Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Petrus Gunarto
NIM : 031114030
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Petrus Gunarto
NIM: 031114030
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Maret 2008
Penulis
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta :
Nama : PETRUS GUNARTO
Nomor Mahasiswa : 031114030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang
berjudul: “DESKRIPSI ASERTIVITAS ANTAR ANGGOTA CELL GROUP
DI JOY FELLOWSHIP TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN
ASERTIVITAS” berserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberi hak kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal : 18 Maret 2008
Yang menyatakan,
v
mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yerem ia 29:11)
Tida kla h cukup me miliki pikira n ya ng ba gus ; ya ng te rpe nting a da la h me ngguna ka nnya s e ca ra ba ik. (Rene Descartes)
Hati yang mencinta adalah kebijaksanaan yang paling benar.(Charles Dickens)
Saat aku m encari Allah dan m em biarkan diriku dit em ukan Allah, m aka aku m enem ukan segala -galanya. Nam un, saat aku mengejar galanya yang kudapat kan adalah kehilangan segala-galanya...;m eskipun Allah t et ap set ia m encariku.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kepersembahkan untuk:
• Christ Jesus my God, true friend
and saviour
• Bapak, Ibu dan keluarga tercinta
yang selalu mendoakanku
• JOY Fellowship, para donatur
vi
PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS
Petrus Gunarto Universitas Sanata Dharma
2008
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mengungkap asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008, dan (2) menentukan topik-topik program pelatihan asertivitas yang sesuai bagi anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa- mahasiswi kristiani yang berasal dari berbagai universitas dan LPTK di Yogyakarta, yang menjadi anggota cell group atau campus outreach di JOY Fellowship tahun 2007/2008. Populasi penelitian ini adalah 235 orang dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah 74 orang (31,5% dari populasi) yang berasal dari cell group dan campus outreach di
JOY Fellowship. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling (sampling acak sederhana), karena teknik ini mampu memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel penelitian.
Instrumen penelitian ini berupa skala asertivitas yang terdiri dari 84 item pernyataan yang bersifat favourable dan unfavorable yang dikembangkan peneliti berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert yang dimodifikasi, dengan empat alternatif jawaban yang disusun dengan sistem summated rating scale. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan kategorisasi berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang disusun berdasarkan Azwar (1999:108). Kategorisasi ini terdiri dari lima jenjang yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.
vii
PROGRAM TOPICS
Petrus Gunarto Sanata Dharma University
2008
This research was a descriptive research, aiming to (1) understand the assertiveness level among the cell group members in JOY Fellowship in 2007/2008 and (2) to develop a proposal on the appropriate assertion training programs for the cell group members of JOY Fellowship in 2007/2008.
The subjects of this research were Christian students from some universities and institutes in Yogyakarta who became the cell group members or campus outreach members of JOY Fellowship in 2007/2008. The population of this research was 235 students and the subjects of this research were 74 students (31.5% of the population). The sampling procedure was taken based upon the simple random sampling technique. This procedure gave the same opportunity for the population members’ to be chosen as a sample of this research.
This research instrument was an assertiveness scale, consisting of 84 items of some favorable statements and unfavorable statements. The researcher made the assertiveness scale based on the modified technique of Likert scale. This assertiveness scale had four answer options that were built based on summated rating scale system. The data analysis technique of this research was the categorized norm levels from continuous level on normal distribution based on Azwar (1999: 108). The categorized levels were “very low”, “low”, “average”, “high” and “very high”.
viii
dan penyelenggaraanNya dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dimampukan
untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sungguh pengalaman yang luar biasa
saat penulis memulai dan mengakhiri penelitian ini bersama Tuhan yang penuh
dengan kesetiaan dan rahmat yang tak terhingga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini pun tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan skripsi ini.
2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian dan
menjadi Dosen Pembimbing II yang selama ini memberikan bimbingan,
perhatian, dan dukungan kepada penulis.
3. Dr. A.Supratiknya, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
dukungan dan kesabaran dalam membimbing penulis sehingga penulis
mampu menyelesaikan skripsi ini.
4. A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan koreksi dan masukan yang sangat
ix
6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma, yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan juga ilmu yang
berguna bagi penulis selama ini dan untuk dukungan dalam menyelesaikan
studi di Universitas Sanata Dharma.
7. Segenap Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
pengurusan segala keperluan administrasi penulis. Special thanks untuk Pak
Devi, Mas Moko, Mas Anto, Mas Agus, Mbak Agnes, serta karyawan
workstation dan perpustakaan.
8. Romo Martin Suhartono S.J. (Dom Ambrose-Mary) for your father heart,
kasih, teladan hidup dan segala bantuan yang telah mendewasakan dan
membentuk penulis, dan atas kesempatan untuk membuka peluang bagi
penulis untuk dapat berkuliah di Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma.
9. Mr. Joshua Kyung, Mr. Kim Wan Il (Junime Gyowe), Romo Dominikus
Pareta, OMI, Romo Yulianto, OMI, dan semua pendukung yang selama ini
menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan setia memperjuangkan perkuliahan
penulis.
10. Bapak dan Ibu Mugiraharjo, Santo, Gati dan seluruh keluarga (Bulik Lis,
Magda, Sutri, Om Suradi, Retno, Rama, Utami, Pur, dll) yang selama ini
x
kuliah, Debe Rianawati, You2, Astyid dan Vonce di Campus Ministry
Department yang banyak membantu dalam penelitian ini, Godlif, Sigit,
Endunk, Ibo, Ciaaa, Dinulz, Yeri, Anton ”Cablay” dan Dwie untuk semua
dukungannya.
13. Teman-teman di CO Mrican periode lama dan baru: Priski, Megs, Sepri,
Dianing, Susi, Lilian, Azwar, Yana, Yani, Nchutz, Novi, Enji, Fr.Vincent
SJ, Phalent, dll yang belum tersebutkan.
14. Keluarga Mas Cecep Budi Utomo, Mbak Surmi, Alisha dan Amarisa yang
telah menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, serta adik-adik di PA
Harapan.
15. The shoulders to cry on: Rm. Juliwan Maslim SCJ, Sr. Jovita OP ”Mbakyu”
tersayang, Sr.”Paula” Mary Kris SSPS.
16. My beloved brothers: Seiji Koshiyama, Kim Ki Bum, Nico Lay, Tony
Sihombing, Martin Kopong, Jack Buran. We are brothers wherever we are
and especially through our prayer.
17. Kakak-kakak tercintaku: Mas Soerya dan Temi, Kak Minto, Mas Budi Mian
dan Chei Rim, untuk doa dan persudaraan selama ini.
18. My adventure team, alumni LOYOLA Semarang dan Binus Jakarta: Ance,
Arie King-King, Mariana, Agung dan Silvy, terimakasih untuk
xi
20. Teman dan sahabat di BK, Erna, Lietha, Toe2s, Bertha, Putche, Idul, Kumis,
Marcel, Pikal (untuk printernya), team G&C Ministry (Sr. Yus, Simbah,
Priska, Ardi, Acha, dll), para veteran BK (Inno, Donal, Sisil, Bebe, Sr. Vero,
K’Susi, Boim, dll), dan teman-teman PPL SMP-SMA (Sr.Cipirily CB,
Inthoex, Siska, Upeu, Dewi) untuk kerjasama selama ini.
21. Para JOYers, secara khusus para leader dan responden yang telah membantu
assesment penelitian ini, serta alumni (Dencrut, C’Vina, C’Mega, Ching2,
Antondutz, Fung Tjiauw, Ko’Sud, Ko’Sur, Daniel, Artha, Ikuk) yang telah
mewarnai perjalanan hidup penulis.
22. Teman-temanku yang pernah kost bareng, Ricky, Danutz, Mas Agus, Bayers
dan ibu-ibu kost yang baik semua.
23. The unforgetable girl Azrie, my sparkling ”little girlfriend” Ika LW...it
xii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vi
ABSTRACT vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 9
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 9
E. Batasan Istilah 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 12
A. JOY Fellowship 12
1. Latar belakang didirikannya JOY Fellowship 12
xiii
6. Kegiatan-kegiatan di JOY Fellowship 20
7. Struktur organisasi JOY Fellowship 22
B. Cell Group 26
1. Arti dan keberadaan Cell Group di JOY Fellowship 26
2. Misi dan visi Cell Group 27
3. Nilai-nilai Cell Group 29
4. Struktur Cell Group 29
5. Kegiatan-kegiatan Cell Group 30
6. Tinjauan multidisipliner Cell Group di JOY Fellowship 32
C. Perilaku asertif 38
1. Pengertian perilaku asertif dan asertivitas 38
2. Tujuan perilaku asertif 42
3. Aspek-aspek asertivitas 42
4. Mengembangkan perilaku asertif 47
5. Faktor-faktor yang menghambat perilaku asertif 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55
A. Jenis Penelitian 55
B. Variabel penelitian 55
C. Definisi operasional variabel 56
xiv
3. Penentuan skor (scoring) 59
4. Kisi-kisi skala 60
5. Uji coba alat ukur/skala 61
F. Pertanggungjawaban mutu alat ukur 62
1. Validitas alat ukur 62
2. Uji daya diskriminasi/daya beda 63
3.Reliabilitas alat ukur 66
G. Teknik Analisis Data 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74
A. Deskripsi data secara umum 74
1. Uji normalitas data 75
2. Deskripsi data 76
B. Hasil penelitian dan pembahasannya 77
1. Tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship 77
2. Implikasi penelitian bagi penyusunan usulan topik program
pelatihan asertivitas 84
BAB V USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN
xv
B. Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
xvi
Tabel 1 Kisi-kisi skala asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship
tahun 2007/2008 sebelum uji coba 60
Tabel 2 Distribusi item skala asertivitas antar anggota cell group di JOY
Fellowship tahun 2007/2008 setelah uji coba 65
Tabel 3 Distribusi skala asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship
tahun 2007/2008 67
Tabel 4 Norma kategorisasi tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY
Fellowship tahun 2007/2008 70
Tabel 5 Norma kategorisasi skor item skala asertivitas antar anggota cell
group di JOY Fellowship tahun 2007/2008 72
Tabel 6 Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov 76
Tabel 7 Deskripsi data secara umum 77
Tabel 8 Tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship 78
Tabel 9 Kategorisasi skor item- item skala berdasarkan norma 84
Tabel 10 Item- item pernyataan yang tergolong kategori sedang 85
Tabel 11 Usulan topik-topik pelatihan asertivitas bagi anggota cell group di
xvii
Lampiran 1 Skala Penelitian 110
Lampiran 2 Kunci Skala Penelitian 116
Lampiran 3 Tabulasi Skor Penelitian 117
Lampiran 4 Pengolahan Data Penelitian 126
Lampiran 5 Kategorisasi Asertivitas Subjek Penelitian 128
Lampiran 6 Skala Uji Coba 129
Lampiran 7 Tabulasi Data Uji Coba 138
Lampiran 8 Hasil Uji Daya Diskriminasi Item Total 141
Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian 145
Lampiran 10 Peta Cell Group 147
Lampiran 11 Daftar Responden/Subjek Penelitian 149
1 A. Latar belakang masalah
Sebuah perilaku muncul sebagai tanggapan perasaan, pikiran dan
kehendak seorang pribadi terhadap berbagai stimulus yang ia alami, baik dari
pribadi lain maupun alam sekitar. Perilaku manusia ini muncul dalam bentuk
perilaku verbal maupun non verbal dan perilaku ini bersifat dinamis. Dinamika
perilaku manusia ini karena dalam hidupnya manusia selalu mengalami
perkembangan dan manusia selalu berinteraksi/berkomunikasi satu sama lain
dengan pola yang selalu berubah-ubah.
Dalam berkomunikasi, seseorang mengungkapkan pikiran, perasaan
dan kehendaknya kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengertinya.
Kesulitan pertama yang dialami seorang individu dalam berkomunikasi adalah
kesulitan mengungkapkan diri secara efektif. Kemampuan untuk
menerjemahkan perasaan, pikiran dan kehendak ke dalam bentuk bahasa atau
perilaku tertentu sehingga orang lain dapat mengerti diri kita dan juga
sekaligus semakin meningkatkan pengenalan akan diri kita sendiri merupakan
pertanda adanya kemampuan untuk mengungkapkan diri kita secara efektif.
Sedangkan kesulitan untuk mengungkapkan diri secara efektif ditandai dengan
ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan kehendak dalam
bentuk bahasa atau perilaku tertentu secara langsung, jujur, dan tepat pada
Komunikasi antar pribadi juga tidak jarang menghadirkan konflik
diantara individu yang berkomunikasi. Konflik itu muncul karena adanya
perbedaan cara berpikir, cara berperasaan, berkehendak, dan nilai- nilai yang
dianut oleh tiap individu. Sekalipun konflik berkonotasi negatif, konflik
menjadi hal yang tidak dapat disangkal dan penting bagi perkembangan
seorang manusia. Adams dan Lenz (1995: 120) menggolongkan konflik
menjadi dua macam yaitu konflik yang meledak karena adanya pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan yang terganggu dan adanya perbedaan nilai dalam diri
orang. Pemenuhan kebutuhan yang terganggu adalah adanya suatu kebutuhan
dari individu yang menuntut untuk segera dipenuhi, akan tetapi mendapatkan
halangan dari kebutuhan pribadi lain yang bernilai sama ataupun bertentangan.
Konflik karena adanya perbedaan nilai dalam diri seseorang adalah konflik
yang timbul karena adanya perbedaan nilai- nilai yang menjadi acuan perilaku
dari masing- masing individu yang berinteraksi, sehingga menimbulkan
pertentangan diantara individu tersebut.
Individu dalam menyikapi konflik pemenuhan kebutuhan yang
terganggu dan konflik nilai dalam suatu komunikasi juga berbeda-beda. Ada
orang-orang yang bersikap diam saja, tidak membela keinginannya atau
haknya. Mereka beralasan bahwa mereka tidak ingin melukai orang lain
dengan membiarkan pikiran, perasaan dan keinginan mereka dipendam
dalam-dalam. Orang-orang ini bersikap mengalah demi kepentingan orang lain. Ada
juga orang yang tidak ragu-ragu untuk membela diri mereka, hak mereka dan
melukai perasaan orang lain. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ada cara
berperilaku yang lebih menguntungkan masing- masing pihak? Perilaku yang
lebih menguntungkan kedua belah pihak tersebut adalah perilaku asertif.
Alberti dan Emmons (2002: 41-42) mendefinisikan perilaku asertif sebagai
perilaku yang mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia yang
memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk
membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk
mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan
hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak-hak-hak orang lain.
JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang secara
khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa kristiani
tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja atau aliran
tertentu. JOY Fellowship berkedudukan di Jl.Candrakirana no.14 Sagan,
Yogyakarta. Sebagai sebuah persekutuan mahasiswa, maka kegiatan
kerohanian bagi mahasiswa merupakan inti dari pelayanan JOY Fellowship.
Cell group yang berada di bawah naungan Campus Ministry Department
merupakan inti dan penopang utama kegiatan kerohanian di JOY Fellowship.
Jadi, selama cell group di JOY Fellowship masih berlangsung maka
keberadaan JOY Fellowship sebagai persekutuan mahasiswa tetap ada.
Cell group mempunyai definisi yang sama dengan small group,
kelompok sel atau kelompok tumbuh bersama. Istilah cell group atau small
group dikenal luas dalam dunia kekristenan. Cell group didefinisikan sebagai
membangun relasi melalui dukungan, saling percaya, bimbingan dan doa
sehingga semua anggota mengalami perubahan/transformasi hidup dalam
Kristus (Applegate, 2005). Cell group merupakan embrio dari sebuah Gereja
atau persekutuan orang beriman (Kisah Para Rasul 2:41-47).
Cell group sebagai inti pelayanan di JOY Fellowship memegang
peranan penting dalam dinamika pertumbuhan rohani anggota dan dalam
menumbuhkan semangat misioner bagi setiap anggota. Di dalam sebuah cell
group, setiap anggota memiliki kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi
yang memiliki kedewasaan rohani. Cell group juga mampu menjadi jawaban
atas kebutuhan spiritualitas kaum muda masa sekarang yang menekankan
aspek “relasional” yaitu hubungan pribadi dengan Kristus dan hubungan
dengan sesama demi pertumbuhan hidup rohaninya, sedangkan generasi
sebelumnya lebih menekankan agama yang dilembagakan (Conger dalam
Shelton, (1991: 15)). Status JOY Fellowship sebagai sebuah parachurch yaitu
organisasi/lembaga pelayanan kristiani yang memiliki visi misi tersendiri
dalam pelayanan kategorialnya, akan tetapi tidak termasuk atau digolongkan
sebagai gereja (any non-church based Christian entity or ministry), juga
mampu menciptakan atmosfir yang aman dan dapat dengan mudah diterima
kaum muda karena bukan tergolong gereja yang institusional. Pentingnya
aspek relasional dalam spiritualitas kaum muda dan ditunjang tugas
perkembangan yaitu menjalin relasi dengan teman-teman sebaya menjadi
faktor yang turut menjadikan cell group sebagai media yang penting bagi
Dalam sebuah cell group, setiap anggota berproses dalam
pertumbuhan iman dan kepribadiannya melalui sebuah kelompok kecil yang
kondusif dan supportif. Setiap anggota cell group memperoleh kesempatan
untuk semakin mengenal diri dan lingkungannya secara efektif, sehingga
mampu mengadakan penyesuaian diri demi pertumbuhan kepribadiannya
secara utuh. Kesamaan tujuan (visi dan misi), kebutuhan, dan nilai- nilai dalam
cell group menjadikan jalannya proses komunikasi antar pribadi sebagai aspek
relasional dalam cell group dan sebagai sarana sharing iman menjadi lebih
mudah. Mengingat kedudukan dan fungsi cell group yang sangat penting, maka
pengembangan dan penyempurnaan di dalam pelayanan cell group sangatlah
diperlukan.
Kata asertif ataupun istilah asertivitas merupakan hal yang secara
definitif belum banyak diketahui dan dikenal oleh anggota JOY Fellowship.
Akan tetapi berdasarkan interaksi yang terjadi di antara anggota JOY
Fellowship, penulis melihat bahwa secara anonim mereka sudah melaksanakan
atau mempraktikkan perilaku asertif tersebut, terlebih di dalam komunitas cell
group.
Penulis berpendapat bahwa asertivitas merupakan hal yang penting
dalam sebuah cell group karena asertivitas sesuai dengan nilai- nilai JOY
(Values of JOY) yaitu authenticity/keotentikan dan sesuai dengan nilai- nilai
cell group yaitu hidup yang dijiwai oleh Kitab Suci/Alkitab. Authenticity atau
keotentikan adalah tindakan jujur untuk menjadi diri sendiri. Dalam
serta konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Asertivitas juga merupakan hal
yang sesuai atau dijiwai oleh ajaran Alkitab. Virkler (1999) menyatakan bahwa
kemarahan (agresivitas), tidak memaafkan (agresif pasif) dan membiarkan
sebuah kesalahan terus terjadi (pasif/non asertif) justru merupakan hal yang
bertentangan dengan ajaran Alkitab. Sedangkan perilaku asertif secara
sederhana disebut dalam Alkitab sebagai perilaku yang berpegang kepada
kebenaran dalam kasih (Efesus 4:15).
Asertivitas juga merupakan faktor kunci bagi terciptanya komunikasi
antar pribadi yang mendalam dan saling memperkembangkan di dalam sebuah
cell group. Mengingat topologi anggota cell group di JOY Fellowship yang
merupakan mahasiswa dengan perbedaan latar belakang budaya, gereja,
kebiasaan dan kepribadian, maka potensi terciptanya konflik antar pribadi di
dalam cell group juga besar. Munculnya konflik-konflik yang bersumber pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang terganggu dan perbedaan nilai dalam
diri setiap anggota, memerlukan penyelesaian secara asertif dengan prinsip
sama-sama menang, agar bonding (keakraban/kesatuan hati) dan caring (saling
peduli) tetap terjaga dalam sebuah cell group. Asertivitas dalam komunikasi
dan dalam penyelesaian konflik antar pribadi menjadi hal yang penting dan
berpengaruh terhadap kedalaman relasi antar anggota cell group. Melalui
hubungan antar pribadi yang semakin mendalam dan saling percaya, maka
tujuan dari cell group dapat lebih mudah tercapai.
Dalam pelaksanaan kegiatan cell group, penulis dapat melihat adanya
kerelaan untuk saling menolong dan mendoakan demi kebaikan masing- masing
anggota, serta hal- hal lain yang menjadi bentuk perwujudan dari semangat
dasar cell group. Nampak pula adanya implementasi dari nilai- nilai yang
menjadi semangat dasar JOY Fellowship seperti keotentikan yang tercermin
dalam tindakan untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur, serta
keberanian untuk mengungkapkan keinginan/kehendak pribadi. Hal- hal
tersebut merupakan hal- hal yang mendukung asertivitas.
Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis, terdapat pula hal- hal
yang menjadi kendala atau masalah bagi terciptanya asertivitas yang tinggi
dalam sebuah cell group. Hal-hal tersebut dapat bersifat sistemik (berada
dalam sistem/operasional JOY Fellowship dan cell group) dan kepribadian
masing- masing anggota. Adapun kendala atau masalah yang dapat penulis
temukan berdasarkan observasi langsung di dalam cell group yaitu: kurangnya
penghayatan dan internalisasi nilai-nilai JOY terutama sacrifice (pengorbanan)
sehingga dapat menyebabkan anggota saling melayani tidak dengan kerelaan
hati atau sebenarnya salah satu pihak merasa dirugikan/menderita (lose-win);
kurangnya kemampuan untuk menerima dan memberikan kritik secara asertif;
kesulitan dalam membuka diri (self disclosure) kepada anggota lain;
kecenderungan anggota yang tidak lugas mengakui perasaan, pikiran dan
kehendaknya; anggota kurang mampu menyatakan kebutuhan dan harapannya;
kurangnya kemampuan untuk merefleksikan kembali isi pesan dan perasaan
yang terlibat, sehingga mengakibatkan usaha untuk mendapatkan informasi
adanya perilaku-perilaku yang muncul dalam kerangka pengungkapan diri
yang tergolong perilaku agresif seperti memaksakan pendapat dan penggunaan
“pesan kamu”; budaya encouragement atau dukungan yang kadang lebih
bersifat hiperbolik sehingga kurang mencerminkan adanya kejujuran dan
penilaian yang objektif terhadap perilaku orang lain dan pengambilan
keputusan/kebijakan yang sentralistik.
Sejak berdirinya sampai menjadi lembaga pelayanan mahasiswa
kristiani atau persekutuan mahasiswa kristiani yang tergolong besar di
Yogyakarta, JOY Fellowship pernah dan sedang menjadi tempat penelitian
ilmiah mahasiswa. Sejak tahun 2002 sampai sekarang, sudah empat karya
ilmiah tentang JOY Fellowship dihasilkan. Adapun penelitian yang pernah
dihasilkan adalah berdasarkan disiplin ilmu komunikasi, teologi dan teknik
informatika. Jadi, penilitan dalam kerangka ilmu pendidikan dan secara khusus
Bimbingan dan Konseling belum pernah dilakukan. Maka penelitian berjudul
“Deskripsi Asertivitas Antar Cell Group di JOY Fellowship tahun 2007/2008
dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik- Topik Program Pelatihan
Asertivitas” merupakan penelitian yang tergolong baru di JOY Fellowship.
Mengingat fungsi dan kedudukan cell group yang sangat penting di
JOY Fellowship dan melihat besarnya peran asertivitas bagi komunikasi antar
pribadi yang semakin mendalam demi tercapainya tujuan cell group, seperti
telah diuraikan sebelumnya, serta melihat kenyataan yang terjadi di lapangan,
maka asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship menjadi topik
mendalam bagi JOY Fellowship, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
membuat Program Pelatihan Asertivitas di JOY Fellowship.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship
tahun 2007/2008?
2. Topik-topik program pelatihan asertivitas apa saja yang sesuai bagi
anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008?
C. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengungkap asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun
2007/2008.
2. Menentukan topik-topik program pelatihan asertivitas yang sesuai bagi
anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis
Secara teoritis, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
mengenai asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun
2007/2008, sehingga dapat dipakai sebagai dasar penyusunan usulan
topik-topik program pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Human Resources and
2. Manfaat praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi:
a. Campus Ministry Department
Penelitian ini mendeskripsikan kondisi faktual asertivitas antar anggota
cell group sehingga dapat memberikan gambaran kondisi anggota
kepada para coach, guna menjadi masukan bagi pengembangan dan
pembuatan strategic planning dalam pelayanan Campus Ministry
Department.
b. Cell group leader/Pemimpin cell group
Bagi cell group leader, penelitian ini akan menjadi gambaran tentang
kondisi anggota secara umum terlebih dalam hal asertivitas, sehingga
berguna dalam usaha mendampingi dan melayani anggota cell group
seturut kebutuhan atau masalah yang mereka alami.
c. Human Resources and Development Department (HRD)
Implikasi penelitian berupa usulan topik-topik program pelatihan
asertivitas dapat dipergunakan oleh bagian HRD guna menyusun
program kelas pelatihan baru di JOY Fellowship.
d. Subjek Penelitian/Anggota Cell Group
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh subjek penelitian untuk
lebih mendapatkan gambaran tentang asertivitas dirinya, mampu
menyadari arti pentingnya asertivitas dalam komunikasi di cell group,
dan mengusahakan peningkatan pada aspek dan komponen asertivitas
e. Peneliti
Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan
dalam melakukan penelitian dan mengembangkan sikap-sikap ilmiah
sebagai mahasiswa
F. Batasan Istilah
1. Asertivitas
Asertivitas adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan,
pendapat, keyakinan dan kebutuhan secara langsung, terbuka dan jujur tanpa
melanggar hak-hak pribadi orang lain. (Llyod 1991: 5; Alberti dan Emmons,
2002: 41-42)
2. Cell group
Cell group adalah kelompok yang terdiri dari 2-12 orang yang
berkumpul bersama untuk membangun relasi melalui dukungan, saling
percaya, bimbingan dan doa sehingga semua anggota mengalami
perubahan/transformasi hidup dalam Kristus (Applegate, 2005).
3. JOY Fellowship
JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang
secara khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa
kristiani tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja atau
aliran tertentu yang berkedudukan di Jl.Candrakirana no.14 Sagan,
12
A. JOY Fellowship
1. Latar belakang didirikannya JOY Fellowship
Yogyakarta sebagai kota pelajar memiliki keunikan tersendiri, yaitu
banyaknya pelajar dan mahasiswa dari beraneka ragam suku dan budaya, dari
dalam maupun luar negeri. Yogyakarta juga merupakan kota yang dinamis
dalam perkembangannya. Hal ini ditandai dengan terus berkembangnya dan
semakin baiknya fasilitas- fasilitas umum seperti pusat-pusat perbelanjaan/mal,
pendidikan, kesehatan, pusat-pusat hiburan, dan lain- lain. Banyaknya pelajar
dan mahasiswa dari berbagai daerah di Yogyakarta menjadikan mereka sebagai
segmen pasar yang besar bagi berbagai produk kemajuan jaman sampai gaya
hidup.
Status sebagai anak kost dengan segala kebebasannya juga dapat
membawa peluang munculnya perilaku yang menyimpang dari tatanan moral
dan etika dalam masyarakat seperti pecandu narkoba, seks bebas, clubbing, dan
lain- lain. Maraknya sarana-sarana hiburan seperti kafe, mall, karaoke, internet,
diskotik, pusat-pusat perawatan plus (salon, panti pijat), dan sebagainya juga
semakin dapat membawa dampak yang buruk. Tawaran-tawaran hidup seperti
itu dapat mengaburkan orientasi hidup mereka sebagai seorang
pelajar/mahasiswa. Hal ini tak lepas pula terjadi pada mahasiswa kristiani yang
Kenyataan-kenyataan seperti inilah yang membuat Chang Nam Son
yaitu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana dari Korea
Selatan mencoba memulai pelayanan pada mahasiswa. JOY Fellowship dirintis
oleh Chang Nam Son pada tahun 1992 atas dasar adanya keprihatinan terhadap
situasi kehidupan mahasiswa terutama mahasiswa kristiani yang mulai banyak
kehilangan orientasi hidup, baik dalam hal kuliah maupun dalam hidup
rohaninya (Gustian, 2005).
JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang secara
khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa. Sejak
awal berdirinya, JOY Fellowship lebih berfokus untuk melayani mahasiswa
kristiani tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja dan
aliran. Iman kepada Yesus Kristus adalah yang menjadi persamaan dan
perhatian utama dan bukan pada perbedaan yang ada.
2. Tahap-tahap perkembangan JOY Fellowship
Tahap-tahap perkembangan JOY Fellowship meliputi kelahiran dan
sejarah awal (1992-1995), masa pertumbuhan (1995-1997), masa transisi
(1997-2000), dan masa pasca transisi (2000-2007). Kelahiran JOY Fellowship
dimulai dengan dirintisnya English Club pada 25 September 1992, dengan
kegiatan untuk membahas Alkitab dengan metode yang menarik disertai
kehadiran para native speakers. English Club ini akhirnya dinamai JOY yang
berarti sukacita dan juga singkatan dari Jesus, Others and You.
Pada masa pertumbuhan (1995-1997), jumlah anggota JOY Fellowship
cell group juga sudah mulai dibentuk mengingat anggota sudah mulai
memerlukan komunitas bagi perkembangan kerohanian mereka. Pada masa ini
JOY Fellowship mulai bekerjasama dengan JOY Korea guna pengiriman
mahasiswa dari masing- masing negara dalam melakukan mission trip.
Masa transisi (1997-2000) ditandai dengan mulai diangkatnya fulltime
staff (pekerja penuh waktu), dengan catatan mahasiswa tetap menjadi
penggerak utama pelayanan. Pelayanan dalam bentuk ministry atau departemen
khusus juga mulai dibentuk. Pada Maret 2000, acara persekutuan (mass
meeting) setiap hari Jum’at yaitu Friday Meeting mulai diubah memakai
bahasa Indonesia dengan tujuan untuk lebih seekers oriented atau berorientasi
pada mahasiswa yang sedang mencari komunitas demi pertumbuhan imannya,
serta mengingat tidak semua mahasiswa fasih dalam penggunaan bahasa
Inggris.
Pada masa pasca transisi (2000-2007) terjadi perubahan besar pada
program-program dan keanggotaan JOY Fellowship. Program yang berubah
yaitu Tuesday Prayer Meeting (TPM) digantikan dengan program
pelatihan/training, Friday Meeting diubah menjadi J-Nite Party (JNP) dengan
format acara dan kegiatan yang lebih berjiwa muda dan tetap seekers sensitive.
Setiap hari Selasa pada minggu ke lima setelah kelas-kelas pelatihan usai,
diadakan Tuesday Meeting yaitu acara pengangkatan anggota-anggota baru
JOY Fellowship dan acara wisuda bagi anggota JOY Fellowship yang lulus dari
JOY Fellowship juga mulai mengembangkan cell group di
kampus-kampus tertentu. Program ini diberi na ma Campus Outreach. JOY Fellowship
juga mulai mengadakan acara-acara besar seperti Mahasiswa Indonesia Menuai
2005 (MIM 2005), bekerjasama dengan lembaga-lembaga pelayanan
mahasiswa lain seperti LPMI dan Perkantas serta gereja-gereja. Dari sisi
keanggotaan, jumlah anggota JOY Fellowship sudah mencapai angka lebih dari
180 mahasiswa dan kedatangan mahasiswa dalam acara JNP sudah mencapai
rata-rata 250 mahasiswa. Human Resource Department (HRD) juga sudah
mulai mengembangkan database anggota JOY Fellowship.
3. Filosofi JOY Fellowship
Filosofi JOY Fellowship terkandung dalam JOY spirit/semangat JOY:
Jesus First, Other Second and You Third. Hal ini berarti bahwa dalam
kehidupan sehari-hari, setiap anggota JOY Fellowship selalu menempatkan
Yesus pada prioritas yang pertama, orang lain pada tempat yang kedua dan diri
sendiri di tempat yang terakhir. Jika seseorang telah menerapkan hal ini,
barulah ia benar-benar merasakan “joy” atau “sukacita”. Jadi, joy bukan
happiness (gembira), karena happiness tergantung pada situasi dan joy tidak
bergantung pada situasi.
4. Misi dan Visi JOY Fellowship
a. Misi JOY Fellowship
Misi JOY Fellowship adalah “We are Ambassadors for Heaven to the
Earth” atau “Kami adalah utusan- utusan surga bagi dunia”. Hal ini merupakan
Injil ke seluruh dunia (Mat 28:19-20). Untuk menjadi pewarta Injil, anggota
JOY Fellowship harus menjadi dan selalu sadar akan dirinya sebagai warga
Kerajaan Allah. Tanpa menjadi anggota dan mengenal Kerajaan Allah, tidak
mungkin memberitakan hal-hal tentang kerajaan itu. Hal ini merupakan
persyaratannya.
“We are ambassadors”, berarti suatu keyakinan dan kesadaran bahwa
JOY Fellowship dipanggil Allah untuk menjadi duta/utusanNya bagi dunia.
Menjadi seorang duta Allah bagi dunia berarti JOYers (anggota JOY
Fellowship) harus mampu memperkenalkan identitasnya sebagai anak-anak
Allah sesuai dengan konteks hidupnya sebagai mahasiswa.
b. Visi JOY Fellowship
Visi JOY Fellowship ada tiga yaitu:
1) Committed Christian
Committed Christian berartimenjadi orang kristen yang berkomitmen.
Hal ini berarti setuju dan memiliki keyakinan akan tujuan hidup kekristenan,
bangga dengan kekristenannya dan mampu membuktikan apa yang dia setujui
dan yakini dalam penghayatan hidupnya. Hal ini juga berarti bahwa ia rela
menyerahkan seluruh kepemilikannya pada Allah (waktu, tenaga, talenta,
dsb) demi menjadi dutaNya bagi dunia dan merasa sukacita atas pilihannya
mengikuti Kristus serta menerimaNya sebagai penyelamat.
2) Contagious Christian
Contagious Christian berarti menjadi orang kristen yang menular.
orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya. Melalui sikap dan tindakannya, anggota JOY harus mampu
menunjukkan jati dirinya sebagai anak-anak Allah. Dengan demikian orang
lain yang ada di sekitarnya mempunyai kerinduan dan keinginan menjadi
anak Allah juga. Kehidupan yang menular ini dapat dipelajari dari kehidupan
jemaat perdana yang begitu membawa pengaruh bagi orang lain (Kis 3:
11-26).
3) Contemporary Christian
Contemporary Christian berarti menjadi orang kristen yang
kontemporer. Artinya kreatif menciptakan kesempatan untuk menjadi saksi
Kristus melalui pendekatan budaya anak muda. Hal ini tidak berarti
kompromi pasif dengan budaya anak muda, tetapi bagaimana menyampaikan
kebenaran Firman Allah sesuai dengan karakter anak muda jaman sekarang.
Misalnya melalui musik, drama, dance, multimedia, publishing, dan semua
ministry yang mendukung program-program JOY Fellowship.
5. Tiga Pilar Spirit JOY Fellowship
Sebagai sebuah persekutuan mahasiswa kristiani, JOY Fellowship
memiliki tiga pilar/kekuatan yang menunjang kehidupan rohani anggotanya
yaitu:
a. Doa
Setiap anggota diajak untuk mendalami kehidupan doanya dengan
melakukan quite time (saat teduh) setiap hari. Quiet time atau saat teduh
waktu tertentu setiap harinya untuk membaca Kitab Suci/Alkitab, berdoa
dan berefleksi. Kehidupan doa menjadi hal yang perlu dilakukan, mengingat
sejarah JOY Fellowship tidak terlepas dari kekuatan doa dalam
perjalanannya.
b. Kitab Suci
Kitab Suci menjadi inspirasi dan juga semangat bagi JOYers dalam
melakukan tugas dan mengambil keputusan dalam hidupnya. Setiap JOYers
diajak untuk merenungkan Kitab Suci, mensharingkannya pada orang lain
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Nilai-nilai JOY (Values of JOY)
JOY Fellowship mempunyai tujuh nilai yang ditanamkan pada setiap
anggota atau dihidupi oleh setiap anggota sebagai semangat bagi
masing-masing anggota dalam mengaktualisasikan dirinya yaitu:
1) Sacrifice
Sacrifice atau pengorbanan di sini dapat diartikan sebagai:
a)Pengorbanan waktu.
b)Menyerahkan seluruh pemikiran dalam membantu orang
yang didampingi atau dibimbing.
c)Menyerahkan keinginan kita sendiri untuk hidup seturut
dengan kehendak Allah secara konsisten, sebagai usaha
2) Purity
Purity/kemurnian didefinisikan sebagai kekudusan dalam
hidup. Setiap JOYers didorong untuk lebih mendalami kehidupan
doa, penyangkalan diri, hidup secara benar dan juga menghindari
perilaku berpacaran yang tidak sehat apalagi seks bebas.
3) Authenticity
Authenticity atau keotentikan didefinisikan sebagai tindakan
jujur untuk menjadi diri sendiri. Dalam keotentikan terdapat
pengungkapan emosi dan diri secara jujur dan terbuka, serta
konsisten dalam perkataan dan perbuatan.
4) Cooperation
Setiap anggota didorong untuk bisa memberikan kontribusi
dalam berbagai program JOY Fellowship dan bersedia
bekerjasama antar ministry/bagian pelayanan.
5) Excellency
Excellency/kesempurnaan di sini dimaksudkan sebagai
usaha untuk menghasilkan suatu hal dengan kualitas terbaik
dalam setiap aspek hidupnya. Setiap anggota didorong untuk
menampilkan kualitas yang terbaik bukan hanya dalam program
dan tugas-tugas pribadi saja, akan tetapi juga dalam kualitas hati.
6) Dilligent
Kepada setiap anggota JOY ditanamkan kesadaran akan
pribadi atau bersama. Setiap anggota dihimbau untuk tekun dalam
mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya secara pribadi dan juga
dalam pelayanan di JOY Fellowship.
7) Discipline
Disiplin berarti ketaatan dan komitmen dalam hal- hal
seperti penggunaan waktu, menepati janji, menjaga kerapian dan
kebersihan lingkungan JOY Fellowship, dll.
6. Kegiatan-kegiatan JOY Fellowship
JOY Fellowship memiliki berbagai macam aktivitas atau kegiatan yang
ditawarkan kepada mahasiswa yang bisa diikuti secara umum atau dengan
persyaratan tertentu. Acara-acara tersebut dibuat secara periodik yaitu harian,
mingguan, bulanan, per semester dan tahunan. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain:
a. General retreat
General retreat adalah retret tahunan yang bisa diikuti oleh
seluruh anggota JOY Fellowship dengan kuota tertentu. Retreat ini
biasanya diadakan pada awal tahun selama empat hari dengan
tema-tema khusus. Aktivitas dalam General Retreat antara lain capita selecta
(kelas pilihan), plenary (sesi utama), quiet time sharing & cabin
sharing, serta talent night (malam seni).
b. Leaders Camp
Leaders Camp adalah pertemuan bagi para leader/pemimpin
program-program JOY Fellowship. Pertemuan ini juga berfungsi sebagai sarana
orientasi dan pembekalan bagi leader barumaupun lama.
c. Tuesday Meeting
Pertemuan ini dilaksanakan sekali dalam lima minggu untuk
menyambut anggota JOY Fellowship yang baru, yang telah lulus kelas
pelatihan 101 serta pengumuman kelulusan di kelas-kelas lain.
Pelatihan 101 merupakan syarat untuk menjadi anggota JOY Fellowship
dengan konsekuensi tertentu. Tuesday Meeting juga digunakan sebagai
sarana untuk menyampaikan informasi kepada seluruh anggota.
d. Pelatihan
JOY Fellowship membuka kelas-kelas pelatihan setiap
minggunya dengan beberapa pilihan kelas. Program ini dilaksanakan
setiap hari Selasa selama satu bulan. Setiap kelas terbuka bagi seluruh
anggota JOY Fellowship dengan menyertakan persyaratan khusus untuk
kelas tertentu.
e. Thursday Prayer Meeting
Thursday Prayer Meeting adalah kegiatan yang diadakan sekali
dalam sebulan untuk mendoakan secara khusus masalah
internal-eksternal ataupun kebutuhan-kebutuhan JOY Fellowship. Acara ini
biasanya didahului dengan puasa bagi seluruh anggota dan buka puasa
f. J Nite Party
J Nite Party adalah kegiatan yang sebelumnya disebut Friday
Meeting. Kegiatan ini adalah kegiatan persekutuan/mass meeting
dengan rangkaian acara yang diisi dengan dance, drama, musik, choir,
pemberitaan firman dan fellowship time. Acara ini terbuka bagi seluruh
anggota JOY Fellowship dan juga berfungsi sebagai sarana untuk
mengundang mahasiswa yang belum bergabung dengan JOY
Fellowship.
7. Struktur Organisasi JOY Fellowship
JOY FELLOWSHIP
2008
Keterangan: Advisory Commitee
Board Alumni’s
Meeting
General Secretary
Supporters Meeting
Ex.Com
Mass Meeting
Campus Ministry
Keterangan:
a. Board
Board adalah pimpinan tertinggi JOY Fellowship. Board bertugas
untuk mengambil keputusan yang bersifat makro dan bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap hidup dan matinya JOY Fellowship. Pertemuan
rutin anggota board diadakan satu kali dalam satu tahun dihadiri oleh
seluruh advisor, general secretary, para pendukung (supporters) dan
wakil dari alumni. Hal lain yang dibahas dalam board meeting adalah
rencana studi bagi para staff, staff yang akan dikuliahkan dan kebutuhan
besar JOY Fellowship.
b. Advisory Committee
Advisory Committee atau Dewan Penasihat berfungsi untuk
memberikan masukan demi perkembangan JOY Fellowship. Tugasnya
dewan ini yaitu untuk memperhatikan dinamika perkembangan
pelayanan JOY Fellowship dan memberikan pandangan serta masukan
pada saat pertemuan Ex.Com.
c. Alumni’s Meeting
Pertemuan alumni (alumni’s meeting) berperanan untuk
mendukung perkembangan JOY Fellowship, baik dalam hal moril
maupun secara fisik, khususnya dalam membantu finansial JOY
d. Supporters Meeting
Bagian ini berisi semua donatur dan pendukung JOY Fellowship
yang berfungsi untuk membantu keperluan finansial JOY Fellowship dan
bertanggungjawab kepada board.
e. Ex. Com (Executive Committee Meeting)
Ex.Com merupakan pertemuan tingkat tinggi antara General
Secretary dengan para staff sebagai kepala departemen dari
masing-masing departemen dan juga advisor. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi pelaksanaan aktivitas JOY Fellowship dalam sebulan dan
merumuskan agenda kerja selanjutnya.
g. General Secretary
General Secretary adalah seorang yang terpilih dari antara para
staff sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan JOY Fellowship atau
sebagai pemimpin secara fungsional.
h. Management Department
Departemen ini bergerak dalam bidang administrasi fungsional
bagi JOY Fellowship untuk mendukung kelancaran aktivitas JOY
dengan departemen-departemennya. Bidang atau bagian dalam
departemen ini atau yang menjadi tanggungjawab departemen ini adalah
keuangan, kesekretariatan, dokumentasi, event organizer dan
i. Campus Ministry Department
Campus Ministry Department merupakan bagian pelayanan yang
berfungsi sebagai penopang utama kegiatan kerohanian dan sebagai
social control bagi pertumbuhan kerohanian dan kepribadian anggota.
Campus ministry Department bertugas mengorganisir pelayanan cell
group di JOY pusat dan campus outreach di kampus-kampus.
j. Human Resources and Development Department (HRD)
Departemen ini berfungsi sebagai departemen yang mengelola
keanggotaan JOY Fellowship (penyedia data base), menyelenggakan
pelatihan-pelatihan bagi anggota dan membuat rencana strategis bagi
pengembangan organisasi dan pertumbuhannya.
k. Mass Meeting Department
Departemen ini mengambil tanggungjawab untuk mengelola mass
meeting (acara persekutuan) dan pelayanan berbagai ministry yang
mendukung acara JNP (J Nite Party) dan acara-acara besar di JOY
Fellowship. Ministry (bidang-bidang pelayanan) yang berada di bawah
Mass MeetingDepartment yaitu: dance, publishing, drama, choir,music,
B. Cell Group
Secara etimologis, kata cell group terdiri dari dua kata yaitu “cell” atau
sel yang berarti bagian terkecil dari suatu makhluk hidup dan “group” yang
berarti kelompok. Dalam dunia kekristenan, Cell group didefinisikan sebagai
kelompok yang terdiri dari 2-12 orang yang berkumpul bersama untuk
membangun relasi melalui dukungan, saling percaya, bimbingan dan doa
sehingga semua anggota mengalami perubahan/transformasi hidup dalam
Kristus (Applegate, 2005).
Dalam pertemuannya, anggota didorong untuk mengemukakan
pemikiran mereka, perasaan, perjuangan hidup mereka dan sukacita mereka
sekaligus dalam menerapkan nilai- nilai atau prinsip-prinsip Alkitab dalam
kehidupan mereka sehari- hari. Dalam acara doa bersama setiap anggota
memuji, memohon, mengakui kesalahan dan bersyukur pada Tuhan. Dalam
hubungan yang saling percaya ini, semua anggota setuju bahwa apa yang
disampaikan dalam kelompok ini akan tetap menjadi rahasia kelompok dan
perbedaan pendapat tetap dihargai. Cell group bukanlah kelompok terapi
(Applegate, 2005).
1. Arti dan keberadaan Cell Group di JOY Fellowship
Cell group dalam konteks JOY Fellowship berarti:
a. Kelompok mahasiswa yang mengadakan pertemuan secara rutin
dalam suatu waktu tertentu untuk belajar dan berpengalaman
bersama Allah mela lui sharing quiet time dan belajar firman
b. Kelompok kecil yang saling mendukung, membagikan
pergumulan hidup di kost, keluarga, kampus, dll serta
mendoakannya bersama-sama.
c. Kegiatan kelompok kecil yang santai, penuh keceriaan dan
kekeluargaan.
Cell group di JOY Fellowship merupakan tempat untuk setiap
anggota bertumbuh dewasa secara rohani dan mengalami suasana
kekeluargaan sesuai dengan mottonya yaitu “Cell Groupku, Keluargaku
dalam Kristus”. Kegiatan cell group selain dilaksanakan di kantor JOY
Fellowship, saat ini juga sudah mulai merambah dan melayani mahasiswa di
kampus-kampus tertentu. Cell group yang berada di kampus-kampus diberi
nama “Campus Outreach (CO)”. Sampai saat ini anggota cell group di JOY
Fellowship berjumlah 235 orang dengan 13 cell group di JOY pusat dan 16
campus outreach. Campus outreach diberi nama sesuai nama kampus atau
lokasi menjadi pusat dari beberapa kampus. Campus outreach yang ada
sekarang yaitu Babarsari, UKDW, UGM, Mrican, Timoho, Hyatt, AKK,
UKRIM dan Maguwo.
2. Misi dan visi Cell Group
a. Misi Cell Group
Misi cell group adalah “Cell groupku, keluargaku dalam
Kristus.” Cell group adalah tempat bagi anggota untuk saling
nilai- nilai hidup kristiani secara konkret, misalnya seperti berempati
terhadap permasalahan anggota yang lain.
b. Visi Cell Group
1) Encouraging Love.
Cell group menjadi tempat untuk merasakan dan membagikan
kasih kepada teman cell group, yaitu kasih yang membangun,
menguatkan dan yang melibatkan pemberian diri secara tulus.
Dinamika dan energi cinta yang dialami remaja disalurkan melalui
perhatian, relasi yang sehat dan penuh kasih dengan Tuhan dan
sesama.
2) To heal and to care
Cell group juga berfungsi sebagai tempat untuk penyembuhan
dan pemulihan pribadi dari pergumulan dan luka batin. Dalam cell
group, diharapkan anggota mengalami perubahan sikap hidup,
melalui perhatian dan penguatan sesama anggota.
3) To build Christlikeness by applying the word of God
Cell group adalah tempat untuk belajar firman Tuhan,
memahami kasih dan karunia Allah melalui Yesus Kristus. Anggota
cell group seharusnya selalu rindu akan kebenaran, mau hidup
serupa dengan Kristus dan mengaplikasikannya dalam sikap hidup
4) Multiplication
Cell group yang baik adalah cell group yang terus
berkembang. Perkembangan ini berarti mengalami pertumbuhan baik
secara kuantitas yaitu semakin bertambahnya jumlah anggota dan
secara kualitas yaitu pertumbuhan iman serta kedewasaan.
Perkembangan cell group juga ditandai dengan adanya proses
multiplikasi (membelah). Multiplikasi dari satu cell group menjadi
dua cell group dilakukan saat anggota sudah berjumlah lebih kurang
15 orang dengan tujuan agar cell group tetap sehat dalam relasinya
dan agar lebih banyak orang bergabung untuk bertumbuh secara
rohani.
3. Nilai-nilai Cell Group
Cell group juga memiliki nilai- nilai atau acuan yang menjadi sikap
dasar bagi anggota cell group dalam membina dan memupuk keluarga
kristiani yang sehat dan saling membangun dalam Kristus. Adapun
nilai-nilai dalam cell group yaitu penerimaan, hidup yang dijiwai oleh Alkitab,
komunitas doa, keintiman, kedewasaan.
4. Struktur Cell Group
Setiap cell group di JOY Fellowship dipimpin oleh seorang leader.
Leader atau pemimpin cell group dipilih atau ditentukan oleh Campus
Ministry Department berdasarkan kedewasaan rohani, keterlibatan dalam
group biasanya dibantu oleh sub-leader atau team inti dalam penyusunan
rencana kerja cell group, pembuatan program mingguan. penentuan
bahan-bahan untuk cell group, melakukan evaluasi kinerja cell group dan melayani
anggota secara pribadi.
Pemimpin cell group bertanggungjawab kepada coach (pemimpin
beberapa cell group leader, biasanya adalah seorang staff).
Pertanggungjawaban ini adalah tentang dinamika dan perkembangan cell
group yang mereka pimpin, terlebih pertumbuhan iman anggota.
Pertanggungjawaban tersebut dilakukan melalui pertemuan pribadi dengan
coach, memberikan laporan mingguan tentang kegiatan dan perkembangan
cell group, serta pertemuan ranch (pertemuan antar cell group leader
dengan coach yang sama).
5. Kegiatan-kegiatan Cell Group
Seperti telah disebutkan di atas, rencana dan program cell group
adalah otonomi dari masing- masing pemimpin cell group. Akan tetapi
leader harus memberikan laporan pertanggungjawaban kepada coach secara
periodik. Campus Ministry Department juga telah menyediakan berbagai
modul yang diperlukan untuk kegiatan mingguan yang dapat dipakai setiap
cell group. Adapun pertemuan dan program di dalam sebuah cell group
yang secara umum dilakukan setiap minggu adalah:
a. Ice Breaker
Ice breaker adalah kegiatan pembuka cell group yang
rileks dan sekaligus berfungsi sebagai pengantar tema kegiatan
yang akan didalami hari itu.
b. Sharing Quiet Time
Quiet time yaitu kegiatan rohani yang dilakukan seseorang
dalam mendevosikan waktu tertentu setiap harinya untuk
membaca Kitab Suci/Alkitab, berdoa dan berefleksi. Jadi quiet
time sharing adalah saat bagi para anggota cell group untuk
membagikan apa yang mereka peroleh dari quiet time mereka
secara pribadi. Di sinilah para anggota belajar untuk
mendengarkan secara aktif dan belajar dari pengalaman hidup
anggota lain demi perkembangan mereka sendiri.
c. Praise and worship
Kegiatan ini adalah kegiatan bernyanyi bersama untuk
memuji dan meluhurkan nama Tuhan sebagai ungkapan syukur,
pengagungan dan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa cinta
dan tobat kepada Tuhan.
d. Sharing bahan
Dalam kegiatan sharing bahan, anggota mengungkapkan
tanggapannya terhadap materi yang sudah tersedia dalam modul
cell group. Modul sudah dipersiapkan oleh Campus Ministry
Department dan difungsikan di masing- masing cell group sesuai
kebutuhan anggota. Modul tersebut diberikan kepada
bahan ini, anggota memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan
berinteraksi guna membahas bahan yang sudah disiapkan.
e. Doa
Doa merupakan bagian utama dari segala kegiatan. Untuk
itu setiap kegiatan didahului dan diakhiri dengan doa. Sebagai
pengikut Kristus, JOYers wajib membangun habitus doa dalam
kehidupannya dan menempatkan relasi dengan Tuhan sebagai
yang terutama dalam hidupnya. Bentuk doa yang dilakukan yaitu
doa syafaat dan mendoakan intensi masing- masing anggota.
Program-program lain yang juga diadakan dalam cell group yaitu
konseling pribadi antara leader dengan anggota cell group guna membahas
kesulitan atau masalah anggota, sharing antar anggota (konseling sebaya),
homestay ke rumah/kos antar anggota yang berjenis kelamin sama, home
visit atau kunjungan ke kos/rumah anggota, kunjungan ke lembaga- lembaga
tertentu seperti Panti Asuhan, evaluasi cell group, acara rekoleksi bersama,
nonton film bersama, serta jalan-jalan dan piknik.
6. Tinjauan multidisipliner cell group di JOY Fellowship
a. Tinjauan tentang cell group
Cell group di JOY Fellowship sebagai kelompok untuk belajar
dan berpengalaman bersama Allah melalui sharing quiet time dan
belajar firman Tuhan, dalam relasi yang saling mendukung, saling
berbagi pergumulan hidup di kost, keluarga, kampus, dll serta
belajar (learning group) dan kelompok pertumbuhan (growth group).
Kelompok belajar menurut Bungin (2006:270) adalah kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan informasi, pengetahuan dan kemampuan
diri para anggotanya. Adapun kelompok pertumbuhan yaitu kelompok
yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang dihadapi
anggotanya demi perkembangan pribadi mereka. Kedewasaan rohani
dan perubahan/transformasi hidup dalam Kristus itulah yang menjadi
tujuan dari kelompok ini tujuan belajar dan tujuan pertumbuhan cell
group.
Sebagai sebuah kelompok kristiani, cell group tetap memiliki
fungsi kelompok secara umum yaitu untuk hubungan sosial,
pendidikan, persuasi dan problem solving. Sendjaja (dalam Bungin,
2006: 268) menjelaskan bahwa fungsi hubungan sosial dalam suatu
kelompok adalah bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan
memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya. Fungsi
pendidikan yaitu bagaimana sebuah kelompok bekerja untuk mencapai
dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi persuasi yaitu bagaimana
setiap anggota berupaya mempersuasi anggota lainnya untuk
melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Fungsi problem solving yaitu
adanya usaha dari kelompok untuk memecahkan persoalan dan
membuat keputusan-keputusan. Fungsi- fungsi tersebut tetap dilakukan
bertujuan untuk mencapai kedewasaan rohani dan
perubahan/transformasi hidup dalam Kristus.
b. Anggota Cell Group
Anggota cell group di JOY Fellowship adalah mahasiswa yang
aktif dalam pelayanan di JOY Fellowship. JOY Fellowship
mensyaratkan bahwa sebuah cell group siap untuk multiplikasi atau
memecah jika anggota sudah memiliki pertumbuhan iman yang cukup
dan sudah beranggotakan 12-14 orang. Hal ini ditujukan demi adanya
efektivitas dalam pelayanan, relasi yang lebih mendalam serta memberi
kesempatan kepada mahasiswa lain untuk bergabung.
Berdasarkan status anggota JOY Fellowship yang merupakan
mahasiswa, maka rentang usia rata-rata anggota cell group berkisar
antara 17-25 tahun. Hal ini berarti bahwa mereka berada dalam rentang
masa remaja akhir dan dewasa awal. Shelton (1991: 12) menyatakan
bahwa orang/kaum muda pada masa tersebut disibukkan dengan hal- hal
seperti kuliah/studi, karier dan perkawinan. Perhatian kaum muda
semakin terpusat pada peran dan tugas-tugas yang menyiapkan mereka
memasuki dunia kaum dewasa. Shelton (1991: 15) menyebutkan bahwa
variabel umum yang menarik bagi kaum muda adalah penerimaan
terhadap nilai-nilai yang pada umumnya dipegang yaitu cinta,
kepenuhan dan persahabatan.
Adapun studi tentang sikap dan praktik keagamaan menyebutkan
kebutuhan-kebutuhan akan kehidupan keagamaan dan menemukan nilai- nilai
personal dalam kehidupan beragama. Hal yang menjadi kesulitan bagi
kaum muda adalah hubungan mereka dengan gereja yang institusional.
Conger (dalam Shelton, 1991: 15) menyebutkan terdapat indikasi
bahwa kaum muda sekarang lebih menekankan unsur pribadi dalam hal
agama, sedangkan generasi sebelumnya lebih menekankan agama yang
dilembagakan. Adapun spiritualitas kaum muda adalah pada usaha
mereka mencari kebenaran dan makna terdalam dari eksistensi dirinya
(Shelton, 1991: 19). Sifat khas spiritualitas kaum muda adala h aspek
“relasional” yaitu hubungan pribadinya dengan Kristus dan hubungan
dengan sesamanya demi pertumbuhan hidup rohaninya. Hal- hal tersebut
berdasarkan pengamatan penulis merupakan hal- hal yang mendasari
atau yang juga menjadi ciri khas anggota cell group di JOY Fellowship.
Anggota cell group di JOY Fellowship merupakan mahasiswa
yang berasal dari berbagai kampus/universitas di Yogyakarta, dengan
latar belakang suku, denominasi gereja dan bahkan negara yang
berbeda-beda pula. Hal- hal tersebut merupakan hal- hal yang turut pula
mempengaruhi paradigma, pola pikir dan perilaku setiap anggota.
Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi kendala atau sumber
konflik dalam relasi dan intimitas antar anggota cell group.
Konflik-konflik inilah yang harus diselesaikan secara asertif sehingga mampu
menciptakan hubungan antar pribadi yang lebih mendalam. Adapun
yang mampu mempererat dan menjadi acuan di tengah-tengan
perbedaan yang ada.
c. Hubungan antar pribadi dalam cell group
Di dalam sebuah cell group, hubungan antar pribadi memainkan
peranan penting dalam pembentukan kohesifitas dan sense of belonging
antar anggota dan terhadap cell group. Kesatuan hati dan rasa saling
memiliki dalam cell group merupakan wujud kasih dan dukungan demi
pertumbuhan masing- masing anggota dalam Kristus. Hubungan antar
pribadi dalam cell group dapat memberi dorongan kepada anggota,
yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan
dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri
seseorang dan membantu orang untuk memahami harapan orang lain.
Hubungan pribadi antar anggota dalam cell group selain
terbangun dalam pertemuan setiap minggunya, juga dibangun melalui
kegiatan pertemuan one to one (sharing antar pribadi) dan juga
konseling pribadi dengan pemimpin cell group. Pertemuan one to one
selain dilakukan antar anggota, bersifat wajib dilakukan oleh pemimpin
cell group agar secara dekat/pribadi mengenali dan melayani
anggotanya. Hal ini berarti bahwa seorang pemimpin cell group dan
setiap anggota ditantang untuk berani memberikan waktu, tenaga dan
pikiran demi pelayanan yang lebih utuh. Acara-acara lain yang
dilakukan di luar rutinitas cell group seperti homestay, home visit atau
tertentu, evaluasi cell group, rekoleksi, nonton film bersama, serta
jalan-jalan dan piknik juga menjadi sarana terjadinya komunikasi antar
pribadi dan relasi yang semakin intens dan mendalam.
Hal ya ng nampak dalam pola relasi/hubungan antar pribadi dalam
cell group seperti tersebut di atas adalah dua hal yaitu pengungkapan
diri (self disclosure) dan penetrasi sosial (social penetration). Bungin
(2006: 261) menyatakan proses pengungkapan diri (self disclosure)
adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada
orang lain atau sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan
seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi pada
dirinya. Di dalam pertemuan one to one atau sharing dalam cell group,
self disclosure ini seringkali digunakan. Penetrasi sosial (Bungin, 2006:
262) adalah proses dimana orang saling mengenal satu sama lain.
Proses ini bersifat bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang
tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik
pembicaraan yang lebih pribadi dan akrab seiring dengan
perkembangan hubungan. Cell group yang berfungsi sebagai social
control di JOY Fellowship, tak lepas dari adanya penetrasi sosial dalam
relasi antar anggotanya. Hub ungan antar pribadi yang
mendalam/intimitas sebuah cell group akan nampak dalam pertemuan
besar seluruh anggota JOY Fellowship seperti JNP (J Nite Party)
C. Perilaku asertif
1. Pengertian perilaku asertif dan asertivitas
Dalam kenyataan hidup sehari- hari, tidak ada manusia yang hanya
menggunakan satu macam perilaku saja secara konsisten. Tidak ada
manusia yang selalu mengalahkan segala keinginan dan mengorbankan
perasaannya sendiri bagi orang lain (non asertif). Tidak ada manusia yang
selalu memenangkan kehendak atau membela haknya secara terus menerus
atas pribadi lain (agresif). Tidak ada juga orang yang senantiasa bersikap
bijaksana dalam menyikapi ketegangan dengan orang lain sehingga
masing-masing senantiasa merasa diuntungkan (asertif). Tiga macam perilaku
tersebut selalu ada dalam kehidupan setiap individu.
Perilaku manusia dalam menanggapi suatu konflik pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu perilaku non asertif, perilaku
agresif dan perilaku asertif. Lloyd (1991: 5) mendefinisikan perilaku non
asertif sebagai perilaku yang bersifat pasif dan tidak langsung. Perilaku ini
mengkomunikasikan suatu pesan inferioritas. Pribadi yang berperilaku non
asertif cenderung untuk membiarkan keinginan, kebutuhan dan hak orang
lain menjadi lebih penting daripada keinginan, kebutuhan dan haknya
sendiri. Orang yang berperilaku non asertif akan lebih memilih kalah dan
membiarkan orang lain menang. Menggunakan perilaku ini secara
terus-menerus akan membuat pribadi tersebut merasa menjadi korban dan
Perilaku agresif adalah perilaku yang lebih kompleks. Perilaku ini
bisa bersifat aktif ataupun pasif. Agresi juga dapat bersifat langsung ataupun
tidak langsung, jujur ataupun tidak jujur akan tetapi senantiasa
mengkomunikasikan kesan superioritas dan tidak adanya respek terhadap
orang lain. Pribadi yang berperilaku agresif cenderung untuk menuruti
kemauannya sendiri, menempatkan kebutuha