• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI ASERTIVITAS ANTAR ANGGOTA CELL GROUP DI JOY FELLOWSHIP TAHUN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DESKRIPSI ASERTIVITAS ANTAR ANGGOTA CELL GROUP DI JOY FELLOWSHIP TAHUN 20072008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Petrus Gunarto

NIM : 031114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Petrus Gunarto

NIM: 031114030

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Maret 2008

Penulis

(6)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta :

Nama : PETRUS GUNARTO

Nomor Mahasiswa : 031114030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang

berjudul: “DESKRIPSI ASERTIVITAS ANTAR ANGGOTA CELL GROUP

DI JOY FELLOWSHIP TAHUN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN

ASERTIVITAS” berserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya memberi hak kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta.

Pada tanggal : 18 Maret 2008

Yang menyatakan,

(7)

v

mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” (Yerem ia 29:11)

Tida kla h cukup me miliki pikira n ya ng ba gus ; ya ng te rpe nting a da la h me ngguna ka nnya s e ca ra ba ik. (Rene Descartes)

Hati yang mencinta adalah kebijaksanaan yang paling benar.(Charles Dickens)

Saat aku m encari Allah dan m em biarkan diriku dit em ukan Allah, m aka aku m enem ukan segala -galanya. Nam un, saat aku mengejar galanya yang kudapat kan adalah kehilangan segala-galanya...;m eskipun Allah t et ap set ia m encariku.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kepersembahkan untuk:

• Christ Jesus my God, true friend

and saviour

• Bapak, Ibu dan keluarga tercinta

yang selalu mendoakanku

• JOY Fellowship, para donatur

(8)

vi

PROGRAM PELATIHAN ASERTIVITAS

Petrus Gunarto Universitas Sanata Dharma

2008

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk: (1) mengungkap asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008, dan (2) menentukan topik-topik program pelatihan asertivitas yang sesuai bagi anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008.

Subjek penelitian ini adalah mahasiswa- mahasiswi kristiani yang berasal dari berbagai universitas dan LPTK di Yogyakarta, yang menjadi anggota cell group atau campus outreach di JOY Fellowship tahun 2007/2008. Populasi penelitian ini adalah 235 orang dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah 74 orang (31,5% dari populasi) yang berasal dari cell group dan campus outreach di

JOY Fellowship. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik simple random sampling (sampling acak sederhana), karena teknik ini mampu memberikan peluang yang sama bagi seluruh anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel penelitian.

Instrumen penelitian ini berupa skala asertivitas yang terdiri dari 84 item pernyataan yang bersifat favourable dan unfavorable yang dikembangkan peneliti berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert yang dimodifikasi, dengan empat alternatif jawaban yang disusun dengan sistem summated rating scale. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan kategorisasi berdasarkan distribusi normal dengan kontinum jenjang yang disusun berdasarkan Azwar (1999:108). Kategorisasi ini terdiri dari lima jenjang yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi.

(9)

vii

PROGRAM TOPICS

Petrus Gunarto Sanata Dharma University

2008

This research was a descriptive research, aiming to (1) understand the assertiveness level among the cell group members in JOY Fellowship in 2007/2008 and (2) to develop a proposal on the appropriate assertion training programs for the cell group members of JOY Fellowship in 2007/2008.

The subjects of this research were Christian students from some universities and institutes in Yogyakarta who became the cell group members or campus outreach members of JOY Fellowship in 2007/2008. The population of this research was 235 students and the subjects of this research were 74 students (31.5% of the population). The sampling procedure was taken based upon the simple random sampling technique. This procedure gave the same opportunity for the population members’ to be chosen as a sample of this research.

This research instrument was an assertiveness scale, consisting of 84 items of some favorable statements and unfavorable statements. The researcher made the assertiveness scale based on the modified technique of Likert scale. This assertiveness scale had four answer options that were built based on summated rating scale system. The data analysis technique of this research was the categorized norm levels from continuous level on normal distribution based on Azwar (1999: 108). The categorized levels were “very low”, “low”, “average”, “high” and “very high”.

(10)

viii

dan penyelenggaraanNya dalam kehidupan penulis, sehingga penulis dimampukan

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sungguh pengalaman yang luar biasa

saat penulis memulai dan mengakhiri penelitian ini bersama Tuhan yang penuh

dengan kesetiaan dan rahmat yang tak terhingga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini pun tidak lepas

dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengesahkan skripsi ini.

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian dan

menjadi Dosen Pembimbing II yang selama ini memberikan bimbingan,

perhatian, dan dukungan kepada penulis.

3. Dr. A.Supratiknya, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

dukungan dan kesabaran dalam membimbing penulis sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A. Dosen Penguji dan Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan koreksi dan masukan yang sangat

(11)

ix

6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma, yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan juga ilmu yang

berguna bagi penulis selama ini dan untuk dukungan dalam menyelesaikan

studi di Universitas Sanata Dharma.

7. Segenap Karyawan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

pengurusan segala keperluan administrasi penulis. Special thanks untuk Pak

Devi, Mas Moko, Mas Anto, Mas Agus, Mbak Agnes, serta karyawan

workstation dan perpustakaan.

8. Romo Martin Suhartono S.J. (Dom Ambrose-Mary) for your father heart,

kasih, teladan hidup dan segala bantuan yang telah mendewasakan dan

membentuk penulis, dan atas kesempatan untuk membuka peluang bagi

penulis untuk dapat berkuliah di Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma.

9. Mr. Joshua Kyung, Mr. Kim Wan Il (Junime Gyowe), Romo Dominikus

Pareta, OMI, Romo Yulianto, OMI, dan semua pendukung yang selama ini

menjadi perpanjangan tangan Tuhan dan setia memperjuangkan perkuliahan

penulis.

10. Bapak dan Ibu Mugiraharjo, Santo, Gati dan seluruh keluarga (Bulik Lis,

Magda, Sutri, Om Suradi, Retno, Rama, Utami, Pur, dll) yang selama ini

(12)

x

kuliah, Debe Rianawati, You2, Astyid dan Vonce di Campus Ministry

Department yang banyak membantu dalam penelitian ini, Godlif, Sigit,

Endunk, Ibo, Ciaaa, Dinulz, Yeri, Anton ”Cablay” dan Dwie untuk semua

dukungannya.

13. Teman-teman di CO Mrican periode lama dan baru: Priski, Megs, Sepri,

Dianing, Susi, Lilian, Azwar, Yana, Yani, Nchutz, Novi, Enji, Fr.Vincent

SJ, Phalent, dll yang belum tersebutkan.

14. Keluarga Mas Cecep Budi Utomo, Mbak Surmi, Alisha dan Amarisa yang

telah menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, serta adik-adik di PA

Harapan.

15. The shoulders to cry on: Rm. Juliwan Maslim SCJ, Sr. Jovita OP ”Mbakyu”

tersayang, Sr.”Paula” Mary Kris SSPS.

16. My beloved brothers: Seiji Koshiyama, Kim Ki Bum, Nico Lay, Tony

Sihombing, Martin Kopong, Jack Buran. We are brothers wherever we are

and especially through our prayer.

17. Kakak-kakak tercintaku: Mas Soerya dan Temi, Kak Minto, Mas Budi Mian

dan Chei Rim, untuk doa dan persudaraan selama ini.

18. My adventure team, alumni LOYOLA Semarang dan Binus Jakarta: Ance,

Arie King-King, Mariana, Agung dan Silvy, terimakasih untuk

(13)

xi

20. Teman dan sahabat di BK, Erna, Lietha, Toe2s, Bertha, Putche, Idul, Kumis,

Marcel, Pikal (untuk printernya), team G&C Ministry (Sr. Yus, Simbah,

Priska, Ardi, Acha, dll), para veteran BK (Inno, Donal, Sisil, Bebe, Sr. Vero,

K’Susi, Boim, dll), dan teman-teman PPL SMP-SMA (Sr.Cipirily CB,

Inthoex, Siska, Upeu, Dewi) untuk kerjasama selama ini.

21. Para JOYers, secara khusus para leader dan responden yang telah membantu

assesment penelitian ini, serta alumni (Dencrut, C’Vina, C’Mega, Ching2,

Antondutz, Fung Tjiauw, Ko’Sud, Ko’Sur, Daniel, Artha, Ikuk) yang telah

mewarnai perjalanan hidup penulis.

