• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Repositori Pengetahuan Berbasis Ontologi

Dengan Menggunakan Framework Spring Java

Kamal Mahmudi

1

, Inggriani Liem

2

KK Rekayasa Perangkat Lunak dan Data, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Labtek V, lantai 2, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 123514050@std.stei.itb.ac.id, 2inge@informatika.org

Abstract—Sudah banyak framework yang tersedia untuk membangun aplikasi web yang berbasis data, dengan teknik pembangkitan aplikasi secara otomatis, didasari oleh MVC. Salah satunya adalah Spring di lingkungan Java, yang bersifat

open source. Pada penelitian ini, kami melakukan pemetaan konsep pengetahuan dalam bentuk ontologi, untuk direpresentasi sebagai basis data dilengkapi dengan kode program, kemudian mengusulkan sebuah metode kerja untuk pembangunan aplikasi repositori pengetahuan (knowledge repository) dengan menggunakan platform Spring. Untuk itu, diperlukan sejumlah utilitas dan kakas yang mentransformasi ontologi menjadi basis data agar pembangkitan dapat dilakukan secara otomatis sehingga jika ontologi berubah, aplikasi tidak perlu ditulis ulang. Sebagai kasus uji, kami membangun secara otomatis sebuah aplikasi repositori dengan memanfaatkan ontologi yang sudah ada dengan memanfaatkan metode kerja dan kakas yang dibangun.

Keywords—ontology, MVC, knowledge repository, application generation, spring framework

I. PENDAHULUAN

Platform dan framework untuk membangkitkan aplikasi berarsitektur MVC (Model, View, Controller) yang didasari dari suatu data model telah banyak tersedia, beberapa di antaranya bahkan merupakan aplikasi opensource. Contohnya adalah CodeIgniter menggunakan PHP, Spring menggunakan bahasa Java, dan Ruby on Railsmenggunakan bahasa Ruby.

Dilatar-belakangi oleh kebutuhan akan pengembangan suatu repositori pengetahuan berbasis ontologi, kami mengkaji bagaimana jika platform yang semula berbasis data akan dipakai untuk mengembangkan aplikasi yang berbasis ontologi. Banyak ontologi sudah tersedia, misalnya dari pustaka ontologi milik Universitas Standford: Sharable Ontology Library [1] atau dengan memanfaatkan mesin pencari Swoogle: Semantic WebSearch [2].

Ontologi yang didefinisikan sebagai sepesifikasi eksplisit dari konseptualisasi [3] dapat digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan dari sebuah domain permasalahan. Ontologi yang sudah tersedia tersebut diharapkan dapat menjadi basis dalam pengembangan repository pengetahuan. Sebanyak mungkin, komponen dari repository pengetahuan tersebut dibangkitkan secara otomatis.

Arsitektur knowledge repository yang akan dibangkitkan secara otomatis dikembangkan berdasarkan arsitektur empat

lapis yang diajukan oleh Liem [4]. Dengan pendekatan tersebut, pembangkitan komponen kemudian dipecah menjadi beberapa tahapan penting: transformasi ontologi menjadi basis data, pembangkitan source code berdasarkan suatu template, serta perancangan dan pembuatan template agar source code yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dari repositori pengetahuan.

Persoalan yang ingin dijawab dalam penelitian ini, adalah bagaimana memanfaatkan sebuah platform yang berbasis data menjadi mampu untuk menangani ontologi, dan jika ontologi berubah, maka aplikasi yang sudah ada tidak perlu ditulis ulang. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi penelitian yang dilakukan oleh Semiawan dkk [5] khususnya pada bagian pengembangan repositori penelitian dengan memanfaatkan ontologi penelitian.

Makalah ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian II diisi dengan literatur dan penelitian yang terkait. Pada bagian III, dipaparkan mengenai metode dan alur kerja yang diterapkan untuk membangun aplikasi berbasis ontologi menggunakan Spring. Pada bagian IV, dituliskan mengenai kakas yang dibangun, diikuti dengan studi kasus. Makalah ini diakhiri dengan kesimpulan dan saran.

