• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum dapat diartikan juga sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai macam informasi ilmu pengetahuan, budaya dan teknologi untuk meningkatkan dan memperoleh pengetahuan bagi masyarakat luas. Perpustakaan mempunyai tugas pokok dan sekaligus berfungsi sebagai wadah perawatan dan pelestarian warisan budaya bangsa kepada masyarakat.

Melestarikan bahan pustaka pada prinsipnya berarti melestarikan kekayaan informasi suatu bangsa untuk kepentingan jangka panjang. Sesuai dengan fungsi perpustakaan sebagai tempat penyimpanan informasi dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia suatu bangsa yang direkam baik dalam bentuk tercetak maupun terekam yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan. Salah satu koleksi yang disimpan di perpustakaan umum adalah naskah kuno.

Naskah kuno merupakan warisan budaya dan salah satu koleksi langka yang dimiliki oleh perpustakaan. Naskah kuno adalah hasil tulisan yang berisi

(2)

2 informasi mengenai budaya bangsa yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan. Naskah kuno biasanya berisi informasi mengenai tingkah laku, kebiasaan dan budaya masyarakat suatu daerah. Salah satu daerah yang menyimpan koleksi naskah kuno adalah daerah Sumatera Barat atau dapat disebut sebagai wilayah Minangkabau. Minangkabau selain dikenal dengan tradisi lisannya, juga memiliki tradisi penulisan naskah sehingga wilayah Minangkabau telah banyak meninggalkan artefak budaya berupa naskah kuno (manuscript).

Naskah-naskah kuno biasanya berasal dari sumbangan dan pembelian dari pewaris atau pemilik naskah. Pada umumnya naskah kuno banyak tersimpan dikalangan masyarakat sebagai milik pribadi. Naskah kuno tersebut tidak dirawat dengan baik. Pemiliknya sendiri hanya mengandalkan pengetahuan tradisional untuk merawatnya. Akibat kurangnya pengetahuan pemilik naskah dan kesadaran akan pentingnya informasi yang ada pada naskah tersebut, sehingga naskah yang ada pada pemiliknya sering diabaikan. Hal ini terlihat dari kebanyakan naskah yang ada saling bertumpuk dengan benda lain dan disimpan di dalam karung, sehingga kertasnya menjadi lapuk, robek dan akhirnya informasi yang terkandung didalamnya juga hilang.

Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu bentuk badan yang bertugas melestarikan naskah kuno. Badan ini memiliki bidang pelestarian bahan pustaka. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh bidang ini adalah digitalisasi naskah. Kegiatan digitalisasi naskah merupakan bentuk kegiatan

(3)

3 upaya penyelamatan informasi dan bukti fisik suatu naskah. Sebelum dilakukan kegiatan digitalisasi, dilakukan observasi terlebih dahulu untuk memperoleh keberadaan naskah kuno. Disamping itu, pada tahap ini juga akan dilakukan diskusi dengan pemilik naskah yang saat ini menjadi pemilik dan pewaris naskah. Dalam diskusi yang diadakan ditanyakan tentang kemungkinan naskah-naskah tersebut dirawat di gedung Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. Pada saat tim Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dari melakukan pengumpulan naskah kuno dari pemiliknya langsung, jika tim tidak diperbolehkan mengambil naskah kuno yang asli, mereka minta hanya mengambil salinan informasi dari naskah yang dimiliki pemilik asli dengan cara difoto dengan menggunakan kamera digital. Hal ini disebabkan karena pemilik naskah kuno takut jika naskah kuno yang asli diberikan atau diambil, selain warisan dari leluhurnya tidak dapat diwarisi lagi oleh keturunan mereka, pemilik naskah juga takut naskah tersebut disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Kegiatan digitalisasi ini juga bertujuan untuk mengurangi intensitas penggunaan naskah asli secara langsung. Kegiatan digitalisasi naskah mulai dilakukan pada tahun 2008 dan dilakukan dengan bekerja sama dengan tim FIB Universitas Andalas (Unand). Sumber daya manusia (SDM) yang melalukan digitalisasi naskah berjumlah 6 orang staf dari Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera barat dan 2 orang staf dari tim FIB Unand. Kegiatan digitalisasi naskah mulai dilakukan pada tahun 2008. Saat ini bidang pelestarian bahan pustaka menyimpan 143 naskah yang terdiri dari 363 eksemplar yang telah didigitalisasi. Dari

(4)

4 143 naskah yang telah didigitalisasi ini, 28 naskah yang asli ada pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat, naskah yang selebihnya hanya terdapat dalam bentuk digital tanpa ada bentuk naskah aslinya. Pada observasi awal juga terlihat bahwa 28 naskah asli tercetak yang ada pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat masih belum disimpan dengan baik. Naskah tersebut hanya disusun dan diletakkan pada sebuah lemari penyimpanan naskah, tanpa adanya perlakuan khusus. Tempat penyimpanan naskah tidak dilengkapi dengan pengaturan suhu dan kelembaban udara. Perlu dilakukan perlakuan khusus pada naskah karena kondisi kertas dari naskah asli yang sudah cukup tua dan mudah rusak jika hanya disimpan pada tempat penyimpanan biasa.

Adapun jenis naskah yang tersimpan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat secara garis besar yaitu al-qur’an, tafsir, fikih, sastra, tasauf, kumpulan doa, pegadaian, pengobatan tradisional, tarekat naqsabandiyah, tambo, israk mikraj Nabi Muhammad, catatan khutbah, azimat, syair dan bahkan ada yang tidak mempunyai judul . Koleksi naskah-naskah kuno di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat berisi informasi tentang kehidupan masyarakat Minangkabau. Naskah kuno yang disimpan menggunakan bahasa Melayu, bahasa Minangkabau maupun bahasa Arab serta menggunakan aksara Arab Melayu (Jawi), Arab maupun Latin.

Pada Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat bagian pelestarian bahan pustaka dibagi ke dalam dua bidang kerja yaitu preservasi dan konservasi bahan pustaka. Preservasi adalah kegiatan yang mencakup pemeliharaan

(5)

5 fisik dokumen dan informasi yang terkandung didalamnya. Konservasi dalam hal ini adalah suatu pekerjaan yang dilakukan pustakawan dalam mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat rusak. Dalam hal ini preservasi dan konservasi dilakukan kepada naskah-naskah kuno yang telah dikumpulkan terlebih dahulu ketika dilakukan observasi langsung ke lapangan oleh tim Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat. Bentuk kegiatan preservasi dan konservasi naskah kuno dilakukan dengan cara alih media ke dalam bentuk digital. Alih media dalam bentuk digital lebih dikenal dengan nama transformasi digital, yang merupakan kegiatan pelestarian untuk menyelamatkan kandungan informasi naskah dengan cara mengalihmediakan naskah asli ke bentuk media baru. Hal ini dilakukan agar informasi dari naskah asli yang ada pada pemiliknya maupun yang telah diperoleh oleh Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat dapat dimanfaatkan atau didayagunakan oleh masyarakat luas sebagai sumber pengetahuan tentang kebudayaan Minangkabau. Selain itu, transformasi digital juga memberikan dampak yang baik dalam upaya penyelamatan bentuk fisik asli dari suatu naskah kuno serta penyebaran kandungan informasi kebudayaan Minangkabau. Berdasarkan penjelasan akan pentingnya penyelamatan terhadap naskah-naskah kuno Minangkabau, maka perlunya dilakukan penelitian tentang “Transformasi Digital sebagai Proses Pelestarian Naskah Kuno Minangkabau di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat”.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana proses alur kerja pelestarian naskah kuno dengan melakukan transfomasi digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses alur kerja pelestarian naskah kuno dengan melakukan transformasi digital di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi lembaga perpustakaan, dapat mendeskripsikan transformasi digital yang dilaksanakan di Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat sebagai suatu kegiatan yang perlu diperhatikan untuk pengambilan kebijakan guna mendukung proses kegiatan pelestarian naskah kuno.

2. Bagi peneliti lanjutan, sebagai referensi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan transformasi digital naskah kuno sebagai upaya pelestarian naskah di perpustakaan.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses alur kerja pelestarian naskah kuno dengan melakukan transformasi digital.

(7)

7 1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pelestarian naskah dan proses alur kerja transformasi digital naskah kuno yang terdiri dari pemotretan, penyuntingan (editing), pengemasan (packaging), pembuatan file naming serta penamaan berkas yang selanjutnya akan disimpan dan menjadi back up pada bidang Deposit, Pengamatan dan Pelestarian Bahan Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Seksi Teknologi, Subdit Pascapanen Pot dan Lansekap Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura.. Kepala Seksi Pengolahan Hasil Buah dan Florikultura,

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 174/P/2012 tentang Anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, Badan Akreditasi Nasional

Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Seksi Teknologi , Subdit Budidaya Tanaman Daun dan Bunga Potong, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura sejak tanggal 23

Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah TA 2012 akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi

Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiridan aorta.Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainanbawaan atau dapat sebagai akibat dari

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hubungan peran kepemimpinan kepala ruang dengan kepuasan kerja perawat di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah

lean jOrripoi i»i* itenoge fcelmXfcttn b*Xl£»-b«Xlau »enda- pet dtirl faliaa tang ttnfca £m»... Jix^Jauaa tentanfc knrbo a&oojfoen

[r]