• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi selama beberapa dasawarsa menjelang dimulainya abad ke-21 ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam banyak aspek kehidupan manusia. Dengan tersedianya berbagai bentuk media informasi, kini masyarakat memiliki pilihan yang lebih banyak bagi informasi yang ingin mereka dapatkan. Kemajuan teknologi informasi seolah-olah membuat semua orang dapat mengetahui apa saja yang ingin mereka ketahui segera. Sementara itu seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas, produktivitas dan efisiensi mereka. Berkat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, pesan-pesan dapat dikirim dan diterima pada waktu yang bersamaan meskipun jarak antara pengirim dan penerimanya demikian jauh. Dalam hal ini, peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat dan efisien. Dewasa ini teknologi dan informasi dan komunikasi (Information And Communication Technology – ICT) berkembang dengan sangat pesat diberbagai sektor. Salah satu perkembangan teknologi dan informasi dan komunikasi (TIK) adalah munculnya internet atau sering juga disebut cyberspace, yang membuat jarak antar wilayah menjadi semakin tipis. Teknologi informasi dan komunikasi

(2)

memiliki peran yang sangat penting di dalam pemerintahan. Menurut Radjawali dalam Utomo (2005), teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya menjawab tantangan tentang kordinasi antar pemerintah daerah maupun antara pemerintah pusat dan daerah, namun juga menjawab tentang tantangan yang berkenaan dengan pelayanan publik, pembangunan sumber daya manusia,dan aspek good governance. Dijelaskan pula bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat pendukung dalam proses pembangunan.

Pemanfaatan teknologi dan informasi dan komunikasi oleh pemerintah atau sering disebut sebagai e-government (electronic government) akan membawa pada proses pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut juga dapat memperpendek birokrasi yang panjang, yang merupakan syarat utama menuju era kompetisi global. Sejak dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan dan kesempatan yang lebih luas untuk mengatur dan merencanakan pembangunan daerah, program-program daerah, keuangan daerah dan target/tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah daerah juga dituntut untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu setiap daerah harus mampu melakukan perencanaan dengan baik dalam rangka membangun daerah.

Dikeluarkannya Instruksi Presiden No.1 tahun 2001 tentang Pusat Informasi Berbasis Teknologi Informatika Pemerintah menilai bahwa informasi berbasis teknologi informatika mempunyai peranan penting dan sangat dibutuhkan bagi dunia usaha, termasuk pemerintah itu sendiri. Dukungan policy dari Instruksi

(3)

Presiden No.6/2001mengenai Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, kian menambah keyakinan akan instruksi realisasi kebijakan itu. Bupati dan Wali Kota diperintahkan untuk menindaklanjuti pengembangan dan pendayagunaan telematika tersebut. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Untuk sektor pemerintahan, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk administrasi pemerintahan efektif dan efisien juga sudah menjadi kebutuhan karena dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka transparansi . Citra pemerintahan buruk yang ditandai dengan syaratnya tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme telah melahirkan ketidakpercayaan masyarakat pada institusi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, yang berlangsung baik pada masa pemerintahan sebelumnya maupun pada era reformasi. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini akan berfungsi untuk mengontrol kebijakan pemerintah terhadap warganya. Sebab melalui jaringan internet bisa memberikan laporan tentang infrastruktur dan program-program pembangunan lainnya. Sehingga kinerja setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bisa terkontrol dan termonitor. Akses informasi yang disampaikan warga berupa keluhan dan masukan juga bisa dipantau langsung oleh Pemerintah setempat. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Jogjakarta tampaknya perlu berkaca pada kota-kota seperti Melbourne, Seoul, Tokyo, Perth, atau Mumbai. Pemerintahnya telah berkolaborasi dengan perusahaan swasta penyedia teknologi untuk memecahkan masalah perkotaan.

(4)

Perkembangan suatu kawasan khususnyadaerah perkotaan mempunyai ciri– ciri denganadanya ketidakseimbangan perkembangan antarkawasan dan tidak meratanya pusat-pusatpelayanan untuk masyarakat, sehingga munculpermasalahan seperti: Kecenderunganpemusatan kegiatan (over concentration) padakawasan-kawasan tertentu, perkembanganpenggunaan lahan yang bercampur (mixed use),terjadinya alih fungsi lahan (land conversion) dariruang terbuka, lahan konservasi, atau ruang terbukahijau menjadi kawasan terbangun intensif(permukiman, industri, perkantoran, prasarana).Kota Surabaya merupakan salah satu kotametropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Jumlah penduduk di surabaya berdasarkanrencana pada tahun 2015 mencapai 2.722.876 jiwa,sedangkan luas Kota Surabaya sendiri hanyasekitar 33.048 ha. Dengan demikian kepadatanpenduduk Kota Surabaya mencapai 83 jiwa /ha.Penggunaan lahan untuk permukimanmenghabiskan paling banyak lahan dari padapenggunaan lahan yang lain (RTRW Surabaya,2015).Permasalahan yang akan dihadapi adalahseiring dengan semakin meningkatnyapertumbuhan / perkembangan jumlah pendudukyang ada di kota Surabaya, maka bertambah pulatingkat kebutuhan hidup mereka, sehinggamenyebabkan perubahan fungsi dari penggunaanlahan dalam perkembangan suatu permukiman.

Dengan teknologi, kota dapat dikelola secara modern untuk mengurangi penggunaan dan ketergantungan energi serta sumber daya perkotaan, dan mempersiapkan diri untuk pertumbuhan masa depan. Pemerintah dan swasta berinisiatif mengambil langkah awal dalam mengintegrasikan jaringan teknologi cerdas untuk menciptakan kota pintar yang benar. Menurut Ketua Umum Ikatan

(5)

Ahli Perencanaan Indonesia (IAP), Bernardus Djonoputro, sebuah kota dikelola dengan baik dan benar bila warganya dapat melakukan aktivitas secara efektif, efisien, dan produktif. Selain patuh dan memegang komitmen pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah disusun, pemerintah kota juga dituntut untuk bisa melakukan inovasi, kreasi serta improvisasi menggali potensi dan sumber dayanya untuk pembangunan berkelanjutan kotanya. Memanfaatkan teknologi merupakan salah satu bentuk improvisasi pengelolaan kota.

Pilihan Pemerintah Kota Surabaya meninggalkan cara konvensional dan beralih pada inovasi teknologi informasi komunikasi (TIK) dalam peningkatan pelayanan publik, kembali berbuah penghargaan level internasional. Pelayanan publik berbasis TIK yang terwujud dalam sistem perizinan online Surabaya Single Window (SSW), diakui sebagai inovasi pelayanan publik terbaik kategori Future City versi FutureGov 2014.Pada 2013, Surabaya berhasil membawa pulang dua penghargaan, masing-masing untuk kategori Data Centre melalui Media Centre Pemerintah Kota Surabaya serta kategori Data Inclusion melalui Broadband Learning Centre (BLC). Sementara pada 2012, Surabaya menempatkan aplikasi online permits atau perizinan online (yang sekarang disempurnakan menjadi SSW) sebagai nominator untuk kategori Future Cityof the Year.Pengakuan Surabaya Single Window (SSW) sebagai inovasi pelayanan publik terbaik versi FutureGov 2014 adalah bentuk apresiasi kesekian kalinya. Dimana sebelumnya, pada 30 April 2014 lalu, program perizinan terpadu online ini (SSW) juga meraih penghargaan Inovasi Pelayanan Publik 2014 dari Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Berdasarkan latar belakang tersebut,

(6)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kota Surabaya untuk mengamati secara langsung bagaimana pelayanan publik Kota Surabaya yang memanfaatkan teknologi informasi dapat mengatur kotanya. Penelitian ini berjudul Evaluasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya.

1.2Pertanyaan Penelitian

Dalam mewujudkan suatu program kerjanya, pemerintah dihadapkan pada berbagai masalah yang dapat menghambat maupun memberikan gagasan baru dalam mewujudkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pemerintahan.

Dari latar belakang di atas, pertanyaan yang timbul adalah:

1 Bagaimana evaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya?

2 Apa faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengevaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi(TIK) dalam Tata Ruang Wilayah di Kota Surabaya

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan Teknologi dan Informasi.

(7)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi pemerintah daerah penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dalam pelaksananaan manajemen pemerintahan ke depan untuk perbaikan kualitas pelayanan publik.

2. Bagi pendidikan untuk dapat dijadikan sumber rujukan atau literaturuntuk penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang pelayanan publik di pemerintahan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini untuk meningkatkan pemahaman tentang peningkatan kualitas pelayanan publik oleh pemerintah daerah, menambah pengembangan wawasan pengetahuan, dan sebagai salah satu persyaratan penyelesaian studi program S2 di Universitas Gadjah Mada.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini mengambil beberapa contoh penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk memperkaya referensi. Beberapa contoh penelitian yang diambil dari skripsi, jurnal penelitian, laporan penelitian hingga tesis. Penelitian-penelitian tersebut mengkaji penerapan e-Government yang diberikan oleh pemerintah.

Penelitian pertama dilakukan oleh Haris Pamugar pada tahun 2015 dengan judul Analisis kesuksesan dan penerimaan terhadap sistem informasi e-learning di pusat pendidikan dan pelatihan BPK RI. Dimana Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model integrasi model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean, model penerimaan UTAUT, dan model kesesuaian HOT Fit dengan

(8)

modifikasi. Data yang digunakan adalalah data primer yang diperoleh menggunakan survei kuesioner kepada pegawai BPK RI yang telah menggunakan sistem informasi e-learnin dengan sampel sebanyak 167 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan Software Smart PLS.