II. STUDI LITERATUR

A. Ontologi

Ontologi dapat didefinisikan sebagai sepesifikasi eksplisit dari konseptualisasi [3]. Ontologi dari sebuah program bisa digambarkan sebagai pendefinisian semua representasi yang ada pada program tersebut. Ontologi tidak mempunyai bentuk baku secara internasional. Ontologi mempunyai banyak variasi bentuk dan struktur tergantung pada bahasa yang digunakan yang mempunyai aturan yang berbeda-beda. Secara umum, komponen ontologi adalah [6]:

a. Konsep (concept), pemahaman yang luas, juga dikenal sebagai classes, object dan categories.

b. Relasi (relation), representasi sebuah tipe dari interaksi antara kelas/konsep dari sebuah ontologi.

c. Fungsi (functions), salah satu jenis relasi yang dipetakan tepat satu nilai.

d. Aksioma (axioms), untuk menyatakan batasan-batasan (constraint) dari suatu komponen dalam ontologi.

(2)

e. Intans (Instances), untuk merepresentasikan elemen dari kelas/konsep.

Komponen-komponen tersebut dapat dikode dalam bahasa ontologi berbasis XML seperti DARPA Agent Markup Language + Ontology Interchange Language (DAML+OIL), Resource Description Framework(RDF), dan Web Ontology Language (OWL).

B. Sistem Berbasis Pengetahuan

Sistem berbasis pengetahuan (knowledge based system, KBS) adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan dan menghasilkan pengetahuan dari data, informasi, dan pengetahuan [7]. Sistem ini dapat memahami informasi dan mengambil keputusan berdasarkan informasi atau pengetahuan yang disimpannya.

KBS secara sistematis menangkap, mengelola dan mengelompokkan pengetahuan, dan terdiri dari basis pengetahuan dan mesin inferensi. KBS dapat diperbarui secara manual atau secara otomatis. Pada kondisi ideal, kerangka dasar KBS tidak perlu sering diperbarui dan dilengkapi dengan antarmuka pengguna yang memiliki fasilitas pengolahan bahasa natural untuk mengolah query pengguna [7].

Dalam penelitian ini, komponen basis pengetahuan dari KBS disebut sebagai repositori pengetahuan. Fokus dari penelitian adalah membuat kakas, yang dapat mempermudah menelusuri dan melakukan pencarian data berdasarkan kriteria tertentu. Pengetahuan yang dikembangkan direpresentasi dalam bentuk ontologi, dan proses akuisisi dilakukan oleh modul lain di luar cakupan penelitian ini.

C. Spring Framework

Spring Framework adalah sebuah platform Java yang menyediakan dukungan infrastruktur yang komprehensif untuk pengembangan aplikasi Java [8]. Spring menangani infrastruktur dan pengembang aplikasi dapat memusatkan perhatian pada pengembangan aplikasi. Dengan beberapa ekstensi, Spring Framework dapat dikombinasikan untuk membangun aplikasi berbasis web di atas platform Java EE.

Gambar 1.Komponen Spring Framework [8]

Spring Frameworkterdiri dari beberapa fitur yang terorganisir menjadi 20 modul. Masing-masing modul tersebut dikelompokkan lagi menjadi Core Container, Data Access/Integration, Web, AOP (Aspect Oriented Programming), Instrumentation, Messaging, dan Test sebagaimana terlihat pada Gambar 1.

Spring Frameworkdapat diperkaya dengan mengembangkan ekstensi atau pustaka yang mengandung komponen yang siap dipasang dan digunakan ulang. Selain dapat mengembangkan ekstensi sendiri, pengembang dapat menggunakan ekstensi open source yang telah tersedia seperti Spring Roo yang juga dikembangkan oleh pengembang Spring Framework (Pivotal Software) atau ekstensi lain yang dapat ditemukan pada Apache MavenRepository.

Untuk meningkatkan produktivitas dalam mengembangkan aplikasi berbasis Spring Framework secara cepat, Spring Roodapat digunakan [9]. Aplikasi yang dihasilkan oleh Spring Roo

menggunakan teknologi Java yang umum digunakan seperti

Spring (tidak terbatas pada Spring Framework, tetapi juga Spring Securitydan Spring WebFlow), Java Persistence API (JPA), Java ServerPages, ApacheMaven, dan AspectJ.

Spring Roo menghasilkan kode berdasarkan perintah yang diberikan pengguna melalui terminal Roo. Selain menyediakan infrastruktur aplikasi dalam bentuk Spring Framework, Spring Roo

dapat menghasilkan kelas kontroler dan model berdasarkan rancangan kelas diagram yang disiapkan dalam notasi Spring Roo.

Spring Roo menerapkan paradigma perancangan perangkat lunak Convention over Configuration yang menyebabkan setiap kelas dari kelas diagram akan diasosiasikan dengan sebuah kelas kontroler, sebuah kelas model, dan sebuah tabel pada basis data. Spring Roo dapat melakukan reverse engineering terhadap basis data relasional yang sudah ada sehingga dihasilkan aplikasi dalam Spring Framework. Namun, pemanfaatan model dalam kelas diagram hanya terbatas untuk membangkitkan kode dan skema basis data. Spring Roo tidak dapat melakukan populasi data.

III. METODE DAN ALUR KERJA

A. Alur Kerja

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memanfaatkan ontologi pada repositori pengetahuan yang menggunakan

Spring. Cara pertama adalah dengan melakukan transformasi pengetahuan dalam representasi ontologi menjadi representasi basis data dan data. Dengan melakukan transformasi model pengetahuan dalam representasi ontologi menjadi model dalam representasi basis data, Spring Roo dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur aplikasi dan membangkitkan kode yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi repositori pengetahuan.

Cara kedua adalah dengan memanfaatkan API sehingga ontologi dapat langsung digunakan oleh repositori pengetahuan seperti OWLAPIdan Jena. Kremen [10] mengembangkan Java OWL Persistance API (JOPA), sehingga ontologi tidak hanya dapat dibaca oleh aplikasi Java, tetapi juga dapat ditulis oleh aplikasi. Meskipun JOPAdikembangkan dengan mengacu JPA

(3)

(JPAtermasuk salah satu teknologi yang digunakan SpringRoo),

JOPAtidak dapat digunakan dengan Spring Roo. Hal ini berarti fitur yang dimiliki Spring Roo untuk membangkitkan kode aplikasi tidak dapat dimanfaatkan. Dalam mengembangkan repositori pengetahuan yang menggunakan ontologi sebagai basis pengetahuan diperlukan penulisan kode yang apabila ontologi tersebut mengalami perubahan, kode harus kembali disesuaikan dengan model pengetahuan pada ontologi.

Cara pertama dipilih dalam penelitian ini, karena dapat membangkitkan kode aplikasi secara otomatis. Selain itu, dengan cara ini, perubahan pada ontologi tidak menyebabkan penulisan ulang kode program, karena perubahan kode disesuaikan secara otomatis.

B. Pemetaan Ontologi ke Basis Data Relasional

Pemetaan ontologi ke basis data relasional dan sebaliknya sudah banyak dilakukan, dengan tujuan untuk mempertahankan metadata dan data yang sudah ada. Penelitian ini mencoba menggabungkan pemetaan yang diusulkan oleh Vysnauskas [11] dan karakteristik SpringFramework.

Pemetaan komponen ontologi yang diusulkan dapat dilihat pada pada Tabel I. Pemetaan ontologi tidak menjadikan semua kelas sebagai tabel, tetapi juga dapat menjadikan beberapa subclass sebagai baris data dari tabel kelas induknya. Alasan dimungkinkannya hal ini adalah karena subclass tersebut tidak memiliki perbedaan tipe atribut (object atau data properties) dengan kelas induk dan subclass dapat dianggap sebagai instance dari kelas induk. Sebagai contoh, pada ontologi pizza [12], kelas Margherita adalah subclass dari kelas Pizza, dengan konsep pemetaan yang diusulkan, kelas Margherita akan dianggap sebagai baris data dari tabel pizza.

TABEL I. PEMETAAN KOMPONEN ONTOLOGI KE BASIS DATA RELASIONAL

No Ontologi Basis Data Relasional

1 Class Tabel

2 Subclass Tabel, baris data 3 Object properties Relasi tabel 4 Data type properties Kolom tabel 5 Constraint Cardinalitas, tipe data 6 Individual Baris data

Selain itu, pada penelitian ini, tidak semua aksioma dapat ditransformasikan. Cardinalitas pada relasi kelas dan tipe data pada data type properties adalah bentuk aksioma yang dapat ditransformasikan.

IV. SISTEM REPOSITORI PENNGETAHUAN DAN KAKAS

PENDUKUNG

A. Arsitektur Repositori Pengetahuan

Sistem repositori pengetahuan pada penelitian ini dibangun berdasarkan arsitektur pada Gambar 2. Sistem ini menggunakan ontologi dan berkas konfigurasi sebagai input dan menghasilkan repositori pengetahuan yang menggunakan

basis data relasional sebagai output. Kakas Owl2Rooberjalan di platform Java, dan SpringKR dan RooKR berjalan di atas

SpringRoo

Gambar 2.Arsitektur Sistem Repositori Pengetahuan

B. Kakas Pendukung

Untuk mendukung (pengembangan, perubahan) sistem repositori yang dijelaskan pada bagian IV.A di atas, telah dibangun kakas pendukung pengembangan repositori pengetahuan berbasis ontologi, yang disajikan pada Tabel II. Kakas yang dibangun berupa aplikasi utilitas (OWL2Roo) dan pustaka tambahan untuk aplikasi utilitas lain (SpringKRsebagai pustaka tambahan Spring, dan RooKRsebagai pustaka tambahan

SpringRoo). 1) OWL2Roo

OWL2Roo adalah aplikasi yang melakukan transformasi komponen ontologi menjadi model data yang dapat dipahami oleh Spring Roo. OWL2Roo dikembangkan dengan basis algoritma yang diusulkan Vysnauskas [11] dan mengembangkan algoritma tersebut sehingga sesuai dengan karakteristik Spring Framework. OWL2Roomemanfaatkan OWL API untuk dapat menelusuri ontologi.

TABEL II. KAKAS YANG DIKEMBANGKAN

No Nama Kakas Deskripsi Fungsional

1 OWL2Roo

Konverter ontologi dalam representasi OWL menjadi script Roo yang akan digunakan Spring Roo

2 SpringKR

Ekstensi Spring Framework agar aplikasi Spring dapat memiliki fungsional repositori pengetahuan

3 RooKR

Add-on untuk Spring Roo sehingga SpringKR otomatis ditambahkan ke kode aplikasi yang dibangkitkan oleh Spring Roo

Seperti dijelaskan pada II. C, Spring Roohanya mendukung skema model data. Oleh karena itu tidak semua individual dan subclass pada ontologi dapat ditransformasikan menjadi baris data pada basis data relasional dalam notasi Spring Roo. Untuk menangani hal tersebut, OWL2Roo mentransformasikan individual dan subclass tersebut menjadi pernyataan SQL yang

(4)

dapat dieksekusi pada basis data relasional yang dibentuk dari ontologi.

OWL2Roo menggunakan berkas konfigurasi yang selain digunakan untuk mendefinisikan aplikasi dan koneksi basis data, juga digunakan untuk membantu pemetaan ontologi ke basis data relasional. Berkas konfigurasi OWL2Roo terdiri dari beberapa elemen: akses basis data, penamaan Java Package aplikasi, dan pemetaan ontologi ke basis data relasional. Pemetaan ontologi ke basis data relasional secara umum terdiri dari dua bagian utama, yaitu pengabaian data (classIgnored, objectPropertiesIgnored) dan pemetaan kelas menjadi data tabel atau enumerasi (classAsData, classAsEnum). Penjelasan dari elemen konfigurasi pemetaan ontologi dapat dilihat pada Tabel III.

TABEL III. KONFIGURASI OWL2ROO UNTUK PEMETAAN ONTOLOGI KE BASIS DATA RELASIONAL

No Nama Elemen

Konfigurasi Deskripsi Isi

1 classIgnored

Berisi daftar kelas yang akan diabaikan pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. Berlaku untuk

subclass dari kelas yang disebutkan.

2 classAsData

Berisi daftar kelas yang akan dianggap sebagai baris data dari tabel kelas induknya pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo. Berlaku untuk subclass dari kelas yang disebutkan.

3 classAsEnum

Berisi daftar kelas yang akan dianggap enumerasi (konstanta) pada saat transformasi ontologi menjadi model data

Spring Roo. Spring Roo memberlakukan enumerasi sebagai enum sehingga tidak muncul pada basis data. Relasi terhadap kelas ini akan disimbolkan sebagai integer berdasarkan urutan enumerasi (dimulai dari 0).

4 objectPropertiesI gnored

Berisi daftar relasi antar kelas yang akan diabaikan pada saat transformasi ontologi menjadi model data Spring Roo.

2) SpringKR

SpringKR adalah ekstensi dari Spring Framework agar aplikasi yang berjalan di atas Spring Frameworkdapat berfungsi sebagai repositori pengetahuan . Ekstensi ini berupa Java package yang memiliki beberapa kelas inti dalam bentuk kelas kontroler dan kelas model yang dapat diturunkan ke kelas kontroler dan kelas model yang ada pada aplikasi. Template yang tersedia pada

Spring Roo dapat dimodifikasi sehingga kelas kontroler yang dibangkitkan oleh Spring Roo langsung menjadi turunan kelas kontroler inti dari SpringKR. Hal yang sama juga dapat dilakukan untuk template model yang dimiliki Spring Roo.

3) RooKR

RooKRadalah add-on untuk Spring Roo sehingga SpringKR

secara otomatis ditambahkan ke kode aplikasi yang dibangkitkan oleh Spring Roo. RooKR juga mendaftarkan template code kelas kontroler dan model sehingga kelas kontroler dan model yang dibangkitkan adalah turunan dari kelas kontroler inti dan kelas model inti dari SpringKR.

V. STUDI KASUS

Setelah memilih cara kerja dan membangun kakas yang diperlukan, dilakukan uji coba dengan membangun repositori pengetahuan berbasis ontologi. Ontologi yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ontologi pizza milik Universitas Stanford [12].

Gambar 3.Contoh Isi Berkas Konfigurasi

Ontologi pizza menjadi input dari kakas OWL2Roo bersama berkas konfigurasi. Nilai konfigurasi untuk pemetaan (dari Tabel III) dapat dilihat pada Gambar 3. Kelas

DomainConcept dan ValuePartition diabaikan karena

terlalu umum untuk domain permasalahan pizza, sementara kelas Food dan IceCream diabaikan karena tidak berhubungan. Kelas Pizza, PizzaBase, dan PizzaTopping dianggap baris data karena subclass dari kelas tersebut dapat dianggap sebagai instance dari kelas induknya. Spiciness dapat dianggap sebagai enumerasi karena kelas tersebut memiliki individual yang konstan. Object properties

hasIngredient dan isIngredientOf diabaikan karena

berelasi dengan kelas Food yang termasuk pada daftar kelas yang diabaikan, sementara isBaseOf adalah inverse dari

hasBasedan isToppingOfadalah inverse dari hasTopping

dapat diabaikan karena akan memiliki hasil pemetaan yang sama dengan inverse-nya.