22. Teman-temanku yang pernah kost bareng, Ricky, Danutz, Mas Agus, Bayers

dan ibu-ibu kost yang baik semua.

23. The unforgetable girl Azrie, my sparkling ”little girlfriend” Ika LW...it

(14)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 9

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 9

E. Batasan Istilah 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA 12

A. JOY Fellowship 12

1. Latar belakang didirikannya JOY Fellowship 12

(15)

xiii

6. Kegiatan-kegiatan di JOY Fellowship 20

7. Struktur organisasi JOY Fellowship 22

B. Cell Group 26

1. Arti dan keberadaan Cell Group di JOY Fellowship 26

2. Misi dan visi Cell Group 27

3. Nilai-nilai Cell Group 29

4. Struktur Cell Group 29

5. Kegiatan-kegiatan Cell Group 30

6. Tinjauan multidisipliner Cell Group di JOY Fellowship 32

C. Perilaku asertif 38

1. Pengertian perilaku asertif dan asertivitas 38

2. Tujuan perilaku asertif 42

3. Aspek-aspek asertivitas 42

4. Mengembangkan perilaku asertif 47

5. Faktor-faktor yang menghambat perilaku asertif 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55

A. Jenis Penelitian 55

B. Variabel penelitian 55

C. Definisi operasional variabel 56

(16)

xiv

3. Penentuan skor (scoring) 59

4. Kisi-kisi skala 60

5. Uji coba alat ukur/skala 61

F. Pertanggungjawaban mutu alat ukur 62

1. Validitas alat ukur 62

2. Uji daya diskriminasi/daya beda 63

3.Reliabilitas alat ukur 66

G. Teknik Analisis Data 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74

A. Deskripsi data secara umum 74

1. Uji normalitas data 75

2. Deskripsi data 76

B. Hasil penelitian dan pembahasannya 77

1. Tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship 77

2. Implikasi penelitian bagi penyusunan usulan topik program

pelatihan asertivitas 84

BAB V USULAN TOPIK-TOPIK PROGRAM PELATIHAN

(17)

xv

B. Saran 106

DAFTAR PUSTAKA 108

(18)

xvi

Tabel 1 Kisi-kisi skala asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship

tahun 2007/2008 sebelum uji coba 60

Tabel 2 Distribusi item skala asertivitas antar anggota cell group di JOY

Fellowship tahun 2007/2008 setelah uji coba 65

Tabel 3 Distribusi skala asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship

tahun 2007/2008 67

Tabel 4 Norma kategorisasi tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY

Fellowship tahun 2007/2008 70

Tabel 5 Norma kategorisasi skor item skala asertivitas antar anggota cell

group di JOY Fellowship tahun 2007/2008 72

Tabel 6 Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov 76

Tabel 7 Deskripsi data secara umum 77

Tabel 8 Tingkat asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship 78

Tabel 9 Kategorisasi skor item- item skala berdasarkan norma 84

Tabel 10 Item- item pernyataan yang tergolong kategori sedang 85

Tabel 11 Usulan topik-topik pelatihan asertivitas bagi anggota cell group di

(19)

xvii

Lampiran 1 Skala Penelitian 110

Lampiran 2 Kunci Skala Penelitian 116

Lampiran 3 Tabulasi Skor Penelitian 117

Lampiran 4 Pengolahan Data Penelitian 126

Lampiran 5 Kategorisasi Asertivitas Subjek Penelitian 128

Lampiran 6 Skala Uji Coba 129

Lampiran 7 Tabulasi Data Uji Coba 138

Lampiran 8 Hasil Uji Daya Diskriminasi Item Total 141

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian 145

Lampiran 10 Peta Cell Group 147

Lampiran 11 Daftar Responden/Subjek Penelitian 149

(20)

1 A. Latar belakang masalah

Sebuah perilaku muncul sebagai tanggapan perasaan, pikiran dan

kehendak seorang pribadi terhadap berbagai stimulus yang ia alami, baik dari

pribadi lain maupun alam sekitar. Perilaku manusia ini muncul dalam bentuk

perilaku verbal maupun non verbal dan perilaku ini bersifat dinamis. Dinamika

perilaku manusia ini karena dalam hidupnya manusia selalu mengalami

perkembangan dan manusia selalu berinteraksi/berkomunikasi satu sama lain

dengan pola yang selalu berubah-ubah.

Dalam berkomunikasi, seseorang mengungkapkan pikiran, perasaan

dan kehendaknya kepada orang lain sehingga orang lain dapat mengertinya.

Kesulitan pertama yang dialami seorang individu dalam berkomunikasi adalah

kesulitan mengungkapkan diri secara efektif. Kemampuan untuk

menerjemahkan perasaan, pikiran dan kehendak ke dalam bentuk bahasa atau

perilaku tertentu sehingga orang lain dapat mengerti diri kita dan juga

sekaligus semakin meningkatkan pengenalan akan diri kita sendiri merupakan

pertanda adanya kemampuan untuk mengungkapkan diri kita secara efektif.

Sedangkan kesulitan untuk mengungkapkan diri secara efektif ditandai dengan

ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, pikiran dan kehendak dalam

bentuk bahasa atau perilaku tertentu secara langsung, jujur, dan tepat pada

(21)

Komunikasi antar pribadi juga tidak jarang menghadirkan konflik

diantara individu yang berkomunikasi. Konflik itu muncul karena adanya

perbedaan cara berpikir, cara berperasaan, berkehendak, dan nilai- nilai yang

dianut oleh tiap individu. Sekalipun konflik berkonotasi negatif, konflik

menjadi hal yang tidak dapat disangkal dan penting bagi perkembangan

seorang manusia. Adams dan Lenz (1995: 120) menggolongkan konflik

menjadi dua macam yaitu konflik yang meledak karena adanya pemenuhan

kebutuhan-kebutuhan yang terganggu dan adanya perbedaan nilai dalam diri

orang. Pemenuhan kebutuhan yang terganggu adalah adanya suatu kebutuhan

dari individu yang menuntut untuk segera dipenuhi, akan tetapi mendapatkan

halangan dari kebutuhan pribadi lain yang bernilai sama ataupun bertentangan.

Konflik karena adanya perbedaan nilai dalam diri seseorang adalah konflik

yang timbul karena adanya perbedaan nilai- nilai yang menjadi acuan perilaku

dari masing- masing individu yang berinteraksi, sehingga menimbulkan

pertentangan diantara individu tersebut.

Individu dalam menyikapi konflik pemenuhan kebutuhan yang

terganggu dan konflik nilai dalam suatu komunikasi juga berbeda-beda. Ada

orang-orang yang bersikap diam saja, tidak membela keinginannya atau

haknya. Mereka beralasan bahwa mereka tidak ingin melukai orang lain

dengan membiarkan pikiran, perasaan dan keinginan mereka dipendam

dalam-dalam. Orang-orang ini bersikap mengalah demi kepentingan orang lain. Ada

juga orang yang tidak ragu-ragu untuk membela diri mereka, hak mereka dan

(22)

melukai perasaan orang lain. Pertanyaan yang muncul adalah apakah ada cara

berperilaku yang lebih menguntungkan masing- masing pihak? Perilaku yang

lebih menguntungkan kedua belah pihak tersebut adalah perilaku asertif.

Alberti dan Emmons (2002: 41-42) mendefinisikan perilaku asertif sebagai

perilaku yang mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia yang

memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk

membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk

mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan

hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak-hak-hak orang lain.

JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang secara

khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa kristiani

tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja atau aliran

tertentu. JOY Fellowship berkedudukan di Jl.Candrakirana no.14 Sagan,

Yogyakarta. Sebagai sebuah persekutuan mahasiswa, maka kegiatan

kerohanian bagi mahasiswa merupakan inti dari pelayanan JOY Fellowship.

Cell group yang berada di bawah naungan Campus Ministry Department

merupakan inti dan penopang utama kegiatan kerohanian di JOY Fellowship.

Jadi, selama cell group di JOY Fellowship masih berlangsung maka

keberadaan JOY Fellowship sebagai persekutuan mahasiswa tetap ada.

Cell group mempunyai definisi yang sama dengan small group,

kelompok sel atau kelompok tumbuh bersama. Istilah cell group atau small

group dikenal luas dalam dunia kekristenan. Cell group didefinisikan sebagai

(23)

membangun relasi melalui dukungan, saling percaya, bimbingan dan doa

sehingga semua anggota mengalami perubahan/transformasi hidup dalam

Kristus (Applegate, 2005). Cell group merupakan embrio dari sebuah Gereja

atau persekutuan orang beriman (Kisah Para Rasul 2:41-47).

Cell group sebagai inti pelayanan di JOY Fellowship memegang

peranan penting dalam dinamika pertumbuhan rohani anggota dan dalam

menumbuhkan semangat misioner bagi setiap anggota. Di dalam sebuah cell

group, setiap anggota memiliki kesempatan untuk bertumbuh menjadi pribadi

yang memiliki kedewasaan rohani. Cell group juga mampu menjadi jawaban

atas kebutuhan spiritualitas kaum muda masa sekarang yang menekankan

aspek “relasional” yaitu hubungan pribadi dengan Kristus dan hubungan

dengan sesama demi pertumbuhan hidup rohaninya, sedangkan generasi

sebelumnya lebih menekankan agama yang dilembagakan (Conger dalam

Shelton, (1991: 15)). Status JOY Fellowship sebagai sebuah parachurch yaitu

organisasi/lembaga pelayanan kristiani yang memiliki visi misi tersendiri

dalam pelayanan kategorialnya, akan tetapi tidak termasuk atau digolongkan

sebagai gereja (any non-church based Christian entity or ministry), juga

mampu menciptakan atmosfir yang aman dan dapat dengan mudah diterima

kaum muda karena bukan tergolong gereja yang institusional. Pentingnya

aspek relasional dalam spiritualitas kaum muda dan ditunjang tugas

perkembangan yaitu menjalin relasi dengan teman-teman sebaya menjadi

faktor yang turut menjadikan cell group sebagai media yang penting bagi

(24)

Dalam sebuah cell group, setiap anggota berproses dalam

pertumbuhan iman dan kepribadiannya melalui sebuah kelompok kecil yang

kondusif dan supportif. Setiap anggota cell group memperoleh kesempatan

untuk semakin mengenal diri dan lingkungannya secara efektif, sehingga

mampu mengadakan penyesuaian diri demi pertumbuhan kepribadiannya

secara utuh. Kesamaan tujuan (visi dan misi), kebutuhan, dan nilai- nilai dalam

cell group menjadikan jalannya proses komunikasi antar pribadi sebagai aspek

relasional dalam cell group dan sebagai sarana sharing iman menjadi lebih

mudah. Mengingat kedudukan dan fungsi cell group yang sangat penting, maka

pengembangan dan penyempurnaan di dalam pelayanan cell group sangatlah

diperlukan.

Kata asertif ataupun istilah asertivitas merupakan hal yang secara

definitif belum banyak diketahui dan dikenal oleh anggota JOY Fellowship.

Akan tetapi berdasarkan interaksi yang terjadi di antara anggota JOY

Fellowship, penulis melihat bahwa secara anonim mereka sudah melaksanakan

atau mempraktikkan perilaku asertif tersebut, terlebih di dalam komunitas cell

group.

Penulis berpendapat bahwa asertivitas merupakan hal yang penting

dalam sebuah cell group karena asertivitas sesuai dengan nilai- nilai JOY

(Values of JOY) yaitu authenticity/keotentikan dan sesuai dengan nilai- nilai

cell group yaitu hidup yang dijiwai oleh Kitab Suci/Alkitab. Authenticity atau

keotentikan adalah tindakan jujur untuk menjadi diri sendiri. Dalam

(25)

serta konsisten dalam perkataan dan perbuatan. Asertivitas juga merupakan hal

yang sesuai atau dijiwai oleh ajaran Alkitab. Virkler (1999) menyatakan bahwa

kemarahan (agresivitas), tidak memaafkan (agresif pasif) dan membiarkan

sebuah kesalahan terus terjadi (pasif/non asertif) justru merupakan hal yang

bertentangan dengan ajaran Alkitab. Sedangkan perilaku asertif secara

sederhana disebut dalam Alkitab sebagai perilaku yang berpegang kepada

kebenaran dalam kasih (Efesus 4:15).

Asertivitas juga merupakan faktor kunci bagi terciptanya komunikasi

antar pribadi yang mendalam dan saling memperkembangkan di dalam sebuah

cell group. Mengingat topologi anggota cell group di JOY Fellowship yang

merupakan mahasiswa dengan perbedaan latar belakang budaya, gereja,

kebiasaan dan kepribadian, maka potensi terciptanya konflik antar pribadi di

dalam cell group juga besar. Munculnya konflik-konflik yang bersumber pada

pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang terganggu dan perbedaan nilai dalam

diri setiap anggota, memerlukan penyelesaian secara asertif dengan prinsip

sama-sama menang, agar bonding (keakraban/kesatuan hati) dan caring (saling

peduli) tetap terjaga dalam sebuah cell group. Asertivitas dalam komunikasi

dan dalam penyelesaian konflik antar pribadi menjadi hal yang penting dan

berpengaruh terhadap kedalaman relasi antar anggota cell group. Melalui

hubungan antar pribadi yang semakin mendalam dan saling percaya, maka

tujuan dari cell group dapat lebih mudah tercapai.

Dalam pelaksanaan kegiatan cell group, penulis dapat melihat adanya

(26)

kerelaan untuk saling menolong dan mendoakan demi kebaikan masing- masing

anggota, serta hal- hal lain yang menjadi bentuk perwujudan dari semangat

dasar cell group. Nampak pula adanya implementasi dari nilai- nilai yang

menjadi semangat dasar JOY Fellowship seperti keotentikan yang tercermin

dalam tindakan untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur, serta

keberanian untuk mengungkapkan keinginan/kehendak pribadi. Hal- hal

tersebut merupakan hal- hal yang mendukung asertivitas.

Akan tetapi berdasarkan pengamatan penulis, terdapat pula hal- hal

yang menjadi kendala atau masalah bagi terciptanya asertivitas yang tinggi

dalam sebuah cell group. Hal-hal tersebut dapat bersifat sistemik (berada

dalam sistem/operasional JOY Fellowship dan cell group) dan kepribadian

masing- masing anggota. Adapun kendala atau masalah yang dapat penulis

temukan berdasarkan observasi langsung di dalam cell group yaitu: kurangnya

penghayatan dan internalisasi nilai-nilai JOY terutama sacrifice (pengorbanan)

sehingga dapat menyebabkan anggota saling melayani tidak dengan kerelaan

hati atau sebenarnya salah satu pihak merasa dirugikan/menderita (lose-win);

kurangnya kemampuan untuk menerima dan memberikan kritik secara asertif;

kesulitan dalam membuka diri (self disclosure) kepada anggota lain;

kecenderungan anggota yang tidak lugas mengakui perasaan, pikiran dan

kehendaknya; anggota kurang mampu menyatakan kebutuhan dan harapannya;

kurangnya kemampuan untuk merefleksikan kembali isi pesan dan perasaan

yang terlibat, sehingga mengakibatkan usaha untuk mendapatkan informasi

(27)

adanya perilaku-perilaku yang muncul dalam kerangka pengungkapan diri

yang tergolong perilaku agresif seperti memaksakan pendapat dan penggunaan

“pesan kamu”; budaya encouragement atau dukungan yang kadang lebih

bersifat hiperbolik sehingga kurang mencerminkan adanya kejujuran dan

penilaian yang objektif terhadap perilaku orang lain dan pengambilan

keputusan/kebijakan yang sentralistik.

Sejak berdirinya sampai menjadi lembaga pelayanan mahasiswa

kristiani atau persekutuan mahasiswa kristiani yang tergolong besar di

Yogyakarta, JOY Fellowship pernah dan sedang menjadi tempat penelitian

ilmiah mahasiswa. Sejak tahun 2002 sampai sekarang, sudah empat karya

ilmiah tentang JOY Fellowship dihasilkan. Adapun penelitian yang pernah

dihasilkan adalah berdasarkan disiplin ilmu komunikasi, teologi dan teknik

informatika. Jadi, penilitan dalam kerangka ilmu pendidikan dan secara khusus

Bimbingan dan Konseling belum pernah dilakukan. Maka penelitian berjudul

“Deskripsi Asertivitas Antar Cell Group di JOY Fellowship tahun 2007/2008

dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik- Topik Program Pelatihan

Asertivitas” merupakan penelitian yang tergolong baru di JOY Fellowship.

Mengingat fungsi dan kedudukan cell group yang sangat penting di

JOY Fellowship dan melihat besarnya peran asertivitas bagi komunikasi antar

pribadi yang semakin mendalam demi tercapainya tujuan cell group, seperti

telah diuraikan sebelumnya, serta melihat kenyataan yang terjadi di lapangan,

maka asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship menjadi topik

(28)

mendalam bagi JOY Fellowship, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk

membuat Program Pelatihan Asertivitas di JOY Fellowship.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship

tahun 2007/2008?

2. Topik-topik program pelatihan asertivitas apa saja yang sesuai bagi

anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengungkap asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun

2007/2008.

2. Menentukan topik-topik program pelatihan asertivitas yang sesuai bagi

anggota cell group di JOY Fellowship tahun 2007/2008.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

mengenai asertivitas antar anggota cell group di JOY Fellowship tahun

2007/2008, sehingga dapat dipakai sebagai dasar penyusunan usulan

topik-topik program pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Human Resources and

(29)

2. Manfaat praktis

Penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Campus Ministry Department

Penelitian ini mendeskripsikan kondisi faktual asertivitas antar anggota

cell group sehingga dapat memberikan gambaran kondisi anggota

kepada para coach, guna menjadi masukan bagi pengembangan dan

pembuatan strategic planning dalam pelayanan Campus Ministry

Department.

b. Cell group leader/Pemimpin cell group

Bagi cell group leader, penelitian ini akan menjadi gambaran tentang

kondisi anggota secara umum terlebih dalam hal asertivitas, sehingga

berguna dalam usaha mendampingi dan melayani anggota cell group

seturut kebutuhan atau masalah yang mereka alami.

c. Human Resources and Development Department (HRD)

Implikasi penelitian berupa usulan topik-topik program pelatihan

asertivitas dapat dipergunakan oleh bagian HRD guna menyusun

program kelas pelatihan baru di JOY Fellowship.

d. Subjek Penelitian/Anggota Cell Group

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh subjek penelitian untuk

lebih mendapatkan gambaran tentang asertivitas dirinya, mampu

menyadari arti pentingnya asertivitas dalam komunikasi di cell group,

dan mengusahakan peningkatan pada aspek dan komponen asertivitas

(30)

e. Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan

dalam melakukan penelitian dan mengembangkan sikap-sikap ilmiah

sebagai mahasiswa

F. Batasan Istilah

1. Asertivitas

Asertivitas adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan,

pendapat, keyakinan dan kebutuhan secara langsung, terbuka dan jujur tanpa

melanggar hak-hak pribadi orang lain. (Llyod 1991: 5; Alberti dan Emmons,

2002: 41-42)

2. Cell group

Cell group adalah kelompok yang terdiri dari 2-12 orang yang

berkumpul bersama untuk membangun relasi melalui dukungan, saling

percaya, bimbingan dan doa sehingga semua anggota mengalami

perubahan/transformasi hidup dalam Kristus (Applegate, 2005).

3. JOY Fellowship

JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang

secara khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa

kristiani tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja atau

aliran tertentu yang berkedudukan di Jl.Candrakirana no.14 Sagan,

(31)

12

A. JOY Fellowship

1. Latar belakang didirikannya JOY Fellowship

Yogyakarta sebagai kota pelajar memiliki keunikan tersendiri, yaitu

banyaknya pelajar dan mahasiswa dari beraneka ragam suku dan budaya, dari

dalam maupun luar negeri. Yogyakarta juga merupakan kota yang dinamis

dalam perkembangannya. Hal ini ditandai dengan terus berkembangnya dan

semakin baiknya fasilitas- fasilitas umum seperti pusat-pusat perbelanjaan/mal,

pendidikan, kesehatan, pusat-pusat hiburan, dan lain- lain. Banyaknya pelajar

dan mahasiswa dari berbagai daerah di Yogyakarta menjadikan mereka sebagai

segmen pasar yang besar bagi berbagai produk kemajuan jaman sampai gaya

hidup.

Status sebagai anak kost dengan segala kebebasannya juga dapat

membawa peluang munculnya perilaku yang menyimpang dari tatanan moral

dan etika dalam masyarakat seperti pecandu narkoba, seks bebas, clubbing, dan

lain- lain. Maraknya sarana-sarana hiburan seperti kafe, mall, karaoke, internet,

diskotik, pusat-pusat perawatan plus (salon, panti pijat), dan sebagainya juga

semakin dapat membawa dampak yang buruk. Tawaran-tawaran hidup seperti

itu dapat mengaburkan orientasi hidup mereka sebagai seorang

pelajar/mahasiswa. Hal ini tak lepas pula terjadi pada mahasiswa kristiani yang

(32)

Kenyataan-kenyataan seperti inilah yang membuat Chang Nam Son

yaitu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana dari Korea

Selatan mencoba memulai pelayanan pada mahasiswa. JOY Fellowship dirintis

oleh Chang Nam Son pada tahun 1992 atas dasar adanya keprihatinan terhadap

situasi kehidupan mahasiswa terutama mahasiswa kristiani yang mulai banyak

kehilangan orientasi hidup, baik dalam hal kuliah maupun dalam hidup

rohaninya (Gustian, 2005).

JOY Fellowship adalah persekutuan mahasiswa kristiani yang secara

khusus bergerak di bidang pelayanan rohani dan misi bagi mahasiswa. Sejak

awal berdirinya, JOY Fellowship lebih berfokus untuk melayani mahasiswa

kristiani tanpa memandang perbedaan latar belakang denominasi gereja dan

aliran. Iman kepada Yesus Kristus adalah yang menjadi persamaan dan

perhatian utama dan bukan pada perbedaan yang ada.

2. Tahap-tahap perkembangan JOY Fellowship

Tahap-tahap perkembangan JOY Fellowship meliputi kelahiran dan

sejarah awal (1992-1995), masa pertumbuhan (1995-1997), masa transisi

(1997-2000), dan masa pasca transisi (2000-2007). Kelahiran JOY Fellowship

dimulai dengan dirintisnya English Club pada 25 September 1992, dengan

kegiatan untuk membahas Alkitab dengan metode yang menarik disertai

kehadiran para native speakers. English Club ini akhirnya dinamai JOY yang

berarti sukacita dan juga singkatan dari Jesus, Others and You.

Pada masa pertumbuhan (1995-1997), jumlah anggota JOY Fellowship

(33)

cell group juga sudah mulai dibentuk mengingat anggota sudah mulai

memerlukan komunitas bagi perkembangan kerohanian mereka. Pada masa ini

JOY Fellowship mulai bekerjasama dengan JOY Korea guna pengiriman

mahasiswa dari masing- masing negara dalam melakukan mission trip.

Masa transisi (1997-2000) ditandai dengan mulai diangkatnya fulltime

staff (pekerja penuh waktu), dengan catatan mahasiswa tetap menjadi

penggerak utama pelayanan. Pelayanan dalam bentuk ministry atau departemen

khusus juga mulai dibentuk. Pada Maret 2000, acara persekutuan (mass

meeting) setiap hari Jum’at yaitu Friday Meeting mulai diubah memakai

bahasa Indonesia dengan tujuan untuk lebih seekers oriented atau berorientasi

pada mahasiswa yang sedang mencari komunitas demi pertumbuhan imannya,

serta mengingat tidak semua mahasiswa fasih dalam penggunaan bahasa

Inggris.

Pada masa pasca transisi (2000-2007) terjadi perubahan besar pada

program-program dan keanggotaan JOY Fellowship. Program yang berubah

yaitu Tuesday Prayer Meeting (TPM) digantikan dengan program

pelatihan/training, Friday Meeting diubah menjadi J-Nite Party (JNP) dengan

format acara dan kegiatan yang lebih berjiwa muda dan tetap seekers sensitive.

Setiap hari Selasa pada minggu ke lima setelah kelas-kelas pelatihan usai,

diadakan Tuesday Meeting yaitu acara pengangkatan anggota-anggota baru

JOY Fellowship dan acara wisuda bagi anggota JOY Fellowship yang lulus dari

(34)

JOY Fellowship juga mulai mengembangkan cell group di

kampus-kampus tertentu. Program ini diberi na ma Campus Outreach. JOY Fellowship

juga mulai mengadakan acara-acara besar seperti Mahasiswa Indonesia Menuai

2005 (MIM 2005), bekerjasama dengan lembaga-lembaga pelayanan

mahasiswa lain seperti LPMI dan Perkantas serta gereja-gereja. Dari sisi

keanggotaan, jumlah anggota JOY Fellowship sudah mencapai angka lebih dari

180 mahasiswa dan kedatangan mahasiswa dalam acara JNP sudah mencapai

rata-rata 250 mahasiswa. Human Resource Department (HRD) juga sudah

mulai mengembangkan database anggota JOY Fellowship.

3. Filosofi JOY Fellowship

Filosofi JOY Fellowship terkandung dalam JOY spirit/semangat JOY:

Jesus First, Other Second and You Third. Hal ini berarti bahwa dalam

kehidupan sehari-hari, setiap anggota JOY Fellowship selalu menempatkan

Yesus pada prioritas yang pertama, orang lain pada tempat yang kedua dan diri

sendiri di tempat yang terakhir. Jika seseorang telah menerapkan hal ini,

barulah ia benar-benar merasakan “joy” atau “sukacita”. Jadi, joy bukan

happiness (gembira), karena happiness tergantung pada situasi dan joy tidak

bergantung pada situasi.

4. Misi dan Visi JOY Fellowship

a. Misi JOY Fellowship

Misi JOY Fellowship adalah “We are Ambassadors for Heaven to the

Earth” atau “Kami adalah utusan- utusan surga bagi dunia”. Hal ini merupakan

(35)

Injil ke seluruh dunia (Mat 28:19-20). Untuk menjadi pewarta Injil, anggota

JOY Fellowship harus menjadi dan selalu sadar akan dirinya sebagai warga

Kerajaan Allah. Tanpa menjadi anggota dan mengenal Kerajaan Allah, tidak

mungkin memberitakan hal-hal tentang kerajaan itu. Hal ini merupakan

persyaratannya.

“We are ambassadors”, berarti suatu keyakinan dan kesadaran bahwa

JOY Fellowship dipanggil Allah untuk menjadi duta/utusanNya bagi dunia.

Menjadi seorang duta Allah bagi dunia berarti JOYers (anggota JOY

Fellowship) harus mampu memperkenalkan identitasnya sebagai anak-anak

Allah sesuai dengan konteks hidupnya sebagai mahasiswa.

b. Visi JOY Fellowship

Visi JOY Fellowship ada tiga yaitu:

1) Committed Christian

Committed Christian berartimenjadi orang kristen yang berkomitmen.

Hal ini berarti setuju dan memiliki keyakinan akan tujuan hidup kekristenan,

bangga dengan kekristenannya dan mampu membuktikan apa yang dia setujui

dan yakini dalam penghayatan hidupnya. Hal ini juga berarti bahwa ia rela

menyerahkan seluruh kepemilikannya pada Allah (waktu, tenaga, talenta,

dsb) demi menjadi dutaNya bagi dunia dan merasa sukacita atas pilihannya

mengikuti Kristus serta menerimaNya sebagai penyelamat.

2) Contagious Christian

Contagious Christian berarti menjadi orang kristen yang menular.

(36)

orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun lingkungan masyarakat pada

umumnya. Melalui sikap dan tindakannya, anggota JOY harus mampu

menunjukkan jati dirinya sebagai anak-anak Allah. Dengan demikian orang

lain yang ada di sekitarnya mempunyai kerinduan dan keinginan menjadi

anak Allah juga. Kehidupan yang menular ini dapat dipelajari dari kehidupan

jemaat perdana yang begitu membawa pengaruh bagi orang lain (Kis 3:

11-26).

3) Contemporary Christian

Contemporary Christian berarti menjadi orang kristen yang

kontemporer. Artinya kreatif menciptakan kesempatan untuk menjadi saksi

Kristus melalui pendekatan budaya anak muda. Hal ini tidak berarti

kompromi pasif dengan budaya anak muda, tetapi bagaimana menyampaikan

kebenaran Firman Allah sesuai dengan karakter anak muda jaman sekarang.

Misalnya melalui musik, drama, dance, multimedia, publishing, dan semua

ministry yang mendukung program-program JOY Fellowship.

5. Tiga Pilar Spirit JOY Fellowship

Sebagai sebuah persekutuan mahasiswa kristiani, JOY Fellowship

memiliki tiga pilar/kekuatan yang menunjang kehidupan rohani anggotanya

yaitu:

a. Doa

Setiap anggota diajak untuk mendalami kehidupan doanya dengan

melakukan quite time (saat teduh) setiap hari. Quiet time atau saat teduh

(37)

waktu tertentu setiap harinya untuk membaca Kitab Suci/Alkitab, berdoa

dan berefleksi. Kehidupan doa menjadi hal yang perlu dilakukan, mengingat

sejarah JOY Fellowship tidak terlepas dari kekuatan doa dalam

perjalanannya.

b. Kitab Suci

Kitab Suci menjadi inspirasi dan juga semangat bagi JOYers dalam

melakukan tugas dan mengambil keputusan dalam hidupnya. Setiap JOYers

diajak untuk merenungkan Kitab Suci, mensharingkannya pada orang lain

dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Nilai-nilai JOY (Values of JOY)

JOY Fellowship mempunyai tujuh nilai yang ditanamkan pada setiap

anggota atau dihidupi oleh setiap anggota sebagai semangat bagi

masing-masing anggota dalam mengaktualisasikan dirinya yaitu:

1) Sacrifice

Sacrifice atau pengorbanan di sini dapat diartikan sebagai:

a)Pengorbanan waktu.

b)Menyerahkan seluruh pemikiran dalam membantu orang

yang didampingi atau dibimbing.

c)Menyerahkan keinginan kita sendiri untuk hidup seturut

dengan kehendak Allah secara konsisten, sebagai usaha

(38)

2) Purity

Purity/kemurnian didefinisikan sebagai kekudusan dalam

hidup. Setiap JOYers didorong untuk lebih mendalami kehidupan

doa, penyangkalan diri, hidup secara benar dan juga menghindari

perilaku berpacaran yang tidak sehat apalagi seks bebas.

3) Authenticity

Authenticity atau keotentikan didefinisikan sebagai tindakan

jujur untuk menjadi diri sendiri. Dalam keotentikan terdapat

pengungkapan emosi dan diri secara jujur dan terbuka, serta

konsisten dalam perkataan dan perbuatan.

4) Cooperation

Setiap anggota didorong untuk bisa memberikan kontribusi

dalam berbagai program JOY Fellowship dan bersedia

bekerjasama antar ministry/bagian pelayanan.

5) Excellency

Excellency/kesempurnaan di sini dimaksudkan sebagai

usaha untuk menghasilkan suatu hal dengan kualitas terbaik

dalam setiap aspek hidupnya. Setiap anggota didorong untuk

menampilkan kualitas yang terbaik bukan hanya dalam program

dan tugas-tugas pribadi saja, akan tetapi juga dalam kualitas hati.

6) Dilligent

Kepada setiap anggota JOY ditanamkan kesadaran akan

(39)

pribadi atau bersama. Setiap anggota dihimbau untuk tekun dalam

mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya secara pribadi dan juga

dalam pelayanan di JOY Fellowship.

7) Discipline

Disiplin berarti ketaatan dan komitmen dalam hal- hal

seperti penggunaan waktu, menepati janji, menjaga kerapian dan

kebersihan lingkungan JOY Fellowship, dll.

6. Kegiatan-kegiatan JOY Fellowship

JOY Fellowship memiliki berbagai macam aktivitas atau kegiatan yang

ditawarkan kepada mahasiswa yang bisa diikuti secara umum atau dengan

persyaratan tertentu. Acara-acara tersebut dibuat secara periodik yaitu harian,

mingguan, bulanan, per semester dan tahunan. Kegiatan-kegiatan tersebut

antara lain:

a. General retreat

General retreat adalah retret tahunan yang bisa diikuti oleh

seluruh anggota JOY Fellowship dengan kuota tertentu. Retreat ini

biasanya diadakan pada awal tahun selama empat hari dengan

tema-tema khusus. Aktivitas dalam General Retreat antara lain capita selecta

(kelas pilihan), plenary (sesi utama), quiet time sharing & cabin

sharing, serta talent night (malam seni).

b. Leaders Camp

Leaders Camp adalah pertemuan bagi para leader/pemimpin

(40)

program-program JOY Fellowship. Pertemuan ini juga berfungsi sebagai sarana

orientasi dan pembekalan bagi leader barumaupun lama.

c. Tuesday Meeting

Pertemuan ini dilaksanakan sekali dalam lima minggu untuk

menyambut anggota JOY Fellowship yang baru, yang telah lulus kelas

pelatihan 101 serta pengumuman kelulusan di kelas-kelas lain.

Pelatihan 101 merupakan syarat untuk menjadi anggota JOY Fellowship

dengan konsekuensi tertentu. Tuesday Meeting juga digunakan sebagai

sarana untuk menyampaikan informasi kepada seluruh anggota.

d. Pelatihan

JOY Fellowship membuka kelas-kelas pelatihan setiap

minggunya dengan beberapa pilihan kelas. Program ini dilaksanakan

setiap hari Selasa selama satu bulan. Setiap kelas terbuka bagi seluruh

anggota JOY Fellowship dengan menyertakan persyaratan khusus untuk

kelas tertentu.

e. Thursday Prayer Meeting

Thursday Prayer Meeting adalah kegiatan yang diadakan sekali

dalam sebulan untuk mendoakan secara khusus masalah

internal-eksternal ataupun kebutuhan-kebutuhan JOY Fellowship. Acara ini

biasanya didahului dengan puasa bagi seluruh anggota dan buka puasa

(41)

f. J Nite Party

J Nite Party adalah kegiatan yang sebelumnya disebut Friday

Meeting. Kegiatan ini adalah kegiatan persekutuan/mass meeting

dengan rangkaian acara yang diisi dengan dance, drama, musik, choir,

pemberitaan firman dan fellowship time. Acara ini terbuka bagi seluruh

anggota JOY Fellowship dan juga berfungsi sebagai sarana untuk

mengundang mahasiswa yang belum bergabung dengan JOY

Fellowship.

7. Struktur Organisasi JOY Fellowship

JOY FELLOWSHIP

2008

Keterangan: Advisory Commitee

Board Alumni’s

Meeting

General Secretary

Supporters Meeting

Ex.Com

Mass Meeting

Campus Ministry

(42)

Keterangan:

a. Board

Board adalah pimpinan tertinggi JOY Fellowship. Board bertugas

untuk mengambil keputusan yang bersifat makro dan bertanggungjawab

sepenuhnya terhadap hidup dan matinya JOY Fellowship. Pertemuan

rutin anggota board diadakan satu kali dalam satu tahun dihadiri oleh

seluruh advisor, general secretary, para pendukung (supporters) dan

wakil dari alumni. Hal lain yang dibahas dalam board meeting adalah

rencana studi bagi para staff, staff yang akan dikuliahkan dan kebutuhan

besar JOY Fellowship.

b. Advisory Committee

Advisory Committee atau Dewan Penasihat berfungsi untuk

memberikan masukan demi perkembangan JOY Fellowship. Tugasnya

dewan ini yaitu untuk memperhatikan dinamika perkembangan

pelayanan JOY Fellowship dan memberikan pandangan serta masukan

pada saat pertemuan Ex.Com.

c. Alumni’s Meeting

Pertemuan alumni (alumni’s meeting) berperanan untuk

mendukung perkembangan JOY Fellowship, baik dalam hal moril

maupun secara fisik, khususnya dalam membantu finansial JOY

(43)

d. Supporters Meeting

Bagian ini berisi semua donatur dan pendukung JOY Fellowship

yang berfungsi untuk membantu keperluan finansial JOY Fellowship dan

bertanggungjawab kepada board.

e. Ex. Com (Executive Committee Meeting)

Ex.Com merupakan pertemuan tingkat tinggi antara General

Secretary dengan para staff sebagai kepala departemen dari

masing-masing departemen dan juga advisor. Tujuannya adalah untuk

mengevaluasi pelaksanaan aktivitas JOY Fellowship dalam sebulan dan

merumuskan agenda kerja selanjutnya.

g. General Secretary

General Secretary adalah seorang yang terpilih dari antara para

staff sebagai penanggungjawab seluruh kegiatan JOY Fellowship atau

sebagai pemimpin secara fungsional.

h. Management Department

Departemen ini bergerak dalam bidang administrasi fungsional

bagi JOY Fellowship untuk mendukung kelancaran aktivitas JOY

dengan departemen-departemennya. Bidang atau bagian dalam

departemen ini atau yang menjadi tanggungjawab departemen ini adalah

keuangan, kesekretariatan, dokumentasi, event organizer dan

(44)

i. Campus Ministry Department

Campus Ministry Department merupakan bagian pelayanan yang

berfungsi sebagai penopang utama kegiatan kerohanian dan sebagai

social control bagi pertumbuhan kerohanian dan kepribadian anggota.

Campus ministry Department bertugas mengorganisir pelayanan cell

group di JOY pusat dan campus outreach di kampus-kampus.

j. Human Resources and Development Department (HRD)

Departemen ini berfungsi sebagai departemen yang mengelola

keanggotaan JOY Fellowship (penyedia data base), menyelenggakan

pelatihan-pelatihan bagi anggota dan membuat rencana strategis bagi

pengembangan organisasi dan pertumbuhannya.

k. Mass Meeting Department

Departemen ini mengambil tanggungjawab untuk mengelola mass

meeting (acara persekutuan) dan pelayanan berbagai ministry yang

mendukung acara JNP (J Nite Party) dan acara-acara besar di JOY

Fellowship. Ministry (bidang-bidang pelayanan) yang berada di bawah

Mass MeetingDepartment yaitu: dance, publishing, drama, choir,music,

(45)

B. Cell Group

Secara etimologis, kata cell group terdiri dari dua kata yaitu “cell” atau

sel yang berarti bagian terkecil dari suatu makhluk hidup dan “group” yang

berarti kelompok. Dalam dunia kekristenan, Cell group didefinisikan sebagai

kelompok yang terdiri dari 2-12 orang yang berkumpul bersama untuk

membangun relasi melalui dukungan, saling percaya, bimbingan dan doa

sehingga semua anggota mengalami perubahan/transformasi hidup dalam

Kristus (Applegate, 2005).

Dalam pertemuannya, anggota didorong untuk mengemukakan

pemikiran mereka, perasaan, perjuangan hidup mereka dan sukacita mereka

sekaligus dalam menerapkan nilai- nilai atau prinsip-prinsip Alkitab dalam

kehidupan mereka sehari- hari. Dalam acara doa bersama setiap anggota

memuji, memohon, mengakui kesalahan dan bersyukur pada Tuhan. Dalam

hubungan yang saling percaya ini, semua anggota setuju bahwa apa yang

disampaikan dalam kelompok ini akan tetap menjadi rahasia kelompok dan

perbedaan pendapat tetap dihargai. Cell group bukanlah kelompok terapi

(Applegate, 2005).

1. Arti dan keberadaan Cell Group di JOY Fellowship

Cell group dalam konteks JOY Fellowship berarti:

a. Kelompok mahasiswa yang mengadakan pertemuan secara rutin

dalam suatu waktu tertentu untuk belajar dan berpengalaman

bersama Allah mela lui sharing quiet time dan belajar firman

(46)

b. Kelompok kecil yang saling mendukung, membagikan

pergumulan hidup di kost, keluarga, kampus, dll serta

mendoakannya bersama-sama.

c. Kegiatan kelompok kecil yang santai, penuh keceriaan dan

kekeluargaan.

Cell group di JOY Fellowship merupakan tempat untuk setiap

anggota bertumbuh dewasa secara rohani dan mengalami suasana

kekeluargaan sesuai dengan mottonya yaitu “Cell Groupku, Keluargaku

dalam Kristus”. Kegiatan cell group selain dilaksanakan di kantor JOY

Fellowship, saat ini juga sudah mulai merambah dan melayani mahasiswa di

kampus-kampus tertentu. Cell group yang berada di kampus-kampus diberi

nama “Campus Outreach (CO)”. Sampai saat ini anggota cell group di JOY

Fellowship berjumlah 235 orang dengan 13 cell group di JOY pusat dan 16

campus outreach. Campus outreach diberi nama sesuai nama kampus atau

lokasi menjadi pusat dari beberapa kampus. Campus outreach yang ada

sekarang yaitu Babarsari, UKDW, UGM, Mrican, Timoho, Hyatt, AKK,

UKRIM dan Maguwo.

2. Misi dan visi Cell Group

a. Misi Cell Group

Misi cell group adalah “Cell groupku, keluargaku dalam

Kristus.” Cell group adalah tempat bagi anggota untuk saling

(47)

nilai- nilai hidup kristiani secara konkret, misalnya seperti berempati

terhadap permasalahan anggota yang lain.

b. Visi Cell Group

1) Encouraging Love.

Cell group menjadi tempat untuk merasakan dan membagikan

kasih kepada teman cell group, yaitu kasih yang membangun,

menguatkan dan yang melibatkan pemberian diri secara tulus.

Dinamika dan energi cinta yang dialami remaja disalurkan melalui

perhatian, relasi yang sehat dan penuh kasih dengan Tuhan dan

sesama.

2) To heal and to care

Cell group juga berfungsi sebagai tempat untuk penyembuhan

dan pemulihan pribadi dari pergumulan dan luka batin. Dalam cell

group, diharapkan anggota mengalami perubahan sikap hidup,

melalui perhatian dan penguatan sesama anggota.

3) To build Christlikeness by applying the word of God

Cell group adalah tempat untuk belajar firman Tuhan,

memahami kasih dan karunia Allah melalui Yesus Kristus. Anggota

cell group seharusnya selalu rindu akan kebenaran, mau hidup

serupa dengan Kristus dan mengaplikasikannya dalam sikap hidup

(48)

4) Multiplication

Cell group yang baik adalah cell group yang terus

berkembang. Perkembangan ini berarti mengalami pertumbuhan baik

secara kuantitas yaitu semakin bertambahnya jumlah anggota dan

secara kualitas yaitu pertumbuhan iman serta kedewasaan.

Perkembangan cell group juga ditandai dengan adanya proses

multiplikasi (membelah). Multiplikasi dari satu cell group menjadi

dua cell group dilakukan saat anggota sudah berjumlah lebih kurang

15 orang dengan tujuan agar cell group tetap sehat dalam relasinya

dan agar lebih banyak orang bergabung untuk bertumbuh secara

rohani.

3. Nilai-nilai Cell Group

Cell group juga memiliki nilai- nilai atau acuan yang menjadi sikap

dasar bagi anggota cell group dalam membina dan memupuk keluarga

kristiani yang sehat dan saling membangun dalam Kristus. Adapun

nilai-nilai dalam cell group yaitu penerimaan, hidup yang dijiwai oleh Alkitab,

komunitas doa, keintiman, kedewasaan.

4. Struktur Cell Group

Setiap cell group di JOY Fellowship dipimpin oleh seorang leader.

Leader atau pemimpin cell group dipilih atau ditentukan oleh Campus

Ministry Department berdasarkan kedewasaan rohani, keterlibatan dalam

(49)

group biasanya dibantu oleh sub-leader atau team inti dalam penyusunan

rencana kerja cell group, pembuatan program mingguan. penentuan

bahan-bahan untuk cell group, melakukan evaluasi kinerja cell group dan melayani

anggota secara pribadi.

Pemimpin cell group bertanggungjawab kepada coach (pemimpin

beberapa cell group leader, biasanya adalah seorang staff).

Pertanggungjawaban ini adalah tentang dinamika dan perkembangan cell

group yang mereka pimpin, terlebih pertumbuhan iman anggota.

Pertanggungjawaban tersebut dilakukan melalui pertemuan pribadi dengan

coach, memberikan laporan mingguan tentang kegiatan dan perkembangan

cell group, serta pertemuan ranch (pertemuan antar cell group leader

dengan coach yang sama).

5. Kegiatan-kegiatan Cell Group

Seperti telah disebutkan di atas, rencana dan program cell group

adalah otonomi dari masing- masing pemimpin cell group. Akan tetapi

leader harus memberikan laporan pertanggungjawaban kepada coach secara

periodik. Campus Ministry Department juga telah menyediakan berbagai

modul yang diperlukan untuk kegiatan mingguan yang dapat dipakai setiap

cell group. Adapun pertemuan dan program di dalam sebuah cell group

yang secara umum dilakukan setiap minggu adalah:

a. Ice Breaker

Ice breaker adalah kegiatan pembuka cell group yang

(50)

rileks dan sekaligus berfungsi sebagai pengantar tema kegiatan

yang akan didalami hari itu.

b. Sharing Quiet Time

Quiet time yaitu kegiatan rohani yang dilakukan seseorang

dalam mendevosikan waktu tertentu setiap harinya untuk

membaca Kitab Suci/Alkitab, berdoa dan berefleksi. Jadi quiet

time sharing adalah saat bagi para anggota cell group untuk

membagikan apa yang mereka peroleh dari quiet time mereka

secara pribadi. Di sinilah para anggota belajar untuk

mendengarkan secara aktif dan belajar dari pengalaman hidup

anggota lain demi perkembangan mereka sendiri.

c. Praise and worship

Kegiatan ini adalah kegiatan bernyanyi bersama untuk

memuji dan meluhurkan nama Tuhan sebagai ungkapan syukur,

pengagungan dan sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa cinta

dan tobat kepada Tuhan.

d. Sharing bahan

Dalam kegiatan sharing bahan, anggota mengungkapkan

tanggapannya terhadap materi yang sudah tersedia dalam modul

cell group. Modul sudah dipersiapkan oleh Campus Ministry

Department dan difungsikan di masing- masing cell group sesuai

kebutuhan anggota. Modul tersebut diberikan kepada

(51)

bahan ini, anggota memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan

berinteraksi guna membahas bahan yang sudah disiapkan.

e. Doa

Doa merupakan bagian utama dari segala kegiatan. Untuk

itu setiap kegiatan didahului dan diakhiri dengan doa. Sebagai

pengikut Kristus, JOYers wajib membangun habitus doa dalam

kehidupannya dan menempatkan relasi dengan Tuhan sebagai

yang terutama dalam hidupnya. Bentuk doa yang dilakukan yaitu

doa syafaat dan mendoakan intensi masing- masing anggota.

Program-program lain yang juga diadakan dalam cell group yaitu

konseling pribadi antara leader dengan anggota cell group guna membahas

kesulitan atau masalah anggota, sharing antar anggota (konseling sebaya),

homestay ke rumah/kos antar anggota yang berjenis kelamin sama, home

visit atau kunjungan ke kos/rumah anggota, kunjungan ke lembaga- lembaga

tertentu seperti Panti Asuhan, evaluasi cell group, acara rekoleksi bersama,

nonton film bersama, serta jalan-jalan dan piknik.

6. Tinjauan multidisipliner cell group di JOY Fellowship

a. Tinjauan tentang cell group

Cell group di JOY Fellowship sebagai kelompok untuk belajar

dan berpengalaman bersama Allah melalui sharing quiet time dan

belajar firman Tuhan, dalam relasi yang saling mendukung, saling

berbagi pergumulan hidup di kost, keluarga, kampus, dll serta

(52)

belajar (learning group) dan kelompok pertumbuhan (growth group).

Kelompok belajar menurut Bungin (2006:270) adalah kelompok yang

bertujuan untuk meningkatkan informasi, pengetahuan dan kemampuan

diri para anggotanya. Adapun kelompok pertumbuhan yaitu kelompok

yang memusatkan perhatian pada permasalahan yang dihadapi

anggotanya demi perkembangan pribadi mereka. Kedewasaan rohani

dan perubahan/transformasi hidup dalam Kristus itulah yang menjadi

tujuan dari kelompok ini tujuan belajar dan tujuan pertumbuhan cell

group.

Sebagai sebuah kelompok kristiani, cell group tetap memiliki

fungsi kelompok secara umum yaitu untuk hubungan sosial,

pendidikan, persuasi dan problem solving. Sendjaja (dalam Bungin,

2006: 268) menjelaskan bahwa fungsi hubungan sosial dalam suatu

kelompok adalah bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan

memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya. Fungsi

pendidikan yaitu bagaimana sebuah kelompok bekerja untuk mencapai

dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi persuasi yaitu bagaimana

setiap anggota berupaya mempersuasi anggota lainnya untuk

melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Fungsi problem solving yaitu

adanya usaha dari kelompok untuk memecahkan persoalan dan

membuat keputusan-keputusan. Fungsi- fungsi tersebut tetap dilakukan

(53)

bertujuan untuk mencapai kedewasaan rohani dan

perubahan/transformasi hidup dalam Kristus.

b. Anggota Cell Group

Anggota cell group di JOY Fellowship adalah mahasiswa yang

aktif dalam pelayanan di JOY Fellowship. JOY Fellowship

mensyaratkan bahwa sebuah cell group siap untuk multiplikasi atau

memecah jika anggota sudah memiliki pertumbuhan iman yang cukup

dan sudah beranggotakan 12-14 orang. Hal ini ditujukan demi adanya

efektivitas dalam pelayanan, relasi yang lebih mendalam serta memberi

kesempatan kepada mahasiswa lain untuk bergabung.

Berdasarkan status anggota JOY Fellowship yang merupakan

mahasiswa, maka rentang usia rata-rata anggota cell group berkisar

antara 17-25 tahun. Hal ini berarti bahwa mereka berada dalam rentang

masa remaja akhir dan dewasa awal. Shelton (1991: 12) menyatakan

bahwa orang/kaum muda pada masa tersebut disibukkan dengan hal- hal

seperti kuliah/studi, karier dan perkawinan. Perhatian kaum muda

semakin terpusat pada peran dan tugas-tugas yang menyiapkan mereka

memasuki dunia kaum dewasa. Shelton (1991: 15) menyebutkan bahwa

variabel umum yang menarik bagi kaum muda adalah penerimaan

terhadap nilai-nilai yang pada umumnya dipegang yaitu cinta,

kepenuhan dan persahabatan.

Adapun studi tentang sikap dan praktik keagamaan menyebutkan

(54)

kebutuhan-kebutuhan akan kehidupan keagamaan dan menemukan nilai- nilai

personal dalam kehidupan beragama. Hal yang menjadi kesulitan bagi

kaum muda adalah hubungan mereka dengan gereja yang institusional.

Conger (dalam Shelton, 1991: 15) menyebutkan terdapat indikasi

bahwa kaum muda sekarang lebih menekankan unsur pribadi dalam hal

agama, sedangkan generasi sebelumnya lebih menekankan agama yang

dilembagakan. Adapun spiritualitas kaum muda adalah pada usaha

mereka mencari kebenaran dan makna terdalam dari eksistensi dirinya

(Shelton, 1991: 19). Sifat khas spiritualitas kaum muda adala h aspek

“relasional” yaitu hubungan pribadinya dengan Kristus dan hubungan

dengan sesamanya demi pertumbuhan hidup rohaninya. Hal- hal tersebut

berdasarkan pengamatan penulis merupakan hal- hal yang mendasari

atau yang juga menjadi ciri khas anggota cell group di JOY Fellowship.

Anggota cell group di JOY Fellowship merupakan mahasiswa

yang berasal dari berbagai kampus/universitas di Yogyakarta, dengan

latar belakang suku, denominasi gereja dan bahkan negara yang

berbeda-beda pula. Hal- hal tersebut merupakan hal- hal yang turut pula

mempengaruhi paradigma, pola pikir dan perilaku setiap anggota.

Perbedaan-perbedaan tersebut dapat menjadi kendala atau sumber

konflik dalam relasi dan intimitas antar anggota cell group.

Konflik-konflik inilah yang harus diselesaikan secara asertif sehingga mampu

menciptakan hubungan antar pribadi yang lebih mendalam. Adapun

(55)

yang mampu mempererat dan menjadi acuan di tengah-tengan

perbedaan yang ada.

c. Hubungan antar pribadi dalam cell group

Di dalam sebuah cell group, hubungan antar pribadi memainkan

peranan penting dalam pembentukan kohesifitas dan sense of belonging

antar anggota dan terhadap cell group. Kesatuan hati dan rasa saling

memiliki dalam cell group merupakan wujud kasih dan dukungan demi

pertumbuhan masing- masing anggota dalam Kristus. Hubungan antar

pribadi dalam cell group dapat memberi dorongan kepada anggota,

yang berhubungan dengan perasaan, pemahaman informasi, dukungan

dan berbagai bentuk komunikasi yang mempengaruhi citra diri

seseorang dan membantu orang untuk memahami harapan orang lain.

Hubungan pribadi antar anggota dalam cell group selain

terbangun dalam pertemuan setiap minggunya, juga dibangun melalui

kegiatan pertemuan one to one (sharing antar pribadi) dan juga

konseling pribadi dengan pemimpin cell group. Pertemuan one to one

selain dilakukan antar anggota, bersifat wajib dilakukan oleh pemimpin

cell group agar secara dekat/pribadi mengenali dan melayani

anggotanya. Hal ini berarti bahwa seorang pemimpin cell group dan

setiap anggota ditantang untuk berani memberikan waktu, tenaga dan

pikiran demi pelayanan yang lebih utuh. Acara-acara lain yang

dilakukan di luar rutinitas cell group seperti homestay, home visit atau

(56)

tertentu, evaluasi cell group, rekoleksi, nonton film bersama, serta

jalan-jalan dan piknik juga menjadi sarana terjadinya komunikasi antar

pribadi dan relasi yang semakin intens dan mendalam.

Hal ya ng nampak dalam pola relasi/hubungan antar pribadi dalam

cell group seperti tersebut di atas adalah dua hal yaitu pengungkapan

diri (self disclosure) dan penetrasi sosial (social penetration). Bungin

(2006: 261) menyatakan proses pengungkapan diri (self disclosure)

adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada

orang lain atau sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan

seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi pada

dirinya. Di dalam pertemuan one to one atau sharing dalam cell group,

self disclosure ini seringkali digunakan. Penetrasi sosial (Bungin, 2006:

262) adalah proses dimana orang saling mengenal satu sama lain.

Proses ini bersifat bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang

tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik

pembicaraan yang lebih pribadi dan akrab seiring dengan

perkembangan hubungan. Cell group yang berfungsi sebagai social

control di JOY Fellowship, tak lepas dari adanya penetrasi sosial dalam

relasi antar anggotanya. Hub ungan antar pribadi yang

mendalam/intimitas sebuah cell group akan nampak dalam pertemuan

besar seluruh anggota JOY Fellowship seperti JNP (J Nite Party)

(57)

C. Perilaku asertif

1. Pengertian perilaku asertif dan asertivitas

Dalam kenyataan hidup sehari- hari, tidak ada manusia yang hanya

menggunakan satu macam perilaku saja secara konsisten. Tidak ada

manusia yang selalu mengalahkan segala keinginan dan mengorbankan

perasaannya sendiri bagi orang lain (non asertif). Tidak ada manusia yang

selalu memenangkan kehendak atau membela haknya secara terus menerus

atas pribadi lain (agresif). Tidak ada juga orang yang senantiasa bersikap

bijaksana dalam menyikapi ketegangan dengan orang lain sehingga

masing-masing senantiasa merasa diuntungkan (asertif). Tiga macam perilaku

tersebut selalu ada dalam kehidupan setiap individu.

Perilaku manusia dalam menanggapi suatu konflik pada dasarnya

dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu perilaku non asertif, perilaku

agresif dan perilaku asertif. Lloyd (1991: 5) mendefinisikan perilaku non

asertif sebagai perilaku yang bersifat pasif dan tidak langsung. Perilaku ini

mengkomunikasikan suatu pesan inferioritas. Pribadi yang berperilaku non

asertif cenderung untuk membiarkan keinginan, kebutuhan dan hak orang

lain menjadi lebih penting daripada keinginan, kebutuhan dan haknya

sendiri. Orang yang berperilaku non asertif akan lebih memilih kalah dan

membiarkan orang lain menang. Menggunakan perilaku ini secara

terus-menerus akan membuat pribadi tersebut merasa menjadi korban dan

(58)

Perilaku agresif adalah perilaku yang lebih kompleks. Perilaku ini

bisa bersifat aktif ataupun pasif. Agresi juga dapat bersifat langsung ataupun

tidak langsung, jujur ataupun tidak jujur akan tetapi senantiasa

mengkomunikasikan kesan superioritas dan tidak adanya respek terhadap

orang lain. Pribadi yang berperilaku agresif cenderung untuk menuruti

kemauannya sendiri, menempatkan kebutuha

Gambar

Tabel 2
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
+7

Referensi

Dokumen terkait