• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ENTREPRENEUR KNOWLEDGE, MOTIVASI DAN PRAKTEK BISNIS NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA MUSLIM DI SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH ENTREPRENEUR KNOWLEDGE, MOTIVASI DAN PRAKTEK BISNIS NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (STUDI KASUS MAHASISWA MUSLIM DI SALATIGA) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

MAHASISWA MUSLIM DI SALATIGA)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)

DISUSUN OLEH:

TRI WAHYONO

NIM : 213 11 036

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Tri Wahyono NIM : 213 11 036

Jurusan : S-1 Perbankan Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam

Judul Skripsi :PENGARUH ENTREPRENEUR KNOWLEDGE, MOTIVASI, DAN PRAKTEK BISNIS NABI MUHAMMAD SAW

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Muslim

di Salatiga)

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 02 Mei 2016 Yang Menyatakan

Tri Wahyono NIM.21311036

(4)
(5)

v

MOTTO HIDUP

Hidup bagai pohon pisang yang tak kan mati sebelum memberikan manfaat

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang selalu mendoakan setiap langkahku serta memberikan banyak ilmu tentang arti

kehidupan yang sedemikian rupa komplek

Untuk Bp. Sujadmiko Dwi Admaja yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang berupa ilmu pengetahuan dan materi selama ini saya ucapkan terimakasih dan tulisan ini adalah bukti janjiku terhadap keseriusanku dalam

menggapai masa depanku

Untuk semua orang yang banyak terlibat dalam perkembanganku sampai sejauh ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu saya ucapkan banyak terimakasih

Terkhusus untuk Fakultas tercintaku yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam serta dosen-dosennya yang keren-keren saya ucapkan terimakasih atas kesabarannya dalam meghadapi tingkah laku saya yang kurang sopan dan

selenyehan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin,segala puji bagi penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inaya-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Enterpreneur Knowledge, Motivasi dan Praktek Bisnis Nabi Muhammad SAW

terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus Mahasiswa Muslim di Salatiga)”.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita jadikan teladan dalam segala aspek kehidupan.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu perbankan syariah. Dalam penulisan ini banyak pihak yang telah terlibat untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini, maka penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, masukan dan menyempurnakan skripsi ini.

(8)

viii

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

6. Bang Devi Ardian yang telah mengenalkanku dalam dunia bisnis serta orang yang telah mengenalkanku kepada salatiga

7. Bp. Sujadmika Dwi Admaja yang telah menggodok serta memberikan wawasan tentang dunia sosial politik sehingga saya termotivasi untuk kembali ke Purwodadi untuk melakukan perbaikan dan pengabdian.

8. Kedua orang tuakau yang telah bersusah payah menghadapi sikapku serta mendidik menjadi orang yang mengerti.

9. Teman-teman seperjuangan di kelas Perbankan Syariah, HMI, KSEI, IMADISA dan ITTAQO.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut membatu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT memeberikan pahala yang besar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya. Amin

Salatiga, 02 Mei 2016

(9)

ix

ABSTRAK

Wahyono, Tri. 2016. Pengaruh Entrepreneur Knowledge, Motivasi, dan Praktek Bisnis Nabi Muhammad SAW Terhadap Minat Berwirausaha ( Studi Kasus Mahasiswa Muslim di Salatiga). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syari’ah IAIN Salatiga. Pembimbing. Fetria Eka Yudiana, M.Si.

Kata Kunci: Entrepreneur Knowledge, Motivasi, dan Praktek Bisnis Nabi Muhammad SAW Terhadap Minat Berwirausaha.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi pengusaha/ wirausaha Indonesia yang tergolong masih sedikit dibandingkan dengan Negara-Negara lain seperti Malaysia, China, dan Amerika, sehingga Indonesia perlu untuk meningkatkan jumlah wirausahanya agar dapat mengurangi masalah ekonomi yang ada, seperti pengangguran dan kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah entrepreneur knowledge, motivasi dan praktek bisnis Nabi Muhammad SAW berpengaruh terhadap minat berwirausaha nahasiswa muslim di Salatiga.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa muslim di Salatiga, dengan kreteria beraga Islam dan pernah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden mahasiswa dengan menggunakan tehnik purposive random sampling.

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 20 dan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, uji regresi linear berganda, pengujian hipotesis melalui uji Ttest dan Ftest serta koefisien determinan (R2).

Hasil uji Ttest menunjukkan bahwa entrepreneur knoeledge, motivasi dan praktek bisnis Nabi Muhammad SAW secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa muslim di Salatiga. Uji Ftest menunjukkan bahwa entrepreneur knoeledge, motivasi dan praktek bisnis Nabi Muhammad SAW secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa muslim di Salatiga dengan pengaruh sebesar 55,2%, sedangkan sisanya yaitu 44,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini.

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Persetujuan Pembimbing ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian ... iv

Halaman Motto ... v

Halaman Persembahan ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

Bab I – Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 8

Bab II – Landasan Teori ... 10

(11)

xi

B. Kerangka Teori ... 13

C. Kerangka Penelitian ... 36

D. Hipotesis ... 37

Bab III – Metode Penelitian ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Objek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Skala Pengukuran ... 41

F. Definisi Konsep dan Operasional ... 42

G. Instrumen Penelitian ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 47

I. Alat Analisis ... 55

Bab IV – Analisis Data ... 56

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 56

B. Analisis Data ... 60

C. Pembahasan ... 73

Bab V – Penutup ... 78

A. Kesimpulan ... 78

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Research Gap ... 13

Tabel 2.2 Teory X dan Teory Y Mc. Gregor ... 25

Tabel 2.3 Hipotesis Penelitian ... 39

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 46

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 59

Tabel 4.2 Perguruan Tinggi ... 60

Tabel 4.3 Usia Responden ... 61

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ... 62

Tabel 4.6 Penbandingan r2 dan R2 ... 64

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 65

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 68

Tabel 4.9 Uji Linearitas ... 69

Tabel 4.10 Uji Regresi Linear Berganda ... 70

Tabel 4.11 Uji Ttest Bawah (Uji Parsial) ... 72

Tabel 4.12 Uji Ftest ... 73

Tabel 4.13 Uji Koefesien Determinan (R2) ... 74

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian ...

37 Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 67 Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 67

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner

Lampiran II Data Karakteristik Responden Lampiran III Data Jawaban Responden

Lampiran IV Uji Frequensi Karakteristik Responden Lampiran V Uji Reliabilitas dan Validitas

Lampiran VI Uji Regresi Linear Berganda Lampiran VII Uji Statistika

(15)

xv

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia menurut data terbitan dari Badan Pusat Statistik (BPS) sampai pada tahun 2015 tercatat sebanyak 252.370.792, dari total keseluruhan penduduk terdapat 1,65%/ 4.164.118 orang adalah pengusaha (BPS, 2015). Jumlah ini tergolong masih sedikit dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura sebesar 7%, Malaysia 5%, Thailand 4% dan Amerika sebesar 12%. Untuk menjadi negara dengan perekonomian yang stabil maka

sekurang-kurangnya dalam sebuah negara minimal terdapat 2% pengusaha dari

jumlah penduduknya itu berarti Indonesia masih terdapat kekurangan jumlah

pengusaha minimal 0,35% dari jumlah penduduknya atau 883.297 orang, hal

ini menunjukkan bahwa peluang menjadi pengusaha masih terbuka luas dengan

daya dukung jumlah penduduk terbesar di dunia nomer empat setelah Amerika,

China dan India (BPS, 2015).

Menurut data yang diterbitkan oleh BPS jumlah tenaga kerja Indonesia sebesar 121.870.000, dari jumlah tersebut yang terserap menjadi tenaga kerja

sebesar 114.630.000 itu artinya terdapat jumlah tenaga kerja yang menganggur

sebesar 7.240.000 maka dari itu dalam hal ini dibutuhkan para pengusaha agar

dapat menyerap tenaga kerja yang masih menganggur (BPS, 2015). Upaya

yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendorong masyarakat untuk

berwirausaha salah satunya adalah Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN)

(16)

Upaya lain yang sangat penting untuk dapat memenuhi kebutuhan akan

jumlah pengusaha diperlukannya peningkatan mutu dan kualitas sumber daya

manusia. Dalam hal tersebut tentunya berkaitan erat dengan peningkatan mutu pendidikan. Penelitian yang dilakukan oleh Hermina, Novieana dan Zain (2011: 134) menunjukkan bahwa Entrepreneur Knowledge berpengaruh terhadap minat seseorang untuk berwirausaha. Dalam pembelajaran tersebut terdapat nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan kegiatan wirausaha. Sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Sumarsono (2013: 86) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa faktor Entrepreneur Knowledge tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha.

Para pengusaha akan lebih kuat dalam menghadapi goncangan-goncangan ekonomi yang mungkin terjadi utamanya para pelaku usaha kecil menengah, seperti kasus tahun 1998 terjadi krisis ekonomi global yang berdampak besar bagi perekonomian dunia, termasuk negara-negara asia tenggara seperti Indonesia dimana perusahaan-perusahaan besar banyak yang mengalami kebangkrutan karena ketidaksanggupannya dalam menghadapi krisis ekonomi global ini. Disisi lain, justru para pengusaha kecil menengah mampu bertahan menghadapi krisis ini karena permodalan mereka tidak begitu bergantung pada pihak luar. Mereka lebih kuat dari perusahaan-perusahaan besar yang mengandalkan modal pinjaman dan gabungan.

(17)

3

Selain itu faktor motivasi juga sangat penting, karena motivasi adalah dorongan seseorang untuk mau melakukan kegiatan wirausaha. Dorongan tersebut merupakan hal mendasar agar seseorang melakukan kegiatan tertentu, karena hal yang mendasari seseorang untuk melakukan kegiatan adalah salah satunya motivasi. Dengan dorongan yang kuat mata seseorang akan melakukan kegiatan wirausaha dengan sungguh-sungguh sampai orang tersebut berhasil dengan berwirausaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumastuti (2013:94) menyatakan bahwa faktor motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Tuskeroh (2013) menunjukkan hasil yang berbeda bahwa faktor motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha.

Kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan ini (Rachbini, 2002). Peter Drucker (1993) menyatakan bahwa seluruh proses perubahan ekonomi pada akhirnya tergantung dari orang yang menyebabkan timbulnya perubahan tersebut yakni pengusaha. Kebanyakan perusahaan yang sedang tumbuh dan yang bersifat inovatif menunjukan suatu jiwa (spirit) entrepreneur. Korporasi-korporasi berupaya untuk mendorong para manajer mereka menjadi orang-orang yang berjiwa entrepreneur, universitas-universitas sedang mengembangkan program-program

(18)

perubahan-4

perubahan dramatik dalam masyarakat. Jepang adalah negara yang berhasil dari aspek pembangunannya, hal ini dipengaruhi jumlah pengusaha yang ada sebesar 22% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan Negara Jepang (Heidjrachman Ranu, 1982).

Kewirausahaan telah lama menjadi perhatian penting dalam mengembangkan pertumbuhan sosio ekonomi suatu negara (Zahra dalam Peterson & Lee, 2000). Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kewirausahaan dapat membantu menyediakan begitu banyak kesempatan kerja, berbagai kebutuhan konsumen, jasa pelayanan serta menumbuhkan kesejahteraan dan tingkat kompetisi suatu negara. Selain itu, seiring dengan berkembangnya arus globalisasi, kewirausahaan juga semakin menjadi perhatian penting dalam menghadapi tantangan globalisasi yaitu kompetisi ekonomi global dalam hal kreativitas dan inovasi (Peterson & Lee, 2000). Hal ini disebabkan karena organisasi-organisasi yang terampil dalam berinovasi dan sukses menghasilkan ide-ide baru akan mendapatkan keunggulan bersaing dan tidak akan tertinggal di pasar dunia yang terus berubah dengan cepat (West, 1997). Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda (Suryana, 2006).

(19)

5

harus mengetahui dengan baik manajemen penjualan, gaya dan fungsi manajemen. Untuk berhasil, ia harus mampu berkomunikasi dan menguasai beberapa elemen kecakapan manajerial, serta mengetahui teknik menjual yang strategis mulai dari pengetahuan tentang produk, ciri khas produk dan daya saing produk terhadap produk sejenis.

Membuka usaha bukanlah perkara yang mudah, ada orang yang membuka usaha karena tidak ada pilihan lain selain membuka usaha sendiri, ada juga orang yang terpaksa membuka usaha sendiri karena terkena PHK dari perusahaannya. Selain itu ada juga orang yang membuka usaha sendiri karena lebih senang memilih berwirausaha daripada bekerja pada orang lain. Ada beberapa alternatif pilihan usaha yaitu waralaba (franchise), membeli usaha yang sudah berjalan atau membuka usaha mulai dari nol.

(20)

6

sendiri adalah agama yang didalamnya banyak ajaran-ajaran untuk menuntun umatnya menjadi seorang wirausaha seperti apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, beliau merupakan seorang pengusaha sukses dan dapat mensejahterakan banyak kaumnya, mulai dari umur 12 tahun belaiu sudah mulai berdagang ke Negeri Syam dan beliau dikenal sebagai pengusaha yang dapat dipercaya hingga pada usia 20 tahun Rasulullah sudah menguasai perdagangan global pada zamannya diantaranya di Irak, Yordania, Bahrain, Suriah dan Yaman.

Muslim yang baik sudah seharusnya menjadi solusi bagi perekonomian bangsa dengan salah satunya menjadi pengusaha yang dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada di negera ini, sehingga untuk menjadikan Indonesia mempunyai perekonomian yang baik maka perlunya dukungan dari para pengusaha.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka sangat penting untuk dilakukan penelitian terhadap “PENGARUH ENTREPRENEUR KNOWLEDGE, MOTIVASI DAN PRAKTIK BISNIS NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Muslim di Salatiga)”.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh Entrepreneur Knowledge terhadap minat

berwirausaha?

(21)

7

3. Bagaimana pengaruh praktik bisnis Nabi Muhammad SAW terhadap minat

berwirausaha?

C.Tujuan Penulisan

1. Menganalisis pengaruh Entrepreneur Knowledge terhadap minat

berwirausaha.

2. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha.

3. Menganalisis pengaruh praktik bisnis Nabi Muhammad SAW terhadap

minat berwirausaha.

D.Kegunaan Penelitian

1. Bagi Praktisi

Sebagai salah satu sumber informasi tentang faktor-faktor yang

mendorong orang untuk berwirausaha serta pentingnya wirausaha itu

sendiri.

2. Bagi Akademisi

Sebagai tambahan referensi atau rujukan penulisan tentang pengaruh

Entrepreneur Knowledge, motivasi dan praktik bisnis Nabi Muhammad

SAW terhadap minat berwirausaha.

a. Bagi Institusi Pendidikan

Para dosen dapat mengetahui pentingnya membentuk lingkungan

(22)

8 b. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu yang diperoleh dari

kampus dan penerapannya dalam praktek lapangan.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kajian serta

kesimpulan terhadap kebijakan strategis yang akan diambil dalam rangka

perbaikan sistim ekonomi.

E.Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini secara teknis dibagi dalam tiga bagian utama yaitu,

bagian awal skripsi memuat beberapa halaman awal yang bukan termasuk bab,

bagian inti terdiri dari lima bab dengan format penulisan disesuaikan pada

karakteristik pendekatan penelitian kuantitatif, dan bagian akhir meliputi daftar

pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

Sistimatika penulisan dan pembahasan skripsi sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraiakan tentang telaah pustaka, kerangka teori, kerangka

penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan hipotesis

(23)

9 BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian jenis penelitian, lokasi penelitian dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan data, skala pengukuran,

definisi konseptual dan definisi operasional, instrumen penelitian, uji instrumen

penelitian dan alat analisis.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini berisi deskripsi obyek penelitian, analisa data, pengujian

hipotesis dan pembahasan

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang merupakan

jawaban dari rumusan masalah dan berisi saran-saran bagi pihak yang terlibat

(24)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Telaah Pustaka

Hermina, Novieana dan Zain (2011) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Entrepreneur Knowledge Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi

Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Pontianak”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Entrepreneur Knowledge

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha.

Suhartini (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor

-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa dalam Berwiraswasta (Studi

pada Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta)”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor Entrepreneur Knowledge berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berwiraswasta.

Sumarsono (2013) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Minat Wirausaha Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Ponorogo”. Hasil penelitiannya menjunjukkan bahwa faktor Entrepreneur

Knowledge tidak berpengaruh terhadap Minat wirausaha mahasiswa.

Yulianti (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Enterpreneur Knowledge dan Motivasi Siswa Terhadap Minat Berwirausaha

Siswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah Salaman Kabupaten Magelang”.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Enterpreneur Knowledge dan

(25)

11

motivasi siswa berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha.

Kumalasari (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Motivasi dan Entrepreneur Knowledge Terhadap Minat Berwirausaha Siswa

Kelas XII di SMK Negeri 4 Purworejo”. Hasil penelitiannya menunjukka

bahwa motivasi dan Entrepreneur Knowledge berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha siswa dan variabel yang paling dominan berpengaruh adalah Entrepreneur Knowledge.

Kuswariningsih (2014) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Ekonomi IKIP Madiun”.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Tuskeroh (2013) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi

dengan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Maritim

Raja Ali Haji”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor motivasi tidak

berpengaruh secara positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Pramita (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Prinsip -Prinsip Ajaran Bisnis Nabi Muhammad SAW Terhadap Minat Menjadi

Wirausahawan Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syari’ah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

(26)

12

dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Fauziah & Agustarini (2013) melakukan penelitian dengan judul

“pengaruh pengetahuan praktik bisnis nabi Muhammad SAW terhadap minat

menjadi wirausaha pada mahasiswa FEBI Universitas Airlangga”. Hasil

penelitian menyatakan bahwa pengetahuan praktik bisnis nabi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Tabel 2.1

Research Gap

No. Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Hermina, minat mahasiswa untuk berwirausaha.

2. Suhartini (2011) Variabel Independen:

Entrepreneur Knowledge

Variabel Dependen:

Minat berwirausaha

Faktor Entrepreneur Knowledge berpengaruh secara signifikan

Faktor Entrepreneur Knowledge tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha

4. Yulianti (2013) Variabel Independen:

Entrepreneur Knowledge

dan motivasi

Variabel Dependen:

Minat berwirausaha

Variabel Entrepreneur Knowledge dan motivasi siswa berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha

(27)

13

Lanjutan Tabel 2.1...

5. Kumalasari minat berwirausaha

6. Kuswariningsih (2014)

Variabel Independen:

Motivasi

Variabel Dependen:

Minat berwirausaha

Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap minat

berwirausaha mahasiswa

7. Tuskeroh (2013) Variabel Independen:

Motivasi

Variabel Dependen:

Mental berwirausaha

Faktor motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

8. Pramita (2015) Variabel Independen:

Prinsip-prinsip ajaran bisnis Nabi Muhammad SAW

Variabel Dependen:

Minat menjadi wirausahawan

Praktik bisnis yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bisnis Nabi Muhammad SAW

Variabel Dependen

Minat berwirausaha

Pengetahuan praktik bisnis Nabi Muhammad SAW tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Sumber: Data sekunder yang dioleh, 2016

B.Kerangka Teori

1. Minat Berwirausaha

a. Pengertian Minat Berwirausaha

(28)

14

luar diri dimana semakin kuat hubungan tersebut maka semakin kuat pula minatnya (Djaali, 2007: 121). Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya (Slameto, 2003: 180).

Wirausaha berasal dari bahasa Perancis “entrepreneur”, yang pada awalnya berarti pemimpin musik atau pertunjukan lainnya, dalam ilmu ekonomi wirausaha dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan, mrngorganisasi faktor-faktor produksi dan memberikan hasil yang produktif (Malinda, 2002: 106). Menurut Robert D (dalam Malinda, 2002: 107) pengertian wirausaha adalah seseorang yang membawa sumber daya, tenaga kerja, material dan harta lain kedalam suatu kombinasi yang membuat nilainya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga seseorang yang memperkenalkan perubahan, inovasi dan usaha baru.

Seseorang yang mempunyai minat terhadap wirausaha berarti bahwa dalam mengejar tugasnya dia mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan dan kegembiraan dengan harapan mereka akan memperoleh keuntungan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya (Kuswariningsih, 2014: 49).

(29)

15

Menurut Wulandari (2012: 6-7) minat berwirausaha adalah keinginan, ketertarikan serta kesediaan bekerja keras atau berkemauan keras untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dan menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi serta senantiasa belajar dari kegagalan dalam hal berwirausaha.

b. Menurut Fathonah (2013: 45) dimensi untuk mengukur minat berwirausaha seseorang dapat dilakukan dengan cara:

1). Ketertarikan terhadap kewirausahaan.

2). Kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan kewirausahaan.

3). Melihat peluang untuk berwirausaha.

4). Memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk berwirausaha.

5). Keberanian dalam menghadapi risiko.

6). Keberanian dalam menghadapi tantangan.

7). Perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan.

8). Keinginan untuk mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan.

2. Entrepreneur Knowledge

(30)

16

sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptamya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2010:2).

Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:

a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah. c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

(31)

17

dikemukakan oleh Michael Harris (dalam Suryana:2010:5),

“…wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki

kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan.

Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha, melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil resiko.

(32)

18

Dengan kata lain kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang. Proses ini dibagi dalam beberapa tahapan khusus yaitu:

a. Identifikasi peluang

b. Pengembangan (konsep) bisnis baru

c. Evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan d. Implementasi konsep

e. Pemanfaatan serta penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan

Wirausaha (entrepreneur) merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non finansial.

(33)

19

a. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

b. Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. Kelompok ini bisnisnya berkembang sangat pesat, namun sampai tahap tertentu bisnisnya tidak terkendali.

c. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau meneruskan bisnisnya.

d. Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya.

Berikut merupakan dimensi dari entrepreneur knowledge menurut Adnyana (2016, 1170-1171):

a. Self efficacy

(34)

20

1) Mampu memimpinan sumber daya manusia adalah Setelah mendapatkan pendidikan kewirausahaan mahasiswa merasa yakin mampu dalam memimpin sumber daya manusia.

2) Memiliki Kematangan mental dalam memulai usaha adalah setelah mendapatkan pendidikan kewirausahaan mahasiswa merasa memiliki kematangan mental dalam memulai usaha.

b. Locus of control

Locus of control diukur dari besarnya keyakinan mahasiswa pada kemampuan dirinya dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan dalam kegiatan apapun. Variabel locus of control diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan dan direvisi dari studi Rotter (1996) dalam (Wiriani et al., 2013), Adapun indikator locus of control sbagai berikut:

1) Kepemimpinan sangat bergantung pada kemampuan adalah setelah mendapatkan pendidikan kewirausahaan mahasiswa merasa menjadi pimipinan sangat tergantung kemampuan sendiri.

(35)

21 3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi didevinisikan sebagai keadaan dalam diri individu

yang menyebabkan mereka berperilaku dengan cara yang menjamin

tercapainya suatu tujuan. Motivasi menerangkan mengapa

orang-orang berperilaku seperti yang mereka lakukan, semakin

wiraswastawan mengerti perilaku anggota organisasi, semakin mampu

mereka mempengaruhi perilaku tersebut dan membuatnya lebih

konsisten dengan pencapaian tujuan organisasional (Wiratmo, 1996:

204).

Menurut Sudirman (2012: 73) motivasi diartikan sebagai daya

upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sedangkan menurut Sukmadinata dalam Kusumastuti (2011: 14)

motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu

tersebut. Kekuatan tersebut menunjukkan suatu kondisi dalam diri

individu yang menggerakkannya untuk melakukan sebuah kegiatan

yang bermuara pada pencapaian tujuan. Pendapat lain dikemukakan

oleh Hasibuan dalam (Kusumastuti, 2011: 14) yang mengartikan

bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan, jadi

semakin besar daya gerak seseorang maka semakin besar pula orang

(36)

22

Sedangkan menurut Maslow dalam (Baihaqi, 2014: 30) motivasi

dipengaruhi oleh kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan dan

keselamatan, kebutuhan sosial dan kebutuhan akan prestasi, jadi

semakin besat tingkat kebutuhan seseorang maka semakin besar pula

motivasi seseorang untuk berwirausaha.

Sedangkan menurut Pramita (2015: 83-84) teori motivasi dalam

perspektif islam mengungkapkan bahwa tingkat keimanan seseorang

akan berdampak pada pencapaian dalam hal ini adalah motivasi untuk

menjadi seorang wirausaha. Dalam islam wirausaha bukanlah hal baru

karena menjadi seorang wirausaha merupakan bagian dari tugas umat

muslim sebagai khalifah dimuka bumi sebagaimana telah dicontohkan

oleh Nabi Muhammad SAW.

Menurut Robbin dan Judge (dalam Baihaqi 2014: 29) motivasi

diartikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan

ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Intensitas

berkaitan dengan seberapa giat seseorang berusaha, namun intensitas

yang tinggi tidak akan menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan

kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan

organisasi. Kualitas dan intensitas harus dipertimbangkan secara

bersama diarahkan serta secara konsisten dengan tujuan-tujuan

organisasi. Selain itu, motivasi juga memiliki dimensi ketekunan,

berkaitan dengan berapa lama seseorang dapat mempertahankan

(37)

23 b. Teori-Teori Motivasi.

1) Teori hirarki kebutuhan

Menurut Maslow (1954: 80-95) tentang teori motivasi yang dikembangkannya berintikan pendapatnya yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia di klasifikasikan menjadi lima hirarkhi kebutuhan, yaitu:

a) Kebutuhan Fisiologis, yaitu perwujudan paling nyata dari kebutuhan ini ialah kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Kebutuhan ini dipandang sebagai kebutuhan yang paling mendasar, bukan karena setiap orang membutuhkannya terus menerus sejak lahir hingga ajalnya, akan tetapi juga karena tanpa pemuasan berbagai kebutuhan tersebut seseorang tidak dapat dikatakan hidup secara normal. Kebutuhan ini berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi.

b) Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan yang harus dipandang secara luas, tidak hanya dalam keamanan secara fisik, meskipun aspek ini hal yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.

(38)

24

penghargaan atas harkat dan martabatnya. Biasanya kebutuhan tersebut tercermin dalam empat bentuk yaitu: perasaan diterima orang lain, tidak suka diremehkan, perasaan harus maju dan perasaan ingin diikutsertakan dalam kehidupan organisasional. d) Kebutuhan “esteem”, yaitu kepemilikan atas harga diri, karena

itu setiap orang memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Dalam hal ini seseorang membutuhkan lambang dalam kehidupan organisasionalnya yaitu misalnya dengan berbagai fasilitas yang diterimanya. e) Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu setiap orang pasti memiliki

potensinya masing-masing, setiap orang menginginkan potensi yang dimilikinya dapat dikembangkan secara sistematik, sehingga menjadi kemampuan efektif. Dengan demikian seseorang dapat memberika sumbangan yang maksimal bagi kepentingan organisasi dan dengan demikian meraih kemajuan profesional yang pada gilirannya orang yang bersangkutan memuaskan berbagai jenis kebutuhannya.

2) Teori X dan Teori Y McGregor.

(39)

25

Tabel 2.2

Asumsi Teori X Asumsi Teori Y

Rata-rata pembawaan manusia untuk tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin

Karena karakteristik tidak menyukai kerja orang tersebut sebagian besar harus dipaksa, diawasi, diarahkan dan diancam dengan hukuman agar mereka melakukan usaha yang memadai untuk mencapai tujuan organisasi Rata-rata orang lebih menyukai

diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil dan menginginkan jaminan keamanan diatas segalanya

Penggunaan usaha fisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia sebagaimana bermain dan istirahat

Orang-orang akan melakukan

mengendalikan diri dan

pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang telah disetujui

Komitmen pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berkaitan dengan prestasi mereka Rata-rata orang dalam kondisi

layak, belajar tidak hanya untuk mencapai tanggung jawab, tetapi juga menerima tanggung jawab kepastian untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasional yang secara luas menyebar pada seluruh karyawan.

3) Teori harapan

Pada teori ini mempunyai inti bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil dan daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan (Siagian, 2004).

(40)

26

telah diperoleh dalam bentuk imbalan mamainkan peranan dalam pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang belum terpuaskan.

Yang dimaksud dengan kaitan antara prestasi dan prestasi kerja ialah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus kepada prestasi kerja. Dalam teori ini menekankan pada empat hal berikut:

a) Teori ini menekankan imbalan. Artinya, menurut teori ini terdapat keyakinan bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi sejajar dengan apa yang diinginkan oleh pekerja. b) Para manajer harus memperhitungkan daya tarik imbalan yang

memerlukan pemahaman dan pengetahuan tentang nilai apa yang diberikan oleh pekerja pada imbalan yang diterimanya. c) Teori harapan menekankan perilaku yang diharapkan dari para

pekerja. Artinya, teori ini menekankan pentingnya keyakinan dalam diri pekerja tentang apa yang diharapkan oleh organisasi daripadanya dan bahwa prestasi kerjanya dinilai dengan menggunakan kreteria yang rasional dan objektif.

(41)

27

c. Faktor-Faktor yang Menpengaruhi Motivasi

Saydan dan Sayuti dalam Gustisyah (2009: 26), menyebutkan bahwa motivasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tesebut, yaitu:

1) Kematangan pribadi

Dalam hal ini, pendidikan dan kebiasaan sejak kecil sangat berpengaruh. Orang yang kekanak-kanakan biasanya kurang peka terhadap motivasi yang diberikan dan orang yang berfikir dewasa akan lebih mudah menerima motivasi yang diberikan.

2) Tingkat pendidikan

Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki wawasan yang lebih laus , hal tersebut membuat dirinya lebih termotivasi sedangkan seseorang yang memiliki pendidikan yang rendah cenderung kurang termotivasi untuk melakukan hal tertentu.

3) Keinginan dan harapan pribadi

Bila seseorang memiliki keinginan yang hendak diwujudkan maka akan memunculkan kemauan untuk bekerja lebih keras. 4) Kebutuhan

(42)

28 5) Kelelahan dan kebosanan

Kelelahan dan kebosanan akan berpengaruh pada semangat kerja, yang akhirnya akan mempengaruhi motivasi orang yang berkaitan.

6) Kepuasan kerja

Kepuasan kerja memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi seseorang dalam menyelesaiakan suatu pekerjaan. Dengan kata lain pekerja yang merasakan kepuasan tinggi akan memiliki motivasi yang tinggi pula.

d. Dimensi motivasi

Menurut Zimemerer (dalam Mishbah, dkk, 2015: 226-227) indikator yang dapat digunakan dalam mengukur atau menilai minat sesorang dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:

1) Percaya diri

Diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang otomatis dan yakin bahwa kegiatan yang dilakukannya akan tercapai dengan hasil yang baik.

2) Inovatif dan kreatif

(43)

29 3) Berjiwa pemimpin

Kepemimpinan diartikan sebagai jiwa seorang pemimpin yang dapat bergaul dan tanggap terhadap saran dan kritik dan membangun suatu ide atau usaha yang kompetitif, merencanakan, mengatur, mengarahkan, atau memotivasi dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan usahanya.

4) Efektif dan efesien

Diartikan sebagai kemampuan untuk mengelola keuangan secara efektif dan efesien, mencari sumber dana dan menggunakan secara tepat dan mengendalikannya secara akurat. Mengatur waktu seefesien mungkin, menghitung dan menepati waktu sesuai kebutuhan.

5) Orientasi pada masa depan

Memiliki pandangan kedepan, positif bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil dengan mengetahui strategi atau cara bersaing sehingga wirausaha yang dibangun dapat menguntungkan dimasa yang akan datang.

6) Kemandirian

(44)

30

4. Praktik bisnis Nabi Muhammad SAW

a. Pengertian

Berdasarkan peran dan tugas Nabi Muhammad SAW, masa kehidupan beliau dapat diklasifikasikan menjadi dua periode, yaitu masa sebeelum kenabian dan masa kenabian. Masa pra kenabian terjadi sejak Nabi Muhammad dilahirkan pada 571 M hingga 611 M. Kehidupan Nabi Muhammad sebelum kenabian merupakan sesuatu yang natural. Selama itu Nabi Muhammad telah mampu belajar dari lingkungannya hingga beliau menjadi orang yang besar. Pengalaman bisnisnya beliau dapat dari realitas sosial, ketika beliau mengunjungi beberapa pasar dan festival perdagangan, serta kunjungan ke negara Syam, sebuah negara yang menjadi sentral perdagangan dunia pada saat itu (Syaifullah, 2011: 132-133).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Nabi Muhammad SAW menjadi seorang pebisnis (Syaifullah, 2011: 134-144), yaitu:

1) Faktor geografis Arab

(45)

31

Rasullah dan pamannya adalah seorang pedagang dan beliau dibesarkan dalam wilayah perdagangan, dan hal itulah yang mendorong Nabi Muhammad untuk menjadi seorang wirausahawan.

2) Faktor ekonomi

Ayah Nabi Muhammad meninggal pada usia muda yaitu tiga bulan setelah hari pernikahannya dengan Aminah. Beliau meninggalkan warisan berupa lima ekor unta, beberapa ekor kambing dan seorang budak perempuan, namun semua warisan itu habis untuk biaya persalinan Nabi Muhammad dan untuk biaya perawatannya. Saat usia 6 tahun ibunya meninggal, setelah itu beliau diasuh oleh kakeknya , pada saat itu Nabi Muhammad menjadi seorang penggembala kambing, setelah kakeknya sakit Nabi Muhammad di titipkan kepada pamannya yang hidup serba kekurangan, hal itulah yang membuat Nabi Muhammad menjadi mandiri serta harus membantu pamannya berdagang. Dari pengalamannya berdagang dengan pamannya beliau telah mendapatkan banyak pengalaman yang menjadikan beliau menjadi seorang wirausaha yang berhasil dan suksess.

3) Faktor keluarga

(46)

32

menjadi seorang wirausaha. Rasullah dibesarkan oleh paannya yang bernama Abu Thalib yang merupakan seorang pedagang, dan Abu Thalib sering melibatkan Rasullah dalam urusan perdagangan. Nabi Muhammad sering diajak oleh Abu Thalib ke pekan-pekan perdagangan, seperti pasar Ukaz, Madinnah, dan Dzul Majaz. Abu Thalib merupakan salah satu keluarga yang mendorong Nabi Muhammad untuk menjadi pebisnis, dari sanalah Nabi Muhammad terdorong dan termotivasi untuk menjadi seorang pebisnis.

4) Faktor beristri Khadijah

Pada usia 25 tahun Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah, istri Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang kaya raya, setelah menikah bisnis Khodijah banyak dijalankan oleh Nabi Muhammad, setelah bisnis dikelola oleh Nabi Muhammad maaka usaha Khadijah berkembang dengan pesat.

Dalam Qur’an Surat Ar-Ra’du ayat 11, Allah berfirman:

َلا َهّللا َّنِإ ِهّللا ِرْمَأ ْنِم ُهَنوُظَفْحَي ِهِفْلَخ ْنِمَو ِهْيَدَي ِنْيَ ب نِّم ٌتاَبِّقَعُم ُهَل

َّدَرَم َلاَف ًاءوُس ٍمْوَقِب ُهّللا َداَرَأ اَذِإَو ْمِهِسُفْ نَأِب اَم ْاوُرِّ يَغُ ي ىَّتَح ٍمْوَقِب اَم ُرِّ يَغُ ي

ٍلاَو نِم ِهِنوُد نِّم مُهَل اَمَو ُهَل

-١١

(47)

33

Dalam dalil lain yaitu hadits nabi yang diriwayatkan oleh

Bukhari menyebutkan bahwa “Allah mengasihi orang yang bermurah

hati waktu menjual, waktu membeli dan waktu menagih piutang”. Dalam Hadits lain yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasullah bersabda:

ءادهشلاو نيقيدصلاو نييبنلا عم نيملأا قودصلا رجاتلا

Artinya: Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid. (HR. Tirmidzi, Kitab Al-Buyu’ Bab Ma Ja-a Fit Tijaroti no. 1130)

Sehingga dari dalil-dalil di atas kita dapat ambil kesimpulan bahwa agama menganjurkan untuk berwirausaha dengan baik sehingga hasil yang diperoleh juga maksimal.

b. Dimensi untuk mengukur mengukur pengaruh praktik bisnis Nabi Muhammad SAW terhadap minat berwirausaha.

Glock dan Stark dalam (Baihaqi, 2014: 34-37) menerangkan tentang lima macam dimensi, yaitu:

1) Dimensi keyakinan atau akidah islam

(48)

34

aliran agama. Dalam islam, keyakinan sejajar dengan akidah yang menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan seorang muslim dalam melaksanakan kegiatan ritual sesuai yang dianjurkan oleh agama. Dalam keberislaman, dimensi keimanan menyangkut tentang keyakinan pada Allah SWT, Malaikat, Nabi dan Rasul, Kitab-Kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. Hal tersebut tergambar pada keyakinan dengan adanya Allah, mengakui kebesaran Allah, pasrah pada Allah,melakukan sesuatu dengan ikhlas, selalu ingat pada Allah, percaya akan takdir Allah, terkesan atas ciptaan Allah dan mengagungkan nama Allah dengan keimanan dalam diri, akan mempengaruhi keseluruhan tingkah laku dan perbuatan seseorang sehingga dapat berfikir dengan positif dalam menyelesaikan setiap permasalahan.

2) Dimensi peribadatan atau syariah

(49)

35

3) Dimensi penghayatan atau pengalaman

Dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialamai seseorang dalam menjalankan agama yang dianut. Pengalaman spriritual akan menguatkan diri seseorang ketika terbentur pada suatu masalah kehidupan. Dimensi ini tergambar dalam sikap sabar dalam menghadapi cobaan, takut ketika melanggara aturan, dan lain sebagainya.

4) Dimensi pengetahuan agama

Dimensi ini mengacu pada pengetahuan seseorang terhadap agamanya. Dalam praktik kehidupan seseorang yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangan agama akan memperoleh kesejahteraan lahir dan batin. Hal tersebut membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang ajaran agama dengan membaca kitab sucinya, membaca buku-buku agama, timbul getaran perasaan ketika mendengar bacaan kitab suci dan memperhatikan kehalalan makanan ataupun pendapat.

5) Dimensi pengamalan atau akhlak

(50)

36

tergambar dari tolong menolong, lapang dada, saling menyayangi dan mengasihi, selalu optimis dalam menghadapi persoalan, tidak mudah putus asa, fleksibel dalam menghadapi berbagai masalah, bertanggung jawab dan dapat menjaga kebersihan lingkungan.

C.Kerangka Penelitian

Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dan penjabaran teori mengenai masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian Keterangan:

X1 = Entrepreneur Knowledge X2 = Motivasi

X3 = Praktek Bisnis Nabi Muhammad SAW Y = Minat Berwirausaha

H1 = Pengaruh Entrepreneur Knowledge terhadap Minat Berwirausaha H2 = Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha

H3 = Pengaruh Praktek Bisnis Nabi Muhammad SAW terhadap Minat Berwirausaha

X1 H1

X2 H2

X3

H3

(51)

37 D.Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan dugaan, suatu proposisi tentative (sementara) mengenai hubungan atau relasi antara dua atau lebih fenomen atau variabel (Sutama dalam Baihaqi, 2014: 46). Berdasarkan uraian pemikiran tersebut, maka penulis menarik hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Entrepreneur Knowledge Terhadap Minat Berwirausaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Hermina, Novieana dan Zain (2011) yang mengemukakan bahwa variabel Entrepreneur Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa, didukung oleh penelitian yang dilakukan Suhartini (2011) yang menyatakan bahwa

Entrepreneur Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Berdasarkan penelitian diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1. Entrepreneur Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pengusaha muslim di Salatiga.

2. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha

(52)

38

Berdasarkan penelitian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2. Motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pengusaha muslim di Salatiga.

3. Pengaruh Praktik Bisnis Nabi Muhammad SAW Terhadap Minat Berwirausaha

Penelitian yang dilakukan oleh Pramita (2015) menunjukkan bahwa prinsip-prinsip ajaran bisnis Nabi Muhammad SAW berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa.

Berdasarkan penelitian diatas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3. Praktik bisnis Nabi Muhammad SAW berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat berwirausa pengusaha muslim di

Salatiga.

Tabel 2.3

Hipotesis Penelitian

H1 Entrepreneur Knowledge berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pengusaha muslim di Salatiga H2 Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat

berwirausaha pengusaha muslim di Salatiga

H3 Praktik bisnis Nabi Muhammad SAW berpengaruh positif dan

signifikan terhadap minat berwirausaha pengusaha muslim di Salatiga

(53)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab-akibat antar beberapa konsep atau beberapa variabel atau beberapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen (Ferdinand, 2006: 5). Penelitian ini diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antara

entrepreneur knowledge, motivasi dan praktek bisnis Nabi Muhammad SAW terhadap minat berwirausaha mahasiswa muslim yang ada di Salatiga. Metode penelitian yang akan digunakan adalah analisis kuantitatif, dikarenakan data penelitian berupa angka-angka yang diolah menggunakan analisis statistik (Sugiyana, 2008: 7).

B. Objek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Objek penelitian ini adalah mahasiswa muslim yang ada di Salatiga. Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kampus UKSW, STIE AMA dan IAIN Salatiga. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini selama empat bulan yaitu bulan Januari-April tahun 2016.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat karena yang satu merupakan bagian dari yang lain. Populasi adalah keseluruhan wilayah

(54)

40

objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti (Bawono, 2006: 28). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa muslim yang ada di Salatiga yang pernah mendapatkan mata kuliah kewirausahaan.

Sedangkan sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi (Bawono, 2006: 28). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Metode purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan kreteria tertentu. Kreteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel ini adalah mahasiswa muslim yang pernah mendapatkan mata pelajaran kewirausahaan dan diharapkan dapat menjawab kuesioner atau pertanyaan degan baik (Bloemer et.al., 1998 dalam Krismanto, 2009). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

100 responden/mahasiswa. Hair et al, dalam Putro (2009: 43) menyatakan

bahwa jumlah sampel minimum yang digunakan dalam analisis faktor

adalah 50 responden, tetapi jumlah sampel sebaiknya lebih besar dari 50

responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan

oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah

untuk menghasilkan suatu kesimpulan (Bawono, 2006: 29). Teknik untuk

mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

(55)

41

peneliti dari lapangan (Bawono, 2006: 29). Pengumpulan data primer

dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada mahasiswa muslim

yang ada di Salatiga.

Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan

kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan

permintaan pengguna (Bawono, 2006: 29). Angket atau kuesioner dalam

penelitian ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban telah disediakan.

Angket digunakan untuk mengetahui jawaban responden tentang

pengaruh entrepreneur knowledge, motivasi dan praktek bisnis Nabi

Muhammad SAW terhadap minat berwirausaha.

E. Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan suatu proses dimana suatu angka

atau simbol diletakkan pada karakteristik atau properti suatu stimuli

sesuai dengan aturan atau prosedur yang telah ditetapkan (Ghazali, 2001:

2). Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

numerikal (numerical scale) dimana skala ini mirip dengan skala

diferensial semantik, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala 5

titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada ujung

keduanya, hal ini juga merupakan skala interval (Sekaran, 2006: 33).

Dalam penelitian ini menggunakan skala 0-10 dengan tujuan untuk

memudahkan responden dalam memberikan penilaian dalam kategori

sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Responden yang akan

(56)

42

sebagai kategori sangat tidak setuju (rendah)dan 10 sebagai kategori

sangat setuju (paling tinggi). Skala penilaian sampai dengan 10 lazim

digunakan oleh responden dalam baik atau buruknya sesuatu.

Berikut adalah rentang penilaian dalam skala numerikal:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat tidak setuju Sangat setuju

F. Definisi Konsep dan Operasional

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen, baik pengaruhnya yang positif maupun yang

mempengaruhinya negatif (Ferdinand, 2006: 26). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah entrEpreneur knowledge, motivasi dan

praktek bisnis Nabi Muhammad SAW. Adapun definisi konsep dan

operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. EntrEpreneur Knowledge (X1)

Menurut Anoraga (2009: 27) EntrEpreneur Knowledge

dapat diartikan sebagai semangat, perilaku dan kemampuan untuk

memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh

keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik

pada pelanggan/konsumen, dengan selalu berusaha mencari

pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta

(57)

43

menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian

mengambil risiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan

manajemen. Berdasarkan pada definisi konsep entrEpreneur

knowledge tersebut penelitian ini akan mengidentifikasi persepsi

mahasiswa mengenai pengaruh entrepreneur knowledge

(pendidikan kewirausahaan) yang pernah diperolehnya terhadap

minatnya dalam dunia usaha. Adapun untuk mengukur

entrepreneur knowledge digunakan dimensi yang dikembangkan

oleh Adnyana (2016, 1170-1171) yaitu self efficacy dan locus of

control.

b. Motivasi (X2)

Menurut Wiratmo (1996: 204) motivasi didefinisikan

sebagai keadaan dalam diri individu yang menyebabkan mereka

berperilaku dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.

Berdasarkan definisi konsep motivasi tersebut, penelitian ini akan

meneliti persepsi mahasiswa mengenai pengaruh motivasi terhadap

minat berwirausaha. Motivasi dapat diukur dengan dimensi yang

dikembangkan oleh Zimemerer dalam Misbah, dkk (2015) yaitu

percaya diri, inovatif dan kreatif, berjiwa pemimpin, efektif dan

efesien, orientasi pada masa depan, dan kemandirian.

c. Praktik bisnis Nabi Muhammad SAW (X3)

Menurut Syaifullah (2011: 127) prinsip yang diterapkan

(58)

44

timbangan yang tepat, menghindari gharar, tidak menimbun

barang, tidak melakukan al-ghalb dan tadlis diantara penjual dan

pembeli. Berdasarkan definisi konsep praktik bisnis Nabi

Muhammad SAW tersebut maka dalam penelitian ini akan meneliti

persepsi mahasiswa tentang pengaruh praktik bisnis Nabi

Muhammad SAW terhadap minat berwirausaha. Praktik bisnis

Nabi Muhammad SAW dapat diukur dengan dimensi yang

dikembangkan oleh Glock dan Stark dalam Baihaqi (2014) yaitu

keyakinan atau akidah islam, peribadatan atau syariah,

penghayatan atau pengalaman, pengetahuan agama, dan

pengalaman atau akhlak

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi pusat perhatian

peneliti (Ferdinand, 2006: 26). Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah minat berwirausaha.

Menurut Kuswariningsih (2014: 49) seseorang yang mempunyai

minat terhadap wirausaha berarti dalam mengejar tugasnya dia

mengalami efek positif yang signifikan seperti kesenangan dan

kegembiraan dengan harapan mereka akan memperoleh keuntungan

dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Berdasarkan konsep

minat berwirausaha tersebut, penelitian ini akan mengidentifikasi

minat berwirausaha yang diukur dengan beberapa indikator yang telah

(59)

45

kewirausahaan, kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan

kewirausahaan, melihat peluang untuk berwirausaha, memanfaatkan

potensi yang dimiliki untuk berwirausaha, keberanian dalam

menghadapi risiko, keberanian dalam menghadapi tantangan, perasaan

senang terhadap kegiatan kewirausahaan, dan keinginan untuk

mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan.

G. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya penelitian adalah pengukuran, maka diperlukan

alat ukur yang baik untuk mengukur variabel penelitian. Instrumen atau

alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner atau

angket yang memuat daftar pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan

dengan masalah dan tujuan penelitian. Adapun instrumen penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Skala

Enterpreneur Knowledge (X1)

a. Self efficacy b. Locus of control (Adnyana, 2016)

a. Mampu memimpin

sumber daya manusia b. Memiliki kematangan

mental dalam memulai usaha

c. Kepemimpinan sangat

bergantung pada kemampuan d. Keberhasilan yang

terjadi karena hasil kerja keras

Nume-rikal

(60)

46

Lanjutan Tabel 3.2...

Motivasi f. kemandirian

(Zimemerer dalam Mishbah, 2015)

a. menciptakan lapangan pekerjaan lebih baik daripada mencari pekerjaan

b. meyakini kalau yang dilakukan adalah yang benar

c. selalu mencari

ide/gagasan yang baru d. tidak banyak meniru yang

dilakukan orang lain e. memiliki impian yang

jelas

f. selalu berusaha

mewujudkan impian/cita-cita

g. memiliki perencanaan yang matang

h. dapat memecahkan masalah

i. memiliki pertimbangan sebelum bertindak j. berani mengambil risiko

Numerikal c. penghayatan

atau

a. meyakini bahwa Allah menjamin rizki semua makhluknya

b. Meyakini bahwa dengan berbisnis hidup menjadi berkah dan berkecukupan c. Meyakini bahwa

berbisnis merupakan bagian dari ibadah d. Membayar zakat tepat

pada waktunya e. Selalu bersikap jujur

dalam dunia bisnis f. Selalu bersabar dalam

menghadapi cobaan g. Memiliki sikap peduli

kepada sesama

h. Selalu menghindari jual beli yang dilarang dalam

Numerikal

(61)

47

Lanjutan Tabel 3.2... agama. contoh gharar dan

maisir Minat

Berwirausaha

(Y)

a. ketertarikan terhadap kewirausahaan

b. kesediaan untuk terlibat dalam kegiatan

kewirausahaan

c. melihat peluang untuk berwirausaha

d. memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk berwirausaha e. keberanian dalam

menghadapi risiko f. keberanian dalam

menghadapi tantangan g. perasaan senang terhadap

kegiatan kewirausahaan h. keinginan untuk

mewujudkan cita-cita dalam kewirausahaan

Numerikal

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, yang

dilakukan dengan beberapa langkah antara lain:

1. Uji Instrumen

Sebelum instrumen di atas digunakan dalam penelitian, peneliti

terlebih dahulu melakukan pengujian instrumen dengan harapan akan

mendapatkan data atau informasi yang akurat. Pengujian instrumen

dilakukan dengan menggunakan uji reliabilitas dan validitas.

a. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

(62)

48

tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang sama, sehingga

dapat diketahui konsistensi atau keterandalan alat ukur (kuesioner)

(Hadi dalam Bawono, 2006: 63-64).

Program SPSS menyediakan vasilitas untuk mengukur

reliabilitas suatu kuesioner melalui uji statistik, dimana

pengambilan keputusan reliabilitas didasarkan pada nilai cronbach

alpha (ɑ). Menurut Nunnally dalam Bawono (2006) suatu variabel

dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha > 0,60.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Perhitungan ini akan

dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Untuk menentukan nomer-nomer

item yang valid dan yang gugur, maka digunakan metode korelasi

antara skor butir pertanyaan dengan skornya. Butir pertanyaan

dikatakan signifikan jika kolom total butir pertanyaan

menghasilkan tanda bintang dengan dua kemungkinan (Bawono,

2006: 76):

1) Kalau berbintang satu itu berarti korelasi signifikan pada level

(63)

49

2) Kalau berbintang dua itu berati korelasi signifikan pada level

1% (0.01) untuk dua sisi.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat

multivariate. Analisa ini digunakan untuk meramalkan nilai variabel

dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal

dua), sehingga analisa regresi berganda sering juga disebut analisa

multivariate , karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel

dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X) (Bawono, 2006:

84-85). Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + 𝜀

Dimana:

Y = Estimasi variabel dependen

β0 = Konstanta dari persamaan regresi

β1,2,3 = Koefision dari variabel independen X1,2,3

X1,2,3 = Variabel independen X1,2,3

ε = Residual atau prediction error

3. Uji Statistik

Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat ketepatan atau

keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data

yang kita analisa. Nilai ketepatan atau keakuratan ini dapat diukur dari

goodness of fit nya (Bawono, 2006: 88-93). Uji statistik dapat dilihat dari

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Asumsi Teori X
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan. Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena. Melalui

Nabi Muhammad saw merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan. Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan kurikulum pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena.

Nabi Muhammad saw merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan. Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan kurikulum pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena.

Banyak cara dan upaya yang ditempuh para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad SAW, namun selalu gagal, baik secara bujuk rayu maupun tindakan-tindakan kekerasan

Tak lupa shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada nabi agung Muhammad SAW atas syafa’at yang diberikan kepada seluruh umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Analisis Pengaruh Persepsi Kemudahan, Keamanan dan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan Kompensasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi kerja secara parsial

Strategi Dakwah Pada Perode Mekah Nabi Muhammad SAW melakukan dakwah di Mekah dengan tujuan agar masyarakat bangsa Arab meninggalkan kejahiliyahan yang telah dilakukan