Setelah menerima berkas ontologi dan konfigurasi tersebut,

OWL2Roo dapat dijalankan dan menghasilkan dua berkas yaitu pizza.roo dan pizza.sql. Berkas pizza.roo berisi pemodelan data dalam notasi yang dimengerti oleh Spring Roo, sementara pizza.sql berisi pernyataan SQL yang dapat diimpor kemudian ke basis data relasional di awal aplikasi repositori pengetahuan berjalan.

(5)

Gambar 5.Antarmuka Repositori Pengetahuan tentang pizza

Pada saat aplikasi pertama kali dijalankan, basis data akan dibuat berdasarkan model data yang ada pada pizza.roo. Skema basis data yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4. Basis data tersebut masih belum memiliki baris data sehingga pizza.sql perlu diimpor ke basis data tersebut.

Aplikasi memiliki antarmuka pengguna yang dapat dijalankan untuk mengelola data (Gambar 5). Selain itu, pada antarmuka ini, pengguna dapat menggunakan aplikasi untuk menelusuri, mengurutkan dan melakukan pencarian data berdasarkan query tertentu.

Gambar 6.Representasi Pengetahuan “pizza” yang disediakan Repostori

Sebagai repositori pengetahuan, data yang tersimpan dalam repositori dapat ditelusuri oleh pengguna atau sistem lain dalam format XML dan JSON (Gambar 6). Sama seperti antarmuka pengguna, Pengguna dan sistem lain juga dapat melakukan pencarian data terhadap repositori berdasarkan query tertentu. Gambar 7 adalah hasil penelusuran repositori berdasarkan query Spiciness=Hot.

Gambar 7.Hasil query repositori pengetahuan “pizza”

Query pada Gambar 7 menelusuri anggota kelas

SpicyPizza jika dilakukan pada ontologi pizza (melalui

antarmuka protégé) ditunjukkan pada Gambar 8. Hal ini membuktikan bahwa konversi representasi pengetahuan dalam bentuk owl menjadi basis data sudah berfungsi dengan baik.

Gambar 8.SpicyPizza pada ontologi pizza

Dengan memakai kakas dan rangkaian kerja yang sudah dijelaskan, perubahan ontologi yang dilakukan oleh perancang ontologi, tidak membutuhkan pemrograman ulangi. Proses pembangkitan komponen repositori pengetahuan harus diulang dari tahapan awal dengan menggunakan ontologi baru sebagai masukan.

VI. KESIMPULAN

Pada penelitian ini, telah dilakukan pemetaan elemen ontologi menjadi basis data relasional, dan pemanfaatannya untuk membangkitkan aplikasi secara otomatis dengan menggunakan Spring Framework. Query terhadap basis pengetahuan dengan SPARQL tetap dapat dilakukan pada repositori pengetahuan berbasis data relasional selama query tersebut dapat dimodelkan sebagai NamedQuery berbasis SQL.

(6)

Kontribusi dari penelitian ini adalah akan memudahkan pembangunan suatu repositori pengetahuan dengan menggunakan platform MVC yang sudah ada dan opensource. Dengan menggunakan metode dan langkah kerja yang kami usulkan, aplikasi dapat dibangkitkan secara otomatis. Perubahan definisi ontologi tidak menyebabkan perlunya perubahan pada kode aplikasi. Apabila ada perubahan definisi ontologi yang tidak disertai perubahan individual atau properties pada individual tersebut, ketika sudah terjadi perubahan data di aplikasi repositori pengetahuan, dapat ditangani dengan mengekspor data sebagai script SQL yang kemudian digunakan untuk diimpor pada saat aplikasi yang baru, pertama kali dijalankan. Script SQL yang dihasilkan saat transformasi ontologi, dapat diabaikan.

Karena ontologi dan repositori pengetahuan adalah dua sistem yang terpisah, perubahan dapat terjadi pada kedua sistem. Keterbatasan dari penelitian ini adalah bahwa sistem belum mampu menangani konsistensi perubahan ontologi dan perubahan repositori pengetahuan. Jika dilakukan perubahan individual dan nilai properties dari individual pada ontologi dan juga data pada dari repositori pengetahuan, sistem belum dilengkapi dengan mekanisme checking dan konsolidasi. Pada kasus ini diperlukan perbandingan perubahan di kedua sisi, dan penanganan konflik data apabila di kedua sisi sebuah individual yang sama mengalami perubahan yang berbeda.

