PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW
DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH TERJEMAHAN KITAB
AR-RACHIIQU AL-MAKHTUUM KARYA SYEIKH
SHAFIYURRAHMAN AL-MUBARAKFURY
NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Disusun oleh :
Nur Saifuddin Anshori G 000 09 0146
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang sirah nabawiyah
(2)(3)ABSTRAK
Nabi Muhammad saw merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan. Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan kurikulum pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena. Melalui buku Sirah Nabawiyah, nilai karakter beliau dapat dipelajari dengan memahami perjalanan hidup beliau.
Sesuai latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apa saja nilai-nilai pendidikan karakter Nabi Muhammad saw dalam buku sirah nabawiyah terjemahan dari kitab ar-rachiiqu al-makhtuum, dan apa relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional. Sedangkan tujuannya adalah untuk menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad saw melalui telaah buku sirah
Nabawiyah terjemahan dari kitab ar-rachiiqu al-makhtuum. Adapun hasil telaah
ini diharapkan bermanfaat secara a) teoritis; yaitu menambah wawasan dan perbendaharaan nilai pendidikan karakter, b) praktis; yaitu 1. meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad saw serta keridhaan Allah; 2. memperbaiki pola pendidikan karakter yang lebih benar sesuai syari’at Islam; 3. menjadi bahan tambahan dan penyempurnaan kurikulum lembaga pendidikan; dan 4. meningkatkan efektifitas pendidikan terhadap kehidupan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka, kualitatif, deskripsi, dan biografi. Jenis pendekatannya adalah deduktif. Dan metode analisisnya adalah analisis isi.
Berdasarkan penelitian/telaah pustaka yang telah dilakukan, nilai karakter yang terkandung dalam buku tersebut adalah Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat disimpulkan dalam kajian ini setidaknya ada 23 nilai karakter, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) ingin tahu, (10) menghargai prestasi, (11) bersahabat/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli lingkungan, (14) peduli sosial, (15) tanggung jawab, (16) adil, (17) sabar, (18) optimis, (19) santun/ramah, (20) rendah hati, (21) sederhana, (22) konsisten, dan (23) konsekuen.
Sedangkan nilai karakter yang ada di luar sintesisasi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional setidaknya ada 16 nilai karakter, yaitu: (1) menutup aurat, (2) beradab, (3) bersegera, (4) berwibawa, (5) bijaksana, (6) cerdas, (7) cerdik, (8) gemar tersenyum, (9) kuat, (10) organisatoris, (11) partisipatif, (12) pemberani, (13) profesional, (14) progresif, (15) siap, dan (16) terampil.
Nilai-nilai hasil sintesisasi yang tidak tercermin dalam peri kehidupan
Rasulullah saw adalah (1) semangat kebangsaan, (2) cinta tanah air, dan (3) gemar
membaca.
Relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional adalah sebagai komponen dan faktor pendukung keberhasilan kurikulum nasional dalam mewujudkan perkembangan dan peradaban bangsa
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dialah Rasulullah, Nabi Muhammad saw yang menjadi tokoh inspirasi dalam banyak hal dan multi-ahli. Allah swt berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21,
ﷲا
لْﻮ ر
ْ
ْﻢﻜ
نﺎآ
ْﺪﻘ
اﻮﺟْﺮ
نﺎآ
ْﻦﻤ
ﺔﻨ ﺣ
ةﻮْ أ
ْا
مْﻮ ْاو
ﷲا
ﷲا
ﺮآذو
ﺮ ﺂ
اﺮْﺜآ
Artinya : “Sesungguhnya telahada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah.”
Pakar tafsir,
az-Zamakhsyari, ketika menafsirkan ayat di atas,
mengemukakan 2 kemungkinan tentang maksud
keteladanan yang terdapat pada diri Rasulullah itu. Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah
teladan.Kedua, dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama (Quraish Shihabvol 10, 2002 : 439).
Siddiq (jujur), amanah
(dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas) merupakan sifat-sifat utama kerasulan yang beliau miliki. Pada peristiwa peletakan Hajar Aswad, beliau belum diangkat menjadi rasul. Namun, berbagai suku yang berseteru menghormati dan menyepakati saran beliau.
diperlihatkan oleh nabi itu lah yang disebut dengan pendidikan (A. Susanto, 2010), sehingga karakter dan suri tauladan Rasulullah saw dapat dijadikan sebagai materi Pendidikan Karakter yang paling baik dan paling sempurna.
B. Landasan Teori Pendidikan Karakter
1. Istilah Karakter
Karakter secara
bahasa berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Sedangkan karakter menurut Pusat Bahasa
Depdiknas dalam Pendidikan Karakter
Berbasis Al-Quran, (Ulil
Amri Syarif, 2012 : 7) adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. a. Etika
Etika berasal
dari bahasa Yunani
“etos”, yang berarti
adat, kebiasaan, peraturan tingkah laku
yang disebut moralitas, yang sama artinya
dengan istilah
moral(bahasa Latin,
mos-mores). Dalam
pandangan Bertens (1999), etika mengandung multi arti;
1. etika dalam arti
seperangkat nilai atau norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang dalam bertingkah laku,
2. etika diartikan
sebagai kumpulan prinsip atau nilai moral (kode etik), dan
3. etika diartikan
sebagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk (moral).1
1
Dalam Pembelajaran Nilai-Karakter,
b. Moral
Moralitas
merupakan sistem nilai tentang bagaimana seseorang seharusnya hidup secara baik sebagai manusia.
Moralitas itu
terkandung dalam aturan hidup bermasyarakatdalam
berbagai bentuk kebiasaan, seperti: tradisi, petuah, peraturan, wejangan,
perintah, larangan, dan lain-lain. Nilai moral berkaitan erat dengan nilai baik-buruk yang menuntut jawaban seseorang, yang biasanya lebih berdasarkan kepada nilai fundamental dalam hidup (Sutarjo A., 2012 : 54)
c. Norma
Norma berarti
aturan, ukuran, patokan,
kaidah bagi pertimbangan dan
penilaian atas perilaku manusia.
d. Akhlak
Akhlak (bahasa
Arab) memiliki kedekatan makna dengan istilah tata krama.Akhlak pada dasarnya mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya
berhubungan dengan Tuhan Allah Sang Pencipta, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia. Inti ajaran
akhlak adalah niat kuat
untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan
ridha Allah atau Tuhan
(Sutarjo A., 2012 : 55). e. Budi Pekerti
Budi pekerti
sesuai dengan akal sehat itu adalah yang sesuai dengan
nilai-nilai, moralitas
masyarakat dan jika perbuatan itu menjadi kebiasaan dalam masyarakat, maka akan
menjadi tata krama di dalam pergaulan warga masyarakat (Sutarjo A., 2012 : 55).
f. Nilai
Nilai
merupakan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku (Sutarjo A., 2012 : 69). Nilai berarti sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, atau
sesuatu yang menyempurnakan
manusia sesuai dengan hakikatnya.
Jadi, perbedaan
karakter dengan etika,
moral, norma, akhlak, budi
pekerti, dan nilai adalah
bahwa karakter tidak lagi berada dalam tataran
timbangan/neraca nilai, namun sudah sampai pada internalisasi nilai. Karakter merupakan faktor internal yang menjadi ciri khas atau kepribadian seseorang yang menjadi identitas diri dan membedakan diri dengan orang lain di sekitarnya.
2. Definisi Pendidikan Karakter
Para pakar pendidikan memberikan definisi yang beragam mengenai Pendidikan Karakter.
3. Urgensi Pendidikan
Karakter
Pendidikan
Karakter tercipta karena ada beberapa masalah yang melatarbelakanginya.
Urgensi dari Pendidikan Karakter itu sendiri adalah; a. pendidikan tidak hanya
mencetak manusia yang cerdas saja, namun juga berkarakter;
b. menghilangkan kecenderungan
memperhatikan ranah
cognitive saja tanpa
menyelaraskan ranah
afective dan
psicomotoric, menjadi
selaras dan padu;
c. pribadi berkarakter merupakan salah satu
faktor paling berpengaruh dalam perkembangan suatu bangsa.
4. Tujuan Pendidikan Karakter Socrates
berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi
good and smart. Tujuan
Pendidikan Karakter adalah untuk menjadikan manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Atau dalam arti lain, tujuan Pendidikan Karakter adalah menciptakan kecerdasan yang selaras antara pengetahuan, perasaan, dan tindakan.
5. Prinsip Pendidikan Karakter Foerster dalam Pendidikan Karakter
Perspektif Islam, Abdul
Majid, 2012 : 36 menyatakan bahwa ada 4 prinsip dasar dalam Pendidikan Karakter. Keempat prinsip tersebut adalah :
a. Keteraturan interior b. Koherensi
c. Otonomi
d. Keteguhan dan
kesetiaan.
6. Pendidikan Karakter Berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional
Kemendiknas (2010) telah menentukan 18 nilai karakter yang menjadi
kepribadian bangsa Indonesia dan telah menjadi
kurikulum pendidikan karakter di sekolah formal. Semua nilai karakter tersebut dijelaskan dalam tabel berikut yang dikutip dari Kemendiknas (2010) dalam Pendidikan Karakter,
Bangsa Berperadaban, Agus Wibowo (2012 : 100-104).
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian pustaka, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang
bersumber dari perpustakaan, baik berupa
buku-buku,
periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah, dokumen-dokumen, dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu
laporan ilmiah (Abdurrahmat Fathoni,
2006 : 95-96).
Berdasarkan atas data yang dikumpulkan, jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif,
yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif, hasilnya bersifat obyektif dan berlaku sesaat dan setempat (Sukandarrumidi, 2006 : 113).
Berdasarkan atas
tingkatannya, jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian deskripsi, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu (Sukandarrumidi, 2006 : 114). Metode deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 1988 : 63).
studi terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan (Haris Herdiansyah, 2012 : 64). Sedangkan Denzin & Lincoln, 1994 (dalam Haris, 2012 : 65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan
dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang
melukiskan momen penting yang terjadi dalam
kehidupannya tersebut. 2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan
penelitian skripsi ini adalah penelitian deduktif,
maksudnya adalah penelitian yang bertitik tolak dari penyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat
khusus(Sukandarrumidi,
2006 : 40). Jadi, peri
kehidupan Nabi Muhammad saw ditarik
kesimpulan menjadi berbagai nilai pendidikan karakter.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian skripsi ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin pada peri
kehidupan Nabi Muhammad saw dalam
kitab Sirah Nabawiyah terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu
al-Makhtuum karya Syeikh
Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri, dan bagaimana relevansinya terhadap nilai pendidikan karakter dalam kurikulum nasional.
4. Sumber Data
Sumber data terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer penelitian ini adalah buku Sirah
Nabawiyah terjemahan
ar-Rachiiqu al-Makhtuum
karya Syeikh Shafiyurrahman
al-Mubarakfuri. Sedangkan sumber sekundernya adalah buku Konsep dan
Model Pendidikan
Karakter(Muchlas
Samawi), Pendidikan Karakter Perspektif Islam
(Abdul Majid), dan buku-buku lain yang relevan bertema pendidikan karakter.
5. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan data penelitian skripsi ini adalah dengan dokumen. Yang dimaksud dengan dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007 : 82). Esteberg, 2002 (dalam Samiaji Sarosa, 2012 : 61) menyatakan bahwa dokumen adalah segala sesuatu materi
dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya monumental buku Sirah Nabawiyah
terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu
al-Makhtuum karya Syeikh
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri.
6. Analisis Data
Penyusunan
skripsi ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis isi atau content
analysis.Payne, 2004
(dalam Samiaji sarosa,2012 : 70)
menyatakan bahwa content
analysis didefinisikan
gambaranmengenai
pengalaman hidup dan
menafsirkan atas pengalaman hidup tersebut
(Deddy Mulyana, 2002 : 195).
D. Kesimpulan
Kajian pustaka tentang Pendidikan Karakter Nabi Muhammad saw pada buku
Sirah Nabawiyah terjemahan
Kathur Suhardi dari kitab
ar-Rachiiqu al-makhtuum karya
Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury menghasilkan beberapa nilai-nilai karakter beliau yang tersurat maupun tersirat dalam setiap peristiwa. Karakter tersebut mampu menggambarkan sosok dan kepribadian beliau secara utuh
meskipun gambaran kesempurnaan karakter beliau
tidak dapat diketahui hanya dalam satu buku saja.
Penelitian pustaka biografi ini dapat disimpulkan menjadi beberapa hal berikut.
1. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat
disimpulkan dalam kajian ini setidaknya ada 23 nilai karakter, yaitu:(1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) ingin tahu, (10) menghargai prestasi, (11)
bersahabat/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli lingkungan, (14) peduli sosial, (15) tanggung jawab, (16) adil, (17) sabar, (18) optimis, (19) santun/ramah, (20) rendah hati, (21) sederhana, (22) konsisten, dan (23) konsekuen.
2. Sedangkan nilai karakter yang ada di luar sintesisasi
pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional setidaknya ada 16 nilai
karakter, yaitu: (1) menutup aurat, (2) beradab, (3) bersegera, (4) berwibawa, (5) bijaksana, (6) cerdas, (7) cerdik, (8) gemar tersenyum, (9) kuat, (10)
partisipatif, (12) pemberani, (13) profesional, (14) progresif, (15) siap, dan (16) terampil.
3. Nilai-nilai hasil sintesisasi yang tidak tercermin dalam peri kehidupan Rasulullah saw adalah (1) semangat kebangsaan, (2) cinta tanah air, dan (3) gemar membaca.
4. Relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional adalah sebagai berikut;
a. religius : religius
(shalih), optimis,
menutup aurat;
b. jujur : jujur, konsisten, konsekuen;
c. toleransi : toleransi,
peduli sosial, bersahabat/komunikatif,
santun/ramah, rendah hati, beradab, gemar tersenyum, partisipatif; d. disiplin : disiplin,
bersegera, siap;
e. kerja keras : kerja
keras, optimis, profesional, terampil, mandiri;
f. kreatif : kratif, cerdik, organisatoris, progresif; g. mandiri : mandiri,
sederhana, kuat;
h. demokratis ;
demokratis, adil, toleransi, sabar, berwibawa, bijaksana;
i. rasa ingin tahu : ingin tahu, cerdas;
j. semangat kebangsaan : ingin tahu, toleransi; k. cinta tanah air :
pemberani, kuat, siap, bersegera;
l. menghargai prestasi : menghargai prestasi; m. bersahabat/komunikatif
:
bersahabat/komunikatif, santun/ramah, rendah hati, beradab, gemar tersenyum, partisipatif; n. cinta damai : cinta
damai, toleransi;
o. gemar membaca : ingin tahu;
q. peduli sosial ; peduli sosial, santun/ramah, rendah hati; dan
r. tanggung jawab : tanggung jawab, jujur, konsisten, konsekuen.
E. Saran
Penyusun berharap tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran-saran bagi pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Bagi Pembaca
a. Menghargai ilmu dan karya para Ulama dengan penghargaan yang sepantasnya
b. Mendoakan kebaikan dan memintakan ampunan kepada Allah
bagi Syaikh Shafiyurrahman
al-Mubarakfury, penyusun kitab ar-Rachiiqu
al-Makhtuum yang telah
wafat
c. Membaca dan
memahami buku-buku sirah nabawiyah yang
lain untuk
meningkatkan
pemahaman serta keteladanan terhadap Nabi Muhammad saw sebagai uswah hasanah
d. Meminjam atau
membeli buku sirah nabawiyah yang asli
sebagai wujud penghargaan terhadap
penulis berserta karyanya yang bernilai
manfaat yang luar biasa
serta tidak menggandakannya
dalam bentuk buku 2. Bagi Pendidik
a. Memprioritaskan
penanaman nilai-nilai Islam dalam bentuk keteladanan terhadap Nabi Muhammad saw. b. Senantiasa berorientasi
c. Memasukkan karakter Nabi Muhammad saw. dalam kurikulum pembelajaran di sekolah.
d. Memberikan
keteladanan yang nyata kepada peserta didik melalui perkataan maupun perbuatan yang berdasarkan karakter Nabi Muhammad saw. 3. Bagi Mahasiswa
a. Mengembangkan
skripsi ini menjadi berbagai judul kajian atau pembahasan dalam rangka penyusunan skripsi, makalah, atau tugas kuliah yang lain
b. Menjadikan nilai pendidikan karakter Nabi Muhammad saw. sebagai bahan gerakan dakwah kampus yang
efektif untuk menciptakan generasi
yang religius
F. Penutup
Demikian pembahasan mengenai pendidikan karakter Nabi Muhammad dalam kitab
ar-Rachiiqu al-Makhtuum karya
Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury. Setiap peristiwa yang dialami oleh rasulullah saw. memiliki nilai keteladanan, hikmah, dan pelajaran yang penting bagi kita semua. Sudah seharusnya, kita meneladani karakter beliau dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan kualitas diri sebagai hamba Allah, mahluk pribadi, mahluk sosial, dan sebagai bagian dari alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA
AbduhZulfidarAkaha. 2007. 165
KebiasaanNabi SAW.
Jakarta: Al-Kautsar.
Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter
Perspektif Islam. Bandung:
Rosda.
Abdurrahmat Fathoni. 2006. MetodologiPenelitiandanTe
knikPenyusunanSkripsi.
Abu Abdurrahman al-Mishri. 2008.
Air Mata Nabi. Jakarta:
Amzah.
Agus Wibowo. 2012. Pendidikan
Karakter, Strategi Membangun Karakter
Bangsa Berperadaban.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
____________. 2012. Pendidikan
Karakter Usia Dini.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Susanto. 2010.
PemikiranPendidikan Islam.
Jakarta: Amzah.
AhmadToto Suryana. 2008. Islam,
PolaPikir, Perilaku,
danAmal. Bandung: Muchni
Sejahtera.
Ahmad Zulkifli. 2012. Stories of The
Great Leader. Depok:
ONCOR Semesta Ilmu.
Ali Nurdin. 2008. Kiat Menghadapi
Caci Maki 9. Jakarta:
Erlangga.
Amru Khalid. 2007. Berakhlak
Seindah Rasulullah.
Semarang: PustakaNuun.
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Bambang Trim. 2008. Business Wisdom of Muhammad
Saw.Bandung: Madani Prima.
________. 2009. Entrepreneur,
Muhammad Saw. Bandung:
Salamadani.
Bambang Q-Anees dan Adang Hambali. 2009. Pendidikan Karakter Berbasis
Al-Quran. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
CandraAsriBudiningsih. 2004.
Pembelajaran Moral.
Jakarta: RinekaCipta.
Cheppy HC. 1988. Pendidikan Moral
dalam Beberapa
Pendekatan. Jakarta:
Depdikbud.
DarmaKusuma, CepiTriatna, danJoharPermana. 2011.
PendidikanKarakter.
Bandung: Rosda.
DarmiyatiZuchdi. 2008.
HumanisasiPendidikan.
Jakarta: BumiAksara.
Deddy Mulyana. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif.
Bandung : Rosda.
Elfindri dkk. 2012. Pendidikan Karakter, Metode dan Aplikasi untuk Pendidik dan
Profesional. Jakarta:
Baduose Media Jakarta.
Hamid Darmadi. 2007. DasarKonsepPendidikan
Heri Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan
Implementasi. Bandung:
Alfabeta.
http://ayruel.wordpress.com/2009/03/ 08/pendapat-para-tokoh-ttg-
nabi-muhammad-saw/diaksespadahariSelasa, 22 Mei 2012 pukul 22.25 WIB.
http://bukubiografirasulullah.blogspo
t.com/2011/01/sirah-nabawiyah.html diakses pada hari Sabtu, 02 Juni 2012 pukul 11.47 WIB.
http://dedesuhendar.blogspot.com/20 09/04/antara-komitmen-
konsisten-dan-konsekuen.htmldiaksespada hariRabu, 15 Mei 2013 pukul 14.47 WIB.
http://ghuroba.blogsome.com/2008/0
1/14/syaikh-
shafiyyurrahman-al-mubarakfury/ diakses pada hari Sabtu, 02 Juni 2012 pukul 11.17 WIB.
http://majles.alukah.net/showthread.p hp?109-- ﺻ- ﺸ ا-ﺔﻤﺟﺮﺗ -ﷲا-ﻪﻤﺣر-يرﻮ آرﺎ ﻤ ا-ﻦﻤﺣﺮ ا
قرﺎﻃ-ﻪﻨ ا-ﻢ ﻘdiaksespada hari Jumat, 21 September 2012 pada pukul 10.16 WIB.
http://meriwardana.blogspot.com/201
1/07/pendapat-tokoh-
ilmuwan-barat-tentang.htmldiaksespadahari Selasa, 22 Mei 2012 pukul 14.26 WIB. 670/Pendidikan-Karakter- diakses pada hari Kamis, 26 April 2012 pukul 10.55 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_002.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.38 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_003.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.39 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_004.html diakses pada hari Rabu, 25 April 2012 pukul 22.40 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_005.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.42 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_006.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.43 WIB.
http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_007.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pada pukul 22.44 WIB
hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.45 WIB
http://www.pendidikankarakter.org/i ndex.html diakses pada hari Rabu, 25 April 2012 pukul 22.35 WIB Rabu, 22 Mei 2013 pukul 17.39 WIB
Lexy J. Moleong. 2007. MetodologiPenelitianKualit atif. Bandung: Rosda.
Loraine Blaxter, Christina Hughes, dan Malcolm Tight. 2006.
How to Research. Jakarta:
Indeks.
Mahmud Sya’roni. 2006.
CerminKehidupanRasul.
Semarang: Aneka Ilmu.
Maksudin. 2013. Pendidikan
Karakter Nondikotomik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Michael H. Hart. 2012. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di
Dunia. Bandung: Noura
Books.
Mohammad Nazir. 1988. Metode
Penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Muchlas Samani dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model
Pendidikan Karakter.
Bandung: Rosda.
Muhammad Furqon Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter, Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Muhammad Quraish Shihab. 2002. Tafsir al-Mishbah Volume 10. Jakarta: Lentera Hati.
Muhammad Sa’ad Ramadhan al-Buti.2009.Muhammad
Pemimpin yang
Amanah.Semarang: Aneka
Ilmu.
Muhammad Yatimin Abdullah. 2006.
Studi Islam
Kontemporer.Jakarta:
Amzah.
Nabil Hamid al-Mu’adz. 2002. BagaimanaMencintaiRasulu
llah SAW. Jakarta: Gema
Insani Press.
Najib Sulhan. 2011. Pendidikan
Berbasis Karakter.
Surabaya: Jaring Pena.
NurulZuriah. 2007. Pendidikan
Moral & Budi PekertidalamPerspektifPeru
bahan. Jakarta:
BumiAksara.
Said Abdul Azhim. 2006. KeagunganMukjizatNabi
Muhammad Saw. Depok:
Qultum Media.
Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian
Kualitatif, Dasar-dasar.
Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts. 2010. Atlas PerjalananHidupNabi
Muhammad. Jakarta:
Almahira.
Shafiyurrahman al-Mubarakfury.2006.SirahNa
bawiyah terjemahan Kathur
Suhardi.Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Sugiyono. 2007. Memahami
Penelitian Kualitatif.
Bandung : Alfabeta.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis
untuk Peneliti Pemula.
Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Sutarjo Adisusilo. 2012. Pembelajaran
Nilai-Karakter, Konstruktivisme dan CVT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran
Efektif. Jakarta: Rajawali
Pers.
Syahrin Harahap. 2005. Penegakan Moral Akademik di Dalam
dan di Luar Kampus.
Jakarta: Rajawali Pers.
Syamsul Munir Amin dan Haryanto al-Fandi. 2008. The World
Idol Muhammad
Rasulullah.Jakarta: Amzah.
The Ahl-Ul-Bayt World Assembly. 2009. Muhammad
Rasulullah Saw. Jakarta:
Al-Huda.
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo. 2008. Marketing
Muhammad. Bandung:
Madani Prima.
Tim Penyusun Kamus. 1999. KamusBesarBahasa
Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.
____________. 2005. KamusBesarBahasa
Indonesia.Jakarta: Balai
Pustaka.
Thomas Lickona. 2012. Pendidikan
Karakter. Diterjemahkan
oleh: Saut Pasaribu Jogjakarta : Kreasi Wacana.
Ulil Amri Syarfi. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis
Al-Quran. Jakarta: Rajawali
Pers.
UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. 2003. Semarang: