• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan sejarah indonesia tentang keraja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan sejarah indonesia tentang keraja"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat , taufik serta hidayah-Nya telah terselesaikan tugas sejarah kami tentang “Kerajaan Kutai dan Kerajaan Tarumanegara

Makalah ini kami susun secara sistematis dan praktis. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan data-data yang kami peroleh dari berbagai sumber .

(2)
(3)

kerajaan bercorak Hindu India yang bernama Kerajaan Kutai Mulawarman atau lebih sering

dikenal dengan Kerajaan Mulawarman.

Penafsiran para ahli sejarah menyimpulkan bahwa sesungguhnya Kerajaan Kutai Mulawarman adalah Kerajaan Kutai yang berdiri di Martapura, Muara Kaman sehingga sering disebut Kerajaan Martapura atau Martadipura. Kesimpulan tersebut berdasarkan catatan sejarah dari Cina dan India yang menyebut dengan tegas adanya kerajaan Kho Thay ( Bahasa Cina ) yang berarti kerajaan besar dan Quetaire ( Bahasa

India) yang berarti hutan belantara.

B.RUMUSAN MASALAH

Latar belakang berdirinya kerajaan kutai

Proses perkembangan kerajaan kutai

Proses keruntuhan kerajaan kutai

C. Tujuan

1.

Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian

2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Kutai dan Tarumanegara.

BAB II PEMBAHASAN

(4)

Zaman sejarah di Indonesia dimulai dengan ditemukannya tulisan di daerah Kutai Kalimatan Timur diperkirakan letaknya disekitar aliran sungai Mahakam. Para ahli memperkirakan ini merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia dan menyebutnya Kerajaan Kutai sesuai dengan nama daerah penemuannya.

Peta Kecamatan Muara Kaman

Melihat letaknya yang berada di jalur perdagangan India (di barat) dan Cina (di Timur), banyak pengaruh dari luar yang masuk ke kerajaan Kutai. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya benda-benda dari kedua wilayah tersebut. Barang-barang seperti keramik, arca dewa Trimurti, serta arca Ganesha, kemungkinan merupakan bagian dari perlengkapan upacara keagamaan selain untuk kehidupan sehari-hari.

(5)

berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan,

dan lambang kebesaran raja.

Dari tulisan yang tertera pada yupa nama raja Kundungga diperkirakan merupakan nama asli Indonesia, namun penggantinya seperti Aswawarman, Mulawarman itu menunjukan nama yang diambil dari nama India dan upacara yang dilakukannya menujukan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sanalah dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan Hindu telah masuk di Kerajaan Kutai.

(6)

Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan bercorak Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari Kerajaan Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian menurunkan putera bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.

Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana Tungga salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.

(7)

Literatur sejarah menyebutkan bahwa sejak abad XIII sampai tahun 1960 yang menjadi Raja (sultan) Daerah Swapraja (Kerajaan Kutai Kertanegara) berdasarkan tahun pemerintahannya adalah sebagai berikut:

1. 1300 - 1325 Aji Batara Agung Dewa Sakti 2. 1350 - 1370 Aji Batara Agung Paduka Nira 3. 1370 - 1420 Aji Maharaja Sultan

4. 1420 - 1475 Aji Raja Mandarsyah

5. 1475 - 1525 Aji Pangeran Tumenggung Jaya Baya (Aji Raja Puteri) 6. 1525 - 1600 Aji Raja Mahkota

7. 1600 - 1605 Aji Dilanggar

8. 1605 - 1635 Aji Pangeran Sinum Panji Mendopo 9. 1635 - 1650 Aji Pangeran Dipati Agung

10. 1650 - 1685 Aji Pageran Mejo Kesumo 11. 1685 - 1700 Aji Begi gelar Aji Ratu Agung 12. 1700 - 1730 Aji Pageran Dipati Tua

13. 1730 - 1732 Aji Pangeran Dipati Anum Panji Pendopo 14. 1732 - 1739 Sultan Aji Muhammad Idris

15. 1739 - 1782 Aji Imbut gelar Sultan Muhammad Muslihuddin 16. 1782 - 1850 Sultan Aji Muhammad Salehuddin

17. 1850 - 1899 Sultan Aji Muhammad Sulaiman 18. 1899 - 1915 Sultan Aji Alimuddin

19. 1915 - 1960 Sultan Aji Muhammad Parikesit

(8)

B. PROSES PERKEMBANGAN KERAJAAN KUTAI

Letak geografis Kerajaan Kutai yang berada menjorok ke daerah pedalaman,menyebabkan Kutai menjadi tempat yang menarik sebagai persinggahan bagi para pedagang dari Cina dan India. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh Hindu masuk ke Kutai, serta membuat kegiatan perdagangan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai. Letak dari Kutai yang berada disekitar aliran Sungai Mahakam merupakan potensi yang besar bagi penduduk Kutai untuk melakukan kegiatan bertani.Masyarakat di kerajaan Kutai tertata, tertib, dan teratur. Hal ini disebabkan oleh adanya sistem pemerintahan raja. Selain itu mereka juga sangat menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya. Dalam kaitan ini, mereka melestarikan tradis imegalithikum melalui pembuatan tiang batu (yupa) untuk mengenang apa yang mereka buat.

