• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI

Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja awal dalam konversinya adalah anak sekolah menengah pertama (SMP) yang merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Status gizi remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pola makan dan pengetahuan tentang gizi. Masalah status gizi pada remaja di daerah pedesaan tidak hanya identik dengan undernutrition saja, melainkan juga overnutrition.

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan studi deskriptif cross-sectional. Pada penelitian ini data variabel dependen dan variabel independen dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Pada rancangan penelitian ini dilakukan identifikasi semua variabel sesuai tujuan penelitian, sedangkan metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut adalah dengan mengukur antropometri dari sampel untuk mengetahui status gizi dan memberikan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang gizi dan pola makan.

Persentase jenis kelamin pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani adalah 24 orang berjenis kelamin laki-laki (58,5%) dan 17 orang berjenis kelamin perempuan (41,5%) dari total 41 siswa. Persentase remaja dengan status gizi gemuk (24,4%), Obesitas (9,8%), dan sisanya berstatus gizi normal (65,8%). Distribusi status gizi remaja di SMP Negeri 1 Kintamani berdasarkan tingkat pengetahuan tentang gizi menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan tingkat pengetahuan gizi baik semuanya berstatus gizi normal, sedangkan untuk tingkat pengetahuan gizi kurang berstatus gizi normal (14,8%), gemuk (37%), obesitas (48,2%). Distribusi status gizi remaja siswa dengan frekuensi tidak pernah / jarang sarapan diantaranya status gizi normal (51,7%), gemuk (34,5%), dan obesitas (13,8%). Persentase siswa dengan frekuensi konsumsi fastfood sering berstatus gizi normal (33,3%), gemuk (44,4%), obesitas (22,2%) dan semua siswa dengan frekuensi jarang / tidak pernah berstatus gizi normal. Persentase siswa dengan frekuensi konsumsi softdrink setiap hari diantaranya berstatus gizi normal (20%), gemuk (53,3%), obesitas (26,7%); frekuensi konsumsi softdrink jarang sebagian besar berstatus gizi normal (90%).

Dapat disimpulkan bahwa masalah status gizi di daerah pedesaan saat ini tidak hanya berfokus pada undernutrition saja, melainkan juga overnutrition. Perlu dilakukan suatu pengawasan terhadap beberapa faktor risiko terhadap perubahan status gizi pada remaja oleh orang tua, pihak sekolah, dan pemerintah setempat.

(2)

ABSTRACT

OVERVIEW OF KNOWLEDGE OF NUTRITION AND DIET OF NUTRITIONAL STATUS IN TEENAGERS IN SMP NEGERI 1 KINTAMANI

Teenagers are a human growth transition of children to adulthood. Early adolescence is a child in the conversion junior high schools (SMP), which is one of the vulnerable groups of nutrients. The nutritional status of adolescents is influenced by several factors, namely diet and knowledge of nutrition. Problems nutritional status in adolescents in rural areas is not only synonymous with undernutrition, but also overnutrition.

The research design used in this research is the design of cross-sectional descriptive study. In this research data is the dependent variable and the independent variables were collected at the same time. In this study design to identify all the variables corresponding research purposes, while the methods used to obtain these data is to measure the anthropometry of the samples to determine the nutritional status and provides a questionnaire to determine the level of knowledge about nutrition and diet.

Percentage of sex with teenagers in SMP Negeri 1 Kintamani is 24 male sex (58.5%) and 17 female (41.5%) of the total 41 students. The percentage of obese adolescents with nutritional status (24.4%), obesity (9.8%), and the remaining normal nutritional status (65.8%). The distribution of the nutritional status of adolescents in SMP Negeri 1 Kintamani based on the level of knowledge about nutrition showed that the number of students with a good level of nutritional knowledge are all normal nutritional status, while to the knowledge level of malnutrition normal nutritional status (14.8%), fat (37%), obesity (48.2%). Distribution of the nutritional status of adolescent students with a frequency never / rarely breakfast including normal nutritional status (51.7%), obese (34.5%), and obesity (13.8%). The percentage of students with frequent fast food consumption frequency normal nutritional status (33.3%), obese (44.4%), obesity (22.2%) and all students with a frequency rarely / never normal nutritional status. The percentage of students with frequency of consumption of soft drinks every day including normal nutritional status (20%), fat (53.3%), obesity (26.7%); frequency of consumption of soft drinks rarely mostly normal nutritional status (90%).

It can be concluded that the problem of nutritional status in rural areas currently do not just focus on undernutrition, but also overnutrition. We need some oversight of several risk factors for changes in the nutritional status of the parents, the school and the local government.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...v

ABSTRAK...vi

ABSTRACT...vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Remaja ... 6

2.1.1. Pengertian Masa Remaja...6

2.1.2 Ciri-ciri Masa Remaja...6

2.2 Gizi ... 7

2.2.1 Pengertian Gizi ... 8

2.2.2 Komponen Gizi dan Fungsinya ... 8

2.3 Status Gizi...9

2.3.1 Pengertian Status Gizi...9

2.3.2 Pemeriksaan Antopometri...9

2.3.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Gizi...11

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 14

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 15

(4)

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

4.2 Rancangan Penelitian ... 16

4.3 Subjek dan Sampel ... 16

4.3.1 Populasi ... 16

4.3.2 Kriteria Subjek ... 16

4.3.3 Besaran Sampel...17

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel...17

4.4 Variabel ... 17

4.4.1 Identifikasi Variabel...17

4.4.2 Klasifikasi Variabel...18

4.4.3 Definisi Operasional Variabel...18

4.5 Bahan dan Instrumen Penelitian ... .19

4.6 Tahapan Penelitian ... .19

4.6.1 Tahap Persiapan...19

4.6.2 Tahap Penelitian...19

4.7 Analisis Data ... .20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... .21

5.1 Status Gizi, Pengetahuan tentang Gizi, dan Pola Makan pada Remaja SMP Negeri 1 Kintamani ... ..21

5.2 Status Gizi berdasarkan Jenis Kelamin, Pengetahuan tentang Gizi, dan Pola Makan pada Remaja SMP Negeri 1 Kintamani ... ..23

5.3 Keterbatasan Penelitian...27

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...28

DAFTAR PUSTAKA ... .30

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 14 Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitan ... 15

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komponen Gizi dan Fungsinya ... 8

Tabel 5.1 Distrbusi Frekuensi Status Gizi, Pengetahuan tentang Gizi, dan Pola Makan 22

Tabel 5.2 Proporsi Status Gizi berdasarkan Jenis Kelamin, Pengetahuan tentang Gizi, dan Pola Makan ... 24

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penelitian………32

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja diawali saat anak muncul tanda-tanda perkembangan emosi dan seksual yang telah matang. Hal ini berakhir pada saat mencapai usia matang secara hukum dengan diakui hak-haknya sebagai warga negara (Fomon et al, 2003). Masa remaja biasa juga disebut adolescence yang diambil dari bahasa latin adolescere yang secara luas memiliki arti masa tumbuh dan berkembang untuk mencapai kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1995). Pada beberapa referensi terdapat perbedaan threshold umur kategori remaja. Masa remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah antara 10 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Monks (1992) masa remaja berlangsung pada umur 12 sampai 21 tahun yang dibagi menjadi dua fase, yaitu masa remaja awal (12 sampai 15 tahun), masa remaja pertengahan (15 sampai 18 tahun) dan masa remaja akhir (18 sampai 21 tahun).

Masa remaja awal merupakan periode vital dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret (Papalia dan Olds, 2001). Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Pertumbuhan remaja di negara yang sedang berkembang membutuhkan perhatian khusus. Berbeda dengan di negara barat, jarang ditemukan defisiensi nutrien (Soetjiningsih, 2004).

(9)

Masa remaja awal dalam konversinya adalah anak sekolah menengah pertama (SMP) yang merupakan salah satu kelompok rentan gizi. Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain (Notoatmodjo, 2003).

Masalah gizi pada remaja muncul dikarenakan perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Masalah gizi yang dapat terjadi pada remaja adalah gizi kurang (under weight), obesitas (over weight) dan anemia (Arisman, 2010). Gizi kurang terjadi karena jumlah konsumsi energi dan zat-zat gizi lain tidak memenuhi kebutuhan tubuh dan sebaliknya untuk gizi lebih. Gizi kurang pada remaja akan menyebabkan penurunan imunitas tubuh terhadap penyakit, meningkatkan morbiditas penyakit, mengalami pertumbuhan yang tidak normal (pendek), melahiran bayi berat badan rendah (BBLR), tingkat kecerdasan rendah, dan produktivitas rendah. Sedangkan gizi lebih pada remaja berdampak pada kecendrungan terjadinya penyakit degeneratif pada saat dewasa nanti (Sayogyo & Goenardi, 2002).

Status gizi remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Didaerah pedesaan identik dengan pendapatan per kapita yang lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan atau dengan kata lain status ekonomi di pedesaan lebih rendah. Pada sebuah studi juga menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang gizi pada remaja yang tinggal di daerah pedesaan masih rendah jika dibandingkan dengan remaja yang tinggal diperkotaan (Afdal, 2011) . Beberapa studi tentang pola makan seperti kebiasaan sarapan, minum minuman bersoda (soft drink), dan makanan cepat saji (fast food) dinilai dapat

(10)

berpengaruh terhadap perubahan status gizi tak terkecuali di daerah pedesaan (Mariza & Kusumastuti, 2013). Jika dilihat dari beberapa studi terbaru, masalah gizi saat ini tidak hanya terdapat pada masyarakat perkotaan melainkan juga di masyarakat pedesaan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur (TB/U) pada anak umur 13-15 tahun di Indonesia mencapai 13,8% (sangat pendek) dan 21,3% (pendek), sedangkan untuk status gizi berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) mencapai 11,1% (kurus) dan 10,8% (gemuk). Prevalensi di Bali sendiri untuk kategori gemuk merupakan salah satu prevalensi malnutrisi diatas rata-rata prevalensi nasional (RISKESDAS 2013). Prevalensi remaja kurus di pedesaan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan (RISKESDAS, 2010).

Daerah pedesaan tidak hanya identik dengan remaja kurus, melainkan juga dengan obesitas. Studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas Diponegoro, Semarang menunjukkan angka 11,7% dari 426 sampel untuk remaja obesitas yang berada di daerah pedesaan (Dwiningsih, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa masalah nutrisi secara keseluruhan sudah merambah hingga ke daerah pedesaan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang status gizi, pengetahuan tentang gizi, dan pola makan pada remaja awal (siswa SMP) yang tinggal di daerah pedesaan (rural area) di provinsi Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:

Bagaimana gambaran status gizi pada siswa SMP Negeri 1 Kintamani? 1.3 Tujuan Penelitian

(11)

Mengetahui gambaran status gizi pada siswa SMP Negeri 1 Kintamani. 1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui status gizi pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani. 1.3.2.2 Mengetahui jenis kelamin pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani.

1.3.2.3 Mengetahui pengetahuan tentang gizi pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani. 1.3.2.4 Mengetahui pola makan pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani.

1.3.2.5 Mengetahui gambaran status gizi pada siswa SMP Negeri 1 Kintamani berdasarkan jenis kelamin.

1.3.2.6 Mengetahui gambaran status gizi pada siswa SMP Negeri 1 Kintamani berdasarkan pengetahuan tentang gizi.

1.3.2.7 Mengetahui gambaran status gizi pada siswa SMP Negeri 1 Kintamani berdasarkan pola makan.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

1.4.1.1 Untuk memberikan informasi gambaran pengetahuan tentang gizi dan pola makan berdasarkan status gizi pada remaja di SMP Negeri 1 Kintamani sehingga dapat dijadikan sebagai referensi yang relevan untuk penelitian ilmiah lainnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Peneltian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang didapat selama masa pendidikan dan juga menambah pengetahuan serta pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.

1.4.2.2 Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pengambil kebijakan untuk menyusun program-program yang berkaitan.

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengetahuan gizi seimbang, pola makan dan aktivitas fisik pada remaja serta diharapkan prevalensi status gizi lebih pada

Kata Kunci : Punishment; Kedisiplinan Shalat Berjama’ah; Permasalahan yang sering terjadi di Dayah pada umumnya berkaitan dengan kedisiplinan santri di lingkungan

Al Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah (Journal of Islamic Economics) is a peer-reviewed journal published by State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada sistem penyortiran ini, program dibuat agar dapat menerima input dari NRF24L01 yang dikirimkan dari modul server dan memberikan output lagi ke NRF24L01 mengirim

- Penilaian kinerja : Melaporkan hasil wawancara tentang manfaat lingkungan terhadap kehidupan di sekitar No Nama Kriteria Total skor Nilai Isi dan pengetahuan Penggunaan

Sementara, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan

Distributor Alat Penetas Telor Ayam Untuk Pemesanan Silakan SMS : 081 945

Mengetahui perbedaan emotional eating dan pola makan pada remaja dengan status gizi kurus, normal dan overweight di SMA Negeri Kota YogyakartaC. Mengetahui prevalensi remaja