POKOK-POKOK PIKIRAN
TANGGAPAN ATAS : PEMAPARAN
HASIL KAJIAN ANALISA
KEBIJAKAN PERENCANAAN
PENDANAAN PEMBANGUNAN
Oleh :
Marsuki
Outline Tanggapan
Pengantar
Perkembangan Sumber dan Masalah
Pendanaan Pembangunan di
Indonesia
Fokus Tanggapan
Tanggapan Umum
Tanggapan Khusus
Penutup
Pengantar
Pemerintah Indonesia saat mempunyai cita-cita untuk
mensejahterakan rakyatnya, melalui pembangunan yang berencana dan dapat dipertanggungjawabkan, sesuai yang ditetapkan dalam rencana-rencana pembangunan nasional yang termuat dalam
rancangan RPJP, RPJM, dan RPJMP.
Hanya masalahnya, kegiatan pembangunan yang dimaksud
menghadapi beberapa masalah , diantara yang terpenting adalah masalah pendanaan nya yang jelas harus dicarikan solusinya.
Salah satu solusi yang diupayakan pemerintah adalah disusunnya
oleh Bappenas tentang “Kerangka Acuan Analisa Kebijakan Strategi Perencanaan Pembangunan” yang dilakukan saat ini.
Dari beberapa alasan, pendapat, saran atau usulan yang disampaikan
oleh pemapar, maka memang mungkin memerlukan tanggapan-tanggapan yang dapat bermanfaatn untuk menambah referensi
informasi atau pendapat dan saran-saran guna perbaikan Hasil Kajian Analisa Kebijakan Perencanaan Pembangunan yang sudah
dipaparkan.
Berikut ini disampaikan beberapa pokok-pokok pikiran dari
Perkembangan Sumber Pendanaan
Pembangunan di Indonesia
Sumber Dana Pemerintah (APBN) :
Dana Dalam Negeri (Pajak/Non Pajak, Hibah,
Pinjaman DN/SBN dan Pinjaman Program)
Dana luar negeri (ULN, Hibah)
Sumber Dana Masyarakat (Non APBN) :
Dana Perbankan
Dana Non Perbankan (Pasar Modal Lembaga
Pembiayaan, Lembaga Kontraktual)
Dana Luar Negeri (ULN dan Direct
Investment)
Perkembangan Dana Pembangunan
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Dana Total 2,862,028 3,367,409 3,596,393 4,021,948 4,547,221 5,354,445 5,381,913 Sumber Dana Masyarakat 1,423,206 1,860,413 2,008,880 2,234,700 2,592,468 3,000,410 3,123,321 Sumber Dana Pemerintah 1,438,82 1,506,99 1,587,51 1,787,24 1,954,75 2,354,03 2,258,59
-1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000 Miliar Rp.
Perkembangan Sumber Dana Pemerintah (DN & LN)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Penerimaan Pajak/Non Pajak 342,472 403,105 493,919 636,153 706,108 979,520 847,633 UDN (SUN) 403,442 402,099 399,839 418,751 477,747 520,995 554,520 Hibah 468 262 1,305 1,834 1,698 2,300 939ULN (axis vertikal kanan) 692,440 701,530 692,450 730,510 769,200 851,220 855,500 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 Miliar Rp.
Perkembangan Dana Masyarakat (DN&LN)
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Simpanan Masyarakat 847,528 921,684 1,076,113 1,229,133 1,462,862 1,682,163 1,791,024 Total Nilai Emisi Pasar
Modal 340,842 359,320 383,600 461,600 555,360 576,250
Lembaga Pembiayaan 38,328 54,897 67,647 92,697 107,686 137,237 137,907 ULN (axis vertikal kanan) 537,350 542,990 505,800 529,270 560,320 625,650 618,140
-200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000 Miliar Rp
Permasalahan Umum
Beberapa Masalah
Sumber dan Pemanfaatan
Pendanaan dari Sisi :
Dalam Negeri
Luar Negeri
KPS dan CSR
Beberapa Permasalahan Sumber dan
Pemanfaatan Pendanaan Pembangunan
Permasalahan Umum Sumber dan
Pemanfaatan Dana Pembangunan
Dibanding swasta, tampaknya perkembangan sumber pendanaan
pemerintah dalam membiayai pembangunan semakin lama gapnya semakin besar. Hal itu dimungkinkan oleh karena beberapa sebab. Sehingga sudah menjadi keharusan pemerintah perlu menetapkan strategi terbaik agar dapat mendanai pembangunan dengan cara melibatkan secara aktif para pemangku kepentingan lainnya yaitu pihak swasta atau masyarakat pada umumnya.
