• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH TERJEMAHAN KITAB Pendidikan Karakter Nabi Muhammad Saw Dalam Buku Sirah Nabawiyah Terjemahan Kitab Ar-Rachiiqu Al-Makhtuum Karya Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH TERJEMAHAN KITAB Pendidikan Karakter Nabi Muhammad Saw Dalam Buku Sirah Nabawiyah Terjemahan Kitab Ar-Rachiiqu Al-Makhtuum Karya Syeikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

   

PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW

DALAM BUKU SIRAH NABAWIYAH TERJEMAHAN KITAB

AR-RACHIIQU AL-MAKHTUUM KARYA SYEIKH

SHAFIYURRAHMAN AL-MUBARAKFURY

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Disusun oleh :

Nur Saifuddin Anshori G 000 09 0146

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

▸ Baca selengkapnya: pertanyaan tentang sirah nabawiyah

(2)
(3)

ABSTRAK

Nabi Muhammad saw merupakan suri teladan yang baik secara keseluruhan. Karakternya dapat dijadikan sebagai bahan kurikulum pendidikan karakter yang selama ini kurang mengena. Melalui buku Sirah Nabawiyah, nilai karakter beliau dapat dipelajari dengan memahami perjalanan hidup beliau.

Sesuai latar belakang tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah apa saja nilai-nilai pendidikan karakter Nabi Muhammad saw dalam buku sirah nabawiyah terjemahan dari kitab ar-rachiiqu al-makhtuum, dan apa relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional. Sedangkan tujuannya adalah untuk menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin dalam kehidupan Nabi Muhammad saw melalui telaah buku sirah

Nabawiyah terjemahan dari kitab ar-rachiiqu al-makhtuum. Adapun hasil telaah

ini diharapkan bermanfaat secara a) teoritis; yaitu menambah wawasan dan perbendaharaan nilai pendidikan karakter, b) praktis; yaitu 1. meningkatkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad saw serta keridhaan Allah; 2. memperbaiki pola pendidikan karakter yang lebih benar sesuai syari’at Islam; 3. menjadi bahan tambahan dan penyempurnaan kurikulum lembaga pendidikan; dan 4. meningkatkan efektifitas pendidikan terhadap kehidupan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka, kualitatif, deskripsi, dan biografi. Jenis pendekatannya adalah deduktif. Dan metode analisisnya adalah analisis isi.

Berdasarkan penelitian/telaah pustaka yang telah dilakukan, nilai karakter yang terkandung dalam buku tersebut adalah Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat disimpulkan dalam kajian ini setidaknya ada 23 nilai karakter, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) ingin tahu, (10) menghargai prestasi, (11) bersahabat/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli lingkungan, (14) peduli sosial, (15) tanggung jawab, (16) adil, (17) sabar, (18) optimis, (19) santun/ramah, (20) rendah hati, (21) sederhana, (22) konsisten, dan (23) konsekuen.

Sedangkan nilai karakter yang ada di luar sintesisasi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional setidaknya ada 16 nilai karakter, yaitu: (1) menutup aurat, (2) beradab, (3) bersegera, (4) berwibawa, (5) bijaksana, (6) cerdas, (7) cerdik, (8) gemar tersenyum, (9) kuat, (10) organisatoris, (11) partisipatif, (12) pemberani, (13) profesional, (14) progresif, (15) siap, dan (16) terampil.

Nilai-nilai hasil sintesisasi yang tidak tercermin dalam peri kehidupan

Rasulullah saw adalah (1) semangat kebangsaan, (2) cinta tanah air, dan (3) gemar

membaca.

Relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional adalah sebagai komponen dan faktor pendukung keberhasilan kurikulum nasional dalam mewujudkan perkembangan dan peradaban bangsa

(4)

   

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dialah Rasulullah, Nabi Muhammad saw yang menjadi tokoh inspirasi dalam banyak hal dan multi-ahli. Allah swt berfirman dalam surat al-Ahzab ayat 21,

ﷲا

لْﻮ ر

ْ

ْﻢﻜ

نﺎآ

ْﺪﻘ

اﻮﺟْﺮ

نﺎآ

ْﻦﻤ

ﺔﻨ ﺣ

ةﻮْ أ

ْا

مْﻮ ْاو

ﷲا

ﷲا

ﺮآذو

ﺮ ﺂ

اﺮْﺜآ

Artinya : “Sesungguhnya telah

ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan

dia banyak menyebut Allah.”

