84% Unique
Total 30880 chars, 4542 words, 164 unique sentence(s).
Custom Writing Services
-
Paper writing service you can trust. Your assignment is our priority! Papers ready in 3 hours!
Proficient writing: top academic writers at your service 24/7! Receive a premium level paper!
@charset "UTF-8"; html{height:100%;padding-bottom:1px;} small,.small{font-size:0.9em;} .cssTable { margin:0px;padding:0px; width:100%; box-shadow: 10px 10px 5px
#888888; border:1px solid #ffffff; mozborderradiusbottomleft:0px; webkitborderbottomleftradius:0px; borderbottomleftradius:0px; mozborderradiusbottomright:0px;
-webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; border-radius-topright:0px; -webkit-border-top-right-radius:0px; border-top-right-radius:0px;
-moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table { border-collapse: collapse; border-spacing: 0; width:100%; height:100%;
margin:0px;padding:0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { -moz-border-radius-bottomright:0px; -webkit-border-bottom-right-radius:0px; border-bottom-right-radius:0px; }
.cssTable table tr:first-child td:first-child { -moz-border-radius-topleft:0px; -webkit-border-top-left-radius:0px; border-top-left-radius:0px; } .cssTable table tr:first-child td:last-child
{ mozborderradiustopright:0px; webkitbordertoprightradius:0px; bordertoprightradius:0px; }.cssTable tr:lastchild td:firstchild{ mozborderradiusbottomleft:0px;
-webkit-border-bottom-left-radius:0px; border-bottom-left-radius:0px; } .cssTable tr:hover td{ color:#e5e5e5; } .cssTable td{ vertical-align:middle;
background-color:#fcfcfc; border:1px solid #ffffff; border-width:0px 1px 1px 0px; text-align:left; padding:7px; font-size:12px; font-family:Arial; font-weight:normal; color:#000000; } .cssTable
tr:last-child td { border-width:0px 1px 0px 0px; } .cssTable tr td:last-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:last-child td:last-child { border-width:0px 0px 0px 0px; }
.cssTable tr:first-child td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%); background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc),
color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc 100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc",
endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc); background-color:#cccccc; border:0px solid #ffffff; text-align:center; border-width:0px 0px 1px 1px;
font-size:14px; font-family:Arial; font-weight:bold; color:#000000; } .cssTable tr:first-child:hover td { background:-o-linear-gradient(bottom, #cccccc 5%, #cccccc 100%);
background:-webkit-gradient( linear, left top, left bottom, color-stop(0.05, #cccccc), color-stop(1, #cccccc) ); background:-moz-linear-gradient( center top, #cccccc 5%, #cccccc
100% ); filter:progid:DXImageTransform.Microsoft.gradient(startColorstr="#cccccc", endColorstr="#cccccc"); background: -o-linear-gradient(top,#cccccc,cccccc);
background-color:#cccccc; } .cssTable tr:first-child td:first-child { border-width:0px 0px 1px 0px; } .cssTable tr:first-child td:last-child { border-width:0px 0px 1px 1px; }
Results
Query
Domains (original links)
Unique
YOGYAKARTA Dari Kontinuitas ke Perubahan Oleh
-1 result
Pendahuluan Pada tanggal27 Mei 2006 lalu satu peristiwa tragis terjadi
dokumen.tips
5 results
Sejarah seharusnyamemiliki dua lUlSUf, yaitu kontinuitas danperubahan, yang terbingkai oleh waktu
rafazky.blogspot.com
arfianwidyatama.wordpress.com
pengayaan.com
fliphtml5.com
brainly.co.id
Unique
Melalui kontinuitas, sejarah menarasikan beroagai unsur kehidupan dati masa lampau yang tetap dipertahankan oleh
masyarakat masa kini sebagai identitasnya
-JUDUL:
Yogyakarta dari kontinuitas ke
perubahan
Unique
Di lain pihak, perubahan menarasikan beroagai unsur kehidupanyang diubah oleh masyarakat, baik akibat pengaruh
luar mauplUl penemuan sendiri, untuk meningkatkankualitas hidup mereka
-Unique
Hilangnyaingatan kolektif terhadap masa lampaunya merupakan indikasi bahwa narasi yang selamaini diproduksi lebih
menampilkan perubahan
-Unique
Tulisan ini disampaikan pada Seminar 250 Tahun Yogyakarta yang diadakan oleh Pusat Studi Sejarah Indonesia dan
PUSdEP Universitas Sanata Dharma pada tanggal15 Agustus 2006
-Unique
Pendiskreditan teknologi kayu mendorong masyarakat untuk mengubah konstruk pikirmereka tentang bangun rumah
yang ba~k sekaligus menghapus ingatan masa lampau mereka dan menggantinya dengan teknologi tembok
-Unique
Dari contoh kasus masyarakat Bantu
-Unique
tampak bahwa meski secara teoritis kontinuitas dan perubahan dapat menjadi roh dari sebuah narasi
-Unique
Akan tetapi dalam prakteknya, terutama di Yogyakarta, seringkali keduanya memproduksi dua narasi yang berbeda
dan bahkan bertentangan
-Unique
Tarik ulur antar kedua kubu membuahkan beroagai peristi wa sejarah yang kompleks
-Unique
Pada tulisan ini, saya mencoba untuk menelusuri kembali jejak -jejak dialektika antarakontinuitas dengan perubahan,
terutama dati perspektifbudaya
-Unique
Akar Budaya Yogyakarta Kebudayaan sebagai hasil karya, karsa, rasa dan cipta manusia dalam menanggapi dinamika
kehidupan, termasuk di 15 14 , dalamnya dinamika lingkungan geografis
-Unique
Clifford Geertz menggambarkan Pulau Jawa, tentu saja termasuk Yogyakarta, sebagai perpaduan sempuma dari empat
unsur inti kehidupan, yaitu tanah, air, api dan angin
-Unique
l Perpaduan ini menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu tempat ideal bagi berkembangnya kehidupan
-Unique
Keistimewaan kondisi geografis mendasari bagi lahimya kebudayaan yang bermuara padakeyakinan bahwasemesta
bekeIja tanpakurang suatu apapun danpadatahap selanjutnya menumbuhkan pola hidup yang menjunjung tinggi
kehannonisan
-Unique
Salah satu aspek penting untuk menjaga kehannonisan adalah adanya sistem politik yang memadai
-Unique
Penghormatan kepada orang tuadidasarkan padakesadaran akan asal-usul diri
-Unique
Setiap orang menjadi ada karenabersatunyaorang tua yang sering disimbolkan dengan lingga-yoni
-Unique
Selain masalah eksistensial, penghormatan didasarkan pada pengalaman bahwa orang tua menjadi figur sentral dalam
menjaga ketenteraman dan kerukunan seluruh anggota keluarga, baik dalam arti fisik maupun barin
-Unique
Penghormatan diekspresikan dengan sikap patuh dan taat dari anak kepada orangtuanya
-4 results
Wacanaini diperkokoh dengan ungkapan ora ana macan sing tegel mangsa gogore dhewe (Tidak ada macan yang tega
memakan anaknya sendiri)
bandungnewsphoto.com
pikiran-rakyat.com
ahmadsyakirin.blogspot.com
Free Download | Mozilla
Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload
Firefox - the faster, smarter, easier way to browse
the web and all of Yahoo 4 results
Unique
Penghormatan kepada orang tua dilakukan tidak hanya saat masih hidup, tetapi 1 Clifford Geertz, Involusi Pertanian:
Proses Perubahan Ekologi dilndonesia, Jakarta: BbrataraKaryaAksara, 1983
-Unique
16 '"" juga ketika sudah meninggal
-Unique
Berbagai upacara dari penguburan sampai 1000 hari merupakan bentuk penghormatan yang dikenal luas oleh
masyarakat Yogyakarta
-Unique
2 Bangun organisasi keluarga pada tahap selanjutnya berkembang menjadi bangun politik
-Unique
Hubungan penguasa - rakyat dipandang seperti hublll1gan orang tua-anak
-Unique
Pemimpin/ penguasa ditempatkan sebagai orang tua dari masyarakat di wilayah kekuasaannya Sejajardengan itu,
kriteria pemimpin yangbaikadalah mereka yang memiliki sifat-sifat kebapakan
-Unique
Sebaliknya, kriteria masyarakat yang baik adalah mereka yang taat dan berbakti kepada permmpm
-Unique
Selain penghormatan kepada orang tua, unsur lain yang ikut mewamai budaya politik Yogyakarta adalah nilai
kekerabatan
-Unique