(9)

Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan dankemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat.Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggispirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulismenguatkan kesimpulan itu.Dalam Kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara rajamulawarman dengan kaum Brahmana, seperti dijelaskan dalam prasasti Yupa, bahwaraja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmanadi dalam tanah suci bernama Waprakeswara.

Kehidupan Kerajaan

Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :

 Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur

 Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola

perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.

Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :

(10)

 Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.

 Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.

Sistem Sosial - Politik Kerajaan Kutai

Kehidupan politik kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha membawa perubahan baru dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia. Struktur sosial dari masa Kutai hingga Majapahit mengalami perkembangan yang ber-evolusi namun progresif. Dunia perekonomian pun mengalami perkembangan: dari yang semula sistem barter hingga sistem nilai tukar uang.

(11)

istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, namun masih terdapat kebebasan bagi masyarakat untuk menjalankan kepercayaan aslinya.

Diperkirakan bahwa pertanian, baik sawah maupun ladang, merupakan mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin berjualan di Kutai, mereka harus memberikan “hadiah” kepada raja agar diizinkan berdagang.

Pemberian “hadiah” ini biasanya berupa barang dagangan yang cukup mahal harganya; dan pemberian ini dianggap sebagai upeti atau pajak kepada pihak Kerajaan. Melalui hubungan dagang tersebut, baik melalui jalur transportasi sungai-laut maupan transportasi darat, berkembanglah hubungan agama dan kebudayaan dengan wilayah-wilayah sekitar. Banyak pendeta yang diundang datang ke Kutai. Banyak pula orang Kutai yang berkunjung ke daerah asal para pendeta tersebut.

C. PROSES KERUNTUHAN KERAJAAN KUTAI

(12)
(13)

25. Maharaja Nala Pandita

26. Maharaja Indra Paruta Dewa 27. Maharaja Dharma Setia

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara

didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai

penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian

pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah

Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan

pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik ayahnya.

(14)

raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota

sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan rajatapura atau salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat

pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah.

Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di India yang mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk

mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya,

menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara.

Perkembangan daerah timur menjadi lebih Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun 612 M.

(15)

A. KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik

Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil

meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi

Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman

memerintahkan rakyatnya untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-daerah di

sekitarnya.

4. Kehidupan Budaya

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan

Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya,

(16)

berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

B. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada

menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Purnawarman. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".

(17)

12. Linggawarman 666-669 M

C. PRASASTI-PRASASTI KERAJAAN TARUMANEGARA 1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut

menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

a. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).

b. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi

seseorang (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai penguasa

sekaligus pelindung rakyat.

(18)

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan raja Purnawarman.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

(19)

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi berada di daerah 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) dan 6°32’27,57”, tepat berada di puncak perbukitan Pasir Awi (600 m dpl), Bojong Honje-Sukamakmur Bogor.

(20)

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten

Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang

(21)

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:

a. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.

b. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama dengan bulan Februari dan April.

c. Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

D. SUMBER-SUMBER SEJARAH

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari

dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru

Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah

kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:

1. Berita Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang yang beragama Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih animisme.

2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan. 3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669

(22)

Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan

berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten, Jakarta, Bogor dan Cirebon.

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Inilai lain dan bedanya Nasionalisme Indonesia zaman sekarang daripada dahulu. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai sosial dan politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana. Dan juga Dari apa yang telah di sampikan pada kerajaan

(23)

tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

B. Saran

(24)

LAPORAN TENTANG (KERAJAAN KUTAI DAN

KERAJAAN TARUMANEGARA)

DI SUSUN

O

L

E

H

NAMA : NUR HAFIRAH

KELAS : X – SAINS 2

Gambar

Gambar : Peta Letak Prasasti Kerajaan Tarumanegara

Referensi

Dokumen terkait

(Studi Kasus Pada Program Alur Magang Angkatan 2012-2013 Di Lembaga Pers Mahasiswa Ekonomi Ecpose Fakultas Ekonomi Universitas Jember)3. Unit Kegiatan Mahasiswa adalah suatu

Tidak boleh diwakilkan, kecuali kuasa direktur yang mempunyai kewenangan untuk mewakili direktur sesuai tercantum dalam Akta Notaris pendirian dan atau Perubahan

K-Means Clustering adalah, K dimaksudkan sebagai konstanta jumlah cluster yang diinginkan, Means dalam hal ini berarti nilai suatu ratarata dari suatu grup data yang dalam

Tujuan praktik pengalaman lapangan II digunakan sebagai jaringan latihan bagi mahasiswa agar memperoleh bekal dan pengalaman sejak dini untuk dapat menciptakan

Based on the course description in reading for interpretation subject, the students should be able to identify the topic of paragraph, recognize the meaning of

For that reason, how student translators translated the first-person pronouns as the indicator of the first person point of view in the story would make clear to what extent

Dapat kita lihat disini, bahwa suami atau istri warga negara asing (WNA) tidak memiliki kedudukan di dalam status peralihan hak tanah. Suami atau istri WNA dalam hal ini

Pembangunan Bendungan Bener Dan Jaringan Pemanfaatannya Di Kabupaten Purworejo, Kabupaten Wonosobo Dan Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Serta.. Kabupaten Kulon Progo