Pakar tafsir,

az-Zamakhsyari, ketika menafsirkan ayat di atas,

mengemukakan 2 kemungkinan tentang maksud

keteladanan yang terdapat pada diri Rasulullah itu. Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah

teladan.Kedua, dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama (Quraish Shihabvol 10, 2002 : 439).

Siddiq (jujur), amanah

(dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas) merupakan sifat-sifat utama kerasulan yang beliau miliki. Pada peristiwa peletakan Hajar Aswad, beliau belum diangkat menjadi rasul. Namun, berbagai suku yang berseteru menghormati dan menyepakati saran beliau.

(5)

diperlihatkan oleh nabi itu lah yang disebut dengan pendidikan (A. Susanto, 2010), sehingga karakter dan suri tauladan Rasulullah saw dapat dijadikan sebagai materi Pendidikan Karakter yang paling baik dan paling sempurna.

B. Landasan Teori Pendidikan Karakter

1. Istilah Karakter

Karakter secara

bahasa berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Sedangkan karakter menurut Pusat Bahasa

Depdiknas dalam Pendidikan Karakter

Berbasis Al-Quran, (Ulil

Amri Syarif, 2012 : 7) adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, tempramen, watak. a. Etika

Etika berasal

dari bahasa Yunani

“etos”, yang berarti

adat, kebiasaan, peraturan tingkah laku

yang disebut moralitas, yang sama artinya

dengan istilah

moral(bahasa Latin,

mos-mores). Dalam

pandangan Bertens (1999), etika mengandung multi arti;

1. etika dalam arti

seperangkat nilai atau norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang dalam bertingkah laku,

2. etika diartikan

sebagai kumpulan prinsip atau nilai moral (kode etik), dan

3. etika diartikan

sebagi ilmu tentang yang baik dan yang buruk (moral).1

        1

Dalam Pembelajaran Nilai-Karakter,

(6)

b. Moral

Moralitas

merupakan sistem nilai tentang bagaimana seseorang seharusnya hidup secara baik sebagai manusia.

Moralitas itu

terkandung dalam aturan hidup bermasyarakatdalam

berbagai bentuk kebiasaan, seperti: tradisi, petuah, peraturan, wejangan,

perintah, larangan, dan lain-lain. Nilai moral berkaitan erat dengan nilai baik-buruk yang menuntut jawaban seseorang, yang biasanya lebih berdasarkan kepada nilai fundamental dalam hidup (Sutarjo A., 2012 : 54)

c. Norma

Norma berarti

aturan, ukuran, patokan,

kaidah bagi pertimbangan dan

penilaian atas perilaku manusia.

d. Akhlak

Akhlak (bahasa

Arab) memiliki kedekatan makna dengan istilah tata krama.Akhlak pada dasarnya mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya

berhubungan dengan Tuhan Allah Sang Pencipta, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia. Inti ajaran

akhlak adalah niat kuat

untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan

ridha Allah atau Tuhan

(Sutarjo A., 2012 : 55). e. Budi Pekerti

Budi pekerti

(7)

sesuai dengan akal sehat itu adalah yang sesuai dengan

nilai-nilai, moralitas

masyarakat dan jika perbuatan itu menjadi kebiasaan dalam masyarakat, maka akan

menjadi tata krama di dalam pergaulan warga masyarakat (Sutarjo A., 2012 : 55).

f. Nilai

Nilai

merupakan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku (Sutarjo A., 2012 : 69). Nilai berarti sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, atau

sesuatu yang menyempurnakan

manusia sesuai dengan hakikatnya.

Jadi, perbedaan

karakter dengan etika,

moral, norma, akhlak, budi

pekerti, dan nilai adalah

bahwa karakter tidak lagi berada dalam tataran

timbangan/neraca nilai, namun sudah sampai pada internalisasi nilai. Karakter merupakan faktor internal yang menjadi ciri khas atau kepribadian seseorang yang menjadi identitas diri dan membedakan diri dengan orang lain di sekitarnya.

2. Definisi Pendidikan Karakter

Para pakar pendidikan memberikan definisi yang beragam mengenai Pendidikan Karakter.

3. Urgensi Pendidikan

Karakter

Pendidikan

Karakter tercipta karena ada beberapa masalah yang melatarbelakanginya.

Urgensi dari Pendidikan Karakter itu sendiri adalah; a. pendidikan tidak hanya

mencetak manusia yang cerdas saja, namun juga berkarakter;

b. menghilangkan kecenderungan

(8)

memperhatikan ranah

cognitive saja tanpa

menyelaraskan ranah

afective dan

psicomotoric, menjadi

selaras dan padu;

c. pribadi berkarakter merupakan salah satu

faktor paling berpengaruh dalam perkembangan suatu bangsa.

4. Tujuan Pendidikan Karakter Socrates

berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi

good and smart. Tujuan

Pendidikan Karakter adalah untuk menjadikan manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Atau dalam arti lain, tujuan Pendidikan Karakter adalah menciptakan kecerdasan yang selaras antara pengetahuan, perasaan, dan tindakan.

5. Prinsip Pendidikan Karakter Foerster dalam Pendidikan Karakter

Perspektif Islam, Abdul

Majid, 2012 : 36 menyatakan bahwa ada 4 prinsip dasar dalam Pendidikan Karakter. Keempat prinsip tersebut adalah :

a. Keteraturan interior b. Koherensi

c. Otonomi

d. Keteguhan dan

kesetiaan.

6. Pendidikan Karakter Berdasarkan Sistem Pendidikan Nasional

Kemendiknas (2010) telah menentukan 18 nilai karakter yang menjadi

kepribadian bangsa Indonesia dan telah menjadi

kurikulum pendidikan karakter di sekolah formal. Semua nilai karakter tersebut dijelaskan dalam tabel berikut yang dikutip dari Kemendiknas (2010) dalam Pendidikan Karakter,

(9)

Bangsa Berperadaban, Agus Wibowo (2012 : 100-104).

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian pustaka, yaitu suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk menghimpun dan menganalisis data yang

bersumber dari perpustakaan, baik berupa

buku-buku,

periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah, dokumen-dokumen, dan materi perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu

laporan ilmiah (Abdurrahmat Fathoni,

2006 : 95-96).

Berdasarkan atas data yang dikumpulkan, jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif,

yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan dinyatakan dalam bentuk nilai relatif, hasilnya bersifat obyektif dan berlaku sesaat dan setempat (Sukandarrumidi, 2006 : 113).

Berdasarkan atas

tingkatannya, jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian deskripsi, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu (Sukandarrumidi, 2006 : 114). Metode deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 1988 : 63).

(10)

studi terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan (Haris Herdiansyah, 2012 : 64). Sedangkan Denzin & Lincoln, 1994 (dalam Haris, 2012 : 65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan kepada kumpulan

dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang

melukiskan momen penting yang terjadi dalam

kehidupannya tersebut. 2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan

penelitian skripsi ini adalah penelitian deduktif,

maksudnya adalah penelitian yang bertitik tolak dari penyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat

khusus(Sukandarrumidi,

2006 : 40). Jadi, peri

kehidupan Nabi Muhammad saw ditarik

kesimpulan menjadi berbagai nilai pendidikan karakter.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian skripsi ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter yang tercermin pada peri

kehidupan Nabi Muhammad saw dalam

kitab Sirah Nabawiyah terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu

al-Makhtuum karya Syeikh

Shafiyurrahman

al-Mubarakfuri, dan bagaimana relevansinya terhadap nilai pendidikan karakter dalam kurikulum nasional.

4. Sumber Data

Sumber data terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer penelitian ini adalah buku Sirah

Nabawiyah terjemahan

(11)

ar-Rachiiqu al-Makhtuum

karya Syeikh Shafiyurrahman

al-Mubarakfuri. Sedangkan sumber sekundernya adalah buku Konsep dan

Model Pendidikan

Karakter(Muchlas

Samawi), Pendidikan Karakter Perspektif Islam

(Abdul Majid), dan buku-buku lain yang relevan bertema pendidikan karakter.

5. Teknik Pengumpulan Data Teknik

pengumpulan data penelitian skripsi ini adalah dengan dokumen. Yang dimaksud dengan dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2007 : 82). Esteberg, 2002 (dalam Samiaji Sarosa, 2012 : 61) menyatakan bahwa dokumen adalah segala sesuatu materi

dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah karya monumental buku Sirah Nabawiyah

terjemahan Kathur Suhardi dari kitab ar-Rachiiqu

al-Makhtuum karya Syeikh

Shafiyurrahman al-Mubarakfuri.

6. Analisis Data

Penyusunan

skripsi ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis isi atau content

analysis.Payne, 2004

(dalam Samiaji sarosa,2012 : 70)

menyatakan bahwa content

analysis didefinisikan

(12)

gambaranmengenai

pengalaman hidup dan

menafsirkan atas pengalaman hidup tersebut

(Deddy Mulyana, 2002 : 195).

D. Kesimpulan

Kajian pustaka tentang Pendidikan Karakter Nabi Muhammad saw pada buku

Sirah Nabawiyah terjemahan

Kathur Suhardi dari kitab

ar-Rachiiqu al-makhtuum karya

Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury menghasilkan beberapa nilai-nilai karakter beliau yang tersurat maupun tersirat dalam setiap peristiwa. Karakter tersebut mampu menggambarkan sosok dan kepribadian beliau secara utuh

meskipun gambaran kesempurnaan karakter beliau

tidak dapat diketahui hanya dalam satu buku saja.

Penelitian pustaka biografi ini dapat disimpulkan menjadi beberapa hal berikut.

1. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat

disimpulkan dalam kajian ini setidaknya ada 23 nilai karakter, yaitu:(1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) ingin tahu, (10) menghargai prestasi, (11)

bersahabat/komunikatif, (12) cinta damai, (13) peduli lingkungan, (14) peduli sosial, (15) tanggung jawab, (16) adil, (17) sabar, (18) optimis, (19) santun/ramah, (20) rendah hati, (21) sederhana, (22) konsisten, dan (23) konsekuen.

2. Sedangkan nilai karakter yang ada di luar sintesisasi

pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional setidaknya ada 16 nilai

karakter, yaitu: (1) menutup aurat, (2) beradab, (3) bersegera, (4) berwibawa, (5) bijaksana, (6) cerdas, (7) cerdik, (8) gemar tersenyum, (9) kuat, (10)

(13)

partisipatif, (12) pemberani, (13) profesional, (14) progresif, (15) siap, dan (16) terampil.

3. Nilai-nilai hasil sintesisasi yang tidak tercermin dalam peri kehidupan Rasulullah saw adalah (1) semangat kebangsaan, (2) cinta tanah air, dan (3) gemar membaca.

4. Relevansi pendidikan karakter perspektif Islam dengan kurikulum nasional adalah sebagai berikut;

a. religius : religius

(shalih), optimis,

menutup aurat;

b. jujur : jujur, konsisten, konsekuen;

c. toleransi : toleransi,

peduli sosial, bersahabat/komunikatif,

santun/ramah, rendah hati, beradab, gemar tersenyum, partisipatif; d. disiplin : disiplin,

bersegera, siap;

e. kerja keras : kerja

keras, optimis, profesional, terampil, mandiri;

f. kreatif : kratif, cerdik, organisatoris, progresif; g. mandiri : mandiri,

sederhana, kuat;

h. demokratis ;

demokratis, adil, toleransi, sabar, berwibawa, bijaksana;

i. rasa ingin tahu : ingin tahu, cerdas;

j. semangat kebangsaan : ingin tahu, toleransi; k. cinta tanah air :

pemberani, kuat, siap, bersegera;

l. menghargai prestasi : menghargai prestasi; m. bersahabat/komunikatif

:

bersahabat/komunikatif, santun/ramah, rendah hati, beradab, gemar tersenyum, partisipatif; n. cinta damai : cinta

damai, toleransi;

o. gemar membaca : ingin tahu;

(14)

q. peduli sosial ; peduli sosial, santun/ramah, rendah hati; dan

r. tanggung jawab : tanggung jawab, jujur, konsisten, konsekuen.

E. Saran

Penyusun berharap tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran-saran bagi pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Bagi Pembaca

a. Menghargai ilmu dan karya para Ulama dengan penghargaan yang sepantasnya

b. Mendoakan kebaikan dan memintakan ampunan kepada Allah

bagi Syaikh Shafiyurrahman

al-Mubarakfury, penyusun kitab ar-Rachiiqu

al-Makhtuum yang telah

wafat

c. Membaca dan

memahami buku-buku sirah nabawiyah yang

lain untuk

meningkatkan

pemahaman serta keteladanan terhadap Nabi Muhammad saw sebagai uswah hasanah

d. Meminjam atau

membeli buku sirah nabawiyah yang asli

sebagai wujud penghargaan terhadap

penulis berserta karyanya yang bernilai

manfaat yang luar biasa

serta tidak menggandakannya

dalam bentuk buku 2. Bagi Pendidik

a. Memprioritaskan

penanaman nilai-nilai Islam dalam bentuk keteladanan terhadap Nabi Muhammad saw. b. Senantiasa berorientasi

(15)

c. Memasukkan karakter Nabi Muhammad saw. dalam kurikulum pembelajaran di sekolah.

d. Memberikan

keteladanan yang nyata kepada peserta didik melalui perkataan maupun perbuatan yang berdasarkan karakter Nabi Muhammad saw. 3. Bagi Mahasiswa

a. Mengembangkan

skripsi ini menjadi berbagai judul kajian atau pembahasan dalam rangka penyusunan skripsi, makalah, atau tugas kuliah yang lain

b. Menjadikan nilai pendidikan karakter Nabi Muhammad saw. sebagai bahan gerakan dakwah kampus yang

efektif untuk menciptakan generasi

yang religius

F. Penutup

Demikian pembahasan mengenai pendidikan karakter Nabi Muhammad dalam kitab

ar-Rachiiqu al-Makhtuum karya

Syeikh Shafiyurrahman al-Mubarakfury. Setiap peristiwa yang dialami oleh rasulullah saw. memiliki nilai keteladanan, hikmah, dan pelajaran yang penting bagi kita semua. Sudah seharusnya, kita meneladani karakter beliau dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan kualitas diri sebagai hamba Allah, mahluk pribadi, mahluk sosial, dan sebagai bagian dari alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA

AbduhZulfidarAkaha. 2007. 165

KebiasaanNabi SAW.

Jakarta: Al-Kautsar.

Abdul Majid dan Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter

Perspektif Islam. Bandung:

Rosda.

Abdurrahmat Fathoni. 2006. MetodologiPenelitiandanTe

knikPenyusunanSkripsi.

(16)

Abu Abdurrahman al-Mishri. 2008.

Air Mata Nabi. Jakarta:

Amzah.

Agus Wibowo. 2012. Pendidikan

Karakter, Strategi Membangun Karakter

Bangsa Berperadaban.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________. 2012. Pendidikan

Karakter Usia Dini.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmad Susanto. 2010.

PemikiranPendidikan Islam.

Jakarta: Amzah.

AhmadToto Suryana. 2008. Islam,

PolaPikir, Perilaku,

danAmal. Bandung: Muchni

Sejahtera.

Ahmad Zulkifli. 2012. Stories of The

Great Leader. Depok:

ONCOR Semesta Ilmu.

Ali Nurdin. 2008. Kiat Menghadapi

Caci Maki 9. Jakarta:

Erlangga.

Amru Khalid. 2007. Berakhlak

Seindah Rasulullah.

Semarang: PustakaNuun.

Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis

Pendidikan Karakter.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bambang Trim. 2008. Business Wisdom of Muhammad

Saw.Bandung: Madani Prima.

________. 2009. Entrepreneur,

Muhammad Saw. Bandung:

Salamadani.

Bambang Q-Anees dan Adang Hambali. 2009. Pendidikan Karakter Berbasis

Al-Quran. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media.

CandraAsriBudiningsih. 2004.

Pembelajaran Moral.

Jakarta: RinekaCipta.

Cheppy HC. 1988. Pendidikan Moral

dalam Beberapa

Pendekatan. Jakarta:

Depdikbud.

DarmaKusuma, CepiTriatna, danJoharPermana. 2011.

PendidikanKarakter.

Bandung: Rosda.

DarmiyatiZuchdi. 2008.

HumanisasiPendidikan.

Jakarta: BumiAksara.

Deddy Mulyana. 2002. Metodologi

Penelitian Kualitatif.

Bandung : Rosda.

Elfindri dkk. 2012. Pendidikan Karakter, Metode dan Aplikasi untuk Pendidik dan

Profesional. Jakarta:

Baduose Media Jakarta.

Hamid Darmadi. 2007. DasarKonsepPendidikan

(17)

Heri Gunawan. 2012. Pendidikan Karakter, Konsep dan

Implementasi. Bandung:

Alfabeta.

http://ayruel.wordpress.com/2009/03/ 08/pendapat-para-tokoh-ttg-

nabi-muhammad-saw/diaksespadahariSelasa, 22 Mei 2012 pukul 22.25 WIB.

 

http://bukubiografirasulullah.blogspo

t.com/2011/01/sirah-nabawiyah.html diakses pada hari Sabtu, 02 Juni 2012 pukul 11.47 WIB.  

http://dedesuhendar.blogspot.com/20 09/04/antara-komitmen-

konsisten-dan-konsekuen.htmldiaksespada hariRabu, 15 Mei 2013 pukul 14.47 WIB.

 

http://ghuroba.blogsome.com/2008/0

1/14/syaikh-

shafiyyurrahman-al-mubarakfury/ diakses pada hari Sabtu, 02 Juni 2012 pukul 11.17 WIB.

 

http://majles.alukah.net/showthread.p hp?109-- ﺻ- ﺸ ا-ﺔﻤﺟﺮﺗ -ﷲا-ﻪﻤﺣر-يرﻮ آرﺎ ﻤ ا-ﻦﻤﺣﺮ ا

قرﺎﻃ-ﻪﻨ ا-ﻢ ﻘdiaksespada hari Jumat, 21 September 2012 pada pukul 10.16 WIB.  

http://meriwardana.blogspot.com/201

1/07/pendapat-tokoh-

ilmuwan-barat-tentang.htmldiaksespadahari Selasa, 22 Mei 2012 pukul 14.26 WIB. 670/Pendidikan-Karakter- diakses pada hari Kamis, 26 April 2012 pukul 10.55 WIB.

 

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_002.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.38 WIB.

 

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_003.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.39 WIB.

 

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_004.html diakses pada hari Rabu, 25 April 2012 pukul 22.40 WIB.  

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_005.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.42 WIB.

 

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_006.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.43 WIB.

 

http://www.pendidikankarakter.org/a rticles_007.htmldiaksespada hariRabu, 25 April 2012 pada pukul 22.44 WIB

 

(18)

hariRabu, 25 April 2012 pukul 22.45 WIB

 

http://www.pendidikankarakter.org/i ndex.html diakses pada hari Rabu, 25 April 2012 pukul 22.35 WIB Rabu, 22 Mei 2013 pukul 17.39 WIB

Lexy J. Moleong. 2007. MetodologiPenelitianKualit atif. Bandung: Rosda.

Loraine Blaxter, Christina Hughes, dan Malcolm Tight. 2006.

How to Research. Jakarta:

Indeks.

Mahmud Sya’roni. 2006.

CerminKehidupanRasul.

Semarang: Aneka Ilmu.

Maksudin. 2013. Pendidikan

Karakter Nondikotomik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Michael H. Hart. 2012. 100 Tokoh Paling Berpengaruh di

Dunia. Bandung: Noura

Books.

Mohammad Nazir. 1988. Metode

Penelitian. Jakarta : Ghalia

Indonesia.

Muchlas Samani dan Hariyanto. 2012. Konsep dan Model

Pendidikan Karakter.

Bandung: Rosda.

Muhammad Furqon Hidayatullah. 2010. Pendidikan Karakter, Membangun Peradaban

Bangsa. Surakarta: Yuma

Pustaka.

Muhammad Quraish Shihab. 2002. Tafsir al-Mishbah Volume 10. Jakarta: Lentera Hati.

Muhammad Sa’ad Ramadhan al-Buti.2009.Muhammad

Pemimpin yang

Amanah.Semarang: Aneka

Ilmu.

Muhammad Yatimin Abdullah. 2006.

Studi Islam

Kontemporer.Jakarta:

Amzah.

Nabil Hamid al-Mu’adz. 2002. BagaimanaMencintaiRasulu

llah SAW. Jakarta: Gema

Insani Press.

Najib Sulhan. 2011. Pendidikan

Berbasis Karakter.

Surabaya: Jaring Pena.

NurulZuriah. 2007. Pendidikan

Moral & Budi PekertidalamPerspektifPeru

bahan. Jakarta:

BumiAksara.

Said Abdul Azhim. 2006. KeagunganMukjizatNabi

Muhammad Saw. Depok:

Qultum Media.

Samiaji Sarosa. 2012. Penelitian

Kualitatif, Dasar-dasar.

(19)

Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts. 2010. Atlas PerjalananHidupNabi

Muhammad. Jakarta:

Almahira.

Shafiyurrahman al-Mubarakfury.2006.SirahNa

bawiyah terjemahan Kathur

Suhardi.Jakarta: Pustaka al-Kautsar.

Sugiyono. 2007. Memahami

Penelitian Kualitatif.

Bandung : Alfabeta.

Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian, Petunjuk Praktis

untuk Peneliti Pemula.

Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.

Sutarjo Adisusilo. 2012. Pembelajaran

Nilai-Karakter, Konstruktivisme dan CVT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran

Efektif. Jakarta: Rajawali

Pers.

Syahrin Harahap. 2005. Penegakan Moral Akademik di Dalam

dan di Luar Kampus.

Jakarta: Rajawali Pers.

Syamsul Munir Amin dan Haryanto al-Fandi. 2008. The World

Idol Muhammad

Rasulullah.Jakarta: Amzah.

The Ahl-Ul-Bayt World Assembly. 2009. Muhammad

Rasulullah Saw. Jakarta:

Al-Huda.

Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo. 2008. Marketing

Muhammad. Bandung:

Madani Prima.

Tim Penyusun Kamus. 1999. KamusBesarBahasa

Indonesia.Jakarta: Balai

Pustaka.

____________. 2005. KamusBesarBahasa

Indonesia.Jakarta: Balai

Pustaka.

Thomas Lickona. 2012. Pendidikan

Karakter. Diterjemahkan

oleh: Saut Pasaribu Jogjakarta : Kreasi Wacana.

Ulil Amri Syarfi. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis

Al-Quran. Jakarta: Rajawali

Pers.

UndangUndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. 2003. Semarang:

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam sistem pengurusan pendidikan Maktab Rendah Sains MARA (MRSM) sendiri misalnya terdapat jawatankuasa – jawatankuasa kerja yang melibatkan pengetua, guru

Masyarakat yang sudah menjadi pengguna air bersih ini sangat setuju dan mendukung penuh program yang dilakukan oleh Yayasan Waha Mitra Indonesia.Masyarakat juga

Gambar 4.9 Relasi many-to-many OrderPermintaan-Apotik 128 Gambar 4.10 Dekomposisi relasi many-to-many OrderPermintaan-Apotik 128 Gambar 4.11 Relasi

Desa Tandengan, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa belum memiliki sistem penyediaan air bersih dari PDAM yang saat ini masih kekurangan air bersih untuk keperluan

Menurut teori moneter ekses permintaan ini disebabkan terlalu banyaknya uang beredar (M1) di masyarakat, sedangkan jumlah barang di pasar sedikit. Peningkatan permintaan

Sementara data penunjang untuk di pembahasan yaitu data mengenai jumlah penempatan PMI di sektor formal dan informal, remitansi PMI berdasarkan negara tujuan, jumlah

diplomatik yang lebih banyak dilakukan oleh para pejabat negara asing berkunjung ke Indonesia dengan agenda dialog. Pemunculan frekuensi berita sebanyak

Dengan mengetahui adanya hubungan antara kadar hs-CRP serum, dengan volume infark dan outcome fungsional pada penderita stroke iskemik, maka dapat diharapkan dapat