• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor: 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomor: 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Hlm. 1 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas.

SALINAN P U T U S A N

Nomor: 1268/Pdt.G/2013/PA Pas.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara gugatan perceraian antara:

PENGGUGAT, umur 31 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir D2,

pekerjaan karyawati PT CSI, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan; Selanjutnya disebut Penggugat;

melawan

TERGUGAT, umur 49 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA,

pekerjaan petani, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan; Selanjutnya disebut Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca surat-surat perkara;

Telah mendengar keterangan pihak-pihak berperkara; Telah memeriksa bukti-bukti;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan surat gugatan bertanggal 26 Agustus 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, Nomor: 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. tanggal 26 Agustus 2013 yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat telah melangsungkan perkawinan dengan Tergugat pada tanggal 17 Oktober 2003 sebagaimana tercantum dalam Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXXtanggal 21 Agustus 2013 atas Kutipan Akta

(2)

Hlm. 2 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. NIkah Nomor : XXXXXXXX, tanggal 17 Oktober 2003 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan;

2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat membina rumah tangga sebagai suami istri bertempat tinggal di rumah Tergugat selama 8 tahun 4 bulan, dan dikaruniai 2 orang anak bernama:

a. ANAK 1, umur 9 tahun; b. ANAK 2, umur 5 tahun;

3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat harmonis dan bahagia, namun sejak bulan Agustus 2008 keadaannya mulai tidak harmonis dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;

4. Bahwa terjadinya perselisihan dan pertengkaran tersebut disebabkan Tergugat kurang bertanggung jawab dalam segala hal, Tergugat kurang perhatian kepada Penggugat dan anak-anaknya, saat anak maupun Penggugat sakit, orang tua Penggugatlah yang membawa ke dokter sekaligus menanggung biayanya, sedangkan Tergugat tidak mau tahu akan hal tersebut, selain itu Tergugat juga kurang dalam memberikan uang nafkah belanja kepada Penggugat;

5. Bahwa akibat perselisihan dan pertengkaran tersebut, Penggugat meninggalkan tempat tinggal bersama sehingga antara Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal sampai sekarang berlangsung selama 1 tahun 6 bulan;

6. Bahwa selama berpisah tersebut antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak melakukan hubungan layaknya suami istri lagi;

7. Bahwa melihat keadaan rumah tangga Penggugat yang demikian ini, Penggugat sudah tidak sanggup lagi untuk mempertahankannya dan jalan yang terbaik adalah bercerai dengan Tergugat;

8. Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Pasuruan c.q. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memanggil para pihak, memeriksa, mengadili dan menjatuhkan putusan yang amarnya sebagai berikut:

PRIMER:

(3)

Hlm. 3 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. 2. Menjatuhkan talak satu bain shughra Tergugat terhadap Penggugat;

3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara menurut hukum;

SUBSIDER:

Mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap sidang, Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa perkara ini telah ditempuh proses mediasi dengan Mediator yang telah disepakati oleh para pihak yaitu Drs. ZAINAL ARIFIN,M.H., Hakim Mediator Pengadilan Agama Pasuruan, namun berdasarkan Laporan Mediasi tanggal 25 September 2013, upaya mediasi tersebut gagal;

Bahwa selanjutnya dibacakan surat gugatan Penggugat tersebut yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menyampaikan jawaban tertulis sebagai berikut:

1. Ketika anak yang kedua berumur + 2 tahun, Penggugat hampir setiap minggu bermalam di rumah orang tuanya, kadang-kadang sampai satu minggu, bahkan hampir tiap hari minggu tak berada di rumah bersama, hal tersebut dilakukan bersama kedua anak dan tanpa pamit. Sengaja tidak Tergugat tegur karena Penggugat katanya berpendidikan, lagi pula ibunya seorang guru, hal tersebut berlangsung selama + 2 tahun;

2. Lupa tanggalnya, yang pasti ketika Penggugat menginap dari hari Jumat dan pulang pada hari Selasa lepas maghrib dan diantar oleh orang tua laki-laki Penggugat (seperti biasa), kami bertiga (Tergugat yang minta) bicara tentang apa yang Tergugat bicarakan dengan kakak Tergugat pada hari Minggu, yaitu kakak Tergugat minta hak sawahnya yang Tergugat sewakan (kwitansi terlampir). Tergugat bilang pada Penggugat dan orang tua laki-lakinya bahwa mulai dari sekarang kita akan mengalami “shock ekonomi”, tetapi tak usah khawatir yang penting usaha dan nanti Bapak akan bantu tiap bulannya. Ketika Tergugat

(4)

Hlm. 4 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. kemukakan hal tersebut tak ada tanggapan apapun dari Penggugat dan orang tuanya;

3. Tepat satu bulan kemudian, tepatnya hari Rabu, Penggugat berangkat mengantar anak-anak ke sekolah dan kemudian tidak pulang ke rumah tanpa ada alasan yang jelas apalagi pamitan ke Tergugat sebagai suami, bukan karena ada perselisihan apalagi pertengkaran, sungguh selama kami hidup berumah tangga hampir tidak ada pertengkaran. Kalau perlu banyak tetangga yang sanggup menjadi saksi bisa didatangkan dalam siding;

4. Satu bulan lebih Penggugat menginap di rumah orang tuanya, sebagai Kepala Keluarga yang masih memegang norma agama, Tergugat merasa dilecehkan, sekalian Tergugat biarkan tak menyusulnya karena terlalu seringnya hal tersebut dilakukan Penggugat (Tergugat merasa tak enak pada orang tua, saudara dan tetangga). Kemudian Tergugat kirim surat kepada Penggugat melalui temannya yang kata-katanya tak lebih berbunyi begini “Ndak akeh wong wedok nganggep bojone koyok asu

dikongkon nunggu omah, salah siji ne awakmu”;

5. Tak lama berselang Penggugat mengirim sms ke Tergugat melalui teman (karena Tergugat kebetulan tidak punya handphone) bahwa Penggugat akan mengambil barang-barangnya ba’dha Sholat Maghrib, karena terpancing emosi maka barang-barang Penggugat Tergugat antarkan sebelum Maghrib dan semenjak itulah Penggugat keluar rumah hingga kasus gugatan ini diajukan ke Pengadilan Agama;

6. Tergugat memang kurang dalam menafkahi keluarga, tapi sekecil apapun jerih payah Tergugat dipastikan halal dan seyogyanya dihargai, dalam tanggungjawab kepada keluarga semampunya Tergugat penuhi ketika anak pertama dan opname tahun 2005 Tergugat yang membiayai memang ada sedikit sumbangan dari orang tua Penggugat akan Tergugat ganti malah ditolak, tak usah katanya. Ketika Penggugat keguguran dan dilakukan curret tahun 2006 pertolongan pertama Tergugat bawa ke Puskesmas, kedua orang tua Penggugat tak ada mereka pergi ke luar kota, biaya dari Tergugat dibantu saudara-saudara.

(5)

Hlm. 5 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. Kemudian terakhir tahun 2011, anak kedua opname juga di RSU dengan terpaksa Tergugat menyewakan sawah milik saudara tanpa memberitahu pemiliknya, mulai saat itulah keadaan keluarga Tergugat labil tinggal sepetak lahan garapan yang hanya cukup untuk makan. (transaksi sewanya ada kwitansinya terlampir);

7. Jika selama Penggugat tinggal di rumah orang tuanya tidak Tergugat nafkahi, secara logika bagaimana Tergugat akan menafkahi seorang istri yang keluar dari rumah suaminya tanpa pamit yang tak pernah sekalipun suaminya mengusir (dapat jatah nafkah?) dan seandainya selama Penggugat tinggal di rumah orang tuanya pernah sakit atau anak-anak juga pernah sakit, mohon coba ditanyakan kepada Penggugat pernahkah Tergugat atau keluarga Tergugat diberitahu?

8. Sampai saat jawaban ini Tergugat buat, Tergugat berdiri di dua sisi, dari pihak saudara akan menggarap sawahnya bulan November depan, dari pihak penyewa minta ganti rugi uang sewa dan hasil panen dua tahun yang belum jatuh tempo yang kurang dari Rp. 20.000.000-an atau opsi terakhir Tergugat dipidanakan;

9. Saya tahu betul watak dan tingkat pemikiran Penggugat, sehingga Tergugat yakin alasan-alasan yang dikemukakan Penggugat bukan murni darinya melainkan dari kedua orang tuanya. Jika betul demikian, maka bagaimana bisa Tergugat dikatakan tidak tanggung jawab kepada Penggugat dan anak-anak atau mengapa baru sekarang-sekarang ini yang Tergugat dalam keadaan miskin dikatakan tidak tanggung jawab? Kenapa dulu Tergugat masih menjadi Kepala Desa Tambakrejo melamar Penggugat, orang tuanya melepas untuk Tergugat nikahi tidak ada komentar “Tidak Tanggung Jawab?”. Bahkan sekarang ini anak-anak diajari untuk menjauhi Tergugat sebagai orang tuanya;

10. Tergugat sangat khawatir dengan adanya kasus ini apalagi sampai terjadi perceraian akan mempengaruhi perkembangan mental anak-anak ke depan karena masih di bawah umur yang sangat membutuhkan kasih sayang dari ibunya serta pembentukan karakter dari ayahnya;

(6)

Hlm. 6 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. 11. Maka dengan alasan-alasan tersebut di atas mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Pasuruan untuk tidak mengabulkan gugatan Penggugat;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan replik secara lisan yang pokoknya tetap pada gugatannya, sedangkan Tergugat telah mengajukan duplik secara lisan yang pokoknya tetap pada jawabannya;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat mengajukan bukti tertulis berupa fotokopi bukti Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXXtanggal 21 Agustus 2013 atas Kutipan Akta NIkah Nomor : XXXXXXXX, tanggal 17 Oktober 2003 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya serta bermeterai cukup (bukti P-1);

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan saksi-saksi:

1. SAKSI 1, umur 54 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS Guru SD, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan;

Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

 bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah ibu Penggugat;

 bahwa Penggugat dan Tergugat dikaruniai 2 orang anak;

 bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah sejak Februari 2012 hingga sekarang karena sering terjadi pertengkaran;

 bahwa pertengkaran tersebut disebabkan masalah ekonomi, Tergugat kurang bertanggung jawab atas anak-anaknya dan nafkah Penggugat;

 bahwa selama ini anaknya diantar-jemput oleh ayah Penggugat sedangkan Tergugat tidak memedulikannya;

 bahwa saksi sudah menasihati Penggugat dan Tergugat, tetapi Penggugat tetap minta bercerai;

 bahwa saksi dan pihak keluarga Tergugat sudah bermusyawarah yang kesimpulannya adalah terserah kepada Penggugat dan Tergugat yang menjalani rumah tangga, dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan Penggugat dan Tergugat;

(7)

Hlm. 7 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat membenarkannya;

2. SAKSI 2, umur 28 tahun, agama Islam, pekerjaan dagang mobil, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan;

Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

 bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah adik Penggugat;

 bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri membina rumah tangga di rumah Tergugat dan dikaruniai 2 orang anak;

 bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah selama 1 tahun 6 bulan;

 bahwa antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi pertengkaran tersebut disebabkan Tergugat kurang bertanggung jawab atas anak-anaknya dan nafkah Penggugat;

 bahwa saksi sudah menasihati Penggugat dan Tergugat agar tidak sampai bercerai, tetapi Penggugat tetap minta bercerai;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, Tergugat membenarkannya;

Menimbang, bahwa Tergugat mengajukan saksi:

SAKSI 3, umur 85 tahun, agama Islam, pekerjaan purna TNI-AD, bertempat tinggal di Kabupaten Pasuruan;

Saksi memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

 bahwa saksi kenal dengan Penggugat dan Tergugat, karena saksi adalah ayah Tergugat;

 bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri membina rumah tangga di rumah Tergugat dan dikaruniai 2 orang anak;

 bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah pisah karena Penggugat pergi meninggalkan rumah tanpa pamit hingga sekarang sekitar 1 tahun 6 bulan;

(8)

Hlm. 8 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas.

 bahwa saksi dan pihak keluarga Tergugat sudah bermusyawarah yang kesimpulannya adalah terserah kepada Penggugat dan Tergugat yang menjalani rumah tangga, dan saksi sudah tidak sanggup lagi merukunkan Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah menyampaikan kesimpulan yang pokoknya tetap pada pendirian masing-masing, dan selanjutnya mohon putusan;

Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini ditunjuk hal-hal sebagaimana diuraikan dalam berita acara persidangan perkara ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa isi dan maksud gugatan Penggugat sebagaimana telah diuraikan tersebut;