Pada saat bersamaan persoalan mendasar yang segera harus
diselesaikan adalah perlunya mengefektif dan mengefisienkan
pemanfaatan dana pembangunan yang ada sedemikian rupa dengan cara-cara strategis tertentu, sehingga pemerintah dapat merealisasikan secara tepat guna target perencanaan pembangunan ,khususnya
terhadap 11 sektor yang diprioritaskan dalam RPJM 2010-2014.
Sehingga rancangan pendekatan yang disusun oleh Direktorat
Perencanaan Pengembangan Pendanaan Pembangunan Bappenas sudah merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat ditunda lagi.
Beberapa Persolan Sumber dan Pemanfaatan
Pendanaan dalam Negeri Pihak Pemerintah
Rasio kemampuan pendapatan dalam negeri pemerintah
meningkatnya sangat kecil dari waktu ke waktu . Ini
dfisebabkan karena peningkatan tax ratio utamanya belum
signifikan sebagaimana yang seharusnya. Hal ini diantaranya
sebagai akibat masih lemah dan belum sempurnanya sistem
perpajakan
Mengkhawatirkannya komposisi SBN yang diperjualbelikan di
pasar modal nasional dan internasional yang dikuasai asing,
karena negara akan menanggung biaya mahal dan berisiko
sebagai alat spekulasi jangka pendek para spekulan asing
Pemanfaatan dana-dana pemerintah belum optimal sesuai target
kebijakan yang ditetapkan berdasarkan kondisi resource based
perekonomian nasional, serta dianggap masih kurang
Perkembangan Nilai : Tax ratio, Non Tax
ratio, Hibah ratio dan PDN Ratio (%)
2003 2004 2005 2006 2007 2008
PDN Ratio 19.48 20.02 20.19 21.70 20.31 21.96
Tax Ratio 13.83 13.94 14.18 13.96 14.12 14.77
Non Tax Ratio 5.65 6.09 6.00 7.74 6.19 7.19
Hibah ratio 0.03 0.01 0.05 0.06 0.05 0.05 19.48 20.02 20.19 21.70 20.31 21.96 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah
20
00 2001 2002 2003 0420 2005 2006 2007 2008 Penerimaan Dalam Negeri 205, 300, 298, 340, 403, 493, 636, 706, 979, Pendapatan Negara dan
Hibah 205, 301, 298, 341, 403, 495, 637, 707, 981, Hibah - 478 - 468 262 1,30 1,83 1,69 2,30 500 1,000 1,500 2,000 2,500 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 H ib ah (Mi lia r Rp ) Miliar Rupiah
Perkembangan Penerimaan Pemerintah
Dalam Negeri
115,913 185,541 210,087 242,048 280,559 347,031 409,203 490,989 658,667 89,422 115,059 88,440 98,880 122,546 146,888 226,950 215,120 320,853 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 N on P aj ak (Mi lia r Rp ) Pa ja k (Mi lia r Rp )Pajak Pajak Dalam Negeri
Pajak Perdagangan Internasional Non Pajak
Penerimaan Sumber Daya Alam Bagian Laba BUMN
Perkembangan Spekulasi Pihak Asing
dalam Pasar Modal
Beberapa Persolan Sumber dan Pemanfaatan
Pendanaan dalam Negeri Pihak Swasta
Masih besarnya dana masyarakat yang tidak didistribusi perbankan
(LDR relatif rendah)
Dana masyarakat dari perbankan belum dapat dimanfaatkan untuk
membiayai kredit jangka panjang yang produktif (Investasi)
Distribusi dana perbankan dalam bentuk kredit belum menyentuh
sektor-sektor ekonomi riil yang menjadi potensi ekonomi unggulan untuk mendorong pembangunan (Lebih banyak untuk sektor
konsumsi)
Masih besarnya ketimpangan distribusi potensi keuangan masyarakat
antar wilayah, KBI dan KTI
Peran pasar modal masih dibominasi pada kepentingan-kepentingan
spekulasi untuk mengejar keuntungan jangka pendek
Peran Lembaga-lembaga keungan non bank (lembaga pembiayaan)
misalnya, masih dominan melayani kebutuhan pembiayaan konsumtif dinbanding pembiayaan sektor produktif jangka panjang
Masih banyak disharmonisasi peraturan-peraturan dan hubungan
antar kelembagaan sektor keuangan bank dengan lembaga keuangan non bank sendiri.
Perkembangan Dana Masyarakat, Kredit dan
Sisa Dana Perbankan
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Gap (Simp.-Kredit) 411,404 366,438 377,416 432,364 458,690 317,435 422,847 Simpanan Masyarakat 847,528 921,679 1,076,1 1,229,1 1,462,8 1,618,2 1,791,0 Kredit 436,124 555,241 698,694 796,769 1,004,1 1,300,8 1,368,1 Loan to Deposit Ratio
(LDR) 51.46 60.24 64.93 64.82 68.64 80.38 76.39 51.46 60.24 64.93 64.82 68.64 80.38 76.39 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000 Pe rse nt ase Mi lia r Rp
Perkembangan Dana Masyarakat
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Giro 179,812 204,205 227,572 276,196 355,272 374,188 409,645 Tabungan 244,962 298,898 284,486 336,135 443,273 470,563 523,335 Deposito 422,754 418,581 564,055 616,802 664,317 773,547 858,044 -100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 Mi lia r Rp .Komposisi Kredit Persektor Ekonomi (2003-2009, %)
5.44 2.16 20.82 20.25 1.10 4.38 4.10 10.95 1.25 29.55 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 1 K re di tP er Se kt or Ek on om i( % )Lain-lain Jasa Sosial Masyarakat Jasa Dunia Usaha
Pengangkutan Konstruksi Listrik, Gas dan Air
Perdagangan Perindustrian Pertambangan
Komposisi Kesenjangan Distribusi Simpanan
dan Kredit Perbankan Nasional (2003-2009,%)
13.64 74.62 2.56 9.18 15.59 71.43 2.58 10.4 -1.95 3.19 -0.02 -1.22 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sumatera Jawa Bali-Nustra KTI
Indikator Perilaku Perkembangan Pasar
Modal Yg Tidak Stabil
Perkembangan Aktivitas Lembaga Pembiayaan
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Pembiayaan Konsumen 22,666 35,958 45,387 57,296 67,562 83,191 86,806 Sewa Guna Usaha 11,594 14,484 19,085 32,644 36,482 50,680 48,152
Anjak Piutang 3,180 2,537 1,411 1,280 2,200 2,221 1,960 Kartu Kredit 809 1,526 1,763 1,477 1,442 1,145 989 Lainnya 79 392 - - - - -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 Miliar Rp.
Beberapa Persoalan Sumber dan
Pemanfaatan Pendanaan Luar Negeri
Ada beberapa indikator yang sering dipersoalkan oleh beberapa pihak tentang ULN
tersebut, diantaranya berkaitan dengan : (lihat Grafik dan Tabel)
1. Dikhawatirkannya perkembangan indikator kerentanan perekonomian eksternal Indonesia
2. Dianggap adanya arus modal keluar yang semakin besar (negatif transfer)
3. Dikhawatirkannya perkembangan nilai perbandingan antara ULN atau pembayaran ULN dengan beberapa indikator konomi makro sosial (ULN terhadap belanja pegawai, belanja modal)
4. Tidak jelasnya beberapa definisi tentang ULN dibanding UDN, akibat perkembangan pesat dalam pasar keuangan nasional dan internasional (Asing beli SUN dan
memperoleh gain besar)
5. Dianggap biaya dan risiko ULN kurang diperhitungkan dan kurang transparan akibat KKN
Dianggap bahwa semua permasalahan tersebut timbul sebagai akibat karena adanya
beberapa masalah mendasar yang selama ini ada, dan belum dilakukan upaya pembenahan bersifat komprehensip. Diantaranya, belum adanya UU ILN dan harmonisasi peraturan atau UU antara lembaga yang seharusnya saling terkait
dalam menangani atau bertanggungjawab terhadap pengelolaan, pemanfaatan dan pengawasan ULN.
Perkembangan Utang Luar Negeri Indonesia,
2003-2009 (Q1-2)
53,735 54,299 50,580 52,927 56,032 58,001 58,095 60,975 62,565 62,201 61,814 135,401137,024 130,652 128,736 136,640145,519 146,226 147,339149,141 147,982 150,009 69,244 70,153 69,245 73,051 76,920 78,048 83,791 83,544 85,122 83,728 85,550 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 2003 2004 2005 2006 2007 08_Q1 08_Q2 08_Q3 08_Q4 09_Q1 09_Q2 Ju ta U SDPerkembangan Rasio Utang Pemerintah (ULN&UDN) terhadap GDP
Perkembangan Rasio Utang Pemerintah (ULN&UDN) terhadap
8,635 (10,267) 18,778 18,447 50,854 10,272 26,566 49,580 47,408 (20,000) 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Mi liar R upi ah
Perkembangan Penarikan dan Pembayaran ULN (Cicilan plus
Bunga) dan “Negatif Transfer”
Negatif Transfer
Total Pembayaran Ciciclan dan Bunga ULN Penarikan ULN (Bruto)
10,196 10,267 6,628 548 -28,057 -10,272 -26,566-23,852 -18,708 -40,000 -20,000 20,000 40,000 60,000 80,000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Mi liar R upi ah
Perkembangan Penarikan ULN Pemerintah, Pembayaran Cicilan Pokok, Bunga ULN dan
Pembiayaan Luar Negeri
Pembiayaan Luar Negeri
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, bruto Pembayaran Cicilan Pokok ULN
214.71 193.08205.77 168.83 185.83 264.96 233.30240.65 255.06 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pers ent as e
Perkembangan Beban Pembayaran ULN Pemerintah terhadap Belanja
Modal, Belanja Pegawai dan Penerimaan SDA
Rasio Pembayaran ULN/Belanja Modal Rasio Pembayaran ULN/Belanja Pegawai Rasio Pembayaran ULN/Penerimaan SDM
50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Pers ent as e
Perkembangan Beban ULN Pemerintah terhadap Belanja
Pegawai, Belanja Modal dan Penerimaan SDA
Rasio Beban ULN terhadap Belanja Pegawai Rasio Beban ULN terhadap Belanja Belanja Modal Rasio Beban ULN terhadap Penerimaan SDA
KPS merupakan mekanisme dalam mengatasi kekurangan pendanaan
pembangunan untuk sektor berskala besar dan dibutuhkan masyarakat banyak, yang dilakukan dengan cara pelibatan secara bersama-sama dalam berusaha antara pemerintah dan pihak pemangku kepentingan lainnya dengan tujuan selain memperoleh manfaat yang besar untuk kepentingan rakyat namun juga profit bagi pihak yang terlibat, karena dilakukan dengan pola operasi usaha yang efisien (BOT dan BOO).
Sedangkan CSR merupakan kegiatan pembangunan oleh pihak tertentu,
pengusaha khususnya, karena tuntutan kewajiban atas mereka secara sukarela atau karena adanya aturan.
Meskipun kedua strategi ini sering dianggap strategi yang sulit, namun
bukan berarti itu tidak dapat dilaksanakan. Itu dapat dilakukan selama beberapa syarat dasar dapat dipenuhi untuk dilaksanakan. Seperti, dapat diatasinya : persoalan keterbatasan dana perbankan, persoalan lahan,
ketidakharmonisan aturan dan UU, serta mampu mengatasi perilaku Pemda yang menyalahtafsirkan arti kewenangannya (Otda).
Beberapa Persoaalan Sumber dan Pemanfaatan
Dana Pembangunan dengan Mekanisme
Fokus Tanggapan
Tanggapan Umum
Secara umum
dapat dikatakan bahwa rancangan strategi perencanaan
guna menyelesaikan persoalan pendanaan dan pemanfaatannya guna
menstimulasi dan mendorong pembangunan sesuai amanat RPJMP,
seperti yang telah dipaparkan, menurut kami sudah memenuhi syarat
dasar, yakni alasan dan metodologinya cukup rasional, penjabaran
tentang unsur-unsur pokok yang harus diketahui, direkomendasi untuk
ditindak lanjuti telah disusun secara sistematis. Sehingga dapat dianggap
“Cateris Paribus”, maka rancangan strategi yang rencana dilakukan
untuk mengatasi masalah pendanaan dan pemanfaatannya dapat
direalisasikan.
Namun secara khusus
masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dan disiapkan untuk ditindaklanjuti secara konsekuen agar apa yang
direncanakan akan dicapai secara optimal sesuai harapan.
Tanggapan Khusus : Hal-hal yang perlu diperhatikan dan
perlu ditindaklanjuti
Rancangan strategi yang disusun masih terlalu bersifat mekanistis linier
(seakan perilaku para pelaku dapat direncanakan oleh pemerintah)
Rancangan strategi belum mengungkap adanya disharmonisasi yang perlu
diwaspadai atau diantasi dari peraturan dan UU yang ada dalam kaitannya dengan keterkaitan peran antar lembaga-lembaga yang terlibat dengan
perannya masing-masing
Rancangan strategi belum melibatkan secara tegas peran lembaga Pemda
dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga lainnya.
Rancangan strategi belum secara tegas mengungkap alasan-alasan yang
mendasari rencana pemanfaatan dana-dana dalam kaitannya dengan sumber-sumber pembiayaanya masing-masing.
Rancangan strategi belum mengungkap secara tegas tentang
langkah-langkah kongkrit apa yang akan dilakukan dalam menghadapi persoalan yang dihadapi karena adanya perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan