• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN COD LIVER OIL PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KOLESTEROL, LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL), HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA DAGING UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN COD LIVER OIL PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KOLESTEROL, LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL), HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA DAGING UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN COD LIVER OIL PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KOLESTEROL, LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL), HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA DAGING UDANG GALAH

(Macrobrachium rosenbergii)

Oleh :

MEGA FITRIA ARDIANY MAGETAN - JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)
(3)
(4)

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN COD LIVER OIL PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KOLESTEROL, LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL), HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA DAGING UDANG GALAH

(Macrobrachium rosenbergii)

Oleh :

MEGA FITRIA ARDIANY NIM : 141211132114

Telah diujikan pada

Tanggal : 10 Agustus 2016 KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Moch. Amin Alamsjah, Ir.,M.Si., Ph.D. Anggota : Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP.

Dr. Widya Paramita Lokapirnasari, Drh., MP. Agustono, Ir., M.Kes.

Boedi Setya Rahardja, Ir., MP.A

(5)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

MEGA FITRIA ARDIANY. Pengaruh Pemberian Cod Liver Oil pada Pakan Komersial terhadap Kolesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) pada Daging Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Dosen Pembimbing Agustono, Ir., M.Kes. dan Boedi Setya Rahardja, Ir., MP.

Udang galah merupakan komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis, khususnya di Indonesia. Seiring berkembangnya pariwisata dan beragam kuliner konsumsi udang galah di Indonesia meningkat dan peluang ekspor udang galah terbuka. Udang galah mengandung kolesterol yang tinggi yaitu 385,03 mg/dl. Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk budidaya yang rendah kolesterol adalah melalui rekayasa pakan, dengan penambahan suplementasi asam lemak yang berasal dari dari organisme laut. Melalui suplementasi asam lemak, maka diharapkan kadar trigliserida dan kolesterollow density lipoprotein(LDL) akan turun sehingga dapat meningkatkan kadar kolestrolhigh density lipoprotein(HDL).

Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kolesterol, low density lipoprotein (LDL) dan meningkatkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) daging udang galah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak lengkap yang terdiri dari lima perlakuan, empat kali ulangan. Analisis data menggunakan uji statistik sidik ragam Analysis of Variant (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila ada perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang paling baik.

(6)

Hasil penelitian didapatkan pemberian cod liver oil pada pakan komersial berpengaruh terhadap kadar kolesterol total daging udang galah. Pemberian cod

liver oilpada dosis 12% dapat menurunkan kolesterol total dengan kadar terendah

dari perlakuan lainnya dengan rata-rata 88,3125 mg/dl. Pemberian cod liver oil

(7)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SUMMARY

MEGA FITRIA ARDIANY. Effect of Cod Liver Oil in the Commercial Feed Cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) and High Density Lipoprotein (HDL) on Meat Fresh Water Prawns (Macrobrachium rosenbergii). Academic Advisors Agustono, Ir., M.Kes. dan Boedi Setya Rahardja, Ir., MP.

Fresh water prawns are commodities freshwater fish that have economic value, particularly in Indonesia. As the development of tourism and a variety of culinary consumption in Indonesia fresh water prawns and open export opportunities. Fresh water prawns, high cholesterol is 385,03 mg/dl. Excessive cholesterol in the body will lead to a condition called atherosclerosis condition is the forerunner of heart disease and stroke. One of the efforts that must be undertaken to produce low cholesterol aquaculture products are engineered feed, supplementation with fatty acids derived from marine organisms. Through the fatty acid supplementation, it is expected that the levels of triglycerides and low density lipoprotein cholesterol (LDL) will decline so it can raise levels of high density lipoprotein cholesterol (HDL).

This study aimed to lower cholesterol, low density lipoprotein (LDL) cholesterol and increase levels of high density lipoprotein (HDL) meat fresh water prawns. This research used experimental method with complete randomized design consisting of five treatments, four replications. Analysis of data using statistical test of Variant Analysis of variance (ANOVA) to determine the effect of treatment. If there are differences among the treatments continued with Duncan Multiple Range Test to determine the best treatment.

The main parameters of total cholesterol, high density lipoprotein cholesterol (HDL) and low density lipoprotein (LDL) meat prawns tested at the Laboratory of Physiology, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya. Parameter supporters observed that the maintenance of water quality fresh water prawns.

(8)
(9)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rakhmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi tentang Pengaruh Pemberian Cod liver oil pada Pakan Komersial terhadap kolesterol, Low Density Lipoprotein (LDL), dan High Density Lipoprotein pada Daging Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1) Ibu Mirni Lamid, MP.,drh selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya 2) Bapak Agustono, Ir., M.Kes. Dosen Pembimbing Utama dan Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Dosen Pembimbing Serta yang telah memberikan arahan, masukan serta bimbingan sejak penyusunan usulan hingga penyelesaian Skripsi ini 3) Terima kasih kepada Bapak Prof. Moch. Amien Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., Ibu Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP., dan Ibu Dr. Widya Paramita Lokapirnasari. drh., MP. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran atas penyempurnaan Skripsi ini 4)Bapak Agustono, Ir., M.Kes. Dosen Wali yang telah memberikan masukan serta saran dalam proses akademik serta sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan, kritik dan saran atas penyempurnaan Skripsi ini 5)Seluruh dosen dan staf Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian Skripsi ini

6)

Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat 7) Tim penelitian Hartik, Ella, Lutfi, Sobirin dan Fajar terima kasih atas bantuan dan motivasi semangat dalam penyelesaian Skripsi 8)Teman-teman “Baracuda 2012” yang telah memberikan bantuan, masukan dan semangat dalam penyelesaian Skripsi ini.

(10)

perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang perikanan, terutama budidaya perairan.

Surabaya, 10 Agustus 2016

(11)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1 Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 5

2.1.1 Klasifikasi Udang Galah (Macrobrachiu rosenbergii) ... 5

2.1.2 Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 5

2.1.3 Habitat dan Penyebaran Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 6

2.1.4 Siklus Hidup Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 7

2.1.5 Kebiasaan Makan dan Makanan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii ... 8

2.2 Cod Liver Oil ... 9

2.3 Kolesterol ... 12

2.3.1 Mekanisme Penurunan Kolesterol ... 13

2.4 Lipoprotein ... 14

2.4.1 Kilomikron ... 14

2.4.2 High Density Lipoprotein(HDL) ... 15

2.4.3 Low Density Lipoprotein(LDL) ... 16

2.4.4 Very Low Density Lipoprotein(VLDL)... 17

(12)

3.1 Kerangka Konseptual ... 18

3.2 Hipotesis ... 21

IV METODOLOGI ... 22

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

4.2 Materi Penelitian ... 22

4.2.1 Peralatan Penelitian ... 22

A. Persiapan Wadah Pemeliharaan ... 25

B. Persiapan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 25

C. Penyediaan Pakan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 25

D. Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) 28 E. Pemberian Pakan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 28

F. Penyiponan ... 28

G. Pergantian Air ... 29

H. Pengukuran Kualitas Air ... 29

4.3.4 Parameter Pengamatan ... 29

4.4 Analisa Data ... 30

V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

5.1 Hasil ... 32

5.1.1 Kolesterol Total ... 32

5.1.2 Kolesterol Low Density Lipoprotein(LDL) ... 33

5.1.3 Kolesterol High Density Lipoprotein(HDL)... 34

5.1.4 Kualitas Air... 35

5.2 Pembahasan ... 35

5.2.1 Kolesterol Total ... 35

5.2.2 Kolesterol Low Density Lipoprotein(LDL) ... 38

5.2.3 Kolesterol High Density Lipoprotein(HDL) ... 40

5.2.4 Kualitas Air pada Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 42

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 45

6.1 Kesimpulan ... 45

(13)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Persyaratan gizi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 9

2 Analisa cod liver oil ... 11

3 Kandungan pakan Feng Li ... 26

4 Analisa proksimat tepung tapioka ... 26

5. Analisa cod liver oil ... 26

6. Komposisi nutrisi pada perlakuan ... 26

7. Hasil pengujian pakan yang ditambahkan tepung tapioka dan cod liver oil ... 27

8. Rata-rata kolesterol total daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii) 32 9. Rata-rata kadar low density lipoprotein(LDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 33

10. Rata-rata kadar high density lipoprotein(HDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 34

(15)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Morfologi udang galah (Macrobrachium rosenbergii)... 5

2 Siklus hidup udang galah (Macrobrachium rosenbergii) ... 8

3 Struktur kolesterol... 12

4 Pengelompokan Jenis Lemak... 14

5 Kerangka konsep... 20

6 Denah Pengacakan Perlakuan ... 24

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Cara perhitungan kandungan nutrisi pada perlakuan ... 51

2. Hasil pengujian kolesterol, LDL dan HDL daging udang galah ... 53

3. Hasil statistik kolesterol ... 55

4. Hasil statistik kolesterol LDL ... 56

5. Hasil statistik kolesterol HDL ... 57

6. Hasil kualitas air pada pemeliharaan udang galah ... 58

(17)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Jumlah ekspor udang Indonesia masih tergolong fluktuatif, namun udang tetap menjadi salah satu komoditas andalan ekspor perikanan (Apindo Eu-Active., 2014). Udang galah merupakan komoditas ikan air tawar yang bernilai ekonomis, khususnya di Indonesia. Seiring berkembangnya pariwisata dan beragam kuliner udang galah di Indonesia, minat masyarakat untuk mengonsumsi udang galah semakin meningkat (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015). Peluang ekspor udang galah juga terbuka, karena udang galah diminati oleh pasar mancanegara (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2015). Hal ini dapat dilihat bahwa permintaan ekspor udang galah yang cukup tinggi mencapai 6,06 juta per tahun (Sukandi, 2001).

Udang mendominasi lebih dari 40 % hasil perikanan untuk pasar ekspor. Negara Jepang, Amerika Serikat merupakan negara tujuan dengan volume ekspor udang terbanyak. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan 2014 menunjukan rata-rata produksi udang Indonesia dari tahun 2008-2013 sebanyak 320.000 ton per tahun. Negara Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara merupakan pasar terbesar dunia untuk komoditas perikanan. Udang menjadi komoditas perikanan Indonesia yang banyak masuk ke pasar Uni Eropa (Apindo Eu-Active, 2014).

(18)

teknologi dalam nutrisi ikan diperlukan untuk menghasilkan pakan buatan yang berkualitas yang dapat dikonsumsi. Perdagangan hasil perikanan diharapkan dapat memenuhi keamanan pangan (food safety), kesehatan dan sanitasi.

Udang galah mengandung kolesterol 385,03 mg/dl (Lab Faal, Universitas Brawijaya, 2016). Menurut Marks et al., (2000), kolesterol tidak larut dalam air, transpor kolestrol diangkut dalam darah sebagai komponen lipoprotein darah. Lipoprotein didasarkan berat jenisnya yang terdapat pada plasma darah, sel dan jaringan ada empat kelompok utama, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) (Djojodibroto, 2001).

Menurut LIPI Pangan dan Kesehatan (2009), kolesterol adalah suatu zat lemak yang berada di dalam darah yang diproduksi oleh hati dan diperlukan oleh tubuh. Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosisyaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

(19)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dapat menurunkan kadar kolestrol dalam darah, dengan cara menghambat pembentukan protein dan trigliserida dalam very low density lipoprotein (VLDL) sehingga kolestrol menjadi rendah.

Menurut Razak (2014), cod liver oil mengandung polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang mana dikenal asam eikosapentaenoat (EPA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) dimana gabungan konfigurasi semua disebut omega-3. Harris (2004) berpendapat bahwa dengan mengonsumsi omega-3 dapat menurunkan kadar trigliserida dan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kandungan cod liver oil ini diharapkan dapat menurunkan kadar kolestrol low density lipoprotein(LDL) dan meningkatkan high density lipoprotein(HDL) pada daging udang galah. Sehingga dapat menghasilkan udang galah yang rendah kolesterol serta aman untuk dikonsumsi.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pemberian cod liver oil dapat menurunkan kandungan kolesterol daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii)?

2. Apakah pemberian cod liver oildapat menurunkan kandungan kolesterol low density lipoprotein (LDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii)? 3. Apakah pemberian cod liver oil dapat meningkatkan kandungan kolesterol high density lipoprotein (HDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii)?

(20)

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pemberian cod liver oilpada pakan komersial terhadap kandungan kolesterol daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). 2. Mengetahui pengaruh pemberian cod liver oil yang dapat menurunkan

kandungan kolesterol low density lipoprotein (LDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

3. Mengetahui pengaruh pemberian cod liver oil yang dapat meningkatkan kandungan kolesterol high density lipoprotein (HDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

1.4 Manfaat

(21)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

2.1.1 Klasifikasi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Klasifikasi udang galah menurut Nandlal and Pickering (2005) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Subfilum : Crustacea Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub-ordo : Pleocyemata Famili : Palaemonidae Genus : Macrobrachium

Spesies : Macrobrachium rosenbergii

2.1.2 Morfologi Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Gambar 1: Morfologi Udang Galah Sumber : NandlalandPickering (2005)

(22)

jalan dengan perbandingan ratio 5:1. Tubuh udang galah terdiri dari kepala (cephalothorax) dan ekor (abdomen) dan dibagi menjadi 20 segmen. Segmen pertama berjumlah 14 berada di kepala yang ditutupi oleh carapace. Bagian depan kepala memiliki enam segmen yang terdiri dari mata, antena pertama, antena kedua, mandibula digunakan untuk menghancurkan makanan, maxila pertama digunakan untuk memasukan makanan ke dalam mulut, serta maxila kedua (NandlalandPickering, 2005).

Bagian belakang kepala (thorax) memiliki delapan segmen, masing-masing memiliki sepasang pelengkap tiga pasang maxillipeds yang berfungsi sebagai mulut serta lima pasang kaki (pereiopods). Kaki pertama dan kedua digunakan untuk menangkap dan menahan makanan. Kaki ketiga, keempat dan kelima digunakan untuk berjalan. Bagian ekor (abdomen) terdiri dari enam segmen. Segmen lima pertama memiliki sepasang pleopods yang masing-masing digunakan untuk renang. Segmen keenam memiliki sepasang pleopods disebut uropods, dan telson. Udang bergerak mundur menggunakan telson serta uropods (NandlalandPickering, 2005).

2.1.3 Habitat dan Penyebaran Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

(23)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Secara alami udang galah hidup di air tawar, udang galah bersifat eurihaline atau toleran terhadap salinitas 0-20 ppt (Sarifin dkk., 2014). Saat pembenihan udang galah membutuhkan kualitas air dengan pH pada air payau 7,0-8,5 ppm serta dengan suhu 28-31ºC. Persyaratan kualitas air yang disarankan untuk pembesaran udang galah yaitu dengan suhu 28-31°C, pH berkisar antara 7-8,5, oksigen terlarut antara 3-7 ppm, salinitas 0 ppt, alkalinitas 20-60 ppm, kesadahan 30-150 ppm, nitrit kurang dari 2 ppm serta nitrat kurang dari 10 ppm (New, 2002).

2.1.4 Siklus Hidup Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Menurut Arthur et al. (2004), siklus hidup udang galah mempunyai empat tahap yaitu telur, larva, post larvae(PL) dan tahap dewasa. Mulanya udang betina dewasa bermigrasi dari muara air tawar untuk bertelur. Telur dibuahi dalam induk kemudian menetas dalam waktu kurang dari tiga minggu yang menghasilkan larva planktonik (zoeae) untuk berenang bebas. Larva kemudian berenang secara aktif untuk mencapai perairan payau dengan salinitas 10-14 ppt dalam waktu kurang lebih dua hari untuk bertahan hidup.

Periode larva berlangsung 15-40 hari, dengan larva menjalani 11 molts, masing-masing mewakili berbeda tahap metamorfosis. Tahap post larvae adalah udang yang terlihat seperti udang dewasa yang memiliki ukuran 7-10 mm serta berat 6-9 mg. Post larvae dalam satu sampai dua minggu bermigrasi kembali ke air tawar setelah bermetamorfosis. Udang galah dewasa biasanya memiliki warna biru-hijau khas, meskipun kadang-kadang udang galah berwarna rona kecoklatan (Arthur et al.,2004). Siklus hidup udang galah dapat dilihat pada Gambar 2.

(24)

Gambar 2: Siklus Hidup Udang Galah Sumber : Ismael andNew (2000)

2.1.5 Kebiasaan Makan dan Makanan Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii)

Menurut Sarifin dkk. (2014), kebiasaan makanan udang galah termasuk dalam omnivora atau hewan pemakan segala, baik tumbuhan dan hewan. Tumbuhan yang disukai diantaranya serpihan padi, gandum, buncis, biji-bijian serta alga. Hewan yang paling disukai udang galah yaitu cacing kecil, siput, kerang, larva, moluska dan ikan-ikan kecil. Apabila kekurangan pakan udang galah juga dapat menjadi kanibal (Arthur et al.,2004).

(25)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

udang pada masa pertumbuhan mulanya diberikan pada 5-8 % dari berat badan per hari. Induk diberi makanan dengan pakan buatan seimbang dengan pakan pelet sebanyak 3-5 % dari berat badan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Petani umumnya memberi makan udang dua kali sehari dengan pakan yang mengandung kadar protein mulai dari 20 – 35 %. Udang galah dapat tumbuh baik dengan pakan 15 % protein dalam kolam dengan pakan alami yang cukup. Udang galah juga mengandung omega-3 sebesar 18,31 gram/100gram dimana EPA dan DHA 16,01 gram, omega-6 sebesar 21,43 gram/100 gram (Portella et al., 2013). Persyaratan gizi pakan udang galah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persyaratan gizi udang galah (M. rosenbergii)

No Nutrisi Tahap

2 Karbohidrat (%) Untuk semua fase 25-35

3 Lipid, termasuk fosfolipid (%) Untuk semua fase 3-7

4 Asam lemak tak jenuh (%) >0,08

5 Kolesterol (%) Untuk semua fase 0,5-0,6

6 Vitamin C (mg/kg) Petumbuhan 100

7 Kalsium/fosfor 1,5-2 Sumber : Mitra et al.(2005)

2.2 Cod Liver Oil

Cod liver oil mengandung dua jenis PUFA, yakni asam dokosaheksaenoat (DHA) dan asam eikosapentaenoat (EPA), di mana gabungan konfigurasi atom karbon keduanya dikenal sebagai omega-3. Cod liver oil mengandung omega-3, vitamin A dan D yang merupakan nutrisi penting bagi perkembangan otak, serta

(26)

kesehatan mata. Cod liver oil juga mengandung asam lemak kaya manfaat, yaitu asam lemak jenuh 25 % dan asam lemak tidak jenuh 75 % (Razak, 2014). Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang dapat dibentuk dalam tubuh sendiri. Asam lemak tidak jenuh tubuh tidak bisa memproduksinya dan harus mendapatkan dari makanan seperti asam linoleat, asam linolenat dan asam arakidonat (Djojodibroto, 2001).

Menurut Razak (2014), minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D dalam jumlah tinggi. Manfaat vitamin A membantu proses perkembangan mata, sedangkan vitamin D untuk proses pertumbuhan dan pembentukan tulang yang kuat. Kadar kedua vitamin ini dalam tubuh ikan akan meningkat sejalan dengan bertambah umurnya. Minyak hati ikan termasuk bahan makanan sumber lemak yang rendah kolesterol.

Harris (2004) berpendapat bahwa dengan mengonsumsi omega-3 dapat menurunkan kadar trigliserida dan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Apabila EPA dan DHA ditambahkan dalam pakan akan meningkatkan pertumbuhan larva ikan dan crustacea (Kanazawa, 1985). Menurut Sartika (2008), asam lemak omega-3 dapat membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan juga dari very low density lipoprotein (VLDL) serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein β di dalam hati. Menurut penelitian Faradilah

(27)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 2. Analisa cod liver oil

No Nama Kimia Golongangan Asam Lemak CLO (%)

1 Dodecanoic acid Kaprat Jenuh 0,0420%

2 Tridecanoic acid Tridecylic Jenuh 0,0200%

3 10-Undecenoic acid Undcylic Jenuh 0,0930%

4 Tetradecanoic acid Myristat Jenuh 4,6990%

5 Tridecanoic acid Tridecylic Jenuh 0,2590%

6 Tetradecanoic acid Myristat Jenuh 0,2900%

7 Tetradecanoic acid Myristat Jenuh 0,0520%

8 Pentadecanoic acid Pentadecylic Jenuh 0,3560%

9 Hexadecanoic acid Palmitat Jenuh 0,3150%

10 Hexadecatrienoic acid HTA/Omega 3 Tidak Jenuh 0,2240% 11 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega 7 Tidak Jenuh 0,4440%

12 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega 7 Tidak Jenuh 9,3180%

13 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega 7 Tidak Jenuh 0,3330% 14 Hexadecanoic acid Palmitat Tidak Jenuh 11,7840% 15 6-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega 7 Tidak Jenuh 0,3520%

16 Hexadecanoic acid Palmitat Jenuh 0,1570%

17 Pentadecanoic acid Pentadecylic Jenuh 0,1050%

18 Hexadecanoic acid Palmitat Jenuh 0,1370%

19 Cycloropropaneoctanoic acid Tidak Jenuh 0,2800%

20 Heptadecanoic acid Margaric Jenuh 0,1260%

21 11,14,17-Eicosatrienoic acid ETE/Omega 3 Tidak Jenuh 2,1230%

22 9,12-Octadecadienoic acid Linoleat/Omega 6 Tidak Jenuh 2,3500% 23 9-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 Tidak Jenuh 17,6670% 24 11-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 Tidak Jenuh 4,8300% 25 10-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 Tidak Jenuh 0,4320%

26 Octadecanoic acid Stearat Jenuh 2,2750%

27 5,8,11,14-Eicosatetraenoic acid Arachidonic

(AA)/Omega 6 Tidak Jenuh 0,2180% 28 5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 Tidak Jenuh 7,2380%

29 7,10,13-Hexadecatrienoic acid HTA/Omega 3 Tidak Jenuh 0,5500%

30 11-Eicosenoic acid Eicosenoic/Omega 9 Tidak Jenuh 13,0270%

31 11-Eicosenoic acid Eicosenoic/Omega 9 Tidak Jenuh 0,4040%

32 Eicosanoic acid Eicosenoic/Omega 9 Tidak Jenuh 0,0490%

33 5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 Tidak Jenuh 0,3220%

34 4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid DHA/Omega 3 Tidak Jenuh 10,5960%

35 5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 Tidak Jenuh 0,9400% 36 13-Docosenoic acid Eruic/Omega 9 Tidak Jenuh 7,5900%

TOTAL 99,997

Sumber : ULP Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (2016)

(28)

2.3 Kolesterol

Menurut LIPI Pangan dan Kesehatan (2009), kolesterol adalah suatu zat lemak yang berada di dalam darah yang diproduksi oleh hati dan diperlukan oleh tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai prekursor dari sejumlah senyawa, seperti hormon seks, korteks adrenal, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol merupakan salah satu komponen lemak. Lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral (LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). Struktur kimia kolesterol dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 : Struktur Kolesterol Sumber : Cairns (2008)

Menurut Afrianto dan Liviawaty (2005) ikan menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Kemampuan lemak menghasilkan energi jauh lebih besar daripada protein dan karbohidrat. Kandungan lemak pada ikan laut didominasi oleh asam lemak tidak jenuh ω3 berantai panjang (ω3 PUFA). Sumber asam

lemak esensial ω3 dalam pakan diperlukan untuk pertumbuhan yang maksimal

dan sebagai cadangan makanan dalam ikan.

(29)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam pembuluh darah (LIPI Pangan dan Kesehatan, 2009). Mitra et al. (2005) mengemukakan bahwa udang galah membutuhkan 0,5-0,6 % kolesterol pada pakan. Dalam sebuah penelitian P. monodon yang ditambahkan lebih dari 1% kolesterol pada pakan dapat menyebabkan efek buruk pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada udang (Sheen et al., 1994).

2.3.1 Mekanisme Penurunan Kolesterol

Kolesterol tidak larut dalam air, transpor kolesterol diangkut dalam darah sebagai komponen lipoprotein darah (Marks et al., 2000). Sukarsa (2004) mengemukakan bahwa dengan menambahkan asam lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup dapat menurunkan kandungan kolesterol. Manfaat dari asam lemak omega-3 dalam menurunkan kadar kolesterol darah diduga disebabkan pengaruhnya terhadap mekanisme produksi lipoprotein transport dalam hati yang disekresikan kedalam darah. Asam lemak tidak jenuh khususnya omega-3 dapat menghambat sintesa VLDL yang mengakibatkan produksi LDL akan berkurang. Menurut Silva et al,(1996) udang diet dengan asam lemak omega-3 telah terbukti bahwa dapat mengurangi produksi VLDL dengan meningkatkan intraseluler yang terdegradasi dari hati oleh apolipoprotein sehingga HDL dapat meningkat.

(30)

hepatopankreas, otot dan bagian tubuh lainnya yang menunjukan transfer dari kolesterol melalui jaringan berbeda ( Teshima dan Kanazawa, 1987).

2.4 Lipoprotein

Lipoprotein didasarkan berat jenisnya yang terdapat pada plasma darah, sel dan jaringan ada empat kelompok utama, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) (Djojodibroto, 2001). Arifah (2006) mengemukakan bahwa struktur umum partikel lipoprotein terdiri dari inti hidrofobik yang tersusun dari triasilgliserol dan kolesterol ester. Menurut Marks et al. (2000), kolesterol tidak larut dalam air, transpor kolesterol diangkut dalam darah sebagai komponen lipoprotein darah. Pengelompokan jenis lipid dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 : Pengelompokan Jenis Lemak Sumber : Tirtawinata (2006)

2.4.1 Kilomikron density lipoprotein

(31)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

makanan 85 – 95 %. Kilomikron rendah kolesterol, fosfolipid, serta mengandung sekitar 1 – 2 % protein (Arifah, 2006). Marks et al. (2000) mengungkapkan bahwa kolesterol dalam makanan diserap oleh misel garam empedu ke dalam sel epitel usus.

Miles (2003) mengemukakan bahwa lipid yang dibawa dari sel-sel mukosa usus ke jaringan lain oleh lipoprotein disebut kilomikron. Kilomikron mengikat membran terikat lipoprotein lipase (LPLs) terletak di adiposa dan otot jaringan dimana trigliserida yang dihidrolisis menjadi asam lemak. Asam lemak diangkut ke adiposa sel kemudian disintesis kembali ke trigliserida dan disimpan. Dalam otot, asam lemak dioksidasi yang akan digunakan sebagai energi.

2.4.2 High density lipoprotein (HDL)

High density lipoprotein(HDL) disebut juga alfa upoprotein. High density lipoprotein adalah suatu partikel kecil yang terdiri dari sekitar 50 % protein (kebanyakan apoprotein A, tetapi juga beberapa apoprotein C dan apoprotein E), sekitar 20 % kolesterol (kebanyakan terseterifikasi), 30 % fosfolipid dan hanya sedikit triasilgliserol. High density lipoprotein (HDL) berperan dalam transpor kolesterol dari sel tubuh ke hati (Arifah, 2006).

(32)

lain, mengambil lemak dari lipoprotein lain serta memindahka ester kolesterol ke lipoprotein lain dan mengangkutnya ke hati.

Faktor yang mempengaruhi meningkatnya HDL dalam tubuh yaitu dengan melakukan diet rendah lemak jahat seperti lemak jenuh dan lemak trans. Peningkatan HDL dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengonsumsi lemak baik yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Lemak sehat contohnya polyunsaturated fatyang terdiri dari asam lemak omega-3 dan omega-6 (Soenardi, 2009).

2.4.3 Low density lipoprotein (LDL)

Low density lipoprotein (LDL) disebut juga beta lipoprotein. Low density lipoprotein (LDL) menyusun sekitar 50 % dari total massa upoprotein dalam plasma manusia. Berkisar 50 % dari massa LDL adalah kolesterol yang kebanyakan teresterifikasi dan sekitar 25 % adalah protein. Protein penyusun Low density lipoprotein (LDL) kebanyakan adalah apoprotein B-100 dengan sedikit apoprotein C. Low density lipoprotein (LDL) mengangkut kolesterol serta fosfoupid dari hati ke sel tepi (Arifah, 2006). Menurut Miles (2003) inti dari LDL terdiri dari trigliserida dan kolesterol ester. Inti lipid ini dikelilingi oleh lapisan fosfolipid amphipathik dan kolesterol teresterifikasi. Berkisar 75 % dari LDL diserap oleh hati.

(33)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner.

Faktor yang mempengaruhi meningkatnya LDL yaitu lemak jenuh yaitu jenis lemak yang banyak ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan (Department of health and human services, 2005). Menurut Sumeru dan Anna (1992) bahwa sumber dan kadar lemak makanan yang diberikan memberikan pengaruh nyata terhadap kadar lemak tubuh udang. Hal ini berarti dibutuhkan asam lemak tertentu dalam makanan yang diberikan. Pada hewan lain sterol dapat disintesis dari asetat, sedangkan pada udang tidak dapat disintesis. Kolesterol merupakan zat yang esensial bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang, karena kolesterol dapat diubah menjadi hormon seks dan hormon ganti kulit.

2.4.4 Very low density lipoprotein (VLDL)

Menurut Arifah (2006), very low density lipoprotein (VLDL) disebut juga pre-beta upoprotein. Very low density lipoprotein (VLDL) dibentuk di dalam hati dan intestinum, berfungsi sebagai sarana untuk transpor triasilgliserol dari hati ke jaringan ekstrahepatik untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk disimpan. Partikel VLDL mempunyai diameter 30-90 nm, densitas 0,95-0,006 dan kaya akan triasilgliserol.

Lipoprotein pada VLDL kebanyakan adalah apoprotein B-100 dan apoprotein C, tetapi juga memiliki beberapa apoprotein E. Partikel yang lebih kecil yang dihasilkan dari interaksi antara VLDL dan lipase lipoprotein disebut intermediate density lipoprotein (IDL). Intermediate density lipoprotein (IDL) mempunyai diameter 25 - 30 nm dan densitas 1,006 - 1,019 (Arifah, 2006).

(34)

III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep

Udang galah mengandung kolesterol 385,03 mg/dl (Laboratorium Faal, Universitas Brawijaya, 2016). Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk menghasilkan produk hewan yang rendah kolesterol adalah merekayasa aspek pakan, diantaranya dengan melakukan suplementasi asam lemak yang berasal dari dari organisme laut (Emken et al., 1999). Cod liver oil mengandung asam lemak yang kaya manfaat yaitu omega-3 sebanyak 21,993 %, omega-6 sebanyak 2,3500%, dan omega-9 sebanyak 43,999 % (ULP Farmasi UNAIR, 2016).

Kolesterol tidak larut dalam air, sehingga kolesterol diangkut di dalam lipoprotein pada plasma. Lipoprotein didasarkan berat jenisnya yang terdapat pada plasma darah, sel dan jaringan ada empat kelompok utama, yaitu kilomikron, very low density lipoprotein (VLDL), low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) (Djojodibroto, 2001). Sukarsa (2004) mengungkapkan bahwa manfaat dari asam lemak omega-3 dalam menurunkan kadar kolesterol darah diduga disebabkan pengaruhnya terhadap mekanisme produksi lipoprotein transport dalam hati yang disekresikan ke dalam darah.

(35)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kolesterol dalam darah, dengan cara menghambat pembentukan protein dan trigliserida dalam VLDL sehingga kolesterol menjadi rendah.

Asam lemak tidak jenuh khususnya omega-3 dapat menghambat sintesa VLDL yang mengakibatkan produksi LDL akan berkurang. Melalui suplementasi asam lemak, maka kadar trigliserida dan kolesterol low density lipoprotein (LDL) akan turun dan dapat meningkatkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL) (Emken et al., 1999). High density lipoprotein (HDL) akan mengangkut kolesterol ke dalam hati selanjutnya dipecah menjadi asam empedu dan dibuang melalui ekskresi tubuh (Sukarsa, 2004).

(36)

Keterangan :

: Aspek yang diteliti : Aspek yang tidak diteliti

Gambar 5 : Kerangka Konsep Penambahan cod liver oil Kolesterol udang galah 385,03 mg/dl

Asam lemak omega 3, 6 dan 9

Mempengaruhi kerja lipoprotein

Kilomikron

Membawa kolesterol berlebihan dari sel tubuh Penghambatan pembentukan Triasligliserol

Diasligliserol

Monoasligliserol

Gliserol Hati

Triasligliserol di VLDL turun

Jaringan ekstrahepatik VLDL berinteraksi dengan lipase lipoprotein

Kolesterol pada LDL turun

(37)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3.2 Hipotesis

H1. Pemberian cod liver oil pada pakan komersial dapat menurunkan kandungan kolesterol daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii). H2. Pemberian cod liver oil pada pakan komersial dapat menurunkan

kandungan low density lipoprotein (LDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

H3. Pemberiancod liver oilpada pakan komersial dapat menaikkan kandungan high density lipoprotein (HDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii).

(38)

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian pakan dilaksanakan di Unit Pengelola Perikanan Budidaya (UPPB) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016. Analisis cod liver oil dilakukan Unit Layanan Pengujian (ULP), Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga Surabaya. Analisis kolesterol low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) dilakukan di Laboratorium Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain 20 buah akuarium berukuran 40x20x25 cm3, aerator, selang aerasi, selang sipon, batu aerasi, bak plastik besar, gelas ukur, timbangan digital, pH meter, DO meter dan amonia test kit.

4.2.2 Bahan Penelitian

(39)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen yaitu dengan penelitian menggunakan metode percobaan di lapangan atau pengujian di laboratorium (Arifin, 1998). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari cod liver oil terhadap kandungan kolestrol low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) pada daging udang galah. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu keragaman (Kusriningrum, 2015) yaitu cod liver oil. Penelitian ini menggunakan lima macam perlakuan dengan empat kali ulangan pada setiap perlakuan. Penentuan banyaknya ulangan pada setiap perlakuan, maka digunakan rumus berikut :

t (n-1) ≥ 15 Keterangan :

t = banyaknya perlakuan yang dicoba n = banyaknya ulangan atau kelompok

Dosis pemeberian cod liver oil pada pakan masing-masing tiap perlakuan adalah 0 % (kontrol), 3 %, 6 %, 9 % dan 12 %. Penetapan dosis didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan Faradilah (2015) yang menunjukan terjadinya penurunan kolesterol pada daging udang vanamei dengan penambahan cod liver oil. Denah penempatan tiap perlakuan dan ulangan penelitian setelah dilakukan pengacakan dapat dilihat pada Gambar 6.

(40)

P3.4 P3.1 P2.1 P0.3 P4.2

P4.1 P1.3 P4.4 P1.1 P3.3

P1.2 P2.2 P0.2 P2.3 P4.3

P0.4 P2.4 P1.4 P3.2 P0.1

Gambar 6. Denah Pengacakan Perlakuan

Berikut ini adalah perlakuan-perlakuan pada penelitian :

1. P0 = Pakan komersial 100 % + tepung tapioka 2 % + cod liver oil0 %

2. P1 = Pakan komersial 100 % + tepung tapioka 2 % + cod liver oil3 % 3. P2 = Pakan komersial 100 % + tepung tapioka 2 % + cod liver oil6 %

4. P3 = Pakan komersial 100 % + tepung tapioka 2 % + cod liver oil9 % 5. P4 = Pakan komersial 100 % + tepung tapioka 2 % + cod liver oil12 %

4.3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan variabel kontrol.

1. Variabel bebas pada penelitian yaitu dosis cod liver oil dalam pakan komersial yaitu 0 %, 3 %, 6 %, 9 %dan 12 %.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kandungan kolestrol low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) pada daging udang galah

(41)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.3.3 Prosedur Kerja

A. Persiapan Wadah Pemeliharaan

Tahap awal dalam melakukan persiapan yaitu menyiapkan akuarium yang akan digunakan dengan ukuran 40x20x25 cm3. Akuarium yang akan digunakan dicuci dengan detergen sampai bersih, kemudian dibilas, selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari. Masing-masing akuarium diisi dengan air tawar dengan volume 20 liter per akuarium, setelah itu dipasang dengan selang aerasi.

B. Persiapan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Udang galah sebanyak 140 ekor yang telah diukur panjang dan berat tubuhnya ditebar ke dalam akuarium dengan kepadatan 7 ekor/akuarium serta diberi aerasi. Sebelum diberi perlakuan, udang galah perlu aklimatisasi untuk beradaptasi. Aklimatisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya shock pada suatu organisme bila dipindahkan dari suatu lingkungan ke dalam lingkungan yang baru (Suyanto dan Takarina, 2009).

C. Penyediaan Pakan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Pakan yang diberikan untuk udang galah berupa pakan komersial merk Feng Li yang ditambahkan cod liver oil dan tepung tapioka sebagai perekat. Komposisi pakan merk Feng Li dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan analisa proksimat tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 4. Analisa proksimat cod liver oil dapat dilihat pada Tabel 5. Komposisi nutrisi dapat dilihat pada Tabel 6 serta cara perhitungan komposisi nutrisi dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil pengujian di ULP Farmasi Universitas Airlangga pakan Fengli yang ditambahkan tepung tapioka dan cod liver oildapat dilihat pada Tabel 6.

(42)

Tabel 3. Kandungan pakan Feng Li

Sumber : Komposisi pakan Feng Li pada kemasan pakan Tabel 4. Analisa proksimat tepung tapioka

Kandungan Tepung Tapioka (%)

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 93,794 % Sumber : Puspitasari (2015)

Tabel 5. Analisa proksimat cod liver oil

Kandungan Tepung Tapioka (%)

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 0 % Sumber : Faradilah (2015)

Tabel 6. Komposisi nutrisi pakan pada perlakuan

Komposisi (%) Perlakuan

P0 P1 P2 P3 P4

Pakan komersial 100 100 100 100 100

Tepung tapioka 2 2 2 2 2

Cod liver oil 0 3 6 9 12

TOTAL 102 105 108 111 114

Bahan Kering 90,75384 93,632346 96,510852 99,389358 102,267864

Abu 13,02486 13,02486 13,02486 13,02486 13,02486

Protein Kasar 40,03496 40,03496 40,03496 40,03496 40,03496 Lemak Kasar 5,00946 7,838529 10,667598 13,496667 16,325736

Serat Kasar 2,05488 2,05488 2,05488 2,05488 2,05488

BETN 30,87588 30,87588 30,87588 30,87588 30,87588

Sumber : Hasil perhitungan manual

Kandungan Pakan Komersial (%)

Bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 29 %

(43)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Tabel 7. Hasil pengujian pakan yang ditambahkan tepung tapioka dan cod liver oil No Nama Kimia Golongangan Asam

Lemak

1 Dodecanoic acid Kaprat J 3,248 0,0420 0,243 0,097 0,57 0,063 0,048 2 Tridecanoic acid Tridecylic J 4,197 0,0200 0,052 0,18 0,03 0,022 0,024 3 10-Undecenoic acid Undcylic J 5,35 0,0930 0,042 0,49 0,048 0,057 0,063 4 Tetradecanoic acid Myristat J 5,517 4,6990 3,952 3,673 3,85 3,799 3,879 5 Tridecanoic acid Tridecylic J 6,352 0,2590 0,079 0,125 0,151 0,155 0,168 6 Tetradecanoic acid Myristat J 6,587 0,2900 0,106 0,156 0,184 0,192 0,205 7 Tetradecanoic acid Myristat J 6,739 0,0520 0,047 0,042 0,039 0,036 0,036 8 Pentadecanoic acid Pentadecylic J 7,331 0,3560 0,475 0,377 0,369 0,349 0,354 9 Hexadecanoic acid Palmitat J 8,856 0,3150 0,238 0,182 0,212 0,186 0,229 10 Hexadecatrienoic acid HTA/Omega 3 TJ 9,023 0,2240 0,154 0,177 0,182 0,165 0,164 11 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega 7 TJ 9,213 0,4440 0,166 0,231 0,281 0,277 0,287 12 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega

7 TJ 9,372 9,3180 5,054 5,963 6,908 7,143 7,415 13 9-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega

7 TJ 9,622 0,3330 0,148 0,168 0,201 0,214 0,23 14 Hexadecanoic acid Palmitat TJ 10,032 11,7840 23,743 17,827 16,624 14,498 14,023 15 6-Hexadecenoic acid Palmitoleat/Omega

7 TJ 11,831 0,3520 0,201 0,224 0,242 0,258 0,271 16 Hexadecanoic acid Palmitat J 12,104 0,1570 0,123 0,121 0,149 0,137 0,147 17 Pentadecanoic acid Pentadecylic J 12,195 0,1050 0,055 0,071 0,089 0,066 0,093 18 Hexadecanoic acid Palmitat J 12,377 0,1370 0,058 0,108 0,093 0,109 0,115 19 Cycloropropaneoctanoic

acid TJ 12,521 0,2800 0,151 0,214 0,215 0,223 0,238

20 Heptadecanoic acid Margaric J 13,273 0,1260 0,532 0,371 0,322 0,270 0,24 21 11,14,17-Eicosatrienoic

acid ETE/Omega 3 TJ 14,904 2,1230 0,608 1,092 1,33 1,521 1,646 22 9,12-Octadecadienoic

acid Linoleat/Omega 6 TJ 15,208 2,3500 17,088 11,918 9,465 7,462 6,805 23 9-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 TJ 15,435 17,6670 21,468 20,074 19,543 18,521 18,174 24 11-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 TJ 15,549 4,8300 3,270 3,722 4,111 4,272 4,344 25 10-Octadecenoic acid Oleat/Omega 9 TJ 15,784 0,4320 0,148 0,243 0,302 0,333 0,341 26 Octadecanoic acid Stearat J 16,073 2,2750 5,857 4,503 3,989 3,550 3,372 27

5,8,11,14-Eicosatetraenoic acid

Arachidonic

(AA)/Omega 6 TJ 19,07 0,2180 0,628 0,544 0,438 0,387 0,369 28

5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 TJ 19,23 7,2380 3,255 5,092 5,547 6,241 6,507 29

7,10,13-Hexadecatrienoic acid HTA/Omega 3 TJ 19,609 0,5500 0,241 0,438 0,455 0,513 0,534 30 11-Eicosenoic acid Eicosenoic/Omega

9 TJ 20,004 13,0270 1,859 7,692 9,212 10,676 11,156 31 11-Eicosenoic acid Eicosenoic/Omega

9 TJ 20,14 0,4040 1,832 0,297 0,311 0,344 0,351 32 Eicosanoic acid Eicosenoic/Omega 9 TJ 20,535 0,0490 0,185 0,279 0,212 0,191 0,167 33

5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 TJ 21,271 0,3220 0,371 0,169 0,186 0,249 0,243 34

4,7,10,13,16,19-Docosahexaenoic acid DHA/Omega 3 TJ 22,865 10,5960 4,377 7,72 8,093 9,622 9,741 35

5,8,11,14,17-Eicosapentaenoic acid EPA/Omega 3 TJ 23,085 0,9400 0,483 0,776 0,812 0,948 0,967 36 13-Docosenoic acid Eruic/Omega 9 TJ 23,699 7,5900 2,708 5,244 5,232 6,950 7,052

TOTAL 99,997 99,997 100,6 99,997 99,999 99,998

Sumber : Hasil pengujian ULP farmasi UNAIR (2016)

(44)

Semua bahan-bahan penyusun pakan disiapkan dan ditimbang sesuai dosis yang ditentukan. Pakan komersial kemudian ditambahkan cod liver oil serta dicampurkan dengan tepung tapioka yang dilarutkan air hangat. Bahan-bahan tersebut diaduk hingga adonan menjadi tercampur. Bahan-bahan yang telah tercampur dicetak kembali menjadi bentuk pelet. Pakan dioven dengan suhu 50°C selama 24 jam. Tujuan pengovenan yaitu untuk mengurangi kadar air serta menambah daya simpan pakan. Pakan yang sudah jadi dianalisa proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan.

D. Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Udang galah yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam akuarium. Udang galah yang sudah diseleksi kemudian dilakukan aklimatisasi untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Udang galah ditebar dengan kepadatan 7 ekor per akuarium pemeliharaan.

E. Pemberian Pakan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Pengaturan pakan diberikan dengan berat 5 % dari total biomasa pemberian pakan sebanyak dua kali dalam sehari yaitu pukul 16.00 dan 22.00 WIB. Dosis pakan yang diberikan yaitu 40 % pada pukul 16.00 WIB, dan 60 % pada pukul 22.00.

F. Penyiponan

(45)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

metabolisme ikan dapat dikeluarkan sehingga tidak terjadi penumpukan dan pembusukan dalam air media.

G. Pergantian Air

Pergantian air pada udang galah dilakukan setiap hari sebanyak 100%. Pergantian air menggunakan air yang telah diendapkan dan diaerasi selama dua hari. Proses penggantian tersebut dilakukan dengan cara mengurangi ketinggian air hingga habis dan selanjutnya ditambahkan air hingga volume seperti semula.

H. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air meliputi pengukuran suhu dengan menggunakan termometer, pH dengan menggunakan pH meter, oksigen terlarut dengan DO meter dan amonia dengan test kit. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari sekali (Altun et al., 2005).

4.3.4 Parameter Pengamatan

A. Parameter Utama

Parameter utama dalam penelitian ini adalah pengaruh kadar kolestrol low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) dalam daging udang galah. Penurunan kolestrol total ditandai dengan penurunan kolestrol low density lipoprotein (LDL) dan peningkatan kadar kolestrol high density lipoprotein (HDL). Pemeriksaan kadar kolestrol low density lipoprotein (LDL) dan peningkatan kadar kolestrol high density lipoprotein (HDL) dilakukan di Laboratorium Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang.

(46)

B. Parameter Pendukung

Parameter pendukung yang diamati yaitu parameter kualitas air seperti, suhu, DO, pH dan amonia. Parameter pendukung digunakan untuk melengkapi data dari parameter utama.

4.4 Analisa Data

(47)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pemeliharaan udang galah dalam akuarium dengan pakan yang diberi penambahan cod liver oil

Dipelihara selama 30 hari

Parameter Utama :

Pemeriksaan kandungan kolestrol LDL dan HDL daging udang galah.

Parameter Penunjang : Pengamatan Kualitas Air

Analisis Data Kesimpulan

Pengambilan sampel daging udang galah pada akhir masa pemeliharaan

(48)

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Kolesterol Total

Berdasarkan penelitian pada kolesterol udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan telah dilakukan pengujian di Laboratorium Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya diperoleh hasil kolesterol total berkisar antara 88,3125 mg/dl-385,03 mg/dl. Data pengujian kolesterol total pada daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis statistik kolesterol total daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 3. Data rata-rata kolesterol total daging udang galah dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Rata-rata kolesterol total daging udang galah ((Macrobrachium rosenbergii)

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)

(49)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rata-rata kadar kolesterol total pada perlakuan P0 (CLO 0%) dengan rata-rata kolesterol 385,03 mg/dl kemudian mengalami penurunan kolesterol pada perlakuan P1 (CLO 3%) dengan rata-rata kolesterol sebesar 307,30 mg/dl. Perlakuan P2 (CLO 6%) mengalami penurunan kolesterol dengan rata-rata kolesterol total 228,90 mg/dl. Perlakuan P3 (CLO 9%) juga mengalami penurunan kolesterol dengan rata-rata 161,91 mg/dl. Perlakuan P4 (CLO 12%) mengalami penurunan kolesterol terbaik antar perlakuan lainnya dengan rata-rata kolesterol total 88,3125 mg/dl.

5.1.2 Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)

Hasil perhitungan kolesterol low density lipoprotein (LDL) pada daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii) didapatkan kisaran kolesterol LDL pada daging udang galah dengan rata-rata 197,72 mg/dl-390,5625 mg/dl. Data hasil pengujian kolesterol LDL daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis statistik kolesterol LDL pada daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 4. Data rata-rata kolesterol LDL terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata kadar low density lipoprotein (LDL) daging udang galah ((Macrobrachium rosenbergii)

Perlakuan Kolesterol LDL (mg/dl) ± SD

P0 (Cod liver oil0 %) 390,56amg/dl ± 37,086

P1 (Cod liver oil3 %) 349,58amg/dl ± 31,017

P2 (Cod liver oil6 %) 367,44amg/dl ± 26,921

P3 (Cod liver oil9 %) 334,62amg/dl ± 61,057

P4 (Cod liver oil12 %) 197,72bmg/dl ± 2,174

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)

(50)

Berganda (Duncan) menunjukan antara perlakuan PO (CLO 0%), P1 (CLO 3%), P2 (CLO 6%) dan P3 (CLO 9%) tidak berbeda nyata, sedangkan pada perlakuan P4 (CLO 12%) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar kolesterol LDL terendah pada perlakuan P4 (CLO 12%) dengan rata-rata LDL 197,72 mg/dl.

5.1.3 Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)

Hasil perhitungan kolesterol high density lipoprotein (HDL) pada daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii) didapatkan kisaran kolesterol HDL pada daging udang galah yaitu 38,69-128,84 mg/dl. Data hasil pengujian kolesterol HDL daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 2. Analisis statistik kolesterol HDL pada daging udang galah dapat dilihat pada Lampiran 5. Data rata-rata kolesterol HDL terdapat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata nilai high density lipoprotein (HDL) daging udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

Perlakuan Kolesterol HDL (mg/dl) ± SD

P0 (Cod liver oil0 %) 38,69cmg/dl ± 3,076

P1 (Cod liver oil3 %) 53,19bcmg/dl ± 15,682

P2 (Cod liver oil6 %) 53,26bcmg/dl ± 17,543

P3 (Cod liver oil9 %) 68,16bmg/dl ± 32,667

P4 (Cod liver oil12 %) 128,84amg/dl ± 3,539

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05)

(51)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Rata-rata kadar kolesterol HDL udang galah pada perlakuan PO (CLO 0%) yaitu 38,69 mg/dl. High density lipoprotein (HDL) perlakuan P1 (CLO 3%) dan P2 (CLO 6%) tidak berbeda nyata yaitu 53,19 mg/dl dan 53,26 mg/dl. Perlakuan P3 (CLO 9%) dengan kadar HDL dengan rata-rata 68,16 mg/dl. Perlakuan P4 (CLO 12%) berbeda nyata antar perlakuan lainnya yaitu HDL tertinggi dengan rata-rata 128,84 mg/dl.

5.1.4 Kualitas Air pada Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Parameter kualitas air yang diperiksa sehari sekali adalah suhu, pH, dan

oksigen terlarut. Nilai parameter kualitas air dapat dilihat pada Lampiran 6. Parameter kualitas air yang diperiksa sehari sekali adalah suhu dan oksigen terlarut dengan dissolved oxygen (DO) meter, dan pengukuran pH dengan pH meter serta pengukuran amonia selama seminggu sekali dengan amonia tes kit. Nilai kisaran kualitas air pada pemeliharaan udang galah sebagai berikut : suhu

antara 28-29°C, pH 6,5-7,5, oksigen terlarut 6–7 mg/l dan amonia 0,02-0,75 mg/l.

Tabel 11. Hasil pengukuran kualitas air pemeliharaan udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

No Parameter Satuan Kisaran

1 Suhu °C 28-29 °C

2 Power of hydrogen(pH) - 6,5-7,5

3 Oksigen terlarut mg/l 6-7 mg/l

4 Amonia mg/l 0,02-0,75 mg/l

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kolesterol Total

(52)

mengandung cod liver oil menunjukkan adanya pengaruh yang nyata (p<0,05). Berdasarkan dari hasil uji jarak berganda Duncan menunjukan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan P0 (CLO 0%), P1 (CLO 3%), P2 (CLO 6%), P3 (CLO 9%) dan P4 (CLO 12%). Kadar kolesterol terendah didapatkan pada perlakuan P4 (CLO 12%) yaitu 88,3125 mg/dl. Kadar kolesterol tertinggi didapatkan pada perlakuan P0 (CLO 0%) dengan kadar kolesterol total udang galah 385,03 mg/dl.

Kandungan kolesterol terendah didapatkan pada perlakuan P4 dengan (CLO 12%) yaitu 88,3125 mg/dl. Penurunan kandungan kolesterol pada daging udang galah disebabkan suplementasi cod liver oilpada pakan. Cod liver oilmerk Baby’s DHA dalam bahan penelitian mengandung omega-3 sebesar 21,993% yang dapat menurunkan kolesterol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harris (2004) bahwa minyak ikan kaya manfaat untuk penurununan kolesterol karena mengandung omega-3 terutama eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaionic acid(DHA).

(53)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penurunan kolesterol pada udang galah diduga dipengaruhi oleh penyerapan makanan yang telah di makan udang galah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ceccaldi (1989) bahwa saluran pencernaan bertanggung jawab bagi banyak hewan dan krustasea khususnya untuk fungsi gizi. Penyerapan nutrisi makanan dimulai dalam mulut yang kemudian dilanjutkan ke kerongkongan dan menuju ke saluran pencernaan. Makanan kemudian diserap oleh saluran pencernaan yaitu hepatopankreas atau kelenjar midgut. Hepatopankreas merupakan organ utama yang digunakan untuk fungsi metabolisme, sintesis dan sekresi enzim pencernaan, penyerapan produk makanan dicerna.

Mekanisme penurunan kolesterol lainnya diduga disebabkan pengaruh asam lemak omega 3 terhadap lipoprotein. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukarsa (2004) bahwa manfaat dari asam lemak omega-3 dalam menurunkan kadar kolesterol darah disebabkan pengaruhnya terhadap mekanisme produksi lipoprotein transport dalam hati yang disekresikan ke dalam darah. Arifah (2006) menambahkan bahwa lipoprotein yang pertama kali berperan dalam pengangkutan lipid dari makanan adalah kilomikron. Kilomikron menghidrolisis triasligliserol oleh lipase lipoprotein kemudian diubah menjadi diasligliserol, yang selanjutnya menjadi monoasligliserol dan akhirnya menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Sukarsa (2004) berpendapat bahwa asam lemak omega-3 dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dengan cara menghambat pembentukan trigliserida dalam very low density lipoprotein(VLDL) sehingga kolesterol menjadi rendah.

(54)

pernyataan Emken et al. (1999) bahwa asam lemak tidak jenuh khususnya omega-3 dapat menghambat sintesa VLDL yang mengakibatkan produksi LDL akan berkurang. Melalui suplementasi asam lemak, maka kadar trigliserida dan kolesterol low density lipoprotein (LDL) akan turun dan dapat meningkatkan kadar kolesterol high density lipoprotein (HDL). Sukarsa (2004) juga menambahkan bahwa HDL akan mengangkut kolesterol ke dalam hati selanjutnya dipecah menjadi asam empedu dan dibuang melalui ekskresi tubuh.

Penurunan kolesterol juga disebabkan oleh kandungan polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang dapat mengekskresi kolesterol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lokapirnasari (2013) bahwa asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) cepat dimetabolisme oleh hati sehingga terjadi peningkatan ekskresi kolesterol dan stimulasi oksidasi menjadi garam empedu yang menyebabkan kolesterol dalam darah menurun.

Kadar kolesterol tertinggi didapatkan pada perlakuan P0 (CLO 0%) dengan kadar kolesterol total udang galah 385,03 mg/dl. Hal ini dapat dilihat bahwa tanpa penambahan minyak kolesterol udang galah masih tinggi. Harris (2004) mengemukakan bahwa penambahan minyak yang kaya EPA dan DHA dalam dosis besar yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah sehingga LDL menurun serta kolesterol menurun.

5.2.2 Kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL)

(55)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

mentransport kolesterol ke sel-sel perifer untuk sintesis membran dan produksi hormon serta ke hati untuk produksi asam empedu (Rebunstein et al., 2007).

Hasil perhitungan Analysis of Variant (ANOVA) menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05). Berdasarkan hasil Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) menunjukan antara perlakuan PO (CLO 0%), P1 (CLO 3%), P2 (CLO 6%) dan P3 (CLO 9%) tidak berbeda nyata, sedangkan pada perlakuan (P4 CLO 12%) berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar kolesterol LDL terendah pada perlakuan P4 (CLO 12%) dengan rata-rata 197,72 mg/dl.

Kadar kolesterol LDL terendah pada perlakuan P4 (CLO 12%) dengan rata-rata 197,72 mg/dl yang berbeda nyata antara perlakuan lainnya. Penurunan kolesterol LDL dipengaruhi suplementasi cod liver oil yang mengandung poliunsaturated fatty acids (PUFA). Hal ini sesuai dengan pernyataan Drevon (2009) bahwa dengan asupan PUFA dapat mengurangi konsentrasi LDL pada plasma serta jumlah ester kolesterol di dalam very low density lipoprotein (VLDL) berkurang. Asam lemak omega-3 dalam lipoprotein plasma mengubah sifat fisik dari LDL dan mengurangi titik leleh ester kolesterol inti sehingga kolesterol dalam darah menurun.

(56)

plasma (TG). Menurut Ramprasath et al. (2012) omega-3 (PUFA) telah terbukti mengurangi trigliserida melalui penghambatan diasilgliserol. Pengurangan trigliserida melalui lipoprotein yang kaya trigliserida (TRL) dan melalui pengurangan tingkat konsentrasi apoB-100. Stancu and Sima (2001) menambahkan bahwa penurunan LDL diduga disebabkan peningkatan reseptor LDL di hati. Reseptor LDL yang menentukan pengurangan beredarnya LDL dan prekursornya yaitu intermediet density lipoprotein(IDL) dan VLDL.

Rata-rata kadar kolesterol LDL pada perlakuan P0 (CLO 0%) yang tidak berbeda nyata dengan P1 (CLO 3%), P2 (CLO 6%) dan P3 (CLO 9%) yaitu 390,56 mg/dl, 349,58 mg/dl, 367,44 mg/dl dan 334,62 mg/dl. Hal ini sesuai dengan pernyataan Drevon (2009) bahwa banyak penelitian menunjukkan tidak berubah atau bahkan adanya peningkatan kadar LDL dengan asupan asam lemak omega-3. Harris (2004) menambahkan bahwa penambahan minyak yang kaya EPA dan DHA dalam dosis besar yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah sehingga LDL menurun serta kolesterol menurun. Penurunan kolesterol LDL tergantung dosis dan setelah pemberian dari dosis harian (Stancu and Sima, 2001).

5.2.3 Kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)

(57)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kolesterol dari jaringan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit jantung (Miles, 2003).

Hasil perhitungan Analysis of Variant (ANOVA) menunjukan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05). Berdasarkan dari hasil uji jarak berganda Duncan menunjukan adanya perbedaan yang nyata antara perlakuan P4 (CLO 12%) dengan perlakuan PO (CLO 0%), P1 (CLO 3%), P2 (CLO 6%) dan P3 (CLO 9%). Kadar kolesterol HDL tertinggi pada perlakuan P4 (CLO 12%) dengan rata-rata 128,84 mg/dl.

Peningkatan HDL pada daging udang galah dipengaruhi oleh suplementasi omega-3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Drevon (2009) bahwa metabolisme lipoprotein dengan suplementasi asam lemak omega-3 menyebabkan peningkatan kecil dalam konsentrasi plasma kolesterol HDL. Peningkatan HDL terjadi bersamaan dengan menurunnya konsentrasi plasma VLDL. Peningkatkan konsentrasi HDL kolesterol diduga melalui mekanisme pengurangan asam lemak bebas dalam plasma yang menyebabkan pengurangan fluks ester kolesterol dari HDL, LDL dan VLDL melalui aktivitas dari kolesterol transfer ester.

Peningkatan HDL diduga disebabkan penyerapan makanan yang mengandung asam lemak tak jenuh seperti omega-3 yang telah diserap oleh usus halus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rader (2006) bahwa peningkatan HDL diduga disebabkan karena peningkatan apolipoprotein A yang telah disintesis oleh usus halus dan hati. Selanjutnya apolipoprotein A yang diekskresikan dalam bentuk rendah kolesterol menyatu dengan ATP binding cassette untuk membentuk HDL baru.

(58)

Kadar kolesterol HDL Perlakuan P3 (CLO 9%) tidak berbeda nyata antara perlakuan P2 (CLO) 6% dan P1 (CLO 3%) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P0 (CLO 0%). Hal ini menunjukan bahwa peningkatan HDL dibutuhkan suplementasi cod liver oil dalam dosis besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harris (2004) bahwa penambahan minyak yang kaya EPA dan DHA dalam dosis besar yang dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah, kolesterol menurun dan menyebabkan HDL meningkat. Hal ini dapat diketahui bahwa perlakuan tanpa penambahan minyak kolesterol udang galah tetap tinggi.

5.2.4 Kualitas Air pada Pemeliharaan Udang Galah (Macrobrachium

rocenbergii)

Menurut Mahasri dkk. (2012) kualitas air diartikan sebagai kesesuaian air

bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan biota (ikan dan udang) yang umumnya

ditentukan oleh beberapa parameter kualitas air. Parameter kualitas air pada

pemeliharaan udang galah yang diperiksa sehari tiga kali adalah suhu dan oksigen

terlarut dengan dissolved oxygen (DO) meter, pengukuran pH dengan pH meter

serta amonia dengan amonia tes kit.

Hasil pengukuran suhu pada pemeliharaan udang galah adalah 28-29°C.

Nilai suhu dalam pemeliharaan udang galah termasuk dalam suhu ideal untuk

pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan Sarifin dkk. (2014) yang menyatakan bahwa

pemeliharaan udang galah diupayakan pada suhu berkisar antara 24-30°C.

Menurut Mukti dkk. (2012), pH merupakan suatu ukuran derajat keasaman

dengan skala antara satu hingga 14. Hasil pengukuran pH pada pemeliharaan

(59)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dalam pH ideal untuk pertumbuhan. Hal ini memenuhi persyaratan kadar pH yang

baik untuk pemeliharaan udang galah sesuai dengan Sarifin dkk. (2014) adalah

berkisar antara 6,5-8,5.

Oksigen terlarut merupakan unsur makronutrien yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup organisme perairan. (Mukti dkk., 2012). Hasil pengukuran

oksigen terlarut pada pemeliharaan udang galah adalah antara 6-7 mg/l. Nilai

oksigen terlarut ini ideal untuk pertumbuhan udang galah. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Sarifin dkk. (2014) yang menyatakan bahwa oksigen terlarut

pemeliharaan udang galah minimal 3 mg/l.

Amonia merupakan senyawa yang dapat menjadi masalah dalam budidaya

ikan (Mahasri dkk., 2012). Nilai amonia pada pemeliharaan udang galah masih

aman antara 0,02-0,75 mg/l. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sarifin dkk. (2014) bahwa nilai amonia dalam pemeliharaan udang galah maksimal 1 mg/l.

(60)

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengaruh pemberian cod liver oil pada pakan komersial terhadap kolesterol, low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL) pada daging udang galah (macrobrachium rosenbergii)didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pemberian cod liver oil pada pakan komersial berpengaruh terhadap kadar

kolesterol total daging udang galah. Pemberian cod liver oil pada dosis 12%

dapat menurunkan kolesterol total dengan kadar terendah dari perlakuan

lainnya dengan rata-rata 88,3125 mg/dl.

2. Pemberian cod liver oil pada pakan komersial berpengaruh terhadap kadar

kolesterol low density lipoprotein (LDL)daging udang galah. Pemberian cod liver oil pada dosis 12% dapat menurunkan low density lipoprotein (LDL)

kadar terendah dari perlakuan lainnya dengan rata-rata 197,72mg/dl.

3. Pemberian cod liver oil pada pakan komersial berpengaruh terhadap kadar

kolesterol high density lipoprotein(HDL)daging udang galah. Pemberian cod liver oil pada dosis 12% dapat menaikkan high density lipoprotein (HDL)

(61)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6.2 Saran

Saran yang bisa diberikan dalam penelitian mengenai pengaruh pemberian cod liver oil pada pakan komersial terhadap kolesterol, low density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL) pada daging udang galah (macrobrachium rosenbergii)adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian penambahan cod liver oildengan dosis 12% dari pakan dapat digunakan sebagai penurunan kolesterol udang galah (macrobrachium rosenbergii) untuk mengahasilkan produk budidaya rendah kolesterol dan aman dikonnsumsi

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. hal. 52-54.

Ander, B. P., C. M. C. Dupasquier., M. A Procluk and G. N. Pierce. 2003. Polyunsaturated Fatty Acids and Their Effects on Cardiovascular Disease. Journal Exp Clin Cardiol 8 (4) : 164-172.

Apindo Eu-Active. 2014. Langkah dan Strategi Ekspor ke Uni Eropa : Produk Udang. Advancing Indonesia’s Civil Society in Trade and Investment. Jakarta. hal. 8.

Arifin, Z. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Penerbit Grasindo. Jakarta. hal. 58.

Arifah. 2006. Peran Lipoprotein dalam Pengangkutan Lemak Tubuh. Jurnal Kaunia Vol II (2) : 122-134.

Altun, T., N. Tekelioglu., E. Nevsat and Y. Sagat. 2005. Some Growth Parameters on European Eel (Anguilla anguilla L., 1758) Fed with Different Feeds. Journal of Fisheries and Aquatic Sciences, 22(1-2) : 215-219.

Arthur, J. R., D. Hurwood., E. R. Lovell., M. G. B. Reantaso and P. B. Mather. 2004. Pathogen and Ecological Risk Analysis for the Introduction of Giant River Prawn, Macrobrachium Rosenbergii from Fiji to Cook Islands. Secretariat of the Pacific Community. Noumea, New Caledonia. hal. 17-18.

Bragagnolo, N and D. B. R. Amaya. 2001. Total Lipid, Cholesterol and Fatty acids of Farmed Freshwater Prawn (Macrobrachium rosenbergii) and Wild Marine Shrimp (Penaeus brasiliensis, Penaeus schimitti, Xiphopenaeus kroyeri). Journal of Food Composition and Analysis 14 : 359-369.

Cairns, D. 2008. Intisari Kimia Farmasi. Penerbit EGC. Jakarta. hal. 35.

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 1: Morfologi Udang Galah and
Gambar 2: Siklus Hidup Udang Galahand
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula di kantor Pegadaian kabupaten Sragen dengan adanya pemberian kompensasi dapat mempengaruhi kinerja Pegawai agar tercapai hasil kerja yang maksimal,

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian ini yaitu pengaruh struktur good corporate governance terhadap kinerja BPR di Jawa Barat tahun 2017, dapar ditarik

Keuntungannya apabila zakat dipungut oleh negara adalah para wajib zakat lebih disiplin dalam menunaikan kewajib- annya dan fakir miskin lebih ter- jamin haknya,

Dalam KBBI, produktif diartikan dengan “bersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar, mendatangkan (memberi hasil, manfaat dan sebagainya), dan mampu

kewajiban dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, serta tata cara penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya. Tujuan

permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan strategi guided note taking dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V pada

Koefisien harga satuan yang digunakan untuk menganalisa biaya sistem halfslab ini menggunakan koefisien yang ada pada [5]. Biaya yang digunakan sebagai acuan untuk perhitungan

Sementara itu, saran untuk pengembangan produk lebih lanjut antara lain (1) pengembangan perangkat pembelajaran yang berbasis learning cycle 7e ini masih terbatas pada