ... 37
Gambar 2.9 Posisi Duduk/Kaki Pemain dan Posisi Gendang Singanaki ... 38
Gambar 2.10 Piagam Penghargaan pada ”Festival Nasional Seni Pertunjukan”, Banjarmasin 2002 ... 51
Gambar 2.11 Piagam Penghargaan pada program ”Revitalisasi Musik Tradisi” 2007-2008 ... 52
Gambar 2.12 Penulis bersama dengan Timbangen Perangin- Angin di sebuah acara kematian adat Karo ... 56
Gambar 2.13 Bersama Kader Ginting di Kediaman Beliau ... 57
Gambar 4.1 Posisi Stik Saat Menghasilkan Suara Tang, Cek, Kok ... 84
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 Perbedaan Kontur Melodi antara Gendang Singanaki dan Gendang
DAFTAR WEBSITE
www.google.com/gendang_lima_sendalanen
www.permatagbkp.com/telu,_sada_perarih,_gendang_lima www.wikipedia.org/gendang_lima_sendalanen
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
Adat : Aturan (perbuatan dsb) yang lazim diturut atau dilakukan Sejak dahulu kala (adat istiadat = berbagai-bagai adat kebiasaan).
Aerophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara pada pipa alat musik (alat musik tiup pada umunya).
Akademisi : Orang-orang yang berpendidikan sekolah tinggi formal.
Akustik : Seni dalam bermusik tanpa sentuhan alat musik elektrik; konstruksi hall pertunjukkan yang sangat tertata dan cocok untuk mendengarkan musik.
Anak Beru : Anak perempuan atau keturunan dari klan anak perempuan dalam sebuah marga; Pihak penerima wanita dalam adat Karo.
Analisa : Sebuah usaha untuk menjelaskan dan mendeskripsikan musik.
Ansamble : Ensemble; sebuah kelompok / group musik yang para pemainnya bermain musik bersama-sama (lebih kecil dibandingkan orkestra).
Birama : Ruang – ruang ketukan yang disesuaikan dengan tempo dasar.
Chinese-bowl : Mangkuk putih seperti mangkuk soto.
Dalan Gendang : Pola ritem dasar gendang singanaki dan singindungi.
Diameter : Garis tengah; garis lurus melalui tengah lingkaran dari satu sisi ke sisi lainnya.
Dokumentasi : Pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan (spt kutipan dari surat kabar, gambar-gambar, dsb).
Double reed : Berlidah ganda.
Eksistensi : Keberadaannya.
Etimologi : Ilmu asal usul kata.
Garis paranada : Garis tempat peletakan notasi yang terdiri dari lima garis dan empat spasi.
Gong/gung : Idiophone yang berpencu (tonjolan pada bagian tengah alat).
Harmonisasi : Terkait dengan hubungan antara pitch yang berimplikasi pada struktur hamonic. Biasanya tercipta dari hubungan root position (nada dasar) dengan tertian (nada ke-3), ataupun jarak interval ters mayor (Major 3rd).
Idiophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara pada badan alat itu sendiri.
estetika dan dipengaruhi oleh kemampuan musikalitas yang tinggi dari seorang pemain musik.
Kalimbubu : Pihak pemberi istri.
Katoneng-katoneng : narrative song masyarakat Karo (nyanyian bercerita).
Kebudayaan : Hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidupnya. Terdiri dari delapan unsur yaitu: agama, bahasa, adat istiadat, mata
pencaharian, kesenian, sistem pengetahuan, organisasi sosial, dan teknologi.
Konversi : Penyesuaian/disesuaikan.
Kronologis : Menurut urutan waktu.
Kuantitatif : Metode penelitian dalam dunia eksak / ilmu pasti yang didasari pada hitungan matematis.
Kualitatif : Metode penelitian dalam dunia ilmu sosial yang didasari penelitian langsung ke lapangan dan wawancara terhadap informan.
Kuta : Desa/kampung (Karo).
Laboratorium : Ruang kerja analisis data bagi etnomusikolog.
Literatur : Kesustraan/kepustakaan.
panjang.
Membranophone : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran udara pada membran.
Meter : Pola dari suatu ketukan dasar yang berlaku/tanda birama.
MM : Metronome mark (penentuan ada berapa jumlah not seperempat dalam hitungan satu menit).
Musikal : Bersifat musik.
Musisi : Orang yang berprofesi dalam dunia musik dan sehari-hari bekerja sebagai pemain musik.
Notasi : Penggambaran simbolik sebuah musik.
Onomatopea : Peniruan bunyi instrumen sesuai bunyi yang dihasilkan.
Organologi : Salah satu cabang ilmu dalam dunia etnomusikologi yang mengkaji mengenai jenis-jenis alat musik serta mekanisme fisikawi penghasilan bunyi.
Paradigma : Daftar contoh perubahan dan pembentukan kata.
Pelarasan/tuning : Proses menyelaraskan alat musik agar pada saat alat dimainkan, dapat menghasilkan nada pada pitch yang tepat.
Perkolong-kolong : Penyanyi, baik pria maupun wanita (Karo). Pola : Patron; model.
Pulsa : Ketukan dasar dalam sebuah komposisi musik.
Repertoar : Repertoire; Sebuah komposisi musik.
Representatif : Representative; containing examples of a number of classes or groups (perwakilan dari setiap kelas/grup).
Ritem : Organisasi musik di dalam waktu.
Ritual : Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan upacara atau kegiatan agama.
Sada perarih : Satu keputusan/satu pendapat (Karo).
Sample : Contoh.
Sierjabaten : Para pemain musik dalam kebudayaan musikal Karo.
Skala : Perbandingan ukuran besar sebuah gambar dengan keadaan sebenarnya.
Struktur : Susunan.
Telu : Tiga (Karo).
Tempo : Ukuran lama waktu kecepatan sesuatu gerak (nyanyi, lagu,
Transkripsi : Proses menyalin sebuah musik menjadi notasi – notasi lewat media rekam.
Transmisi : Proses pengajaran musik dari generasi sebelum ke generasi berikutnya (antara guru dan murid).
Tube zittter : Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran Udara pada membran alat dan berbentuk tube serta diletakkan di bidang datar.
Umang : Sebangsa jin/roh halus dalam kepercayaan Karo (pemena).
Upacara : Melakukan sesuatu perbuatan yang tentu menurut adat kebiasaan atau menurut agama.
Urgen : Penting/sangat penting.