Referensi berikutnya adalah penelitian Santi Yunita tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan implementasi aplikasi sistem e-government dari segi kualitas sistem yang ditawarkan, kualitas informasi yang disajikan, dan kualitas pelayanan yang terdapat pada website resmi Pemerintah Kota Balikpapan (www.balikpapan.go.id) yang akan memberikan manfaat-manfaat bersih kepada penggunanya melalui penggunaan dan kepuasan pemakai.

Selanjutnya adalah penelitian Erna Yuliasari pada tahun 2012 berjudul Analisis faktor determinan penggunaan sistem aplikasi pemeriksaan laporan keuangan pemerintah daerah dan implikasinya terhadap kinerja pemeriksa (Studi Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat) . Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model evaluasi terintegrasi. Model ini mengintergrasikan tiga teori yang sangat terkenal dari sistem informasi yaitu model DeLone dan McLean, model UTAUT, dan HOT Fit. Dari beberapa penelitian ini mempunyai kesamaan dalam intervensi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada sebuah kegiatan dalam topik penelitian dan pengidentifikasian faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan implementasi teknologi perangkat lunak baru dikalangan pengguna sangat penting karena keberhasilan dan kegagalan dari sistem untuk beroperasi di lingkungan yang baru sangat tergantung

(9)

dari penerimaan pengguna sistem. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu bahwa penelitian ini hanya berfokus pada satu layanan yaitu perijinan online yang terkait dengan tata ruang yang disediakan oleh Dinas Tata Ruang Pemerintah Kota Surabaya dan informan diambil dari pengguna pelayanan perijinan.

Meskipun ditemukan banyak kesamaan terhadap beberapa referensi yang digunakan, namun peneliti belum menemukan yang mempunyai persamaan secara mutlak dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu meneliti tentang evaluasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam tata ruang di Kota Surabaya.

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai keadaan terkini dalam penerapan e-government di pemerintah daerah kota Surabaya, latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, lingkup dan batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menjelaskan mengenai tinjauan literatur terhadap penelitian-penelitian teoritis dan empiris yang pernah dilakukan sebelumnya dengan topik yang terkait dengan evaluasi teknologi informasi dan komunikasi dalam e-government, teori-teori yang mendasari penelitian ini, peraturan perundang-undangan, dan peraturan pemerintah mengenai pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

(10)

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel yang dipilih, data dan variabel penelitian, teknik pengukuran, metode analisis data meliputi pengujian validitas dan reabilitas model dan skala likert.

Bab IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum wilayah penelitian Kota Surabaya secara umum meliputi profil wilayah, sosial kependudukan, sosial ekonomi, pelayanan publik .

Bab V Hasil Temuan dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai pembahasan terhadap pertanyaan penelitian, deskripsi mengenai inovasi teknologi informasi dan komunikasi dalam organisasi pemerintah daerah Kota Surabaya, pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, pembahasan mengenai evaluasi efektifitas pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan setelah penelitian dilakukan dan saran-saran bagi pemilik kepentingan dari penerapan sistem informasi dalam pemerintahan dan bagi penelitian untuk dapat dijadikan sumber rujukan atau literatur untuk penelitian selanjutnya, khususnya dalam bidang pelayanan publik di pemerintahan.

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi perkembangan zaman menuntut suatu perkembangan teknologi, sekarang kalian dapat memperhatikan orang tidak harus berjalan berhari-hari untuk menyampaikan informasi dengan

Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran pada penelitian ini, yaitu seberapa besar pengaruh variabel pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar siswa kelas XI-IS

Titik pengukuran (thickness measurement location, TML) pada setiap pipa harus mencukupi standar yang telah ditetapkan pada API 570 bagian 3.4.3 tentang tuntunan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan dari implementasi audit berbasis risiko dalam meningkatkan pengujian atas pengendalian intern pada siklus pendapatan yang

Keberhasilan suatu organisasi dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, tidak terlepas dari peranan perilaku aparat birokrasi suatu organisasi, seperti halnya

Dapat ini juga jelas membuktikan hasil kajian Murdock (1999) yang mendapati hubungan positif antara pensyarah- pelajar tidak hanya dicirikan oleh hubungan baik tetapi komunikasi

Ujung akar dipindahkan ke atas kaca objek.Setelah itu ditetesi dengan beberapa tetes asetokarmin dan dipanaskan selama beberapa saat tetapi tidak sampai mengering

Ada delapan arah mata angin, yaitu: utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut.. Besar sudut antara dua arah mata angin yang berdekatan