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditetapkan, Penggugat dan Tergugat telah datang menghadap sidang, Majelis Hakim telah pula berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, perkara ini telah diupayakan perdamaian melalui mediasi, namun mediasi tersebut gagal;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah Penggugat mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat dengan alasan antara Penggugat dan Tergugat terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat kurang bertanggung jawab dalam segala hal, Tergugat kurang perhatian kepada Penggugat dan anak-anaknya, saat anak maupun Penggugat sakit, orang tua Penggugatlah yang membawa ke dokter sekaligus menanggung biayanya, sedangkan Tergugat tidak mau tahu akan hal tersebut, selain itu Tergugat juga kurang dalam memberikan uang nafkah belanja kepada Penggugat, sehingga antara Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal sampai sekarang berlangsung selama 1 tahun 6 bulan dan tidak ada harapan untuk rukun lagi dalam rumah tangga;

(9)

Hlm. 9 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. Menimbang, bahwa sesuai gugatan Penggugat dan jawaban Tergugat, dalil-dalil yang tidak disangkal atau tidak dibantah pada pokoknya adalah antara Penggugat dan Tergugat terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus disebabkan Tergugat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nafkah anak-anak dan Penggugat, akibatnya pisah tempat tinggal 1 tahun 6 bulan hingga sekarang;

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 1925 KUHPerdata juncto Pasal 174 HIR, pengakuan di depan sidang yang mengakui atau tidak menyangkal dalil-dalil gugatan tersebut mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna;

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil gugatannya, Penggugat mengajukan saksi-saksi bernama SAKSI 1 dan SAKSI 2 yang memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Tergugat kesulitan keuangan untuk memenuhi kebutuhan nafkah anak-anak dan Penggugat, dan keterangan saksi-saksi tersebut saling bersesuaian antara satu dengan yang lainnya sehingga keterangan saksi-saksi tersebut telah memenuhi syarat sebagaimana ketentuan Pasal 172 HIR, oleh karena itu keterangan saksi-saksi tersebut sah sebagai alat bukti dan mempunyai nilai kekuatan pembuktian;

Menimbang, bahwa saksi Tergugat bernama SAKSI 3 menerangkan yang pokoknya telah berupaya maksimal menasihati Penggugat dan Tergugat agar tidak bercerai, bahkan sudah musyawarah dengan keluarga Penggugat, namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 22 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan juncto Pasal 76 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim telah mendengar keterangan saksi dari keluarga atau orang dekat Penggugat dan Tergugat;

(10)

Hlm. 10 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan Tergugat dikorelasikan dengan bukti-bukti diperoleh fakta-fakta sebagai berikut:

- bahwa antara Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan karena Tergugat tidak mampu memenuhi kewajiban nafkah Penggugat dan anak-anaknya;

- bahwa antara Penggugat dan Tergugat pisah selama 1 tahun 6 bulan; - bahwa Penggugat tetap pada gugatannya dan tetap bersikukuh untuk

bercerai;

Menimbang, bahwa berdasar fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan adanya perselisihan dan pertengkaran terus-menerus antara Penggugat dan Tergugat, oleh sebab itu dalil tentang adanya perselisihan dan pertengkaran terus-menerus antara Penggugat dengan Tergugat telah terbukti;

Menimbang, bahwa tentang tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga dapat dipertimbangkan sebagai berikut:

- bahwa antara Penggugat dengan Tergugat pisah selama 1 tahun 6 bulan, dan Penggugat bersikukuh untuk bercerai;

- bahwa Pengadilan Agama Pasuruan telah berupaya mendamaikan Penggugat dan Tergugat, baik melalui Mediasi maupun Majelis Hakim, namun upaya tersebut tidak berhasil;

- bahwa Majelis Hakim juga telah memberikan kesempatan cukup waktu kepada Tergugat untuk melakukan upaya agar dapat rukun lagi, namun tetap tidak berhasil;

- bahwa pihak keluarga Penggugat dan Tergugat sudah tidak sanggup lagi merukunkan Penggugat dan Tergugat untuk mempertahankan rumah tangganya;

- bahwa sikap Penggugat di persidangan, sejak awal sampai akhir, tetap pada pendiriannya tidak mau rukun lagi dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa berdasar hal-hal yang dipertimbangkan tersebut dapat disimpulkan antara Penggugat dan Tergugat tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga, oleh sebab itu tentang tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga telah terbukti;

(11)

Hlm. 11 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, tujuan perkawinan sebagaimana maksud Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 juncto Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dan Firman Allah dalam Surat Ar-Rum ayat 21, yaitu membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal, sakinah, mawaddah, dan rahmah sudah sulit diwujudkan oleh Penggugat dan Tergugat, karena Penggugat dan Tergugat sebagai unsur pendukung membentuk rumah tangga tersebut sudah tidak ada kehendak untuk mewujudkannya, bahkan menghendaki putusnya perkawinan, oleh karena itu memaksakan untuk mempertahankan rumah tangga yang demikian akan menimbulkan kemudaratan yang lebih besar bagi rumah tangga Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, bahwa doktrin hukum Islam dalam Kitab Ghayatul Maram disebutkan:

Artinya : Jika istri sudah sangat tidak senang kepada suaminya, maka Hakim

boleh menjatuhkan talak suami tersebut;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat yang mendalilkan alasan antara Penggugat dan Tergugat terus menerus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan rukun lagi dalam rumah tangga telah terbukti, sehingga gugatan cerai tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan junctis Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;

Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat tersebut cukup beralasan sehingga patut dikabulkan dengan menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat terhadap Penggugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan putusan

(12)

Hlm. 12 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas. yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan, guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu;

Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 89 Ayat (1) dan Pasal 90 Ayat (1) huruf a dan d Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat, pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Perubahan Kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT);

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pasuruan untuk mengirim salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan, guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu;

4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp316.000,00 (tiga ratus enam belas ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Pasuruan pada hari Rabu tanggal 20 November 2013 Masehi bertepatan dengan tanggal 16 Muharam 1435 Hijriyah, oleh MUSTHOFA, S.H., M.H. yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama

(13)

Hlm. 13 dari 14 hlm. Putusan No. 1268/Pdt.G/2013/PA Pas.

tersebut sebagai Ketua Majelis Hakim, SITI AISYAH, S.Ag. dan SLAMET, S.Ag., S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota dan diucapkan

dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis Hakim didampingi Hakim-Hakim Anggota dan dibantu Drs. YUMRONI, S.H. sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama Pasuruan dengan dihadiri Penggugat dan Tergugat.

Hakim Anggota, Ketua Majelis Hakim,

ttd. ttd.

SITI AISYAH, S.Ag. MUSTHOFA, S.H., M.H.

Hakim Anggota, ttd. SLAMET, S.Ag.,S.H. Panitera Pengganti, ttd. Drs. YUMRONI, S.H. Rincian Biaya: 1. Pendaftaran Rp 30.000,00 2. Proses Rp 50.000,00 3. Panggilan Rp 225.000,00 4. Redaksi Rp 5.000,00 5. Meterai Rp 6.000,00 Jumlah Rp 316.000,00 (tiga ratus enam belas ribu rupiah)

Untuk Salinan yang sama bunyinya Oleh:

PANITERA

PENGADILAN AGAMA PASURUAN,

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan penduduk mulai dapat dikendalikan, jumlah anggota keluarga mulai dapat diperkecil, tingkat kesehatan masyarakat makin bertambah baik sehingga usia

Pembahasan hasil dari perancangan aplikasi dilakukan dengan uji coba. Uji coba aplikasi membutuhkan data kapal untuk menjalankan perhitungan, data-data tersebut

Peningkatan modal bank akan memicu tingginya tingkat kesehatan bank pada rasio permodalan CAR (Capital Adequancy Ratio) sehingga semakin kuat kemampuan bank dalam menanggung

Penelitian ini mau mencari jawab atas permasalahan yang dirumuskan seperti berikut: “Apakah terdapat perbedaan penerimaan daerah saat PBB dikelola oleh pemerintah pusat dengan

Pada kali ini, Kelab JAKMA berhasrat untuk mengadakan satu lagi program yang dapat memberikan pengalaman baru kepada pelajar-pelajar Jabatan Pengajian Dakwah dan

Manfaat yang tidak langsung dari pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak melalui metode electronic voting (e-voting) oleh BPMPD sangat dirasakan oleh masyarakat desa

si stupid track changes itu masih menyimpan bagian itu. Aku rasa kamu membacanya. Namun kamu tak berkomentar apa-apa—tutup mulut erat-erat. Pun aku tak berusaha

Majmudin (2008) mengutarakan pengertian dari kompetensi pedagogik guru ialah “Kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelengaraan pembelajaran yang