Nilai kekerabatan merupakan keyakinan bahwa hidup yang terbaik adalah menempatkan orang lain sebagai kerabat
atau saudara
-Unique
Kehidupan berlandas nilai kekerabatan antara lain tersimbolkan dengan penyebutan "Simbah, Pakde, Budhe, Paldik,
Buli/(' dan sebagainya kepada tetangga, meski tidak memiliki ikatan darah
-Unique
Bahkan pada perkembangannya, nilai tersebut mengkristal pada pepatah yang menyatakan bahwa tetangga
merupakan kerabat yang terdekat (tangga iku sedulur singpaling cedhak)
-Unique
3 Kekerabatan menjadi sumber bagi berbagai aspek kehidupan, seperti gotong-royong, tolong-menolong, dan bahkan
dalam pengelolaan 2 Bandingkan dengan Niels Mulder, Pribadi dan Masyarakat di Jawa
-5 results
Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hhn 41 47
manesaaryanata.wordpress.com
anggih91.wordpress.com
dwiratnaprahasty.wordpress.com
academia.edu
slideshare.net
Unique
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985, hhn
-Unique
Secara etis, kekerabatan menjadikan masyarakat menabukan eksploatasi terhadap pihak lain
-Unique
Sampai puncak kejayaannya, yaitu saat tahta dipegang oleh Sultan Agung, dinasti Mataram menjadikan Yogyakarta
sebagai pusat pemerintahan
-Unique
Dari sudut pandang ini, secara kultural masyarakat Yogyakarta menjadi pewaris dan pemilik kebudayaan terbaik
Mataram
-Unique
Paling tidak ada tiga fenomena kultural yang diproduksi dan diwariskan selama Mataram berpusat ill Yogyakarta, yaitu:
-Unique
Identitas Kejawaan Fenomena pertama adalah penggunaan kebudayaan J awa sebagai identitas
-Unique
Selain itu, pada tahun 1633 Kerajaan Mataram juga mengeluarkan penanggaIan bam yang dinamai penanggalan J awa
-Unique
4 Perbenturan tidak hanya terbatas pada narasi kerajinan, tetapi juga fisik
-Unique
Fokus penaklukan Mataram ke Jawa Timur tidak dapat dilepaskan dari konteks budaya, karena Jawa Timur menjadi
pusat penyebaran Agama Islam
-10 results
Narasi penghidupan kembali kebudayaan Jawa juga tampak aspek pembakuan tata krama (sopan santun)
books.google.com
goodreads.com
journals.sagepub.com
readinglists.ucl.ac.uk
studyblue.com
kananundkiri.blogspot.com
ssrc.org
en.wikipedia.org
academia.edu
kineruku.com
Unique
Penghormatan terhadap orang tua memperoleh bentuk yang relatifbaku dalam format bahasa tubuh dan bahasa tutur
pada peri ode Mataram
-Unique
Moedjanto, The Concept of Power in Javanese Culture
-5 results
Gadjah Mada University Press, 1986, hIm
jogja.antaranews.com
darsonov.blogspot.com
kompasiana.com
yogyakarta.panduanwisata.id
gedangsari.com
5 results
5 BeIjalanjongkokjuga digunakan oleh smoman saat mengantarkan minum dan kudapan bagi para tamu dalam suatu
perhelatan
berbagi81.blogspot.co.id
puteragentan2.blogspot.com
pmiidkw-ump.blogspot.com
ulffahfahh.wordpress.com
kompasiana.com
Unique
Tradisi ini sampai sekarang, meski sudah j arang, masih dapat ditemukan di pedesaan Yogyakarta
-Unique
Selain bahasa tubuh, tata krama jugarnencakup bahasa tutur
-Unique
Pada periode Matararn, yaitu sejak rnasa pernerintahan SultanAgung,dikernbangkandengan duarnodel bahasa tutur,
yaitu krarna dan ngoko
-Unique
6 Bahasa krama digunakan UJltuk berkornunikasi dengan kaurn yang lebih tua, orang tua atau pernirnpin, sebagai
simOOI penghOIn1atan
-5 results
Oleh karena sebagai rnanifestasi penghoIn1atan, bahasa J awa krama dikenal sebagai bahasa halus
wacana.co
ibrahimabdallah9.blogspot.com
cariarti.com
agungpambudi72-sangkanparaningdumadi.blogspot.com
wayang.wordpress.com
Unique
Model ke dua adalah bahasa Jawa ngoko yang digunakan untuk berkornunikasi dengan kaurn seusia atau sederajad,
sebagai simbol hangatnya kekerabatan
-Unique
Konsep keagung-binatharaan Aspek ketiga yang dinarasikan oleh Matararn adaIah konsep kekuasaan khas Jawa yang
dikenaI sebagai konsep keagung binatharaan
-Unique
Keagung-binatharaan berasal dari dua kata, yaitu agung yang berarti rnulia dan bathara yang dalarn konteks ini
diartikan sebagai Tuhankhas nusantara
-2 results
7 Keagung- Tradisi ini sampai sekarang, meski sudahjarang, masih dapat ditemukan di pedesaanYogyakarta
nalarspiritual.wordpress.com
nalarspiritual.wordpress.com
Unique
6 Pada masa-masa selanjutnya, bahasa Jawa krama semakin kompleks dengan pembedaan antara krama, madya dan
ngoko
-Unique
Poerwadarminta, Sarining Paramasastra Djawa
-Unique
Djakarta, 1953 yang dikutip oleh
-Unique
Moedjanto, ibid
-10 results
7Sampai saat tulisan ini dibuat
seasite.niu.edu
prezi.com
en.wikipilipinas.org
ugg-australia.org
academia.edu
aboutphilippines.ph
liza-glenda-yrene.blogspot.com
lapropagandista.blogspot.com
Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 10 results
Unique
, penulis belum menemukan referensi yang memuat penjelasan secara memuaskan tentang konsep bathara
-Unique
Dalam berbagai karya masyarakat Indonesia, gambaran tentang bathara telah mengalami bias dengan konsep dewa
agama Hindu (Bathara Wisnu, Bathara Siva dll) dan Allahffuhan dari agama ~wi
-Unique
Penjelasan yang relatif memadai justru diperoleh dari masyarakat Philipina yang menempatkan Bathara sebagai yang
tertinggi:
-Unique
The Creator God was almost always said to be invisible, or without form, and as such, images of the deity were not
generally made
-Unique
binatharaan rnerupakan konsep kekuasaan ideal khas rnasyarakat nusantara, khususnya J awa
-Unique
Dari sudut pandang ini, raja ideal adalah penguasa yang rnampu bertindak seperti sernesta yang selalu rnemiliki sifat
ber budi bawa leksana
-9 results
am beg adil para marta
seasite.niu.edu
en.wikipilipinas.org
aboutphilippines.ph
academia.edu
ugg-australia.org
liza-glenda-yrene.blogspot.com
lapropagandista.blogspot.com
Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo Also Try why are cows considered sacred in
indiawhat animal is considered sacred in indiawhat
river is considered sacred by hinduswhy is the bible
considered sacred3 beat rythmn considered sacred 2
bad 4where are cows considered sacredwhat can be
considered sacredtrees considered sacred9 results
8 results
8 Apabila rakyat diandaikan kerangka dan raja diandaikan bilah keris, rnaka hannoni hanya akan tercipta apabila
curiga manjing warangka
seasite.niu.edu
aboutphilippines.ph
academia.edu
ugg-australia.org
liza-glenda-yrene.blogspot.com
lapropagandista.blogspot.com
Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 8 results
Unique
Sebaliknya, hanya bencana yang akan teIjadi apabila bilah keris berada di luar kerangkanya
-Unique
Raja dan rakyat hams rnerupakan satu kesatuan yang lebih dikenal sebagai konsep manunggaling kawulo-gusti
-10 results
The name was considered sacred, and very rarely uttered
seasite.niu.edu
prezi.com
wattpad.com
aboutphilippines.ph
ugg-australia.org
academia.edu
liza-glenda-yrene.blogspot.com
lapropagandista.blogspot.com
Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 10 results
9 results
This same phenomenon occurs widely throughout the Malay Archipelago
seasite.niu.edu
prezi.com
ugg-australia.org
aboutphilippines.ph
academia.edu
liza-glenda-yrene.blogspot.com
lapropagandista.blogspot.com
Free Download | Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 9 results
Unique
Generally, the Supreme God was seen as distant and too involved in higher matters for direct worship
-Unique
Instead, a lower class ofdeities, who, like humans, were also created, were the principle objects ofprayer, supplication
and ritual
-Unique
The lower gods were known by names like diwa, diwata, tuhan and anito
-Unique
As in many shamanistic cultures, these deities were divided into benefic and malefic categories
-Unique
Lihat pada htr;p:llwww
-Unique
geocities.comltokvo/templel98451 spirit.htm
-Unique
SSuitan HB X berpendapat bahwa seorang sultan seharusnya tidak lagi memiliki ambisi apa pun, kecuali senantiasa
hanya bagi kesejahteraan rakyat
-Unique
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa kekuasaan Jawa itu sebenamya berintikan pengayom (pelindung) dan pengayem
(membuat tenteram) rakyat
-5 results
Pemimpin (raja) tidak boleh mengedepankan pamrlh dan nafsu manusianya
pelajaran.click
bisakali.net
rejekinomplok.net
ragazzacorp.blogspot.com
thmoyo.blogspot.com
Unique
Lihat Kompas, 16 Februari 2004
-19 results
Kondisi ideal, yaitu menjadi raja yang agung-binathara, sangat sulit diwujudkan menj adi realitas
fikrifardhanii.blogspot.com
pt.scribd.com
driwancybermuseum.wordpress.com
eprints.uny.ac.id
hakamabbas.blogspot.com
driwancybermuseum.wordpress.com
eprints.uny.ac.id
academia.edu
Free Download |
Mozilla Firefox® Web Browser
www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster,
smarter, easier way to browse the web and all of
Yahoo 12Next19 results
Unique
Sebaliknya, yang seringkali terjadi justru raja menampakkan sifat-sifat negatif (lalim, berkepribadian lernah dll),
sebingga dalarn narasi rakyat kecil muncul istilah "kemratu-ratu" yang menunjuk sifat mau menang sendiri
-Unique
9 Sebaliknya posisi rakyat digambarkan sebagai lir slangkrah munggingjaladri (bagaikan sarnpah di tengah lautan)
-Unique
Terhadap raja yang dernikian, barangkali lebih tepat untuk menggunakan sifat yang digarnbarkan oleh Serat
Wulangreh sebagai adigang adigung adiguna
-5 results
Nasehat itu antara lain bahwa seorang ksatria: kudu anteng jatmika ing budi, ruruh sarwa wasis samubarangipun
pendekarjawa.wordpress.com
imassulfiani.wordpress.com
iwanmuljono.blogspot.com
fuadhasansuccen.blogspot.com
pakoeboewono.blogspot.com
8,120 results
Lan den nedya prawira ing batin nanging 9 Lihat
id.wikipedia.org
botakpirang.blogspot.com
wahyumedia19.blogspot.com
rangkumsejarah.blogspot.com
id.wikipedia.org
sangpandawalima.blogspot.com
Unique
Moedjanto, op
-Unique
Bahkan ditambahkannya pada catatan kaki bahwa raja dengan mudah dapat menjatuhkan hukuman
-3 results
Dicontohkannya kasus Sultan Agung menjatuhkan hukuman mati kepada para panglima perangnya atas kegagalan
mereka ketika menyerang Batavia
freelists.org
osdir.com
antubanyu.blogspot.com
Unique
IOAdigang sifat kijang, adigung sifat gajah dan adiguna sifat ular
-Unique
Secara keseluruhan istilah itu untuk menggambarkan orang yang menyombongkon kekuasaannya
-Unique
aja katon, sasabara yen durung mangsane, kekendelan aja wani mingkis, wiweka ing batin den sama den semu ll
-Unique
Pada saat itu nama
-Unique
N gayogyakarta Hadiningrat disebut sebagai ternpat kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono I, narnun secara fisik
Karaton N gayogyakarta Hadiningrat sebagai inti dari Kota Yogyakarta belum belum dibangun
-Unique
Tanggal ini (khususnya tanggal, bulan dan tahun J awa) dinyatakan sebagai Hadeging N agari Dalern Kasultanan
Ngayogyakarta Hadiningrat
-Unique
Proklamasi hadeging nagari dalem tersebut dilaksanakan di pesanggrahan arnbarketawang
-Unique
Kompas, 10 November 2004
-Unique
22 23 dalam hutan Beringan
-Unique
12 Dinasti Hamengku Buwono menjadi pewaris berbagai unsur kebudayaan yang dikembangkan oleh Mataram,
khususnya masa Kotagede dan Pleret
-Unique
Salah satunya adalah menjadikan kebudayaan J awa sebagai identitas kolektif
-Unique
Tata krama, baik dalam bahasa tutur maupun bahasa tubuh, disosialisasi ke seluruh pelosok Kasultanan
-Unique
Islam tidak lagi ditempatkan sebagai ancaman, karena kekuatan mereka di Jawa secara politik telah hancur pada masa
Sultan Agung dengan tersimbolkan pada penguasaan seluruh Jawa Timur
-Unique
12 Penta Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kota Yogyakarta
-Unique
Liliat juga Serat Kuntharatama karya
-413 results
Yogyakarta, 1958
books.google.com
books.google.com
serambi.co.id
bukukita.com
toko-bukubekas.blogspot.com
goodreads.com
edwardbot.blogspot.com
tokopedia.com
d.hatena.ne.jp
komunitascendela.wordpress.com
-Unique
Mataram sejak awal menggunakan strategi penaklukan fisik, dalam am menyerang dan menghancurkan kerajaan-
kerajaan Islam
-Unique
Tampaknya Kasultanan tidak dapat mengambil konfrontasi fisik sebagai strategi, karena secara militer diperhitungkan
akan mengalami kekalahan
-Unique
Salah satu perlawanan yang dilakukan oleh Sultan HB I adaJah dengan menolak hadir dan tidak mengirimkan utusan
untuk mengucapkan selamat pada setiap pergantian gubemur jendral
-Unique
Ketidakhadiran itu merupakan simbol ketidakbersediaan Yogyakarta mengakui eksistensi gubemur jendral sebagai
pihak yang lebih berkuasa
-Unique
13 Melalui tindakan-tindakan simboliknya Kasultanan menjaga semangat perjuangan untuk menghidupkan identitas
kejawaan
-5 results
Perlawanan juga dilakukan ketika pengaruh Barat semakin merasuki relung Yogyakarta pada abad XX
priayiabangan.wordpress.com
wawandkrn.blogspot.com
kompasiana.com
killtheblog.com
goodreads.com
Unique
Persekolahan Barat yang oleh pemerintab kolonial ditujukan untuk mencetak tenaga kerja administratif, oleh
Kasultanan dimanfaatkan untuk mewariskan berbagai nilai yang menjadi pandangan hidup masyarakat Yogyakarta
-Unique
Hasil proses ini adalah generasi bam yang unik, yaitu kaum intelektual 13Lihat
-Unique
Richklefs, Sejarah Indonesia Modern: 1200 - 2004
-6 results
Jakarta: Serambi, 2005, hIm 231 - 232
elantowow.wordpress.com
kelliswazey.squarespace.com
travel.detik.com
ivaa-online.org
repository.ugm.ac.id
hildadudul.blogspot.com
5 results
Dia menempatkan Sultan HB I sebagai raja Jawa terbesar setelah Sultan Agung
perspektif.co
facebook.com
amriwahidayat.wordpress.com
ugm.ac.id
rri.co.id
Unique
236) 25 yang memahami dan melaksanakan unggah-ungguh dalam kehidupan kesehariannya
-6 results
Salah satu simpul penting hasil dialektika budaya lokal dengan persekolahan Barnt adalah lahimya Tamansiswa yang
menempatkanguru sebagai pamong
gusdayat.com
pahlawancenter.com
aiisblog.blogspot.com
en.wikipedia.org
id.wikipedia.org
etd.repository.ugm.ac.id
Unique
Sultan Hamengku Buwana IX menjadi salah satu ikon penting petjuangan mempertahankan identitas kejawaan di
Yogyakarta pada abad XX yang sampai sekarang masih lekat menjadi kebanggaan masyarakat
-Unique
14 Dia dipahami oleh masyarakat sebagai raja yang agung binathara dalam arti sesungguhnya
5 results
Periode pemerintahannya dikenang secara romantis oleh masyarakat sebagai masa penuh keindahan yang
disimbolkan sebagai manunggaling kawulo gusti, rakyat dengan pemimpinnya
mtholyoke.edu
nytimes.com
prezi.com
quizlet.com
smh.com.au
2 results
Istana menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan kebudayaan adiuhung, sehingga Yogyakarta dikenal oleh
masyarakat Indonesia sebagai kota budaya
kyotoreview.org
academia.edu
4,340 results
Dari Orde Baru Tahap penting perkembangan kebudayaan masyarakat Yogyakarta terjadi sejak masa pemerintahan
Orde Baru
kyotoreview.org
kyotoreview.org
facebook.com
woorank.com
minify.mobi
facebook.com
easycounter.com
contactform24.com
cseas.kyoto-u.ac.jp
znwhois.com
Unique
Pada masa sebelumnya, keistimewaan Yogyakarta dihargai oleh para pemimpin Indonesia sebagai identitas lokal
-Unique
Bahkan secara nasional politik identitas menjadi narasi yang kuat, sehingga Yogyakarta ditempatkan sebagai contoh
kesuksesandaerah dalam mempertahankan identitasnya
-5 results
Politik identitas yang dilakukan 14 Lihat
fadlibae.wordpress.com
petrawahyuutama.blogspot.com
kimun666.wordpress.com
triseptyo.blogspot.com
andripradinata.blogspot.com
Unique
Moedjanto, Sukarno, Hatta dan Hamengku Buwono IX
-Unique
Yogykarta: Pusat Studi dan Dokumentasi Sejarah Indonesia Universitas Sanata Dhanna, 2003
-Unique
bertujuan untuk mengembangkan perasaan bangga sebagai bangsa, sebagaimana tampak pada model penulisan
sejarah: The Indonesian nation-state is relatively young, as is the historiography that underpins its formation
-Unique
Only jew of these were historical in form and intent, but
-Unique
the ideas propounded in them unmistakably found their way into the bedrock of nationalist historiography whose
development gained impetus under the aegis ofJapanese occupation (Klooster 1982)
-Unique
In the years following independence, the fiercely anti-colonial atmosphere furthered the development of such
historiography
-Unique
In due time, it assumed a position of orthodoxy that ensured a lasting impact on the future course ofIndonesian writing
-Unique
It was perhaps Muhammad Yamin sworks (1950; 1953) that best exempl~fy the general character of this early stage
romantic, ultra-nationalistic, and some would say pre scientific
-Unique
This kind of historiography may have become quickly dominant
-Unique
KYOTOREVIEW
-Unique
ISSUEI'ISSUE2/ARTICLE_245.HTML 26 27 tokoh yang menggunakannya sebagai kritik terhadap penulisan sejarnh model
-Unique
Dia rnenekankan pentingnya penggunaan metodologi sejarah secara ketat, agar kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah
-Unique
Fenomena itu tidak hanya tetjadi di lingkup penulisan sejarah, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan
-3 results
Barat menjadi guru kehidupan bangsa Indonesia
docplayer.info
Free Download | Mozilla Firefox® Web
Browser www.mozilla.orgDownload Firefox - the
faster, smarter, easier way to browse the web and all
of Yahoo 3 results
Unique
Narasi baru tersebut menjadi dominan pada masa Orde Baru berkuasa dengan nama pembangunan
-Unique
Dengan dimotori oleh para ilmuwan lulusan Berkeley, masa depan bangsa Indonesia ditentukan dengan perhitungan-
perhitungan ilmiah
-Unique
Penentuan masa depan juga tetjadi pada kehidupan batiniah bangsa Indonesia
-Unique
Pemerintah menetapkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dengan "dernokratis" diminta untuk memilih satu diantara
5 agarna resmi
-Unique
Dua jenis narasi besar yang pemah berjaya pada masa pra kemerdekaan, memasuki relung kehidupan masyarakat
Yogyakarta
-Unique
Simbol-simbol baru diproduksi dengan ideologi "perubahan", sehingga berdarnpak memutus ingatan kolektif
masyarakattentang masa larnpaunya
-Unique
Simbol baru itu mendorong masyarakat untuk berlomba mengumpulkan materi dengan mengabaikan moral apabila
diperlukan
-Unique
2& Seiring dengan itu Kraton, yang pada masa larnpau menjadi sumber inspirasi moral masyarakat Yogyakarta, ikut
berubah
-Unique
Dalam berbagai kesempatan, Sultan HB X menyatakan bahwa kraton adalah seperti rumah tangga pada umumnya
-Unique
16 Pemyataan itu secara simbolik hendak menyarnpaikan pesan bahwa sudah seharusnya masyarakat memberi
kepada kraton hak dan kesempatan yang sarna seperti rumah tangga biasa
-5 results
Kesederajadan itu tentu saja termasuk hak untuk menguasai dan mengelola tanah Sultan Ground yang selarna ini
"diserobot" rakyat untuk kemudian digunakan mencari keuntungan ekonomis bagi kraton
amriwahidayat.wordpress.com
halilihasan.wordpress.com
suparman11.wordpress.com
intanjulianaa.wordpress.com
mongonsidi48.blogspot.com
Unique
Permasalahan ini menjadikan Kraton mernperoleh sorotan tajam, baik dari masyarakat Yogyakarta maupun daerah lain
-Unique
Masyarakat Yogyakarta tidak rela Kraton sebagai simbol identitas kejawaan berubah, seperti ternarasikan oleh
id-Unique
Disamping itu masalah parkir bis pariwisata yang selama ini menjejali alun alun utara juga akan terselesaikan melalui
fasilitas itu
-Unique
Timbul pertanyaan: "apakah pembangunan harus selalu memihak kepada kepentingan-kepentingan ekonorni"
-Unique
Bagaimana dengan suara hati 16 Kompas, 16 Februari 2006
-2 results
-'II~j,~--- 29 nurani penduduk asH Jogja yang tentu saja tidak ikhlas bila melihat alun-alun utara
sebagai kawasan eagar budaya dimodifikasi sedemikian rupa
issuu.com
share.its.ac.id
Unique
Meskipun seeara fisik tidak teIjadi perubahan apapun pada permukaan atas, tetap saja akan dianggap sebagai sebuah
bentuk ''pencemaran budaya"
-5 results
Sebaliknya masyarakat luar Yogyakarta mempertanyakan relevansi keistimewaan Yogyakarta yang menempatkan
Sultan sebagai gubemur DIY di tengah arus demokratisasi dewasa ini
id.wikipedia.org
delialestari38.wordpress.com
academia.edu
xnara.wordpress.com
nyombek.wordpress.com
Unique
Narasi kontinuitas identitas kejawaan menjadi berbentuk perlawanan ketika eksistensinya merasa terancam oleh
tekanan narasi lain yang dipahami hendak menghancurkannya
-Unique
Kekuatan Islam di jaman Mataram awal dan kekuatan VOC di jaman Kasultanan Yogyakarta dipahami sebagai ancaman
yang serius terhadap kontinuitas identitas kejawaan
-Unique
Produksi narasi tersebut melahirkan Yogyakarta memperoleh dua julukan sekaligus, yaitu kota budaya dan kota
perjuangan
-Unique
Narasi kontinuitas tampaknya telah diganti menjadi narasi perubahan akhir-akhirini
-Unique
Yogyakarta tidak lagi memperlihatkan kegigihannya untuk menghidupi identitas kejawaan, seperti tersimbolkan
padawacana pembangunan Mall dan tempat parkir bawah tanah
-Unique
Realitas ini tentu sangat bernilai apabila dijadikan bahan refleksi bagi semua pihak gunamengembangkan Yogyakarta
yang lebih baik
-Unique
30 Etika PolitikDan Kekuasaan Di Bidang Pendidikan Di Daerah Istimewa Yogyakarta
-Unique
Sebelumnya, pada tahun 65an pemah pula teIjadi tragedi berdarah terhadap para anggota PKl di seluruh Indonesia
yang dibantai tanpa proses pengadilan yang wajar
-Unique
ltu sekelumit contoh kebijakan politik di bidang keamanan (polkam) - sebagaimana dijalankan oleh kekuasaan - yang
tidak sejalan dengan prinsip etika
-Unique
Bagaimana halnya dengan etika politik kekuasaan di bidang pendidikan, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY)
-Unique
Yogyakarta pemahtenar sebagai kota pendidikan dan kota budaya
-Unique
Tetapi, unsur-unsur tersebut, yang dahulu mampu mengangkat nama Yogyakartake ketenaran, dewasa ini tampaknya
sudah tidak ada apa-apanya lagi
-Unique
Predikat Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya telah I~
-Unique
Gempa bumi menghentak Yogyakartadan menghancurkan puluhan ribu rumah sertamenelan ribuankorban nyawa di
Kabupaten BantuL Masyarakat kini menjalani kehidupan dengan tinggal di tenda-tenda dengantinggal menerima satu
pilihan, yaitunrimo,
-Unique
Dari perspektif historis, kehancuran yang dialami oleh masyarakat Bantul dan sekitarnya, dapat dimaknai sebagai
simbol akan hilangnya mata rantai kebudayaan yang mengakibatkan terputusnya hubungan antara masa kini
-5 results
• "Dosen Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma , Salah satu contoh dominasi wacana
perubahan yang dapat disimak dati area gempa bumi adalah konstruksi
pussisunimed.wordpress.com
dokteralif.wordpress.com
kompasiana.com
fauzan-karback.blogspot.com
library.fis.uny.ac.id
Unique
Secaraturun temurun masyarakat Yogyakarta mengembangkan teknologi kayu sebagai hasil terbaik dari dialog dengan
alamo Akan tetapi ingatan kolektifakan teknologi kayu dengan sangat kuat dihapus oleh wacana perubahan
-Unique
Dengan bertitik tolak dati predikat Yogyakarta sebagai kota budaya, pennasalahan yang hendak dilontarkan sebagai
fokus pembicaraan adalah bagaimana predikat itu dapat diperoleh dan masih layak serta pantaskah predikat
-Unique
Dalam masyarakat nusantara pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya, paling tidak ada dua unsur kebudayaan
yang menjadi akar dari sistem politik yang pernah tercipta adalah penghormatan pada orang
-Unique
Penghormatan kepada orang tua dipandang menjadi unsur budaya khas nusantara sejak masa pra sejarah, dengan
bukti ditemukan kubur batu di berbagai tempat 3 Bandingkan dengan Soemarsaid Moertono, Negara
-Unique
Periode Mataram Secara formal Yogyakarta pada tahun 1558 menjadi wilayah yang dihadiahkan oleh Raj a Pajang
kepada Ki Ageng Pemanahan dan anak keturunannya yang kemudian membangun kerajaan
-Unique
pada periode Mataram lebih merupakan usaha penghidupan kembali kebudayaan lokal di tengah dominasi kebudayaan
Islam yang semakin kuat Penghidupankembali itu antara lain dengan pembuatan makam raja-raja di Imogiri
-Unique
Sistem penanggalan yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung itu merupakan penggabungan 18·
antara sistem penanggalan Saka dan Arab, sehingga penamaan sebagai penanggalanJawadapat dimaknai sebagai
usaha
-Top plagiarizing domains: academia.edu (10 matches); ugg-australia.org (5 matches); seasite.niu.edu (5 matches); aboutphilippines.ph (5 matches); liza-glenda-yrene.blogspot.com (5 matches); lapropagandista.blogspot.com (5 matches); kompasiana.com (4 matches); id.wikipedia.org (4 matches); prezi.com (4 matches); goodreads.com (3 matches); facebook.com (3 matches); books.google.com (3 matches); kyotoreview.org (3 matches); eprints.uny.ac.id (2 matches); Free Download | Mozilla Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster, smarter, easier way to browse the web and all of Yahoo 10 results (2 matches); en.wikipilipinas.org (2 matches); nalarspiritual.wordpress.com (2 matches); driwancybermuseum.wordpress.com (2 matches); en.wikipedia.org (2 matches); amriwahidayat.wordpress.com (2 matches); etd.repository.ugm.ac.id (1 matches); orthodoxengland.org.uk (1 matches); d.hatena.ne.jp (1 matches); komunitascendela.wordpress.com (1 matches); priayiabangan.wordpress.com (1 matches); pahlawancenter.com (1 matches); tokopedia.com (1 matches); researchgate.net (1 matches); edwardbot.blogspot.com (1 matches); mtholyoke.edu (1 matches); theorthodoxchurch.info (1 matches); orthodoxwiki.org (1 matches); whitepaintedwoman.wordpress.com (1 matches); killtheblog.com (1 matches); aiisblog.blogspot.com (1 matches); repository.ugm.ac.id (1 matches);
hildadudul.blogspot.com (1 matches); ivaa-online.org (1 matches); elantowow.wordpress.com (1 matches); kelliswazey.squarespace.com (1 matches); library.fis.uny.ac.id (1 matches); perspektif.co (1 matches); rri.co.id (1 matches); gusdayat.com (1 matches); ugm.ac.id (1 matches); wawandkrn.blogspot.com (1 matches); quizlet.com (1 matches); travel.detik.com (1 matches); dokteralif.wordpress.com (1 matches); Free Download | Mozilla Firefox® Web Browser www.mozilla.orgDownload Firefox - the faster, smarter, easier way to browse the web and all of Yahoo 3 results (1 matches); halilihasan.wordpress.com (1 matches); suparman11.wordpress.com (1 matches); docplayer.info (1 matches);
YOGYAKARTA Dari Kontinuitas ke Perubahan* Oleh H. Purwanta** A. Pendahuluan Pada tanggal27 Mei 2006 lalu satu peristiwa tragis terjadi. Gempa bumi menghentak Yogyakartadan menghancurkan puluhan ribu rumah sertamenelan ribuankorban nyawa di Kabupaten BantuL Masyarakat kini menjalani kehidupan dengan tinggal di tenda-tenda dengantinggal menerima satu pilihan, yaitunrimo, sebuahsikaplUltuk menerima peristiwa memilukan itu sebagai rea1itas hidup yang harus dijalani. Dari perspektif historis, kehancuran yang dialami oleh masyarakat Bantul dan sekitarnya, dapat dimaknai sebagai simbol akan hilangnya mata rantai kebudayaan yang mengakibatkan terputusnya hubungan
antara masa kini dan masa lalu. Sejarah seharusnyamemiliki dua lUlSUf, yaitu kontinuitas danperubahan, yang terbingkai oleh waktu. Melalui kontinuitas, sejarah menarasikan beroagai unsur kehidupan dati masa lampau yang tetap dipertahankan oleh masyarakat masa kini sebagai identitasnya. Di lain pihak, perubahan menarasikan beroagai unsur kehidupanyang diubah oleh masyarakat, baik akibat pengaruh luar mauplUl penemuan sendiri, untuk meningkatkankualitas hidup mereka. Hilangnyaingatan kolektif terhadap masa lampaunya merupakan indikasi bahwa narasi yang selamaini diproduksi lebih menampilkan perubahan. *Tulisan ini disampaikan pada Seminar 250 Tahun Yogyakarta yang diadakan oleh Pusat Studi Sejarah Indonesia dan PUSdEP Universitas Sanata Dharma pada tanggal15 Agustus 2006 . • "Dosen Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma , Salah satu contoh dominasi wacana perubahan yang dapat disimak dati area gempa bumi adalah konstruksi rumah. Secaraturun temurun masyarakat Yogyakarta
mengembangkan teknologi kayu sebagai hasil terbaik dari dialog dengan alamo Akan tetapi ingatan kolektifakan teknologi kayu dengan sangat kuat dihapus oleh wacana perubahan denganmenciptakan simbol bahwa rumah kayu tennasuk kategori tidak pennanen yang dimaknai sebagai miskin, sedangrumah tembok dikategorikan sebagai bangunan pennanen dan dimaknai sebagai kaya. Pendiskreditan teknologi kayu mendorong masyarakat untuk mengubah konstruk pikirmereka tentang bangun rumah yang ba~k sekaligus menghapus ingatan masa lampau mereka dan menggantinya dengan teknologi tembok. Dari contoh kasus masyarakat Bantu! tampak bahwa meski secara teoritis kontinuitas dan perubahan dapat menjadi roh dari sebuah narasi. Akan tetapi dalam prakteknya, terutama di Yogyakarta, seringkali keduanya memproduksi dua narasi yang berbeda dan bahkan bertentangan. Tarik ulur antar kedua kubu membuahkan beroagai peristi wa sejarah yang kompleks. Pada tulisan ini, saya mencoba untuk menelusuri kembali jejak -jejak dialektika antarakontinuitas dengan perubahan, terutama dati perspektifbudaya. Dengan bertitik tolak dati predikat Yogyakarta sebagai kota budaya, pennasalahan yang hendak dilontarkan sebagai fokus pembicaraan adalah bagaimana predikat itu dapat diperoleh dan masih layak serta pantaskah predikat itu disandang. B. Akar Budaya Yogyakarta Kebudayaan sebagai hasil karya, karsa, rasa dan cipta manusia dalam menanggapi dinamika kehidupan, termasuk di 15 14 , dalamnya dinamika lingkungan geografis. Clifford Geertz menggambarkan Pulau Jawa, tentu saja termasuk Yogyakarta, sebagai perpaduan sempuma dari empat unsur inti kehidupan, yaitu tanah, air, api dan angin.l Perpaduan ini
menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu tempat ideal bagi berkembangnya kehidupan. Keistimewaan kondisi geografis mendasari bagi lahimya kebudayaan yang bermuara padakeyakinan bahwasemesta bekeIja tanpakurang suatu apapun danpadatahap selanjutnya menumbuhkan pola hidup yang menjunjung tinggi kehannonisan. Salah satu aspek penting untuk menjaga kehannonisan adalah adanya sistem politik yang memadai. Dalam masyarakat nusantara pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya, paling tidak ada dua unsur kebudayaan yang menjadi akar dari sistem politik yang pernah tercipta adalah penghormatan pada orang tua dan kekerabatan. Penghormatan kepada orang tuadidasarkan padakesadaran akan asal-usul diri. Setiap orang menjadi ada karenabersatunyaorang tua yang sering disimbolkan dengan lingga-yoni. Selain masalah eksistensial, penghormatan didasarkan pada pengalaman bahwa orang tua menjadi figur sentral dalam menjaga ketenteraman dan kerukunan seluruh anggota keluarga, baik dalam arti fisik
maupun barin. Penghormatan diekspresikan dengan sikap patuh dan taat dari anak kepada orangtuanya. Kepatuhan tersebut diberikan oleh anak dengan kepercayaan bahwa segala sesuatu yang diperintahkan oleh orang tua selalu baik bagi anak. Wacanaini diperkokoh dengan ungkapan ora ana macan sing tegel mangsa gogore dhewe (Tidak ada macan yang tega memakan anaknya sendiri). Penghormatan kepada orang tua dilakukan tidak hanya saat masih hidup, tetapi 1 Clifford Geertz, Involusi Pertanian: Proses Perubahan Ekologi dilndonesia, Jakarta: BbrataraKaryaAksara, 1983. Terjemahan. 16 '"" juga ketika sudah meninggal. Berbagai upacara dari penguburan sampai 1000 hari merupakan
bentuk penghormatan yang dikenal luas oleh masyarakat Yogyakarta. 2 Bangun organisasi keluarga pada tahap selanjutnya berkembang menjadi bangun politik. Hubungan penguasa - rakyat dipandang seperti hublll1gan orang tua-anak. Pemimpin/ penguasa ditempatkan sebagai orang tua dari masyarakat di wilayah kekuasaannya Sejajardengan itu, kriteria pemimpin yangbaikadalah mereka yang memiliki sifat-sifat kebapakan. Sebaliknya, kriteria masyarakat yang baik adalah mereka yang taat dan berbakti kepada permmpm. Selain penghormatan kepada orang tua, unsur lain yang ikut mewamai budaya politik Yogyakarta adalah nilai kekerabatan. Nilai kekerabatan merupakan keyakinan bahwa hidup yang terbaik adalah menempatkan orang lain sebagai kerabat atau saudara. Kehidupan berlandas nilai kekerabatan antara lain tersimbolkan dengan penyebutan "Simbah, Pakde, Budhe, Paldik, Buli/(' dan sebagainya kepada tetangga, meski tidak memiliki ikatan darah. Bahkan pada perkembangannya, nilai tersebut mengkristal pada pepatah yang
menyatakan bahwa tetangga merupakan kerabat yang terdekat (tangga iku sedulur singpaling cedhak). 3 Kekerabatan menjadi sumber bagi berbagai aspek kehidupan, seperti gotong-royong, tolong-menolong, dan bahkan dalam pengelolaan 2 Bandingkan dengan Niels Mulder, Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hhn 41 47. Penghormatan kepada orang tua dipandang menjadi unsur budaya khas nusantara sejak masa pra sejarah, dengan bukti ditemukan kubur batu di berbagai tempat 3 Bandingkan dengan Soemarsaid Moertono, Negara dan Usaha Bina-Negara dUawa MasaLampau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985, hhn.17-18. 17 .. ekonomi. Secara etis, kekerabatan menjadikan masyarakat menabukan eksploatasi terhadap pihak lain. Bahkan sebaliknya, kepentingan orang lain dan bersama ditempatkan lebih tinggi dari pada kepentingan individu. C. Periode Mataram Secara formal Yogyakarta pada tahun 1558 menjadi wilayah yang dihadiahkan oleh Raj a Pajang kepada Ki Ageng Pemanahan dan anak keturunannya yang kemudian membangun kerajaan Mataram. Sampai puncak kejayaannya, yaitu saat tahta dipegang oleh Sultan Agung, dinasti Mataram menjadikan Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan. Dari sudut pandang ini, secara kultural masyarakat Yogyakarta menjadi pewaris dan pemilik kebudayaan terbaik Mataram. Paling tidak ada tiga fenomena kultural yang diproduksi dan diwariskan selama Mataram berpusat ill Yogyakarta, yaitu: 1. Identitas Kejawaan Fenomena pertama adalah penggunaan kebudayaan J awa sebagai identitas. Fenomena ini menarik karena sejak Demak berdiri dan berhasil mengalahkan Majapahit, Islam menjadi simbol yang diproduksi oleh parapenguasa illJawa Oleh karena itu, penggunaan kebudayaan Jawa sebagai identitas pada periode Mataram lebih merupakan usaha penghidupan kembali kebudayaan lokal di tengah dominasi kebudayaan Islam yang semakin kuat Penghidupankembali itu antara lain dengan pembuatan makam raja-raja di Imogiri sebagai simbol penghormatan kepada orang tualleluhur. Selain itu, pada tahun 1633 Kerajaan Mataram juga mengeluarkan penanggaIan bam yang dinamai penanggalan J awa. Sistem penanggalan yang diperkenalkan pada masa pemerintahan Sultan Agung itu merupakan penggabungan 18· antara sistem penanggalan Saka dan Arab, sehingga penamaan sebagai penanggalanJawadapat dimaknai sebagai usaha pemberian
kebanggaan terhadap identitas kejawaan. Dengan sistem penanggaIan itu hendak disampaikan pesan bahwa orang J awa juga pandaL Tidak jarang, usaha penghidupan kembali identitas kejawaan tersebut secara mencolok berbenturan dengan tradisi Islam sebagai narasi besar saat itu, seperti pengembangan kerajinan dengan bergambar makhluk hidup.4 Perbenturan tidak hanya terbatas pada narasi kerajinan, tetapi juga fisik. Fokus penaklukan Mataram ke Jawa Timur tidak dapat dilepaskan dari konteks budaya, karena Jawa Timur menjadi pusat penyebaran Agama Islam. 2. Tatakrama. Narasi penghidupan kembali kebudayaan Jawa juga tampak aspek pembakuan tata krama (sopan santun). Penghormatan terhadap orang tua memperoleh bentuk yang relatifbaku dalam format bahasa tubuh dan bahasa tutur pada peri ode Mataram. Bahasa tubuh diformalkan oleh dinasti Mataram seperti membungkuk saat bert~u orang yang lebih tua atau pemimpin, sedikit menunduk saat berbincang agarmata tidak saling bertatapan dengan lawan bicara
yang lebih tua dan berjalan jongkok serta menyembah saat menghadap bangsawan tinggi. 5 4 G. Moedjanto, The Concept of Power in Javanese Culture. Gadjah Mada University Press, 1986, hIm. 24. 5 BeIjalanjongkokjuga digunakan oleh smoman saat mengantarkan minum dan kudapan bagi para tamu dalam suatu perhelatan. Tradisi ini sampai sekarang, meski sudah j arang, masih dapat ditemukan di pedesaan Yogyakarta. 19 .. Selain bahasa tubuh, tata krama jugarnencakup bahasa tutur. Pada periode Matararn, yaitu sejak rnasa pernerintahan SultanAgung,dikernbangkandengan duarnodel bahasa tutur, yaitu krarna dan ngoko. 6 Bahasa krama digunakan UJltuk berkornunikasi dengan kaurn yang lebih tua, orang tua atau pernirnpin, sebagai simOOI penghOIn1atan. Selain itu, bahasa krarna juga digunakan ketika berkornunikasi dengan orang yang belurn dikenal. Oleh karena sebagai rnanifestasi penghoIn1atan, bahasa J awa krama dikenal sebagai bahasa halus. Model ke dua adalah bahasa Jawa ngoko yang digunakan untuk berkornunikasi dengan kaurn seusia atau sederajad, sebagai simbol hangatnya kekerabatan. 3. Konsep keagung-binatharaan Aspek ketiga yang dinarasikan oleh Matararn adaIah konsep kekuasaan khas Jawa yang dikenaI sebagai konsep keagung binatharaan. Keagung-binatharaan berasal dari dua kata, yaitu agung yang berarti rnulia dan bathara yang dalarn konteks ini diartikan sebagai Tuhankhas nusantara. 7 Keagung- Tradisi ini sampai sekarang, meski sudahjarang, masih dapat ditemukan di pedesaanYogyakarta. 6 Pada masa-masa selanjutnya, bahasa Jawa krama semakin kompleks dengan pembedaan antara krama, madya dan ngoko. Lihat W.J.S. Poerwadarminta, Sarining Paramasastra Djawa. Djakarta, 1953 yang dikutip oleh G. Moedjanto, ibid. him. 56. 7Sampai saat tulisan ini dibuat., penulis belum menemukan referensi yang memuat penjelasan secara memuaskan tentang konsep bathara. Dalam berbagai karya masyarakat Indonesia, gambaran tentang bathara telah mengalami bias dengan konsep dewa agama Hindu (Bathara Wisnu, Bathara Siva dll)
dan Allahffuhan dari agama ~wi. Penjelasan yang relatif memadai justru diperoleh dari masyarakat Philipina yang menempatkan Bathara sebagai yang tertinggi: ... The Creator God was almost always said to be invisible, or without form, and as such, images of the deity were not generally made. binatharaan rnerupakan konsep kekuasaan ideal khas rnasyarakat nusantara, khususnya J awa. Konsep dapat ditelusuri dari keyakinan bahwa sernesta beketja sangat sernpwna,sehinggasernuakebenaransernestaditernpatkan sebagai kebenaran sernpuma. Dari sudut pandang ini, raja ideal adalah penguasa yang rnampu bertindak seperti sernesta yang selalu rnemiliki sifat ber budi bawa leksana. am beg
adil para marta. Sifat agung bagai bathara itu sangat ditekankan baik dalarn dunia pewayangan rnaupun karya sastraistana, karena diharapkan raja akan selaIuingat bahwa tugas utarnanya adalah rnenjadi orang tua bagi seluruh rakyat. 8 Apabila rakyat diandaikan kerangka dan raja diandaikan bilah keris, rnaka hannoni hanya akan tercipta apabila curiga manjing warangka. Sebaliknya, hanya bencana yang akan teIjadi apabila bilah keris berada di luar kerangkanya. Raja dan rakyat hams rnerupakan satu kesatuan yang lebih dikenal sebagai konsep manunggaling kawulo-gusti. The name was considered sacred, and very rarely uttered ... This same phenomenon occurs widely throughout the Malay
Archipelago. Generally, the Supreme God was seen as distant and too involved in higher matters for direct worship. Instead, a lower class ofdeities, who, like humans, were also created, were the principle objects ofprayer, supplication and ritual. However, sacrifices, offerings and rituals aimed at the Supreme God were unknown ... The lower gods were known by names like diwa, diwata, tuhan and anito. As in many shamanistic cultures, these deities were divided into benefic and malefic categories. Lihat pada htr;p:llwww.geocities.comltokvo/templel98451 spirit.htm . SSuitan HB X berpendapat bahwa seorang sultan seharusnya tidak lagi memiliki ambisi apa pun, kecuali senantiasa hanya bagi kesejahteraan rakyat. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa kekuasaan Jawa itu sebenamya berintikan pengayom (pelindung) dan pengayem (membuat tenteram) rakyat. Pemimpin (raja) tidak boleh mengedepankan pamrlh dan nafsu manusianya. Lihat Kompas, 16 Februari 2004. 20 21 .. Kondisi ideal, yaitu menjadi raja yang agung-binathara, sangat sulit
diwujudkan menj adi realitas. Sebaliknya, yang seringkali terjadi justru raja menampakkan sifat-sifat negatif (lalim, berkepribadian lernah dll), sebingga dalarn narasi rakyat kecil muncul istilah "kemratu-ratu" yang menunjuk sifat mau menang sendiri. Akibatnya tidaklah aneh apabila konsep agung binathara dimaknai secara fisik sebagai "the owner of everything in the world; not only the owners of a country or ofproperty, but also the owners of one s very life".9 Sebaliknya posisi rakyat digambarkan sebagai lir slangkrah munggingjaladri (bagaikan sarnpah di tengah lautan). Terhadap raja yang dernikian, barangkali lebih tepat untuk menggunakan sifat yang digarnbarkan oleh Serat Wulangreh sebagai
adigang adigung adiguna. 10 Sulitnya meraih kondisi ideal tersebut melahirkan banyak karya sastra yang berisikan nasehat-nasehat tentang bagaimana menjadi raja yang baik, seperti Serat Wedhatama karya Mangkunegara IV dan Serat Wulangreh karya Paku Buwana IV. Nasehat itu antara lain bahwa seorang ksatria: kudu anteng jatmika ing budi, ruruh sarwa wasis samubarangipun. Lan den nedya prawira ing batin nanging 9 Lihat G. Moedjanto, op. cit., hlm. 102. Bahkan ditambahkannya pada catatan kaki bahwa raja dengan mudah dapat menjatuhkan hukuman. Dicontohkannya kasus Sultan Agung menjatuhkan hukuman mati kepada para panglima perangnya atas kegagalan mereka ketika menyerang Batavia. IOAdigang sifat kijang, adigung sifat gajah dan adiguna sifat ular. Secara keseluruhan istilah itu untuk menggambarkan orang yang menyombongkon kekuasaannya. aja katon, sasabara yen durung mangsane, kekendelan aja wani mingkis, wiweka ing batin den sama den semu ll . D. Periode Kasultanan Yogyakarta Sepeninggal Sultan
Agung, Mataram mengalami disintegrasi dan mencapai puncaknya pada pernbagian wilayah Matararnmenjadi dua: Perjanjian Giyanti (Palihan Nagari) pada hari Karnis Kliwon, tanggal29 Rabiulakhir, wuku Langkir, Be 1680 tahun Jawa atau tanggal 13 Februari 1755. Pada saat itu nama . N gayogyakarta Hadiningrat disebut sebagai ternpat kedudukan Sri Sultan Hamengku Buwono I, narnun secara fisik Karaton N gayogyakarta Hadiningrat sebagai inti dari Kota Yogyakarta belum belum dibangun. Sebulan kemudian pada hari Kamis Pon, 29 Jurnadilawal, Be 1680 tahunJawa, wuku Kuruwelut atau tanggal 13 Maret 1755 Sri Sultan Hamengkubuwono I memproklamirkan bahwa separo dari Negara Mataram
yang dikuasainya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta. Tanggal ini (khususnya tanggal, bulan dan tahun J awa) dinyatakan sebagai Hadeging N agari Dalern Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Proklamasi hadeging nagari dalem tersebut dilaksanakan di pesanggrahan arnbarketawang.... Padahari Karnis Pon tanggal3 Sura, Wawu 1681 tahunJawa, wuku Kuruwelut atau tanggal 9 Oktober 1755 Sri Sultan Hamengku Buwono I mernerintahkan untuk membangun Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat di desa Pacethokan IIKutipan diambil dari Serat Wulangreh, pupuh mij it yang terdapat pada Aloys Budi Purnomo, "Mewarisi Kualitas Kepahlawanan". Kompas, 10 November 2004. 22 23 dalam hutan Beringan. Setabun kemudian tepatnya pada hari Kamis Pahing 13 Syura, Jimakir 1682 tabun Jawa, wuku Julungwangi atau tangga17 Oktober 1756 Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarganya memasuki Karaton N gayogyakarta Hadiningrat yang barn dan untuk sementara menempati gedhong sedhahan. Peristiwa pindahnya Sri Sultan Hamengku Buwono I beserta keluarganya dari Ambar Ketawang ke Karaton N gayogyakarta Hadiningrat ini ditandai dengan candra sengkala memet Dwi N aga Rasa Tunggal, berupa dua ekor naga yang kedua ekomya saling melilit yang diukirkan diatas banonlrenteng kelir baturana kagungan dalem regol kemagangan dan
regol gadhung mlathi. 12 Dinasti Hamengku Buwono menjadi pewaris berbagai unsur kebudayaan yang dikembangkan oleh Mataram, khususnya masa Kotagede dan Pleret. Salah satunya adalah menjadikan kebudayaan J awa sebagai identitas kolektif. Tata krama, baik dalam bahasa tutur maupun bahasa tubuh, disosialisasi ke seluruh pelosok Kasultanan. Berbeda dengan Mataram periode Sutawijaya - Sultan Agung yang menempatkan diri sebagai pejuang kontinuitas kebudayaan lokal dan Ii menempatkan Islam sebagai simbal perubahan yang hendak ditolak, Kasultanan Yogyakarta sebagai penerus kebudayaan J awa justru lebih menaruh perhatian pada tekanan yang dilakukan Barat. Islam
tidak lagi ditempatkan sebagai ancaman, karena kekuatan mereka di Jawa secara politik telah hancur pada masa Sultan Agung dengan tersimbolkan pada penguasaan seluruh Jawa Timur. 12 Penta Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang Hari Jadi Kota Yogyakarta. Liliat juga Serat Kuntharatama karya G.P.H. Buminaya. Yogyakarta, 1958. 24 Perbedaan antara Mataram awal dengan Kasultanan Yogyakartajuga terdapat pada strategi perlawanan. Mataram sejak awal menggunakan strategi penaklukan fisik, dalam am menyerang dan menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam. Tampaknya Kasultanan tidak dapat mengambil konfrontasi fisik sebagai strategi, karena secara militer diperhitungkan akan mengalami kekalahan. J alan perjuangan yang ditempuh untuk tetap mempertahankan kebudayaan J awa adalah sedapat mungkin mengurangi tekanan dari Barat, baik melalui penolakan, distorsi maupun deviasi terhadap kebijakan pemerintah kolonial. Salah satu perlawanan yang dilakukan oleh Sultan HB I adaJah dengan menolak hadir dan tidak mengirimkan utusan untuk mengucapkan selamat pada setiap pergantian gubemur jendral. Ketidakhadiran itu merupakan simbol ketidakbersediaan Yogyakarta mengakui eksistensi gubemur jendral sebagai pihak yang lebih berkuasa. 13 Melalui tindakan-tindakan simboliknya Kasultanan menjaga semangat perjuangan untuk menghidupkan identitas kejawaan. Dalam perspektif ini, perlawanan fisik terhadap pemerintah kolonial seperti yang dilakukan Raden Rangga (1810) pada masa pemerintahan Sultan HB II, Pangeran Diponegoro (putra Sultan HB III) (1825 1830) dan buruh tebu di Bantul (1882) menjadi ikon-ikon penting terhadap tetap bertahannya semangat perlawanan terhadap tekanan Barat.
. Perlawanan juga dilakukan ketika pengaruh Barat semakin merasuki relung Yogyakarta pada abad XX. Persekolahan Barat yang oleh pemerintab kolonial ditujukan untuk mencetak tenaga kerja administratif, oleh Kasultanan dimanfaatkan untuk mewariskan berbagai nilai yang menjadi pandangan hidup masyarakat Yogyakarta. Hasil proses ini adalah generasi bam yang unik, yaitu kaum intelektual 13Lihat M.e. Richklefs, Sejarah Indonesia Modern: 1200 - 2004. Terjemahan. Jakarta: Serambi, 2005, hIm 231 - 232. Dia menempatkan Sultan HB I sebagai raja Jawa terbesar setelah Sultan Agung. (hIm. 236) 25 yang memahami dan melaksanakan unggah-ungguh dalam kehidupan kesehariannya. Salah
satu simpul penting hasil dialektika budaya lokal dengan persekolahan Barnt adalah lahimya Tamansiswa yang menempatkanguru sebagai pamong. Sultan Hamengku Buwana IX menjadi salah satu ikon penting petjuangan mempertahankan identitas kejawaan di Yogyakarta pada abad XX yang sampai sekarang masih lekat menjadi kebanggaan masyarakat. 14 Dia dipahami oleh masyarakat sebagai raja yang agung binathara dalam arti sesungguhnya. Dengan komitmennya menyerahkan tahta untuk rakyat, HB IX mampu meminimalisasi keakuan diri, sehingga mampu menjadi orang tua bagi seluruh rakyat Yogyakarta. Periode pemerintahannya dikenang secara romantis oleh masyarakat
sebagai masa penuh keindahan yang disimbolkan sebagai manunggaling kawulo gusti, rakyat dengan pemimpinnya. Istana menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan kebudayaan adi /uhung, sehingga Yogyakarta dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai kota budaya E. Dari Orde Baru Tahap penting perkembangan kebudayaan masyarakat Yogyakarta terjadi sejak masa pemerintahan Orde Baru. Pada masa sebelumnya, keistimewaan Yogyakarta dihargai oleh para pemimpin Indonesia sebagai identitas lokal. Bahkan secara nasional politik identitas menjadi narasi yang kuat, sehingga Yogyakarta ditempatkan sebagai contoh kesuksesandaerah dalam mempertahankan identitasnya. Politik identitas yang dilakukan 14 Lihat G. Moedjanto, Sukarno, Hatta dan Hamengku Buwono IX.Yogykarta: Pusat Studi dan Dokumentasi Sejarah Indonesia Universitas Sanata Dhanna, 2003. bertujuan untuk mengembangkan perasaan bangga sebagai bangsa, sebagaimana tampak pada model penulisan sejarah: The Indonesian nation-state is relatively young,
as is the historiography that underpins its formation. Common historical accounts trace the development of Indonesian nationalist historiography to pre-war anti-colonial, historical-literary works and speeches ofearly nationalists like Muhammad Yamin, Sanusi Pane, and Sukarno (Reid 1979; Sartono 1982; Abdullah and Surjomihardjo 1985). Only jew of these were historical in form and intent, but . the ideas propounded in them unmistakably found their way into the bedrock of nationalist historiography whose development gained impetus under the aegis ofJapanese occupation (Klooster 1982). In the years following independence, the fiercely anti-colonial atmosphere furthered the development of such historiography. In due time, it assumed a position of orthodoxy that ensured a lasting impact on the future course ofIndonesian writing. It was perhaps Muhammad Yamin sworks (1950; 1953) that best exempl~fy the general character of this early stage romantic, ultra-nationalistic, and some would say pre scientific. This kind of historiography may have
become quickly dominant ... 15 Dari kutipan tersebut, kiranya pengkategorian sebagai ultra nationalistic danpre-scientific perlu digarisbawahi, karena pada Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957 Soedjatmoko menjadi 15 Rommel Curaming, Towards Reinventing Indonesian Nationalist Historiography yang dimuat pada
HITP:!!KYOTOREVIEW.CSEAS.KYOTO-U.AC.JP! ISSUEI'ISSUE2/ARTICLE_245.HTML 26 27 tokoh yang menggunakannya sebagai kritik terhadap penulisan sejarnh model M. Yamin. Soedjatmoko mengingatkanakan bahaya yang menghadang apabila sejarah digunakan sebagai proyek pengembangan nasionalisme. Dia rnenekankan pentingnya penggunaan metodologi sejarah secara ketat, agar kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Seminar tahun 1957 menjadi penanda penting pudarnya politik identitas dan digantikan dengan narasi baru yang lebih ilmiah (baca: lebih sesuai dengan pol a pikir Barat), meskipun dengan resiko sejarah harus kehilangan fungsi sosio-kulturalnya. Fenomena itu tidak hanya tetjadi di lingkup penulisan sejarah, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan. Barat menjadi guru kehidupan bangsa Indonesia. Narasi baru tersebut menjadi dominan pada masa Orde Baru berkuasa dengan nama pembangunan. Dengan dimotori oleh para ilmuwan lulusan Berkeley, masa depan bangsa Indonesia ditentukan
dengan perhitungan-perhitungan ilmiah. Penentuan masa depan juga tetjadi pada kehidupan batiniah bangsa Indonesia. Pemerintah menetapkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dengan "dernokratis" diminta untuk memilih satu diantara 5 agarna resmi. Dua jenis narasi besar yang pemah berjaya pada masa pra kemerdekaan, memasuki relung kehidupan masyarakat Yogyakarta. Simbol-simbol baru diproduksi dengan ideologi "perubahan", sehingga berdarnpak memutus ingatan kolektif masyarakattentang masa larnpaunya. Salah satu perubahan yang cukup mendasar adalah keutamaan hidup yang sebelumnya diletakkan pada aspek moral, berubah menjadi diletakkan pada aspek materiaL Orang akan menjadi dihormati dan dipatuhi oleh masyarakat apabila memiliki harta (kaya). Simbol baru itu mendorong masyarakat untuk berlomba mengumpulkan materi dengan mengabaikan moral apabila diperlukan. 2& Seiring dengan itu Kraton, yang pada masa larnpau menjadi sumber inspirasi moral masyarakat Yogyakarta, ikut berubah. Wacana pembangunan Mall dan parkir bawah tanah di alun-alun utara mengindikasikan bahwa nilai materi menjadi pertimbangan yang cukup penting, untuk tidak mengatakan dominan, telah merasuki konstruk pikir para pemimpin Yogyakarta. Dalam berbagai kesempatan, Sultan HB X menyatakan bahwa kraton adalah seperti rumah tangga pada umumnya. 16 Pemyataan itu secara simbolik hendak menyarnpaikan pesan bahwa sudah seharusnya masyarakat memberi kepada kraton hak dan kesempatan yang sarna seperti rumah tangga biasa. Kesederajadan itu tentu saja termasuk hak untuk menguasai dan mengelola tanah Sultan Ground yang selarna ini "diserobot" rakyat untuk kemudian digunakan mencari keuntungan ekonomis bagi kraton. Permasalahan ini menjadikan Kraton mernperoleh sorotan tajam, baik dari masyarakat Yogyakarta maupun daerah lain. Masyarakat Yogyakarta tidak rela Kraton sebagai simbol identitas kejawaan berubah, seperti ternarasikan oleh S. Nugroho pada situs pernerintah kota: Ide parkir bawah tanah sebetulnya merupakan suatu hal yang biasa di jaman kini, tetapi menjadi sesuatu hal yang luar biasa ketika ide itu akan diterapkan pada alun-alun utara logja. Argumen yang d~kemukakan oleh Pemkot memang sangat logis karena logja memang membutuhkan fasilitas parkir guna mendukung pernbangunan malioboro sebagai kawasan pedestrian. Disamping itu
masalah parkir bis pariwisata yang selama ini menjejali alun alun utara juga akan terselesaikan melalui fasilitas itu. Timbul pertanyaan: "apakah pembangunan harus selalu memihak kepada kepentingan-kepentingan ekonorni"? Bagaimana dengan suara hati 16 Kompas, 16 Februari 2006. -'II~j,~--- 29 nurani penduduk asH Jogja yang tentu saja tidak ikhlas bila melihat alun-alun utara sebagai kawasan eagar budaya dimodifikasi sedemikian rupa. Meskipun seeara fisik tidak teIjadi perubahan apapun pada permukaan atas, tetap saja akan dianggap sebagai sebuah bentuk ''pencemaran budaya". Sebaliknya masyarakat luar Yogyakarta mempertanyakan relevansi keistimewaan Yogyakarta yang menempatkan Sultan sebagai gubemur DIY di tengah arus demokratisasi dewasa ini. F. Penutup Yogyakarta yang pada masa Iampau pemah menjadi pusat pemerintahan Mataram dan dewasa ini menjadi Kasultanan merupakan simbol perjuangan untuk mempertahankan identitas kejawaan yang berbasis pada nilai kekerabatan dan penghormatan pada orang tua. Narasi kontinuitas identitas kejawaan menjadi berbentuk perlawanan ketika eksistensinya merasa terancam oleh tekanan narasi lain yang dipahami hendak menghancurkannya. Kekuatan Islam di jaman Mataram awal dan kekuatan VOC di jaman Kasultanan Yogyakarta dipahami sebagai ancaman yang serius terhadap kontinuitas identitas kejawaan. Produksi narasi tersebut melahirkan Yogyakarta memperoleh dua julukan sekaligus, yaitu kota budaya dan kota perjuangan. Narasi kontinuitas tampaknya telah diganti menjadi narasi perubahan akhir-akhirini. Yogyakarta tidak lagi memperlihatkan kegigihannya untuk menghidupi identitas kejawaan, seperti tersimbolkan
padawacana pembangunan Mall dan tempat parkir bawah tanah. Realitas ini tentu sangat bernilai apabila dijadikan bahan refleksi bagi semua pihak gunamengembangkan Yogyakarta yang lebih baik. 30 Etika PolitikDan Kekuasaan Di Bidang Pendidikan Di Daerah Istimewa Yogyakarta Y.B. Adimassana FKIP - Universitas Sanata Dharma PENDAHULUAN Pada awal tahun 80an barangkali kita masih ingat akan peristiwa "petrus" (penembakan misterius) terhadap para gali dan residivis yang tanpa proses pengadilan divonis hukumanmati dengan ditembak langsung memakai senapan berperedam secara sembunyi-sembunyi oleh aparat. Sebelumnya, pada tahun 65an pemah pula teIjadi tragedi berdarah terhadap para anggota PKl di seluruh Indonesia yang dibantai tanpa proses pengadilan yang wajar. ltu sekelumit contoh kebijakan politik di bidang keamanan (polkam) - sebagaimana dijalankan oleh kekuasaan - yang tidak sejalan dengan prinsip etika. Bagaimana halnya dengan etika politik kekuasaan di bidang pendidikan, khususnya di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY)? Yogyakarta pemahtenar sebagai kota pendidikan dan kota budaya. Disebut kota pendidikan karena terdapat universitas besar Gajah Mada dan lebih dari 40 perguruan tinggi lain. Disebut kota kebudayaan karena seluruh kota r:nenyediakan tempat untuk eksposisi budaya, dari seni pentas, seni lukis, kerajinan batik, kulit, ukir, hingga seni jalanan para pengamen, sehingga jalan Malioboro menjadi terkenal. Ada ruang publik untuk pentas kebudayaan bagi rakyat: alun-alun, sasana hinggil, gedung Puma Budaya, Bentara Budaya, panggung Ramayana, panggung terbuka di depan benteng Vredeburg, dan lain-lain, di samping ada pula museum kebudayaan Sono Budoyo. Tetapi,