UCAPAN TERIMA KASIH

Riset ini merupakan bagian dari riset Stranas “Framework Penelitian Nasional Berbasis Ontologi”, yang didanai dengan skema Stranas, Direktorat Pendidikan Tinggi, tahun 2015.

REFERENSI

[1] Stanford University, “Sharable Ontologies Library”, diakses 6 Oktober 2015, http://www.ksl.stanford.edu/knowledge-sharing/ontologies [2] University of Maryland Baltimore County, “Swoogle”, diakses 6

Oktober 2015, http://swoogle.umbc.edu

[3] T. R. Gruber, “Towards Principles for the Design of Ontologies Used for Knowledge Sharing,” International Journal of Human-Computer Studies, 43, pp. 907-928, 1995.

[4] I. Liem, T. Semiawan, dan A. Chandra, “A Sofware System Family: Learning from Simple Data Processing to Knowledge Management System of Reasearch,” diterima di ICITEE2015, Chiang Mai, 29 – 30 Oktober 2015.

[5] T. Semiawan, I. Liem, A. C. Nugraha, Suprihanto, “Framework Penelitian Nasional Berbasis Ontologi”, Penelitian Strategis Nasional, Tahun ke-2, 2015.

[6] J. Bormejo, “A Simplified Guide to Create an Ontology,” unpublished. [7] R. Akerkar dan P. Sajja, “Knowledge-Based System,” Jones & Bartlett

Learning, 2010.

[8] Pivotal Software, “Spring Framework Reference Documentation”, 4.2.1.RELEASE.

[9] Pivotal Software, “Spring Roo – Reference Documentation”, 1.3.1.RELEASE.

[10] P. Kremen, “Building Ontology-Based Information System”, Doctoral Thesis Faculty of Electrical Engineering Department of Cybernetics, Czech Technical University, 2012.

[11] E. Vysnauskas dan L. Nemuraite, “Transforming Ontology Representation from OWL to Relational Database,” Information Technology and Control, Vol. 35, No. 3 A, pp. 333-343, 2006. [12] Stanford University, “Pizza Ontology”, diakses 6 Oktober 2015,

Gambar

Gambar 1. Komponen Spring Framework [8]
TABEL I.  P EMETAAN KOMPONEN ONTOLOGI KE BASIS DATA RELASIONAL
TABEL III.   K ONFIGURASI  OWL2R OO UNTUK PEMETAAN ONTOLOGI KE  BASIS DATA RELASIONAL
Gambar 6. Representasi Pengetahuan “pizza” yang disediakan Repostori

Referensi

Dokumen terkait

Pengamatan pada daun beberapa tumbuhan mangrove yang hidup pada daerah tercemar menunjukkan jumlah stomata yang relative lebih sedikit yaitu rata-rata 147/mm 2 bila

Dengan berkembangnya metode pembelajaran E-Learning, para pengajar menjadi kurang memperhatikan siswanya karena materi yang diajarkan sudah ada di E-Learning.. Dengan kata

Suatu pemahaman populer mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (suatu lembaga) kepada seseorang

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara spesies kerabat manggis yang digunakan dengan model sambung terhadap semua peubah yang diamati,

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lima spesies koleksi tanaman manggis dan kerabatnya di Taman Buah Mekarsari, alat dan bahan untuk preparasi sediaan herbarium

Rizky Putra Perdana, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Analisis Pengaruh Langsung Kualitas Pelayanan, Persepsi Nilai Pelanggan Terhadap Word of Mouth Serta

Untuk kebutuhan komparatif, Indosat juga menyesuaikan penyajian komisi agen penjual dari beban pemasaran menjadi pengurang pendapatan usaha; Pendapatan usaha non selular

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil bidang struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan