• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI SISWA SMA: SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI SISWA SMA: SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE

E-LEARNING

UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI SISWA SMA:

SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI

LUHUR YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh : Eka Yulianti NIM: 031324003

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

MOTTO

Yang kulakukan hanyalah pasrah pada setiap

rencana Tuhan…….

Karena kuyakin DIA akan memberikan segala

(5)

Halaman Persembahan:

Karya yang tak seberapa ini kuepersembahkan untuk :

1. Ibuku tercinta, yang telah memberikan seluruh hidupnya hany untuk mnejaga dan melayani aku, memberikan semangat, cinta dan pengorbanan unuk membantuku dalam

segala aktivitas dan studiku.

2. Adikku Tiwi, yang memberikan aku semangat untuk tetap bertahan dengan semua tantangan dengan senyum dan candanya.

3. Orang teristimewa dan yang kusayangi, meski kau jauh, kau selalu menemaniku bahkan saat kau sakit, kau selalu memberikan senyum dalam wajahku

4. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan dan semangat serta doa yang berlimpah kepadaku

5. Sahabatku……Asih atau Winnie hehehehe makasi yak…udah bantuin aku dalam seluruh perjalanan studiku..hehehehe

6. Teman-temanku, Yuyun, Meta,Asti, Alex, Okta,Ningsih, Isnani yang selalu tau kalo ian lagi bingung hehehehehehe terimakasih sekali dari hatiku yang paling dalam

7. Teman-teman seangkatan 2003 (PDU PEERJUANGAN!!! Heheheheheheheh) juga adik-adik angkatan 2004-2007, terimakasih atas kerjasama, kekeluargaan, keakraban

dan segalanya yang telah kita jalani………I LOVE U ALLL….

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Eka Yulianti

Nomor Mahasiswa : 031324003

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pembelajaran IPS dengan Metode E-Learning untuk Meningkatkan Prestasi dan Partisipasi Siswa SMA : Suatu Penelitian Tindakan Kelas di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 17 Maret 2008

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya suatu karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Maret 2008

(8)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN IPS DENGAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI SISWA SMA : SUATU PENELITIAN

TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Eka Yulianti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi dan partisipasi belajar siswa SMA kelas X SMA pangudi Luhur Yogyakarta melalui penggunaan e-learning.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat situs internet, menyiapkan lembar observasi dan penilaian, serta soal-soal untuk tes prestasi. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilakukan observasi kegiatan siswa dikelas diakhiri dengan penilaian. Refleksi dilakukan dengan menganalisis data hasil observasi dan hasil penilaian. Subyek penelitian adalah siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah 41 siswa, objek penelitian ini adalah penggunaan metode e-learning. Data yang dicari adalah keterlibatan dan prestasi siswa dalam pelajaran Ekonomi dengan tercapainya target yang ditentukan oleh peneliti dengan ketentuan 70% siswa tuntas dalam prestasi, 30% siswa mau bertanya, 10% siswa mampu menemukan alternatif penyelesaian masalah, 25% siswa mau menjawab pertanyaan, 15% siswa berani menyatakan pendapat, 5% menarik kesimpulan, 80% mengerjakan tugas. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara untuk variable partisipasi dan dengan tes untuk variable prestasi. Setelah data terkumpul maka akan dianalisis dengan menggunakan PAP II.

(9)

ABSTRACT

LEARNING SOCIAL SCIENCES BY APPLYING E-LEARNING METHOD TO IMPROVE THE ACHIEVEMENT AND PARTICIPATION OF SENIOR HIGH

SCHOOL STUDENTS.

A Classroom Action Research in Pangudi Luhur Senior High School in Yogyakarta Eka Yulianti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

This research aims to improve the learning achievement and participation of the tenth grade of Pangudi Luhur Senior High School student in Yogyakarta by applying e-learning method.

This research is a classroom action research. During the planning stage, the researcher made an internet site, prepared observation sheets, evaluation sheets and also a question for performance test. In its implementation, student’s activities were observed then are evaluated. Reflection was done by analyzing data from observed result and evaluation result. The subjects of this research were 41 students of X2 grade. Data were involvement and the achievement of the students in studying social sciences with 70% determined target, 30% for the student who answered the question, 15% for the students who proposed their ideas, 5% for the students whose tasks were assigned to draw conclusion and 80% for the students who were doing the assignment. Data were collected by observation and interview for participation variable and test for performance variable. After data were collected then the data were analyzed by PAP II computation.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Bapa di Surga serta Yesus Kristus sehingga penulis dapat mennyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembelajaran IPS dengan Metode E-Learning Untuk Meningkatkan Prestasi dan Partisipasi Siswa SMA : Suatu Penelitian Tindakan Kelas di SMA Pangudi Luhur”.

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidaklah lepas dari bantuan berbagai pihak yang dengan sukarela mau membantu penulis dalam merampungkan penulisan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing 1 yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

(11)

6. Bapak Ibu dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah mebimbing penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.

7. Sekretariat Pendidikan Ekonomi terutama Mbak Titin yang selama ini telah membantu penulis dalam penyelesaian administrasi dan selama penulis menjadi mahasiswi di Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak Drs.Br. Herman Yoseph K, FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta atas keramahan dan kemudahan yang diberikan pada penulis. 9. Ibu Th . Ridha Purwanti selaku guru mata pelajaran Ekonomi SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta.

10. Bapak Sigit selaku guru TI dan penanggung jawab laboratorium komputer SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

11. Anak-anak kelas X2 tahun ajaran 2007/2008 yang telah rela dan iklas menjadi subjek dalam penelitian yang penulis lakukan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

12. Ibuku tercinta atas dukungan, doa serta pengorbanannya sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

13. Adikku dan seluruh keluarga besar yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Dadan, yang telah memberikan kasih sayang dan semangat walaupun jauh.

(12)

16. Dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

HALAMAN PRSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRAC ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Batasan Masalah……… 4

C. Rumusan Masalah………. 5

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. Manfaat Penelitian………. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi E-Learning……….. 7

B. Konsep Pelaksanaan E-Learning……… 9

C. Prestasi Belajar……….. 14

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Prestasi………... 15

E. Partisipasi Belajar………. 18

F. Penelitian Tindakan Kelas……… 21

(14)

I. Media Belajar Dalam Proses Pembelajaran……… 30

J. Media dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Ekonomi……… 32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………... 34

B. Subjek dan Objek Penelitian……… 35

C. Jenis Data……… 35

D. Batasan Istilah……… 36

E. Metode Pengumpulan Data……….. 36

F. Instrumen Penelitian………. 38

G. Desain Penelitian……… 39

H. Rancangan Tindakan……… 42

I. Teknik Pengujian Instrumen... 46

J. Teknik Analisis Data………. 51

BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Sekolah... 53

B. Tenaga Edukatif dan Non Edukatif... 56

C. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.... 58

D. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta... 59

E. Fasilitas Sekolah... 61

F. Data Siswa ………... 62

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus 1...64

2. Siklus 2... 72

B. Pembahasan...81

BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan...92

B. Saran...94

C. Keterbatasan Penelitian... 95

(15)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Kisi-Kisi Kuesioner Partisipasi ...39

2. Tabel 2 Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 42

3. Tabel 3 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kemampuan Bertanya ... 47

4. Tabel 4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Memberikan Tanggapan Jawaban ... 47

5. Tabel 5 Hasil Pengujian Validitas Variabel Menyatakan Pendapat ...48

6. Tabel 6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Menemukan Alternatif Penyelesaian ...48

7. Tabel 7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Menarik Kesimpulan ...49

8. Tabel 8 Hasil Pengujian Validitas Variabel Mengerjakan Tugas ...49

9. Tabel 9 Jenis Keterlibatan Siswa ...51

10. Tabel 10 Jenis Keterlibatan ...51

11. Tabel 11 Skor Efektivitas Keterlibatan Siswa ...52

12. Tabel 12 Kriteria Prestasi Belajar ...52

13. Tabel 13 Daftar Guru ...56

14. Tabel 14 Daftar Tenaga Non Edukatif ...58

15. Tabel 15 Jumlah Siswa tahun Pelajaran 2007/2008 ...63

16. Tabel 16 Jenis Keterlibatan Siswa Pada Siklus I ...65

17. Tabel 17 Keterlibatan Siswa Pada Siklus I ...66

18. Tabel 18 Keterlibatan sesudah dan sebelum Tindakan I ...67

19. Tabel 19 Skor Efektivitas Keterlibatan Siswa Pada Tindakan I ...68

(16)

21. Tabel 21 Jenis Keterlibatan Siswa Pada Siklus II ...74

22. Tabel 22 Keterlibatan Siswa Pada Siklus II ...75

23. Tabel 23 Keterlibatan sesudah dan sebelum Tindakan II ...76

24. Tabel 24 Skor Efektivitas Keterlibatan Siswa Pada Tindakan II ...77

25. Tabel 25 Prestasi Belajar Setelah Tindakan II ...77

26. Tabel 26 Prestasi Belajar Siswa Evaluasi Akhir ...81

27. Tabel 27 Prestasi Siswa pada Siklus I, Siklus II dan Evaluasi Akhir ...83

28. Tabel 28 Jenis Keterlibatan Siswa (Keadaan awal, Siklus I dan Siklus II) ...84

29. Tabel 29 Keterlibatan Siswa pada Siklus I dan Siklus II ...85

30. Tabel 30 Hasil Kuesioner Variabel Bertanya ...86

31. Tabel 31 Hasil Kuesioner Variabel Memberikan Jawaban Pertanyaan ...87

32. Tabel 32 Hasil Kuesioner Variabel Menyatakan Pendapat ...88

33. Tabel 33 Hasil Kuesioner Variabel Menemukan Alternatif Penyelesaian...89

34. Tabel 34 Hasil Kuesioner Variabel Menarik Kesimpulan ...90

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR BAGAN

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian 2. Lampiran 2 Kuesioner

3. Lampiran 3 Olahan Data Kuesioner

4. Lampiran 4 Tabel Nilai- Nilai r Signifikasi Product Moment 5. Lampiran 5 Modul Siswa

6. Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 7. Lampiran 7 Modul Pengajaran 8. Lampiran 8 Soal – Soal Tes 9. Lampiran 9 Daftar Nilai

(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Realitas empirik selama ini di tingkat persekolahan memperlihatkan, dalam proses pembelajaran IPS, guru IPS kurang optimal baik di dalam memanfaatkan maupun memberdayakan sumber pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran IPS cenderung masih berpusat pada guru, textbook, dan monomedia. Berdasarkan hasil pengamatan tehadap guru pengampu dikelas terlihat bahwa siswa tampaknya kurang tertarik mengikuti pelajaran IPS, khususnya pelajaran Ekonomi. Hal ini terlihat dari prosentase prestasi dan partisipasi siswa dalam pelajaran. Dari total jumlah siswa 41 orang di kelas X2, hanya 25% yang berani mengajukan pertanyaan bila ada materi yang kurang mereka pahami, kemudian 5% dari jumlah siswa yang dapat menemukan alternatif penyelesaian dari suatu persoalan atau latihan yang diberikan oleh guru pengampu. Dari sisi pemberian tanggapan jawaban dari siswa hanya 21% siswa yang bersuara dan bersedia memberikan tanggapan sedangkan untuk partisipasi menyatakan pendapat sejumlah 8%, hal tersebut juga terjadi bila dipaksa oleh guru menyatakan pendapat. Untuk menarik suatu kesimpulan akhir dari pelajaran, 3% dari jumlah siswa yang melakukan hal tersebut, prosentase terbanyak adalah pengerjaan tugas oleh para siswa dimana hal itu menunjukkan 72% dari jumlah siswa, tetapi hal itu dipicu dengan adanya pemberian tugas lanjutan bagi para siswa jika mereka tidak mengerjakan tugas.

(21)
(22)

siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet.

Berdasarkan pengamatan dan observasi yang telah dilakukan maka perlu adanya suatu pembelajaran yang baru yang dapat meningkatkan partisipasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran terutama pelajaran Ekonomi. E-learning suatu pembelajaran dengan menggunakan sistem software yang diharapkan akan membantu siswa lebih tertarik belajar IPS sehingga dapat meningkatkan prestasi dan partisipasi siswa.

(23)

Untuk memecahkan masalah rendahnya prestasi dan partisipasi siswa dalam pelajaran Ekonomi, maka dirancang alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu, peneliti memilih penggunaan e-learning dalam pembelajaran, dikarenakan siswa perlu menggunakan sumber media yang bervariasi serta mereka perlu belajar dengan tidak hanya menggunakan buku saja. Selain itu siswa juga dapat mempelajari realita-realita yang terjadi diluar sekolah yang berkaitan dengan pelajaran Ekonomi, sehingga mereka mendapatkan informasi lebih dari yang mereka dapatkan dari buku pelajaran.

Dari uraian latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan ini dengan judul ”PEMBELAJARAN IPS DENGAN METODE

E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN PARTISIPASI

SISWA SMA : SUATU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA”.

B. Batasan Masalah

Penelitian tindakan ini ingin membatasi diri pada masalah penggunaan e-learning dengan melalui PTK pada pembelajaran IPS dengan pokok bahasan ekonomi sub bab Bentuk-Bentuk Pasar dikelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

(24)

Teknologi e-learning didefinisikan sebagai sebuah model pembelajaran dengan menggunakan bantuan media elektronik. Pada masa sekarang teknologi ini dijalankan dengan system web, dengan tujuan agar proses pembelajaran yang ditawarkan bersifat interaktif. Pembelajaran dengan menggunakan bantuan teknologi e-learning adalah proses membelajarkan suatu materi dengan bantuan komputer berbasis web.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penggunaan e-learning dalam meningkatkan prestasi dan partisipasi belajar siswa SMA kelas X dalam pembelajaran IPS?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi dan partisipasi belajar siswa melalui penggunaan e-learning pada pembelajaran IPS terutama pembelajaran Ekonomi di kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi pendidik / calon pendidik

Dapat meningkatkan prestasi dan tingkat partisipasi siswa SMU dalam pelajaran Ekonomi di kelas.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

(25)

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat menambah referensi bacaan dan dapat menambah pengetahuan mengenai penggunaan teknologi e-learning pada pembelajaran IPS

4. Bagi Peneliti

(26)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi E-Learning

Dalam berbagai literatur, e-learning didefinisikan sebagai berikut: e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array

of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,

teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training

or computer aided instruction also commonly referred to as online courses

(www.pustekkom.go.id).

Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

(27)

Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning,yaitu:

1. e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.

2. e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.

3. e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.

(28)

menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi; e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan; kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

E-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan demikian maka e-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer.

B. Konsep Pelaksanaan E-Learning

(29)

internet, maka pendapat Haughey (1998) perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course”. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui

internet tersebut.

(30)

diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-line saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning.

Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

(31)

sangat pesat. Dengan membuat sistem e-learning yang mampu menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti setiap langkah belajar di dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah games. Penerapan teori games dalam merancang materi e-learning perlu dipertimbangkan karena pada dasarnya setiap manusia menyukai permainan.

Secara ringkas, e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Oleh karena itu e-learning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh-contoh kongkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang e-learning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain: pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer, seniman, dll.

(32)

berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

a) Technology based learning, prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video messaging) b) Technology based web-learning. pada dasarnya adalah Data Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimaksudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan

teknologi e-learning ini.

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari

e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

one way communication (komunikasi satu arah) dan

two way communication (komunikasi dua arah).

Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-learning, sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Dilaksanakan melalui cara langsung (synchronous), artinya pada saat instruktur memberikan pelajaran, murid dapat langsung mendengarkan; dan

(33)

Karakteristik e-learning ini antara lain adalah :

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;

2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks); 3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di

komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; dan

4. Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer;

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar mengajar didominasi oleh peran guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan teknologi (the era of teacher, book and technology).

C. Prestasi Belajar

(34)

pun menyadari benar akan hal itu; mereka peka terhadap bagaimana cara guru memperlakukan murid-murid yang berprestasi dan murid-murid yang kurang pandai, mereka mudah iri terhadap prestasi teman-temannya dan mudah pula menjadi gugup dan cemas kalau-kalau mengalami kegagalan.

Persoalan prestasi berlanjut sepanjang masa dewasa. Tidak sedikit orang yang berganti-ganti pekerjaan karena minat mereka berubah-ubah. Seperti halnya remaja, orang dewasa pun menganggap penting keberhasilan itu. Nilai seseorang dan harga dirinya ditentukan oleh keberhasilan tersebut. Persoalan prestasi tersebut mendapat perhatian khusus karena beberapa alasan :

1. Kenyataan bahwa masa remaja itu merupakan saat persiapan untuk bekerja di kemudian hari menimbulkan masalah apa dan bagaimana persoalan itu dilakukan. 2. Para remaja mulai memahami sepenuhnya akan arti perbedaan prestasi belajar itu

bagi keberhasilan-keberhasilan lain, kini dan masa datang.

3. Pada masa remaja , anak-anak banyak dihadapkan pada macam-macam pilihan, baik sekolah maupun masa depan kerja.

4. Pada masa remaja timbul kemampuan-kemampuan untuk melihat akibat-akibat yang mungkin dihadapi di kemudian hari sebagai akibat pilihannya mengenai sekolah dan pekerjaan.

5. Munculnya masalah prestasi itu berkait dengan perubahan-perubahan jasmaniah pada masa pubertas .

D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Prestasi

(35)

1. Faktor internal, seperti motivasi dan keyakinan

a. N.Ach ( Need for Acchievement ) ialah dorongan atau motif untuk berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.

Menurut hasil penelitian Winterbottom (1958), Rosen dan D’Andrade (1959) remaja-remaja yang mempunyai dorongan kuat untuk berprestasi berasal dari keluarga-keluarga yang memiliki standar tinggi dalam berprestasi, yang memberikan imbalan hadiah terhadap keberhasilan berprestasi dan yang memberikan dorongan untuk mandiri dan tidak bergantung pada pihak lain. Disamping itu, menurut Shaw dan White (1965) hal tersebut pada umumnya ada kaitannya dengan hubungan orangtua anak yang hangat dimana anak membentuk identifikasi yang kental dengan orangtuanya.

b. Takut gagal

(36)

c. Takut sukses

Takut sukses mungkin lebih karakteristik pada wanita ketimbang pria. Apabila cukup kuat, takut sukses itu dapat merongrong N.Ach seseorang dan melahirkan perasaan –perasaan negative terhadap prestasi yang baik.

Disamping motif – motif tersebut, ada faktor lain yang juga memainkan peranan dalam berprestasi itu; faktor yang dimaksud ialah persepsi seseorang terhadap prestasinya. Hal ini berkait dengan kombinasi empat faktor: kemampuan, usaha, sukarnya tugasnya dan keberuntungan atau nasib baik. Misalnya, apabila seseorang berhasil dan keberhasilan itu dikaitkan dengan kemampuan dan usaha (bukannya dengan mudahnya tugas atau dengan keberuntungan). Maka ia akan optimis dan percaya diri untuk mengahadapi tugas-tugas berikutnya. Tetapi apabila dia mengaitkan keberhasilannya itu dengan faktor-faktor yang tidak diketahuinya, maka ia akan meragukan kemampuannya

2. Faktor eksternal seperti kesempatan

(37)

Prestasi akademik biasanya diukur dari nilai sehari-hari hasil tes belajar dan lamanya bersekolah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah :

1. Status sosial ekonomi orang tua

2. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemapuan intelektual dan motivasi

3. Perbedaan –perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan E. Partisipasi belajar

Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun secara sosial. Piaget meneliti bagaimana seorang anak membangun pengetahuan kognitifnya. Piaget sendiri menyebut dirinya epistemilog genetik

(Vygotsky dan Piaget dalam Suparno, 1997 : 36). Inti teori ini berkaitan dengan beberapa teori belajar seperti teori perubahan konsep, teori belajar bermakna Ausubel dan teori skema.

(38)

informasi atau skema yang terdiri dari konstruksi mental gagasan kita. Skema suatu objek, kejadian, atau ide terdiri dari suatu set atribut yang menjelaskan objek tersebut, maka dari itu membantu kita mengenal objek atau kejadian itu (Rumelhart dan Jonassen dalam Suparno, 1997)

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. Menurut kaum konstruktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, lebih daripada suatu proses mekanik untuk mengumpulkan sesuatu. Belajar bukanlah suatu keinginan mengumpulkan fakta-fakta, tapi suatu perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Siswa harus punya pengalaman dengan mencari hipotesa, memanipulasi objek, mememcahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekpresikan gagasan, dan lain-lain untuk mebuat konstruksi yang baru. Belajar yang berarti terjadi melalui suatu refleksi, pemecahan konflik pengertian, dan dalam proses selalu memperbarui tingkat pemikiran yang tidak lengkap (Fosnet dalam Suparno, 1997).

(39)

merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka. Bagi siswa , menjelaskan sesuatu kepada teman-temannya dapat membantu untuk melihat sesuatu lebih jelas dan melihat secara inkonsistensi dari pandangan mereka sendiri. Bila seseorang diberi kesempatan menjelaskan pada seluruh kelas, ini akan memberikan kemungkinan untuk belajar lebih baik. Mengerti bahwa semua teman belum punya jawaban yang siap akan meningkatkan keberanian setiap orang untuk mencoba dan mencari jalan. Sekaligus jika seseorang menemukan jawaban, sering membuat yang lain menemukan juga. Ketidak konsistenan dan kesalahan yang ditunjukkan oleh teman dianggap kurang menyakitkan dibandingkan ditunjukkan oleh guru bahwa ia salah. Ini akan meningkatkan harga diri mereka (Von Glaserveld dalam Suparno, 1997)

(40)

Dan yang paling penting adalah menghargai dan menerima pemikiran siswa apapun adanya sambil menunjukkan apakah pemikiran itu berjalan atau tidak. Dalam pengertian belajar siswa memang dikondisikan untuk bertindak dalam menemukan banyak hal dan guru berperan serta untuk membantu, mengarahkan, dan mendampingi dalam setiap tindakan siswa.. Guru juga mengabaikan fase-fase perkembangan siswa tentang beberapa hal yang menyangkut proses pembelajaran di sekolah.

F. Penelitian Tindakan Kelas

Pada saat ini penelitian tindakan kelas mendapat perhatian yang cukup besar dalam dunia pendidikan karena beberapa alasan yang cukup kuat. Menurut Suwarsih Madya (1994) alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelasnya.

2. Penelitian tindakan kelas juga memberikan keterampilan pada guru untuk segera dapat menanggulangi masalah-masalah kelas untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Penelitian tindakan kelas juga merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran semua jenjang pendidikan

Beberapa pakar penelitian mengajukan alasan tentang pentingnya penelitian tindakan kelas sebagi suatu jenis penelitian untuk dilaksanakan para guru. Beberapa alasan yang diajukan antara lain:

(41)

pembelajaran di kelas. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru dapat memeperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif. Disamping itu guru juga dapat belajar secara sistematis dari pengalamannya sendiri. Sementara itu Cross (Anggolo,1991) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman guru tentang siswanya dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan observasi akan membantu guru lebih memahami siswa dan dunianya yang dilihat dari sudut pandang siswa, bukan hanya dari sudut pandang guru saja.

2. Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat menelitidan mengkaji sendiri kegiatan praktik pengajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas, sehingga permasalahan yang dihadapi benar-benar permasalahan yang sebenarnya. Guru dapat langsung berbuat sesuatu untuk memperbaiki praktik-praktik pengajaran yang kurang berhasil agar menjadi lebih baik (Kasbolah,2001)

(42)

Selanjutnya Ebbut (Kasbolah, 2001) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis secara refleksif dari tindakan tersebut. Ebbut melihat proses pelaksanaan penelitian tindakan ini sebagi rangkaian siklus yang berkelanjutan. Di dalam dan di antara siklus-siklus itu ada informasi yangmerupakan balikan dari apa yang dilakukan guru. Penelitian harus memberikan kesempatan pada pelakunya untuk melaksanakan tindakan melalui tahap-tahap beberapa siklus agar berfungsi secara efektif. Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek itu, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang terkait. Menurut Lewin, penelitian tindakan adalah penelitian yang merupakan suatu lingkaran atau rangkaian langkah-langkah yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Langkah-langkah yang ada dalam rangkaian ini adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kasbolah: 2001).

Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh beberapa pakar diatas maka penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

G. Pembelajaran IPS

(43)

istilah Ilmu Pengetahuan Sosial yang merupakan terjemahan dari social studies. Maka dalam hal ini akan ada beberapa definisi IPS:

1. IPS adalah program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu – ilmu sosial dan humanity (ilmu pendidikan dan sejarah) yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan yang berlandaskan Pancasila dan kebudayaan Indonesia (Somantri,1994 : 1 dalam Wartono)

2. IPS adalah pelajaran yang merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial atau merupakan suatu pelajaran yang menggunakan bagian-bagian tertentu dari ilmu sosial (Djahiri, 1980 :6 dalam Wartono).

3. IPS adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya yang dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan membahas masalah sosial atau bermasyarakat dan kemasyarakatan untuk mencapai tujuan – tujuan khusus pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat persekolahan (Wahab, 1980 : 7 dalam Wartono).

(44)

adaptasi manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan manusia yang satu dengan lainnya.

Mata pelajaran Pengetahuan Sosial selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga materi pelajaran juga mangalami perubahan, hal ini dapat terlihat dalam perkembangan kurikulum. Fungsi Pengetahuan Sosial menurut draft final Kurikulum Pengetahuan Sosial tahun 2004 adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Untuk mencapai fungsi tersebut dikembangkan fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Sosial merupakan : (1) mata pelajaran bagi siswa sekolah dasar dan menengah, (2)mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat, (3) bahannya bersumber pada pada berbagai disiplin ilmu sosial. Dengan kata lain Pengetahuan Sosial adalah merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdislipin dari pelajaran ilmu-ilmu sosial dengan mengintegrasikan bahan/ materi atau konsep-konsep ilmu sosial tersebut untuk memahami masalah-masalah sosial yang diberikan di sekolah sebagai program pengajaran.

H. Pembelajaran Ekonomi

(45)

material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Depdiknas, 2003 : 6). Menurut Roestiyah (1982 : 166) prinsip-prionsip dalam kegiatan pembelajaran harus didasarkan pada :

1. partisipasi aktif siswa dalam meningkatkan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional,

2. pemahaman sifat belajar secara keseluruhan, terstruktur dan sederhana, 3. menumbuhkan reinforcement (penguatan) dan motivasi yang kuat, 4. pemahaman belajar secara terus menerus,

5. proses organisasi dan adaptasi dan

6. perlunya sarana prasarana yang cukup agar dapat memperlancar kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran pengetahuan sosial adalah agar siswa memiliki pengetahuan mengenai proses dan perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia sejak masa lampau hingga kini. Sedangkan fungsi pembelajaran pengetahuan sosial adalah agar siswa memiliki pemahaman tentang adanya keterkaitan antara berbagi perkembangan masyarakat pada masa lampau dengan masa kini, dan masa datang serta menumbuhkan nasionalisme serta memperluas wawasan hubungan antar bangsa di dunia.

(46)

daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan tersebut sangat terbatas. Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut manusia dituntut untuk bertindak ekonomis, yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dari sinilah pengertian pembelajaran ekonomi dapat dikatakan sebagai usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk memahami, mengembangkan serta menerapkan perilaku dan tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tak terbatas, bervariasi \, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan – pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan Buku Pedoman Standar Kompetensi Mata pelajaran Ekonomi, tujuan pembelajaran ekonomi adalah : (1) berusaha membekali siswa dengan sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti akan peristiwa dan masalah dalam kehidupan sehari-hari terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu, rumah tangga, masyarakat dan negara, (2) berusaha membekali siswa dengan sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya, (3)berusaha membekali siswa dengan nilai-nilai seta etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha, dan (4) mampu mengembangkan kompetensi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun skala internasional (Depdiknas, 2003: 6). Pembelajaran Ekonomi mempunyai fungsi untuk mengembangkan kamampuan siswa dalam berekonomi, baik dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.

(47)

adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang secara rinci mencakup aspek-aspek berekonomi, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan dan pengelolaan perusahaan (Wartono, 2004 : 7). Dalam pembelajaran Ekonomi, metode yang digunakan adalah metode induktif dan deduktif. Metode induktif, lebih berpangkal pada kenyataan-kenyataan yang dikumpulkan dan kemudian dicari hubungan antara kenyataan-kenyataan tersebut, jika terdapat hubungan maka dapat dijadikan hukum ekonomi sedangkan metode deduktif lebih berpangkal pada beberapa dalil –dalil atau hipotese dan dari dalil atau hipotesa tersebut, kemudian dapat diambil kesimpulan yang masuk akal (Wachid, 1984:12 dalam Wartono).

Dalam usaha pembelajaran ekonomi kedua metode tersebut harus secara lengkap diajarkan. Menurut Alfred Marshall, Bapak Teori Ekonomi Neoklasik, kedua metode tersebut dapat diibaratkan sebagai “dua kaki untuk berjalan”, jika hanya satu metode saja yang dipakai maka akan pincang dan hasilnya kurang maksimal (Mubyarto, 2004). Sebagai ilmu yang terlahir dan berangakat dari kejadian atau fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, metode pembelajaran dengan cara induktif tidak dapat dipisahkan begitu saja, begitu pula dengan metode deduktif.

(48)

sebagai problem-posing education (pendidikan yang mengetengahkan masalah-masalah praktis pada pesrta didik) yang kemudian akan dilawankan dengan model banking education atau semata-mata hanya bersifat untuk memindahkan atau mendepositokan ilmu pengetahuan kepada peseta didik.

Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas, demikian pula halnya pelajaran ekonomi. Adapun karakteristik pelajaran ekonomi yaitu : (1) ilmu ekonomi berangkat dari fakta atau gejala-gejala ekonomi yang nyata, (2) ilmu ekonomi mengembangkan teori – teori untuk menjelaskan fakta secara rasional, (3) analisis yang digunakan dalam ilmu ekonomi adalah dengan metode pemecahan masalah, (4) inti dari ilmu ekonomi adalah memilih alternatif yang terbaik, dan (5) ilmu ekonomi terlahir karena adanya kelangkaan sumber pemuas kebutuhan manusia.

(49)

I. Media Belajar Dalam Proses Pembelajaran

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstrak dapat menjadi hal yang jelas dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak adalah buku-buku dan sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih jelas dan efektif jika pengajar menyertai dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih realistic (Hartono,1996). Dengan demikian, salah satu tugas yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran. Dalam pengajaran sosial, mencari dan menentukan sumber belajar sangat penting sebab bahan ajarnya sangat dinamis.

Pembagian klasik dari media pengajaran didasarkan pada jenis materi yang dibagi menjadi materi bacaan, seperti buku, majalah, ensiklopedia, surat kabar, dan materi bukan bacaan. Materi bacaan merupakan materi visual yang bersifat fiksi maupun non fiksi. Materi yang bukan bacaan mempunyai pengertian yang luas mengacu pada penglihatan (visual) dan pendengaran (audio) untuk menjelaskan arti dari penafsiran (interpretasi ) atau kata-kata yang tercetak seperti pada buku-buku atau (materi). Dalam arti terbatas, sebagian besar materi pemebelajaran tergantung pada bacaan seperi misalnya bagan dan peta mempunyai judul dan legenda (kata-kata penjelasan pada peta),film strip mempunyai caption (kata-kata tercetak pada foto atau ilustrasi).

(50)

(the cone of experience) yaitu: 1) pengalaman langsung; 2)pengalaman yang diatur; 3) dramatisasi; 4) demonstrasi; 5) karya wisata; 6)pameran; 7) gambar hidup; 8) rekaman, radio, gambar mati; 9) lambang visual; dan 10) lambang verbal. Berdasarkan pengalaman tersebut, dapat belajar mengalaminya secara langsung dengan melakukannya atau berbuat (nomor 1 s.d 5); mengamati orang lain melakukannya (nomor 6 s.d 8);dan membaca atau menggunakan lambang (nomor 9 dan 10).

Hampir sejalan dengan Edgar Dale, Burton (dalam Nasution, 1989) membagi media berdasarkan pengalaman langsung dan pengalaman tak langsung. Pengalaman langsung yaitu turut melakukan dan mengalaminya. Sedangkan pengalaman tak langsung dilihat berdasarkan pengamatan langsung (seperti melihat peristiwa yang terjadi dan melihat peristiwa dipentaskan), berdasarkan gambar (melihat film dan foto),berdasarkan lukisan (menggunakan peta, diagram, grafik, dsb), berdasarkan lambang seperti lambang istilah, rumus dan indeks.

(51)

banyak memerlukannya tetapi anak yang bersifat visual akan banyak meminta bantuan media untuk memperjelas pemahaman bahan yang disajikan. Demikian pula waktu penyajian media sangat menentukan berhasil tidaknya penjelasan dengan bantuan media.

Perkembangan peralatan pendidikan sudah maju, maka pengajar dewasa ini dapat dengan mudah memilihnya. Peralatan media yang pada mulanya terbatas dan sangat mahal dewasa ini dengan mudah dipelajari dan dipergunakan seperti kamera fotografi, kamera video, menjalankan proyektor slide, atau TV-video. Akan tetapi tanpa memperhatikan apakah media yang digunakan bersifat lama atau baru maka yang terpenting adalah terletak pada kemampuan pengajar dalam mempelajari, keterampilan memilih, menggunakan, dan kemampuan mengembangkan perangkat lunak (Hartono, 1996).

J. Media dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran Ekonomi

Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media visual, media audio-visual, dan media serbaneka.

1. Media Audio: radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder dan telepon 2. Media Visual:

Media visual diam: foto, buku, ensiklopedia, majalah, surat kabar, buku referensi dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film bingkai/slide, film rangkai,transparansi, mikrofis, overhead projector, grafik, bagan , diagram dan sketsa, poster, gambar kartun, peta dan globe.

(52)

3. Media Audio-Visual

Media audio visual diam: televisi diam, slide dan suara, film rangkai dan suara, buku dan suara

Media audio visual gerak: video, CD, film rangkai dan suara, televisi, gambar dan suara

4. Media Serba neka:

a. Papan dan display: papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding, papan magnetic, white board, mesin pengganda.

b. Media tiga dimensi: realia, sample, artifak, model, diorama, display

c. Media teknik dramatisasi: drama, pantomim, bermain peran, demonstrasi, pawai/karanaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilaksanakan di kelas oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru/praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak/kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru dilapangan (Kasbolah:9).

(54)

Gambar III.1. Konsep Penelitian Tindakan Kelas

B. Subjek dan Objek penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa siswi kelas X SMU Pangudi Luhur Yogyakarta. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 41 orang.

Objek penelitian ini adalah upaya peningkatan prestasi dan partisipasi belajar siswa dengan menggunakan e-learning dalam pembelajaran IPS (khususnya pelajaran Ekonomi ) pada pokok bahasan Bentuk-Bentuk Pasar.

C. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data Rencana Tindakan

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Rencana Tindakan

Refleksi

Observasi

(55)

yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer dalam penelitian ini berupa nilai hasil prestasi dengan tes pada pelajaran Ekonomi, skor hasil observasi, dan hasil wawancara.

D. Batasan Istilah

1. E-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet, dimana dalam penggunaannya bisa dipakai untuk pendidikan konvensional atau jarak jauh tergantung kepentingannya.

2. Prestasi belajar Ekonomi adalah hasil usaha/ kemampuan yang dicapai siswa, diukur dengan tes prestasi belajar ekonomi

3. Partisipasi atau keterlibatan merupakan kecenderungan untuk bertindak, merespon terhadap objek tertentu yang dapat secara negatif atau positif. Pengukuran partisipasi ini dilakukan dengan observasi mengggunakan chek list, wawancara dan kuesioner.

E. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Data Partisipasi / Keterlibatan siswa a. Observasi

Observasi dilakukan terhadap pembelajaran ekonomi dikelas yang meliputi pokok bahasan, persiapan, deskripsi kegiatan, hambatan dan upaya yang dilakukan

(56)

Keterlibatan siswa yang berupa pengajuan pertanyaan, penemuan alternatif penyelesaian,pemberian jawaban pertanyaan, pernyataan, penarikan kesimpulan, pengerjaan tugas yang kesemuanya dikumpulkan melalui check list.

c. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, intinya adalah berupa pertanyaan yang mengacu pada keadaan siswa untuk belajar ekonomi.

d. Kuesioner

Kuesioner ini terdiri dari 25 butir dan berupa pernyataan. Subyek memilih salah satu dari 5 pilihan jawaban berdasarkan pertimbangan subyeknya. Pilihan jawaban dalam kuesioner ini terdiri atas 5 alternatif pilihan yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Pada item positif SS = 5, S= 4, R = 3, TS = 2 dan STS = 1 sedangkan pada item negatif SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4 dan STS = 5.

Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi partisipasi siswa belajar Ekonomi. Semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah juga partisipasi siswa belajar Ekonomi.

2. Data Prestasi Belajar

(57)

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes, untuk mengukur prestasi siwa 2. Instrumen penelitian partisipasi meliputi

a. Lembar Pengamatan

Lembar untuk mencatat tingkah laku, peristiwa, serta semua hal yang dianggap penting dalam penelitian dan digunakan untuk mendapatkan data serta gambaran yang lebih jelas. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan. Observasi dapat mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati.

b. Lembar Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur dan mendalam. Wawancara dilakukan pada sumber data, dengan variabel yang akan diteliti adalah penggunaan e-elarning dalam pembelajaran ekonomi disekolah.

c. Daftar Check list, berupa kolom tentang keaktifan siswa dalam bertanya, menemukan alternatif penyelesaian, pemberian jawaban pertanyaan, menyatakan, menarik kesimpulan, dan mengerjakan tugas.

(58)

bernilai= 2, RR bernilai= 3, TS bernilai= 4 dan STS bernilai= 5. Dalam penyusunan kuesioner ini peneliti menggunakan skala Likert.

Tabel III.1 Kisi-kisi Kuesioner Partisipasi

No. Indikator No. Item Positif No Item Negatif 1. Bertanya 18 4

2. Memberikan jawaban pertanyaan

5,6,20 3. Menyatakan pendapat 1,10 3,22,23,24 4. Menemukan alternatif

penyelesaian

2,9,14,15,19,21,25 5. Menarik kesimpulan 8,16,26

6. Mengerjakan tugas 7,12 11,13,17

G. Desain Penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti perlu melakukan berbagai persiapan sehingga semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah :

a. Peneliti bersama guru pengampu mengobservasi permasalahan awal yang terjadi di dalam kelas

b. Membuat skenario pembelajaran yang berisi langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka penerapan tindakan perbaikan yang telah direncanakan. c. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi kegiatan

(59)

d. Membuat tes uraian untuk mengetahui keberhasilan atau prestasi siswa setelah adanya tindakan di kelas.

e. Membuat alat bantu mengajar yang berupa situs web yang berisi materi pelajaran dan menetapkan situs lain yang berkaitan dengan materi.

f. Mempersiapkan dokumentasi dengan alat perekam dan alat lain yang dapat dipergunakan untuk mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penelitian. g. Menetapkan strategi penyampaian pembelajaran dan pengelolaan

pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan

a. Penerapan Strategi Penyampaian

(60)

dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Pada akhirnya semua pengetahuan yang telah didapat saat itu akan diulang kemballi dengan adanya tes yang diharapkan mampu menunjukkan pemahaman siswa terhadap materi yang ada.

b. Observasi

Secara umum observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung, dengan menggunakan atau tanpa alat bantu. Dan dalam kegiatan tindakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru pengampu mengobservasi kegiatan siswa dengan mengisi lembar observasi dengan mencentang jenis keterlibatan apa yang dilakukan oleh siswa.

3. Refleksi

Hasil yang didapatkan dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisa dalam tahap ini. Dari hasil observasi peneliti dan guru pamong dapat merefleksi kegiatan dengan data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan prestasi dan partisispasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar ekonomi.

4. Kriteria Keberhasilan

Adapun yang menjadi kriteria keberhasilan penelitian ini adalah :

(61)

b. Pada awalnya saat siswa merasa bosan dan dalam belajar ekonomi merasa kurang menyenangkan serta monoton maka tindakan kegiatan yang dilakukan akan membuat siswa lebih antusias dalam belajar ekonomi.

c. Siswa akan lebih aktif terlibat dalam pembelajaran karena adanya media yang mungkin bervariasi dan tidak selalu terpusat pada guru / buku.

Tabel III.2 Tabel Kriteria Keberhasilan Tindakan N

o .

Kriteria Base Line ( % )

H. Rancangan Tindakan 1. Siklus 1

Adapun langkah langkah yang direncanakan untuk kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :

(62)

c. Siswa mempelajari situs yang mereka pilih, kemudian diadakan diskusi yang dilanjutkan dengan tes tentang materi dan pemahaman mereka akan materi saat itu.

Siswa langsung diajak ke laboratorium komputer dan kemudian setelah itu mereka diberikan petunjuk tentang materi pelajaran yang akan dipelajari hari itu. Setelah tahu tentang materi yang akan dibahas, maka siswa diberi kebebasan untuk mencari situs yang relevan dengan materi, dan setelah mendapatkan situs tersebut, siswa diminta untuk mempelajari bahan yang sudah ada (waktu ± 30 menit), kemudian guru mengadakan diskusi kelas dan juga memberikan pertanyaan seputar materi kepada siswa (dimana siswa hanya berpatokan pada situs yang mereka temukan sendiri). Dalam hal tersebut, sikap peneliti sebagai guru dan sebagai moderator, penengah serta bersikap netral dan mau membantu siswa dalam memahami materi. Sedangkan guru selain menjadi observer kegiatan tersebut, juga akan membantu siswa jika memang diperlukan. Setelah beberapa lama maka akan diadakan tes untuk mengetahui pemahaman siswa pada materi saat itu.

(63)

diadakan 1x pertemuan (1x2jp) dengan materi pengertian pasar dan pasar persaingan sempurna.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh guru pamong akan meliputi beberapa hal. Untuk mengetahui seberapa jauh para siswa terlibat, maka peneliti menggunakan tabel jenis keterlibatan siswa yang mengidentifikasikan keterlibatan apa saja yang dilakukan oleh setiap siswa dalam tindakan tersebut. Selain itu juga akan ditentukan berapa jumlah siswa yang secara keseluruhan terlibat dalam beberapa kriteria keterlibatan yang telah direncanakan, dari hal tersebut akan diketahui banyak sedikitnya taraf peningkatan jumlah siswa yang berani terlibat dalam tindakan dari pertemuan pertama sampai pertemuan akhir. Tidak lupa hasil penilaian pribadi dari guru pamong akan ikut dijadikan pertimbangan dalam hasil observasi. Untuk partisipasi siswa dalam mengikuti penyelenggaraan kegiatan akan didokumenatsikan melalui foto-foto dan juga rekaman hasil wawancara dengan siswa. 2. Siklus 2

Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah : a. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok secara acak

b. Siswa belajar dari situs web / internet yang telah ditentukan kemudian berdiskusi, baik dalam kelompok kecil ataupun kelompok besar.

c. Siswa diberikan tes uraian tentang pemahaman mereka tentang materi pelajaran.

(64)

sempit gerak dan ruang para siswa. Masing-masing siswa akan diberi instruksi oleh guru pamong untuk membuka situs-situs yang telah dijadikan acuan dalam pembelajran dan menyuruh mereka untuk mempelajarinya. Setelah semua siswa mempelajari bahan yang diberikan, maka peneliti membagikan pertanyaan untuk didiskusikan bersama kelompok kecil. Setelah beberapa waktu akan dilakukan diskusi kelas/kelompok besar. Dalam hal tersebut sikap guru sebagai moderator, penengah serta bersikap netral dan mau membantu siswa dalam memahami materi. Sedangkan guru pamong selain menjadi observer kegiatan tersebut, juga akan membantu siswa jika memang diperlukan.

Perubahan yang terjadi pada siklus 2 ini diharapkan akan lebih baik dari siklus 1, baik itu dalam prestasi yang meningkat, keterlibatan siswa yang bertambah. Pada siklus 2 ini akan dilaksanakan dalam 2x pertemuan (2x 2jp) dengan materi pasar monopolistik dan oligopoli. Untuk pertemuan 1 pada siklus 2 ini, akan digunakan untuk mempelajari materi pelajaran , sedangkan untuk pertemuan 2 digunakan untuk tes evaluasi secara keseluruhan.

(65)

I. Teknik Pengujian Instrumen 1. Validitas

Menurut Sugiono (2007, 271), instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan perhitungan perhitungan Karl Pearson yang dikenal dengn sebutan korelasi product moment. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment, dengan rumus :

rxy =

xy = jumlah perkalian tiap skor dengan skor kuadrat y = jumlah skor butir

x = jumlah skor total

N = jumlah responden ( Sugiono, 2007:213)

Besarnya rxy dapat dihitung dngan menggunakan korelasi dengan taraf

signifikansi ( = 5%). Apabila hasil pengukuran r menunjukkkan hasil lebih besar atau sama dengan taraf signifikasi 5%, maka item tersebut dinyatakan valid, tetapi jika lebih kecil dari 5% maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

(66)

hasil penmgujian validitas diperoleh nilai rhitung > r tabel , sedangkan suatu item

dikatakan tidak valid (gugur) apabila dari hasil pengujian validitas diperoleh nilai r hitung < r tabel. Dalam uji validitas instrumen in, item yang tidak valid tidak diikut sertakan dalam penelitian dan dianggap gugur, sedangkan item yang valid digunakan sebagai alat pengumpul data.

Dengan bantuan komputer SPSS for Windows versi 12.0, hasil pengujian validitas dari 26 item yang diujikan ada 7 item yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Item yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan. Untuk lebih jelasnya item mana saja yang termasuk valid atau tidak valid dapat dilihat pada tabel berikut iini :

Tabel III.3

Ringkasan hasil pengujian validitas variabel kemampuan bertanya siswa No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Harga koefisien pda tabel menunjukkan bahwa dengan N=30 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% maka hasilnya sebesar 0,361. Jadi suatu butir dinyatakan valid atau sahih apabila harga koefisien korelasi (rxy) sama ddengan atau lebih besar dari 0,361. Dari hasil pengujian validitas, diperoleh bahwa nilai r hitung > r tabel dan dari 2 item tersebut dinyatakan valid.

Tabel III.4

(67)

Dengan harga koefisien yang sama dan taraf kesalahan yang ditetapkan 5%, didapatkan bahwa nilai r hitung > r tabel dan dari 3 item yang ada dinyatakan valid.

Tabel III.5

Ringkasan hasil pengujian validitas variebel menyatakan pendapat No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status yang ada, 2 item dinyatakan tidak valid.

Tabel III.6

(68)

Tabel III.7

Ringkasan hasil pengujian validitas variabel menarik kesimpulan No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status diatas r tabel 0,361 maka 3 item tersebut bisa dikatakan valid.

Tabel III.8

Ringkasan hasil pengujian validitas variabel mengerjakan tugas No Item Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Dari tabel tersebut terlihat bahwa 1 item berada dibawah nilai r tabel dan dengan demikian item tersebut dapat dikatakan tidak valid dan hanya 4 item yang dinyatakan valid.

2. Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui taraf kepercayaan dari suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid bila instrumen digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiono, 2007: 278).

(69)

ri =

(

)

− 2

2 1

1 Si

Si k

k

Keterangan :

ri = reliabilitas instrumen

k = mean kuadrat antara subjek Si2 = mean kuadrat kasalahan Si2 = varians total

Menurut Arikunto koefisien korelasi yang dipereoleh dengan formula alpha, tidak dapat dikonsultasikn pada tabel r product moment. Unrtuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisisn korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil maka harga r i harus dikembalikan pada klasifikasi tradisional sebagai berikut :

0.800-1.000 : sangat tinggi 0/600-0.799 : tinggi 0.400-0.599 : cukup 0.200-0.399 : rendah < 0.200 : sangat rendah

(70)

J. Teknik Analisis Data 1. Reduksi data.

Merupakan proses pemilihan, perangkuman, pemfokusan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dilapangan. Hal ini dilakukan agar penelitian tidak kehilangan orientasi awal dalam mencari data-data yang relevan dengan fokus penelitian.

2. Penyajian data

Merupakan sekumpulan informasi yang tersusun,yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Untuk penyajian data yang akan dilihat adalah hasil observasi, hasil wawancara keterlibatan siswa, kuesioner dan prestasi belajar siswa.

Tabel III.9 Jenis keterlibatan siswa Jenis keterlibatan

No. Absen siswa

A B C D E F

Tabel III.10 Jenis keterlibatan

Keterlibatan Jumlah siswa yang terlibat A. = bertanya

B. = menemukan alternatif penyelesaian C. = pemberian jawaban pertanyaan D. = menyatakan

Gambar

Gambar III.1. Konsep Penelitian Tindakan Kelas
Tabel III.2  Tabel Kriteria Keberhasilan Tindakan
Tabel III.4
Tabel III.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

manusia dengan status golongan darah yang dimilikinya. Hubungan ini mempunyai frekuensi

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dibuktikan dan

Penelitian pendahuluan dilakukan dengan uji skrining menggunakan bakteri uji Escherichia coli , Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginos, Salmonella typhi,

Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan lamanya hemodialisis, baik penilaian status gizinya dengan Skinfold maupun LILA

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa flavonoid hasil isolasi pada konsentrasi 0,6% dan 0,8% memiliki aktivitas mukolitik yang setara dengan

iklim psikologis juga sebagai faktor penentu dalam kinerja organisasi.. Keberhasilan organisasi yaitu merealisasikan visi dan

Penelitian mengenai “Peran Adult Attachment dan Trait Kepribadian Terhadap Kualitas Pernikahan Pada Pasangan Suami-Istri di Kota Bandung” bertujuan untuk meningkatkan

Produk, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus pada Bakso Lapangan Tembak Payakumbuh).”. 1.2